05.05.2015 Views

ratifikasi statuta roma untuk memperkuat perlindungan hak asasi ...

ratifikasi statuta roma untuk memperkuat perlindungan hak asasi ...

ratifikasi statuta roma untuk memperkuat perlindungan hak asasi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

akyatlah yang menentukan kapan pelanggaran HAM yang berat sebelum<br />

pembentukan UU Pengadilan HAM telah terjadi yang penyelesaiannya<br />

membutuhkan pembentukan Pengadilan HAM ad hoc.<br />

Hadirin Peserta Seminar yang saya hormati,<br />

Me<strong>ratifikasi</strong> sebuah konvensi atau perjanjian internasional bukanlah hal yang mudah.<br />

Terkadang ketentuan-ketentuan yang disepakati dalam perjanjian internasional tidak selaras<br />

dengan prinsip konstitusional yang terkandung dalam UUD sebuah negara. Atau suatu<br />

perjanjian internasional yang disepakati oleh pemerintah yang merepresentasikan suara<br />

mayoritas di sebuah negara, belum tentu disepakati oleh kelompok minoritas negara<br />

tersebut <strong>untuk</strong> dilakukan <strong>ratifikasi</strong>. Sebagai contoh, dalam upaya me<strong>ratifikasi</strong> Statuta Roma,<br />

Kolombia menemui hambatan dalam hal penjatuhan sanksi pidana kepada pelakunya. Salah<br />

satu jenis sanksi yang dapat dijatuhkan oleh pengadilan pidana internasional adalah hukum<br />

penjara, maksimal hingga seumur hidup (life imprisonment) <strong>untuk</strong> pelaku tindak pidana<br />

yang terbukti melakukan kejahatan yang sangat keji (extreme gravity of the crime). Disisi<br />

lain, Konstitusi Kolombia melarang jenis hukuman penjara seumur hidup bagi warga<br />

negaranya. Atas hambatan ini, Pengadilan Kolombia dapat melakukan perbandingan dari<br />

putusan Mahkamah Konstitusi Italia dalam Putusan nomor 223 tertanggal 25 Juni 1996<br />

kasus Venezia v. United States of America yang berpendapat bahwa pengadilan tidak dapat<br />

memperkirakan apakah hukuman percobaan (parole) bagi warga negaranya yang menjadi<br />

tersangka dapat diberikan oleh pengadilan pidana internasional atau tidak, sehingga<br />

penyerahan (transfer) atau menyerahkan diri (surrender) kepada pengadilan pidana<br />

internasional harus ditolak. Dengan kata lain, kedaulatan negara <strong>untuk</strong> melindungi warga<br />

negara lebih diutamakan dibanding menyerahkannya <strong>untuk</strong> diadili di pengadilan<br />

internasional.<br />

Saat ini, Mahkamah Konstitusi sedang memeriksa perkara pengujian UU nomor ... tahun ...<br />

yang me<strong>ratifikasi</strong> Piagam ASEAN (ASEAN Charter). Saya tidak bermaksud <strong>untuk</strong><br />

membicarakan atau mengomentari perkara ini, karena MK sendiri belum menjatuhkan<br />

putusan atas perkara ini. Perkara ini saya jadikan contoh <strong>untuk</strong> menunjukkan bahwa tidak<br />

mudah melakukan <strong>ratifikasi</strong> konvensi atau perjanjian internasional. Akan senantiasa ada<br />

wacana perdebatan antara pro dan kontra dalam kelompok-kelompok masyarakat. Bagi<br />

Mahkamah yang memeriksa perkara mengenai <strong>ratifikasi</strong> perjanjian internasional, tentunya<br />

bukanlah perkara yang mudah. Mahkamah perlu mencari keseimbangan guna mencapai<br />

keadilan antara penerapan nilai-nilai konstitusional yang menjunjung kedaulatan negara<br />

dengan penghormatan kesepakatan antara negara yang dimuat dalam suatu perjanjian<br />

sebagai suatu pacta sunt servanda.<br />

Hadirin Peserta Seminar yang saya hormati,<br />

Kondisi HAM Indonesia saat ini bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dimasa lalu. Memang<br />

harus diakui bahwa masih terdapat beberapa pelanggaran HAM yang terjadi. Akan tetapi,<br />

4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!