06.02.2015 Views

Bagian VII Perpajakan - Economics Development and Public Finance

Bagian VII Perpajakan - Economics Development and Public Finance

Bagian VII Perpajakan - Economics Development and Public Finance

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

menarik investor lokal. Investor internasional lebih sedikit terpengaruh oleh<br />

insentif fiskal saja. Karibia Pariwisata penelitian Organisasi (1996), sementara<br />

mengakui argumen di atas, masih direkomendasikan bahwa insentif harus<br />

berorientasi ke arah menurunkan biaya input seperti bea masuk lebih rendah<br />

pada makanan dan minuman, pajak properti yang lebih rendah, dan kredit<br />

pajak untuk pelatihan.<br />

Saya tidak mendukung p<strong>and</strong>angan Bird (1992) bahwa subsidi investasi<br />

swasta di bidang pariwisata adalah kontraproduktif. Kita juga harus memeriksa<br />

uang, kerja dan output manfaat asing dari investasi tersebut. Pariwisata tentu<br />

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Beberapa tingkat<br />

subsidi diperlukan untuk mempertahankan daya saing harga internasional.<br />

Namun, sifat insentif harus berubah untuk mengurangi penekanan pada<br />

konstruksi baru dan refurbishing penghargaan, pelatihan, pemasaran, dan<br />

penciptaan lapangan kerja. Mclntyre, Arthur dan Charles (1993) telah<br />

mengusulkan bahwa 90 persen dari keuntungan harus dibebaskan lebih dari<br />

100 persen. Ini mungkin salah satu cara menurunkan sedikit tingkat subsidi,<br />

bukan sepenuhnya menghilangkan subsidi.<br />

Pajak pada pariwisata terdiri dari pajak penjualan umum seperti PPN, bea<br />

masuk, perusahaan, dan pajak properti.<br />

3.3 Pajak Bumi/Tanah<br />

Pajak pertanian diperlukan untuk mempercepat pembentukan modal di<br />

sektor kapitalis. Argumen ini jelas diterapkan pada perekonomian di tahaptahap<br />

awal pengembangan. Sebagai pertumbuhan ekonomi, sumber-sumber<br />

keuangan menjadi lebih penting. Ini meliputi pinjaman luar negeri, perpajakan<br />

sektor lainnya serta pinjaman dalam negeri. Di beberapa negara<br />

berkembang, pertanian tidak lagi menjadi sektor terbesar dan karena itu tidak<br />

dapat menyediakan sumber besar pajak untuk pembangunan ekonomi. Jika<br />

pemerintah ingin memaksimalkan devisa dari sektor pertanian, pajak yang<br />

berat dari lahan pertanian menjadi jelas kontraproduktif dan tidak boleh<br />

digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan. Selanjutnya, tanah pajak<br />

nilai menghasilkan penghasilan yang sedikit dan mahal untuk<br />

dikelola(Strasma et al. 1990).<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!