13.07.2015 Views

studi komparasi antara guru yang telah mengikuti sertifikasi dan ...

studi komparasi antara guru yang telah mengikuti sertifikasi dan ...

studi komparasi antara guru yang telah mengikuti sertifikasi dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

STUDI KOMPARASI ANTARA GURU YANG TELAH MENGIKUTISERTIFIKASI DAN YANG BELUM TERHADAP KOMPETENSIPROFESIONAL DI WILAYAH KECAMATAN GEDEGKABUPATEN MOJOKERTOSKRIPSIDisusun OlehZuliati Fitria(05110192)JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MAULANA MALIK IBRAHIM MALANGAgustus, 2009


STUDI KOMPARASI ANTARA GURU YANG TELAH MENGIKUTISERTIFIKASI DAN YANG BELUM TERHADAP KOMPETENSIPROFESIONAL DI WILAYAH KECAMATAN GEDEGKABUPATEN MOJOKERTOSKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malanguntuk Memenuhi salah satu persyaratan Guna Memperoleh Gelar StrataSatu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)Oleh:Zuliati Fitria(05110192)JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MAULANA MALIK IBRAHIMMALANGAgustus, 2009


HALAMAN PERSETUJUANSTUDI KOMPARASI ANTARA GURU YANG TELAH MENGIKUTISERTIFIKASI DAN YANG BELUM TERHADAP KOMPETENSIPROFESSIONAL DIWILAYAH KECAMATAN GEDEGKABUPATEN MOJOKERTOSKRIPSIDiajukan kepada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malanguntuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam MenyelesaikanProgram Sarjana Pendidikan IslamOleh:Zuliati Fitria(05110192)Telah diperiksa <strong>dan</strong> disetujui untuk diajukanPada tanggal 16 Juni 2009Oleh Dosen Pembimbing,Dr. Sugeng Listyo Prabowo. M.PdNIP. 150289265Mengetahui,Ketua Jurusan Pendidikan Agama IslamDrs. Moh.Padhil, M.Pd.INIP. 150267235


HALAMAN PENGESAHANSTUDI KOMPARASI ANTARA GURU YANG TELAH MENGIKUTISERTIFIKASI DAN YANG BELUM TERHADAP KOMPETENSIPROFESIONAL DIWILAYAH KECAMATAN GEDEGKABUPATEN MOJOKERTOSKRIPSIDipersembahkan <strong>dan</strong> disusun olehZuliati Fitria (05110192)Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 8 Aguatus 2009Dan <strong>telah</strong> dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperolehGelar strata sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)Pada tanggal; 8 Agustus 2009Panitia UjianKetua Si<strong>dan</strong>gDr. Sugeng Listyo Prabowo, M.PdNIP. 150303050 :Tanda TanganSekretaris Si<strong>dan</strong>gAbdul Ghofur, M.AgNIP. 150368773 :PembimbingDr. Sugeng Listyo Prabowo, M.PdNIP. 150303050 :Penguji UtamaDr. H. Asmaun Sahlan, M.AgNIP. 150215372 :MengesahkanDekan Fakultas Tarbiyah UIN MalangDr. M. Zainuddin, MANIP. 150275502


PERSEMBAHANDengan Mengucapkan Rasa Syukur Kehadirat Illahi RabbiYang Maha Penolong Lagi Maha Mengabulkan Do’aSemoga ridha-Nya Selalu Menyertai Setiap Jengkal LangkahkuSehingga Kesuksesan Dan kebahagiaanMenjadi Akhir Dari Semua Perjuangan Yang Mesti KutempuhAtas Nama CintaKupersembahkan Karya ini untuk.....Sepasang Permata HatikuAyahanda H. Kananu <strong>dan</strong> Ibunda Tercinta Hj. KholifahYang Senantiasa Mengiringi Langkahku dengan Do’aSungguh Kasih <strong>dan</strong> Sa<strong>yang</strong>mu Sangat Berarti Bagi HidupkuAdikku Tersa<strong>yang</strong> Nur Fitri DianaBersamamu Kulalui Hari-hariku Dengan Penuh Kasih Sa<strong>yang</strong>Tiada hadiah <strong>yang</strong> terindah selain saling memberi semangatBapak & Ibu Guruku Yang MuliaYang Selalu Menjadi Pelita Dalam StudykuKarenamu Aku Bisa Mewujudkan Harapan & AngankuSebagai Awal Menggapai Cita-CitaAlmamaterku Tercinta “Kampus Hijau” UIN MalangSegenap Civitas Akademika Fakultas TarbiyahSahabat-Sahabatku Kos “gitar tua” yu’ti, entong, , be’roul,be’kom, be’ka, be’tin, be’lul, be’ci, po’ipe.<strong>dan</strong> kos wisma serun mb’inun, nikma, emil.....Dengan Rasa Persaudaraan <strong>dan</strong> KebersamaanBersatu untuk Berjuang Menuju KesuksesanBersama Kalian Banyak Hal <strong>yang</strong> Tak Bisa Kulupakan.Konco-Koncoku Faizah, Farida, Rahayu, Romay, pipit,Istiq, Insia,.......Thank’s Atas Persaudaraan Yang Kalian Berikan Selama iniSemoga Persahabatan Kita Tetap LanggengTiada Kata Yang Bisa Terucap Selain Do’aSemoga Segala Amal KalianSemua Dibalas Oleh Allah SWTAmien.....


MOTTOق@ال@‏ ص@لىهD و@س@ل:‏ا@ف>ض@لH النلمHؤ>مDنD ا>لع@الDمD ا‏ ت@ي@ج@‏ اDل@ي>هD ن@ف@‏ ‏@عو@اDنD اس>ت@غ>ن@ي>‏ ع@ن>هH أ@غ>ني@‏ ن@ف>س@ه’‏‏(ا@خ>‏ ر@ج@هH ا>لب@ي>ه@قDي>‏ (Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam bersabda:“Manusia <strong>yang</strong> paling utama adalah mereka <strong>yang</strong> beriman <strong>dan</strong>berilmu, <strong>yang</strong> bila ia dibutuhkan ia akan memberikan manfaat <strong>dan</strong>bila ia tidak dibutuhkan ia dapat mencukupi dirinya sendiri”(Hadits Riwayat Al-Baihaqi)


Dr. Sugeng Listyo Prabwo, M. PdDosen Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim MalangNOTA DINAS PEMBIMBINGHal : Skripsi Zuliati Fitria Malang 16 Juni 2009Lamp : 6 (Enam) EksemplarKepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim MalangdiMalangAssalamu’alaikum Wr. Wb.Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasamaupun teknik penulisan, <strong>dan</strong> se<strong>telah</strong> membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:Nama : Zuliati FitriaNIM : 05110192JurusanJudul Skripsi: PAI: Studi <strong>komparasi</strong> <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum terhadap KompetensiProfesional diwilayah kecamatan Gedeg kabupatenMojokertoMaka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layakdiajukan untuk diujikan.Demikian mohon dimaklumi a<strong>dan</strong>ya.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.Pembimbing,Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.PdNIP. 15030305


SURAT PERNYATAANDengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapatkarya <strong>yang</strong> pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan padasuatu per<strong>guru</strong>an tinggi, <strong>dan</strong> sepanjang pengetahuan saya, juga tidakterdapat karya atau pendapat <strong>yang</strong> pernah ditulis atau diterbitkan olehorang lain, kecuali <strong>yang</strong> secara tertulis diacu dalam naskah ini <strong>dan</strong>disebutkan dalam daftar rujukan.Malang, 16 Juni 2009Zuliati Fitria


KATA PENGANTARSeagala puja-puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa <strong>yang</strong> <strong>telah</strong>memberikan limpahan taufik, rahmah <strong>dan</strong> hidayah-Nya, sehingga penulis dapatmenyelesaikan penyusunan skripsi dengan lancar tanpa aral <strong>yang</strong> merintangi.Shalawat serta salam semoga tetap tercurahlimpahkan kaeharibaan sosokrevolusioner dunia, pembela kaum proletar sejati, baginda Rasulillah Saw <strong>yang</strong><strong>telah</strong> menjadi qudwah uswatun hasanah dengan membawa pancaran cahayaKebenaran, sehingga pada detik ini kita masih mampu mengarungi hidup <strong>dan</strong>kehidupan <strong>yang</strong> berlandaskan iman <strong>dan</strong> islam.Seiring dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini, tak lupa penulismenyampikan terima kasih <strong>dan</strong> penghargaan tanpa batas kepada semua pihak<strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memberikan arahan, bimbingan <strong>dan</strong> petunjuk serta motivasi dalamproses penyusunannya, <strong>antara</strong> lain :1. Ayahanda <strong>dan</strong> Ibunda tercinta, <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memberikan motivasi baikberupa moril, do’a restu, mau’izhah hasanah <strong>yang</strong> diberikan dengan penuhcinta <strong>dan</strong> kasih sa<strong>yang</strong>, lebih-lebih materiil, sehingga ananda dapatmenyelesaikan penyusunan sripsi dengan baik.2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas IslamNegeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.3. Bapak Dr. M. Zainuddin. MA, selaku Dekan Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.


4. Bapak Drs. Padil, M.Pd. <strong>dan</strong> Drs. Tryo Supriyatno, M.Ag. selaku Ketua<strong>dan</strong> Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas TarbiyahUIN Malang.5. Bapak Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd. Selaku dosen pembimbing <strong>yang</strong>dengan penuh kesabaran <strong>dan</strong> keihlasan di tengah-tengah kesibukannyameluangkan waktu memberikan bimbingan <strong>dan</strong> pengarahan sehinggaskripsi ini dapat tersusun dengan baik <strong>dan</strong> rapi.6. Bapak Drs. Setyo Mulyono.M.Pd selaku kepala sekolah SMPN I Gedeg<strong>yang</strong> memberi motivasi serta pengarahan <strong>dan</strong> memberi kesempatan untukmengadakan penelitian.7. Bapak Supriyono S.Pd selaku Waka HUMAS di SMPN I Gedeg <strong>yang</strong>meluangkan waktunya untuk mencari data dengan kesabaran, sertakewibaanya <strong>yang</strong> memberi motivasi <strong>dan</strong> semangat sehingga terselesainyaskripsi ini.8. Bapak Nur Kholis S.Pd selaku kesiswaan di SMAN I Gedeg <strong>yang</strong>membantu <strong>dan</strong> mengambil data untuk penyelesain skripsi.9. Bapak Anis Bintoro, S.Pd selaku pembantu Waka kurikulum di SMAN IGedeg dengan sabar <strong>dan</strong> meluangkan waktunya untuk membantu penelitimenyebar angket <strong>dan</strong> memberi masukan untuk menjadi lebih baik.10. Bagi Guru-<strong>guru</strong> SMPN I Gedeg <strong>yang</strong> banyak membantu terutama menjadiresponden sehingga peneliti mendapat data dalam penyelesaian tugasakhirnya, serta staf maupun pegawai <strong>yang</strong> melayani dengan baik <strong>dan</strong>sopan.


11. Bagi Guru-<strong>guru</strong> SMAN I Gedeg <strong>yang</strong> banyak membantu terutamamenjadi responden sehingga peneliti mendapat data dalam penyelesaiantugas akhirnya.12. Buat Bu Supiati, BU Dwi, <strong>dan</strong> Bu Sooko di SMPN I Gedeg <strong>yang</strong> <strong>telah</strong>memberi inspirasi ketaula<strong>dan</strong>an membuat saya semangat untuk menjadiseperti beliau <strong>dan</strong> rasa humoris beliau menjadi saya akrab.13. Temen-temen TPQ Al-Ikhlas Joyosuko <strong>yang</strong> turut mendoakan sertamemberi izin untuk sementara fakum mengajar, sehingga terselesainyaskripsi ini. Tidak lain mas’Arip, mb’Dina, Ira, Fitri, Arif n Yudi.Tiada kata <strong>yang</strong> pantas penulis ucapkan selain dari do’a jazakumullahahsanul jaza’, semoga apa <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diberikan menjadi amal <strong>yang</strong> diterima disisi Allah Swt.Akhirnya, penulis hanya dapat berdo’a semoga amal mereka diterima olehTuhan Yang Maha Esa sebagai amalan sholehan serta mendapatkan imbalan <strong>yang</strong>semestinya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacapada umunya <strong>dan</strong> bagi penulis khususnya, karena khoir al nas anfa’uhum lil nas.Amien ya robbal ‘alamin.!Malang, 16 Juni 2009Penulis


DAFTAR TABELTabel 2.1 : Prosedur Sertifikasi Bagi Guru Dalam JabatanTabel 2.2 : Langka-Langkah Kegiatan Guru sebagai Calon Peserta SertifikasiTabel 2.3 : Kinerja GuruTabel 3.1 : Variabel <strong>dan</strong> IndikatorTabel 3.2 : Sampel <strong>dan</strong> PopulasiTabel 3.3 : Perincian SampelTabel.3.4 : Keterangan SkorTabel 3.5 : Hasil Uji ValiditasTabel 3.6 : Uji Realibilitas Instrument PenelitianTabel 4.1 : Perbandingan Sertifikasi Guru Terhadap Penguasaan MateriTabel 4.2 : Hasil Statistik Rata-Rata Perbedaan pada Penguasaan materi.Tabel 4.3 : Hasil Uji Korelasi Pada Penguasaan MateriTabel 4.4 : Hasil Uji T Pada Penguasaan MateriTabel 4.5 : Perbandingan Guru Sebelum <strong>dan</strong> Sesudah SertifikasiDalam Proses Pembelajaran.Tabel 4.6 : Hasil Statistik Rata-Rata Perbedaan Dalam Proses PembelajaranTabel 4.7 : Hasil Uji Korelasi Dalam Proses PembelajaranTabel 4.8 : Hasil Uji T Dalam Proses Pembelajaran.Tabel 4.9 : Perbandingan Guru Sebelum <strong>dan</strong> Sesudah SertifikasiDalam Semangat Kerja.Tabel 4.10 : Hasil Statistik Rata-Rata Perbedaan Dalam Semangat KerjaTabel 4.11 : Hasil Uji Korelasi Dalam Semangat Kerja


Tabel 4.12 : Hasil Uji T Dalam Semangat Kerja.Tabel 4.13 : Perbandingan Guru Sebelum <strong>dan</strong> Sesudah Sertifikasi DalamPenilaian KelasTabel 4.14 : Hasil Statistik Rata-Rata Perbedaan Dalam Penilaian KelasTabel 4.15 : Hasil Uji Korelasi Dalam Penilaian KelasTabel 4.16 : Hasil Uji T Dalam Penilaian KelasGrafik 5.1 : Perbedaan <strong>guru</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> pada penguasaan materi.Grafik 5.2 : Perbedaan <strong>guru</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> pada penguasaan materi.Grafik 5.3 : Perbedaan <strong>guru</strong> Sebelum Sertifikasi pada Proses PembelajaranGrafik 5.4 : Perbedaan <strong>guru</strong> Sudah Sertifikasi pada Proses Pembelajaran.Grafik 5.5 : Perbedaan <strong>guru</strong> sebelum Sertifikasi pada Semangat KerjaGrafik 5.6 : Perbedaan <strong>guru</strong> sudah Sertifikasi pada Semangat KerjaGambar 5.7 : Mekanisme Pembuatan SoalGrafik 5.7 : Perbedaan <strong>guru</strong> sebelum Sertifikasi pada Penilaian kelasGrafik 5.9 : Perbedaan <strong>guru</strong> Sudah Sertifikasi pada Penilaian kelas.


DAFTAR LAMPIRAN1. BUKTI KONSULTASI2. SURAT IZIN PENELITIAN3. SURAT BUKTI PENELITIAN DARI SMP NEGERI 1 GEDEGKABUPATEN MOJOKERTO4. SURAT BUKTI PENELITIAN DARI SMA NEGERI 2 GEDEGKABUPATEN MOJOKERTO5. ANGKET6. CEKH-LIST7. DATA STATISTIK VALIDITAS DAN REALIBILITAS8. SKOR TIAP ITEM INSTRUMENT9. DAFTAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN SMPN I GEDEGKABUPATEN MOJOKERTO10. DAFTAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN SMAN I GEDEGKABUPATEN MOJOKERTO


DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL...........................................................................................iHALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................iiHALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iiiHALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................ivHALAMAN MOTTO........................................................................................vHALAMAN NOTA DINAS.............................................................................viSURAT PERNYATAAN.................................................................................viiKATA PENGANTAR....................................................................................viiiDAFTAR TABEL.............................................................................................xiDAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiiiDAFTAR ISI...................................................................................................xivABSTRAK.......................................................................................................xviBAB I PENDAHULUAN..................................................................................1A. Latar Belakang...............................................................................1B. Rumusan Masalah..........................................................................1C. Tujuan Penelitian...........................................................................8D. Hipotesis Penelitian.......................................................................9E. Kegunaan Penelitian......................................................................9F. Ruang Lingkup.............................................................................11G. Definisi Operasional.....................................................................12


BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................14A. Pembahasan Tentang Sertifikasi Guru..........................................141. Pengertian <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>........................................................142. landasan <strong>dan</strong> dasar hukum pelaksanaan...................................183. Prosedur Sertifikasi...................................................................194. Mekanisme Sertifikasi <strong>guru</strong>......................................................22B. Pembahasan kompetensi profesional <strong>dan</strong> <strong>guru</strong>.............................271. Pengertian Kompetensi Profesional........................................272. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional................................353. Tugas <strong>dan</strong> peran <strong>guru</strong> dalam pembelajaran............................36C. Upaya <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> terhadap Peningkatan kompetensi profesional<strong>guru</strong> dalam Pembelajaran..........................................................39D. Faktor-Faktor Pembaruan Bagi Guru Yang Sertifikasi...............46BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................49A. Pendekatan <strong>dan</strong> Jenis Penelitian................................................49B. Pengertian Variabel <strong>dan</strong> Indikator penelitian............................49a. Pengertian Variabel Penelitian.......................................49b. Pengertian Indikator Penelitian.........................................50C. Populasi <strong>dan</strong> Sampel..................................................................55D. Instrument Pengumpulan Data..................................................57a. Metode Kuesioner ............................................................57b. Metode Daftar Cek (Check-list)........................................58E. Validitas <strong>dan</strong> Reliabilitas...........................................................59


F. Analisis Data..............................................................................63BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................67A. Uji korelasi, Hipotesis <strong>dan</strong> T-test..............................................671. Perbandingan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> ikut <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belumdalam penguasaan materi....................................................672. Perbandingan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> ikut <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belumproses pebelajaran...............................................................693. Dala Perbandingan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> ikut <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belumdalam Semangat Kerja........................................................724. Perbandingan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> ikut <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belumDalam penialaian kelas........................................................73B. Perbandingan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> ikut <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum terhadapkompetensi profesional..............................................................75BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN......................................80A. Penguasaan Materi.....................................................................80B. Proses pembelajaran..................................................................84C. Semangat Kerja..........................................................................90D. Penilaian Kelas..........................................................................94BAB VI PENUTUP......................................................................................981. kesimpulan...................................................................................982. Saran............................................................................................98Daftar PustakaLampiran-Lampiran


ABSTRAKFitria, Zuliati. 2009. Studi <strong>komparasi</strong> <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum terhadap kompetensi profesional di wilayahkecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto. Skripsi, Jurusan Pendidikan AgamaIslam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik IbrahimMalang. Dosen Pembimbing: Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd.Kata kunci: Sertifikasi Guru, Guru <strong>dan</strong> Kompetensi ProfesionalKebijakan pemerintah <strong>yang</strong> menghasilkan generasi bangsa <strong>yang</strong>berkompeten tidak lain a<strong>dan</strong>ya campur tangan seorang <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> profesional.Salah satu terobosan <strong>yang</strong> se<strong>dan</strong>g dilakukan pemerintah adalah melakukan standarkompetensi <strong>dan</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>. Dengan pengembangan profesionalisme <strong>guru</strong>merupakan sesuatu <strong>yang</strong> tidak bisa ditawar lagi untuk meningkatkan mutupendidikan. Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatutujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu a<strong>dan</strong>ya kesadaran <strong>dan</strong> pemahaman darisemua pihak bahwa <strong>sertifikasi</strong> adalah sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran<strong>dan</strong> pemahaman ini akan melahirkan aktifitas <strong>yang</strong> benar, bahwa apapun <strong>yang</strong>dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Guru <strong>yang</strong> sudah <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong>,tujuan utama bukan untuk mendapatkan tunjangan profesi, melainkan untuk dapatmenunjukkan bahwa <strong>yang</strong> bersangkutan <strong>telah</strong> memiliki kompetensi sebagai syaratstandar kompetensi <strong>guru</strong>, tunjangan profesi adalah konsekuensi logis <strong>yang</strong>menyertai a<strong>dan</strong>ya kemampuan <strong>yang</strong> dimaksud, dengan menyadari hal ini maka<strong>guru</strong> tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh sertifikat profesi, maka<strong>sertifikasi</strong> akan membawa dampak positif, yaitu meningkatkan kualitas <strong>guru</strong>.Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahuiperbedaan pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> yaitu dengan: Studi<strong>komparasi</strong> <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum terhadapkompetensi profesional di wilayah kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto.Terkait dengan hal tersebut, peneliti akan merumuskan masalah sebagai berikut:(1) apakah terdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong><strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum dalam penguasaan materi terhadap kompetensi profesional.(2)apakah terdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong><strong>yang</strong> belum dalam proses pembelajaran terhadap kompetensi profesional.(3)apakah terdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong><strong>yang</strong> belum dalam semangat kerja terhadap kompetensi profesional.(4) apakahterdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>belum dalam penilaian kelas terhadap kompetensi profesional. Adapun penulisanskripsi ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong><strong>yang</strong> sudah <strong>dan</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> dalam penguasaan materi terhadap kompetensiprofesional.(2) untuk mengetahui a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>dan</strong>belum <strong>sertifikasi</strong> dalam proses pembelajaran terhadap kompetensi profesional.(3)untuk mengetahui a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>dan</strong> belum <strong>sertifikasi</strong>dalam semangat kerja terhadap kompetensi profesional.(4) untuk mengetahui


a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>dan</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> dalam penilaiankelas terhadap kompetensi profesional.Penelitian ini dilakukan di SMPN I <strong>dan</strong> SMAN I di wilayah kecamatanGedeg. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif <strong>dan</strong> jenis penelitian<strong>komparasi</strong>. Adapun metode <strong>yang</strong> digunakan dalam pengumpulan data adalahkuesioner <strong>dan</strong> check-list. Analisis statistik menggunakan Uji t <strong>dan</strong> uji hipotesisdengan membandingkan t hitung dengan t tabel jika - t tabel < t hitung maka Ho diterimajika t hitung t tabel maka Ho ditolak. Dengan membandingkannilai probabilitas yaitu α =5%.Kesimpulan <strong>yang</strong> dapat diambil dari analisis statistik <strong>dan</strong> pembahasanadalah sebagai berikut: (1) Pada penguasaan materi terdapat perbedaan <strong>yang</strong>signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadapkompetensi profesional.(2) Pada proses pembelajaran terdapat perbedaan <strong>yang</strong>signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadapkompetensi profesional. (3) Pada semangat kerja terdapat perbedaan <strong>yang</strong>signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadapkompetensi profesional. (4) Pada penilaian kelas terdapat perbedaan <strong>yang</strong>signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadapkompetensi profesional.


BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangUn<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru<strong>dan</strong> Dosen, dikemukakan bahwa <strong>sertifikasi</strong> proses pemberian sertifikat pendidikadalah bukti formal sebagai pengakuan <strong>yang</strong> diberikan kepada <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosensebagai tenaga profesional. 1Guna meningkatkan mutu pembelajaran <strong>dan</strong> pendidikan di Indonesia,pemerintah <strong>telah</strong> meluncurkan berbagai kebijakan, salah satunya <strong>yang</strong> saat inise<strong>dan</strong>g hangat dibicarakan adalah kebijakan <strong>yang</strong> berkaitan dengan <strong>sertifikasi</strong><strong>guru</strong>. Meski dengan kuota <strong>yang</strong> terbatas, di beberapa daerah, melalui DinasPendidikan setempat saat ini se<strong>dan</strong>g menawarkan kepada <strong>guru</strong>-<strong>guru</strong> <strong>yang</strong>dianggap <strong>telah</strong> memenuhi syarat untuk diajukan sebagai calon peserta <strong>sertifikasi</strong>.Sambutannya memang luar biasa, para <strong>guru</strong> sangat antusias untuk <strong>mengikuti</strong>kegiatan seleksi ini, bahkan para <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> diberi tugas tambahan sebagai kepalasekolah pun ramai-ramai ikut mendaftarkan diri sebagai calon peserta, terlepasapakah <strong>yang</strong> bersangkutan masih aktif atau tidak aktif menjalankan profesike<strong>guru</strong>annya. Barangkali, motivasi <strong>yang</strong> sangat kuat untuk ikut serta dalam ajangini adalah disamping keinginan memperoleh legitimasi sebagai <strong>guru</strong> profesionalatau <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> kompeten, tentunya daya tarik dari disediakannya tunjanganprofesi <strong>dan</strong> fasilitas lainnya <strong>yang</strong> lumayan menggiurkan.1E. Mulyasa, Standard Kompetensi <strong>dan</strong> Sertifikasi Guu, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007) hlm 33.


Upaya memperbaiki <strong>dan</strong> meningkatkan mutu pendidikan seakan tidakpernah berhenti. Banyak agenda reformasi <strong>yang</strong> <strong>telah</strong>, se<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong> akandilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasipendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungansekolah dengan lingkungannya <strong>dan</strong> dengan pemerintah. 2Sehubungan dengan itu, sudah sewajarnya pemerintah terus berupayamencari alernatif untuk meningkatkan kualitas <strong>dan</strong> kinerja profesi <strong>guru</strong>. Salahsatu terobosan <strong>yang</strong> se<strong>dan</strong>g dilakukan adalah melakukan standar kompetensi <strong>dan</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>. Dalam hal ini, pengembangan profesionalisme <strong>guru</strong> merupakansesuatu <strong>yang</strong> tidak bisa ditawar lagi untuk meningkatkan mutu pendidikan.Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan,bukan tujuan itu sendiri. Perlu ada kesadaran <strong>dan</strong> pemahaman dari semua pihakbahwa <strong>sertifikasi</strong> adalah sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran <strong>dan</strong>pemahaman ini akan melahirkan aktifitas <strong>yang</strong> benar, bahwa apapun <strong>yang</strong>dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Kalau seorang <strong>guru</strong> kembali masukkampus untuk meningkatkan kualifikasinya, maka belajar kembali ini bertujuanuntuk mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan, sehinggamendapatkan ijazah S-1, Ijazah S-1 bukan tujuan <strong>yang</strong> harus dicapai dengansegala cara, termasuk cara <strong>yang</strong> tidak benar melainkan konsekuensi dari <strong>telah</strong>belajar <strong>dan</strong> <strong>telah</strong> mendapatkan tambahan ilmu <strong>dan</strong> keterampilan baru.Demikian pula kalau <strong>guru</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong>, tujuan utama bukan untukmendapatkan tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa <strong>yang</strong>2Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007) hlm 3


ersangkutan <strong>telah</strong> memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standarkompetensi <strong>guru</strong>. Tunjangan profesi adalah konsekuensi logis <strong>yang</strong> menyertaia<strong>dan</strong>ya kemampuan <strong>yang</strong> dimaksud. Dengan menyadari hal ini maka <strong>guru</strong> tidakakan mencari jalan lain guna memperoleh sertifikat profesi kecualimempersiapkan diri dengan belajar <strong>yang</strong> benar untuk menghadapi <strong>sertifikasi</strong>.Berdasarkan hal tersebut, maka <strong>sertifikasi</strong> akan membawa dampak positif, yaitumeningkatnya kualitas <strong>guru</strong>Ketika status sosial <strong>guru</strong> mulai diukur dengan penghasilan finansial, <strong>dan</strong>ketika pada saat <strong>yang</strong> hampir bersamaan <strong>guru</strong> diharapkan semakin memilikikompetensi profesional, pertimbangan mulai berubah, <strong>dan</strong> terus berubah. Status<strong>guru</strong> menurun pada saat profesional mereka juga menurun. Nampaknyamasyarakat memang merisaukan penghasilan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> begitu kecil, tetapi lebihmerisaukan kompetensi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> juga begitu rendah bagaimana mengatasimasalah seperti ini? Guru tidak mempunyai banyak pilihan. Tentu saja diharapkankedua status itu dapat meningkat pada arah <strong>yang</strong> lebih baik. Tetapi bagi <strong>guru</strong>secara pribadi adalah wajar apabila ketika memperjuangkan peningkatan statussosial sekaligus membuktikan a<strong>dan</strong>ya peningkatan kompetensi profesional.Secara umum, bukan lagi status sosial <strong>yang</strong> meningkatkan penghargaanmasyarakat terdidik terhadap kompetensi profesional <strong>guru</strong>. Sebaliknya <strong>yang</strong>terjadi. Pengakuan masyarakat terhadap kemampuan profesional <strong>guru</strong> secarawajar menempatkan <strong>guru</strong> pada tingkat sosial <strong>yang</strong> sepa<strong>dan</strong>. Proses ini berjalanberiringan. Ketika <strong>guru</strong> berpendirian sesuai dengan visi pendidikan. Ketika <strong>guru</strong>berperilaku konsisten dengan prinsip pendidikan <strong>yang</strong> benar, <strong>dan</strong> berpegang pada


tujuan-tujuan <strong>yang</strong> jelas. Guru disenangi <strong>dan</strong> dihormati peserta didik karena diamenerapkan pendekatan pembelajaran <strong>yang</strong> sesuai dengan psikologi <strong>dan</strong>pedagogik. Guru dinilai pelopor karena dia senantiasa memperhatikan pembaruan.Guru disegani masyarakat karena dia berpegang pada prinsip-prinsip pengelolaanberdasarkan nilai moral <strong>yang</strong> tinggi, <strong>dan</strong> nilai sosial budaya <strong>yang</strong> sehat. 3Era globalisasi <strong>yang</strong> ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,menuntut semua pihak dalam berbagai bi<strong>dan</strong>g <strong>dan</strong> sektor pembangunan untuksenantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut mendudukan pentingnyaupaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif<strong>yang</strong> harus dilakukan, sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahanadalam membangun watak bangsa. Untuk itu <strong>guru</strong> sebagai main person pendidikanharus ditingkatkan kompetensinya serta diadakan pembenahan mendasar sesuaitugas <strong>yang</strong> diembannya. Atas dasar itulah sehingga pemerintah merasa perluuntuk mengadakan standard kompetensi <strong>dan</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> sebagai bagian daripemenuhan Standard Pendidikan Nasional (SPN) <strong>dan</strong> Standard NasionalIndonesia (SNI). 4Peran <strong>guru</strong> sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari upaya untukmencerdaskan kehidupan peserta didik. Karena itu, dipundak <strong>guru</strong> terdapattanggungjawab <strong>yang</strong> melekat secara terus menerus sampai akhir hayat. Tugas <strong>dan</strong>tanggungjawab <strong>guru</strong> tersebut ternyata tidak mudah, karena harus melalui proses<strong>yang</strong> panjang, penuh dengan persyaratan <strong>dan</strong> berbagai tuntutan.3Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru <strong>dan</strong> Tenaga Kependidikan, (jakarta:Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005 ) hlm144E. Mulyasa, Opcid hlm 17


Profesionalisme adalah suatu paham <strong>yang</strong> mencitakan dilakukannyakegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian <strong>yang</strong>tinggi <strong>dan</strong> berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untukmenerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siapmemberikan pertolongan kepada sesama <strong>yang</strong> tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan. 5Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir cdikemukakan bahwa <strong>yang</strong> dimaksud dengan kompetensi profesional adalahkemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas <strong>dan</strong> mendalam <strong>yang</strong>memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi <strong>yang</strong>ditetapkan nasional pendidikan.Sebuah ungkapan tentang “<strong>guru</strong> tanpa tanda jasa” <strong>dan</strong> “<strong>guru</strong> di gugu <strong>dan</strong>ditiru” <strong>telah</strong> melekat pada kehidupan <strong>guru</strong>. Identitas klasik ini intinya adalahmembawa konsekuensi terhadap sepak terjangnya dalam kehidupanbermasyarakat. Sedemikian besar kepercayaan masyarakat terhadap <strong>guru</strong> akhirnyamendorong mereka supaya menyadari eksistensinya. Namun akhir-akhir ini seringkali muncul tuntutan dari masyarakat terhadap <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> menyorotiKapabilitasnya sebagai <strong>guru</strong>. 6Peningkatan profesionalisme <strong>guru</strong> merupakan upaya untuk membantu<strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum memiliki kualifikasi profesional menjadi profesional. Dengandemikian peningkatan kemampuan profesional <strong>guru</strong> merupakan bantuan atau5 WWW.Suarapembaruan.com/News/2005/05/16Mujtahid, pengembangan profesionalisme pendidik, (Jurnal el-hikmah FakultasTarbiyah UIN Malang, 2007)


memberikan kesempatan kepada <strong>guru</strong> tersebut melalui program <strong>dan</strong> kegiatan <strong>yang</strong>dilakukan oleh pemerintah. Namun demikian, bantuan profesionalisme hanyasekedar bantuan, sehingga <strong>yang</strong> harus berperan aktif adalah <strong>guru</strong> itu sendiri.Artinya, perlu dikemukakan disini bahwa <strong>guru</strong>lah <strong>yang</strong> seharusnya memintabantuan kepada <strong>yang</strong> berwenang untuk mendapatkan pembinaan. Bantuan <strong>yang</strong>diberikan juga merupakan bantuan professional, <strong>yang</strong> tujuan akhirnya adalahmenumbuh kembangkan profesionalisme <strong>guru</strong>.Peningkatan kemampuan professional <strong>guru</strong> bukan sekedar diarahkankepada pembinaan <strong>yang</strong> lebih bersifat aspek-aspek administratif kepegawaiantetapi harus lebih kepada peningkatankemampuan keprofesionalannya <strong>dan</strong>komitmen sebagai seorang pendidik. Guru profesional memiliki dua ciri yaitutingkat kemampuan <strong>yang</strong> tinggi <strong>dan</strong> komitmen <strong>yang</strong> tinggi. Oleh sebab itu,pembinaan profesionalisme <strong>guru</strong> harus diarahkan pada dua hal tersebut. Dalamrangka peningkatan kemampuan profesional <strong>guru</strong>, perlu dilakukan <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong>diuji kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat <strong>dan</strong> tetapmemenuhi syarat professional.Seorang pekerja professional khususnya <strong>guru</strong> dapat dibedakan dariseorang teknisi, karena disamping menguasai teknik serta prosedur kerja tertentu,seorang pekerja professional juga ditandai a<strong>dan</strong>ya informed respon sivenessterhadap implikasi kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwaseorang pekerja professional atau <strong>guru</strong> harus memiliki persepsi filosofis <strong>dan</strong>ketanggapan <strong>yang</strong> bijaksana <strong>yang</strong> lebih mantap dalam menyikapi <strong>dan</strong>melaksanakan pekerjaannya. Kalau kompetensi seorang teknisi lebih bersifat


mekanik dalam arti sangat mementingkan kecermatan, se<strong>dan</strong>g kompetensiseorang <strong>guru</strong> sebagai tenaga professional kependidikan, ditandai denganserentetan diagnosa, radiagnosa, <strong>dan</strong> penyesuaian <strong>yang</strong> terus-menerus. Dalam halini di samping kecermatan untuk menentukan langkah, <strong>guru</strong> harus sabar, ulet <strong>dan</strong>telaten serta tanggap terhadap setiap kondisi, sehingga akhir pekerjaanya akanmembuahkan suatu hasil <strong>yang</strong> memuaskan. 7Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti <strong>dan</strong>mengkaji mengenai:"Studi Komparasi Antara Guru Yang Telah Mengikuti Sertifikasi DanYang Belum Terhadap Kompetensi Professional Di Wilayah KecamatanGedeg Kabupaten Mojokerto"B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskanmasalahnya sebagai Berikut:1. Apakah terdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong><strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam penguasaan materiterhadap kompetensi profesional?2. Apakah terdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong><strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam proses pembelajaranterhadap kompetensi profesional?Hlm 1317Sardiman, A.M. Interaksi <strong>dan</strong> Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: CV Rajawali, 1986)


3. Apakah terdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong><strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam semangat kerja terhadapkompetensi profesional?4. Apakah terdapat perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong><strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam kemampuan penilaiankelas terhadap kompetensi profesional?C. Tujuan PenelitianAda beberapa tujuan <strong>yang</strong> ingin dicapai oleh penulis dari penelitian inidi<strong>antara</strong>nya sebagai berikut:1. Untuk mengetahui a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam penguasaanmateri terhadap peningkatan kompetensi profesional2. Untuk mengetahui a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam prosespembelajaran terhadap peningkatan kemampuan kompetensi professional.3. Untuk mengetahui a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong>setifikasi <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam semangat kerjaterhadap peningkatan kemampuan kompetensi professional.4. Untuk mengetahui a<strong>dan</strong>ya perbedaan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam kemampuanpenilaian kelas terhadap peningkatan kemampuan kompetensiprofessional.


D. Hipotesis PenelitianAdapun hipotesis dalam, Studi <strong>komparasi</strong> <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong><strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum terhadap kompetensi profesional di wilayahkecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto yakni sebagai berikut:Ha = 1. Ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalampenguasaan materi.2. Ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalam prosespembelajaran.3. Ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalamsemangat kerja.4. Ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalampenilaian kelas.E. Kegunaan PenelitianSertifikasi merupakan hal <strong>yang</strong> baru dalam dunia pendidikan maka dengana<strong>dan</strong>ya hal ini diharapkan mempunyai manfaat lebih kepada para praktisipendidikan. Terutama dalam meningkatkan profesionalitas para <strong>guru</strong> sehinggadapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Demikian pula denganstudy <strong>yang</strong> penulis lakukan diharapkan dapat memberikan pengetahuan <strong>dan</strong>informasinya berkaitan dengan pelaksanaan <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> dalam meningkatkan


kompetensi professional. Oleh karena itu penulis sangat berharap agar peneliti inidapat berguna:1. Bagi penulis sebagai informasi <strong>dan</strong> pengetahuan serta pengalaman <strong>yang</strong>sangat berharga khususnya melalui perbandingan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong><strong>mengikuti</strong> serftifikasi <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum maupun dalam teknik-teknikpenelitian <strong>yang</strong> penulis lakukan.2. Bagi masyarakat sebagai bahan masukan dalam memberikan saran, kritikkonstruktif atau berupa saran <strong>yang</strong> membangun khususnya dalampeningkatan nasional.3. Bagi lembaga pendidikan sebagai acuan dalam mencari solusi terhadapproblematika <strong>yang</strong> menghambat proses untuk <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> dalamupaya menjadikan pendidikan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhanIPTEK. Profesionalitas itu sendiri diharapkan dapat mempunyai manfaatkepada pendidikan dalam mengatasi posisi pergeseran nilai budayaterutama <strong>yang</strong> ada pada dunia pendidikan4. Fakultas Tarbiyah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) dengan a<strong>dan</strong>yapenelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pustaka bagi penelitiselanjutnya <strong>yang</strong> ingin mengkaji tentang konsep dalam mewujudkantujuan pendidikan <strong>yang</strong> berkualitas secara menyeluruh.F. Ruang lingkup penelitianRuang lingkup sekaligus obyek penelitian ini adalah lembaga pendidikandiwilayah kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto yakni SMAN I Gedeg, <strong>dan</strong>


SMPN I Gedeg. Agar pembahasan dalam penulisan ini bisa jelas <strong>dan</strong> terarah makapenulis memberi batas terhadap permasalahan <strong>yang</strong> akan penulis teliti, yaitu:1. Seberapa dalam <strong>guru</strong> dalam menguasai materi pada efektifitaspembelajaran apakah bisa dikatakan profesional sesuai dengan standarkompetensi di SMAN I Gedeg <strong>dan</strong> SMPN I Gedeg di kecamatan Gedegkabupaten Mojokerto.2. Proses pembelajaran disini lingkupya kepada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> bisa dikatakanprofessional karena sudah diuji kompetensinya melalui program <strong>sertifikasi</strong><strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong>. Proses pembelajaran <strong>yang</strong> sesuaikompetensi di<strong>antara</strong>nya: mengerti <strong>dan</strong> dapat menerapkan metodepembelajaran <strong>yang</strong> bervariasi, mampu mengembangkan <strong>dan</strong> menggunakanberbagai alat atau media <strong>dan</strong> sumber belajar <strong>yang</strong> relevan, maupunmengorganisasikan <strong>dan</strong> melaksanakan program pembelajaran, mampumelaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik <strong>dan</strong> mampumenumbuhkan kepribadian peserta didik.3. Semangat kerja <strong>guru</strong> tidak hanya dalam hal proses pembelajaran saja akantetapi kedisiplinan, administrasi <strong>dan</strong> mampu <strong>mengikuti</strong> akselerasiteknologi <strong>dan</strong> seni dalam masyarakat <strong>yang</strong> semakin mengglobal. Semangatkerja diatas adakah perbedaan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong><strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong>.4. Penilaian kelas bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> professional yaitu <strong>guru</strong> melakukanpenilaian berdasarkan pada indikator sesuai dengan mekanisme pembuatan


soal, seperti: kemampuan dasar-materi pembelajaran-indikator-soal. Yangmeliputi afektif, kognitif <strong>dan</strong> psikomotorik.G. DEFINISI OPERASIONAL1. Sertifikasi GuruSertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk <strong>guru</strong> <strong>dan</strong>dosen atau bukti formal sebagai pengakuan <strong>yang</strong> diberikan kepada <strong>guru</strong> <strong>dan</strong>dosen sebagai tenaga professional. Sertifikasi <strong>guru</strong> merupakan amanatUn<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentangSisdiknas.2. Kompetensi ProfesionalKompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaanakademik (mata pelajaran) <strong>yang</strong> diajarkan <strong>dan</strong> terpadu dengan kemampauanmengajarnya sekaligus <strong>guru</strong> itu memiliki wibawa akademik . 8Pembelajaran adalah kegiatan mengelola lingkungan agar terjadi tindakbelajar pada seseorang (sejumlah orang) secara efektif <strong>dan</strong> efisien.3. GuruGuru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai <strong>dan</strong> mengevaluasipeserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, <strong>dan</strong> pendidikan menengah. 94. Penguasaan Materi,8Kunandar, Guru professional, implementasi KTSP <strong>dan</strong> persiapan menghadapi <strong>sertifikasi</strong><strong>guru</strong>,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), hlm 569Ibid, Hlm 54


Yaitu memahami karakteristik <strong>dan</strong> substansi bahan ajar serta mampumenerapkan ilmu <strong>yang</strong> bersangkutan dalam konteks <strong>yang</strong> lebih luas.5. Proses pembelajaranYaitu Proses Individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhikebutuhannya. Yang sesuai dengan kompetensinya yaitu: mengerti <strong>dan</strong> dapatmenerapkan metode pembelajaran <strong>yang</strong> bervariasi, mampu mengembangkan<strong>dan</strong> menggunakan berbagai alat media <strong>dan</strong> sumber belajar <strong>yang</strong> releven,maupun mengorganisasikan <strong>dan</strong> melaksanakan program pembelajaran,mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik <strong>dan</strong> mampumenumbuhkan kepribadian peserta didik.6. Semangat kerjaYaitu ketekunan <strong>yang</strong> dilakukan seseorang atau <strong>guru</strong> atas dasartanggung jawab dari pekerjaan <strong>yang</strong> diberikan untuk menjadi lebih baik.7. penilaian kelasYaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan atau prestasi pada pesertadidik terdapat kompetensi <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> ditentukan, baik secara individu maupunkelompok <strong>yang</strong> meliputi afektif, kognitif <strong>dan</strong> psikomotorik.


BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Sertifikasi Guru1. Pengertian Sertifikasi GuruSertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk <strong>guru</strong> <strong>dan</strong>dosen atau bukti formal sebagai pengakuan <strong>yang</strong> diberikan kepada <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosensebagai tenaga professional. Sertifikasi <strong>guru</strong> merupakan amanat Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>gRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61menyatakan bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah <strong>dan</strong> sertifikat kompetensi,tetapi bukan sertifikat <strong>yang</strong> diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar,diskusi panel, lokakarya, <strong>dan</strong> symposium. Namun sertifikat kompetensi diperolehdari penyelenggara pendidikan <strong>dan</strong> lembaga pelatihan se<strong>telah</strong> lulus uji kompetensi<strong>yang</strong> diselenggarakan oleh satuan pendidikan <strong>yang</strong> terakreditasi atau lembaga<strong>sertifikasi</strong>. 10Istilah <strong>sertifikasi</strong> dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat)dari lembaga berwenang <strong>yang</strong> diberikan kepada jenis profesi <strong>dan</strong> sekaliguspernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas profesimendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen <strong>yang</strong> <strong>telah</strong>memenuhi persyaratan. 11Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk <strong>guru</strong> <strong>dan</strong>dosen. 12 Sertifikat pendidik diberikan kepada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> teah memenuhi standar10E .Mulyasa. Standar Kompetensi <strong>dan</strong> Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya2007). Hlm.3311Trianto <strong>dan</strong> Titik. Sertifikasi Guru upaya peningkatan kualifikasi kompetensi <strong>dan</strong>kesejahteraan. (Jakarta: prestasi pusaka, 2007) hlm.1112Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru <strong>dan</strong> Dosen(Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.4


menjadi <strong>guru</strong> professional <strong>yang</strong> merupakan syarat mutlak untuk menciptakansistem <strong>dan</strong> praktek pendidikan <strong>yang</strong> berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuahsertifikat <strong>yang</strong> ditanda tangani oleh per<strong>guru</strong>an tinggi penyelenggaraan. Olehkarena itu <strong>sertifikasi</strong> sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>diberikan kepada <strong>guru</strong> sebagai tenaga profesional.Berdasarkan pengertian tersebut, <strong>sertifikasi</strong> dapat diartikan sebagai suatuproses pemberian pengakuan bahwa seseorang <strong>telah</strong> memiliki kompetensi untukmelaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, se<strong>telah</strong>lulus uji kompetensi <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diselenggarakan oleh lembaga <strong>sertifikasi</strong>. Dengankata lain, <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> adalah proses uji kompetensi seseorang sebagai landasanpemberian sertifikat pendidik. 13Menurut Martinis Yamin, <strong>sertifikasi</strong> adalah pemberian sertifikat pendidikuntuk <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen atau bukti formal sebagai pengakuan <strong>yang</strong> diberikan kepada<strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen sebagai tenaga profesional. 14Sertifikasi adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat, yaitukualifikasi akademik minimum <strong>dan</strong> penguasaan kompetensi minimal sebagai<strong>guru</strong>. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa <strong>sertifikasi</strong> pendidik, adalahsurat keterangan <strong>yang</strong> diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan<strong>yang</strong> terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi <strong>guru</strong>, yaitu memenuhikualifikasi pendidikan minimum <strong>dan</strong> menguasai kompetensi minimal sebagaiagen pembelajaran. 1513E .Mulyasa. Standar Kompetensi <strong>dan</strong> Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya2007). Hlm.3414Martinis yamin. Sertifikasi profesi ke<strong>guru</strong>an di Indonesia. (Jakarta: gaung PersadaPress, 2006), hlm215Mukhlas Samani. Dkk. Mengenai <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> di Indonesia. (Surabaya: SIC <strong>dan</strong>Asosiasi peneliti pendidikan Indonesia (APPI) 2006). Hlm9


Menurut Mansyur Muslich <strong>sertifikasi</strong> adalah proses pemberian sertifikatpendidik kepada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memenuhi persyaratan tertentu, yaitu kualifikasiakademik, kompetensi, sehat jasmani <strong>dan</strong> rohani, serta memiliki kemampuanuntuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, <strong>yang</strong> dibarengi denganpeningkatan kesejahteraan <strong>yang</strong> layak. 16Sertifikasi pofesi <strong>guru</strong> adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada<strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memenuhi standar kualifikasi <strong>dan</strong> standar kompetensi.Proses <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> menurut Fakry Gaffar mantan Rektor UniversitasPendidikan Indonesia (UPI) bahwa proses <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> bahkan sampai lisensidapat diwujudkan dalam sistem pendidikan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> terintegrasi. Dengandemikian, pendidikan profesi merupakan bagian dari sistem pendidikan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>berkelanjutan. 17Bukti dari kualifikasi akademik, kompetensi sehat jasmani, rohani <strong>dan</strong>kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional adalah sebagaiberikut: 18a. Kualifikasi akademik dibuktikan dengan pemilikan ijazah pendidikanprogram sarjana atau D-4 baik kependidikan maupun non kependidikan.b. Kompetensi <strong>yang</strong> meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, <strong>dan</strong>profesional diperoleh melalui pendidikan profesi <strong>dan</strong> uji <strong>sertifikasi</strong>. Padaun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Standar Nasional Pendidikan, pasal 15 menyatakan bahwapendidikan profesi adalah pendidikan tinggi se<strong>telah</strong> program sarjana <strong>yang</strong>16Mansur Muslich. Sertifikasi <strong>guru</strong> menuju profesionalisme pendidik. (Jakarta: Bumiaksara, 2007) hlm217Kunandar, Guru professional, implementasi KTSP <strong>dan</strong> persiapan menghadapi<strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), hlm.79-8018Ibid, hlm.2-3


mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan denganpersyaratan khusus.c. Sehat jasmani <strong>dan</strong> rohani dibuktikan dengan keterangan dokter.d. Penguasaan kompetensi dibuktikan dengan uji kompetensi.e. Seseorang dapat menempuh <strong>sertifikasi</strong> jika sudah memenuhi kualifikasidengan (bukti ijazah), <strong>dan</strong> sehat dengan bukti (surat dokter).f. Uji kompetensi sekaligus sebagai bukti kemampuan mewujudkan tujuanpendidikan Nasional.g. Jika lulus <strong>sertifikasi</strong>, <strong>yang</strong> bersangkutan akan menerima sertifikatpendidik. Itu berarti <strong>yang</strong> bersangkutan <strong>telah</strong> memenuhi persyaratansebagaimana <strong>yang</strong> tercantum dalam Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Guru <strong>dan</strong> dosen.h. Guru <strong>yang</strong> mempunyai sertifikat pendidik dianggap sebagai <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>profesional. Yang bersangkutan mendapatkan tunjangan profesi daripemerintah sebesar satu kali gaji pokok.Menurut Mulyasa, pada hakekatnya standart kompetensi <strong>dan</strong> <strong>sertifikasi</strong><strong>guru</strong> adalah untuk mendapatkan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> profesional, <strong>yang</strong> memiliki kompetensiuntuk melaksanakan fungsi <strong>dan</strong> tujuan sekolah khususnya pendidikan padaumumnya, sesuai kebutuhan masayarakat <strong>dan</strong> tuntutan zaman. 19Berdasarkan hasil uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa<strong>sertifikasi</strong> merupakan suatu proses pemberian sertifikat pendidik <strong>yang</strong> secaraformal diberikan kepada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memenuhi dua syarat yaitu penguasaankualifikasi pendidikan minimum <strong>dan</strong> menguasai kompetensi minimal sebagai19Op.Cit. Mulyasa. Hlm 17


agen pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan nasional <strong>yang</strong> berkualitasdengan disertai peningkatan kesejahteraan secara layak.2. Landasan Hukum Sertifikasi GuruDasar utama pelaksanaan <strong>sertifikasi</strong> adalah Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Nomor 14tahun 2005 tentang <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen (UUGD) <strong>yang</strong> disahkan tanggal 30 Desember2005. Pasal <strong>yang</strong> meyatakannya secara yuridis menurut ketentuan pasal 1 ayat(11) UUGD adalah pemberian sertifikat pendidik untuk <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen. Adapunberkaitan dengan <strong>sertifikasi</strong> dijelaskan pada pasal 1 ayat (7), bahwa <strong>sertifikasi</strong>adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk <strong>guru</strong>.Dasar hukum tentang perlunya <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> dinyatakan dalam pasal 8Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g No.14 Tahun 2005 tentang <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen, bahwa <strong>guru</strong> harusmemiliki kemampuan kualifikasi akademik, kompetensi, <strong>sertifikasi</strong> pendidik,sehat jasamani <strong>dan</strong> rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuanpendidikan nasional. 20 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa <strong>guru</strong> sebagaiagen pembelajaran di Indonesia memang diwajibkan memenuhi tiga persyaratanyaitu kualifikasi pendidikan minimum, kompetensi <strong>dan</strong> <strong>sertifikasi</strong> pendidik.Kaitan ketiga persyaratan untuk <strong>guru</strong> diatas dapat di perjelas denganmelacak isi pasal 1 butir (12) UUGD <strong>yang</strong> menyebutkan bahwa sertifikatpendidikan merupakan bukti formal sebagai pengakuan <strong>yang</strong> diberikan kepada<strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen sebagai tenaga profesional. 21 Sementara itu, pada pasal 11 ayat (1)juga disebutkan bahwa sertifikat pendidik diberikan kepada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong>20Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Guu <strong>dan</strong> Dosen. Op.cit., Hlm.821Ibid., Hlm.4


memenuhi syarat, yaitu kualifikasi minimum <strong>yang</strong> ditentukan (diploma D-4/ S-1)<strong>dan</strong> terbukti <strong>telah</strong> menguasai kompetensi tertentu.Landasan hukum lainnya adalah Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g No.20 Tahun 2003tentang sistem Pendidikan Nasional, fatwa atau pendapat hukum Menteri hukum<strong>dan</strong> Hak Asasi Manusia Nomor 1.UM.01.02-253. 22 serta peraturan Menteri No.18Tahun 2007 tentang <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> dalam jabatan <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> ditetapkan padatanggal 4 Mei 2007 kemudian pada tanggal 13 Juli terbit keputusan Menteri.3. Prosedur <strong>sertifikasi</strong>Portofolio dinilai oleh LPTK penyelenggaraan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> dikoordinasikankonsorsium <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> (KSG). Unsur KSG atau LPTK terdiri dari, DitjenDIKTI, <strong>dan</strong> Ditjen PMPTK. Prosedur <strong>sertifikasi</strong> bagi <strong>guru</strong> dalam jabatan adalahsebagai berikut: 23 Prosedur Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan . Gambar 2.1lulusSertifikatpendidikGuru dalam jabatanS1/D4PenilaianportofolioTidak lulusKegiatan melengapiPortofolioDiklat Profesi GuruPelaksanaandiklatujian22Pedoman <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>, 2007 direktorat jendral Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional Hlm.223Ibid, hlm 4


DINASPENDIDIKANUjianUlang2xPenjelasan Prosedur Sertifikasi bagi <strong>guru</strong> dalam Jabatan1. Guru dalam jabatan peserta <strong>sertifikasi</strong>, menyusun dokumen portofolio denganmengacu pedoman penyusunan portofolio <strong>guru</strong>.2. Dokumen portofolio <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> disusun kemudian diserahkan kepada Dinaspendidikan kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada Rayon LPTKpenyelenggara <strong>sertifikasi</strong> untuk dinilai oleh asesor dari Rayon LPTK tersebut.3. Rayon LPTK penyelenggara <strong>sertifikasi</strong> terdiri atas LPTK induk <strong>dan</strong> sejumlahLPTK Mitra.4. Apabila hasil penilain portofolio peserta <strong>sertifikasi</strong> dapat mencapai angkaminimal kelulusan, maka dinyatakan lulus <strong>dan</strong> memperoleh sertifikatpendidik.5. Apabila hasil penilaian portofolio peserta <strong>sertifikasi</strong> belum mencapai angkaminimal kelulusan, maka berdasarkan hasil penilaian (skor ) portofolio, RayonLPTK merekomendasikan alternatif sebagai berikut:a. Melakukan berbagai kegiatan <strong>yang</strong> berkaitan dengan profesi pendidikuntuk melengkapi kekurangan portofolio.b. Mengikuti pendidikan <strong>dan</strong> pelatihan profesi Guru (diklat profesi Guruatau DPG) <strong>yang</strong> diakhiri dengan ujian, materi DPG mencakup empatkompetensi <strong>guru</strong>.


c. Lama pelaksanaan DPG diatur oleh LPTK penyelenggaraan denganmemperhatikan skor hasil penilaian portofolio.d. Apabila peserta lulus ujian DPG, maka peserta akan memperolehsertifikat pendidik.e. Bila tidak lulus, peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali, dengantenggag waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila belum lulusjuga, maka peserta serahkan kembali ke Dinas pendidikankabupaten/Kota.6. Untuk menjamin standarisasi prosedur <strong>dan</strong> mutu lulusan maka rambu-rambumekanisme, materi, <strong>dan</strong> sistem ujian DPG dikembangkan oleh KonsorsiumSertfikasi Guru (KSG).7. DPG dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu <strong>yang</strong> ditetapkan oleh KSG.3. Mekanisme Sertifikasi1) Mekanisme pesertaMengacu pada Permendiknas Nomor 18 tahun 2007, persyaratan<strong>sertifikasi</strong> bagi <strong>guru</strong> adalah <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memiliki kualifikasi akademik sarjana(SI) atau diploma empat (D-IV). Selain itu peserta tiap tahunnya dibatasai kotadalam jumlah <strong>guru</strong>. Namun jika <strong>guru</strong> memenuhi persyaratan kualifikasiakademik lebih besar dari pada kuota maka Dinas pendidikan provinsi atauDinas pendidikan kabupaten/kota dalam menetapkan peserta <strong>sertifikasi</strong> jugamempertimbangkan kriteria.1. Masa kerja/ pengalaman mengajar2. Usia


3. Pangkat/golongan (bagi PNS).4. Beban mengajar5. Jabatan/tugas tambahan, <strong>dan</strong> prestasi kerj6. prestasi kerja.Penetapan (calon) peserta <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> ini dilakukan secaratransparan, <strong>yang</strong> dibuktikan dengan pengumuman secara terbuka oleh DinasProvinsi atau Dinas Pendidikan dengan cara demikian, publik akanmengetahui siapa-siapa <strong>yang</strong> berkesempatan <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> pada tahuntertentu, <strong>dan</strong> siapa-siapa <strong>yang</strong> berkesempatan <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> pada tahunberikutnya.2) Kegiatan Dalam Proses SertifikasiAktifitas calon peserta dalam proses <strong>sertifikasi</strong> meliputi, <strong>mengikuti</strong>sosialisasi pelaksanaan <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>, mengisi formulir pendaftaran <strong>dan</strong>biodata, menyusun dokumen portofolio, <strong>dan</strong> menyerahkan dokumen kepadaDinas Pendidikan kabupaten/kota. Secara keseluruhan aktifitas <strong>guru</strong> peserta<strong>sertifikasi</strong>. Serta langka-langkah kegiatan <strong>guru</strong> sebagai calon peserta<strong>sertifikasi</strong> disajikan pada Gambar. 2.2


Sosialisasi<strong>sertifikasi</strong>Guru ( calon peserta<strong>sertifikasi</strong>)Daftar urut peserta<strong>sertifikasi</strong>Mendapat (1) No peserta (2) instrumentPortofolio (3) Format A1 <strong>dan</strong> FormatA2Isi format A1 <strong>dan</strong> Format A2Susun portofolio, <strong>dan</strong>Melengkapi syarat lainMenyerahkan ke DinasPendidikan kab/kotaPengumumanhasilDiklat prifesi <strong>guru</strong> Sertifikatpendidiklulus


Tidak lulusMelakukan kegiatanuntuk melengkapiportofolioPelaksanaandiklatujianUjianulangDinas pendidikankab/kotaPenjelasan diagram alur kegiatan <strong>guru</strong> dalam <strong>sertifikasi</strong>No Aktivitas1. a. Menguji sosialisasi <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> diselenggarakan oleh dinaspendidikan Kabupaten/Kota.b.Sosialisasi minimal mencakup informasi tentang: (1) prosedur <strong>dan</strong>tatacara pendaftaran, (2) prosedur <strong>dan</strong> tatacara <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> dalamjabatan, (3) peranan lembaga-lembaga terkait (Dinas PendidikanProvinsi, Kabupaten/Kota, LPTK penyelenggara), (4) syarat<strong>mengikuti</strong> prosedur <strong>sertifikasi</strong>, <strong>dan</strong> (5) prosedur penyusunanportofolio.2. Guru calon peserta harus mengerti berbagai persyaratan untuk <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong>, persyaratan tersebut <strong>antara</strong> lain sebagai berikut:a. Guru minimal lulusan S1 atau D4b. Telah menjadi <strong>guru</strong> tetap pada suatu sekolah <strong>yang</strong> dibuktikandengan SK pengangkatan dari lembaga <strong>yang</strong> berwenangmengangkat.c. Syarat lain <strong>yang</strong> ditatpkan oleh Depdiknas, Direktorat jenderalpeningkatan mutu pendidik <strong>dan</strong> tenaga kependidikan3. Dinas Pendidikan Kabupaten/kota membuat daftar urut prioritas peserta<strong>sertifikasi</strong> berdasrkan rambu-rambu <strong>yang</strong> ditetapkan oleh Ditjen


PMPTK.4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan <strong>guru</strong> sebagai peserta<strong>sertifikasi</strong> sesuai dengan daftar urut prioritas <strong>dan</strong> kuota.5. Guru <strong>yang</strong> terseleksi sebagai peserta <strong>sertifikasi</strong> memperoleh: (1) NomorPeserta, (2) Instrumen portofolio, (3) format A1 <strong>dan</strong> format A2 dariDinas Pendidikan Kabupaten/kota.6. Guru mengisi format A1, format A2, menyiapkan pas foto terbaruberukuran 3 x 4 (berwarna) 4 lembar, <strong>dan</strong> menyusun portofolio,kemudian menyerahkan ke Dinas Pendidikan kabupaten/kota,dibelakang setiap photo dituliskan nama <strong>dan</strong> nomor peserta.7. Guru menunggu hasil penilaian portofolio8. Jika Lulus, peserta memperoleh Sertifikat Pendidik9. Jika tidak lulus, peserta memperoleh rekomendasi dari LPTKpenyelenggara <strong>sertifikasi</strong>:a. Melakukan berbagai kegiatan untuk melengkapi dokumenportofolio, ataub. Mengikuti Diklat Profesi Guru di LPTK penyelenggara<strong>sertifikasi</strong> <strong>yang</strong> dikoordinasikan Dinas PendidikanKabupaten/Kota.c. Diakhir Diklat Profesi Guru dilakukan uji kompetensi. Apabilatidak lulus, <strong>guru</strong> diberi kesempatan <strong>mengikuti</strong> ujian ulangsebanyak 2 kali.3) Penilaian <strong>sertifikasi</strong>Menurut Mukhlas Samani, bahwa uji kompetensi terdiri dari dua tahapan,yaitu menempuh tes tertulis <strong>dan</strong> tes kinerja <strong>yang</strong> dipadukan dengan self appraisal,portofolio <strong>dan</strong> dilengkapi dengan peer appraisal. Materi tes tertulis <strong>dan</strong> tes kinerja,portopolio <strong>dan</strong> peer appraisal didasarkan pada indikator essensial kompetensi <strong>guru</strong>sesuai tuntutan minimum UUGD <strong>dan</strong> peraturan pemerintah No.19 tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan serta RPP <strong>guru</strong> sebagi agen pembelajaran.Penilaian sertfikasi terdiri dari:


a.Tes TertulisTes tertulis digunakan untuk mengungkap pemenuhan tuntutanstandar minimal <strong>yang</strong> harus di kuasai <strong>guru</strong> dalam kompetensi pedagogik <strong>dan</strong>kompetensi profesional. Tes tulis ini merupakan alat ukur berupa satu seltpernyataan untuk mengukur sampel perilaku kognitif <strong>yang</strong> diberikan secaratertulis <strong>dan</strong> jawaban <strong>yang</strong> diberikan juga secara tertulis dapat dikategorikankedalam tes dikotomi menjadi benar <strong>dan</strong> salahb.Tes KinerjaTes kinerja menurut para ahli adalah jenis tes <strong>yang</strong> paling baikuntuk mengukur kinerja seseorang dalam melaksanakan suatu tugas atauprofesi tertentu. Secara umum tes kinerja dapat digunakan sebagai alat untukmengungkapkan gambaran menyeluruh dari akumulasi kemampuan <strong>guru</strong>sebagai sinergi dari keempat kemampuan dasar. Tes kinerja merupakangambaran dari kemampuan <strong>guru</strong> dalam proses pembelajaran mulai daripenilaian persiapan pembelajaran, penilaian dalam melaksanakanpembelajaran, <strong>dan</strong> penilaian dalam menutup pembelajaran. Dan penilaiandalam menutup pembelajran beserta aspek-aspeknya. Tes kinerja akandapat maksimal apabila uji <strong>sertifikasi</strong> dilakukan pada latar kelassesungguhnya (real teaching) <strong>dan</strong> bukan hanya sekedar simulasi (mikroteaching). 24B. Kompetensi Profesional1. Pengertian Kompetensi Profesional24Trianto <strong>dan</strong> Tutik. Op.cit., hlm 85 <strong>dan</strong> 106


Kompetensi menurut Usman adalah suatu hal <strong>yang</strong> menggambarkankualifikasi atau kemampuan seseorang, baik <strong>yang</strong> kualitatif maupun <strong>yang</strong>kuantitatif. Menurut Rostiyah N.K kompetensi yaitu suatu tugas memadai ataupemilikan pengetahuan, ketrampilan, <strong>dan</strong> kemampuan <strong>yang</strong> dituntut oleh jabatantertentu. 25Kompetensi dalam Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Republik Indonesia Nomor 14 tahun2005 tentang <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen, kompetensi artinya seperangkat pengetahuan,ketrampilan, <strong>dan</strong> perilaku <strong>yang</strong> harus dimiliki, dihayati <strong>dan</strong> dikuasai oleh <strong>guru</strong>atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 26Profesionalisme berasal dari kata profesi <strong>yang</strong> artinya suatu bi<strong>dan</strong>gpekerjaan <strong>yang</strong> ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikansebaga suatu jabatan atau perkerjaan tertentu <strong>yang</strong> mensyaratkan pengetahuan <strong>dan</strong>ketrampilan khusus <strong>yang</strong> diperolah dari pendidikan akademis <strong>yang</strong> intensif.Profesionalisme <strong>guru</strong> dalam Islam menurut Poerwadarminta adalah orang<strong>yang</strong> kerjanya mengajar. Dalam Islam <strong>guru</strong> orang <strong>yang</strong> bertanggung jawabterhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya,baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Yang berartiorang dewasa <strong>yang</strong> betanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didikdalam perkembangan jasmani <strong>dan</strong> rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan,serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Alloh.Dilain itu, ia mampu sebagai makhluk sosial <strong>dan</strong> makhluk individu <strong>yang</strong> mandiri.Terdapatdalam Al-Imron 16425Kunandar, op.cit., Hlm 51-5226Mulyasa, Op.cit. Hlm 25


اذا وسد المر من غير اهله فا نتظر الشا عة) رواه البخا رى مسلم (Artinya : Jika sebuah urusan diserahkan kepada orang <strong>yang</strong> bukan ahlinya,tunggu saat kehancurannya.Pengertian profesi secara umum bagi <strong>guru</strong> adalah sesuatu pekerjaan <strong>yang</strong>membutuhkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, keahlian <strong>dan</strong> ketlatenanuntuk menciptakan anak memiliki perilaku sesuai dengan harapan.Profesi menurut Suharsimi Arikunto suatu kegiatan <strong>yang</strong> dilakukanseseorang untuk mendapatkan nafkah. 27Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir cdikemukakan bahwa <strong>yang</strong> dimaksud dengan kompetensi profesional adalah luas<strong>dan</strong> mendalam <strong>yang</strong> memungkinkan membimbing peserta didik memenuhistandar kompetensi <strong>yang</strong> ditetapkan dalam Standar Nasional PendidikanKompetensi profesional merupakan kualifikasi akademik <strong>yang</strong> wajibdimiliki oleh <strong>guru</strong> baik kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani <strong>dan</strong> rohani,serta kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Se<strong>dan</strong>gkankompetensi meliputi empat di<strong>antara</strong>nya kompetensi pedagogik, kompetensikepribadian, kompetensi sosial <strong>dan</strong> kompetensi profesional <strong>yang</strong> diperolehmelalui pendidikan profesi.Kompetensi profesional <strong>yang</strong> ditetapakan sub kompetensi <strong>guru</strong> dalam<strong>sertifikasi</strong> merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas <strong>dan</strong> mendalam,<strong>yang</strong> mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah <strong>dan</strong>27Dr. Suhrasimi, Arikunto. Manajemen Pengajara Secara manusiawi. (Jakarta: PT RinekaCipta, 1990) hlm 231


substansi keilmuan <strong>yang</strong> menaungi materinya serta penguasaan terhadap struktur<strong>dan</strong> metodologi keilmuannya. 28Masalah kompetensi professional <strong>guru</strong> merupakan salah satu darikompetensi <strong>yang</strong> harus dimiliki oleh setiap <strong>guru</strong> dalam jenjang pendidikan apapun. Di<strong>antara</strong>nya:a. Pentingnya kompetensi professional <strong>guru</strong> sebagai alat seleksi penerimaan<strong>guru</strong> dengan a<strong>dan</strong>ya syarat sebagai kriteria penerimaan calon <strong>guru</strong>, makaakan terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih mana <strong>guru</strong><strong>yang</strong> diperlukan untuk satu sekolah.b. Penting juga dalam rangka pembinaan <strong>guru</strong> jika <strong>telah</strong> ditentukan jeniskompetensi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> diperlukan maka atas dasar ukuran itu akan dapatdiobservasi <strong>dan</strong> ditentukan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memiliki kompetensi penuh <strong>dan</strong><strong>guru</strong> <strong>yang</strong> masih kurang memadai kompetensinya.c. Penting juga dalam rangka penyusunan kurikulum berhasil atau tidaknyapendidikan terletak pada berbagai komponen dalam proes pendidikan <strong>guru</strong>itu secara lebih spesifik apakah suatu LPTK berhasil mendidik para calon<strong>guru</strong> akan ditentukan oleh berbagai komponen dalam institusi tersebut.d. Penting dalam hubungan dengan kegiatan <strong>dan</strong> hasil belajar siswa, prosesbelajar <strong>dan</strong> hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,struktur <strong>dan</strong> isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan olehkompetensi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> mengajar <strong>dan</strong> membimbing mereka.e. kriteria profesional, <strong>guru</strong> adalah jabatan profesional <strong>yang</strong> memerlukanberbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi maka harus memenuhi28Kunandar.Op.cit. Hlm 75 <strong>dan</strong> 77


kriteria profesional (hasil lokakarya pembinaan kurikulum pendidikan <strong>guru</strong>UPI Bandung) di<strong>antara</strong>ya:a) Fisik :1. Sehat jasmani <strong>dan</strong> rohani,2. tidak mempunyai cacat tubuh <strong>yang</strong> bisa menimbulkanejekan atau rasa kasihan dari anak didik.Kesehatan <strong>dan</strong> belajar adalah dua sisi mata uang <strong>yang</strong> salingterkait <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> tidak sehat secara jasmani, dia tidak akanoptimal dalam mengajar. Sebagaimana firman Allah dalamAl-Quran. Artinya : Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah <strong>telah</strong>mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "BagaimanaThalut memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikanpemerintahan daripa<strong>dan</strong>ya, se<strong>dan</strong>g diapun tidak diberi kekayaan <strong>yang</strong>cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah <strong>telah</strong>memilih rajamu <strong>dan</strong> menganugerahinya ilmu <strong>yang</strong> Luas <strong>dan</strong> tubuh<strong>yang</strong> perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa <strong>yang</strong>dikehendaki-Nya. <strong>dan</strong> Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Mahamengetahui.b) Mental/ kepribadian :1. Berkepribadian/ berjiwa pancasila


2. Mampu menghayati GBHN3. Mencintai bangsa <strong>dan</strong> sesame manusia <strong>dan</strong> rasa kasihsa<strong>yang</strong> kepada anak didik4. Berbudi pekerti <strong>yang</strong> luhur5. Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan<strong>yang</strong> ada secara maksimal6. Mampu menyuburkan sikap demokrasi <strong>dan</strong>pembangunan tenggang rasa, mampu mengembangkankreatifitas <strong>dan</strong> tanggung jawab <strong>yang</strong> besar akan tugasnya7. Mampu mengembangkan kreatifitas <strong>dan</strong> tanggung jawab<strong>yang</strong> besar akan tugasnya8. Mampu mengembangkan kecerdasan <strong>yang</strong> tinggi9. Bersifat terbuka, peka <strong>dan</strong> inovatif10. Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya,11. Ketaatan akan disiplinSebagaimana konsep Aa Gym bahwa pendidikan <strong>yang</strong>baik adalah dengan mendidik diri sendiri. Konseptersebut dikenal dengan istilah 3 M yaitu:Mulailah dari diri sendiri, Mulailah dari hal <strong>yang</strong> kecil<strong>dan</strong> mulailah dari saat ini. Oleh karena itu sikap diri<strong>yang</strong> sangat diperlukan dalam pengembanganprofesionalisme adalah disiplin <strong>yang</strong> tinggi percaya diri<strong>yang</strong> positif, akrab <strong>dan</strong> ramah, akomodatif <strong>dan</strong> beraniberkata benar. 2912. Memiliki sense of humor.29Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesionalisme,(Yogyakarta: Ar RuzzMedia,2008) hlm 124


c) Keilmiahan/pengetahuan :1. Memahami ilmu <strong>yang</strong> dapat melandasi pembentukanpribadi2. Memahami ilmu pendidikan <strong>dan</strong> ke<strong>guru</strong>an <strong>dan</strong> mampumenerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik3. Memahami, meguasai serta mencintai ilmu pengetahuan<strong>yang</strong> akan diajarkan4. Memiliki pengetahuan <strong>yang</strong> cukup tentang bi<strong>dan</strong>g-bi<strong>dan</strong>g<strong>yang</strong> lain5. Senang membaca buku-buku ilmiah6. Mampu memecahkan persolan secara sistematis terutama<strong>yang</strong> berhubungan dengan bi<strong>dan</strong>g <strong>studi</strong> <strong>dan</strong>7. Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.d) Ketrampilan :1. Mempu berperan sebagai organisator proses belajarmengajar2. Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan3. Struktural, interdisipliner, fungsional, behavior <strong>dan</strong>teknologi4. Mampu menyusun garis besar program pengajaran(GBPP).5. Mampu memecahkan <strong>dan</strong> melaksanakan teknik-teknikmegajar <strong>yang</strong> baik dalam mencapai tujuan pendidikan.


6. Mampu merencanakan <strong>dan</strong> melaksanakan evaluasipendidikan7. Memahami <strong>dan</strong> mampu melaksanakan kegiatan <strong>dan</strong>pendidikan luar sekolah.Kompetensi profesional <strong>guru</strong>, selain berdasarkan pada bakat <strong>guru</strong>, unsurpengalaman <strong>dan</strong> pendidikan memegang peranan <strong>yang</strong> sangat penting. 30Guru sebagai kuli pendidikan <strong>yang</strong> profesional dikelas pembelajaran siswamenuju kepribadian <strong>yang</strong> utuh, menyaratkan sepuluh kompetensi, di<strong>antara</strong>nya:menguasai bahan <strong>yang</strong> akan diajarkan, mengelola program belajar mengajar,mengelola kelas, menggunakan media atau sumber belajar, menguasai landasanlandasankependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasisiswa, mengenal fungsi <strong>dan</strong> program bimbingan <strong>dan</strong> penyuluhan, mengenal <strong>dan</strong>menyelenggarakan administrasi sekolah <strong>dan</strong> memahami prinsip-prinsip <strong>dan</strong>menafsirkan hasil-hasil penelitian. Seperti digambarkan pada tabel 2.3 berikut : 31Kinerja GuruPenguasaanbahanPenguasaanprosesPenguasaanfondasi pendidikanDllKepribadian30Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasrkan Pendekatan Kompetensi.(Jakarta:s PTBumi Aksara,2002) hlm 35-3831Ahmad Barizi. Menjadi Guru Unggul. (Yogyakarta, Ar-ruzzMedia.2009) hlm 150


Kompetensi profesional <strong>guru</strong> akan memadai jika ditopang oleh kompetensipersonal <strong>dan</strong> sosial <strong>yang</strong> baik sehingga mengantarkan pada pembelajaran <strong>yang</strong>baik.2. Ruang Lingkup Kompetensi ProfesionalI. Ruang lingkup kompetensi profesionalDari berbagai sumber <strong>yang</strong> membahas tentang kompetensi <strong>guru</strong>, secaraumum dapat diidentifikasi <strong>dan</strong> disarikan tentang ruang lingkup kompetensiprofesional <strong>guru</strong> sebagai berikut.a. Mengerti <strong>dan</strong> dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,psikologi, sosiologis <strong>dan</strong> sebagainya.b. Mengerti <strong>dan</strong> dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembanganpeserta didik.c. Mampu menangani <strong>dan</strong> mengembangkan bi<strong>dan</strong>g <strong>studi</strong> <strong>yang</strong> menjaditanggung jawabnya.d. Mengerti <strong>dan</strong> dapat menerapkan metode pembelajaran <strong>yang</strong> bervariasie. Mampu mengembangkan <strong>dan</strong> menggunakan berbagai alat, media <strong>dan</strong>sumber belajar <strong>yang</strong> releven.f. Mampu mengorganisasikan <strong>dan</strong> melaksanakan program pembelajaran.g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.II. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional MengajarBerdasarkan peran <strong>guru</strong> sebagai pengelola proses pembelajaran, harusmemiliki kemampuan:


1. Merencanakan sistem pembelajaran yaitu :a. Merumuskan tujuanb. Memilih prioritas materi <strong>yang</strong> akan diajarkanc. Memilih <strong>dan</strong> menggunakan metoded. Memilih <strong>dan</strong> menggunakan sumber belajar <strong>yang</strong> adae. Memilih <strong>dan</strong> menggunakan media pembelajaran2. Melaksanakan sistem pembelajarana. Memilih bentuk kegiatan pembelajaran <strong>yang</strong> tepatb. Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat3. Mengevaluasi sistem pembelajarana. Memilih <strong>dan</strong> menyusun jenis evaluasib. Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang prosesc. Mengadministrasi hasil evaluasi4. mengembangkan sistem pembelajarana. Mengoptimalisasi potensi peserta didikb. Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiric. Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut. 323. Tugas Dan Peran Guru Dalam Pembelajaran.Guru adalah figur, inspirator <strong>dan</strong> motivator murid dalam mengukir masadepannya. Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan <strong>yang</strong>dicanangkan, di<strong>antara</strong> Tugas <strong>guru</strong> <strong>antara</strong> lain: 3332Hamzah B Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: PT Bumi Asara.2007) hlm 19.33Jamal Ma’mur Asmani. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif <strong>dan</strong> Inovatif.(yogyakarta. DIVA Press. 2009) hlm 18&38-55


1. Educator (pendidik)Tugas pertama <strong>guru</strong> adalah mendidik murid-murid sesuai denganmateri pelajaran <strong>yang</strong> diberikan kepa<strong>dan</strong>ya. Sebagai seorangeducator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi,<strong>mengikuti</strong> informasi, <strong>dan</strong> responsive terhadap masalah kekiniansangat menunjang peningkatan kualitas ilmu <strong>guru</strong>.2. Leader (pemimpin)Guru juga seorang pemimpin kelas. karena itu, ia harus bisamenguasai, mengendalikan <strong>dan</strong> mengarahkan kelas menujutercapainya tujuan pembelajaran <strong>yang</strong> berkualitas. Sebagai seorangpemimpin <strong>guru</strong> harus terbuka, demokratis, egaliter, <strong>dan</strong>menghindari cara-cara kekerasan.3. FasilitatorSebagai fasilitator, <strong>guru</strong> bertugas memfasilitasi murid untukmenemukan <strong>dan</strong> mengembangkan bakatnya secara pesat.Menemukan bakat anak didik bukan persoalan mudah, iamembutuhkan eksperimensi maksimal, latihan terus-menerus, <strong>dan</strong>evaluasi rutin.4. MotivatorSebagai seorang motivator, seorang <strong>guru</strong> harus mampumembangkitkan semangat <strong>dan</strong> mengubur kelemahan anak didikbagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun


kelam masa lalunya, <strong>dan</strong> bagaimana berat tantangannya. Tidak adakata menyerah sampai titik darah penghabisan.5. AdministratorSebagai seorang <strong>guru</strong>, tugas administrasi sudah melekat dalamdirinya, dari mulai melamar menjadi <strong>guru</strong>, kemudian diterimadengan bukti surat keputusan yayasan, surat instruksi kepalasekolah, <strong>dan</strong> lain-lain. Urusan <strong>yang</strong> ada di lingkup pendidikanformal biasanya memakai prosedur administrasi <strong>yang</strong> rapih <strong>dan</strong>tertib.6. EvaluatorSebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan <strong>yang</strong>perlu dibenahi <strong>dan</strong> disempurnakan. Disinilah pentingnya evaluasiseorang <strong>guru</strong>. Dalam evaluasi ini, <strong>guru</strong> bisa memakai banyak caradengan menerangkan sendiri proses pembelajaran <strong>yang</strong> diterapkan,meneliti kelemahan <strong>dan</strong> kelebihan, atau dengan cara <strong>yang</strong> lebihobyektif, meminta pendapat orang lain.7. Tanggung Jawab GuruDalam melakukan fungsi <strong>dan</strong> tugas mulianya diatas, seorang <strong>guru</strong>harus melandasinya dengan tanggung jawab <strong>yang</strong> besar dalamdirinya, tanggung jawab <strong>yang</strong> tidak didasari oleh kebutuhanfinansial belaka, tapi tanggung jawab peradaban <strong>yang</strong> besar bagikemajuan Negeri tercinta, Indonesia. Ia juga harus sadar bahwakesuksesannya menjadi harga mati bagi lahirnya kader-kader


angsa <strong>yang</strong> berkualitas. Oleh karena itu all out menekuniprofesinya dengan penuh kesungguhan <strong>dan</strong> kerja keras.Peran <strong>guru</strong> sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, <strong>dan</strong>visi misi <strong>yang</strong> menjadi impian hidup anak didiknya dimasa depan. Dibalikkesuksesan murid, selalu ada <strong>yang</strong> memberikan inspirasi <strong>dan</strong> motivasi besarpada dirinya sebagai sumber stamina <strong>dan</strong> energi untuk selalu belajar bergerakmengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan, menorehkan prestasispektakuler <strong>dan</strong> prestisius dalam panggung sejarah kehidupan manusia.C. Upaya Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kompetensi PrfesionalGuru dalam PembelajaranDalam Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Gurudalam Jabatan disebutkan bahwa <strong>sertifikasi</strong> bagi <strong>guru</strong> dalam jabatan dilaksanakanmelalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio alias penilaiankumpulan dokumen <strong>yang</strong> mencerminkan kompetensi <strong>guru</strong>, dengan mencakup 10(sepuluh) komponen yaitu :a. kualifikasi akademikb. Pendidikan <strong>dan</strong> pelatihanc. Pengalaman mengajard. Perencanaan <strong>dan</strong> pelaksanaan pembelajarane. Penilaian dari atasan <strong>dan</strong> pengawasf. Prestasi akademikg. Karya pengembangan profesih. Keikutsertaan dalam forum ilmiah


i. Pengalaman organisasi di bi<strong>dan</strong>g pendidikan <strong>dan</strong> sosialj. Penghargaan <strong>yang</strong> relevan dengan bi<strong>dan</strong>g pendidikan.Upaya-upaya agar setiap <strong>guru</strong> dapat memperoleh kesempatan <strong>yang</strong> lebihluas untuk meraih poin dari komponen-komponen tersebut, di<strong>antara</strong>nya melaluibeberapa upaya berikut ini :1. Meningkatkan kuantitas <strong>dan</strong> kualitas kegiatan pendidikan <strong>dan</strong>pelatihan, serta forum ilmiah di setiap daerah <strong>dan</strong> para <strong>guru</strong> perluterus-menerus dimotivasi <strong>dan</strong> difasilitasi untuk dapat berpartisipasidi dalamnya. Memang idealnya, kegiatan pendidikan <strong>dan</strong> pelatihanatau <strong>mengikuti</strong> forum ilmiah sudah harus merupakan kebutuhan <strong>yang</strong>melekat pada diri individu <strong>guru</strong> itu sendiri, sehingga <strong>guru</strong> pun sudahsewajarnya ada kerelaan berkorban, baik berupa materi, tenaga <strong>dan</strong>fikiran guna <strong>dan</strong> <strong>mengikuti</strong> kegiatan pendidikan <strong>dan</strong> pelatihanmaupun forum ilmiah. Tetapi harus diingat pula bahwa kegiatanpendidikan, pelatihan <strong>dan</strong> forum ilmiah tidak hanya untukkepentingan individu <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> bersangkutan semata.2. Meningkatkan frekuensi moment lomba-lomba, baik untuk kalangan<strong>guru</strong> maupun siswa (<strong>guru</strong> akan diperhitungan dalam perannyasebagai pembimbing) di daerah-daerah, secara berjenjang mulai daritingkat sekolah, kecamatan sampai dengan tingkat kabupaten <strong>dan</strong>bahkan bila memungkinkan bisa diikutsertakan pada tingkat <strong>yang</strong>lebih tinggi. Lomba bagi <strong>guru</strong> tidak hanya diartikan dalam bentukpemilihan <strong>guru</strong> berprestasi <strong>yang</strong> sudah biasa dilaksanakan setiap


tahunnya, tetapi juga bentuk-bentuk perlombaan lainnya <strong>yang</strong>mencerminkan kemampuan akademik, pedagogik <strong>dan</strong> sosio-personal<strong>guru</strong>. Kegiatan lomba bagi <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> siswa pada tingkat sekolahsebenarnya jauh lebih penting, karena melalui ajang lomba padatingkat sekolah inilah dapat dihasilkan <strong>guru</strong>-<strong>guru</strong> <strong>dan</strong> siswa terpilih,<strong>yang</strong> selanjutnya dapat diikutsertakan berkompetisi pada ajanglomba tingkat berikutnya. Agar kegiatan lomba pada tingkat sekolahmemperoleh respons positif, khususnya dari para <strong>guru</strong>, sudah barangtentu sekolah harus mampu memberikan apresiasi <strong>yang</strong> seimbang<strong>dan</strong> menarik.3. Untuk menumbuhkan budaya menulis, kiranya perlu dipikirkan agardi setiap sekolah diterbitkan bulletin, majalah sekolah atau medialainnya (publikasi melalui internet atau majalah dinding) misalnya,<strong>yang</strong> beberapa materinya berasal dari para <strong>guru</strong> secara bergiliran.Dalam hal ini, untuk sementara bisa saja mengabaikan dulu apakahberbobot atau tidaknya karya tulisan mereka, <strong>yang</strong> diutamakan disini adalah kemauan mereka untuk memulai menulis. Apabilamemang ditemukan karya <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> dipan<strong>dan</strong>g bagus <strong>dan</strong> berbobot,tidak ada salahnya untuk mencoba dikirimkan ke majalah atau korankorantertentu <strong>yang</strong> memungkinkan bisdipertimbangkan untukkepentingan penilaian <strong>sertifikasi</strong>.4. Untuk menanamkan budaya meneliti di kalangan <strong>guru</strong>, sekolahsekolahdapat memfasilitasi <strong>dan</strong> memberikan motivasi kepada <strong>guru</strong>


untuk melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, bisa sajadalam bentuk lomba Penelitian Tindakan Kelas atau bahkan bilaperlu dengan cara mewajibkan para <strong>guru</strong> untuk melaksanakanPenelitian Tindakan Kelas, minimal dalam satu tahun satu kali. 34Sertifikasi <strong>guru</strong> bertujuan untuk meningkatkan tingkat kelayakan seorang<strong>guru</strong> dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran disekolah <strong>dan</strong>sekaligus memberikan sertifikat pendidik bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> memenuhipersyaratan <strong>dan</strong> lulus uji <strong>sertifikasi</strong>.Tujuan <strong>sertifikasi</strong> adalah untuk meningkatkan kualitas kompetensi <strong>guru</strong><strong>yang</strong> pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.Baru kemudian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan <strong>guru</strong> secarafinansial.Menurut Wibowo, dalam bukunya E Mulyasa, mengatakan bahwa<strong>sertifikasi</strong> dalam kerangka makro adalah upaya peningkatan kualitas layanan <strong>dan</strong>hasil pendidikan bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:a. Melindungi profesi pendidik <strong>dan</strong> tenaga kependidikanb. Melindungi masyarakat dari praktek-praktek <strong>yang</strong> tidak kompeten,sehingga merusak citra pendidik <strong>dan</strong> tenaga kependidikanc. Membantu <strong>dan</strong> melindungi lembaga penyelenggaraan pendidikan,dengan menyediakan rambu-rambu <strong>dan</strong> instrument untukmelakukan seleksi terhadap pelamar <strong>yang</strong> kompeten34Http://Sertifikasigr.Blogspot.Com/


d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik <strong>dan</strong> tenagakependidikane. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik <strong>dan</strong>tenaga kependidikanPada bulan Juli tahun 2003 di Semarang <strong>yang</strong> mengimplementasikankeempat unsur dari un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Guru <strong>dan</strong> Dosen merupakan aspirasi bawah<strong>dan</strong> solidaritas sebagai hasil kongres.Pengakuan kedudukan <strong>guru</strong> sebagai tenaga profesional mempunyai misiuntuk melaksanakan tujuan Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen sebagai berikut:a. Mengangkat martabat <strong>guru</strong>b. Menjamin hak <strong>dan</strong> kewajiban <strong>guru</strong>c. Meningkatkan kompetensi <strong>guru</strong>d. Memajukan profesi serta karir <strong>guru</strong>e. Meningkatkan mutu pembelajaranf. Meningkatkan mutu pendidikan nasionalg. Mengurangi kesenjangan ketersediaan <strong>guru</strong> antar daerah dari segijumlah, mutu, kualifikasi akademik, <strong>dan</strong> kompetensi.h. Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan daerahi. Meningkataan pelayanan pendidikan <strong>yang</strong> bermutu (penjelasanumum un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g nomor 14 tahun 2005 tentang Guru <strong>dan</strong>Dosen)Visi <strong>dan</strong> misi tersebut, memberikan implikasi bahwa kedudukan <strong>guru</strong>sebagai tenaga professional berfungsi untuk meningkatkan martabat <strong>guru</strong> serta


perannya sebagai agen pembelajaran (learner agent) untuk meningkatkan mutupendidikan nasional.Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan <strong>guru</strong> sebagai tenaga profesionalbertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan Nasional <strong>dan</strong> mewujudkantujuan pendidikan Nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia <strong>yang</strong> beriman <strong>dan</strong> bertakwa kepada Tuhan <strong>yang</strong> maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi wargaNegara <strong>yang</strong> demokratis <strong>dan</strong> bertanggung jawab.Untuk meningkatkan penghargaan terhadap tugas <strong>guru</strong>, kedudukkan padapendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar<strong>dan</strong> pendidikan menengah, perlu dikukuhkan dengan pemberian sertifikatpendidik. Sertifikat tersebut merupakan pengakuan atas keduddukan <strong>guru</strong> sebagaitenaga profesional. Dalam melaksanakan tugasnya, <strong>guru</strong> harus memperolehpenghasilan atas kebutuhan hidup minimum sehingga memiliki kesempatan untukmeningkatkan kemampuan profesionalnya.Selain itu, perlu juga diperhatikan upaya-upaya memaksimalkan fungsi <strong>dan</strong>peran strategis <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> meliputi penegakan hak <strong>dan</strong> kewajiban <strong>guru</strong> sebagaitenaga profesional, pembinaan <strong>dan</strong> pengembangan profesi <strong>guru</strong>, perlindunganhukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan <strong>dan</strong> kesehatankerja. Berdasarkan visi, misi <strong>dan</strong> pertimbangan-pertimbangan diatas diperlukanstrategi <strong>yang</strong> meliputi:a. Penyelenggaraan <strong>sertifikasi</strong> pendidik berdasarkan kualifikasiakademik <strong>dan</strong> kompetensi


. Pemenuhan hak <strong>dan</strong> kewajiban <strong>guru</strong> sebagai tenaga profesional <strong>yang</strong>sesuai dengan prinsip profesionalitas.c. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pengangkatan,penempatan, pemindahan, <strong>dan</strong> pemberhentian <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen sesuaidengan kebutuhan baik jumlah, kualifikasi akademik, maupunkompetensi <strong>yang</strong> dilakukan secara merata, obyektif <strong>dan</strong> transparanuntuk menjamin keberlangsungan pendidikand. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan <strong>dan</strong>pengembangan profesi <strong>guru</strong> untuk meningkatkan profesionalitas <strong>dan</strong>pengabdian para <strong>guru</strong>.e. Peningkatan pemberian penghargaan <strong>dan</strong> jaminan perlindunganterhadap <strong>guru</strong> dalam pelaksanaan tugas professional.f. Penguatan kesetaraan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> dosen <strong>yang</strong> bertugas padasatuan pendidikan <strong>yang</strong> diselenggarakan oleh pemerintah <strong>dan</strong>pemerintah daerah dengan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> bertugas pada satuanpendidikan <strong>yang</strong> diselenggarakan oleh masyarakat.g. Penguatan tanggung jawab <strong>dan</strong> kewajiban pemerintah daerah dalammerealisasikan pencairan anggaran pendidikan untuk memenuhi hak<strong>dan</strong> kewajiban <strong>guru</strong> sebagai tenaga professional.h. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak <strong>dan</strong>kewajiban <strong>guru</strong>.


Ciri profesi <strong>yang</strong> tidak kalah penting adalah kesejawatan, yaitu rasakebersamaan di <strong>antara</strong> sesama <strong>guru</strong>. Kesejawatan ini diwujudkan dalam persatuanpara <strong>guru</strong> melalui organisasi profesi <strong>dan</strong> perjuangan.Perwuju<strong>dan</strong> unjuk kerja professional <strong>guru</strong> ditunjang dengan jiwaprofesionalisme yaitu sikap mental <strong>yang</strong> senantiasa mendorong untukmewujudkan diri sebagai <strong>guru</strong> professional.Kualitas profesionalisme ditunjukkan oleh lima unjuk kerja sebagai berikut:a. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku <strong>yang</strong> mendekatistandar ideal.b. Meningkatkan <strong>dan</strong> memelihara citra profesi.c. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembanganprofessional <strong>yang</strong> dapat <strong>dan</strong> memperbaiki kualitas pengetahuan<strong>dan</strong> ketrampilan.d. Mengejar kualitas <strong>dan</strong> cita-cita dalam profesi.e. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya. 35Keefektifan professional <strong>guru</strong> dapat diwujudkan melalui pemberdayaanpotensi <strong>dan</strong> prestasi para <strong>guru</strong>.Seorang <strong>guru</strong> hendaknya memiliki kompetensi <strong>yang</strong> mantap, kompetensitersebut berada dalam diri pribadi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> besumber dari kualitas kepribadian,pendidikan <strong>dan</strong> pengalamannya.D. Faktor-Faktor Pembaruan Bagi Guru <strong>yang</strong> Sertifikasi35Zainal Aqib <strong>dan</strong> Elham Rohmanto. Membangun Profesionalisme Guru <strong>dan</strong> PengawasSekolah. (Bandung: CV.Yrama Widya. 2007) hlm 145-146.


Guru sebagai pendidik adalah tenaga professional sebagaimana dalamUn<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, bab XI, pasal39, ayat 2 bertugas merencanakan <strong>dan</strong> melaksanakan proses pembelajaran,menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan <strong>dan</strong> pelatihan, sertamelakukan penelitian <strong>dan</strong> pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidikpada per<strong>guru</strong>an tinggi. Sesungguhnnya tepatlah apa <strong>yang</strong> pernah disampaikanoleh Collety bahwa pekerjaan dosen, <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> instruktur adalah pekerjaan profesi<strong>yang</strong> dilaksanakan secara professional. Guru akan mendapat tunjangan jabatanfungsional sebagaimana <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diatur dalam keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor 3 tahun 2003 tentang tunjangan tenaga kependidikan. 36Pasal 40 ayat (1) UU Sisdiknas, menyebutkan bahwa pendidik berhakmemperoleh:a. Penghasilan <strong>dan</strong> jaminan kesejahteraan sosial <strong>yang</strong> pantas <strong>dan</strong>memadai.b. Penghargaan sesuai dengan tugas <strong>dan</strong> prestasi kerjac. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitasd. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas <strong>dan</strong> hak atas hasilkekayaan intelektuale. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, <strong>dan</strong> fasilitaspendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.Mempertegas hak profesi bagi <strong>guru</strong>, UU Guru <strong>dan</strong> Dosen menyatakan, bahwadalam melaksanakan tugas keprofesionalannya <strong>guru</strong> berhak:36Martinis yamin, Sertifikasi Profesi Ke<strong>guru</strong>an Di Indonesia,(Jakarta: GaungPersada Press.2007) hlm 35


a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum <strong>dan</strong>jaminan kesejahteraan sosialb. Mendapatkan promosi <strong>dan</strong> penghargaan <strong>yang</strong> sesuai dengan tugas<strong>dan</strong> prestasi kerjac. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas <strong>dan</strong> hak ataskekayaan intelektuald. Memproleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensie. Memperoleh <strong>dan</strong> memanfaatkan sarana <strong>dan</strong> prasarana pembelajaranuntuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalanf. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian <strong>dan</strong> ikutmenentukan kelulusan, penghargaan atau sanksi kepada peserta didiksesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik <strong>guru</strong> <strong>dan</strong> peraturanperun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gang. Memperoleh rasa aman <strong>dan</strong> jaminan keselamatan dalammelaksanakan tugash. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesii. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakanpendidikanj. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan <strong>dan</strong> meningkatkankualifikasi akademik <strong>dan</strong> kompetensik. Memperoleh pelatihan <strong>dan</strong> pengembangannya profesi dalambi<strong>dan</strong>gnya. 37BAB III37Trianto <strong>dan</strong> Titik Triwulan, Opcid, Hlm 133-134


METODE PENELITIANA. Pendekatan <strong>dan</strong> Jenis PenelitianPendekatan <strong>yang</strong> digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatankuantitatif. Model kuantitatif merupakan model keputusan <strong>yang</strong> mempergunakanangka. Angka mempunyai peranan <strong>yang</strong> sangat penting dalam pembuatan,penggunaan, <strong>dan</strong> pemecahan model kuantitatifSetiap model keputusan memiliki variabel-variabel <strong>yang</strong> disebut variabelkeputusan. Pemecahan dengan model kuantitatif akan menghasilkan nilai atauangka untuk variabel-variabel keputusan ini. Nilai atau angka ini menyatakan ataumenyiratkan keputusan-keputusan tertentu <strong>yang</strong> diwakili oleh variabel-variabelkeputusan. Dengan perkataan lain, penggunaan model kuantitaif dalammemecahkan masalah, keputusan-keputusan <strong>yang</strong> akan dihasilkan oleh angka. 38 .Jenis penelitian ini menggunakan <strong>komparasi</strong>, analisis <strong>komparasi</strong> adalahbentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di<strong>antara</strong> duakelompok data (variabel) atau lebih. 39B. Variabel <strong>dan</strong> Indikator Penelitian1. Pengertian VariabelSutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala <strong>yang</strong>bervariasi. Gejala adalah objek penelitian sehingga variabel adalah objekpenelitian <strong>yang</strong> bervariasi. Terdapat variabel kualitatif <strong>dan</strong> kuantitatif. Lebih38M. Muslich, Metode Kuantitatif (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,1993), hlm 439Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta, PT BumiAksara.2004) hlm116


jauh lagi variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaknivariabel diskrit <strong>dan</strong> variabel kontinum. Variabel diskrit disebut jugavariabel nominal <strong>dan</strong> variabel kategorik. Se<strong>dan</strong>gkan variabel kontinumdibedakan menjadi tiga macam yakni variabel ordinal, internal, <strong>dan</strong> ratio.Variabel sebagai obyek penelitian <strong>yang</strong> melihat pengaruh dari sebuah sebabterbagi dua macam yakni variabel <strong>yang</strong> mempengaruhi disebut variabel bebasatau independent variable.2. Indikator PenelitianPengetian indikator dalam kamus ilmiah populer yaitu penunjuk ataugejala <strong>yang</strong> menunjukkan keterkaitan <strong>yang</strong> merupakan indikasi. 40Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik <strong>yang</strong> dapatdijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikatordirumuskan dengan kata kerja operasional <strong>yang</strong> bisa diukur <strong>dan</strong> dibuatinstrument penilaiannya. 41 Adapun penjabarannya yaitu:Tabel 3.1Variabel <strong>dan</strong> IndikatorVariablekompetensi profesional1. Penguasaan MateriIndikator/Aspek <strong>yang</strong> diamatia. Penguasaan materipembelajaran• Menunjukkan penguasaan materipembelajaran• Mengaitkan materi denganInstrument1-4540Pius A partanto <strong>dan</strong> M Dahlan Al Barr, Kamus Ilmiah Populer,(Surabaya, Arkola)Hlm 25141Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung,PT Remaja Rosdakarya, 2005)Hlm 53


pengetahuan lain <strong>yang</strong> releven.• Menyampaikan materi denganjelas <strong>dan</strong> sesuai dengan hierarkibelajar.• Mengaitkan materi dengan realitaskehidupan.b. Pendekatan atau StrategiPembelajaran.• Melaksanakan pembelajaran sesuaidengan kompetensi (tujuan) <strong>yang</strong>akan dicapai.• Melaksanakan pembelajaran secararuntut.• Menguasai kelas.• Melaksanakan pembelajaran <strong>yang</strong>bersifat kontekstual.• Melaksanakan pembelajaran <strong>yang</strong>memungkinkan tumbuhnyakebiasaan positif.• Melaksanakan pembelajaran sesuaialokasi waktu <strong>yang</strong> direncanakan.c. Pemanfaatan sumber ataumedia pembelajaran• Menggunakan media secaraefektif <strong>dan</strong> efisien.• Menghasilkan pesan <strong>yang</strong> menarik.• Melibatkan siswa dalampemanfaatan media.d. Pembelajaran <strong>yang</strong> memicu<strong>dan</strong> memelihara keterlibatan687


siswa.• Menumbuhkan partisipasi aktifsiswa dalam pembelajaran.• Menunjukkan sikap terbukaterhadap respon siswa.• Menumbuhkan keceriaan <strong>dan</strong>antusiasme siswa dalam belajar.e. Penilaian proses <strong>dan</strong> hasilbelajar.• Memantau kemajuan belajarselama proses.• Melakukan penilaian akhir sesuaidengan kompetensi.f. Penggunaan Bahasa.• Menggunakan bahasa lisan <strong>dan</strong>tulis secara jelas, baik <strong>dan</strong> benar.• Menyampaikan pesan dengan gaya<strong>yang</strong> sesuai.911102. Proses Pembelajaran a. Pra pembelajaran• Kesiapan ruang, alat pembelajaran<strong>dan</strong> media.• Memeriksa kesiapan siswab. Membuka Pembelajran• Melakukan kegiatan apersepsi.• Mengkomunikasikan kompetensi<strong>yang</strong> akan dicapai <strong>dan</strong> rencanakegiatan.c. Penutup atau menutup pelajaran• Melakukan refleksi atau membuat12131415


angkuman dengan melibatkansiswa.• Melaksanakan tindak lanjut denganmemberikan arahan, kegiatan atautugas sebagai bagianremidi/pengayaan.3. Semangat kerja a. Komunikasi Antarpribadi• Menyampaikan pemikiran ataugagasan tertentu kepada oranglain.• Memahami informasi, gagasan,<strong>dan</strong> pendapat <strong>yang</strong> diterima daripihak lain.b. Kemampuan Berpikir• Menciptakan konsep baru.• Menggunakan konsep untukmenyelesaikan masalah lain <strong>yang</strong>dihadapi.• Menjabarkan konsep menjadilebih sederhana <strong>dan</strong> mudahdipahami.c. Kreativitas• Berusaha mencari solusidengan mengembangkanberbagai alternative.• Terbuka terhadap hal-halbaru.• Mengungkapkan ide-idesecara terbuka tanpa terhambatdengan aturan <strong>yang</strong> baku.• Berani menerima resiko atas16171819202122232425


plihan <strong>yang</strong> diambil.• Berani mencoba sesuatu<strong>yang</strong> baru.• Memanfaatkan profesi <strong>yang</strong>ada dilingkungan secara optimal.d. Kematangan Pribadi.• Menerima orang lain <strong>dan</strong>lingkungan seperti apa a<strong>dan</strong>ya.• Memiliki falsafah hidup <strong>yang</strong>jelas.• Menjalankan berbagai peransecara seimbang.4. Penilaian kelas a. Kesesuaian teknik penilaiandengan tujuan pembelajaran.• Membuat <strong>dan</strong> mengembangkanalat evaluasi.• Menentukan kriteria keberhasilandalam melakukan evaluasi.• Menganalisis hasil evaluasi <strong>dan</strong>melaksanakan tindak lanjut.b. Kejelasan Prosedur Penilaian.• Menyusun kisi-kisi (spesifikasi)alat penilaian prestasi belajar.• Menerapkan metode/teknikpenilaian prestasi belajar pesertadidik.• Membuat <strong>dan</strong> mengembangkancara penilaian tes <strong>dan</strong> non tes.c. Kelengkapan instrument• Memberikan angka pada soal<strong>dan</strong> mengkonversikan ke dalam2627282930313233


standar nilai.• Menyusun soal berdasarkanindicator kompetensi.• Menganalisis soal untukdiperbaiki <strong>dan</strong> dikembangkan3435C. Populasi <strong>dan</strong> Sampela. PopulasiPopulasi dapat diartikan keseluruhan subyek penelitian. Populasi adalahsebagai wilayah generalisasi <strong>yang</strong> terdiri atas obyek atau subyek <strong>yang</strong>mempunyai kualitas <strong>dan</strong> karakteristik tertentu <strong>yang</strong> ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari <strong>dan</strong> kemudian ditarik kesimpulanya 42 . Adapun populasi dalampenelitian ini adalah sekolah atau lembaga dikecamatan Gedeg <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong><strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum terhadap kompetensi professional.Dengan rincian sebagai berikut:Tabel 3.2Populasi SMAN I GedegSMPN I GedegLulusSertifikasiBelumSertifikasiLulus<strong>sertifikasi</strong>BelumSertifikasi100 30 70100 25 75Sampel 10 10 10 10b. SampelSampel adalah sebagian dari anggota populasi <strong>yang</strong> diteliti secaramendalam sebagai wakil populasi.Alfabeta, 2007)42Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif <strong>dan</strong> Kualitatif <strong>dan</strong> R&D,(Bandung: CV


Penelitian sampel haruslah representatif untuk itu digunakan penarikansampel dengan sampel stratifikasi proporsional. Menurut Suharsimi Arikunto:Apabila objek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehinggapenelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlahobyeknya besar dapat diambil <strong>antara</strong> 10-15% atau 20-25% atau lebih,tergantung dari kemampuan peneliti waktu, tenaga, <strong>dan</strong>a serta besar kecilnyaresiko <strong>yang</strong> ditanggung peneliti. 43Maka dalam penelitian ini, sampel <strong>yang</strong> diambil 20 % darijumlah populasi <strong>yang</strong> ada dengan alasan bahwa jumlah prosentasesampel tersebut mampu mewakili populasi pada dua lembaga. Adapun jumlahsampel adalah: 20X100=1002020100X100=20Populasi 200 diambil sampel 40 untuk membuat perbandingan 20 <strong>guru</strong><strong>yang</strong> sudah <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> 20 <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum serftifikasi terhadapkompetensi professional.Skala data <strong>yang</strong> digunakan dalam penelitian ini adalah skalainterval. interval adalah suatu pemberian angka kepada set dari objek<strong>yang</strong> mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal <strong>dan</strong> ditambah satu sifat lain, yaitujarak sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak <strong>yang</strong> sama dariciri sifat objek <strong>yang</strong> diukur. Ukuran skala interval tidak memberikan jumlahabsolut dari objek <strong>yang</strong> diukur.D. Metode Pengumpulan Data43Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rinekacipta 1993), hlm 107


Metode pengumpulan data adalah cara-cara <strong>yang</strong> digunakan oleh penelitiuntuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu <strong>yang</strong>dipilih <strong>dan</strong> digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya agar kegiatan tersebutmenjadi sistematis <strong>dan</strong> dipermudah olehnya. 44 Instrument data <strong>yang</strong> digunakandalam penelitian ini adalah.a. Metode kuesioner atau AngketKuosioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melaluiformulir-formulir <strong>yang</strong> berisikan pertanyaan <strong>yang</strong> diajukan untuk mendapatjawaban atau tanggapan <strong>dan</strong> informasi <strong>yang</strong> diperlukan oleh peneliti.Angket <strong>yang</strong> digunakan adalah angket tertutup <strong>yang</strong> disusun berdasarkanskala likert. Responden diminta memberi pendapatnya atau jawabannya dengancara mengisi kuosioner <strong>yang</strong> disediakan <strong>dan</strong> memilih salah satu jawaban <strong>yang</strong>disediakan sesuai dengan petunjuk pengisian kuosioner. Yakni : Variabelkompetensi Profesional <strong>yang</strong> meliputi penguasaan materi, proses pembelajaran,semangat kerja <strong>dan</strong> penilaian kelas dengan indikator <strong>dan</strong> instrument angka <strong>yang</strong>terdapat dalam angket.Pelaksanaan pemberian angket adalah memberikan angket denganmendampingi subjek peneliti. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan prosespelaksanaan pengisian angket. Dalam penelitian ini digunakan satu angket <strong>yang</strong>isinya sama mengungkap variabel kompetensi professional <strong>yang</strong> belum<strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah meliputi.10144Suharsimi Arikunto, Manajement Penelitian. (Jakarata: Rineka Cipta.2005) hlm 100-


Tabel 3.3Bi<strong>dan</strong>g <strong>studi</strong> Belum <strong>sertifikasi</strong> Sudah Sertfikasi20 20 Guru 20 GuruPada pertanyaan angket kurang lebih 35 pertanyaan <strong>dan</strong> masing-masingpertanyaan terdiri dari 5 skor yaitu:Tabel.3.4Skor Keterangan1 Sangat tidak menguasai2 Hampir Menguasai3 Cukup menguasai4 menguasai5 Sangat mengasaib. Metode Check-listYaitu daftar variabel <strong>yang</strong> akan dikumpulkan datanya. Dalam hal inipeneliti tinggal memberikan data atau tally setiap pemunculan gejala <strong>yang</strong>dimaksud. 45Check-list atau dafar cek adalah suatu daftar <strong>yang</strong> berisi subjek <strong>dan</strong>aspek-aspek <strong>yang</strong> akan diamati. Checklist dapat menjamin bahwa penelitimencatat kejadian sekecil apapun <strong>yang</strong> dianggap penting. 46Pada data daftar variabel <strong>dan</strong> indikator peneliti membandingkandengan apa <strong>yang</strong> diisi responden pada angket yaitu peneliti memberikan dataatau tally dengan <strong>mengikuti</strong> proes belajar mengajar selama 30 hari <strong>dan</strong>menggunakan penilaian teman sejawat pada variable semangat kerja, responden<strong>yang</strong> menilai atau memberi tally kepada temannya <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong>45Ibid. Hlm 15946Drs. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula.(Bandung: Alfabeta.2005) Hlm 72


apabila responden sudah <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> penilaian sebaliknya apabila respondenbelum <strong>mengikuti</strong> menilai temannya <strong>yang</strong> sudah ikut <strong>sertifikasi</strong>.E. Validitas <strong>dan</strong> Reliabilitas1. ValiditasValiditas adalah suatu ukuran <strong>yang</strong> menunjukkan tingkat-tingkatkevali<strong>dan</strong> atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen <strong>yang</strong> valid atausahih mempunyai validitas <strong>yang</strong> tinggi atau sebaliknya instrumen <strong>yang</strong> kurangvalid berarti memiliki validitas rendah.Dalam penelitian ini, untuk menguji kevali<strong>dan</strong> instrumen dilakukandengan menggunakan komputer program SPSS (Statistical Program Forsosial Science) 12.0 for windows. Rumus korelasi <strong>yang</strong> dapat digunakanadalah <strong>yang</strong> dikemukakan oleh pearson <strong>yang</strong> dikenal dengan rumus korelasiproduct Moment yakni untuk menguji koefesien korelasi antar variabelsehingga kita dapat mengetahui apakah variabel tersebut memilikivaliditas <strong>yang</strong> memuaskan atau belum. Formula <strong>yang</strong> digunakan adalahsebagai betikut:rxy=∑ XY − ( ∑ X )( ∑ Y )22( ∑ X ) N ∑ Y − ∑22( N X −){ ( Y ) }∑NKeterangan : N : Banyaknya subyekX <strong>dan</strong> Y: Hasil skorAdapun mengenai berapa tinggi koefesien validitas <strong>yang</strong> dianggapmemuaskan, Cronbach mengatakan bahwa jawaban <strong>yang</strong> paling masuk akaladalah ”<strong>yang</strong> tertinggi <strong>yang</strong> dapat anda peroleh”. Dikatakan bahwa koefesien


<strong>yang</strong> berkisar <strong>antara</strong> 0,30 sampai dengan 0,50 <strong>telah</strong> dapat memberikan kontribusi<strong>yang</strong> baik terhadap efisiensi pada <strong>guru</strong> terhadap kegiatan <strong>sertifikasi</strong>.Berikut akan disajikan hasil uji validitas dengan menggunakan SPSSVersion 12 for Windows. 47 Tabel 3.5No Butir Person Correlation R Tabel KeteranganInstrumen R hitung1 0,523 0,334 Valid2 0,512 0,334 Valid3 0,509 0,334 Valid4 0,568 0,334 Valid5 0,449 0,334 Valid6 0,487 0,334 Valid7 0,669 0,334 Valid8 0,625 0,334 Valid9 0,671 0,334 Valid10 0,653 0,334 Valid11 0,686 0,334 Valid12 0,508 0,334 Valid13 0,747 0,334 Valid14 0,511 0,334 Valid15 0,589 0,334 Valid16 0,490 0,334 Valid17 0,469 0,334 Valid18 0,563 0,334 Valid19 0,352 0,334 Valid20 0,723 0,334 Valid21No Butir0,487Person Correlation0,334R TabelValidKeteranganInstrumen R hitung22 0,681 0,334 Valid23 0,609 0,334 Valid24 0,517 0,334 Valid25 0,684 0,334 Valid26 0,466 0,334 Valid27 0,397 0,334 Valid28 0,603 0,334 Valid29 0,462 0,334 Valid47Arif, Pratisto. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik <strong>dan</strong> RancanganPercobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media komputindo.


30 0,627 0,334 Valid31 0,419 0,334 Valid32 0,451 0,334 Valid33 0,471 0,334 Valid34 0,602 0,334 Valid35 0,726 0,334 ValidDari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrument <strong>yang</strong> terdiridari 4 variabel adalah valid, hal ini dibuktikan dengan nilai masing-masing darikoefisien korelasi dari masing-masing item lebih dari 0,30 sehingga dapatdigunakan dalam pengujian selanjutnya.2. ReliabilitasMetode <strong>yang</strong> digunakan untuk mencari reliabilitas eksternal maupuninternal bermacam-macam. Adapun metode <strong>yang</strong> digunakan untukmenguji reliabilitas internal salah satunya adalah mencari reliabilitasdengan rumus alpha. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitasinstrumen <strong>yang</strong> skornya merupakan rentangan <strong>antara</strong> beberapa nilai (misalnya0 – 10 atau 0 –100 atau berbentuk skala 1-3,1-5, atau 1-7 ).Untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini dilakukandengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Program for SocialScience) 12.0 for windows dengan rumus alpha karena dalam penelitianini skala <strong>yang</strong> digunakan dalam angket yakni 1-3. Formulanya sebagai berikut:r 11 =keterangan :[ ][ K − 1]2K [ 1 − ∑ α b ]α tr 11 : Reliabilitas instrument2k: Banyaknya soal


∑2α b: Jumlah varian butir2α t : Varian totalCara pengambilan keputusan :- Jika r alpha positif <strong>dan</strong> lebih besar dari r tabel maka reliabel.- Jika r alpha negatif <strong>dan</strong> lebih kecil dari r tabel maka tidak reliabel.Tabel 3.6Uji Realibilitas Instrument PenelitianCronbachs Alpha r tabel Keterangan0,944 0,344 ReliabelDari tabel di atas dapat di lihat bahwa instrumen <strong>yang</strong> digunakandalam penelitian ini representatif dalam arti pengukuran datanya dapatdipercaya karena hasil perhitungan di atas adalah standar, nilai r alpha > rtabel.F. Analisis Data1. Tahap PertamaSe<strong>telah</strong> data terkumpul dari lapangan, pekerjaan selanjutnya adalahmelakukan analisis terhadap data tersebut agar dapat digunakan untukmenjawab problematika atau permasalahan <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diajukan sebelumnya.Model tahapan analisis kuantitatif tahap pertama ini adalah sebagai berikut:a. Pengolahan data (editing atau koding )Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Denganperkataan lain, data atau keterangan <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> dikumpulkan dalam recordbook, daftar pernyataan ataupun pada interview guide perlu dibaca sekali lagi


<strong>dan</strong> diperbaiki jika di sana sini terdapat hal-hal <strong>yang</strong> salah atau <strong>yang</strong> masihmeragukan. Data <strong>yang</strong> dikumpulkan dapat berupa angka, untukmempermudah analisis, maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode.Beberapa hal <strong>yang</strong> perlu diperhatikan dalam mengedit data adalah sebagaiberikut:1. Apakah data sudah lengkap <strong>dan</strong> sempurna?2. Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca?3. Apakah semua cacatan dapat dipahami?4. Apakah semua data sudah cukup konsisten?5. Apakah data cukup uniform?6. Apakah ada responsi <strong>yang</strong> tidak sesuai?b. TabulasiMembuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuattabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel-tabel, <strong>dan</strong>mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapakategori.c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian dalam rangkapenemuan hasil. 48Se<strong>telah</strong> data diolah <strong>dan</strong> dimasukkan ke dalam tabel tahap berikutnyaadalah menganalisis atau menguji data tersebut dengan analisis kuantitatif atauanalisis statistik. Dengan demikian analisis <strong>yang</strong> dibuat akan sesuai dengankeinginan untuk memecahkan masalah. 4948 Moh Nazir. Metode Pnelitian. (Bogor: Ghalia Indonesia. 2005). hal: 346-35549 Ibid. hal; 358


2. Tahap KeduaAdapun sistematika pelaksanaan analisis data pada tahap ini adalahDalam penelitian ini menggunakan analisis komparatif dua sampel berkorelasiuntuk data interval atau rasio, analisis komparatif menggunakan uji statistik tdua sampel. Prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut:a. Menentukan formulasi hipotesis, <strong>antara</strong> lain:1). Ho: tidak ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong><strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> dalam penguasaan materi.Ha:ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong><strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> dalam penguasaan materi.2). Ho: tidak ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong><strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> dalam prosespembelajaran.Ha: ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> dalam prosespembelajaran.3) Ho: tidak ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> yng <strong>telah</strong><strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> dalamsemangat kerjaHa: ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> yng <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> dalam semangat kerja


4) Ho: tidak ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> yng <strong>telah</strong><strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> dalampenilaian kelas.Ha: ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> yng <strong>telah</strong> <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>mengikuti</strong> dalam penilaian kelasb. Menentukan nilai uji statisik (nilai t o ) untuk mengetahui perbedaan <strong>guru</strong>yeng belum <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah terhadap kompetensiprofessional. Dengan rumus sebagai berikut:t=∑DX − Y2−n −( ∑ D)( n1)n2Keterangan : X = rata-rata skor sebelum <strong>sertifikasi</strong>Y = rata-rata skor sudah <strong>sertifikasi</strong>D = jumlah skor sebelum <strong>dan</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong>n = jumlah pasangan skor 50c. Uji HipotesisSe<strong>telah</strong> nilai T hitung <strong>dan</strong> T tabel diketahui langkah terakhir adalah ujihipotesis. Sebagaimana <strong>telah</strong> disebutkan di atas bahwa uji hipotesis inibertujuan untuk mengetahui Ho diretima <strong>dan</strong> menolak Ha atau sebaliknya.Harga T hit ini selanjutnya dikonsultasikan dengan T tabel dengansignifikansi α 5 % jika T hit > t tabel maka Ha diterima <strong>dan</strong> Ho ditolak.Taraf signifikansi 5% berarti bahwa jika kita menerapkan kesimpulan50Opcid, Iqbal Hasan hlm125-126


penelitian akan ada penyimpangan atau kesalahan sebanyak 5%. Apabilapeneliti menolak hipotesis atas dasar taraf signifikansi 5% berarti samadengan menolak hipotesis taraf kepecayaan 95% atau kita yakin bahwa95% dapat membuat keputusan <strong>yang</strong> tepat <strong>dan</strong> 5% membuat keputusan <strong>yang</strong>salah.


BAB IVHASIL PENELITIANA. Uji Korelasi hipotesis <strong>dan</strong> T-Test1. Perbandingan Guru Yang Ikut Sertifikasi Dan Yang Belum DalamPenguasaan Materi.Untuk mengetahui hasil data perbandingan pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong>sudah <strong>sertifikasi</strong> dalam penguasaan materi, dapat dilihat dari tabel dibawah ini.Tabel 4.1Perbandingan Sertifikasi Guru Terhadap Penguasaan MateriNo Responden Sebelum Sertifikasi Sudah Sertifikasi1 33 442 36 533 45 414 34 525 52 536 45 517 35 398 38 439 39 4910 42 5211 37 4112 41 4813 42 5114 50 5215 51 5316 48 5417 45 4918 45 5019 48 5120 39 46


Tabel 4.2Paired Samples StatisticsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong>sesudah_<strong>sertifikasi</strong>Std. ErrorMean N Std. Deviation Mean42.25 20 5.812 1.30048.60 20 4.639 1.037Terlihat data rata-rata diatas dari variabel penguasaan materi dari <strong>guru</strong><strong>guru</strong><strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah dalam penguasaan materis sebelumdengan angka 42,25 <strong>dan</strong> angka <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> 48,60.Tabel 4.3Paired Samples CorrelationsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong> &sesudah_<strong>sertifikasi</strong>N Correlation Sig.20 .527 .017Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa a<strong>dan</strong>ya hubungan kekuatan terhadappenguasaan materi pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah, yaitu 0,527.dengan melihat nilai probabilitas 0,017 (< 0,05), berarti korelasi dari variabelpenguasaan materi bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah adalahsignifikan atau erat.Tabel 4.4Paired Samples TestPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong> -sesudah_<strong>sertifikasi</strong>MeanStd. DeviationPaired Differences95% ConfidenceInterval of theStd. Error DifferenceMean Lower Uppert df Sig. (2-tailed)-6.350 5.184 1.159 -8.776 -3.924 -5.478 19 .000


Jadi hipotesisnya sudah jelas Ha ada perbedaan pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> <strong>sertifikasi</strong><strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum pada penguasaan materi terhadap kompetensi professional karenanilai probabilitasnya 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan <strong>yang</strong>signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah ikut <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum pada penguasaanmateri.2. Perbandingan Guru Yang Ikut Sertifikasi Dan Yang Belum DalamProses PembelajaranUntuk mengetahui hasil data perbandingan pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong>sudah <strong>sertifikasi</strong> dalam proses pembelajaran, dapat dilihat dari tabel dibawahini.Tabel 4.5Perbandingan Guru Sebelum <strong>dan</strong> Sesudah SertifikasiDalam Proses PembelajaranNo Responden Sebelum <strong>sertifikasi</strong> Sudah <strong>sertifikasi</strong>1 19 242 23 233 24 254 19 255 21 266 28 307 17 278 26 309 20 2510 28 3511 28 3012 26 2913 30 3514 30 3515 30 3516 28 3017 30 3518 22 28


19 26 3020 24 28Tabel 4.6Paired Samples StatisticsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong>sudah_<strong>sertifikasi</strong>Std. ErrorMean N Std. Deviation Mean24.95 20 4.174 .93329.25 20 4.025 .900Pada tabel diatas terdapat perbedaan rata-rata pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum<strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah terhadap proses pembelajaran. Dengan angka sebelum<strong>sertifikasi</strong> 24,95 se<strong>dan</strong>gkan sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan angka 29,25.Tabel 4.7Paired Samples CorrelationsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong>& sudah_<strong>sertifikasi</strong>N Correlation Sig.20 .850 .000Mengetahui kekuatan hubungan <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>mengikuti</strong><strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum pada proses pembelajaran adalah 0,850. Denganmelihat nilai murni atau probabilitas 0,000 (


Pair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong>- sudah_<strong>sertifikasi</strong>MeanStd. DeviationPaired Samples TestPaired Differences95% ConfidenceInterval of theStd. Error DifferenceMean Lower Uppert df Sig. (2-tailed)-4.300 2.250 .503 -5.353 -3.247 -8.546 19 .000Hipotesisnya jika probabilitasnya >0,05 maka Ho diterima, jikaprobabilitasnya


Tabel 4.9Perbandingan Guru Sebelum <strong>dan</strong> Sesudah SertifikasiDalam Semangat KerjaNo Responden Sebelum Sertifikasi Sudah Sertifikasi1 36 412 39 473 44 504 33 415 47 496 42 507 33 418 47 38No Responden Sebelum Sertifikasi Sudah Sertifikasi9 42 4710 43 5111 37 4112 46 5013 44 5114 48 5015 48 5116 46 5217 40 4618 48 5219 43 5020 31 47Tabel 4.10Paired Samples StatisticsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong>sesudah_<strong>sertifikasi</strong>Std. ErrorMean N Std. Deviation Mean41.40 20 5.335 1.19347.25 20 4.423 .989Terlihat bahwa rata-rata <strong>guru</strong> pada variabel semangat kerja sebelum<strong>sertifikasi</strong> dengan angka 41,40 <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong> 47,25. terdapat perbedaanbagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> terhadap semangat kerja.Tabel 4.11


Paired Samples CorrelationsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong> &sesudah_<strong>sertifikasi</strong>N Correlation Sig.20 .814 .000Pada tabel 4.10 <strong>telah</strong> diketahui hubungan <strong>antara</strong> data <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum<strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah terhadap variabel semangat kerja dengan angka 0,814<strong>dan</strong> melihat nilai murni atau probabilitas 0,000 berarti (< 0,05), jadi korelasi<strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah pada semangat kerja adalahsignifikan atau erat Jadi ada perbedaan pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> ikut <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong>belum terhadap semangat kerjaTabel 4.12Paired Samples TestPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong> -sesudah_<strong>sertifikasi</strong>MeanPaired Differences95% ConfidenceInterval of theStd. Error DifferenceStd. Deviation Mean Lower Uppert df Sig. (2-tailed)-5.850 3.100 .693 -7.301 -4.399 -8.440 19 .000Uji T-test pada semangat kerja terhadap <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong><strong>yang</strong> sudah dari hasil uji diatas nilai probabilitas 0,000 (< 0,05) maka Ho di tolak,<strong>yang</strong> artinya ada perbedaan <strong>yang</strong> signifikan pada semangat kerja <strong>guru</strong> bagi <strong>yang</strong>sudah <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belum.4. Perbandingan Guru Yang Ikut Sertifikasi Dan Yang Belum Dalampenilaian kelas.Untuk mengetahui hasil data perbandingan pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong>sudah <strong>sertifikasi</strong> dalam penilaian kelas, dapat dilihat dari tabel dibawah ini.Tabel 4.13


Perbandingan Guru Sebelum <strong>dan</strong> Sesudah SertifikasiDalam Penilaian KelasNo Responden Sebelum Sertifikasi Sesudah Sertifikasi1 20 302 21 273 28 294 29 325 26 356 30 35No Responden Sebelum Sertifikasi Sudah Sertifikasi7 22 358 27 319 21 2710 28 3511 31 3512 34 3513 25 3414 28 3415 32 3416 31 3317 32 3418 21 3119 29 3520 26 30Tabel 4.14Paired Samples StatisticsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong>sesudah_<strong>sertifikasi</strong>Std. ErrorMean N Std. Deviation Mean27.05 20 4.224 .94432.55 20 2.743 .613Hasil perolehan data diatas terlihat bahwa rata-rata dari perbandinganangka <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadap penilaian kelas adalah 27,05se<strong>dan</strong>gkan perolehan hasil rata-rata data diatas bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah setifikasiterhadap penilain kelas adalah 32,55.


Tabel 4.15Paired Samples CorrelationsPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong> &sesudah_<strong>sertifikasi</strong>N Correlation Sig.20 .606 .005Hasil uji kekuatan hubungan <strong>antara</strong> data <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong>sesudah <strong>sertifikasi</strong>. Korelasi atau hubungan data sebelum <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong>bagi <strong>guru</strong> terhadap penilaian kelas adalah 0,606 dengan mengetahui dataprobabilitas 0,005 (< 0,05), jadi hubungan <strong>antara</strong> data perbandingan dari <strong>guru</strong><strong>yang</strong> sebelum <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong> terhadap penilaian kelas adalah signifikan.Tabel 4.16Paired Samples TestPair1sebelum_<strong>sertifikasi</strong> -sesudah_<strong>sertifikasi</strong>MeanStd. DeviationPaired Differences95% ConfidenceInterval of theStd. Error DifferenceMean Lower Uppert df Sig. (2-tailed)-5.500 3.364 .752 -7.074 -3.926 -7.312 19 .000Uji T-test pada penilaian kelas terhadap <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong><strong>yang</strong> sudah dari hasil uji diatas nilai probabilitas 0,000 (


1. Perbandingan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> pada penguasaanmateri.Rata-rata perolehan angka dari responden pada instrument penelitigunakan yaitu <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> dengan nilai 42,25 se<strong>dan</strong>gkan<strong>yang</strong> sudah 48,60 jadi pada data penilaian rata-rata terdapat perbedaan padaangka atau nilai <strong>guru</strong> sebelum <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong> terhadap penguasaanmateri.Pada sampel correlation untuk menguji kekuatan hubungan hasilperolehan data sebelum <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong> adalah 0,527 dengan melihatnilai probabilitas 0,017 (


Untuk mengetahui rata-rata angka atau nominal dari sampel statistikpada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah pada proses pembelajaranpada angka <strong>guru</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> 24,95 se<strong>dan</strong>gkan angka pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>sudah <strong>sertifikasi</strong> 29,25.Menguji kekuatan hubungan (Sampel correlations) <strong>antara</strong> <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>belum <strong>dan</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> pada proses pembelajaran Hubungan angkapada <strong>guru</strong> sebelum <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong> adalah 29,25 dengan melihat nilaiprobabilitas 0,000 (


Sampel statistik <strong>telah</strong> diketahui rata-rata nominal dari instrumenpeneliti peroleh pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong> sudah sertfikasi pada semangatkerja yaitu angka pada <strong>guru</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> = 41,40 se<strong>dan</strong>gkan angkapada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> = 47,25.Hasil dari uji korelasi tabel 4.10 diatas nilai atau angka pada <strong>guru</strong><strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> adalah 0,814. dengan mengetahui nilaiprobabilitas 0,000 (


Sampel correlation yakni menguji kekuatan hubungan pada <strong>guru</strong><strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah dalam penilaian kelas. Hasilnya pada<strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah 0,606 dengan melihat nilaiprobabilitas 0,005 (


BAB VPEMBAHASAN HASIL PENELITIANA. Penguasaan MateriGuru <strong>yang</strong> notabennya pendidik <strong>dan</strong> pengajar <strong>yang</strong> wajib menggunakanperanan ini apabila <strong>guru</strong> <strong>telah</strong> memenuhi syarat kepribadian <strong>dan</strong> penguasaan ilmu,<strong>guru</strong> akan mampu mendidik <strong>dan</strong> mengajar apabila dia mempunyai kestabilanemosi, memiliki rasa tanggung jawab <strong>yang</strong> besar untuk memajukan anak didik,bersikap realistis, bersikap jujur, serta bersikap terbuka <strong>dan</strong> peka terhadapperkembangan, terutama terhadap inovasi pendidikan. Dalam penguasaan materi<strong>guru</strong> <strong>yang</strong> kompeten keprofesionalannya sudah pasti melaksanakan ketrampilantertentu, yaitu:a. Mampu berperan sebagai oragnisator proses belajar mengajar.b. Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatanstructural, interdisipliner, fungsional, behavior, <strong>dan</strong> teknologi.c. Mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP)d. Mampu memecahkan <strong>dan</strong> melaksanakan tujuan pendidikan.e. Mampu merencanakan <strong>dan</strong> melaksanakan evaluasi pendidikanf. Memahami <strong>dan</strong> mampu melaksanakan kegiatan <strong>dan</strong> pendidikanluar sekolah.Guru sebelum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> sesudah banyak perbedaan terhadappenguasaan materi, karena mendapat pelatihan <strong>dan</strong> dituntut untuk menjadi ahliprofesi. Pada hasil peneletian terlihat bahwa rata-rata nilai dari indikator <strong>yang</strong>peneliti amati bahwasanya <strong>guru</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> adalah 42,25, se<strong>dan</strong>gkan hasil


dari <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> adalah 48,60. Terlihat <strong>dan</strong> sangat jelas dari ratarataperbedaan angka pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong>.Untuk menguji pada kekuatan hubungan <strong>antara</strong> peningkatan nilai daripenguasaan materi terhadap indikator pada variabel pertama yaitu perbedaanpada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> sudah dengan nilai yaitu 0,527.dengan melihat probabilitas 0,017 (0,05 makaHo diterima <strong>dan</strong>


Grafik 5.1Perbedaan <strong>guru</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> pada penguasaan materi60504030Meansebelum_<strong>sertifikasi</strong>201001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20penguasaan_materiGrafik 5.2Perbedaan <strong>guru</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> pada penguasaan materi60504030Meansesudah_<strong>sertifikasi</strong>201001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20penguasaan_materiDalam Islam sendiri <strong>telah</strong> diterangkan bagi binatang <strong>dan</strong> makhluk lainnyadi dunia ini, hidup <strong>dan</strong> kehidupan adalah sama. Keduanya berada ditangan Tuhan


secara langsung menurut sunnatullah, yaitu hukum alam ciptaannya <strong>yang</strong> berjalansecara pasti, tidak dapat diubah <strong>dan</strong> tidak mengenai perubahan. Se<strong>dan</strong>gkan bagimanusia, hidup ada ditangan Tuhan, tetapi kehidupan berada di tangan manusia.Baik buruknya nasib manusia di dunia ini sangat tergantung pada manusia itusendiri, sebagaimana firman Allah dalam penggalan surat Ar-Rad : Artinya; Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum.sehingga mereka merubah keadaan <strong>yang</strong> ada pada diri mereka sendiriNabi Muhammad Saw bersabda,” ada dua golongan umatku <strong>yang</strong> bakalcelaka, yaitu orang alim <strong>yang</strong> dusta <strong>dan</strong> hamba <strong>yang</strong> bodoh, sebaik-baik pilihanadalah kaum intelektual <strong>dan</strong> sejelek-jelek kejelekan adalah kaum <strong>yang</strong> bodoh”. 51Dalam kitab Zubad disebutkan: “setiap orang <strong>yang</strong> tanpa ilmu laluberamal, semua amalnya ditolak serta tidak diterima. Dan orang <strong>yang</strong> berilmutidak mengamalkan ilmunya akan disiksa sebelum penyiksaan terhadappenyembah berhala”.Jadi jelas bahwa setiap orang apalagi <strong>guru</strong> harus meningkatkankeilmuannya. Tanpa mempunyai ilmu pengetahuan, maka kita akan meninggalkangenerasi <strong>yang</strong> tidak siap berkompetisi. Seorang <strong>guru</strong> setiap saat harus membekalidirinya dengan ilmu <strong>dan</strong> kesediaan membiasakan diri untuk terus mengkajinya.banyaknya kekeliruan pemahaman atau penguasaan terhadap ilmu pengetahuansedikit banyak akan mengurangi kepercayaan anak didik terhadap eksistensi <strong>guru</strong>.51D.R.Imam Tholkhah <strong>dan</strong> Ahmad Barizi. Membuka Jendela Pendidikan. (Jakarta PTRajaGrafindo Persada.2004) hlm 227


Oleh karena itu, seorang <strong>guru</strong> harus benar-benar berpengetahuan luas, kuatdalam mengkaji <strong>dan</strong> memiliki penguasaan terhadap materi sehingga anak didikmenghormati <strong>dan</strong> mempercayainya. Seperti syair Muhammad bin Hasan binAbdillah menegaskan: 52BelajarlahIlmu menghias pemiliknyaKelebihan <strong>dan</strong> pertandaDari setiap <strong>yang</strong> terlupaJadilah engkauSetiap hari bertambah ilmuBerenang ke tengah samudraMengambil segala <strong>yang</strong> bergunaB. Proses PembelajaranProses belajar <strong>dan</strong> hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan olehsekolah, pola, struktur, <strong>dan</strong> isi kurikulumnya, tetapi sebagian besar ditentukanoleh kompetensi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> mengajar <strong>dan</strong> membimbing mereka. Guru <strong>yang</strong>kompeten lebih mampu menciptakan lingkungan belajar <strong>yang</strong> efektif,menyenangkan <strong>dan</strong> akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga belajar parasiswa berada pada tingkat optimal. 5352Muhammad Nurdin. Kiat Menjadi Guru Profesional. (Yogyakarta:Ar-Ruzz media.2008)hlm13753Prof.Oemar Hamlik. Pendidikan <strong>guru</strong> berdasarkan pendekatan kompetensi. (Jakarta.PTBumi Aksara.2002) Hlm 36


Berdasarkan pertimbangan perbandingan <strong>dan</strong> analisis data, dapat diperolehgambaran secara fundamental tentang pentingnya kompetensi <strong>guru</strong>. Dengandemikian, terdapat cukup alasan mengenai pentingnya kompetensi profesionalpada <strong>guru</strong> terlebih <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong>.Melakukan proses pembelajaran dikelas berarti <strong>guru</strong> membelajarkan parasiswa secara terkondisi, mereka belajar dengan mendengar, menyimak, melihat,meniru apa-apa <strong>yang</strong> diinformasikan oleh <strong>guru</strong> atau fasilitator didepan kelas,dengan belajar seperti ini mereka memiliki perilaku sesuai dengan tujuan <strong>yang</strong><strong>telah</strong> dirancangkan <strong>guru</strong> sebelumnya. Tercapainya perilaku <strong>yang</strong> dikehendakimerupakan keberhasilan pembelajaran, akan tetapi banyak hal <strong>yang</strong> perludiperhatikan dalam proses pembelajaran tidak semua siswa akan mencapaiperilaku sesuai <strong>yang</strong> diharapkan.Proses pembelajaran adalah kemampuan untuk berusaha sepenuh hatimembelajarkan peserta didik dalam menguasai kompetensi sesuai dengan normanorma<strong>yang</strong> berlaku. Pada indikator <strong>yang</strong> peneliti amati pada variabel <strong>yang</strong> keduaadalah bahwasanya <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> dapat diterapkan didalam perencanaan programpengajaran dengan struktur <strong>dan</strong> sistematis. Beberapa prinsip <strong>yang</strong> perlumendapatkan perhatian dalam pembelajaran yaitu: 54a. Persiapan Pra belajar: siswa harus mendapatkan kepuasan belajar<strong>yang</strong> menjadi pra syarat untuk materi pokok <strong>yang</strong> akan dipelajari.Jika belajar terdahulu tidak memuaskan siswa, maka belajar54Drs.H.Martinis Yamin. Sertifikasi Profesi ke<strong>guru</strong>an di Indonesia. (Jakarta.GaungPersada Prees.2007) hlm 120


erikutnya akan sulit dihubungkan dengan struktur pelajaranberikutnya.b. Dorongan (motivasi): perhatian siswa akan besar jika tugas belajaritu mempunyai nilai pribadi atau minat untuk mempelajari besar.Hasilnya ialah bahwa belajar <strong>dan</strong> mengajar lebih mudah <strong>dan</strong> siswadapat bertanggung jawab untuk melanjutkan belajar dengan bebas,minat, dorongan dapat dipertahankan dengan menyajikanpengalaman.c. Perbedaan perorangan: perancangan <strong>guru</strong> pada prosespembelajaran harus dilakukan, tujuannya setiap individukarakteristinya anak tidak sama agar bisa beradaptasi dengan polamereka sendiri.d. Kondisi pembelajaran: belajar lebih mudah diperoleh jikakompetensi dasar jelas rumusannya, hal ini berarti bahwa isi bahandiorganisasikan berurutan mulai dari <strong>yang</strong> sederhana menuju <strong>yang</strong>kompleks, yakni mulai belajar fakta, kemudian pembuktiankonsep, prinsip <strong>dan</strong> kemudian arah <strong>yang</strong> tinggi, seperti pemecahmasalah, meramalkan <strong>dan</strong> menyimpulkan.e. Partisipasi aktif: belajar harus dilakukan siswa <strong>dan</strong> bukan oleh <strong>guru</strong>melalui cara penyebaran. Fungsi utama <strong>guru</strong> adalahmengorganisasikan <strong>dan</strong> menyajikan bahan dalam bentuk sebaik-


aiknya.f. Prestasi <strong>yang</strong> berhasil: belajar haruslah terstruktur sehingga siswamerasa tertantang secara mental <strong>dan</strong> berupaya berhasil dalambelajar.g. Praktek: menyajikan kesempatan kepada siswa untukmenggunakan pengetahuan <strong>dan</strong> ketrampilan <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diperolehdalam banyak situasi.h. Mengetahui hasilnya: Minat siswa akan bertambah, jika hasilbelajarnya diberitahu kepada mereka (hasil ujian, diskusi informal,latihan mengecek sendiri).i. Kecepatan menyajikan materi: kecepatan <strong>dan</strong> jumlah bahan <strong>yang</strong>harus dipelajari suatu saat atau dalam suatu pelajaran, hendaknyaada kaitannya dengan tingkat kesukaran <strong>dan</strong> keruwetan bahan <strong>yang</strong>dinyatakan dalam kecakapan siswa.j. Sikap <strong>guru</strong>: dengan mengkomunikasikan pembelajaran kepadasiswa, peran <strong>guru</strong> sangat menentukan.Untuk melihat rata-rata pada hasil perolehan angka pada instrument <strong>yang</strong>peneliti amati bahwa <strong>guru</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> pada proses pembelajaran adalah24,95 se<strong>dan</strong>gkan angka pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> adalah 29,25.Korelasi (hubungan) pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sebelum <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong> pada


proses pembelajaran adalah 29,25. Dengan mengetahui nilai probabilitas 0,000(


Grafik 5.4Perbedaan <strong>guru</strong> Sudah Sertifikasi pada Proses Pembelajaran403020Meansudah_<strong>sertifikasi</strong>1001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20proses_pembelajaranProses pembelajaran dalam Islam <strong>telah</strong> a<strong>dan</strong>ya tahapan-tahapan dalampendidikan salah satunya dari tujuan insidental pendidikan adalah peningkatankecerdasan motorik, kecerdasan motorik berpangkal pada konsep memilikikesehatan jasmani, dengan memiliki tubuh <strong>yang</strong> sehat, kuat, terampil, cekatan,tangkas, mahir. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan muncul perintah untukolahraga, seperti berenang, memanah <strong>dan</strong> berkuda. 55Guru dalam proses pendidikan Islam tidak hanya dituntut untuk menguasaisejumlah materi pelajaran didepan kelas <strong>yang</strong> diberikan kepada anak didiknya,akan tetapi juga harus menguasai berbagai metode <strong>dan</strong> teknik pendidikan gunakelangsungan transformasi <strong>dan</strong> internalisasi pendidikan (mata pelajaran).hm 10755Jasa ungguh Muliawan .Pendidikan Islam Intregratif. (yogyakarta.Pustaka Pelajar.2005)


Islam sendiri menyerukan pada pendidik untuk menyampaikanpengetahuan dengan cara-cara <strong>yang</strong> sesuai dengan lingkungannya artinya <strong>guru</strong>tidak boleh menyamakan bahwa semua kalangan itu bisa menerima dengankeinginan pendidik. Langgulung mengemukakan a<strong>dan</strong>ya tiga prinsip <strong>yang</strong>mendasari metode mengajar dalam Islam yaitu:a. Sifat-sifat metode <strong>dan</strong> kepentingan <strong>yang</strong> berkenaan dengantujuan utama pendidikan Islam yaitu pembinaan manusiamukmin <strong>yang</strong> mengaku sebagai hamba Allah.b. Berkenaan dengan metode mengajar <strong>yang</strong> prinsipprinsipnyaterdapat dalam Al-Quran.c. Membangkitkan motivasi <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya kedisiplinan ataudalam istilah al-quran disebut ganjaran (tsawab) <strong>dan</strong>hukuman (‘iqob).Untuk perbandingan proses pembelajaran sekarang atau pendidikanmodern <strong>yang</strong> hampir semua Negara maju didunia sudah menerapkan teorimengajar modern termasuk Indonsia yaitu: teaching is the gui<strong>dan</strong>ce of learning(mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar). 56C. Semangat kerjaSemangat kerja <strong>guru</strong> merupakan rasa tanggung jawab <strong>dan</strong> tujuan, rasatangung jawab menunjukkan seseorang professional dalam melakukan sesuatu,hal ini <strong>yang</strong> tidak dimiliki pekerja-pekerja diluar professional, tidak ada istilahlempar batu sembunyi tangan atau tiak ada pekerjaan <strong>yang</strong> dilakukan dengantidak bertangung awab. Tidak bertanggung jawab atas pekerjaan adalah sesuatukehinaan dalam diri seorang professional. Seseorang professional sebelum56Prof.Dra.Zuhairini <strong>dan</strong> Abdul Ghofir. Metodologi Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam. (Malang.UM Press.2004) Hlm 56


melakukan pekerjaan akan menciptakan komitmen <strong>dan</strong> kesepakatan, apakahpekerjaan itu berdasarkan kelompok, pihak-pihak <strong>dan</strong> mitra lain dalam pekerjaanatau tugas <strong>yang</strong> dilakukan, sehingga kesemua pihak tidak ada <strong>yang</strong> merasadirugikan, <strong>dan</strong> merasa puas atas hasil <strong>yang</strong> dicapai.Dalam dunia pendidikan rasa tanggung jawab <strong>yang</strong> tinggi disebutakuntabilitas, akuntabilitas dipan<strong>dan</strong>g sebagai alat kontrol dalam pekerjaanpendidikan pada umumnya <strong>dan</strong> dalam perencanaan pendidikan khususnya. Cocokatau sesuai (fittingin) dengan peranan <strong>yang</strong> diharapkan oleh orang lain <strong>dan</strong>menjelaskan, mempertimbangkan kepada orang lain tentang keputusan <strong>dan</strong>tindakan <strong>yang</strong> diambil. Akuntabilitas <strong>yang</strong> dimaksud disini adalah performen<strong>yang</strong> cocok <strong>dan</strong> meminta pertimbangan atau minta penjelasan pada orang lain.Walaupun tugas <strong>guru</strong> memang tidak 100% waktunya mengajar, namunpekerjaan mengajar adalah pekerjaan utama <strong>dan</strong> perlu dilaksanakan secaraprofessional. Karena profesi inilah maka pekerjaan mengajar tidak bolehdilaksanakan setengah hati.Tujuan <strong>yang</strong> hendak dicapai seorang professional jelas <strong>dan</strong> transparan.Melakukan prosedur, mekanisme <strong>yang</strong> tepat, akurat sehingga hasil suatupekerjaan kelak dicapai dengan penuh kepuasan kedua belah pihak, kelompokatau para pemakai <strong>dan</strong> pengguna jasa. Berikut hasil penelitian perbedaansemangat kerja bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> baik dalam kantormaupun dikelas.


Semangat kerja diketahui rata-rata pada <strong>guru</strong> sebelum <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong>sudah adalah 41,40 <strong>dan</strong> sesudah <strong>sertifikasi</strong> 47,25 dari 40 <strong>guru</strong>. 20 <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>belum <strong>dan</strong> 20 sudah <strong>sertifikasi</strong>.Menguji kekuatan hubungan pada indikator <strong>yang</strong> peneliti siapkanberdasarkan butir instrument. Korelasi perolehan angka sebelum <strong>dan</strong> sesudah<strong>sertifikasi</strong> adalah 0,814 <strong>dan</strong> melihat nilai probabilitas 0,000 berarti (< 0,05),berarti korelasi <strong>antara</strong> angka pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>yang</strong> belumadalah signifikan atau erat.Uji hipotesis dengan mengetahui t hitung <strong>dan</strong> t tabel terlebih dahulu terusdibandingkan untuk mengetahui Ho ditolak atau Ho diterima yaitu t hitung =-8,440<strong>dan</strong> t tabel (0,025;19) = 2,093 atau dengan melihat probabilitas 0,000 (


50403020Meansebelum_<strong>sertifikasi</strong>1001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20semangat_kerjaGrafik 5.6Perbedaan <strong>guru</strong> sudah Sertifikasi pada Semangat Kerja60504030Meansudah_<strong>sertifikasi</strong>201001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20semangat_kerjaDalam Islam sendiri menurut Khursyid Ahmad bahwasanya semangatkerja pada seseoang terdapat prinsip keseimbangan baik individu maupun sosial,beliau mengatakan sebuah keunikan dalam Islam adalah menciptakankeseimbangan <strong>antara</strong> individualisme <strong>dan</strong> kolektivisme (sosial). Agama Islampercaya akan kepribadian individu, <strong>dan</strong> setiap individu secara pribadi akan


ertanggung jawab kepada Allah. Islam menjamin hak asasi individu, sehinggaperkembangan wajar dari kepribadian manusia merupakan salah satu tujuanpokok dalam pendidikan. Nabi Muhammad Saw, juga bersabda:”Setiap kamu adalah pemimpin, <strong>yang</strong> bertanggung jawab atas apa <strong>yang</strong>dipimpinnya, seorang imam adalah pemimpin <strong>yang</strong> bertanggung jawab atasrakyatnya, kepala keluarga adalah pemimpin <strong>dan</strong> dia akan dimintaipertanggungjawabannya atas keluarga <strong>yang</strong> dipimpinnya, seorang istriadalah pen<strong>guru</strong>s rumah tangga suaminya <strong>dan</strong> bertanggung jawab atas rumahtangganya, seorang anak adalah pen<strong>guru</strong>s harta benda ibunya, seorangpelayan adalah pemimpin bagi harta majikannya <strong>dan</strong> mereka bertanggungjawab atas apa <strong>yang</strong> diurusnya, <strong>dan</strong> kamu semua adalah pemimpin <strong>dan</strong>bertanggung jawab atas apa <strong>yang</strong> dipimpinnya.Demikianlah konsep Islam tentang manusia sebagai makhluk pribadi <strong>yang</strong>mempunyai tanggung jawab <strong>yang</strong> menyertai penciptannya. Manusia diberikemampuan untuk bebas memilih apakah jalan <strong>yang</strong> baik ataukah jalan <strong>yang</strong>buruk <strong>yang</strong> akan dilaluinya.D. Penilaian KelasPenilaian kelas menurut Oemar Hamalik adalah mengemukakan bahwaevaluasi merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data <strong>dan</strong>informasi), pengolahan, penafsiran, <strong>dan</strong> pertimbangan untuk membuat keputusantentang tingkat hasil belajar <strong>yang</strong> dicapai peserta didik se<strong>telah</strong> melakukankegiatan belajar <strong>dan</strong> upaya mencapai tujuan pembelajaran <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> ditetapkan.Guru melakukan penilaian berdasarkan pola indikator <strong>yang</strong> dikembangkandari kemampuan dasar sesuai materi pelajaran <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diajarkan, indikator ituadalah menggunakan kata kerja operasional khusus, setiap indikator setiapindikator diuji kelayakannya, apakah indikator tersebut dapat menimbulkan 3sampai 5 butir soal ujian. Kemudian apakah soal itu memiliki korelasi <strong>antara</strong>


indikator dengan soal ujian. Untuk sistem penilaian kurikulum saat ini, waktu<strong>guru</strong> mengisi bahan ajar <strong>dan</strong> rincian tugas selesai ditulis, <strong>guru</strong> segera membuatsoal ujian <strong>yang</strong> berhubungan dengan isi pelajaran <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diajarkan, kemudiansoal-soal tidak melenceng dari indikator <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> diterapkan. Dengan demikiankita dapat melihat mekanisme pembuatan soal berikut: Gambar 5.7KemampuandasarMateriPembelajaran Indikator SoalMekanisme pembuatan soalMembuat soal berdasarkan indikator merupakan prosedur mutlak <strong>yang</strong>harus dilaksanakan, se<strong>dan</strong>gkan isi dari bahan ajar <strong>dan</strong> butir tugas digunakansebagai rincian. Guru harus memikirkan butir-butir soal dari indikator-indikatortersebut menjadi 3 sampai 5 butir soal.Pola pengukuran dalam kompetensi pengukuran <strong>yang</strong> dikembangkan iniadalah pengukuran <strong>yang</strong> baku, <strong>dan</strong> meliputi berbagai aspek yaitu: kognitif, afektif<strong>dan</strong> psikomotor dalam kompetensi dengan menggunakan indikator <strong>yang</strong>


ditetapkan <strong>guru</strong>.Mengetahui hasil rata-rata pada sistematika pada penilaian kelas terhadap<strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> dengan angka 27,05 se<strong>dan</strong>gkan pada <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> sudah<strong>sertifikasi</strong> dalam pembuatan penilaian kelas sesuai dengan indikator <strong>yang</strong> penelitiamati adalah 32,55.Untuk mengetahui kekuatan hubungan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong> belum <strong>dan</strong> sudah<strong>sertifikasi</strong> pada penilaian kelas adalah 0,606 dengan melihat nilai probabilitas0,005 (


403020Meansebelum_<strong>sertifikasi</strong>1001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20penilaian_kelasGrafik 5.9Perbedaan <strong>guru</strong> Sudah Sertifikasi pada Penilaian kelas403020Meansudah_<strong>sertifikasi</strong>1001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20penilaian_kelasDalam Islam <strong>telah</strong> diterangkan a<strong>dan</strong>ya berperilaku adil di<strong>antara</strong> muridmurid.Dalam Surat An-Nahl


Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil <strong>dan</strong> berbuatkebajikan, memberi kepada kaum kerabat, <strong>dan</strong> Allah melarang dariperbuatan keji, kemungkaran <strong>dan</strong> permusuhan. Dia memberipengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.Bagi para <strong>guru</strong> hendaknya mencarinya, menerapkannya <strong>dan</strong> berusahamewujudkannya di<strong>antara</strong> murid-murid kita. Jangan sampai terlihat kecenderungan<strong>dan</strong> keberpihakan pribadi, sebisa mungkin pilih kasih <strong>dan</strong> pan<strong>dan</strong>g bulu dalambersikap termasuk <strong>yang</strong> dibenci para murid. Mereka akan menjauhi orang <strong>yang</strong>bersikap demikian. 5757Muhammad Abdullah Ad-Duweisy.Menjadi Guru <strong>yang</strong> Sukses <strong>dan</strong> Berpengaruh.(Surabaya, eLba. 2006) Hlm 7


BAB VIPENUTUPA. KesimpulanDari kajian teori <strong>dan</strong> analisis statistik <strong>yang</strong> <strong>telah</strong> peneiti paparkan diatasmaka dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Pada penguasaan materi terdapat perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong><strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadap kompetensiprofesional.2. Pada proses pembelajaran terdapat perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong><strong>yang</strong> sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadap kompetensiprofesional.3. Pada semangat kerja terdapat perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum <strong>sertifikasi</strong> terhadap kompetensiprofesional.4. Pada penilaian kelas terdapat perbedaan <strong>yang</strong> signifikan bagi <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>sudah <strong>sertifikasi</strong> dengan <strong>yang</strong> belum sertifikas terhadap kompetensiprofesional.B. Saran1. Keprofesionalan <strong>guru</strong> tidak cukup hanya di uji melalui portofolio saja,tetapi dengan proses pendidikan atau pelatihan profesi <strong>guru</strong>, kemungkinanbesar banyak pengaruh terhadap kinerja <strong>guru</strong> baik dari penguasaan materi,proses pembelajaran, semangat kerja <strong>dan</strong> penilaian kelas.


2. Agar bisa mengetahui hasil <strong>yang</strong> signifikan, pada perbedaan <strong>guru</strong> <strong>yang</strong>sudah <strong>mengikuti</strong> <strong>sertifikasi</strong> melalui lulus dengan portofolio <strong>dan</strong> denganlulus PLPG, saya harap ada peneliti berikutnya untuk mengkaji lebihdalam terutama pada <strong>guru</strong> Pendidikan Agama Islam <strong>yang</strong> pengaruhkinerjanya lebih bagus dari segi Proses Pembelajaran, Penguasaan Materi,Semangat Kerja <strong>dan</strong> Penilaian Kelas.


DAFTAR PUSTAKAAd-Duweisy, Muhammad Abdullah. 2006. Menjadi Guru <strong>yang</strong> Sukses <strong>dan</strong>Berpengaruh.Surabaya.eLba.A. M Sardiman. Interaksi <strong>dan</strong> motivasi belajar mengajar. Jakarta: Cv Rajawali.Aqib Zainal <strong>dan</strong> Rohmanto Elham. 2007. Membangun profesionalisme <strong>guru</strong> <strong>dan</strong>pengawas sekolah. Bandung: CV.Yrama Widya.Arikunto, Suhrasimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:PT Rineka Cipta. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktekJakarta: Rineka cipta.. 2005. Manajement Penelitian. Jakarata: Rineka Cipta.Asmani, Ma’mur Jamal. 2009, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif <strong>dan</strong> Inovatif.Yogyakarta: DIVAPress.Barizi, Ahmad.2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.Departemen Agama, 2005, Wawasan Tugas Guru <strong>dan</strong> Tenaga Kependidikan,Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: PT Bumi Aksara.Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT BumiAksara.Kunandar, 2007, Guru professional, implementasi KTSP <strong>dan</strong> persiapanmenghadapi <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Majid Abdul, 2007, perencanaan pembelajaran, Bandung: PT RemajaRosdakarya,Mujtahid, 2007, pengembangan profesionalisme pendidik, Jurnal el-hikmahFakultas Tarbiyah UIN Malang,Mukhlas, Samani Dkk. 2006. Mengenai <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong> di Indonesia. Surabaya:SIC <strong>dan</strong> Asosiasi peneliti pendidikan Indonesia (APPI).Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Intregratif. Yogyakarta: PustakaPelajar


Mulyasa E., 2007, Standard Kompetensi <strong>dan</strong> Sertifikasi Guru, Bandung: PTRemaja Rosdakarya,Muslich, M. 1993, Metode Kuantitatif, Jakarta: Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesiaMuslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.Jakarta: Bumi aksaraNazir. Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.Nurdin, Muhamad. 2008. Kiat Menjadi Guru Profesionalisme,Yogyakarta: ArruzzMediaPartanto, A Pius <strong>dan</strong> Al Barr Dahlan M, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: ArkolaPedoman <strong>sertifikasi</strong> <strong>guru</strong>. 2007 direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan NasionalPratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mudah Mengatasi Masalah Statistik <strong>dan</strong>Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media komputindo.Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta.Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif <strong>dan</strong> Kualitatif <strong>dan</strong> R&D. Bandung:CV AlfabetaTholkhah, Imam <strong>dan</strong> Barizi Ahmad. 2004. Membuka Jendela Pendidikan. JakartaPT Raja Grafindo Persada.Trianto <strong>dan</strong> Titik. 2007. Sertifikasi Guru upaya peningkatan kualifikasikompetensi <strong>dan</strong> kesejahteraan, Jakarta: Prestasi PustakaUn<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru <strong>dan</strong>Dosen 2006. Bandung: Citra Umbara.Uno Hamzah B., 2007, Profesi Kependidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi profesi ke<strong>guru</strong>an di Indonesia. Jakarta: gaungPersada Press.Zuhairini <strong>dan</strong> Ghofir Abdul. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam. Malang:.UM Press.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!