13.07.2015 Views

LAPORAN AKHIR - KM Ristek

LAPORAN AKHIR - KM Ristek

LAPORAN AKHIR - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

jenis tumbuhan, jenis eksplan dan jenis auksin yang digunakan. Indole 3-Acetic Acid (1M)digunakan pada kisaran konsentrasi 0,1 - 10 mg/l, NM 0,05 - 1 mg/l, dan IBA 0,5 - 3 mg/l.Berbagai jenis auksin dapat diaplikasikan bersama-sama atau dikombinasikan dengangolongan sitokinin dan giberelin, tetapi untuk menginduksi perakaran akan lebih baik hanyadengan penambahan satu jenis auksin saja (George dan Sherrington, 1984).Salah satu tahap yang dapat menurunkan keberhasilan perbanyakan melalui kulturjaringan adalah tahap aklimatisasi. Banyak hasH penelitian yang menunjukkan bahwa padatahap aklimatisasi diperlukan media tanah yang adaptif serta penurunan kelembabansecara bertahap. Keberhasilan rendah pad a tahap aklimatisasi dapat disebabkan karenabibit tanaman dari kultur jaringan mempunyai daun yang tipis, planlet yang mengalamimasalah vitrifikasi, kutikula yang tipis serta hubungan yang tidak serasi antara jaringanpembuluh batang dan akar (George & Sherington, 1984)Keragaman genetik yang tinggi yang disebabkan oleh perlakuan in vitro dapatmenyebabkan keragaman juga dalam pertumbuhan pada tahap aklimatisasi. Untuk itu perludilakukan penelitian untuk melihat karakter morfologi dan laju pertumbuhan di rumah kac3.karena keragaman genetik yang ditimbulkan dapat terjadi pada tingkat sel Se n:::::adengan perlakuan yang sama dapat menyebabkan keragaman genetlk ya 9 bemedea.Dengan perlakuan in vitro yang berbeda yang disebabkan oleh PEG (dala S~ ~ 3terhadap kekeringan) pada beberapa taraf konsentrasi dapat menyebabka pe r3'genetik yang berbeda-beda.Hasil penelitian TA 2009 menunjukkan bahwa formulasi media yang efisien padamedia pad at dengan laju multiplikasi biakan yang tinggi adalah % MS + swallow + vi taminlengkap Uumlah buku = 11,3 Ibulan)dan ~ Knop Heller + swallow + vitamin lengkapUumlah buku = 6,1) . Selanjutnya kedua media tersebut yang dipakai pada penelitian Tahap2. Dari penelitian tahap 2 diperoleh hasH bahwa media % MS + agar swallow + vit tanpameso inositol dan ~ Knop Heller tanpa vit + agar swallow merupakan formulasi media yanglebih sederhana tetapi tetap meningkatkan laju multiplikasi tunas. Cahaya tetap diperlukan16 jam/hari untuk tumbuh normal walaupun pada media % MS cair + vit tanpa meso inositol,sedang pendingin ruangan lAC dapat dihilangkan. Media M11 L (% MS padat denganpencahayaan 16 jam/hari tanpa AC merupakan media paling murah dan paling efisien(Hutami dkk., 2009). Penggunaan formulasi media kultur in vitro seringkali berpengaruhterhadap karakter agronomi dan kandungan metabolit sekunder bibit hasil kultur jaringan.Dalam hal ini kejelian dalam memilih formulasi media pada kultur in vitro sangat penting.Formulasi yang miskin hara tetapi tidak menyebabkan perubahan morfologi bibit nilam dan11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!