Bagian VII Perpajakan - Economics Development and Public Finance
Bagian VII Perpajakan - Economics Development and Public Finance
Bagian VII Perpajakan - Economics Development and Public Finance
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
STUDI KASUS<br />
Sumber : RADAR MALANG – Selasa 15 Mei 20112<br />
Kasus:<br />
Sebuah usaha yang di kenakan PPN (pajak pertambahan nilai).<br />
seseorangh melakukan pembelian barang pada Maret 2012 dan sudah dikenai<br />
PPN. tetapi untuk penjualan barang Maret 2012, PPN belum bisa di<br />
perhitungkan.<br />
Analisis:<br />
Pelaporan untuk surat pemberitahuan masa PPN dapat dilakukan sesuai<br />
dengan ketentuan berikut. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak<br />
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas barang Mewah<br />
Pasal 9 Ayat (9) menyatakan bahwa "pajak masukan yang dapat di kreditkan<br />
tetapi belum di kreditkan dengan pajak keluaran pada masa pajak yang sama<br />
dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) bulan setelah<br />
berakhirnya masa pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan<br />
sebagai biaya dan belum dilakukan pemekrisaan."<br />
Solusi:<br />
Penjelasannya adalah ketentuan memungkinkan pengusaha kena pajak<br />
untuk mengkreditkan pajak masukan dengan pajak keluaran dalam masa pajak<br />
yang tidak sama, yang disebabkan antara lain oleh faktur pajak terlambat<br />
diterima. pengkreditan pajak masukan dalam masa pajak yang tidak sama<br />
tersebut hanya diperkenakan dilakukan pada masa pajak berikutnya paling<br />
lambat 3 bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan. Dalam hal<br />
jangka waktu tersebut telah dilampaui, pengkreditan pajak masukan tersebut<br />
dapat dilakukan melalui pembetulan surat pemberitahuan surat pajak masa pajak<br />
pertambahan nilai yang bersangkutan. kedua cara pengkreditan tersebut hanya<br />
dapat dilakukan apabila pajak masukan yang bersangkutan belum dibebankan<br />
sebagai biaya / tidak di tambahkan (di kapitalisasi) kepada harga perolehan<br />
barang kena pajak / jasa kena pajak yang belum dilakukan pemeriksaan .<br />
25