Sriwijaya Juni'16 low
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
JOURNEY<br />
63<br />
E<br />
F<br />
Pasir putih Pantai<br />
Tarimbang yang<br />
menghampar luas<br />
dan ombak yang<br />
lembut.<br />
Air terjun<br />
Laputi di desa<br />
Praingkareha.<br />
F<br />
akan kembali menuju Waingapu.<br />
Ritual mandi pagi seolah terlupakan<br />
saat menjelajah hutan, namun<br />
sebelum sampai kota kami akan<br />
berenang di pantai Tarimbang.<br />
Dari turunan sebelum sampai ke<br />
pantai, pemandangan teluk yang<br />
melengkung dapat kita abadikan. Di<br />
ujung kanan dan kiri terdapat tebing<br />
karang dengan ombak yang digemari<br />
para peselancar. Saya dan Sergio<br />
berenang di bagian tengah yang<br />
landai dan ombaknya tidak terlalu<br />
besar. Menghadang ombak-ombak<br />
dan kadang mengikuti hempasannya<br />
sampai pasir. Teluk ini sangat luas,<br />
kami menyusuri sisi kanannya.<br />
Deretan kapal kayu terlihat di<br />
ujung dekat tebing. Belum saatnya<br />
berlabuh sehingga diparkir jauh<br />
dari pantai supaya tidak terkena<br />
gelombang pasang.<br />
Tak jauh dari kota Waingapu,<br />
Pantai Walakiri memiliki pesona<br />
yang unik dan dapat dicapai<br />
dengan menyusuri pantai utara<br />
ke arah timur. Saat terbaik<br />
untuk mengabadikan tempat<br />
ini adalah ketika sedang surut<br />
dan semburat jingga menghiasi<br />
langit. Pohon bakau yang kerdil<br />
dan mirip bonsai tumbuh di<br />
pesisir pantai ini dan menjadi<br />
perhatian utama pengunjung.<br />
Karakter pohonnya yang unik<br />
dan suasana senja nan remang<br />
akan terekam cantik di setiap<br />
jepretan kamera.<br />
Di saat menunggu santapan ikan<br />
bakar mungkin waktu yang tepat untuk<br />
menggunggah foto-foto terbaik hari ini.<br />
Pusat kuliner makanan laut ini berada<br />
di sebuah dermaga yang setiap malam<br />
disandari kapal-kapal pencari ikan.<br />
Banyak pilihan ikan segar yang bisa<br />
diolah menjadi beberapa sajian. Perut<br />
kenyang hati senang.<br />
Kenangan akan kabut tebal yang menipis di<br />
lereng Laibola dan kicauan paruh bengkok<br />
kembali hadir di meja makan. Desir angin<br />
laut mengantar pada harapan agar kawasan<br />
konservasi di pulau Sumba ini tetap lestari.<br />
Biarkan penghuni rimba bebas bernyanyi di<br />
rumahnya yang juga menghasilkan air dan<br />
udara segar bagi manusia. Dalam nuansa<br />
alamilah makna-makna kehidupan dapat<br />
ditemukan para pejalan.<br />
TIPS PERJALANAN<br />
SRIWIJAYA AIR menyediakan penerbangan dari Denpasar<br />
ke Waingapu sebanyak 3 kali setiap minggu. Perjalanan dari<br />
Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu menuju Billa,<br />
harus ditempuh menggunakan mobil bergardan ganda.<br />
Taman Nasional Laiwangi Wanggameti telah membangun<br />
shelter, toilet, dan menara pengamatan. Selain untuk membantu<br />
petugas dalam mengelola taman nasional, fasilitas itu juga<br />
diharapkan mampu membuat pengunjung nyaman menginap<br />
di dalam hutan. Kebutuhan air dapat dipenuhi dari mata air<br />
yang tak pernah kering. Tak jauh dari shelter juga terdapat<br />
aliran sungai yang melintasi hutan, namun hanya mengalir<br />
saat musim hujan yakni antara bulan Desember-Maret.<br />
Pengunjung bisa mendapat informasi tentang akomodasi<br />
tersebut dan lain sebagainya melalui kontak yang ada<br />
di www.tnlaiwangiwanggameti.com.<br />
Pengunjung yang akan berkemah disarankan mempersiapkan<br />
bahan makanan dari Waingapu. Sementara untuk peralatan<br />
berkemah seperti tenda, matras, dan sleeping bag bisa<br />
disediakan oleh taman nasional. Peralatan pribadi yang perlu<br />
dibawa antara lain senter/head lamp, jaket, sepatu, sandal,<br />
pakaian ganti, dan obat-obatan yang digunakan sendiri.<br />
| EDISI 64 | JUNI 2016