Sindrom Alice in Wonderland - Kalbe
Sindrom Alice in Wonderland - Kalbe
Sindrom Alice in Wonderland - Kalbe
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
TINJAUAN PUSTAKA<br />
visual (ak<strong>in</strong>etopsia), dan perubahan kesadaran.<br />
Umumnya penderita AIWS mengalami<br />
setiap episode sekitar 10 detik, namun kurang<br />
dari 10 menit. Penderita tidak mengalami semua<br />
gejala di atas; umumnya hanya beberapa<br />
komb<strong>in</strong>asi episode. 24,25<br />
Untuk kepent<strong>in</strong>gan riset, diagnosis AIWS ditegakkan<br />
bila memenuhi kriteria berikut 2 :<br />
1. Metamorphopsia dengan atau tanpa halus<strong>in</strong>asi<br />
atau mispersepsi la<strong>in</strong>nya,<br />
2. Epilepsi partial dieksklusi dengan pencatatan<br />
EEG saat bangun dan tidur,<br />
3. Ensefalitis dieksklusi dengan punksi lumbal<br />
(lumbar puncture) dan EEG,<br />
4. Screen<strong>in</strong>g obat dilakukan untuk mengeksklusi<br />
<strong>in</strong>toksikasi.<br />
PEMERIKSAAN PENUNJANG<br />
Pemeriksaan sesuai <strong>in</strong>dikasi seperti pemeriksaan<br />
neurologis, oftalmologis, evaluasi psikiatris.<br />
Laboratorium: darah lengkap, tes Widal, enzim<br />
hati, urea dan kreat<strong>in</strong><strong>in</strong>. Pemeriksaan la<strong>in</strong>nya,<br />
seperti: abdom<strong>in</strong>al sonography. EEG bermanfaat<br />
untuk membedakan AIWS, migra<strong>in</strong>e, dan<br />
epilepsi. SPECT bra<strong>in</strong> scan atau m<strong>in</strong>imal CT scan<br />
otak. MRI dilakukan bila perlu. 26<br />
Untuk keperluan riset, dapat dilakukan pemeriksaan:<br />
sensory evoked potentials (SEPs),<br />
visual evoked potentials (VEPs), bra<strong>in</strong>stem auditory<br />
(BAEP) dan somatosensory (SSEP) evoked<br />
potentials, transcranial magnetic stimulation<br />
(TMS) sebanyak lima kali, yakni: sebelum mulai<br />
terapi, hari ke-15, 30, 60, dan 90 setelah<br />
terapi. 2<br />
PENATALAKSANAAN<br />
Tujuan penatalaksanaan AIWS jangka panjang<br />
meliputi 27 :<br />
1. Perbaikan kualitas hidup dan edukasi<br />
penderita.<br />
2. Mengurangi frekuensi, keparahan, durasi,<br />
ketidakmampuan atau ketidakberfungsian<br />
(disability) organ tubuh atau panca<strong>in</strong>dera<br />
akibat nyeri kepala atau gejala<br />
la<strong>in</strong>.<br />
3. Mengurangi farmakoterapi.<br />
4. Mengurangi gejala psikologis dan distres<br />
yang berkaitan erat dengan nyeri kepala<br />
atau gejala la<strong>in</strong>.<br />
5. Mengh<strong>in</strong>dari pen<strong>in</strong>gkatan medikasi nyeri<br />
kepala akut.<br />
Target farmakologis AIWS, yaitu pada berbagai<br />
reseptor: 5-HT (5-HT 1–7<br />
), adrenergic (α1, α2,<br />
and β), calciton<strong>in</strong> gene-related peptide (CGRP1<br />
dan CGRP2), adenos<strong>in</strong>e (A1, A2, dan A3), glutamate<br />
(NMDA, AMPA, ka<strong>in</strong>ate, dan metabotropic),<br />
dopam<strong>in</strong>e, endothel<strong>in</strong>, serta hormon<br />
estrogen dan progesteron. Antagonis CGRP<br />
(calciton<strong>in</strong> gene-related peptide) yaitu: olcegepant<br />
dan telcagepant efektif mengatasi serangan<br />
AIWS. 28<br />
Farmakoterapi la<strong>in</strong> diberikan sesuai <strong>in</strong>dikasi<br />
dan etiologi, seperti: amoksisil<strong>in</strong>, prednisolon,<br />
obat antiepilepsi l<strong>in</strong>i pertama. Triptan menyempitkan<br />
pembuluh darah dan menghambat<br />
<strong>in</strong>flamasi pembuluh darah. 29<br />
Berbagai terapi biobehavioral direkomendasikan<br />
untuk AIWS: akupunktur, akar Butterbur,<br />
akar Valerian, aromatherapy, autogenic tra<strong>in</strong><strong>in</strong>g,<br />
biobehavioral, biofeedback, electroencephalography,<br />
electromyographic biofeedback, feverfew<br />
(Tanacetum parthenium), galvanic sk<strong>in</strong><br />
resistance feedback, g<strong>in</strong>kgo, guided imagery,<br />
herbal, identifikasi pemicu migren, kewajaran<br />
konsumsi kafe<strong>in</strong>, kontrol kognitif, magnesium,<br />
meditasi, avoidance diets, m<strong>in</strong>eral, diet tertentu,<br />
relaksasi otot progresif, relaksasi pasif,<br />
riboflav<strong>in</strong>, self-hypnosis, terapi kognitif (stress<br />
management), terapi relaksasi, thermal hand<br />
warm<strong>in</strong>g, vitam<strong>in</strong>. 9<br />
Pada anak, diatasi dengan parasetamol atau<br />
anti<strong>in</strong>flamasi seperti ibuprofen. Hal la<strong>in</strong> yang<br />
dapat dilakukan adalah membuat buku harian<br />
AIWS (AIWS diary) untuk mengidentifikasi<br />
berbagai pencetus AIWS. Solusi la<strong>in</strong>: istirahat,<br />
tidur, yoga, terapi musik. Berbagai solusi <strong>in</strong>i<br />
masih memerlukan riset lanjutan untuk menentukan<br />
efektivitasnya dalam mengatasi<br />
AIWS. 2<br />
DIAGNOSIS BANDING<br />
AIWS perlu dibedakan dengan 30,31 :<br />
1. migra<strong>in</strong>e tanpa aura,<br />
2. migra<strong>in</strong>e dengan aura,<br />
3. somesthetic migra<strong>in</strong>ous auras,<br />
4. epilepsi dengan simple partial seizures,<br />
5. epilepsi dengan complex partial seizures,<br />
6. epilepsi lobus frontal,<br />
7. drug <strong>in</strong>gestion (misalnya triazolam),<br />
8. gangguan psikiatris (ilusi, halus<strong>in</strong>asi visual,<br />
dsb),<br />
9. gangguan oftalmologis (kela<strong>in</strong>an refraksi,<br />
dsb),<br />
10. s<strong>in</strong>drom Cotard.<br />
Metamorfopsia pada AIWS juga dijumpai<br />
pada kondisi berikut 2,32 :<br />
1. Migren<br />
2. Epilepsi<br />
3. Kondisi yang di<strong>in</strong>duksi halus<strong>in</strong>ogen (Halluc<strong>in</strong>ogen-<strong>in</strong>duced<br />
states)<br />
Prosopagnosia pada AIWS perlu dibedakan<br />
dari gejala kondisi berikut 23-25 :<br />
1. Cerebrovascular disease<br />
2. Epilepsi (paroxysmal prosopagnosia), karena<br />
bilateral foci atau penyebaran dari<br />
satu fokus oksipital menuju hemisfer<br />
kontralateral<br />
3. Hemianopia<br />
4. Herpes simplex encephalitis biasanya sebagai<br />
bagian dari suatu extensive amnesic<br />
syndrome<br />
5. Left superior quadrantanopia<br />
6. Right temporal lobe atrophy<br />
7. Tumor (misalnya: glioma, yang meluas<br />
dari satu hemisphere ke bagian la<strong>in</strong> melalui<br />
splenium)<br />
8. Visual field defect<br />
KOMORBIDITAS<br />
AIWS dapat menyertai sejumlah keadaan dan<br />
gangguan, misalnya 13, 23, 24, 30, 33 :<br />
1. Migren<br />
2. Epilepsi<br />
3. Lesi serebral<br />
4. Major depressive disorder<br />
5. Intoksikasi dengan medikasi halus<strong>in</strong>ogenik<br />
6. Febrile states<br />
7. Kondisi hipnagogik<br />
8. Schizophrenia<br />
Adanya faktor komorbiditas <strong>in</strong>i ser<strong>in</strong>g kali<br />
membuat kalangan medis sulit mengenali<br />
AIWS di dalam praktik sehari-hari.<br />
PENCEGAHAN<br />
Obat-obat antiepilepsi (valproat, topiramat,<br />
gabapent<strong>in</strong>) dapat mencegah penyebaran<br />
CSD dengan mengurangi hipereksitabilitas<br />
neuron kortikal. Penghambat saluran kalsium<br />
seperti: flunariz<strong>in</strong>, pizotifen sangat bermanfaat<br />
sebagai profilaksis migren karena memodifikasi<br />
aktivitas calcium channels di men<strong>in</strong>ges dan<br />
korteks, seh<strong>in</strong>gga mencegah perkembangan<br />
CSD. Beberapa obat prevensi konvensional<br />
antara la<strong>in</strong>: amitriptil<strong>in</strong> (antidepresan trisiklik)<br />
dan propranolol (beta-adrenergic blocker) dipakai<br />
juga sebagai prevensi AIWS. 34<br />
Medikasi la<strong>in</strong> yang juga bermanfaat untuk profilaktik<br />
AIWS misalnya: divalproex sodium (250<br />
mg 2x sehari, 500-1500 mg/hari) yang men<strong>in</strong>gkatkan<br />
kadar GABA atau men<strong>in</strong>gkatkan aksi<br />
186<br />
CDK-191/ vol. 39 no. 3, th. 2012<br />
CDK-191_vol39_no3_th2012.<strong>in</strong>dd 186<br />
4/3/2012 11:47:44 AM