12.07.2015 Views

konsorsium penelitian karakteristik sosial ekonomi petani pada

konsorsium penelitian karakteristik sosial ekonomi petani pada

konsorsium penelitian karakteristik sosial ekonomi petani pada

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hart eBooksHart เป็ นหน ังสืออิเล็กทรอนิกส์จากส าน ักพิมพ์ Hart Publishing ซึ่งเป็ นส าน ักพิมพ์ที่มุ่งม ่นในการตีพิมพ์เอกสารทางกฎหมายให้ได้มาตรฐานสูงสุด ัครอบคลุมเนื้อหาทางสาขาวิชากฎหมายโดยเฉพาะและสาขาที่เกี่ยวข้อง เช่น Commercial andFinancial Law, Company and Insolvency Law, Comparative Law, Computerand Internet Law, Constitutional and Administrative Law, Consumer Law,Contract, Tort and Restitution, Copyright, Patents and Trademarks,Criminal law, Criminology and Policing Environmental Law, Equity andTrusts, European Law, Evidence, Proof and Process เป็ นต้น ประกอบด้วยหน ังสือมากกว่า 600 รายชื่อ2.2 Advanced Search การสืบค ้นขั้นสูง1. คลิกที่ Advanced Search 2. พิมพ์ค าหรือวลี3. ระบุเขตข ้อมูล 4. ระบุค าเชื่อม5. เลือกรูปแบบการแสดงผล 6. คลิก Searchวิธีการสืบค้นฐานข้อมูล1. Browse Collection ไล่เรียงตามรายชื่อหนังสือ1. เลือกไล่เรียงหนังสือทั้งหมดภายในฐานข ้อมูล2. คลิกที่ Related Topics เพื่อเลือกไล่เรียงหนังสือตามสาขาวิชา3. คลิกเลือกสาขาวิชาที่ต ้องการ 4. เลือกหนังสือเล่มที่สนใจหน้าแสดงรายการผลล ัพธ์ (Search Results)1. คลิกที่ชื่อเรื่อง เพื่ออ่านหนังสือทั้งเล่ม2. คลิกที่ Match Page หรือ Match Chapter เพื่อแสดงหน ้าหรือบทหนังสือที่เกี่ยวข ้องกับค าค ้นที่สุด3. เลือกกรองผลลัพธ์ให ้เฉพาะเจาะจง2. Search (การสืบค้นแบบใช้ค าส าค ัญ)2.1 Basic Search การสืบค ้นแบบง่าย1. คลิกเลือกที่ Search2. ใส่ค าค ้นหรือวลี3. เลือกเขตข ้อมูลที่ต ้องการ4. คลิก Search


I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangAdalah naluri manusia untuk hidup sejahtera. Oleh karena itu, kehidupanyang lebih sejahtera adalah tujuan umum yang sifatnya universal dan menjadidambaan setiap individu, komunitas, bahkan suatu bangsa. Ekonomi merupakansalah satu dimensi pokok dari nilai-nilai yang tercakup dalam kesejahteraan.Kinerja sistem per<strong>ekonomi</strong>an, baik secara keseluruhan ataupun secarasektoral adalah outcomes dari proses interaksi faktor-faktor internal dan faktorfaktoreksternal. Faktor internal mencakup kreativitas, inovasi, keterampilanmanajerial, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penguasaansumberdaya yang berkembang dalam masyarakat. Faktor eksternal adalahdinamika lingkungan strategis, baik lingkungan fisik maupun non fisik. Adalahtugas pemerintah untuk mengkondisikan terjadinya perubahan dimana faktorfaktorinternal yang merupakan sumber-sumber kelemahan dapat diatasi dansumber-sumber kekuatan terdayagunakan optimal agar mampu mengatasiancaman dan memanfaatkan peluang yang terkait dengan dinamika faktor-faktoreksternal sehingga tujuan dan harapan masyarakat tercapai.Sebagai implikasi dari dinamika lingkungan strategis, tantangan danpermasalahan yang dihadapi sektor pertanian semakin berat. Secara garisbesar, terdapat 5 driving factors yang berimplikasi serius terhadap sektorpertanian. Pertama, globalisasi dan belum terwujudnya sistem perdaganganinternasional yang lebih adil (Oxfarm International, 2002; Diao et al, 2003;Hutabarat et al 2006; Sawit et al, 2006). Kedua, terjadinya perubahan iklim yangsecara umum berdampak negatif <strong>pada</strong> hampir semua aspek kehidupan. Sektorpertanian merupakan salah satu sektor per<strong>ekonomi</strong>an yang paling rentan,terlebih-lebih di negara-negara berkembang (McCarl, Adams, and Hurd, 2001;IPPC, 2001; Yohe and Tol, 2002; Stern et al, 2006). Ketiga, meningkatnyapersaingan antara pangan dan energi dalam pemanfaatan sumberdayapertanian. Keempat, degradasi sumberdaya alam yang masih terus berlangsungdan berdampak negatif terhadap produktivitas sumberdaya lahan dan air untukpertanian. Kelima, implikasi dari beban yang dipikul sektor pertanian sebagaisalah satu andalan dalam rangka pencapaian Millenium Development Goals -MDGs (The World Bank and IFPRI, tanpa tahun).1


Kondisi seperti tersebut di atas terjadi dalam lingkup global, regional, dannasional; dan kemudian tertransmisikan tingkat lokal. Sudah barang tentu antarnegara berbeda; akan tetapi secara umum kondisi yang dihadapi oleh negaranegaraberkembang lebih berat karena terkendala oleh terbatasnya infrastruktur(fisik maupun non fisik), penguasaan ilmu dan teknologi, kapabilitas manajerial,struktur <strong>ekonomi</strong>, sistem politik, dan penguasaan kapital.Bagi Indonesia, peran strategis sektor pertanian bukan hanya mencakupkontribusinya dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehandevisa, penyediaan pangan dan bahan baku undustri, penyediaan lapangankerja, dan pengentasan kemiskinan serta pendapatan masyarakat; tetapi jugamerupakan penyangga per<strong>ekonomi</strong>an nasional dalam menghadapi krisismenoter. Secara empiris hal ini terbukti bahwa ketika krisis moneter melandanegeri ini <strong>pada</strong> tahun 1998 yang lalu ternyata sektor pertanian lebih tangguhbertahan dan mampu pulih lebih cepat dari sektor lain.Sektor pertanian adalah bagian integral dari sistem per<strong>ekonomi</strong>ansehingga kinerja sektor pertanian mempengaruhi kinerja sistem per<strong>ekonomi</strong>ansecara keseluruhan; sebaliknya kinerja sektor-sektor lain juga berpengaruhterhadap kinerja sektor pertanian. Hal ini berimplikasi bahwa efektivitas kebijakandi sektor pertanian dipengaruhi pula oleh situasi dan kondisi per<strong>ekonomi</strong>andalam keseluruhan; dan sebaliknya manfaat yang tercipta dari implementasikebijakan di sektor pertanian berdampak pula <strong>pada</strong> sektor-sektor lain.Dalam tahun 2005 – 2025, visi pembangunan pertanian adalah:terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan,peningkatan nilai tambah dan dayasaing produk pertanian serta peningkatankesejahteraan <strong>petani</strong> (Departemen Pertanian, 2005). Untuk itu, tujuanPembangunan Pertanian periode 2005 – 2009 adalah:1. Membangun Sumberdaya Manusia (SDM) aparatur profesional, <strong>petani</strong>mandiri, dan kelembagaan;2. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan;3. Memantapkan ketahanan dan keamanan pangan;4. Meningkatkan dayasaing dan nilai tambah produk pertanian;5. Menumbuhkembangkan usaha pertanian yang akan memacu aktivitas<strong>ekonomi</strong> perdesaan;6. Membangun sistem manajemen pembangunan pertanian yang berpihakke<strong>pada</strong> <strong>petani</strong>.2


Dalam pembangunan pertanian, <strong>petani</strong> adalah aktor utama yangberperan sebagai subyek sekaligus obyek. Petani adalah subyek dalamposisinya sebagai pelaku <strong>ekonomi</strong> khususnya ataupun warga negara <strong>pada</strong>umumnya. Petani adalah aktor utama yang menentukan sosok sektor pertanian.Di sisi lain, dalam konteks evaluasi ataupun perumusan kebijakan maka <strong>petani</strong>(sama halnya dengan kelompok masyarakat yang lain) adalah obyek yang<strong>karakteristik</strong>nya perlu dipahami secara komprehensif dan mendalam.Dinamika tidak hanya terjadi dalam konteks lingkungan strategis tetapijuga komunitas <strong>petani</strong>. Dalam konteks demikian itu <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong><strong>petani</strong> adalah suatu 'profil' yang di satu sisi merefleksikan rekam jejak hasilpembangunan yang telah dilakukan dan di sisi lain merefleksikan permasalahandan tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu pemahaman komprehensif,cermat, dan mendalam terhadap substansi tersebut merupakan bekal yangsangat berharga untuk bahan evaluasi dalam rangka perbaikan pelaksanaanpembangunan maupun untuk merumuskan rancang bangun dan strategikebijakan yang akan ditempuh.Adalah fakta bahwa perumusan kebijakan pertanian yang selama inidilakukan juga telah dilandasi pemahaman komprehensif dan mendalam tentang<strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong>. Akan tetapi – sebagaimana dinyatakan diatas – permasalahan dan tantangan adalah bersifat dinamis. Implikasinya, upayapemutakhiran (updating) data, informasi dan pemahaman terhadap arahperubahan dan kondisi aktual dapat diperoleh sehingga berdayaguna untukmendukung terciptanya kebijakan yang aktual, efektif, dan antisipatif.1.2. Permasalahan dan Isu Pokok PenelitianSuatu kebijakan dirumuskan untuk mengatasi dan atau mengantisipasipermasalahan publik. Lazimnya, perumusan kebijakan dibuat oleh lembaga yangmemiliki otoritas legal dari seperangkat alternatif yang merefleksikan pilihanpilihan<strong>sosial</strong>, dengan dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat,mutakhir, menangkap arah perubahan yang terjadi dari aktor utama sasarankebijakan, dan membutuhkan pula adanya dukungan publik. Sudah barang tentuharus harmonis dengan kebijakan lain yang terkait, baik secara langsungmaupun tidak langsung. Karena target utama kebijakan pembangunan pertanianadalah <strong>petani</strong>, maka logis jika kebijakan yang dipilih merefleksikan pula advokasikepentingan <strong>petani</strong>.3


Secara garis besar, permasalahan dan tantangan yang dihadapi sektorpertanian dapat dipilah menjadi dua: (1) di lingkup makro, dan (2) di lingkupmakro. Sudah barang tentu antar variabel yang tercakup didalamnya salingberhubungan dan umumnya membentuk suatu konfigurasi yang rumit. Olehkarena itu, mengingat bahwa aspeknya sangat luas maka harus difokuskan <strong>pada</strong>substansi permasalahan yang dipandang strategis, dalam arti sangat relevandengan kondisi terkini dan secara langsung maupun tidak langsung akan selalumenentukan dinamika <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong>. Demikianpun halnya denganlingkup mikro, permasalahan dan tantangan yang akan diteliti juga harusdifokuskan <strong>pada</strong> aspek-aspek utama yang menentukan dinamika <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong><strong>petani</strong> dan merupakan isu kebijakan terkini.Dalam lingkup makro, pengaruh dari dinamika per<strong>ekonomi</strong>an nasionalterhadap sektor pertanian terjadi melalui mekanisme kaitan sektoral antar sektorpertanian dengan sektor-sektor per<strong>ekonomi</strong>an lainnya. Oleh karena itu, aspek inidapat dipandang sebagai substansi <strong>penelitian</strong> yang penting.Analisis lingkup mikro dalam aspek <strong>ekonomi</strong> dan <strong>sosial</strong> budaya melaluipendekatan terpadu dari disiplin ilmu terkait merupakan pendekatan yangdipandang paling sesuai untuk memperoleh pemahaman komprehensif danmendalam tentang <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong>. Dalam konteks inipengaruh dari keragaman ekosistem (agroekosistem) harus diakomodasikandalam pendekatan <strong>penelitian</strong> tersebut. Cakupan permasalahan yang dipandangpaling relevan dengan kebutuhan untuk perumusan kebijakan terkini antara lain:1. Karakteristik dan arah perubahan struktur tenaga kerja pertanian danimplikasinya terhadap produktivitas dan pendapatan usahatani dan rumahtangga <strong>petani</strong>.2. Struktur dan arah perubahan penguasaan lahan pertanian serta arahperubahannya dan implikasinya <strong>petani</strong> khususnya dan rumah tanggapedesaan <strong>pada</strong> umumnya.3. Profil dan arah perubahan pola tanam. Dalam konteks makro, pola tanamdapat dipergunakan untuk melengkapi 'peta komoditas'. Data dan informasiyang dihasilkan dari analisis pola tanam juga sangat berguna untukmelengkapi peta dasar yang diperlukan dalam merumuskan kebijakanpemerintah dalam rangka adaptasi terhadap perubahan iklim.4


4. Tanpa berpretensi mengesampingkan komoditas lain, adalah fakta bahwaberas adalah komoditas strategis yang posisinya sangat istimewa dalamper<strong>ekonomi</strong>an nasional. Oleh karena itu identifikasi terhadap peluang dankendala pengembangan komoditas tersebut di tingkat <strong>petani</strong> selalumerupakan isu aktual karena tak lepas dari situasi dan kondisi lingkunganyang <strong>pada</strong> hakekatnya adalah dinamis.5. Akses <strong>petani</strong> terhadap sarana dan prasarana per<strong>ekonomi</strong>an, khususnya yangterkait langsung terhadap kegiatan usahatani.6. Profil dan arah perubahan konsumsi dan pengeluaran rumah tangga. Aspekini sangat penting karena: (i) menyediakan informasi yang dapat digunakanuntuk mengetahui tingkat ketahanan pangan level rumah tangga, (ii)perubahan polal konsumsi menyediakan informasi mengenai arah perubahanpola permintaan pangan, (iii) pengeluaran rumah tangga merefleksikantingkat kesejahteraan rumah tangga berdasarkan indikator <strong>ekonomi</strong>.1.3. Tujuan Penelitian1. Menganalisis keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor-sektor <strong>ekonomi</strong>lainnya dalam per<strong>ekonomi</strong>an nasional.2. Menganalisis struktur dan arah perubahan struktur tenaga kerja pertaniandan implikasinya terhadap kinerja usahatani.3. Menganalisis struktur dan arah perubahan penguasaan lahan pertanian danimplikasinya terhadap usahatani dan pendapatan rumah tangga.4. Menganalisis pola tanam, arah perubahan, dan faktor-faktor yangmempengaruhi keputusan <strong>petani</strong> dalam memilih pola tanam.5. Menganalisis <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong> padi; khususnya dalamaspek: (a) kapabilitas managerial usahatani, (b) aspek permodalan, (c)surplus produksi yang dipasarkan dan penjualan hasil panen.6. Menganalisis akses <strong>petani</strong> terhadap sarana dan prasarana per<strong>ekonomi</strong>an,khususnya yang terkait langsung dengan kegiatan usahatani.7. Menganalisis <strong>karakteristik</strong> rumah tangga <strong>petani</strong> dalam aspek konsumsi danpengeluaran rumah tangga.8. Menganalisis aspek-aspek <strong>sosial</strong> budaya, khususnya yang terkait denganaspek ketenaga kerjaan, penguasaan lahan, dan adopsi teknologi.5


1.4. Keluaran PenelitianDari hasil <strong>penelitian</strong> ini, keluaran umum yang diharapkan adalah data daninformasi tentang profil terkini dan arah perubahan dalam <strong>karakteristik</strong> SosialEkonomi Petani di Indonesia. Adapun keluaran khusus yang diharapkan adalah:1. Data dan informasi yang menunjukkan kaitan sektor pertanian dan sektorsektorper<strong>ekonomi</strong>an lainnya serta kecenderungan perubahannya.2. Data dan informasi tentang <strong>karakteristik</strong> dan arah perubahan struktur tenagakerja pertanian yang didalamnya mencakup data dan informasi tentangpengaruh fenomena 'aging' terhadap produktivitas usahatani.3. Data dan informasi tentang <strong>karakteristik</strong> penguasaan lahan pertanian danarah perubahannya serta implikasinya terhadap distribusi pendapatan.4. Data dan informasi tentang <strong>karakteristik</strong> dan arah perubahan pola tanam dankaitannya dengan informasi tentang peta komoditas pangan utama danadaptasi terhadap perubahan iklim.5. Data dan informasi tentang usahatani padi, terutama yang berkenaan dengankapabilitas managerial <strong>petani</strong> dalam usahatani padi, aspek permodalan, danaspek pemasaran di tingkat <strong>petani</strong>.6. Data dan informasi tentang akses <strong>petani</strong> terhadap sarana dan prasaranaper<strong>ekonomi</strong>an yang terkait langsung dengan aktivitas usahatani.7. Data dan informasi tentang <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong> dalam aspekkonsumsi dan pengeluaran rumah tangga.8. Data dan informasi mengenai aspek-aspek <strong>sosial</strong> budaya <strong>petani</strong>, terutamadalam aspek ketenaga kerjaan, penguasaan lahan, dan adopsi teknologi.II. PENDEKATAN PENELITIAN2.1. Cakupan PenelitianSecara garis besar, analisis <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong> harusmencakup dua tataran: (a) lingkup makro, dan (b) lingkup mikro. Mengingatbahwa substansi permasalahan yang tercakup dalam <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong><strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong> sangat luas maka harus difokuskan <strong>pada</strong> aspek-aspek tertentuyang sifatnya strategis, dalam arti menentukan dinamika <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong>.6


Pada lingkup makro difokuskan <strong>pada</strong> analisis kaitan sektoral pertanian –non pertanian. Pada lingkup mikro difokuskan <strong>pada</strong>: (1) aspek ketenaga kerjaan(struktur, arah perubahan, fenomena 'aging' tenaga kerja pertanian danimplikasinya terhadap produktivitas dan pendapatan usahatani); (2) aspekpenguasaan lahan (struktur, arah perubahan, implikasi terhadap peruntukanlahan dan produktivitas usahatani serta pendapatan rumah tangga); (3) analisispola tanam (profil, arah perubahan, faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan<strong>petani</strong> dalam penerapan pola tanam), (4) usahatani padi (kapabilitas managerial,aspek permodalan, aspek pemasaran di tingkat <strong>petani</strong>); (5) Akses <strong>petani</strong>terhadap infrastruktur yang terkait langsung dengan aktivitas usahatani; dan (6)aspek konsumsi dan pengeluaran rumah tangga <strong>petani</strong>.Komunitas agraris memiliki budaya yang khas. Sebagai individu maupunsecara kelompok, nilai-nilai yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan(sebagai produsen maupun konsumen) tidak hanya mencakup variabel-variabeldalam dimensi <strong>ekonomi</strong> tetapi juga <strong>sosial</strong> budaya. Oleh karena itu, analisis darisudut pandang <strong>sosial</strong> budaya merupakan bagian penting dari upaya pemahamankomprehensif mengenai <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong>.Keragaman <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong> sangat dipengaruhi olehkondisi lingkungan alam (ekosistem). Secara empiris interaksi antara ekosistemdan komoditas utama yang diusahakan oleh komunitas <strong>petani</strong> di suatu wilayahmewujud dalam <strong>karakteristik</strong> agroekosistem tertentu. Oleh karena itu, analisis<strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong> dalam <strong>penelitian</strong> ini akan mencakup populasi<strong>petani</strong> dari berbagai wilayah yang <strong>karakteristik</strong> agroekosistemnya berbeda.2.2. Organisasi PenelitianUntuk dapat menjawab tujuan <strong>penelitian</strong> dan menghasilkan keluaran yangberdayaguna untuk masukan dalam perumusan kebijakan maka pelaksanaan<strong>penelitian</strong> ini akan dilakukan oleh suatu Konsorsium yang terdiri Pusat AnalisisSosial Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Pertanian dan Perguruan Tinggi.2.3. Kerangka PemikiranMenurut (Stevens dan Jabara, 1988), kegagalan program pembangunandi negara-negara berkembang, memberikan pelajaran tentang semakinpentingnya : (1) penggunaan model <strong>ekonomi</strong> yang benar, (2) pengetahuanmengenai kondisi empiris pertanian yang terjadi di lapangan, dan (3)7


menghindari asumsi yang keliru. Oleh karena itu dalam memformulasikan suatukebijakan dan merancang suatu program pembangunan pertanian, pendekatan(pemodelan) dan ketersediaaan data dan informasi sangatlah penting danmencakup bukan hanya aspek <strong>ekonomi</strong> tetapi juga <strong>sosial</strong> budaya.Jelas bahwa itu saja belum cukup; karena yang diperlukan bukan sajatersedianya data dan informasi yang lengkap dan akurat tetapi jugamenggambarkan kondisi mutakhir atau 'terkini'. Sengaja diberi isitilah 'terkini'bukan terkini karena pemaknaannya adalah demikian.Pada hakekatnya, istilah 'terkini' adalah relatif dalam arti hanya relevandan bermakna jika pemahamannya dikaitkan dengan kondisi sebelumnya. Hal initerkait dengan kenyataan bahwa apa yang terjadi <strong>pada</strong> saat ini dipengaruhi olehkondisi sebelumnya. Untuk menyimpulkan apa bahwa kondisi 'terkini' lebih baikatau lebih buruk, lebih tinggi ataukah lebih rendah; dibutuhkan adanya informasitentang kondisi sebelumnya sebagai referensi yang dijadikan acuan.Kehati-hatian lain yang harus dijadikan patokan dalam memperoleh potretterkini adalah masalah representasinya terhadap kondisi sebenarnya; baik dalamkonteks dinamis maupun agregat wilayah, populasi, dan sebagainya. Prinsip inisangat penting dipahami agar data dan informasi yang digunakan sebagairumusan kebijakan bukan merupakan potret dari kondisi temporer yang volatilatau kasus-kasus yang tingkat generalisasinya lemah. Jika prinsip ini dilanggar,bukan mustahil yang akan dihasilkan adalah suatu rumusan kebijakan yangdapat dikategorikan 'reactive' , salah sasaran, atau tidak membumi.Dengan dasar pertimbangan seperti dimaksud di atas maka pendekatanyang ditempuh dalam <strong>penelitian</strong> ini adalah:1. Analisis kararkteristik <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong> harus dapat menangkapperubahan yang terjadi.2. Perancangan dalam pengumpulan data untuk memotret kondisi terkini harusdifokuskan <strong>pada</strong> aspek-aspek tertentu yang relevan dengan kebutuhan agarprinsip representasi terhadap kondisi empiris dapat dipenuhi.Dalam analisis <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> <strong>ekonomi</strong> <strong>petani</strong>, individu <strong>petani</strong>,keluarganya, usahanya, ternaknya, konsumsinya, harta dan hutang–piutangnya,rencana-rencananya, harapan dan kekhawatirannya; harus dipahami karenaberimplikasi terhadap arah pertanian dalam tataran praktis (Egbert de Vries,1985). Bagi sebagian <strong>petani</strong>, prinsip mendahulukan selamat dengan cara8


menghindari risiko adalah wajar krena setiap musim mereka selalu berhadapandengan kelaparan dan segala konsekuensinya. Pengetahuan mengenaibagaimana <strong>petani</strong> membentuk kehidupan <strong>ekonomi</strong> untuk menjamin subsistensiyang stabil akan membantu untuk memahami pola-pola inovasi dan investasiyang dilakukannya, perubahan teknik budidaya, pemanfaatan bibit unggul, dansebagainya (Scott, 1989).Model sederhana dari sistem usahatani dapat direpresentasikan olehdeterminan sistem usahatani (Gambar Lampiran 1). Faktor eksternal mencakup:(1) faktor-faktor yang sifatnya "tetap" (input A), dan (2) yang sifatnya variabel(input C). Sebagian besar faktor-faktor yang termasuk kategori (1) bersifat fisik:tanah, iklim, air, dan sebagainya; sedangkan kategori (2) mencakup kebijakanpemerintah, infrastruktur, dan sebagainya. Faktor internal (input B) mencakupsumberdaya manusia <strong>petani</strong>, penguasaan aset pertanian, akses <strong>petani</strong> terhadapmodal, dan sebagainya. Tercakup pula dalam faktor internal ini adalah sikap danperilaku <strong>petani</strong>, khususnya dalam konteks <strong>ekonomi</strong>.Secara simultan, ketiga input tersebut terlibat dalam prosesberlangsungnya aktivitas usahatani (operasi sistem). Keluarannya adalah produkpertanian yang kemudian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan(subsistensi), tabungan tunai, untuk pengembangan usahatani periodeberikutnya, dan biaya-biaya tunai untuk memenuhi kebutuhan non pangan.Sudah barang tentu dalam kenyataannya terdapat variasi antar rumah tangga<strong>petani</strong>, baik dalam konteks relatif maupun absolut. Untuk <strong>petani</strong> kaya mungkinalokasi untuk pangan tidak dominan; tetapi sebaliknya untuk <strong>petani</strong> miskinsebagian besar adalah dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pangan.Potensi pengembangan usahatani sangat ditentukan oleh tabungan tunaidan dana yang oleh <strong>petani</strong> memang dialokasikan untuk kepentingan tersebut. Inimerupakan umpan balik untuk terjadinya perubahan <strong>pada</strong> faktor A dan B; danumpan balik untuk C jika kondisi <strong>sosial</strong> dan politik kondusif memposisikannyasebagai agenda kebijakan nasional yang memperoleh prioritas tinggi.2.4. Data dan Sumber DataData yang digunakan dalam <strong>penelitian</strong> ini terdiri dari data sekunder dandata primer. Data sekunder yang digunakan berupa data Sensus Pertaniantahun 2003, data Susenas tahun 2005 dari Badan Pusat Statistisk dan datapanel tingkat rumah tangga <strong>petani</strong> yang dapat digunakan untuk mengetahui9


dinamika rumah tangga <strong>petani</strong> dari beberapa agroekosistem dalam periode 10tahun terakhir. Data primer diperoleh melalui survey dengan wawancaralangsung <strong>pada</strong> <strong>petani</strong> dengan menggunakan kuesioner. Selain menggunakanmetode survey untuk memperkaya data kuantitaif dikumpulkan juga datakualitatif yang berkaitan dengan <strong>karakteristik</strong> <strong>sosial</strong> budaya rumah tangga <strong>petani</strong>dengan teknik FGD (Focused Group Discussion). Terkait dengan aspek yangdikaji, unit analisis yang digunakan dalam studi ini adalah rumah tangga <strong>petani</strong>dan komunitas.2.5. Lokasi PenelitianLokasi <strong>penelitian</strong> disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dankeluaran <strong>penelitian</strong> yang diharapkan. Penentuan lokasi <strong>penelitian</strong> akandidiskusikan secara lebih rinci dengan pihak-pihak terkait dalam Konsorsium.2.6. Metode AnalisisMetode analisis disesuaikan dengan aspek yang diteliti, tujuan yang akandicapai dan keluaran yang diharapkan dapat dihasilkan dari <strong>penelitian</strong>.Pendekatan, model, dan alat analisis yang akan diaplikasikan dalam <strong>penelitian</strong>ini akan dirumuskan bersama-sama dalam diskusi intensif antar pelaksana<strong>penelitian</strong> dalam Konsorsium Penelitian.III. TAHAPAN PELAKSANAANUntuk mencapai sasaran yang diinginkan, <strong>penelitian</strong> akan melakukantahap-tahap persiapan, pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan data,penulisan laporan <strong>penelitian</strong>, seminar dan penggandaan laporan. Jadwalpelaksanaan <strong>penelitian</strong> tertera <strong>pada</strong> Lampiran 2.10


DAFTAR PUSTAKADiao, X., E.D. Bonilla, and S. Robinson. 2003. Till me where it hurts, An I TellYou Who to Call. Industrialized Countries Agriculture Policies andDeveloping Countries. International Food Policy Research Institute,Washington, DC.Egbert de Vries. 1985. Pertanian dan Kemiskinan di Jawa. Yayasan OborIndonesia dan PT. Gramedia, Jakarta.Hutabarat, B., S.K. Dermoredjo, H.J. Purba, E.M. Lokollo, Wahida. 2006.Analisis Notifikasi dan Kerangka Modalitas Perjanjian PerdaganganWTO. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.IPCC, 2001: Climate Change 2001: Impacts, Adaptation, and Vulnerability.Contribution of Working Group II to the Third Assessment Report of theIntergovernmental Panel on Climate Change [McCarthy, James J.,Canziani, Osvaldo F., Leary, Neil A., Dokken, David J., and White, KaseyS. (eds.)]. Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom andNew York, NY, USA, 1032pp.McCarl, Adams, and Hurd (2001). Global Climate Change and Its Impact onAgriculture.http://agecon2.tamu.edu/people/faculty/mccarlbruce/papers/879.pdf.Oxfarm International, 2002. Aturan-aturan Curang dan Standar Ganda:perdagangan, globalisasi, dan perjuangan melawan kemiskinan.Terjemahan ringkasan. www.marketradefair.com.Sawit, M.H., S. Nuryanti, S. Bachri, F. Dabuke. 2006. Special Safeguard (SSG),Special Safeguard Mechanism (SSM) dan Peran Bantuan Domestik diIndonesia. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.Scott, J.C. 1989. Moral <strong>ekonomi</strong> Petani. Pergolakan dan Subsistensi di Asiatenggara. LP3ES, Jakarta.Stern, N., S.Peters, V.Bakhshi, A.Bowen, C.Cameron, S.Catovsky, D.Crane,S.Cruickshank, S.Dietz, N.Edmonson, S.-L.Garbett, L.Hamid, G.Hoffman,D.Ingram, B.Jones, N.Patmore, H.Radcliffe, R.Sathiyarajah, M.Stock,C.Taylor, T.Vernon, H.Wanjie, and D.Zenghelis (2006), Stern Review:The Economics of Climate Change, HM Treasury, London.Stevens, R. D. And J. L. Jabara. 1988. Agricultural Development Principles :Economic Theeory and Empirical Evidence. The johns HopkinsUniversity Press, Baltimore and London.The world Bank and IFPRI. Agriculture and Achieving The MilleniumDevelopment Goals. Report No. 32729-GLB. Agriculture & RuralDevelopment Department, World Bank. Washington, DC.http://www.worldbank.org/rural.Yohe, G.W. and R.S.J. Tol (2002), 'Indicators for Social and Economic CopingCapacity - Moving Towards a Working Definition of Adaptive Capacity',Global Environmental Change, 12 (1), 25-40.11


Lampiran 1.Input "A": Fisik (relatif tetap)1. Tanah (kesuburan, topografi)2. Iklim3. Air, irigasi4. Lokasi, jarak, aksesibilitas5. "Disease hazards"6. Usaha pertanian potensialInput "C" – Govt/social – variable1. Kebijaksanaan pemerintah- harga- perdagangan- perkreditan- subsidi- tariff2. Infrastruktur- pendidikan/latihan, penyuluhan- <strong>penelitian</strong>- pengangkutan- fasilitas pemasaran3. Industrialisasi- ketersediaan input- permintaan produk sampingan4. Lainnya (sistem penguasaan tanah, dsb.)Faktor A + CDeterminan eksternalFaktor "B":1. Jumlah anggota keluarga, umur, angkatan kerja2. Keterampilan managerial, pendidikan3. Luas lahan, kualitas lahan4. Ketersediaan energi di luar tenaga kerja5. Akses terhadap kredit/modal lancar6. Sikap/perilaku, tujuan, nutrisi, dan sebagainya.OperasiSistemKeluaran sistem/HasilSubsistensi Tabungan tunai Pengembangan usahatani Biaya-biaya tunaiPotensi pengembangan sistem usahataniUmpan balik perubahan faktor "A" + "B"Umpan balik untuk perubahan faktor "C", tetapi iniakan terjadi hanya jika ada kondisi politik/ <strong>sosial</strong>yang tepat, jika tidak maka sistem yang akan terjadiadalah suatu "cycle endlessly" yang statis, yaknitetap tidak berkembangGambar 1. Model Sederhana dari Determinan Usahatani.12


Lampiran 2.Jadwal Pelaksanaan PenelitianKegiatan1. Persiapan:- Studi Pustaka- Pembuatan proposal- Penyusunan quesioner2. Pengumpulan data3. Pengolahan dan Analisa data:- Data sekunder- Data primer4. Penulisan laporan5. Seminar6. Perbaikan laporan7. Laporan akhir8. Penggandaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!