11.07.2015 Views

Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia ... - psflibrary.org

Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia ... - psflibrary.org

Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Perkembangan</strong> <strong>Triwulan</strong>an <strong>Perekonomian</strong> <strong>Indonesia</strong>Meningkatkan kesiagaan,memastikan ketahanan7. Defisit fiskal tahun 2011 kemungkinan akan berada di bawah tingkat APBN-PPemerintahmemperkirakan tingkatdefisit fiskal 2011 akanlebih rendah dari proyeksipada APBN-P…Pemerintah telah menyatakan bahwa defisit fiskal tahun 2011 diperkirakan akanmencapai 1,7 persen dari PDB, 2 lebih rendah dari perkiraan APBN-P pada 2,1 persen dariPDB atau Rp 151 triliun. Revisi turun itu pada umumnya disebabkan oleh penerimaanyang lebih kuat dari perkiraan dan pengeluaran modal yang lebih rendah, yangmengimbangi pengeluaran yang lebih besar untuk subsidi energi. APBN 2012 yang telahditetapkan, dengan pembahasan secara lebih mendalam pada Bagian B,memproyeksikan penurunan defisit yang tipis menjadi 1,5 persen dari PDB, atau Rp 124triliun.…dengan posisianggaran pada akhirbulan Oktobermemperlihatkan sedikitsurplusPenerimaan pemerintahdi tahun 2011 umumnyasejalan dengan trenterakhir, dengan sedikitpenurunan padapenerimaan migas nonpajakLemahnya pencairananggaran untuk programprograminti dantingginya realisasi untuksubsidi energi terusberlanjutPada akhir bulan Oktober, anggaran masih memperlihatkan surplus kumulatif sebesar Rp4,8 triliun. Dengan asumsi bahwa kinerja penerimaan dan realisasi pengeluaran saat initerus berlanjut hingga akhir tahun, Bank Dunia memproyeksikan defisit sebesar 1,6persen dari PDB, sedikit di atas proyeksi 1,5 persen dari PDB yang tercantum pada<strong>Triwulan</strong> edisi bulan Oktober 2011. Perbedaan dengan proyeksi <strong>Triwulan</strong> yang laludisebabkan oleh pengeluaran yang lebih besar untuk subsidi karena peningkatan tipisdalam asumsi harga minyak yang mencerminkan realisasi selama tahun berjalan.Tren-tren terakhir dalam penerimaan pemerintah pusat terus berlanjut, walaupun terdapatsedikit penurunan pada penerimaan migas non pajak. Penerimaan pemerintah pusat pada10 bulan pertama tahun ini mencapai Rp 897 triliun, naik 19,1 persen dibanding periodeyang sama pada tahun 2010. Penerimaan pajak meningkat sebesar 20,4 persen,sementara penerimaan non pajak meningkat sebesar 15,6 persen.Bank Dunia memperkirakan penerimaan untuk tahun 2011 akan sedikit lebih rendahsecara agregat dari angka pada <strong>Triwulan</strong> edisi bulan Oktober, yang disebabkan olehperlemahan pada penerimaan migas non pajak tersebut. Proyeksi penerimaan pajak tetaptidak berubah. Penurunan pada penerimaan migas non pajak tersebut berkaitan dengantingkat lifting minyak yang jauh lebih rendah dari nilai asumsi pada APBN-P. Realisasilifting minyak tahun 2011 kemungkinan mencapai 900.000 barel per hari, dibandingdengan asumsi pada APBN-P sebesar 945.000 barel per hari.Pada sisi pengeluaran, Pemerintah telah mencairkan sekitar 68 persen dari alokasiAPBN-P pada akhir bulan Oktober, sedikit di atas tingkat pencairan tahun 2010 sebesar65 persen. Pengeluaran pemerintah pusat dan transfer ke daerah mencatatkan kinerjayang sejalan dengan yang dicatat pada tahun lalu (Gambar 16). Akan tetapi tingkat kinerjapengeluaran pemerintah pusat antar kategori bervariasi.Pencairan untuk program-program inti tetap lemah sementara realisasi subsidi energirelatif tinggi. Pada akhir bulan Oktober, pencairan pengeluaran material dan modalmasing-masing hanya mencapai 51 persen dan 38 persen dari alokasi dalam APBN-P,lebih rendah dibanding pencairan yang dicatat pada tahun 2010 sebesar 56 persen dan41 persen. Akan tetapi, dalam jumlah nominal, kedua jenis pengeluaran itu telahmeningkat secara signifikan relatif terhadap sepuluh bulan pertama tahun 2010, denganpengeluaran modal meningkat sebesar 16 persen dan material meningkat sebesar 38persen. Pengeluaran untuk bidang sosial hingga bulan Oktober hanya mencapai 47persen dari alokasi APBN-P, di bawah kinerja tahun 2010 yang mencapai 66 persen. Halini disebabkan oleh tambahan tak terduga anggaran pendidikan dalam program sosialdalam APBN-P untuk memenuhi aturan 20 persen serta lambatnya proses pemeriksaanpenerima dana dan sifat dari program-program seperti jaminan kesehatan Jamkesmasbagi masyarakat miskin yang akan dicairkan berdasarkan realisasi pada akhir tahun.Sebaliknya, pengeluaran untuk subsidi energi pada akhir bulan Oktober telah mencapai85 persen atau Rp 165 triliun dari alokasi APBN-P sebesar Rp 195 triliun, denganpengeluaran nominal yang meningkat sebesar 84 persen dari tahun 2010.2http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/76706THE WORLD BANK | BANK DUNIA Desember 201114

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!