29.09.2016 Views

JPCC ALIVE October 2016

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Parents are<br />

Influencers<br />

“KAMU HARUS MENGAJARKANNYA KEPADA ANAK-ANAKMU DENGAN<br />

MEMBICARAKANNYA, APABILA ENGKAU DUDUK DI RUMAHMU DAN APABILA<br />

ENGKAU SEDANG DALAM PERJALANAN, APABILA ENGKAU BERBARING DAN<br />

APABILA ENGKAU BANGUN.”<br />

ULANGAN 11:19<br />

WORDS JUSSAR & MARANATHA BADUDU<br />

WISDOM<br />

FAMILY<br />

24<br />

OCT / 16<br />

SEBAGAI ORANGTUA kita senang kalau dapat<br />

menjadi tempat anak kita minta pertolongan,<br />

menjadi sumber penyedia. Tapi tentunya kita<br />

mau peranan kita lebih dari si Baymax Big Hero 6 dengan<br />

tag line-nya “Hello. I am Baymax, your personal<br />

healthcare companion. Are you satisfied with your care?”<br />

Kita mau lebih dari memastikan bahwa anak-anak kita<br />

baik-baik saja. Di atas semua itu, kita ingin menjadi<br />

orangtua yang berpengaruh dalam hidup anak kita. Supaya<br />

melalui hubungan, kita dapat memberikan dampak<br />

positif dan membagikan segala yang kita tahu dan<br />

kita miliki untuk terimpartasikan kepada mereka.<br />

Karena pengaruh tidak dapat dipaksakan, pengaruh<br />

tidak dapat diperintah, pengaruh datang pada saat<br />

orang lain membuka diri terhadap perhatian dan pemikiran<br />

orang lain terhadapnya. Pengaruh adalah sebuah<br />

perubahan yang terjadi baik dalam sikap, tingkah<br />

laku, ataupun pemikiran yang disebabkan dari<br />

hubung an pihak lainnya. Untuk dapat berpengaruh kita<br />

perlu melakukan hal-hal yang disengaja bahkan direncanakan.<br />

Berikut kami akan memberikan masukan upaya<br />

yang dapat dan perlu kita lakukan:<br />

• Kita tidak memiliki pengaruh terhadap seseorang<br />

yang dalam hal ini adalah anak kita- jika kita tidak terlebih<br />

dahulu membangun connection dengan anak.<br />

• Hadirlah bukan hanya secara fisik, tapi juga menikmati<br />

dan fokus dengan keberadaan anak-anak. Connect<br />

to your children with your engaged presence.<br />

• Libatkan diri kita pada apa yang ada dalam dunia<br />

anak. Siapa teman mereka, apa yang sedang mereka<br />

sukai. Lebih dari itu, terlibatlah di waktu-waktu sulit<br />

mereka, misalnya saat mereka melakukan kesalahan<br />

(konflik) di rumah atau di sekolah. Hubungan yang<br />

melalui waktu susah dan senang, akan menghasilkan<br />

hubungan yang lebih dalam. Be there through thick<br />

and thin with your children.<br />

• Tunjukkan ketertarikan yang tulus saat berbincang<br />

dengan mereka. Change your motivation for<br />

conversation, from expectations to engagement.<br />

Jangan hanya menanyakan hal-hal yang “menurut<br />

kita saja penting”, misalnya tentang pekerjaan<br />

rumah, nilai test, atau sudah belajar. Seringlah juga<br />

menanyakan tentang apa yang menarik buat mereka.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!