13.07.2015 Views

pendayagunaan mineral untuk menjadi permata - Pusat Sumber ...

pendayagunaan mineral untuk menjadi permata - Pusat Sumber ...

pendayagunaan mineral untuk menjadi permata - Pusat Sumber ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Banyak <strong>mineral</strong>-<strong>mineral</strong> berpotensi <strong>menjadi</strong> <strong>permata</strong> yang berasal dari batuansumber terbawa ke dalam sungai <strong>untuk</strong> <strong>menjadi</strong> bagian aluvium, bahkan terakumulasisebagai endapan placer. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akumulasi<strong>mineral</strong>-<strong>mineral</strong> <strong>permata</strong> seperti intan, zirkon, korundum, garnet, turmalin, beryl,krisoberyl dan topaz di dalam endapan placer antara lain : ketahanan kimiawi,kekuatan mekanis, berat jenis relatif besar dan kekerasan tinggi. Melalui waktugeologi yang panjang, aluvium akan termampatkan dan tersemenkan <strong>menjadi</strong>batupasir dan konglomerat; yaitu batuan sedimen purba yang berperan sebagaitempat kedudukan <strong>mineral</strong>-<strong>mineral</strong> <strong>permata</strong>.Mineral-<strong>mineral</strong> <strong>permata</strong> dapat juga berasal dari batuan-batuan malihantertentu, yang terbentuk sebagai respon terhadap perubahan tekanan dan suhu.Batuan malihan itu sendiri dibagi <strong>menjadi</strong> dua jenis, yaitu : regional dan kontak.Jenis pertama terbentuk secara luas dan perubahan terjadi pada massabatuan berukuran besar, <strong>mineral</strong>-<strong>mineral</strong> asal mengkristal ulang <strong>menjadi</strong> <strong>mineral</strong><strong>mineral</strong>baru dan menghasilkan batuan-batuan malihan sekis dan genes. Jenis batuanmalihan yang dihasilkan tergantung susunan kimiawi dari batuan asalnya dan kondisitekanan-suhu tempat kristalisasi ulang terjadi. Batupasir dengan dominan terdiri ataskuarsa akan membentuk batuan malihan kuarsit yang membentuk interlocking butirankuarsa. Batugamping murni yang disusun oleh kalsium karbonat/kalsit akan berubah<strong>menjadi</strong> marmer berbutir halus dengan susunan kimia yang sama dengan batuanasalnya. Apabila batugamping mengandung pengotoran Al, maka akan terjadikristalisasi ulang akan menghasilkan ruby dan safir (aluminium oksida) serta spinel(magnesium aluminium oksida). Peningkatan intensitas pemanasan dan tekanansecara berkesinambungan pada batuan serpih akan menghasilkan pertumbuhanukuran butir dan peningkatan tingkat metamorfisme, <strong>untuk</strong> mengubahnya <strong>menjadi</strong>batuan malihan sekis bertingkat metamorfisme tinggi darimana garnet dan krisoberyldapat terbentuk di dalamnya.Jenis kedua dari batuan malihan terjadi ketika suatu batugamping diterobosmagma, sehingga terjadi perubahan pada daerah kontak. Metamorfisme kontak inidisebabkan pemanasan oleh magma, menyebabkan rekristalisasi pada batuansamping. Apabila larutan dari magma memasukkan unsur-unsur tambahan, makabatuan disebut mengalami metasomatisme. Panas dan larutan dari magma dapatmembentuk <strong>mineral</strong>isasi (skarn) yang menghasilkan <strong>mineral</strong>-<strong>mineral</strong> baru yang terdiriatas <strong>mineral</strong>-<strong>mineral</strong> bijih sulfida dan pengotor (gangue) yang kadang-kadang berupakristal-kristal berkualitas <strong>permata</strong> di antaranya garnet.Beberapa <strong>mineral</strong> <strong>permata</strong> dapat juga terbentuk melalui proses kristalisasi darifluida atau larutan hidrotermal, dapat dibedakan dengan <strong>mineral</strong>-<strong>mineral</strong> yangmengkristal dari peleburan magma dan yang terbentuk karena proses metamorfisme.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!