Advancing Indonesia’s Civil Society in Trade and Investment Climate (ACTIVE) Programmeglobalisasi dan liberalisasi perdagangandunia, termasuk banyaknya kesepakatanperdagangan bebas (FTA) antara pemerintahIndonesia dengan pemerintah-pemerintahnegara lain, terutama dalam hal: (a) eksporbarang-barang jadi seperti tekstil danproduk-produk tekstil (TPT), barang-barangdari kulit termasuk sepatu dan tas, barangbarangdari kayu, bamboo dan rotan,termasuk mebel, alat-alat elektronik, dan(b) keterlibatan dalam rantai nilai regionalatau global. Namun tantangan yang dihadapiindustri nasional juga sangat serius.Pertanyaan-pertanyaannya adalah:mampukah produk-produk Indonesia masukke pasar-pasar di negara-negara lain?Mampukah perusahaan-perusahaan dalamnegeri/nasional sebagai pemasok regional/global? Mampukah barang-barang buatandalam negeri bersaing dengan barangbarangimpor, khususnya dari China?II.2 Tahap KeduaMemahami sepenuhnya faktor-faktoryang selama ini mempengaruhi kinerja atauperkembangan industri nasional. Faktamenunjukkan bahwa kinerja atauperkembangan industri nasional sepenuhnyaditentukan oleh kinerja perusahaanperusahaansecara individu yang ada di dalamindustri, dan kinerja perusahaan secaraindividu dipengaruhi oleh lingkungan bisnisyang ada. Secara umum, lingkungan bisnis atauusaha dapat didefinisikan sebagai kondisikondisiyang berlaku yang bisa mendorongatau, sebaliknya, menghambat perkembangandan pertumbuhan kegiatan-kegiatan usaha disemua sector, atau, faktor-faktor yangmempengaruhi kegiatan-kegiatan dari sebuahperusahaan (Tambunan, dkk. 2012).Berdasarkan literatur (a.l. Mathew, 2009),secara umum, sesuai sifatnya dilihat dari sisiperusahaan atau pelaku usaha, lingkunganusaha bisa dibedakan antara lingkunganinternal, atau yang terjadi di dalam sebuahperusahaan yang sepenuhnya bisa dikontrololeh perusahaan, dan lingkungan eksternal,yang terjadi di luar perusahaan yang sama sekalitidak bisa dipengaruhi oleh perusahaan. Sepertiyang dapat dilihat di Gambar 1, elemen-elemendari lingkungan internal adalah manusia, yaknipekerja dan pimpinan, material atau bahanbaku, modal baik <strong>untuk</strong> pembiayaan kegiatanusaha sehari-hari (modal kerja) maupun <strong>untuk</strong>perluasan usaha (modal investasi), mesin danperalatan produksi (yang mengandungteknologi tertentu) dan proses atau sistemmanajemen yang diterapkan. Walaupun faktorfaktortersebut bisa dikontrol sepenuhnya olehperusahaan, dalam kenyataan sehari-hari,faktor-faktor tersebut tidak tertutup daripengaruh dari lingungan eksternal. Misalnya,ketentuan upah minimum bisa berdampaknegatif terhadap kondisi keuangan perusahaan,yang berarti menciptakan lingkungan internalyang tidak kondusif lewat faktor tenaga kerja.Atau contoh lainnya, kelangkahan bahan bakuseperti yang pernah dialami oleh produsenprodusenmeubel dari rotan akibat kebijakanpemerintah waktu itu yang memperbolehkanekspor rotan mentah menciptakan lingkunganinternal yang tidak kondusif lewat faktormaterial.Sedangkan lingkungan usaha eksternalterdiri dari enam elemen besar, yaknipemerintah, faktor-faktor legal, faktor-faktorgeo-fisik, faktor-faktor politik, faktor-faktorsosial-budaya, dan faktor-faktor kependudukanatau demografi. Ke enam elemen ini sama sekalitidak bisa dipengaruhi oleh perusahaan secaraindividu; bahkan faktor-faktor geo-fisik samasekali diluar kontrol manusia. Selanjutnya,seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 2, adadua macam lingkungan eksternal, yaknilingkungan mikro, yakni yang berhubunganlangsung dengan kegiatan sebuah perusahaanatau berpengaruh langsung terhadap kegiatan4