12.07.2015 Views

Download KARAKTERISTIK ASPAL SEBAGAI ... - jurnalsmartek

Download KARAKTERISTIK ASPAL SEBAGAI ... - jurnalsmartek

Download KARAKTERISTIK ASPAL SEBAGAI ... - jurnalsmartek

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ekSIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO<strong>KARAKTERISTIK</strong> <strong>ASPAL</strong> <strong>SEBAGAI</strong> BAHAN PENGIKAT YANG DITAMBAHKANSTYROFOAMMashuri *Abstract///.Durability of asphalt concrete pavement to traffic load and temperature is very dependent onthe quality of asphalt as a binder and the aggregate quality of mixture formation. Many effortshave been made to improve the quality of asphalt concrete mixtures, one of them is the use ofsubstances added to the asphalt. In this study, the added materials that are used to seeing thechanges the material characteristics of the asphalt is Styrofoam. The purpose of this research is toknow the characteristics of the asphalt as a binder is added Styrofoam.Research has been done by taking a percentage of Styrofoam scenario is 0%,% 2.0, 4.0% 6.0%8.0%, 10.0%, 12.0%, 14.0% and 16.0 %. Testing characteristics include the value of the penetrationof bitumen, softening point, specific gravity, loss on heating and duktilities of bitumen.The results of this study found that the penetration value of bitumen, spesific gravity, duktilities ofbitume decreases as the increasing levels of styrofoam. While softening point values tend toincrease as the increasing levels of Styrofoam in the bitumen.Key words : Styrofoam, bitumen binder, additive materialAbstrakKetahanan perkerasan beton aspal terhadap beban lalu-lintas dan temperatur sangattergantung pada kualitas aspal sebagai bahan pengikat dan kualitas agregat pembentukcampuran. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas campuran betonaspal, salah satunya adalah penggunaan bahan tambah pada aspal. Pada penelitian ini,bahan tambah yang digunakan untuk melihat perubahan karakteristik aspal adalah materialStyrofoam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik-karakteristik fisik aspal sebagaibahan pengikat yang ditambahkan Styrofoam.Penelitian telah dilakukan dengan mengambil skenario kadar Styrofoam adalah 0%, 2,0%, 4,0%,6,0%, 8,0%, 10,0%, 12,0%, 14,0% dan 16,0%. Pemeriksaan karakateristik aspal meliputi nilai penetrasiaspal, Titik lembek, Berat jenis, daktilitas dan kehilangan berat.Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa nilai penetrasi aspal, berat jenis, daktilitas cenderungturun seiring bertambahnya kadar styrofoam. Sementara nilai titik lembek cenderung meningkatseiring bertambahnya kadar styrofoam dalam aspal.Kata Kunci : Styrofoam, bahan pengikat aspal, bahan tambahan1. PendahuluanBanyak usaha yang telahdilakukan dalam meningkatkan kualitasaspal sebagai bahan pengikat betonaspal campuran panas. Penggunaanjenis bahan tambah pada material aspalsangat tergantung kepada tujuan-tujuanyang ingin dicapai yaitu meningkatkankinerja campuran beton aspal campuranpanas terhadap repetisi beban lalu-lintas,faktor lingkungan dan temperaturselama masa layannya.Salah satu usaha yang telahdilakukan dalam meningkatkan kualitasaspal sebagai bahan pengikat adalahdengan memodifikasi sifat-sifat fisik dan* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu


Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12kimia aspal dengan material-materialtambahan seperti arbocell, roadcel-50.Pada penelitian ini, dicobamenggunakan bahan Styrofoam yangdicampurkan dengan material aspaluntuk melihat perubahan sifat-sifat fisikaspal. Hasil dari penelitian ini akanmemberikan informasi awal tentangkarakteristik-karakteristik dari campuranbeton aspal yang dapat diperbaikidengan adanya penambahanStyrofoam ke dalam campuran betonaspal.2. Kajian Pustaka2.1 AspalAspal meruapakan bahan yanglarut dalam Karbon Disulfida yangmempunyai sifat tidak tembus air danmempunyai sifat adesi atau daya lekatsehingga umum digunakan dalamcampuran perkerasan jalan dimanaaspal sebagai bahan pengikatnya.Aspal merupakan material yangberwarna hitam sampai coklat tuadimana pada temperatur ruangberbentuk padat sampai semi padat.JIka temperatur tinggi aspal akanmencair dan pada saat temperaturmenurun aspal akan kembali menjadikeras (padat) sehingga aspal merupakanmaterial yang termoplastis.Berdasarkancaramemperolehnya aspal dapat dibedakanatas aspal alam dan aspal buatan. Aspalalam adalah aspal yang tersedia di alamseperti aspal danau di Trinidad dan aspalgunung seperti aspal gunung sepertiaspal di Pulau Buton. Aspal buatanadalah aspal yang diperoleh dari prosesdestilasi minyak bumi (aspal minyak) danbatu bara.Jenis aspal yang umumdigunakan pada campuran aspal panasadalah aspal minyak. Aspal minyakdapat dibedakan atas aspal keras (aspalsemen), aspal dingin/cair dan aspalemulsi.Aspal keras/aspal semen , ACdikategorikan berdasarkan nilaipenetrasinya seperti AC pen 40/50, yaituAC dengan penetrasi 40 – 50, AC pen60/70, yaitu penetrasi 60 – 70, AC pen85/100, yaitu AC penetrasi 85 – 100.2.2 Sifat-sifat fisik aspalAspal sebagai bahan pengikatsering dikarakterisasi sesuai dengan sifatsifatfisiknya. Sifat-sifat fisik aspal secaralangsung menggambarkan bagaimanaaspal tersebut berkontribusi terhadapkualitas perkerasan aspal campuranpanas. Pengujian fisik aspal yang palingawal adalah pengujian yang diturunkansecara empiris seperti pengujianpenetrasi, pengujian viskositas aspal yangmerupakan cara untuk menggambarkansifat-sifat fisik aspal sebagai bahanpengikat. Hingga kini hunbungan sifatsifatfisik aspal hasil pengujian dan dilapangan terkadang tidak memuaskan.Kemudian pada Tahun 1980-andan 1990-an dikembangkan pengujianfisik berupa pengujian bahan pengikatsuperpave yang bertujuan untukmengetahui kinerja bahan pengikataspal yang secara langsung terkaitdengan kinerja perkerasan.Bentuk lain dari sifat-sifat fisikaspal adalah keawetan aspal dalamhubungannya dengan usia atau masalayan perkerasan. Aspal secara umum,seiring dengan bertambahnya waktuaspal akan mengalami peningkatanviskositas yang membuat aspalcenderung keras dan rapuh.Aspal yang cenderung kerasdan rapuh dapat disebabkan olehbeberapa faktor seperti:• Proses oksidasi yaitu adanya reaksiantara aspal dengan oksigen diudara.• Penguapan, yaitu penguapan bahanbahanpembentuk aspal yang terjadiselama proses produksi campuranaspal panas.2


Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikatyang Ditambahkan Styrofoam(Mashuri)• Polimerisasi, yaitu proses pembentukanmolekul yang lebih besar dimanamolekul-molekul ini akanmenyebabkan pengerasan padaaspal yang bersifat progresif.• Proses tixotropi yaitu proses dimanaaspal sebagai bahan pengikatmengalami peningkatan nilai viskositasdan pengerasan aspal yangdiakibatkan oleh proses hidrofilikdimana pada aspal terbentuk suatukisi-kisi partikel.• Proses syneresis, yaitu prosespemisahan bahan yang kurang viskosdari dalam aspal yang lebih viskosyang diakibatkan oleh penyusutanatau pengaturan ulang struktur-strukturbahan pengikat dalam aspal akibatproses fisik dan kimia (exxon, 1997).• Proses pemisahan yaitu, hilangnyamaterial-material yang turutmembentuk aspal akibat prosespemisahan resins, aspaltenes dan oiloleh penyerapan selektif daribeberapa jenis agregat.Sampai saat ini tidak adapengukuran langsung mengenai prosespenuaan aspal sebagai bahan pengikat.Yang ada sekarang ini adalahpengukuran penuaan aspal denganmelakukan proses simulasi di laboratoriumseperti pengujian nilai penetrasinya,pengujian geser dinamis (Direct ShearReometer), uji tarik tidak langsung, Ujibending rheometer serta pengujianviskositasnya.Mensimulasikan efek daripenuaan aspal adalah penting dilakukankarena kualitas aspal yang tersedia disetiap negara adalah berbeda sehinggasifat-sifat fisik dalam hal proses penuaanjuga akan berbeda. Penuaan aspalsebagai bahan pengikat dapatdikategorikan sebagai berirkut:• Proses penuaan jangka pendek,terjadi pada saat aspal dipanaskandan dicampur dengan agregat panasdalam alat pencampur di AMP.• Proses penuaan jangka panjang, yaituterjadi pada saat jalan telahdibangun dan biasanya diakibatkanoleh pengaruh lingkungan dan bebanlalu-lintas yang lewat di atasnya.Tipikal pengujian penuaan aspalsebagai bahan pengikat yang umumdikenal adalah:• Pengujian Thin Film Oven Test (TFOT)• Pengujian Rolling Film Oven Test(RTFO).• Pengujian Pressure Aging Vessel(PAV).Pengujian PAV ini telah diadopsi padasuperpave untuk mensimulasikan efekpenuaan jangka panjang yangterjadi sebagai akibat pelayananjalan dalam kurun waktu 5 tahunsampai 10 tahun.2.3 Rheology aspalRheology aspal adalah studimengenai perubahan bentuk dan flowsuatu material aspal. Studi mengenaiperubahan bentuk/deformasi danaliran/flow aspal sebagai bahanpengikat adalah sangat penting untukmemprediksi kinerja perkerasan beraspal.Perkerasan beton aspal yangterlalu besar deformasin serta perubahanflownya akan cepat mengalami alur danbleeding, sedang bila aspal terlalu kakumaka perkerasan akan mengaalamiretak lelah dan retak akibat temperatur.Deformasi yang terjadi pada perkerasanbeton aspal terkait erat dengan sifat-sifatreologi dari aspal.Karena sifat-sifat reologi aspalberhubungan erat dengan variasitmperataur maka reologi aspalmelibatkan dua pertimbangan utamayaitu:• Pengukuran reologi aspal sebagaibahan pengikat harus diukur padasuhu referensi yang ditetapkan sepertisuhu ruang (25 o C).3


Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12• Pengukuran reologi aspal juga harusmempertimbangkan suhu yangkemungkinan bisa terjadi selamamasa layan perkerasan.Beberapa jenis pengujian untukmelihat reologi aspal sebagai bahanpengikat adalah:• Pengujian Penetrasi aspalPengujian aspal yang tertua adalahtermasuk pengujian penetrasinyayang dilakukan oleh H.C. Bowen dariBarber Asphalt Paving peloporpembuat mesin alat uji penetrasipada Tahun 1888. Prinsip dasar daripengujian penetrasi aspal adalahmenentukan kedalaman jarumpenetrasi pada kondisi suhu, bebandan waktu tertentu yaitu pada suhu25 0 C, beban penetrasi 100 grm danlama pembebanan jarum 5 detik.• Pengujian Titik lembek aspalTitik lembek aspal didefenisikansebagai suhu dimana sampel aspalsudah tidak bisa lagi mendukung bolabaja yang beratnya sekitar 3,5 grm.Pengujian ini pada mulanya banyakdigunakan di negara-negara eropadan di Amerika Serikat. Contohbenda uji pengujian titik lembekdiperlihatkan pada Gambar 1.• Pengujian Viskositas absolut dankinematik aspal• Pengujian daktilitas aspal• Pengujian Dinamic Shear Rheometer(DSR)• Pengujian Bending Beam Rheometer(BBR)Sementara pengujian untuktujuan keamanan dan keselamatanpekerjaan meliputi:• Pengujian Titik nyala aspal dan• Pengujian titik bakar aspalPengujian kemurnian aspal daribahan-bahan lain adalah:• Pengujian kelarutan aspal (Solubility ofBitumenous Materials) sesuai metodeAASHTO T-44 dan ASTM D 2042• Pengujian destilasi dengan metodeAASHTO T-55 dan ASTM D 95.• Pengujian kandungan aspal dalamcampuran dengan metode AASHTOT-110 dan ASTM D 1461.3. Metode Penelitian3.1 Tahapan-tahapan penelitianTahapan-tahapan/langkah kerjapenelitian ini disajikan pada Gambar 2.PENGAMBILAN <strong>ASPAL</strong> DANSTYROFOAMPEMBUATAN SAMPEL DENGANVARIASI KADAR STYROFOAM:0,0%, 2,0%, 4,0%, 6,0%, 8,0%,10,0%,12,0%, 14,0%, 16,0%PENGUJIAN SIFAT-SIFAT REOLOGISAMPELANALISA DAN PEMBAHASANGambar 1. Sampel pemeriksaan titiklembek aspalKESIMPULAN DAN SARANGambar 2. Bagan alir penelitian4


Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikatyang Ditambahkan Styrofoam(Mashuri)3.2 Bahan dan alat pengujianBahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah aspal pertaminapen 60/70 yang tersedia di LaboratoriumTransportasi dan Jalan Raya FakultasTeknik Universitas Tadulako Palu.Sementara material styrofoam didapatdari material-material buangan sepertipembungkus barang-barang elektronik.Alat pengujian yang digunakanadalah alat-alat pengujian aspal yangada pada Laboratorium Transportasi danJalan Raya Fakultas Teknik Jurusan SipilUniversitas Tadulako Palu.3.3 Jenis-jenis pengujian yang dilakukanJenis-jenis pengujian yangdilakukan pada penelitian ini adalahpengujian nilai penetrasi aspal, titiklembek aspal, pengujian kehilanganberat aspal, pengujian daktilitas aspal.3.4 Perlakuan benda uji/sampelPada penelitian ini dibuat variasikadar Styrofoam sebesar: 0,0%, 2,0%,4,0%, 6,0%, 8,0%, 10,0%, 12,0%, 14,0% dan16,0%.3.5 Analisis DataData yang didapatkan daripengujian kemudian dianalisis denganmenggunakan pendekatan statistika.4. Hasil dan Pembahasan4.1 Hasil pengujian penetrasi aspal –Kadar styrofoamData hasil pengujian penetrasiaspal pada beberapa variasi kadarstyrofoam dalam aspal disajikan padaTabel 1 dan Gambar 3.Berdasarkan pada Tabel 1 danGambar 3, diketahui bahwapenambahan Styrofoam ke dalam aspalakan cenderung menurunkan nilaipenetrasinya yang mengindikasikanaspal akan semakin keras denganmeningkatnya kadar Styrofoam dalamaspal. Pada pengujian ini, kadarStyrofoam yang masih memenuhispesifikasi penetrasi aspal polimer, 50 – 70adalah hingga 8,0%. Kadar Styrofoam diatas 8,0% sudah tidak memenuhi lagispesifikasi penetrasi aspal polimer.Analisa pengaruh/hubunganantara kadar Styrofoam dalam aspaldengan nilai penetrasinya dilakukandengan menggunakan uji statistik uji-tstudent.Prosedur pengujian uji-t studentpada koefisien regresi adalah sebagaiberikut:• Formulasi hipotesis:b1 = bo (tidak ada hubungan antaravariasi kadar Styrofoam dengannilai penetrasi aspal)b1 < bo (terdapat hubungan negatifantara variasi kadar styrofoamdengan nilai penetrasi aspal)• Penentuan taraf nyata dan nilai t tabelTaraf nyata (α)= 5%= 0,05Nilai t tabel dengan derajatkebebasan (db)= 9 – 2= 7 adalahT0,05 ; 7= -2,365• Kriteria pengujianHo diterima : to ≥ -2,365H1 diterima : to < -2,365Tabel 1. Nilai Penetrasi Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoamKadarStyrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0(%)NilaiPenetrasi(mm)72 70,6 58,4 56,2 52,5 47,3 43,9 37,6 32,75


Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 128070Nilai penetrasi (mm)605040302010y = 74,671e -0,0483xR 2 = 0,977500 2 4 6 8 10 12 14 16 18Kadar StyrofoamGambar 3. Grafik hubungan kadar Styrofoam – Nilai Penetrasi aspalTabel 2. Nilai Ttitik Lembek Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoamKadarStyrofoam)(%)Nilai TitikLembek ( 0 C)0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,048,0 46,0 47,2 54,4 57,1 62,4 64,4 66,5 69,6• Nilai uji statistik to:Diketahui:b1 = -0,0483 B1= 0 Se= 0,0028sehingga:to = (-0,0483 – 0 )/ 0,0028 = -17,45Karena -17,45 < -2,365 maka dapatdikemukakan bahwa terdapathubungan negatif antara variasi kadarstyrofoam dengan nilai penetrasiaspal. Dengan kata lain bahwapenambahan kadar styrofoam dalamaspal akan memperkecil nilai penetrasiaspal.Penambahan kadar styrofoamke dalam aspal akan menurunkan nilaipenetrasinya seperti yang diperlihatkanpada Gambar 3 yang berarti aspal akansemakin keras seiring bertambahnyakadar styrofoam.4.2 Hasil pengujian Titik lembek aspal –Kadar styrofoamData hasil pengujian nilai Titiklembek aspal pada berbagai variasikadar Styrofoam disajikan pada Tabel 2dan Gambar 4. Berdasarkan Tabel 2 danGambar 4, dapat diketahui bahwaterdapat suatu fenomena yaitumeningkatnya kadar Styrofoam dalamaspal akan menyebabkan nilai titiklembek aspal juga akan meningkat. Halini akan menyebabkan aspal kurangpeka terhadap temperatur yang tinggi.Untuk mengetahui tingkat kepekaan6


Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikatyang Ditambahkan Styrofoam(Mashuri)aspal terhadap temperature maka salahsatu indikator lain yang dapat dilihatadalah Nilai Penetration Index (PI) suatuaspal. Hubungan Nilai Penetration Indexdengan variasi kadar Styrofoam dalamaspal disajikan pada Tabel 3.Untuk melihat ada tidaknyahubungan positif antara kadar Styrofoamdalam aspal terhadap nilai titiklembeknya digunakan uji statistik uji-tstudent dengan prosedur sebagaiberikut:• Formulasi hipotesis:b1 = bo (tidak ada hubungan antaravariasi kadar Styrofoam dengannilai titik lembek aspal)b1 > bo (terdapat hubungan positifantara variasi kadar styrofoamdengan nilai titik lembek aspal)• Penentuan taraf nyata dan nilai t tabelTaraf nyata (α)= 5%= 0,05Nilai t tabel dengan derajatkebebasan (db)= 9 – 2= 7 adalahT0,05 ; 7= 2,365• Kriteria pengujianHo diterima (H1 ditolak): to ≤ 2,365Ho ditolak (H1 diterima): to > 2,36580Titik Lembek (Celcius)70605040y = 1,5858x + 44,602R 2 = 0,9475300 2 4 6 8 10 12 14 16Kadar Styrofoam (%)Gambar 4. Grafik hubungan kadar Styrofoam – Nilai Titik Lembek aspalTabel 3. Nilai Penetration Index (PI) Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoamKadarStyrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0(%)PenetrationIndex (PI)-0,8352 -1,4535 -1,5732 0,1301 0,5538 1,3550 1,5394 1,5390 1,73417


Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12• Nilai uji statistik to:Diketahui:b1 = 1,5858 B1= 0 Sbe= 0,141sehingga:to = (1,5858 – 0 )/ 0,141 = 11,243Karena nilai to= 11,243 lebih besar darit0,05; 7= 2,365 maka hipotesa H1 yangditerima yang berarti bahwa terdapathubungan positif antara kadarstyrofoam dengan nilai titik lembekaspal.Dengan demikian penambahankadar styrofoam ke dalam aspal akanmeningkatkan nilai titik lembeknya.Sementara bila dilihat dari nilaiPenetration Index (PI) pada Tabel 3,penambahan kadar styrofoam dari 6,0% -16,0% membuat nilai PI positif yangberarti aspal kurang peka dengantemperatur. Hal ini kemungkinandisebabkan oleh meningkatnya nilai titiklembek yang diikuti oleh penurunan nilaipenetrasinya. Dengan demikianpenambahan styrofoam ke dalam aspalpada kadar 6,0% - 16,0% berpeluangbesar untuk dapat menigkatkan nilaidurabilitas aspal dilihat dari tingkatkepekaannya terhadap perubahantemperatur.4.3 Hasil pengujian Berat Jenis aspal –Kadar styrofoamHasil pemeriksaan Berat Jenisaspal pada berbagai variasi kadarStyrofoam disajikan pada Tabel 4,sementara model hubungan kadarStyrofoam dengan nilai Berat jenis aspaldigambarkan pada Gambar 5.Tabel 4. Nilai Berat Jenis Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoamKadarStyrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0(%)Berat JenisAspal1,032 1,033 1,031 1,028 1,026 1,025 1,024 1,023 1,0221,0361,034Berat Jenis1,0321,0301,0281,0261,0241,0221,020y = 1,0329e -0,0007xR 2 = 0,99840 2 4 6 8 10 12 14 16Kadar Styrofoam (%)Gambar 5. Grafik hubungan kadar Styrofoam – Nilai Berat Jenis aspal8


Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikatyang Ditambahkan Styrofoam(Mashuri)Untuk melihat ada tidaknya pengaruhpenambahan Styrofoam dalam aspalterhadap nilai berat jenisnya makadigunakan pengujian statistik denganmenggunakan uji t- student.Prosedur pengujian uji t-studentpada koefisien regresi adalah sebagaiberikut:• Formulasi hipotesis:b1 = bo (tidak ada pengaruh antaravariasi kadar Styrofoam dengannilai Berat Jenis aspal)b1 < bo (terdapat pengaruh negatifantara variasi kadar styrofoamdengan nilai Berat Jenis aspal)• Penentuan taraf nyata dan nilai t tabelTaraf nyata (α)= 5%= 0,05Nilai t tabel dengan derajatkebebasan (db)= 9 – 2= 7 adalahT0,05 ; 7= -2,365• Kriteria pengujianHo diterima : to ≥ - 2,365H1 diterima: to < -2,365• Nilai uji statistik to:Diketahui:b1 = -0,0007 B1= 0 Se= 0,00006sehingga:to = (-0,0007 – 0 )/ 0,00006 = -10,978Karena to= -10,978 < -2,365 makadapat dikatakan bahwapenambahan kadar Styrofoam dari0,0% - 16,0% mempengaruhi nilai beratjenis aspal, dengan kata lain bahwanilai Berat jenis aspal padapenambahan kadar Styrofoam 0,0% -16,0% cenderung menurun atausemakin kecil .Dari analisa tersebut juga dapatdiketahui bahwa penambahan kadarStyrofoam ke dalam aspal hingga 16,0%masih dalam batas spesifikasi berat jenisyang dipersyaratkan yaitu minimal 1,000.Kemudian dari analisa statitikdapat diketahui bahwa penambahankadar Styrofoam hingga 16,0%cenderung akan meningkatkanpemakaian aspal dalam campuran.4.4 Hasil pengujian Daktilitas aspal –Kadar styrofoamHasil pemeriksaan Daktilitas aspalpada berbagai variasi kadar Styrofoamdisajikan pada Tabel 5, sementara modelhubungan antara kadar Styrofoamdalam aspal dengan nilai daktilitasnyadisajikan pada Gambar 6.Untuk melihat ada tidaknyapengaruh penambahan Styrofoamdalam aspal terhadap nilai daktilitasmaka digunakan pengujian statistikdengan menggunakan uji t- student.Prosedur pengujian uji t-student padakoefisien regresinya adalah sebagaiberikut:• Formulasi hipotesis:b1 = bo (tidak ada hubungan antaravariasi kadar Styrofoam dengannilai daktilitas aspal)b1 < bo (terdapat hubungan negatifantara variasi kadar styrofoamdengan nilai daktilitas aspal)144,95 119,90 103,70 97,50 78,50 57,50 53,50Tabel 5. Nilai Daktilitas Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoamKadarStyrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0(%)DaktilitasAspal (cm) 154,50 42,00 9


Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12160Daktilitas (cm)1401201008060y = -7.2863x + 152.96R 2 = 0.984240200 2 4 6 8 10 12 14Kadar Styrofoam (%)Gambar 6. Grafik hubungan kadar Styrofoam – Nilai Daktilitas aspal• Penentuan taraf nyata dan nilai t tabelTaraf nyata (α)= 5%= 0,05Nilai t tabel dengan derajatkebebasan (db)= 9 – 2= 7 adalahT0,05 ; 7= -2,365• Kriteria pengujianHo diterima : to ≥ - 2,365H1 diterima: to < -2,365• Nilai uji statistik to:Diketahui:b1 = -7,2863 B1= 0 Se= 0,3489sehingga:to = (-7,2863 – 0 )/ 0,3489 = -20,883Karena -20,883 < -2,365 maka dapatdikemukakan bahwa terdapathubungan negatif antara variasi kadarstyrofoam dengan nilai daktilitas aspal.Hal ini berarti bahwa penambahankadar styrofoam dalam aspal akanmemperkecil nilai daktilitas aspal.Dengan demikian penambahanStyrofoam alam aspal cenderung akanmembuat aspal kehilangan sifatplastisitasnya.Dan berdasarkan pada Tabel 5dan Gambar 6 terlihat bahwa kadarmaksimum Styrofoam dalam aspaldimana masih memenuhi syarat daktilitasminimum sebesar 50,0 cm adalahsebesar 14,0%.4.5 Hasil pengujian Kehilangan berataspal – Kadar styrofoamHasil pemeriksaan kehilanganberat aspal pada berbagai variasi kadarStyrofoam disajikan pada Tabel 6,sementara model hubungan antarakadar Styrofoam dalam aspal dengannilai kehilangan berat aspal disajikanpada Gambar 7.Untuk melihat ada tidaknyapengaruh penambahan Styrofoamdalam aspal terhadap nilai kehilanganberatnya maka digunakan pengujianstatistik dengan menggunakan uji t-student.Prosedur pengujian uji t-studentpada koefisien regresinya adalahsebagai berikut:• Formulasi hipotesis:10


Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikatyang Ditambahkan Styrofoam(Mashuri)b1 = bo (tidak ada pengaruh antaravariasi kadar Styrofoam dengankehilangan berat aspal)b1 < bo (terdapat pengaruh negatifantara variasi kadar styrofoamdengan kehilangan berat aspal)• Penentuan taraf nyata dan nilai t tabelTaraf nyata (α)= 5%= 0,05Nilai t tabel dengan derajatkebebasan (db)= 9 – 2= 7 adalahT0,05 ; 7= -2,365• Kriteria pengujianHo diterima : to ≥ - 2,365H1 diterima: to < -2,365• Nilai uji statistik to:Diketahui:b1 = -0,0557 B1= 0 Se= 0,0442sehingga:to = (-0,0557 – 0 )/ 0,0442 = -1,2600Karena -1,2600 > -2,365 maka dapatdikemukakan bahwa tidak terdapathubungan negatif antara variasi kadarstyrofoam dengan nilai daktilitas aspalpada rentang variasi kadar styrofoamdari 0,0% sampai 16,0%.Dengan demikian, didugabahwa penambahan Styrofoam kedalam aspal hingga 16,0% tidak akanmembuat aspal berubah konsistensinya.Tabel 6. Kehilangan berat Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoamKadarStyrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0(%)KehilanganBerat (%)0,437 0,345 0,324 0,305 0,295 0,270 0,205 0,185 0,1700,5Kehilangan Berat (%)0,40,30,2y = 0,4217e -0,0557xR 2 = 0,95360,100 2 4 6 8 10 12 14Kadar Styrofoam (%)16Gambar 7. Grafik hubungan kadar Styrofoam – Kehilangan berat aspal11


Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 125. KesimpulanBerdasarkan hasil danpembahasan dapat ditarik beberapakesimpulan:a. Penambahan styrofoam ke dalamaspal cenderung akan menurunkannilai penetrasi aspal yang berarti aspalmenjadi lebih keras.b. Penambahan styrofoam ke dalamaspal hingga 16,0% akan membuataspal akan semakin tidak pekadengan temperatur.c. Penambahan Styrofoam ke dalamaspal hingga 16,0% cenderungmenurunkan nilai berat jenisnya.d. Penambahan kadar Styrofoam kedalam aspal hingga 16,0% cenderungakan menurunkan sifat daktilitasnya.e. Kadar Styrofoam hingga 16,0% tidakberpengaruh signifikan terhadapkehilangan berat aspal sehinggakonsistensi aspal masih terjaga.http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/03-3_body.htm#ductility_test, 10Januari 2009, pukul 15.30Witeng.Kennedy, Neville, 1976, Basic StatisticalMethods For Engineers andScientists, 2nd Edition, Harper &Row, Publishers, New YorkSukirman, Silvia, 1999, Perkerasan LenturJalan Raya, Nova, Bandung.Supranto, M.A.J, 1987, Statistik, Teori danAplikasi Edisi Kelima, Jilid 1,Penerbit Erlangga. Surabaya.6. Daftar PustakaDepartemen Pekerjaan Umum, 2007,Spesifikasi Umum Bidang Jalandan Jembatan, Pusat LitbangPrasarana Transportasi BadanPenelitian dan Pengembangan,Jakarta.Hasan, Ikbal, 2004, Analisa DataPenelitian dengan Statistik, BumiAksara, Jakarta.http:pu.go.id/publik/proy.strategis/Pantura/BeritaPDF/agus30052005_1.pdf Palu, 10 Januari2009 Pukul 15.00 Witeng.http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/03-3_body.htm#durability, 10Januari 2009 Pukul 15.30 Witeng.http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/03-3_body.htm#penetration_test,10 Januari 2009, pukul 15.30Witeng.12

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!