05.05.2015 Views

ratifikasi statuta roma untuk memperkuat perlindungan hak asasi ...

ratifikasi statuta roma untuk memperkuat perlindungan hak asasi ...

ratifikasi statuta roma untuk memperkuat perlindungan hak asasi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hadirin Peserta Seminar yang saya hormati,<br />

Me<strong>ratifikasi</strong> Statuta Roma berarti menundukkan diri pada rezim yurisdiksi Pengadilan<br />

Pidana Internasional. Namun, sifat menundukkan diri ini bukanlah bersifat mutlak (absolute)<br />

melainkan bersifat pelengkap (complementary). Artinya, pengadilan pidana internasional<br />

hanya berwenang mengadili bila pengadilan umum dalam sistem hukum nasional suatu<br />

negara tidak bersedia (unwilling) atau tidak mampu (unable) <strong>untuk</strong> mengadili suatu perkara.<br />

Ukuran mengenai ketidaksediaan atau ketidakmampuan pengadilan nasional dalam<br />

mengadili suatu perkara sehingga harus diambil alih oleh pengadilan pidana internasional<br />

telah ditetapkan dalam <strong>statuta</strong> Roma (vide Pasal 17 ayat (2) dan (3) Statuta Roma).<br />

Pengadilan nasional dinilai tidak bersedia mengadili suatu perkara sehingga harus<br />

diambilalih oleh pengadilan pidana internasional bila: (i) ada keputusan nasional yang<br />

melindungi pelaku tindak pidana dalam yurisdiksi pengadilan pidana internasional; (ii) ada<br />

penangguhan yang tidak dapat dibenarkan <strong>untuk</strong> membawa pelaku tindak pidana<br />

dihadapan pengadilan, dan; (iii) langkah-langkah hukum tidak dilakukan secara mandiri atau<br />

memi<strong>hak</strong>. Sedangkan ukuran penilaian atas ketidakmampuan pengadilan nasional <strong>untuk</strong><br />

mengadili perkara tindak pidana dalam yurisdiksi pengadilan pidana internasional adalah<br />

bila peradilan nasional dinilai telah mengalami keruntuhan secara total maupun substansial<br />

(total or substantial collapse) atau bilamana memang tidak ada (unavailability) pengadilan<br />

nasional yang akan mengadili perkara tersebut.<br />

Meskipun bersifat pelengkap, permasalahan yurisdiksi pengadilan pidana internasional<br />

menjadi hambatan terbesar dalam efektifitas pelaksanaan kinerja pengadilan. Bahkan<br />

diawal penyusunan <strong>statuta</strong> Roma, ketidaksepakatan Amerika Serikat <strong>untuk</strong> menandatangani<br />

Statuta Roma, salah satunya, adalah diterapkannya yurisdiksi pengadilan pidana<br />

internasional atas peristiwa tindak pidana yang dilakukan (universal jurisdiction - quasi<br />

delicta juris gentium). Amerika Serikat pada saat itu berpendapat bahwa yurisdiksi<br />

pengadilan pidana internasional harusnya hanya berlaku bagi pelaku tindak pidana yang<br />

merupakan warga negara dari negara yang me<strong>ratifikasi</strong> <strong>statuta</strong> <strong>roma</strong> (active personality<br />

jusridiction). Atas perdebatan tersebut, Statuta Roma mengadopsi ketentuan yang dinilai<br />

merupakan jalan tengah dari kubu-kubu yang berdebat. Pasal 12 ayat (2) Statuta Roma<br />

mengatur bahwa yurisdiksi pengadilan pidana internasional meliputi wilayah dimana<br />

perbuatan pidana itu terjadi (ratione loci) dan warga negara pelaku tindak pidana dari<br />

negara yang me<strong>ratifikasi</strong> <strong>statuta</strong> Roma (ratione personae).<br />

Yurisdiksi kewenangan pengadilan pidana internasional dibatasi dalam jenis tindak pidana<br />

tertentu (ratione materiae) yang termasuk dalam kejahatan luar biasa (extraordinary<br />

crimes), yaitu yang disebut dalam Pasal 5 Statuta Roma. Sedangkan dalam hal efektifitas<br />

berlakunya pengadilan pidana internasional, Statuta Roma mengatur bahwa pengadilan<br />

pidana internasional merupakan lembaga yang bersifat prospektif. Artinya, pengadilan<br />

pidana internasional tidak berwenang mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan<br />

sebelum Statuta Roma berlaku secara efektif, yaitu tanggal 1 Juli 2002. Secara tegas<br />

2

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!