Sriwijaya Juni'16 low
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
60<br />
JOURNEY<br />
C<br />
TIPS FOTOGRAFI<br />
BAGI PENYUKA fotografi<br />
disarankan untuk membawa lensa<br />
tele minimal 400 mm dengan<br />
diafragma yang besar. Suasana hutan<br />
yang cukup redup membutuhkan<br />
bukaan diafragma yang lebar dan<br />
tingkah laku burung yang gesit<br />
hanya dapat ditangkap dengan<br />
kecepatan (speed) tinggi. Tripod<br />
sangat diperlukan untuk menahan<br />
guncangan demi mendapat hasil foto<br />
yang tajam dan tidak goyang. Untuk<br />
jenis-jenis burung yang kecil bisa<br />
juga menggunakan teleconventer<br />
untuk menambah panjang lensa<br />
sampai 1,5 kali atau 2 kali. Waktu<br />
terbaik untuk pengamatan burung<br />
adalah bulan September-November.<br />
Jenis-jenis burung endemik yang<br />
sangat rentan masih terus berjuang<br />
untuk mempertahankan keturunannya<br />
di kawasan ini. Fungsi hutan sebagai<br />
penyimpan cadangan air juga masih<br />
terjaga baik.<br />
Berbekal kamera dan teropong<br />
(binokuler), saya mengajak Sergio<br />
mengamati berbagai jenis burung yang<br />
melintas di sekitaran bukit ini. Target<br />
utamanya bisa melihat kakatua jambul<br />
jingga karena jenis paruh bengkok ini<br />
statusnya terancam punah dan endemik,<br />
hanya ada di pulau Sumba. Tidak seperti<br />
biasanya burung yang bersuara keras<br />
ini belum muncul juga padahal mentari<br />
sudah mulai menyengat.<br />
Sambil menunggu kedatangan<br />
kakatua sang primadona Sumba, saya<br />
menyalakan kompor trangia untuk<br />
menyeduh kopi. Peralatan masak ini<br />
wajib dibawa selama perjalanan karena<br />
sangat mudah digunakan. Tak butuh<br />
waktu lama sampai air mendidih dan<br />
aroma kopi pun mulai mengudara.<br />
Membuka hari dengan kehangatan<br />
mentari dan kesejukan rimba akan<br />
semakin sempurna dengan secangkir<br />
kopi di tangan.<br />
“Sergio, kamu dengar suara kaaak<br />
kaaak kaaak yang keras dibalik bukit<br />
itu?” saya menunjuk ke arah selatan<br />
sambil mengajaknya ke posisi yang<br />
tepat. Kamera saya sudah siap di atas<br />
tripod menunggu kemunculan burung<br />
berbulu putih ini. Tak lama kemudian<br />
lima ekor kakatua jambul jingga<br />
terbang beriringan melewati lembah<br />
mencari pohon untuk hinggap.<br />
EDISI 64 | JUNI 2016 |