You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
EDISI <strong>282</strong>/TAHUN 06, 17 - 23 OKTOBER 2016<br />
Bank<br />
5<br />
TANGGAL<br />
AUD EUR HKD JPY SGD USD<br />
Permudah Pengusaha<br />
Bank Jatim Buka Cabang di Batam<br />
Sumber : BI(ton)<br />
PT Bank Pembangunan Daerah<br />
Jawa Timur Tbk (Bank Jatim)<br />
berencana membuka kantor cabang<br />
di wilayah Kepulauan Riau, yakni<br />
di Batam, Pembukaan kantor cabang<br />
tersebut untuk memudahkan<br />
kegiatan bisnis para pengusaha<br />
Jawa Timur di Batam.<br />
Terlebih, potensi perdagangan<br />
ke wilayah tersebut cukup besar.<br />
Direktur Utama Bank Jatim R<br />
Soeroso, mengatakan rencana itu<br />
telah disiapkan dan pada kuartal IV<br />
2016 akan dibuka kantor cabang<br />
Bank Jatim di Batam, karena potensi<br />
dana dari Batam juga banyak<br />
diincar dari WNI yang bekerja di<br />
Singapura dan Malaysia.<br />
“Kami akan buka kantor cabang<br />
konvensional di Batam, karena banyak<br />
pengusaha Jatim berbisnis dan<br />
banyak proyek di Riau. Diharapkan<br />
ini bisa mendukung pengusaha dan<br />
masyarakat di sana. Izinnya juga<br />
sudah di OJK hanya tinggal readynya<br />
saja,” katanya.<br />
Ditambahkan Soeroso, potensi<br />
perdagangan Jatim dengan Kepulauan<br />
Riau khususnya Batam ratarata<br />
mencapai Rp280 triliun per<br />
tahunnya. Sehingga dengan pembukaan<br />
cabang diharapkan mampu<br />
membiayai perdagangan di Batam,<br />
dan ini bisa melebihi (pembiayaan)<br />
kantor cabang di Jawa belum lagi<br />
akses funding-nya.<br />
Secara umum, lanjut ia, Bank<br />
Jatim memang terus mengincar<br />
pembiayaan perdagangan antar<br />
pulau karena, pasar tersebut tidak<br />
banyak diambil oleh perbankan<br />
umum lainnya.Dalam membuka<br />
Suasana pelayanan nasabah di bank jatim<br />
kantor cabang, Bank Jatim mempertimbangkan<br />
data-data perdagangan<br />
dari pengusaha asal Jawa Timur terlebih<br />
dahulu. Tujuannya adalah agar<br />
bisnis yang dijalankan perseroan<br />
ketika ekspansi di luar Jawa Timur<br />
dapat diterima dengan baik.<br />
“Saat ini ada sekitar 85 persen<br />
pembiayaan perdagangan antar<br />
pulau di Jatim itu berasal dari Bank<br />
Jatim.Karena kami punya jaringan<br />
kantor cabang setiap kota dan<br />
kabupaten, dan memang kami harus<br />
mendukung upaya Pemda untuk<br />
mendongkrak pendapatan masyarakat<br />
dan perekonomian Jatim,” jelas<br />
Soeroso ini.<br />
Selain Batam, ada beberapa<br />
Dirut Bank Jatim R Soeroso<br />
wilayah lain yang juga tengah<br />
dilirik Bank Jatim untuk membuka<br />
kantor cabang. Yaitu wilayah yang<br />
potensial antara lain Kupang dan<br />
Banjarmasin. “Kupang dan Banjarmasin<br />
kami masih kami melakukan<br />
survei, waktunya belum tahu karena<br />
masih menunggu hasil kajian survei<br />
tersebut” terangnya.<br />
Seperti diketahui, Bank Jatim<br />
bukan saja membidik pedagang<br />
yang diincar, namun pembeli<br />
(buyer) dari luar Jatim turut menjadi<br />
pangsa pasar strategis untuk menyalurkan<br />
pembiayaan perdagangan<br />
yang dicanangkan sesuai program<br />
bank berplat merah itu. (ton)<br />
Inflasi September Terkendali<br />
Sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia,<br />
Indeks Harga Konsumen (IHK)<br />
pada bulan September 2016 mencatat<br />
inflasi sebesar 0,22 persen (mtm). Inflasi<br />
IHK bulan ini cukup terkendali dan sesuai<br />
dengan pola historisnya. Dengan perkembangan<br />
tersebut, inflasi IHK<br />
secara year to date (ytd) dan<br />
tahunan (yoy) masing-masing<br />
mencapai 1,97 persen<br />
(ytd) dan 3,07 persen (yoy).<br />
Inflasi di bulan September<br />
bersumber dari inflasi<br />
pada komponen administered prices (AP)<br />
dan komponen inti. Inflasi komponen AP<br />
tercatat sebesar 0,14 persen (mtm) atau<br />
secara tahunan mengalami deflasi sebesar<br />
0,38 persen (yoy). Inflasi AP secara<br />
bulanan tersebut terutama bersumber<br />
dari kenaikan harga rokok kretek filter,<br />
tarif listrik, rokok kretek, rokok putih,<br />
dan tarif air minum PAM. Sementara itu,<br />
inflasi komponen inti tercatat sebesar 0,33<br />
persen (mtm) atau 3,21 persen (yoy), lebih<br />
rendah dari rata-rata inflasi historis pada<br />
September, sejalan dengan masih terbatasnya<br />
permintaan domestik, terkendalinya<br />
ekspektasi inflasi dan relatif stabilnya<br />
nilai tukar rupiah. Beberapa komoditas<br />
penyumbang inflasi inti adalah tarif pulsa<br />
ponsel, tarif sewa rumah, uang kuliah<br />
akademi/perguruan tinggi, mobil, nasi dengan<br />
lauk, dan tarif kontrak rumah. Di sisi<br />
lain, kelompok volatile food<br />
(VF) tercatat mengalami<br />
deflasi sebesar 0,09 persen<br />
(mtm) atau secara tahunan<br />
mengalami inflasi sebesar<br />
6,51 persen (yoy). Deflasi<br />
tersebut terutama bersumber<br />
dari koreksi harga komoditas telur<br />
ayam ras, daging ayam ras, wortel, cabai<br />
rawit, bayam, kangkung, dan kentang.<br />
Ke depan, inflasi diperkirakan tetap<br />
terkendali dan berada pada batas bawah<br />
sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1 persen<br />
(yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah<br />
dan Bank Indonesia dalam mengendalikan<br />
inflasi akan terus dilakukan, khususnya<br />
mewaspadai tekanan inflasi VF akibat<br />
dampak fenomena La Nina. Koordinasi<br />
Pemerintah dan Bank Indonesia akan<br />
difokuskan pada upaya menjamin pasokan<br />
dan distribusi, khususnya berbagai bahan<br />
kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi<br />
inflasi.(ton)