10.07.2015 Views

analisa suhu nyala adiabatik dari berbagai jenis ... - jurnalsmartek

analisa suhu nyala adiabatik dari berbagai jenis ... - jurnalsmartek

analisa suhu nyala adiabatik dari berbagai jenis ... - jurnalsmartek

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ekSIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTROANALISA SUHU NYALA ADIABATIK DARI BERBAGAI JENIS BATU BARADaud Patabang *AbstractThe aim of this investigation is to find out adiabatic flame temperatures of coal that consists ofanthracite, bituminous, sub bituminous and lignite. Besides, correlations between adiabatic flametemperatures and content of constituent in coal are also performed. Content of carbon,hydrogen, oxygen and nitrogen are factors that affect the flame temperatures. The results arethe adiabatic flame temperatures of anthracite is 1913 0 C, bituminous 1892 0 C, subitumionous1988 0 C and lignite 2026 0 C. The higher of Adiabatic flame temperature, the higher of hydrogencontent and volatile matters simultaneously. Vice versa, nitrogen and Ash decrease.Key words: : Adiabatic flame temperatures, CoalAbstrakTujuan pengkajian ini untuk mendapatkan besaran <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> untuk setiap <strong>jenis</strong>batubara dunia yang dibagi atas 4 kelas yaitu batubara antracite, batubara bituminous,batubara subituminous dan batubara lignite. Disamping besaran <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> juga dikajihubungannnya dengan kandungan konstituen <strong>dari</strong> setiap batubara tersebut di atas.Metode pengkajian dilakukan dengan menghitung <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> berdasarkankandungan konstituen yaitu kandungan carbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen.Hasil yang dicapai adalah <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> masing-masing batubara yaitu batubaraantracite 1913 0 C, batubara bituminous 1892 0 C, batubara subitumionous 1988 0 C dan batubaralignite 2026 0 C.Kecendrungan kenaikan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> berkorelasi dengan kenaikan hidrogen,danVolatile Matters, akan tetapi berkorelasi negatif dengan kenaikan nitrogen dan kandungan Ash.Kata kunci: Suhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong>, batubara1. PendahuluanSuhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> adalah<strong>suhu</strong> maksimum <strong>nyala</strong> bahanbakaryang terjadi apabila tidak adakebocoran panas ke sekelilingnya. Suhu<strong>nyala</strong> adibatik diperlukan untukmngetahui berapa besar panas yangyang terjadi ketika bahanbakar tersebutdibakar. Hal ini merupakan salahsatuparameter karakteristik termal <strong>dari</strong>bahanbakar, seperti halnya batubarayang dipakai sebagai bahan bakaruntuk memanaskan air di dalam keteluap untuk menghasil uap yang memiliki<strong>suhu</strong> dan tekanan tinggi yang dipakaimemutar generator untukmembangkitkan energi listrik.Jenis batubara dunia yang akanditinjau adalah batubara antracite,batubara bituminous, batubarasubbituminous dan batubara lignite.2. Tinjauan Pustaka2.1 Suhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong>Suhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> adalah<strong>suhu</strong> dimana pada pembakaran bahanbakar tidak ada perpindahan panas ke• Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu


Analisis Suhu Nyala Adiabatik <strong>dari</strong> Berbagai Jenis Batu Bara(Daud Patabang)sekeliling dan tidak ada kerja yangdilakukan.Pada sistem terbuka, untuksistem aliran steady state, dimanaperubahan energi kinetik dan energipotensial diabaikan maka persamaankesetimbangan digambarkan padaGambar 1.Persamaan kesetimbanganenergi untuk kondisi ini adalah:HR+ ΔQ= H + ΔW................(1)PDimana :HR: adalah entalpi reaktanHP; adalah entalpi produkΔ Q ; adalah panas netto yangmasuk ke sistem <strong>dari</strong> sekelilingΔ W SF; adalah kerja netto yangdilakukan oleh sistemOlehkarena reaktan dan produkumumnya tersusun <strong>dari</strong> beberapakonstituen, maka dapat ditulis :RPSF∑ ( mh)+ ΔQ= ∑(mh)+ ΔWDimana :m = nMSF............(2)∑ ( nMhf) + ΔQ= ∑(nMhf)RP+ ΔWSF..........(4)Dimana :m : adalah massa masing-masingkonstituenn : adalah jumlah bilangan molekulmasing-masing konstituenM ; adalah massa molekulermasing-masing konstituenh : adalah entalpi formasi <strong>dari</strong>fmasing-masing konstituenPada kondisi <strong>adiabatik</strong> dapatdinyatakan sebagai : ΔQ = ΔWSF= 0 ,Sehingga∑ ( mMhf) = ∑(mMhf)RSelanjutnya <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong> dihitung <strong>dari</strong> persamaanreaksi pembakaran stoikiometrikberdasarkan kandungan <strong>dari</strong> konstituenbahan bakar.2.2 Perhitungan Suhu Nyala Adiabatikuntuk Batubara AntracitePerhitungan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adibatikdidasarkan atas persentase massa <strong>dari</strong>kandungan carbon, hidrogen, oksigendan nitrogen di dalam batubara.PSehingga persamaan di atas diubahmenjadi :ΔQReaktanProdukΔW SFGambar 1: Persamaan kesetimbangan untuk kondisi steady93


Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 92 - 98Dari hasil pengujian dengananalisis ultimasi diperoleh kandungankonstituen batubara antracite yaitu 83,9%C, 1,3 %N2, 2,9 %H2, dan 0,7 %O2temperatur reaktan 29 0C, makatemperatur <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> dapatdihitung sebagai berikut:• Komposisi molal <strong>dari</strong> batubara antracite adalah :0,83912,0110,029 0,007C + H2+ O2+2,016 320,01328,016N2atau−3−40,06985C + 0,01438 H2+ 2,1875x10O2+ 4,64 x10N2Dinormalisasi dengan 1 mol batubara antracite sehingga diperoleh :− 3− 30 ,8226 C + 0 ,16935 H2+ 2 ,576 x 10 O2+ 5 , 4644 x 10 N2Reaksi pembakaran stoikiometrik :0,8226 C + 0,16935 H⎛ ⎜ 0,8226 +⎝0,8226 CO0,16935222+ 0,16935+ 2,576 x10− 2,576 x10−3⎞⎟⎠−3O⎛H2O+ ⎜ 0,8226 +⎝2+ 5,4644 x10⎛O2+ ⎜ 0,8226 +⎝0,169352−3N20,169352+− 2,576 x10− 2,576 x10−3−3+ 5,4644 x10⎞⎟ 3,76 N⎠−32⎞⎟ N⎠2→atau0,8226 C + 0,16953H→ 0,8226 CO22+ 2,576 x10+ 0,16932 H O +2−3O20,9102 N+ 5,4644 x102−3N2+ 0,909851O2+ 3,421N2Dengan menambahkan kelebihan udara 20%, maka reaksi pembakaran menjadi:0,8226 C + 0,16935H+ (1,20x3,421)N+ 5,4644x10−32) N22+ 2,576x10→ 0,8226 CO2−3O2+ 5,4644x10+ 0,16935 H O +2−3N2+ (1,20x0,909851)O(0,2 x0,909851)O2+ (1,20 x3,4212atau0,8226 C + 0,16935 H→ 0,8226 CO22+ 2,576 x102−3O+ 0,16935 H O + 0.18197 O2+ 5,4644 x102−3+ 4,110 N2N2+ 1,0918O2+ 4,1052 N2Karena kondisi yang ditinjau adalah <strong>adiabatik</strong>, maka ΔQ = 0 , dan ΔWSF= 0Sehingga∑ ( nMhf) = ∑ ( nMhf)RP94


Analisis Suhu Nyala Adiabatik <strong>dari</strong> Berbagai Jenis Batu Bara(Daud Patabang)Seluruh reaktan pada kasuskhusus dibuat menjadi substanselemental (tidak berlaku apabila bahanbakar mengandung molekul kompleksseperti hidrocarbon), sehingga pada<strong>suhu</strong> 25 o C diperoleh :∑( nMhf) = 0RDan pada temperatur ini produkmenjadi∑( nMhf) = 0PSelanjutnya <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adibatikdiperoleh dengan menggunakan tableentalpi pembentukan hf pada <strong>suhu</strong> dantekanan yang berbeda : (Tabel 4-8,p.163 Powerplant Technolgy by.M.M.El-Wakil, Pub.McGraw-Hill Book Company).Dari tabel tersebut denganmenggunakan data pada <strong>suhu</strong> antara2100 K dan 2200 K dan dengan trial anderror pada <strong>suhu</strong> tersebut diperolehseperti pada Tabel 1.Dengan cara perhitungan yangsama untuk batubara antracite, makanilai <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> untukbatubara bituminous, batubarasubituminous dan batubara lignitediperoleh seperti pada tabel 2.3. Hasil dan Pembahasan3.1 Hasil analisisHasil perhitungan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong> batubara adalah sepertitertera pada Tabel 2.Tabel 1. Produk∑( nMh f) = 0Ppada <strong>suhu</strong> T= 2100 K dan pada T= 2200 KPada <strong>suhu</strong> T = 2100 K diperoleh :∑P( nMhf) = 0,8226(44,011)( −2893,6)+ 0,16935(18,016)( −3916)+ 0,18197(32)(846.8)+ 4,110(28,016)(917,5) = − 6126.75 Btu / lb.mol batubara antracitePada T = 2200 K∑P( nMhf) = 0,8226(44,011)(-2834,2) + 0,16935(18,016)( −3791,8)+ 0,18197(32)(929.3)+ 4,110(28,016)(973.1) = 3285,1 Btu / lb.mol batubara antraciteDengan interpolasi untuk∑( nMhf) = 0Diperoleh <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong>,0T <strong>adiabatik</strong>= 2195 K = 1892 CPTabel 2. Hasil perhitungan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adiatik untuk <strong>berbagai</strong> <strong>jenis</strong> batubaraPROXIMATE ANALYSISJenis Batubara(% massa) Antracite Bituminous Subbituminous LigniteFixed Carbon (FC) 83.3 70 45.9 30.8Volatile Matters (VM) 5.7 20.5 30.5 28.295


Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 92 - 98Tabel 2. Hasil perhitungan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adiatik untuk <strong>berbagai</strong> <strong>jenis</strong> batubara (lanjutan)PROXIMATE ANALYSISJenis Batubara(% massa) Antracite Bituminous Subbituminous LigniteMoisture (M) 2.5 3.3 19.6 34.8Ash (A) 8 6.2 4 6.2ULTIMATE ANALYSISCarbon, C 89.3 80.7 58.8 42.4Hidrogen (H2) 2.9 4.5 3.8 2.8Sulfur (S) 0.7 1.8 0.3 0.7Oksigen (O2) 0.7 2.4 12.2 12.4Nitrogen (N2) 1.3 1.1 1.3 0.7Air (H20) 2.5 3.3 19.6 34.8Nilai Kalor HHV( Btu/lb)13,710 14,310 10,130 7,210Suhu nayala <strong>adiabatik</strong>Tadb( 0 C)1892 1913 1988 2026Kandungan Hidrogen H2(%) massa54.543.532.521850 1900 1950 2000 2050Suhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> Tadb (C)Gambar 2. Grafik Hubungan antara kandungan hidrogen H2 (%) massa dalambatu bara dengan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adiabatic Tadb ( 0 C)Kandungan nitrogen N2(%)massa1.41.31.21.110.90.80.70.60.51850 1900 1950 2000 2050Suhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> Tadb (C)Gambar 3. Grafik Hubungan antara kandungan nitrogen N2 (%) massadalam batubara dengan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> Tadb ( 0 C)96


Analisis Suhu Nyala Adiabatik <strong>dari</strong> Berbagai Jenis Batu Bara(Daud Patabang)Kandungan VolatileMatters,VM (%) massa35302520151051850 1900 1950 2000 2050Suhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> Tadb(C)Gambar 4. Grafik Hubungan antara kandungan Volatile Matters,VM (%) massadalam batubara dengan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adiabatic Tadb ( 0 C)9KandunganAsh,A(%)massa8765431850 1900 1950 2000 2050Suhu <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong>, Tadb(C)Gambar 5. Grafik Hubungan antara kandungan Ash,A (%) massadalam batubara dengan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adiabatic Tadb( 0 C)3.2 PembahasanDari Gambar 2, grafik hubunganantara kandungan hidrogen dalambatubara terlihat bahwa hidrogenmambuat kecendrungan kenaikan <strong>suhu</strong><strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong>.Pada Gambar 3mengindikasikan kenaikan nitrogendalam batubara mengakibatkankecendrungan penurunan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong> batubara. Kenaikan volatilematters,VM mangakibatkan kenaikan<strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adibatik (Gambar 4).Kenaikan Ash dalam batubaramengakibatkan turunnya <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong> (Gambar 5).Fenomena naiknya <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong> dengan rendahnya nilai kalorbatubara, rendahnya Fixed Carbonmenunjukkan bahwa <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong>adibatik tidak berkorelasi secaralangsung terhadap kualitas atautingkatan batubara, dimana padakenyataan bahwa kenaikan FixedCarbon mengakibatkan kenaikan nilaikalor batubara, oleh karena itu perluada pengkajian tentang laju evolusimassa batubara terhadap durasi waktupembakarannya.97


Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 92 - 984. Kesimpulan dan Saran4.1 Kesimpulan1) Dari hasil perhitungan Suhu <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong> berdasarkan klandungankonstituen dalam tiap-tiap batubarayaitu batubara antracite 1892 0 C,batubara bituminous 1913 0C,batubara subituminous 1988 0 C danbatubara lignite 2026 0 C.2) Dari data hasil perhitungan <strong>suhu</strong><strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong> dan disandingkandengan konstituen yang terkandungdalam batubara diperoleh trenddata sebagai berikut : hidrogenmambuat kecendrungan kenaikan<strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong>, Kenaikannitrogen dalam batubaramengakibatkan kecendrunganpenurunan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> <strong>adiabatik</strong>batubara, Kenaikan volatilematters,VM mangakibatkankenaikan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adibatik danKenaikan Ash dalam batubaramengakibatkan turunnya <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong>.Burleson Donald R, 1980. ElementaryStatistics, Winthrop Publisher,Inc.Cambridge, MassachussettsEl-Wakil,M.M, 1982, PowerplantTechnology, 2 nd printing,McGraw-Hill Book CompanyKementrian Negara Riset dan Teknologi,@ 2004 ristek.go.id. htm, online,diakses 25 Agustus 2006Pratoto,A., 2003, CombustionCharacteristics of Oil Palm’sEmpty Fruit Bunches,Proceedings of the InternationalConference on Fluid andThermal Energy Conversion, Bali,Indonesia, December 7-11,2003.Patabang Daud, 2007, Studi KarakteristikPembakaran Briket Arang KulitKemiri, Tesis S2 ProgramPascasarjana UniversitasHasanuddin, Makassar.4.2 SaranUntuk dapat menjawab secaratuntas tentang karakteristik batubarasehubungan dengan <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong><strong>adiabatik</strong>, maka diperlukan penelitiantentang laju evolusi massa terhadapdurasi pembakaran untuk mengetahuiapakah <strong>suhu</strong> <strong>nyala</strong> adibatik berkorelasiterhadap mutu <strong>dari</strong> <strong>berbagai</strong> <strong>jenis</strong>batubara.5. Daftar PustakaAbdullah,K., A.K Irwanto, N.Siregar,E.Agustina, A.H.Tambunan,M.Yamin, E.Hartulistiyoso danY.Purwanto, 1991.Energi danListrik Pertanian. IPB-BogorBabcock & Wilcox, 1992., Steam ingeneration and use,Ed.40 th ,printed in the UnitedStates of America98

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!