Bergantung pada mutu bijih terlebih dahulu<strong>di</strong>lakukan pencucian (benefisiasi) sebelum<strong>di</strong>lakukan pengolahan. Bijih <strong>di</strong>hancurkan <strong>dan</strong><strong>di</strong>giling untuk mengurangi ukuran partikel/butirsehingga sesuai ukurannya untuk <strong>di</strong>lakukanproses penyaringan (ekstraksi). Kemu<strong>di</strong>anadalah mengkombinasikan dengan pelarut <strong>dan</strong>memasukkan larutan tersebut kedalam suaturuangan pemanas yang bertekanan. Kon<strong>di</strong>si <strong>di</strong>dalam ruangan pelarutan <strong>di</strong>set menurutkandungan bijih bauksit. Bijih dengankandungan Gibsit yang tinggi dapat <strong>di</strong>prosespada 140 o C. Pengolahan Buhmit pada sisi lainmemerlukan temperatur antara 200 <strong>dan</strong> 240 o C.Tekanan tidaklah penting untuk proses ini,tetapi sepanjang proses terbentuk uap air yangterbentuk mempengaruhi tekanan. Pada 240 o Ctekanan yang <strong>di</strong>timbulkan kira-kira sekitar 35atmosfir ( atm).Pada temperatur lebih tinggi secara teoritismenguntungkan tetapi ada beberapa kerugianmeliputi terja<strong>di</strong>nya proses korosi <strong>dan</strong>kemungkinan terlarutnya oksida selain darioksida aluminium dalam larutan. Setelahlangkah penyaringan (ekstraksi) residu bauksityang tidak dapat larut harus <strong>di</strong>pisahkan darilarutan yang mengandung Aluminium olehsuatu proses yang <strong>di</strong>kenal sebagai settling(pengendapan akibat gravitasi). Larutan<strong>di</strong>bersihkan sedapat mungkin melalui prosespenyaringan sebelum <strong>di</strong>transfer ke precipitator.Lumpur yang tidak dapat larut kemu<strong>di</strong>an<strong>di</strong>kentalkan <strong>dan</strong> <strong>di</strong>cuci untuk memulihkan sodaapi, yang mana kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>daur ulang kembalike proses yang utama.PresipitasiAluminium dari kristal Trihydroxide(Gibbsite), umumnya <strong>di</strong>namai "hidrat",<strong>di</strong>peroleh dari proses pengendapan larutan :Al(OH) 4- + Na + Al(OH) 3 + Na + + OH -Proses ini pada dasarnya merupakan proseskebalikan dari proses pelarutan, hasil produkyang terbentuk sangat <strong>di</strong>pengaruhi oleh kon<strong>di</strong>sipembentukan inti, temperatur pengendapan <strong>dan</strong>kecepatan pen<strong>di</strong>nginan. Kristal "hidrat" yangterbentuk kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>pilah ke dalam fraksiukuran <strong>dan</strong> <strong>di</strong>masukkan ke dalam kiln untuk<strong>di</strong>kalsinasi. Partikel dengan butiran terlalu kecil<strong>di</strong>umpan-balikkan ke dalam proses presipitasi.Kalsinasi" Hidrat" <strong>di</strong>kalsinasi membentuk oksidaaluminium (alumina) kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong> lebur padaproses peleburan aluminium. Pada proseskalsinasi terja<strong>di</strong> proses penguapan air untukmembentuk oksida aluminium (alumina) :2Al(OH) 3 Al 2 O 3 + 3H 2 OProses kalsinasi harus <strong>di</strong>kontrol denganhati-hati karena pada proses ini akanmempengaruhi sifat-sifat produk. Untukmemperoleh alumina sebagai bahan bakukeramik proses bayer yang <strong>di</strong>lakukan hanyasampai pada kalsinasi, proses peleburan<strong>di</strong>lakukan untuk memperoleh logamalumunium.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan• Bahan galian yang terdapat <strong>di</strong> wilayah<strong>Kab</strong>upaten <strong>Kepulauan</strong> Riau : pasir,andesit, granit, lempung alumina(bauksit), pasirkuarsa, kaolin <strong>dan</strong>feldspar.• Sebaran <strong>dan</strong> sumber daya tereka bahangalian : pasir seluas 913 ha, sumber dayasebesar 1.044 juta m³. Granit luas 979 ha,sumber daya sebesar 825 juta m³. Pasirluas sebaran 1.114 ha, sumber dayasebesar 223 juta m³. Lempung alumina(bauksit) luas sebaran sekitar 10.450 ha,sumber daya sebesar 209 juta m³.Pasirkuarsa luas sebaran 32 ha, sumberdaya sebesar 322.000 m³.• Sebagian besar wilayah sebaran andesit<strong>dan</strong> granit terdapat <strong>di</strong> wilayah kawasanlindung, G. Bintan Besar, G. BintanKecil, G. Kijang, G. Lengkuas <strong>dan</strong> G.Sejolong <strong>di</strong> P. Sejolong (P. Siolong).• Bahan galian : pasir, andesit <strong>dan</strong> granitdapat <strong>di</strong>gunakan sebagai bahankonstruksi se<strong>dan</strong>g sampai berat.• Bahan galian : lempung alumina(bauksit) sebagian dapat <strong>di</strong>gunakansebagai bahan baku logam alumunium<strong>dan</strong> keramik. Untuk bahan baku keramikperlu proses pengkayaan alumina denganProses Bayer.• Bahan galian yang dapat <strong>di</strong>kembangkan :pasir, andesit, granit <strong>dan</strong> lempungalumina (bauksit).• Pada umumnya aksesibilitas ke lokasibahan galian cukup baik <strong>dan</strong> mudah<strong>di</strong>capai.SaranPenambangan pasir memerlukan area yangcukup luas karena ketebalannya yang relatif4
kecil serta perlu proses pencucian, sehinggamenimbulkan kolam-kolam pencucian yangcukup dalam <strong>dan</strong> luas, hal tersebut perlu<strong>di</strong>lakukan penanganan reklamasi yang baik <strong>dan</strong>tepat guna, untuk mengurangi dampaklingkungan yang terja<strong>di</strong>.Penambangan batu andesit <strong>dan</strong> granit yangtelah berlangsung cukup baik, perlu pembatasankedalam penambangan yang <strong>di</strong>perbolehkanuntuk mengurangi dampak lingkungan yang<strong>di</strong>timbulkannya.Untuk memperoleh nilai tambah yang lebihtinggi terhadap bahan galian bauksit selainproses pencucian perlu <strong>di</strong>lakukan prosespengkayaan alumina dengan proses bayer,sehingga bauksit yang <strong>di</strong>pasarkan sudah siaplebur untuk memperoleh logam alumuniumnya<strong>dan</strong> konsentrat alumina dapat <strong>di</strong>gunakan dalamindustri keramik.DAFTAR PUSTAKAAnnibale Mottana, et all, 1977; "Rocks &<strong>Mineral</strong>s", Simon and Schuster's, New York.Bemmelen, R.W. Van, 1949, The geology ofIndonesia, Vol. IA. General Geology, MartinusNijhoff, The Hague.Kusnama, dkk., (1994), Peta Geologi LembarTanjungpinang, Sumatera, Skala 1 : 250.000,P3G, Bandung.Sinha R.K., 1982; "Industrial <strong>Mineral</strong>s"Mohan Primlani for Oxford & IBH Publishingco., New Delhi.5