Pidato Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik Pada Pembukaan Kongres Ke-8
Pidato Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik, Agus Jabo Priyono, dalam acara pembukaan Kongres ke-8 Partai Rakyat Demokratik di The Acacia Hotel-Jakarta, 24 Maret 2015
Pidato Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik, Agus Jabo Priyono, dalam acara pembukaan Kongres ke-8 Partai Rakyat Demokratik di The Acacia Hotel-Jakarta, 24 Maret 2015
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Pidato</strong> <strong><strong>Ke</strong>tua</strong> <strong>Umum</strong> PRD - <strong>Kongres</strong> VIII<br />
Setelah Proklamasi <strong>Ke</strong>merdekaan, kelengkapan negara segera<br />
disusun. Salah satunya adalah UUD 1945, yang meletakkan<br />
filosofi, dasar, tujuan, dan perangkat untuk melewati<br />
jembatan emas menuju masyarakat Indonesia yang adil<br />
makmur, lahir batin.<br />
UUD 1945 adalah anak kandung Proklamasi. UUD 1945<br />
melukiskan falsafah hidup, pandangan hidup, tujuan hidup,<br />
pegangan hidup sebagai sebuah bangsa. UUD 1945<br />
memberikan pedoman bagi bangsa Indonesia untuk mengisi<br />
kemerdekaan nasional kita, untuk melaksanakan tujuan<br />
berbangsa dan bernegara. Maka Proklamasi dan UUD 1945<br />
adalah satu kesatuan jiwa bangsa Indonesia yang sedalamdalamnya,<br />
tak dapat dipisahkan satu dari yang lain.<br />
Dalam <strong>Pembukaan</strong> UUD 1945 secara tegas sudah menyatakan<br />
bahwa Pemerintah Negara Indonesia dibentuk untuk<br />
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah<br />
Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum,<br />
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan<br />
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian<br />
abadi dan keadilan sosial.<br />
Selain kemerdekaan, Proklamasi juga melahirkan dan<br />
menghidupkan kembali kepribadian nasional, kepribadian<br />
bangsa Indonesia, kepribadian politik, kepribadian ekonomi,<br />
kepribadian sosial, kepribadian kebudayaan yang berdaulat<br />
serta mandiri. Proklamasi tanpa UUD 1945, berarti<br />
kemerdekaan kita tidak mempunyai falsafah, tidak memiliki<br />
landasan, tidak mempunyai pedoman, tidak mempunyai<br />
arah, tidak mempunyai tujuan, selain mengusir kekuasaan<br />
asing dari Indonesia.<br />
14