11.07.2015 Views

Download APLIKASI METODE HUBUNGAN ... - jurnalsmartek

Download APLIKASI METODE HUBUNGAN ... - jurnalsmartek

Download APLIKASI METODE HUBUNGAN ... - jurnalsmartek

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ekSIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO<strong>APLIKASI</strong> <strong>METODE</strong> <strong>HUBUNGAN</strong> TUMPANG TINDIH PADA NETWORKDIAGRAM PRESEDENAdnan Fadjar *AbstractOverlapping relationship method gives more realistic representation of relationship betweenproject activities without increasing the size of the project network. Despite the fact that settingup and analysing a network which incorporating overlapping relationships is more complicatedthan a conventional one, this method generally leads to a shorter project duration. This paperutilises overlapping relationship method in a presedence diagram network.Key words : Project network, precedence diagramAbstrakMetode hubungan tumpang tindih adalah metode yang digunakan untuk menggambarkanhubungan antar aktifitas-aktifitas pada sebuah proyek secara lebih realistis tanpa menambahukuran network proyek tersebut. Meskipun penyusunan dan analisis network yang menggunakanhubungan tumpang tindih lebih rumit daripada network konvensional, penggunaan metode inipada umumnya dapat mempersingkat durasi sebuah network. Tulisan ini mengaplikasikanhubungan tumpang tindih pada sebuah network dalam format diagram preseden.Kata Kunci : network proyek, diagram preseden1. PendahuluanPada analisis sebuah networkumumnya diasumsikan bahwa sebuahaktifitas pengikut hanya dapat dimulaiapabila aktifitas pendahulu telah selesai.Jika aktifitas pengikut tersebut dapatdimulai lebih awal tanpa menungguselesainya aktifitas pendahulu, makaaktifitas yang pendahulu dapat dibagikedalam beberapa sub-aktifitas.Meskipun dimungkinkan, pemakaiansub-aktifitas dalam sebuah networkakan memperbesar ukuran network danmembutuhkan pekerjaan tambahandalam penggambaran dan analisisnetwork tersebut. Selain itu, apabilanetwork tersebut menggunakandiagram anak panah makapenggunaan sub-aktifitas akanmenambah jumlah dummy. Untukmengatasi hal tersebut dibutuhkansebuah metode alternatif karena padakenyataannya banyak proyek yangmenggunakan “aktifitas bertahap”dimana sebuah aktifitas dapat dimulaimeskipun hanya sebahagian dariaktifitas yang mendahuluinyadiselesaikan.Kondisi tersebut di atas disebutdengan “aktifitas tumpang tindih”(overlapping activities). Aktifitastumpang tindih dapat ditangani tanpamenambah ukuran sebuah network jikadalam analisis sebuah network metodeyang digunakan adalah metodediagram preseden yang menggunakanlead, lead dan link. Aktifitas tumpangtindih memberikan representasi sebuahproyek dalam bentuk network yanglebih realistis dan pada umumnya akanmenghasilkan durasi proyek yang lebihpendek. Contoh proyek yang padapelaksanaannya menggunakan aktifitasbertahap adalah: konstruksi perpipaan,konstruksi jalan, konstruksi rel kereta,* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu


Aplikasi Metode Hubungan Tumpang Tindih Pada Network Diagram Preseden(Adnan Fadjar)konstruksi gedung berlantai banyak(high rise building).Dalam menganalisa sebuahnetwork yang menggunakan aktifitastumpang tindih, umumnya digunakandiagram preseden. Dalam perhitungandengan diagram preseden digunakanistilah lead time (LT). Lead time adalahwaktu antara selesai/mulainya sebuahatau sebahagian aktifitas danselasai/mulainya sebuah atausebahagian aktifitas lainnyaberdasarkan hasil analisa bobot aktifitasaktifitastersebut. Lead time dapatditampilkan dalam bentuk nilai absolut,dalam satuan hari sebagai contoh, ataudalam bentuk persentase dari durasisebuah aktifitas.Hubungan antara aktifitasaktifitasyang saling tumpang tindihdisebut dengan “hubungan tumpangtindih” (overlapping relationships). Adaempat jenis hubungan tumpang tindihyang dapat terjadi antara dua aktifitas,yaitu:• Start-to-start (S/S)• Start-to-finish (S/F)• Finish-to-start (F/S)• Finish-to-finish (F/F)Dalam analisis networkkonvensional hanya hubungan finish-tostart(F/S) yang digunakan dimana LT = 0adapun ketiga jenis hubungan lainnyadiabaikan atau dikonversikan kedalambentuk finish-to-start.Sebuah hubungan finish-to-startmengimplikasikan bahwa aktifitaspengikut hanya dapat dimulai jikaaktifitas pendahulu telah selesai.Dengan kata lain, saat selesainyaaktifitas pendahulu menentukan saatdimulainya aktifitas pengikut. Penjelasankeempat jenis hubungan antar aktifitastersebut dapat dilihat pada Tabel 1.Gambar 1 menunjukkankeempat hubungan tersebut dalamformat bar chart. Harap dicatat bahwabisa saja terdapat lebih dari satu jenishubungan antara dua aktifitas, sebagaicontoh hubungan start-to-start danfinish-to-finish dimana saat mulai dansaat selesainya aktifitas pengikutditentukan oleh saat mulai danselesainya aktifitas pendahulu.Tabel 1 Jenis-jenis hubungan antar aktifitasJenis hubungan antar aktifitasKeteranganFinish to Start (FS)Aktifitas B tidak dapat dimulai sebelumaktifitas A selesai. Jenis hubungang iniadalah jenis yang paling sering digunakan.Start to Start (SS)Aktifitas B tidak dapat dimulai sebelumaktifitas A dimulai.Finish to Finish (FF)Aktifitas B tidak dapat selesai jika aktifitas Abelum selesai.Start to Finish (SF)Aktifitas B tidak dapat selesai sebelumaktifitas A dimulai.Gambar1. Bar chart Jenis-jenis hubungan antar aktifitas167


Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 3, Agustus 2009: 166 - 175Berikut ini adalah penjelasan untuksingkatan-singkatan yang digunakandalam tulisan ini.EST = Earliest Start TimeEFT = Earliest Finish TimeLST = Latest Start TimeLFT = Latest Finish TimeDUR = DurasiUntuk setiap aktifitas i berlaku aturanperhitungan berikut:EFTi = ESTi + DURiLSTi = LFTi + DURi2. Hubungan finish-to-startHubungan finish-to-start adalahhubungan yang digunakan padasemua analisa network konvensional.Pada hubungan finish-to-start dimanaaktifitas pengikut j hanya dipengaruhioleh satu aktfititas pendahulu i berlakupersamaan berikut.ESTj = EFTiLSTj = LFTiContoh pemakaian hubunganfinish-to-start adalah dalam pekerjaankonstruksi plat beton bertulang, dimanacampuran beton hanya dapat dituangapabila semua tulangan telahterpasang dan diinspeksi. Tanpamenggunakan lead time, bar chart dannetworknya dapat dilihat pada gambar2a dan 2b. Sementara yangmenggunakan lead time dapat dilihatpada gambar 2c dimana lead timeadalah waktu yang digunakan untukinspeksi tulangan. Persamaan di atasdapat dijadikan kedalam bentukpersamaan hubungan tumpang tindihjika digunakan lead time diantarakedua aktifitas (i dan j), lihat gambar 2d,dan persamaannya berubah menjadi,ESTj = EFTi + LTLSTj = LFTi + LTGambar 1 Contoh hubungan finish-to-start168


Aplikasi Metode Hubungan Tumpang Tindih Pada Network Diagram Preseden(Adnan Fadjar)3. Hubungan start-to-startContoh penggunaan hubunganstart-to-start adalah, pekerjaanpemasangan pipa dapat dimulaisetelah sebahagian pekerjaanpenggalian tanah selesai, seperti padagambar 3a dan 3 b. Gambar 3bmenggunakan sub-aktifitas sementaragambar 3c menggunakan lead time.Pemakaian lead time pada contoh iniuntuk menjelaskan bahwa sebesar 3 hariharus berlalu setelah pekerjaanpenggalian tanah dimulai sebelumpekerjaan pemasangan pipa dapatdimulai. Pada hubungan start-to-startberlaku persamaan berikut.ESTj = ESTi + LTiGambar 4a. Selesainya pemasanganprofil plafond dikendalikan olehselesainya pemasangan wallpaper.Gambar 4b menunjukkan representasihal tersebut dalam bentuk network,atau jika digunakan hubungantumpang tindih ditunjukkan padaGambar 4c. Pada hubungan start-tostartberlaku persamaan berikut.EFTj = EFTi + LTjLFTj = LFTi + LTjESTj = EFTi + LTj – DURjLFTi = LFTj - LTjAktifitas j adalah adalah aktifitas yangterbagi, dimana 0 ≤ LTj ≤ DURj.LSTj = LSTi + LTiLFTi = LSTj – LTi + DURiAktifitas i adalah aktifitas yang terbagi,dimana 0 ≤ LTi ≤ DURiGambar 3 Contoh hubungan finish-tofinishGambar 2 Contoh hubungan start-tostart4. Hubungan finish-to-finishContoh penggunaan hubunganfinish-to-finish adalah, profil plafonddapat dipasang setelah wallpaperterpasang seperti digambarkan pada5. Hubungan start-to-finishHubungan start-to-finish terjadijika selesainya aktifitas pengikutditentukan oleh mulainya aktifitaspendahulu. Sebagai contoh, sebuahkonstruksi akan dibangun disekitarpepohonan yang harus dilestarikan.Pada saat pepohonan tersebut mulaidipindahkan diperkirakan dibutuhkan 3169


Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 3, Agustus 2009: 166 - 175hari sebelum pepohonan tersebutdapat mulai ditanam kembali.Selanjutnya dibutuhkan 2 hari untukmenyelesaikan penanaman kembaliseluruh pepohonan tersebut. Bar chartuntuk contoh ini ditunjukkan padaGambar 5a. Gambar 5b menunjukkanrepresentasi hal tersebut dalam bentuknetwork, atau jika digunakan hubungantumpang tindih ditunjukkan padaGambar 5c. Pada hubungan start-tofinishberlaku persamaan berikut.EFTj = ESTi + LTi + LTjLFTj = LSTi + LTi – LTjESTj = ESTi + LTi + LTj – DURjLFTi = LFTj – LTi – LTj + DURiDalam hal ini, aktifitas-aktiftas i dan jadalah aktifitas-aktifitas yang terbagi.lainnya yang ada pada sebuahnetwork. Analisis terhadap sebuahnetwork lengkap menyaratkan agarsemua interkoneksi dalam networktersebut diperhitungkan.Perhitungan terhadap networklengkap melibatkan perhitunganhubungan tumpang tindih (overlappingrelationship) seperti yang digunakanpada perhitungan diagram preseden.Dimana, pada perhitungan majudidapatkan EST dan EFT dan padaperhitungan mundur didapatkan LFTdan LST dari aktifitas-aktifitas yangditinjau dan selanjutnya, float dan jalurkritis dapat ditentukan. Persamaanpersamaanpada Tabel 2 adalah untuksebuah network diawali oleh aktifitas 0dan diakhiri oleh aktifitas N.Tabel 2. Perhitungan MajuEST0 = 0EFT0 = EST0+ DUR0EFTi + LTESTj = maks ESTi + LTisemua i, j EFTi + LTj –DURjESTi + LTi + LTj –DURjF/SS/SF/FS/FJika terdapat lebih dari satuaktifitas pendahulu (i), atau hubungantumpang tindih maka dipilih nilai ESTjmaksimum karena jalur terpanjang darinetwork tersebut yang akan dicari. JikaESTj bernilai negatif, ubah nilainyamenjadi 0.EFTj = ESTj + DURjTabel 3. Perhitungan MundurLFTN = EFTNGambar 5 Contoh hubungan start-tofinish6. Perhitungan NetworkBagiansebelumnyamenganggap aktifitas-aktifitas yangditinjau terisolasi dari aktifitas-aktifitasLSTN = LFTN– DURNLFTi = min semuai, jLSTj – LTLSTj – LTi +DURiLFTj – LTjLFTj – LTi – LTj +DURiF/SS/SF/FS/F170


Aplikasi Metode Hubungan Tumpang Tindih Pada Network Diagram Preseden(Adnan Fadjar)Jika terdapat lebih dari satu aktifitaspengikut (j), atau hubungan tumpangtindih maka dipilih nilai LFTi minimum.LSTi = LFTi – DURi7. FloatTotal Float (TF) adalah jumlahwaktu yang tersedia dimana sebuahaktifitas dapat ditunda pelaksanaannyatanpa menunda durasi total dari sebuahproyek.TFi = LFTi – EFTi ; atau TFi = LSTi – ESTiTFN akan sama dengan nol jikawaktu selesai paling lambat disamakanwaktunya dengan waktu selesai palingawal dari aktifitas terakhir N. Aktifitasaktifitasyang total floatnya nol yangakan menentukan jalur kritis. Jika waktuselesai paling lambat tidak disamakanwaktunya dengan waktu selesai palingawal dari aktifitas terakhir N, maka TFNakan sama dengan selisih antara keduanilai tersebut dan jalur kritis networkditentukan oleh aktifitas-aktifitas yangmemiliki total float yang nilainya samadengan nilai selisih tersebut. Jika aktifitasyang memiliki LFt terbesar bukanlahaktifitas terakhir, maka aktifitas-aktifitasyang berada pada akhir network akanmemiliki nol float meskipun aktifitasaktifitastersebut tidak kritis.Free Float (FF) memiliki definisiyang sama dengan network tanpahubungan tunmpang-tindih, yaitusejumlah waktu yang tersedia tanpamempengaruhi status awal (untuk ESTatau EFT tergantung jenis hubungantumpang-tindihnya) dari aktifitas-aktifitasberikut (tabel 4).Tabel 4. Free Float (FF)ESTj – (EFTi – LT)ESTj – (ESTi + LTi)ESTj – (EFTi + LTj –DURj)ESTj – (ESTi + LTi +LTj – DURj)F/SS/SF/FS/FJika terdapat lebih dari satu aktifitaspengikut (j), atau hubungan tumpangtindih maka dipilih nilai FFi minimum.8. Contoh AplikasiContoh sebuah networkditunjukkan oleh Gambar 6a. Durasiaktifitas (hari) ditunjukkan pada kotakaktifitas. Hubungan antara aktifitasaktifitasditunjukkan oleh Tabel 5.Tabel 5. Hubungan antara aktifitas-aktifitasAktifitas-aktifitas Jenis Hubungan Lead TimeA dan B Finish-to-start LT = 0D dan F Finish-to-start LT = 0C dan D Finish-to-start LT = 1A dan C Start-to-start LTi = 2B dan D Start-to-start LTi = 3E dan F Start-to-start LTi = 3F dan G Start-to-start LTi = 5A dan E Finish-to-finish LTj = 1B dan D Finish-to-finish LTj = 2C dan G Start-to-finish LTi = 2, LTj = 1171


Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 3, Agustus 2009: 166 - 175Gambar 6a. Contoh sebuah NetworkS/S 2 5C3LTi = 2SFSSFS LT = 1S/S 7 13S/F 2S/S 18 21LTi = 2A4FSLT = 0B6LTi = 30 4 F/S 4 10SSFFLTj = 2D6F/F 6F/S 6FSLT = 0F12SSLTi = 5S/S 3LTj = 1G3F/S 13 25FFSSTipe EST EFTLTj = 1E10LTi = 3F/F -50 10Gambar 6b. Contoh hasil perhitungan maju untuk nilai-nilai EST dan EFT yangdidasarkan atas nilai EST dari aktifitas pertama (A) yaitu nol.Gambar 6b menunjukkan hasilperhitungan maju untuk nilai-nilai ESTdan EFT yang didasarkan atas nilai ESTdari aktifitas pertama (A) yaitu nol. ESTaktifitas E telah diubah dari -5 ke 0sebelum EFT nya dihitung. Cara lainuntuk menangani situasi tersebut adalahdengan memasukkan sebuah aktifitasdummy (START) seperti yang ditampilkanpada gambar 7. Cara ini secara172


Aplikasi Metode Hubungan Tumpang Tindih Pada Network Diagram Preseden(Adnan Fadjar)otomatis membuat sebuah hubunganfinish-to-start antara aktifitas START dan Edan akan menjadikan EST aktifitas Esama dengan 0 jika START juga 0.Gambar 6c menunjukkan hasilperhitungan mundur untuk nilai-nilai LFTdan LST. Nilai LFT untuk aktifitas terakhir(G) dijadikan sama dengan nilai EST nya(21). Ini menunjukkan bahwa G akanmemiliki TF = 0 oleh karenanya adalahaktifitas kritis. Tapi harap dicatat,sebagai contoh, LFT untuk aktifitas Fadalah 25. Hal ini menunjukkan adafloat sebesar 4 hari pada G. Sebuahcara alternatif untuk menanganimasalah ini adalah denganmenggunakan sebuah aktifitas dummypada aktifitas terakhir, yaitu aktifitasSELESAI seperti yang ditunjukkan padagambar 7. Cara ini secara otomatismenghitung G sebagai aktifitas non-kritisdan jalur kritis akan melalui MULAI-A-B-D-F-SELESAI.Jalur kritis adalah jalur yangmenghubungkan aktifitas-aktifitas yangTotal Floatnya = 0. Hasil perhitungan FreeFloat ditunjukkan pada Gambar 6d danrangkuman hasil seluruh perhitunganditunjukkan pada Gambar 6e.Gambar 6c. Contoh hasil perhitungan mundur untuk nilai-nilai LFT dan LSTGambar 6d. Contoh hasil perhitungan mundur untuk nilai-nilai LFT dan LST173


Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 3, Agustus 2009: 166 - 175Gambar 6e. Contoh hasil perhitungan mundur untuk nilai-nilai LFT dan LSTGambar 7. Penggunaan sebuah aktifitas dummy pada aktifitas terakhir, yaitu aktifitasSELESAI9. PenutupPenggunaan hubungantumpang tindih antar aktifitas padaumumnya dapat membantumemperpendek durasi sebuah proyek.Program-program komputer yang adapada saat ini seperti MS Project danPrimavera sudah mengijinkandigunakannya hubungan tumpangtindih.Meskipun demikian, pemakaiannetwork konvensional yang tidakmenggunakan hubungan tumpangtindih umumnya lebih disukai oleh parapraktisi. Hal ini disebabkan analisisnetwork yang menggunakan hubungantumpang tindih lebih kompleks sehinggadibutuhkan kemampuan dan ketelitianekstra dari seorang perencana networkdalam menyusun sebuah network yang174


Aplikasi Metode Hubungan Tumpang Tindih Pada Network Diagram Preseden(Adnan Fadjar)melibatkan hubungan tumpang-tindih.Kemampuan dan ketelitian ekstra inidibutuhkan agar hasil akhir networktersebut benar.10. Daftar PustakaAhuja H.N., Project Management:Techniques In Planning AndControlling, John Wiley & Sons,Inc., 2nd edition, 1994.Barrie D.S. & B.C. Paulson, ProfessionalConstruction Management,McGraw Hill, Inc., 1992.Callahan M.T., Construction ProjectScheduling, McGraw Hill, Inc.,1992.Halpin D.W. & R.W.Woodhead,Construction Management, 2ndedition, John Wiley & Sons, Inc.,New York, 1998.Wakefield R.R., Project Planning andControl, The UNSW, 1998.175

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!