lebih tinggi daripada produktivitas UB. Sudah banyak literatur mengenai UMKM di NSB yang menunjukkanbahwa salah satu ciri dari UMKM adalah rendahnya tingkat produktivitasnya. 6NegaraTabel 2: Pangsa PDB dari UMKM di ASEAN (%)Tahun1990 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006Brunei Darussalam* 66,0Cambodia** 60,0 37,5 51,2 60,5 64,5 76,7<strong>Indonesia</strong> 54,7 54,8 57,0 56,8 55,4 53,5 53,3Malaysia 20,0 30,0 27,3 47,3 38,9Singapore 34,7Thailand 39,5 39,3 38,8 38,1 37,8 38,3 38,0Philippines 32,2Vietnam 39,0Keterangan: * PDB tanpa minyak dan gas; ** Hanya UMKSumber: Tambunan (2008b).Tabel 3: Produktivitas Tenaga Kerja di Industri Manufaktur menurut Skala Usaha, 1999-2003Skala usaha 1999 2000 2001 2002 2003UM + UBUMKSumber: BPS115.288.35143.999.11167.7010.98166.3112.36196.2613.55Selanjutnya, sumbangan ouput dari UMKM terhadap pembentukan PDB lintas sektoral dapat dilihat diTabel 4. UMKM lebih dominan di sektor pertanian, sedangkan UB lebih unggul di sektor pertambangan dansektor industri. Ini mencerminkan bahwa UMKM <strong>Indonesia</strong> belum kuat di sektor-sektor bernilai tambah tinggi,seperti industri manufaktur, dan hal ini bisa disebabkan oleh banyak kendala, terutama keterbatasan sumberdaya manusia (SDM), dan lemahnya penguasaan teknologi.Tabel 4: Struktur PDB menurut Skala Usaha dan Sektor, 2003-2006 (%)Sektor UMK UM UB TotalPertanian 87,25 8,64 4,12 100,00Pertambangan 8,20 3,25 88,55 100,00Industri manufaktur 13,07 11,90 75,03 100,00Listrik, gas dan air 0,54 7,74 91,72 100,00Bangunan 44,28 21,77 33,95 100,00Perdagangan, hotel & restoran 75,47 20,79 3,75 100,00Transpor & komunikasi 29,92 24,21 45,88 100,00Keuangan & eceran 17,03 46,89 36,09 100,00Jasa-jasa 39,70 7,93 52,38 100,00PDB 38,80 15,96 45,25 100,00Sumber: BPSDi bidang ekspor, UMKM <strong>Indonesia</strong> selama ini memang masih relatif lemah, belum bisa menandingiUMKM di banyak negara lainnya, seperti Korea Selatan, Taiwan dan Jepang Misalnya, Gambar 36 Untuk beberapa literaturnya, lihat Tambunan di catatan kaki sebelumnya.4
menunjukkan bahwa sebagai suatu persentase dari total nilai ekspor dari industri manufaktur <strong>Indonesia</strong>, eksporUMKM di sektor tersebut relatof sangat kecil. Di dalam kelompok UMKM itu sendiri, porsi dari UK lebih kecildibandingkan rekannya UM. Gambaran yang sama juga didapat jika dilihat dari total nilai ekspor dari semuasektor, seperti yang diperlihatka di Gambar 4. Data ini menunjukkan seakan-akan ada suatu korelasi positifantara kemampuan melakukan ekspor dan skala usaha: semakin besar skala usaha semakin besar kemampuanekspornya. Alasannya sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni keterbatasan SDM dan teknologi,selain tentu keterbatasan modal. Dalam kegiatan ekspor, untuk skala usaha yang sama, jumlah modal yangdiperlukan tentu lebih banyak daripada usaha yang hanya melayani pasar domestik.Gambar 3: Pangsa UMKM di dalam Total Nilai Ekspor dari Industri Manufaktur, 2000-2006 (%)90807060504030201002000 2001 2002 2003 2004 2005 2006Sumber: Menegkop & <strong>UKM</strong>UMKUMUBGambar 4: Kontribusi UMKM terhadap Total Nilai Ekspor, 2000-2006 (%)100908070605040UMKUMUB30201001990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006Sumber: Menegkop & <strong>UKM</strong>Kualitas SDM dan penguasaan teknologi memang sangat menentukan tingkat daya saing dan selanjutnyatingkat kemampuan UMKM dalam ekspor Hipotesanya adalah sebagai berikut: perusahaan dengan daya saing5