13.07.2015 Views

UKURAN DAYA SAING KOPERASI DAN UKM - Kadin Indonesia

UKURAN DAYA SAING KOPERASI DAN UKM - Kadin Indonesia

UKURAN DAYA SAING KOPERASI DAN UKM - Kadin Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sudah ada kesepakatan bersama bahwa paling tidak ada tiga keuntungan utama dari pengembangan <strong>UKM</strong>berdasarkan clustering:1) UMKM lebih mudah mengatasi semua kekurangan/hambatan dalam segala aspek bisnis mulai daripengadaan bahan baku, proses produksi, distribusi dan pemasaran, pendanaan, perbaikan mesin, dll,dibandingkan jika UMKM beroperasi sendiri-sendiri. UMKM di dalam sebuah klaster akan menikmati apayang dimaksud dengan ”keuntungan ekonomi aglomorasi”.2) Lebih efisien dan efektif dalam pemberian bantuan atau kerjasama antara UMKM dengan pihak lain,misalnya, UB dalam kegiatan subcontracting, perbankan dalam penyaluran kredit, dan eksportir, pedagangatau distributor dalam pemasaran. Efek ini yang dimaksud oleh Schmitz (1995, 1999) sebagai “efisensikolektif”.3) Proses peralihan teknologi/pengetahuan dari sumber luar (misalnya dari perusahaan multinasional/PMA) keUMKM dan penyebarannya antara sesama UMKM lebih gampang, lebih efisien, dan lebih efektif di dalamsebuah klaster dibandingkan jika unit-unit UMKM sangat terpencar lokasinya satu dari yang lainnya. Iniartinya juga bahwa inovasi lebih mudah terjadi di dalam sebuah klaster. 15 Pengalaman dari UMKM di sentraindustri logam di Tegal (Jawa Tengah) membuktikan pentingnya peran dari PMA dalam peralihan teknologi,di satu sisi, dan penyebaran dari teknologi tersebut antar sesama UMKM di dalam sentra tersebut. Bahkanperan PMA lebih besar daripada bantuan teknis dari pemerintah lewat penyediaan unit-unit pelayanan teknis(UPT). 16Namun, sebuah klaster tidak akan berhasil, jika dua syarat berikut ini tidak terpenuhi. Pertama, kerjasamaantar sesama UMKM di dalam klaster harus kuat dalam produksi, pengadaan bahan baku, pemasaran, inovasi,dll. Ini sangat penting, karena banyak klaster industri kecil di <strong>Indonesia</strong> yang dari dulu hingga sekarang ini tidakberkembang, walaupun ada bantuan dari pemerintah dalam bentuk pengadaan UPT dan laboratorium, karenasalah satunya tidak ada kerjasama antara pengusaha di klaster-klaster tersebut. Masing-masing pengusaha jalansendiri-sendiri. Mereka berada di dalam klaster hanya karena mereka penduduk di desa yang sama, namun tidakmemfungsikan klaster seperti seharusnya, yakni menciptakan keuntungan ekonomi aglomorasi. Untukmengembangkan jaringan kerjasama internal ini, perlu bantuan dari pihak luar, bisa pemerintah atau universitassetempat, karena banyak pengusaha kecil tidak memahami atau tidak melihat adanya keuntungan jika merekabekerja sama, dan/atau tidak mengetahui bagaimana membangun suatu jaringan kerja sama bisnis.Kedua, klaster tersebut harus memiliki jaringan kerja sama yang kuat dengan semua stakeholders, sepertiyang dijabarkan di Tabel 16. Banyak sentra-sentra industri kecil di <strong>Indonesia</strong> tidak mempunyai jaringan kerja15 Selanjutnya, lihat antara lain Richard (1996), Humphrey and Schmitz (1995), Berry, dkk. (2001), Tambunan (2000), Schmitz danNadvi (1999), Nadvi (1996), Schmitz (1999), Lundvall (2004), Bell dan Albu (1999).16 Lihat Tambunan (2007c,d, 2008c).31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!