12.07.2015 Views

Upaya-Lembaga-Pemasyarakatan-Dalam-Mencegah-Narapidana-Melarikan-Diri-:-studi-di-Lembaga-Pemasyarakatan-Klas-I-Lowokwaru-Malang

Upaya-Lembaga-Pemasyarakatan-Dalam-Mencegah-Narapidana-Melarikan-Diri-:-studi-di-Lembaga-Pemasyarakatan-Klas-I-Lowokwaru-Malang

Upaya-Lembaga-Pemasyarakatan-Dalam-Mencegah-Narapidana-Melarikan-Diri-:-studi-di-Lembaga-Pemasyarakatan-Klas-I-Lowokwaru-Malang

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

85negara, khususnya dalam hal membimbing, membina dan merawat narapidanaatau anak <strong>di</strong><strong>di</strong>k pemasyarakatan. Yang <strong>di</strong>khawatirkan dari kurangnya tingkatkesejahteraan pegawai yaitu dapat menyebabkan kurangnya <strong>di</strong>siplin sehinggatingkat keamanan menja<strong>di</strong> tidak berjalan dengan baik. Jalan keluarnya adalahdengan meningkatkan SDM atau memberdayakan pegawai <strong>di</strong> lingkunganLapas untuk melaksanakan tugas secara profesional.6. Tidak adanya peraturan yang memberikan sanksi pidana terhadap narapidanayang melarikan <strong>di</strong>ri. Sampai saat ini, undang-undang yang mengatur tentangperbuatan melarikan <strong>di</strong>ri hanyalah pasal 223 KUHP yang hanya <strong>di</strong>tujukan bagiorang yang membantu si pelaku melarikan <strong>di</strong>ri, sementara bagi yang melarikan<strong>di</strong>ri tidak <strong>di</strong>kenai sanksi pidana, tetapi hanya sanksi <strong>di</strong>siplin dan bersifat relatifsesuai dengan kebijakan masing-masing Lapas. Hal ini <strong>di</strong>karenakan pada Pasal47 ayat (1) UU tentang pemasyarakatan <strong>di</strong>sebutkan bahwa KALAPASberwenang menjatuhkan hukuman <strong>di</strong>sipliner terhadap Warga Binaan<strong>Pemasyarakatan</strong> (WBP) yang melanggar tata tertib. Meskipun pasal dalamPasal 47 ayat (2) <strong>di</strong>sebutkan juga jenis hukuman dan batasan lama hukuman,namun hukuman tersebut hanyalah berwujud pengasingan serta penguranganhak-hak tertentu tanpa ada ketentuan pidana. Perlunya sanksi pidana baginarapidana atau tahanan yang melarikan <strong>di</strong>ri <strong>di</strong>rasakan penting. Pengasinganyang berwujud “sel tikus” dan pengurangan hak-hak tertentu seperti<strong>di</strong>tiadakannya pengurangan waktu pidana (remisi), <strong>di</strong>hapuskannya hak untukcuti mengunjungi keluarga (CMK), asimilasi, <strong>di</strong>rasakan belum cukup untukmencegah narapidana melarikan <strong>di</strong>ri. Perlu adanya ketentuan pidana yangkhusus mengatur tentang perbuatan melarikan <strong>di</strong>ri dari Lapas.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!