12.07.2015 Views

studi tingkat permeabilitas beton serat baja benrat - jurnalsmartek

studi tingkat permeabilitas beton serat baja benrat - jurnalsmartek

studi tingkat permeabilitas beton serat baja benrat - jurnalsmartek

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ekSIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTROSTUDI TINGKAT PERMEABILITAS BETON SERAT BAJA BENRATAtur P.N. Siregar *AbstractBeton fiber using steel <strong>benrat</strong> which is waste material from any construction industries as well asother industries, is lack of exploited. Used of steel <strong>benrat</strong> fiber in concrete will decrease quality ofconcrete durability, which is its permeability. In this research, concrete was adding by free formsteel <strong>benrat</strong> fiber, 20-40-60 l/d ratio and 1% up to 4% of volume concrete. Concrete’s permeabilitywas Increasing significantly by raising l/d ratio as well as volume of steel fiber. Permeability ofconcrete increase more than 5% each raise 1% volume of steel fiber with 20 l/d ratio and morethan 100% if raising 1% volume of steel fiber with 40 l/d ratio. Moreover increasing every 1% of steelfiber with 60 l/d ratio will lift up the concrete permeability more than 200%. On the other hand,quality of fresh concrete workability decline slightly.Key word: fiber concrete, steel <strong>benrat</strong> fiber, concrete permeabilityAbstrakBeton <strong>serat</strong> yang memanfaatkan <strong>baja</strong> <strong>benrat</strong> yang merupakan limbah industri konstruksi maupunindustri lainnya masih belum banyak termanfaatkan. Penggunaan <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> <strong>benrat</strong> akanberdampak pada penurunan kualitas keliatan <strong>beton</strong>nya yang termasuk diantaranya adalah<strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong>. Beton <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> <strong>benrat</strong> dalam penelitian ini menggunakan bentuk bebasdengan ratio l/d dari 20, 40 dan 60 serta volume penggunaan antara 1% hingga 4% dari volume<strong>beton</strong> yang digunakan. Kualitas <strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong> akan meningkat secara signifikan dengansetiap penambahan ratio l/d dan volume <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> <strong>benrat</strong>nya bahwa peningkatan nilai<strong>permeabilitas</strong> akan lebih dari 5% setiap 1% penambahan <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> dengan panjang ratio l/d=20, dan untuk setiap 1% penambahan <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> dengan ratio l/d = 40 akan bertambah nilai<strong>permeabilitas</strong>nya lebih dari 100%, sedangkan untuk setiap 1% penambahan <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> denganratio l/d=60 akan bertambah nilai <strong>permeabilitas</strong>nya lebih dari 200%. Demikian juga terjadipenurunan kulatisa workabilitas dari <strong>beton</strong> segar yang dihasilkan.Kata kunci: <strong>beton</strong> <strong>serat</strong>, <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> <strong>benrat</strong>, <strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong>1. PendahuluanBeton <strong>serat</strong> telah digunakansejak dahulu kala denganmenggunakan rambut kuda untukmemperkuat pasta cement dan jeramiyang digunakan untuk memperkuatbatubata (Gani, M. S. J., 1997).Pada kemajuan berikutnyateknologi <strong>beton</strong> ini berkembang kearahperkuatan terhadap Portland Cementdengan menggunakan bahan-bahanlain seperti bahan polmersisasi yangmenyerupai <strong>baja</strong> sehingga munculteknologi <strong>beton</strong> berupa steel fiberconcrete seperti Harex, Kurganstalmostdan Twintec.Steel fiber concrete adalah sejenis<strong>beton</strong> yang menggunakan potonganpotongan<strong>serat</strong> <strong>baja</strong> yang terdistribusipada <strong>beton</strong>. Beton ini dapatdikategorikan sebagai <strong>beton</strong> komposityang terdiri dari agregat, pasir, <strong>serat</strong><strong>baja</strong> dan semen sebagai bahanpengikat elemen-elemen yang adapada <strong>beton</strong> (Kurganstalmost, 2002).Penambahan <strong>serat</strong> ke dalamasukan <strong>beton</strong> diharapkan akan dapatmencegah terjadinya retak-retak yangterlalu dini, baik akibat dari panas hidrasi* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu


Studi Tingkat Permeabilitas Beton Serat Baja Benrat(Atur P.N. Siregar)maupun akibat pembebanan(Soroushina dan Bayashi, 1987)Oleh karena penambahan <strong>serat</strong> berupasteel fiber dari potongan <strong>benrat</strong> akanmengalami kecenderungan <strong>beton</strong>menjadi lebih porous sehingga nilai<strong>permeabilitas</strong>nya akan meningkat.2. Pengaruh Steel Fiber terhadap SifatDasar Beton2.1 Kuat tarik, Kuat Kejut dan RenganganBetonSteel fiber pada umumnyaterbuat dari kawat yang terbuatdengan pemanasan rendah (colddrawnwire) dengan diameter sekitar 50sampai 250 μm dan panjang 30 sampai50 mm. Jumlah atau konsentrasi daristeel fiber yang akan ditambahkanpada adukan <strong>beton</strong> sangat tergantungpada ratio dari diameter danpanjangnya (l/d). Pada Gambar 1, 2dan 3 terlihat dengan jelas bahwadenganbertambahnyajumlah/konsentrasi dari steel fiber makaberpengaruh terhadap peningkatankuat tarik (tensile strength), kuatkejut/<strong>tingkat</strong> keliatannya (toughnessstrength) dan regangan (strain)<strong>beton</strong>nya. Demikian pula dengansemakin tinggi ratio l/d maka terjadipeningkatan terhadap kuat tarik dankeliatan <strong>beton</strong>nya.Gambar 1. Regangan steel fiberconcrete (Twintec, 2002)Peningkatan Kuat tarik Uniaxia(%)402000 3 6Konsentrasi Fibre (%)Gambar 2. Pengaruh konsentrasi <strong>serat</strong>dan ratio l/d terhadap KuatTarik (tensile strength) Beton(Beaudoin, 1990)Peningkatan Kuat Kejut (%)7035L/dL/d=7500 4000 8000(L/d ratio)^3/2Gambar 3. Pengaruh ratio l/d padaserta terhadap Keliatan(toughness)Beton(Beaudoin, 1990)2.2 Permeabilitas <strong>beton</strong>Beton akan memiliki kuat tekantinggi jika terbentuk dari bahan-bahanyang berkuatis baik dan membentuksuatu massa yang kuat dan kokoh sertapori-pori yang terbentuk sekecilmungkin. Struktur bangunan terbuatdari <strong>beton</strong> akan sangatmempertimbangkan keliatan (durability)yang layak sehingga mampu bertahanterhadap jangka waktu yang layak.Scherer (1987) menyatakan bahwaparameter yang paling penting danberpengaruh terhadap porositas adalahumur, mineralogy (kandungan butirankuarsa) dan sortasi.Keliatan <strong>beton</strong> dapatditentukan dari sebarapa mudahnya89


Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 2, Mei 2008: 88 - 93<strong>beton</strong> tersebut dapat diintrusi olehcairan atau gas kedalam <strong>beton</strong> yangtelah mengeras. Pergerakan cairan dangas tersebut dapat terjadi karena aliran,difussi dan absorpsi. Adapun nilaikeliatan <strong>beton</strong> tersbut dapat terlihat dari<strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong> yang telah keras(Technical Report ACT, 2002). Dengandemikian keliatan <strong>beton</strong> dapattercermin dari nilai koefisien permeabilitydari <strong>beton</strong> tersebut.3. Metode Eksperimen3.1 Benda Uji dan Pengujian DasarMaterial dasar penyusun bendauji yang dipakai dalam penelitian iniberupa semen portland tipe I, aggregatkasar, agregat halus, dan air telahmengalami pengujian untuk memenuhistandar sesuai SK SNI T-1990-03 sehinggamaterial dasar tersebut layak untukdigunakan sebagai bahan penyusun<strong>beton</strong>.Proporsi campuran <strong>beton</strong> perm 3 yang digunakan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut : (a) SemenPortland Normal seberat 345,45 kg. (b)Agregat Kasar seberat 1066,93 kg. (c)Agregat Halus seberat 772,61 kg. (d) Airseberat 190 kg. Benda uji yang dipakaidalam penelitian ini yang dilakukanvariasi antara panjang serta prosentasebesar serta dapat dilihat pada table 1.Benda uji yang digunakanmenggunakan dimensi silinder denganukuran diameter 150 mm dan tinggi 300mm. Setiap pembuatan benda ujidilakukan dengan pengecoran sebayak3 layer dengan dilakukan pemadatanmenggunakan alat getar dengankomposisi getaran: layer pertamadigetarkan selama 3 detik, layer keduadigetarkan selama 5 detik dan layerketiga selama 5 detik. Sehari setelahpengecoran dilakukan maka benda ujimengalami perawatan (curing) selama28 hari untuk kemudian dilakukan uji.Adapun uji yang dilakukan dalampenelitian ini dapat terlihat padaTabel 2 .Tabel 1. Variasi Penambahan dan Panjang Serat BajaNo Prosentase Serat (%) Panjang Serat (mm) Jumlah Benda Uji (bh)1 0 0 32 13 24 35 4204060204060204060204060333333333333Tabel 2. Pengujian pada SampelTest Parameter StandarBeton Segar Slump - SK SNI T-1990-03Beton Keras Permeability k ASTM 143-90a90


Studi Tingkat Permeabilitas Beton Serat Baja Benrat(Atur P.N. Siregar)3.2 Water Permeability TestSetelah dilakukan curing selama28 hari kemudian benda uji di lapsehingga dalam kondisi SSD sertapenampang benda uji pada bagianatas dan bawah dikasarkan dengandiameter 10 cm. Benda uji tersebutkemudian lapisi dengan aspal padasekelilingnya dan dimasukan ke dalamalat uji water permeability.Pemberian tekanan yangseragam dilakukan pada semua bendauji yaitu 7 bar selama 24 jam.Perhitungan untuk menentukan <strong>tingkat</strong><strong>permeabilitas</strong> dari benda uji dapatdilakukan dengan menggunakanasumsi bahwa air yang masuk padasystem alat uji tersebut adalah kontinusdan laminar sehingga Hukum Darcydapat digunakan (Aldea, 1999). Olehkarena air yang mengalir adalahkontinus maka jumlah air yang keluardari pipet outputnya dapat dihitungsebagai berikut :dV= A’ . (dh/dt)dengan:A= adalah luas penampangdari pipet output alat ujih= adalah beda tinggi air yangterjadi antara air padapipet dan air yangdimasukant= adalah waktu yangdibutuhkan untuk melaluialat uji tersebutDengan Hukum Darcy diperolehperhitungan sebagai berikut :Dengan:Q= k. A. (h/l)Q =adalah aliran air yang melewatisample (cm 3 /dtk)k =adalah koefisien permeability(cm/dtk)A = adalah luas penampang sample(cm 2 )h =adalah ketinggian permukaan airyang konstan (cm)l = adalah ketebalan sampleyang dialiri air (cm)Dengan demikian akandiperoleh nilai <strong>permeabilitas</strong> (k) dari tiapsample dari formula tersebut di atas.4. Hasil dan DiskusiDari gambar grafik hasilpengujian nilai slump yang dilakukan(Gambar 1.) maka terlihat bahwasemakin tinggi kadar <strong>serat</strong> yangdigunakan dalam campuran <strong>beton</strong>maka semakin kecil (turun) nilaislumpnya sehingga akan semakinberkurangnya <strong>tingkat</strong> kemudahandalam pengerjaan. Dengan demikianprosentase penambahan pasta semensemakin meningkat meningkat tanpadikuatirkan terjadinya segregasi pada<strong>beton</strong>.Nilai Slump (mm)7060504030201000 1 2 3 4 5Serat (%)Beton Seratl=20 mmBeton Seratl=40 mmBeton SeratL=60 mmLinearGambar 1. Hubungan Nilai Slump dan Penambahan Serat91


Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 2, Mei 2008: 88 - 93Koefisien Permeabilitas (k)7.50E-075.00E-072.50E-070.00E+005.47E-076.47E-075.61E-071.72E-073.00E-077.06E-073.33E-075.92E-082.61E-08 2.61E-08 2.75E-081.38E-08 2.90E-080 1 2 3 4 5Serat Baja (%)Beton Seratl=20 mmBeton Seratl=40 mmBeton Seratl=60 mmGambar 2. Hubungan Koefisien Permeabilitas dan Penambahan SeratDari Gambar 2 yangmerupakan grafik hubungan antara nilaikoefisien <strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong> danpenambahan <strong>serat</strong> <strong>beton</strong> terlihatbahwa nilai koefisien <strong>permeabilitas</strong><strong>beton</strong> akan semakin naik dengansemakin besarnya prosentasepenambahan <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> padacampuran <strong>beton</strong>. Dan pertambahannilai <strong>permeabilitas</strong> akan lebih dari 5%setiap 1% penambahan <strong>serat</strong> <strong>baja</strong>dengan panjang 20 mm (ratio l/d= 20),dan untuk setiap 1% penambahan <strong>serat</strong><strong>baja</strong> dengan panjang 40 mm (ratio l/d=40) akan bertambah nilai<strong>permeabilitas</strong>nya lebih dari 100%,sedangkan untuk 1% penambahan <strong>serat</strong><strong>baja</strong> dengan pnajang 60 mm (ratiol/d=60) akan bertambah nilai<strong>permeabilitas</strong>nya lebih dari 200%.Ratio <strong>serat</strong> yang dipakai dalamcampuran <strong>beton</strong> juga sangatberpengaruh terhadap karakteristikdasar <strong>beton</strong>nya bahwa semakin besarratio <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> yang digunakan akanmenyebabkan semakin besarnya nilai<strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong>. Nilai <strong>permeabilitas</strong><strong>beton</strong> akan bertambah secarasignifikan setiap penambahanporsentase <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> dan ratio serta<strong>baja</strong>.Dengan semakin menurunnya nilaislump dan semakin besarnya nilai<strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong> akibatpenambahan <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> maka <strong>beton</strong>yang dihasilkan akan bersifat porous.Dengan demikian penambahan <strong>serat</strong><strong>baja</strong> pada campuran <strong>beton</strong> akanmenghasilkan <strong>tingkat</strong> porositas <strong>beton</strong>yang semakin besar walaupun dilainpihak akan meningkatkan nilai keliatandan kuat tarik <strong>beton</strong>nya.5. KesimpulanDari hasil penelitian ini telihat bahwa :1. Peningkatan ratio dan prosentaseserta <strong>baja</strong> yang dicampurkan kedalam <strong>beton</strong> akan meningkatkan<strong>permeabilitas</strong> <strong>beton</strong>nya sertamenurunkan <strong>tingkat</strong> kelecakancampuran <strong>beton</strong>.2. Meningkatnya nilai <strong>permeabilitas</strong><strong>beton</strong> akibat peningkatan ratio danprosentase <strong>serat</strong> <strong>baja</strong> adalah tidaktidak linier.6. DAFTAR PUSTAKAAldea, C. M., dkk (1999), Permeability onCracked Concrete, Materialsand Structures vol. 32, hal. 370-376.Beaudoin, J. J. (1990), Handbook ofFiber-Reinforced Concrete,Noyes Publifications, PearkRidge, New York, hal 30-4092


Studi Tingkat Permeabilitas Beton Serat Baja Benrat(Atur P.N. Siregar)British Standars Institution (1985), BS8110:Structural Use of Concrete. Part1: Code of Practice for Designand Construction; Part 2: Codeof Practice for SpecialCircumstances, BSI London, UKGambhir, M. L., 1986, ConcreteTechnology, McGraw-HillPublishing Company Limited,New DehliGani, M. S. J. (1997), Cement andConcrete, Chapman & Hall,London, hal 129.Krenchel, H. (1974), Fiber ReinforcedBrittle Matrix Materials InReinforced Concrete, SP 44-3,American Concrete Institute,Detroit, hal 45-77Kurganstalmost, http://www. Steel fiberconcrete.htm, 2002Neville, A. M., 1981, Properties ofConcrete, 3 rd Edition, The EnglishBook Society and PitmanPublishing, London93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!