16.01.2017 Views

Bisnis Surabaya edisi 295

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Terbit Setiap Senin, ECERAN Rp 2.500, HARGA LANGGANAN Rp 10.000 TELEPON : Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432, 7317457<br />

Faksimile : 031 - 5675240<br />

www.bisnissurabaya.com<br />

Referensi <strong>Bisnis</strong> Anda EDISI 293/TAHUN 06, 16 - 22 JANUARI 2017<br />

Pedasnya<br />

Harga Cabai<br />

<strong>Bisnis</strong> Utama 2<br />

NDG, Penuhi Budaya ‘Ngopi’<br />

Ekonomi 3<br />

Aktivitas Pertambangan<br />

Candilimo Ditutup Warga<br />

Gerbang Jatim 10<br />

Facebook : bisnissurabaya Email : editor_bisnis@yahoo.co.id Twitter : @bisnissby_news Instagram : bisnis_surabaya Website : www.bisnissurabaya.com


2 <strong>Bisnis</strong> Utama<br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Pedasnya Harga Cabai<br />

Mengawali 2017, harga cabai terasa sangat pedas. Perasa<br />

makanan ini mengalami kenaikan hingga 300 persen<br />

dari harga normal. Sontak pedasnya harga cabai menjadi<br />

kado mengejutkan bagi masyarakat. Bayangkan saja, jika<br />

akhir 2016 lalu membeli cabai cukup dengan harga Rp<br />

30.000 per kilogram (kg) sampai Rp 60.000 per kg, kini<br />

harus menyiapkan budget lebih dua kali lipatnya.<br />

Berbagai spekulasi seperti<br />

kurangnya pasokan menjadi<br />

salah satu dugaan<br />

meroketnya harga cabai yang memiliki<br />

nilai ekonomi tinggi tersebut. Jenis<br />

cabai yang mengalami kenaikan<br />

yaitu cabai rawit merah<br />

dan hijau. Harga cabai<br />

rawit merah semula Rp<br />

60.000 per kg menjadi Rp<br />

100.000 per kg terhitung<br />

beberapa pekan terakhir.<br />

Untuk harga cabai rawit<br />

hijau yang semula Rp<br />

40.000 per kg menjadi Rp<br />

70.000 per kg. Bisa dibilang cabai<br />

rawit merah mengalami kelonjakan<br />

harga tertinggi. Cabai merah besar<br />

dan hijau saat ini masih relatif stabil,<br />

berkisar antara Rp 40.000 – Rp<br />

45.000 per kg tergantung kondisi<br />

cabai.<br />

Dugaan awal kenaikan ini dipicu<br />

lantaran menipisnya pasokan dari sejumlah<br />

daerah sentra penghasil cabai.<br />

Sementara itu, tingginya curah hujan<br />

juga mengakibatkan banyak petani<br />

mengalami gagal panen.<br />

Kenaikan harga cabai merata<br />

diseluruh jenis. Kenaikan tertinggi<br />

terjadi pada cabai rawit mencapai<br />

Rp 90.000 per kg, cabai<br />

merah besar Rp 24.000 per<br />

kg, dan cabai keriting Rp<br />

50.000 per kg. Informasi<br />

yang didapat sebelum natal<br />

harga masih di kisaran Rp<br />

30.000 per kg, dan untuk<br />

saat ini kisaran harga tertinggi<br />

menembus level Rp<br />

90.000 per kg sampai Rp 100.000 per<br />

kg. ‘’Artinya ada kenaikan lebih dari<br />

300 persen,” kata Ketua Perwakilan<br />

Komisi Pengawas Persaingan Usaha<br />

(KPPU) <strong>Surabaya</strong>, Aru Armando,<br />

saat ditemui dalam inspeksi mendadak<br />

(sidak) harga cabai di Pasar Wonokromo,<br />

<strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />

KPPU masih memeriksa apakah<br />

adanya indikasi kenaikan harga ini<br />

wajar atau terdapat permainan kartel.<br />

Pemeriksaan dari sisi pasokan juga<br />

telah dilakukan KPPU <strong>Surabaya</strong>,<br />

karena komoditas ini sangat terpengaruh<br />

dengan kondisi cuaca maupun<br />

masalah hama.<br />

. “Tetapi informasi yang saya<br />

dapat dari petani cabai, sebenarnya<br />

masalah cuaca tidak terlalu mempengaruhi.<br />

Bahkan, ada salah satu sentra<br />

cabai di Kediri dalam waktu dekat<br />

ini akan memasuki masa panen raya,<br />

yaitu di Desa Kebon Rejo Kepung.<br />

Semoga nantinya bisa menstabilkan<br />

harga,” imbuh Aru.<br />

Level sentra cabai Kediri masih<br />

berkisar Rp 65.000 sampai Rp<br />

68.000 per kg, saat ini di level konsumen<br />

mencapai Rp 90.000 per kg.<br />

Kenaikan yang tak wajar tersebut<br />

menjadi pertanyaan apakah kenaikan<br />

yang sedemikian besar ini memang<br />

diakibatkan harga cabai yang mahal<br />

dari petani atau memang dari sisi distribusi<br />

pemasaran.<br />

“Normalnya kenaikan harga<br />

tertinggi ketika sudah sampai ke<br />

konsumen adalah Rp 80.000 per<br />

kg, maksimal Rp 85.000 lah, kalau<br />

kenaikan sampai Rp 100.000 per<br />

kg, maka pertanyaannya siapa yang<br />

dapat, yang jelas bukan petani,”<br />

ucapnya.<br />

Kenaikan harga cabai juga pernah<br />

terjadi pada pertengahan 2016<br />

lalu, menembus angka Rp 100.000<br />

per kg. Menurut Aru kenaikan harga<br />

tersebut memang selalu terjadi.<br />

KPPU daerah mendapat tugas<br />

langsung dari KPPU pusat untuk<br />

melakukan sidak, menelisik kenaikan<br />

harga apakah memang harga<br />

cabai rawit merah ini ada indikasi<br />

terjadinya praktek persaingan usaha<br />

tidak sehat atau bukan. Atau juga terjadi<br />

kesalahan kebijakan baik di level<br />

pusat maupun di level daerah. Misalnya,<br />

kesalahan ada di level distribusi,<br />

kenapa tidak jika dilakukan untuk<br />

memberikan subsisdi transportasi.<br />

‘’Sehingga rantai distribusi ini kan dipotong,<br />

otomatis harga pasti tertekan.<br />

Dan potensi permainan dari para<br />

tengkulak dapat dihindari,” kilah Aru.<br />

Yang jelas, dampak kenaikan<br />

harga ini sangat dirasakan pedagang.<br />

Otomatis konsumen memilih mengurangi<br />

jumlah pembelian hingga<br />

50 persen. Mau tak mau pedagang<br />

mengurangi jumlah pasokan dari biasanya.<br />

“Normalnya 100 kg/hari, sekarang<br />

kita kurangi menjadi 50 kg/hari.<br />

Takut resiko rugi juga, karena pembeli<br />

menurun. Harapan saya pasokan<br />

akan kembali meningkat sehingga<br />

harga berangsur turun,” terang Novi,<br />

salah satu pedagang Pasar Wonokromo.<br />

Hal senada juga diungkapkan Sulastri,<br />

salah satu pedagang cabai rawit<br />

di Pasar Wonokromo. ‘’Jika sebelumnya<br />

harga cabai saat ini mencapai Rp<br />

90.000 per kg, harga sebelum tahun<br />

baru Rp 30.000 per kg, alasan tengkulak<br />

karena banjir,” kata Sulastri.(lely)<br />

Stabilkan Harga dengan Operasi Pasar<br />

Cabai Oplosan pun Dicari Konsumen<br />

Tingginya harga cabai di Jawa Timur (Jatim), membuat Dinas Perindustrian<br />

dan Perdagangan Jatim, melakukan upaya stabilisasi harga. Stabilisasi itu<br />

dengan menggandeng Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).<br />

Pemprov melakukan operasi pasar untuk cabai.<br />

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim menganggap faktor cuaca<br />

yang membuat harga cabai rawit merah disemua daerah di Jatim harganya<br />

melambung tinggi. Harga cabai rata-rata mencapai Rp 90.000 per kilogram.<br />

Bahkan, hingga Rp 100.000 per kilogram. Bahkan, harga cabai ini, dikarenakan<br />

banyak hasil panen petani yang rusak. Akibatnya, produksi cabai di Jatim<br />

turun hingga 60 persen. Dengan tingkat kebutuhan konsumsi yang tetap,<br />

maka hukum pasar terjadi, yang membuat harga cabai masih bertahan di<br />

level Rp 90.000 hingga Rp 100.000 per kilogramnya.<br />

Namun, Kadisperindag Jatim, M Ardi Prasetyawan, menepis, bila kenaikan<br />

harga cabai ini adalah ulah spekulan. Karena dari temuan team Disperindag,<br />

harga cabai sudah naik di tingkat petani, yang mencapai Rp 70.000 hingga<br />

Rp 80.000 per kilogram. Naik dari kondisi normal yaitu Rp 50.000 hingga Rp<br />

60.000 per kilogram, yang disebabkan sebagian besar hasil panen petani<br />

mengalami kegagalan. Sehingga untuk menghindari kerugian biaya produksi,<br />

petani menaikkan harga jual.<br />

Untuk bisa kembali menstabilkan harga cabai, Disperindag menggandeng<br />

Bulog dan PPI, untuk menyediakan cabai rawit dan beberapa komoditas lain,<br />

melalui program operasi pasar. Operasi pasar ini nantinya, Disperindag akan<br />

membeli langsung cabai dari petani yang di beberapa daerah saat ini juga<br />

sedang panen, dan dijual ke pasar dengan harga Rp 75.000 per kilogram, untuk<br />

cabai rawit merah, Rp 37.000 untuk cabai rawit hijau. Program operasi pasar<br />

ini, akan dilakukan di Pasar Wonokromo, Pasar Tambakrejo, dan beberapa<br />

cabang Bulog di Jatim. (ton)<br />

Cabai oplosan jadi alternatif. Campuran cabai<br />

rawit segar dan cabai rawit busuk menjadi salah<br />

satu cara para pedagang memasarkan dagangannya.<br />

Biasanya, mereka melakukan itu ketika<br />

harga cabai sudah tak terkendali lagi seperti saat<br />

ini.<br />

Dibeberapa pasar nampak cabai oplosan<br />

ini dijajakan, dengan perbandingan 50:50, cabai<br />

oplosan di jual seharga Rp 45.000 per kg. Harga<br />

cabai yang mencapai Rp 90.000 per kg membuat<br />

pedagang kelabakan menjual dagangannya.<br />

Penurunan konsumsi pasar mencapai 50 persen,<br />

tak ada cara lain kecuali ‘mengoplos’ komoditas<br />

ini.<br />

Rata – rata, pedagang mengaku melakukan<br />

ngoplos cabai untuk menghindari kerugian.<br />

Oplos cabai ini dilakukan sejak awal tahun, pedagang<br />

tak mau rugi atas fluktuasi harga cabai pada<br />

rantai distribusi yang semakin melonjak.<br />

“Karena tak terjangkau harganya kemahalan.<br />

Jadi harus dioplos pakai cabai lalapan (cabai<br />

hijau) sama cabai keriting busuk. Meskipun<br />

busuk ya tetap dibeli,” kata Nasipah, salah satu<br />

pedagang Pasar Wonokromo <strong>Surabaya</strong>.<br />

“Kalau cabai oplosan Rp 45.000 per kg, cabai<br />

oplosan gini tiap hari habis. Kalau pas cabai<br />

mahal malah cepat laku,” tambahnya. Selain<br />

cabai oplosan, Nasipah, menyediakan juga cabai<br />

kering yang ia jual Rp 100.000 per kg. Harga<br />

untuk cabai yang sudah dipetik dengan harga<br />

cabai bertangkai pun berbeda.<br />

“Cabai petik Rp 100.000 per kg, untuk cabai<br />

bertangkai Rp 90.000 per kg,” ujar pemilik Toko<br />

Sipah ini. Kondisi serupa juga terlihat di Pasar<br />

Keputran, <strong>Surabaya</strong>. Bahkan, ada pedagang<br />

yang sengaja mencampur cabai segar dan busuk,<br />

kemudian menjual dengan<br />

harga normal. Alasannya,<br />

para pedagang masih belum<br />

sempat memisahkan karena<br />

cabai baru datang dari petani.<br />

Menurut pengamatan,<br />

kenaikan cabai di Pasar<br />

Keputran tak jauh beda<br />

dengan lainnya. Harga cabai<br />

merah kecil mencapai Rp<br />

100.000 per kg, cabai merah<br />

besar Rp 55.000 per kg, sejak<br />

awal Januari ini.<br />

“Sejak 5 Januari lalu sudah<br />

naik harganya, langsung<br />

Rp 100.000 per kg. Sampai<br />

sekarang masih terus naik,<br />

belum tahu sampai kapan. Karena kami dapat<br />

harganya juga sudah tinggi,” jelas Suryono, salah<br />

satu pedagang yang beroperasi di Pasar Keputran.<br />

Meski harga cabai mahal dan menimbulkan<br />

beredarnya cabai oplosan, beberapa konsumen<br />

memiliki trik tersendiri agar tak merasa rugi<br />

ketika membeli cabai.<br />

“Ambil sendiri saja, jadi kita bisa memilih<br />

cabai yang segar. Jangan mau diambilkan pedagang,”<br />

terang Rahma, wanita yang sering belanja<br />

kebutuhan dapur di Pasar Keputran tersebut.<br />

“Dalam proses pembuatannya, biasanya<br />

cabai oplosan ini merupakan cabai yang sudah<br />

busuk dicuci kemudian direbus, selanjutnya<br />

dicampurkan cabai segar,” tambah Rahma. (lely)


EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Rendra Utama<br />

Ekonomi<br />

3<br />

Hotel di Tujuh Negara pernah ‘Disinggahi’<br />

Pengalaman dan matang. Yaaaa…., kata itu sangat<br />

tepat ditujukan kepada General Manager (GM) Country<br />

Heritage <strong>Surabaya</strong>, Rendra Utama. Lelaki lulusan<br />

International Hotel And Motel School di Isle Of Man<br />

ini malang melintang di dunia perhotelan. Bahkan,<br />

lelaki kelahiran Jakarta, 25 Desember 1972 ini pernah<br />

bekerja di perhotelan di tujuh negara. Suatu pengalaman<br />

yang tak bisa diremehkan.<br />

Rendra, mengawali karirnya di beberapa hotel di<br />

Jakarta. Kemudian nekad hijrah ke luar negeri, hingga<br />

bertahun-tahun dari satu negara ke negera lain. Sedikitnya,<br />

ada tujuh negara pernah dijelajahinya. Meski<br />

begitu Rendra tidak pernah melupakan Indonesia.<br />

“Meski, saya lama di luar negeri, bagaimanapun juga<br />

saya tetap ingin kembali ke tanah air,” kata Rendra,<br />

pekan lalu.<br />

Saat ini Rendra memegang peranan penting di<br />

Country Heritage Hotel, yaitu sebagai GM Country<br />

Heritage Hotel. Meski baru memegang hotel di luar<br />

Jakarta, dan terbiasa memegang hotel di luar negeri,<br />

Rendra, mampu menyesuaikan diri dan mengambil<br />

kendali untuk memberikan inovasi kepada stafnya.<br />

Apalagi, menurut dia, ditengah ketatnya persaingan<br />

hotel di <strong>Surabaya</strong>. “<strong>Surabaya</strong> ini hampir sama seperti<br />

Jakarta. Sama-sama kota besar. Bisa dibilang kota<br />

besar kedua setelah Jakarta. Jadi kami selalu harus<br />

memberikan inovasi yang menarik atau unik supaya<br />

Country Heritage tetap eksis,” ujar Rendra.<br />

Bapak satu anak ini rela meninggalkan anak dan<br />

istrinya yang tetap tinggal di Jakarta. Rendra pulang ke<br />

Jakarta satu minggu sekali untuk menengok keluarganya.<br />

Meski jauh dari keluarga dan sering rindu sama<br />

keluarga, tetapi Rendra tetap semangat memegang<br />

peranan pentingnya di Country Heritage.<br />

Country Heritage ada fasilitas untuk anak-anak.<br />

Jadi orang tua tetap bisa santai sambil mengawasi<br />

anak bermain. Saya memposisikan diposisi orang tua.<br />

Dan ingin menikmati suasana, tetapi tanpa harus repot<br />

untuk mengurusi anak. Jadi ada fasilitas hotel untuk<br />

anak-anak, contohnya ada mainan pasir. (meta vabiola)<br />

NDG, Penuhi Budaya ‘Ngopi’<br />

Arek-arek Suroboyo<br />

Oleh : Bagus Supomo<br />

Pangamat Pariwisata dan Perhotelan Jatim<br />

Minum kopi tak perlu lagi datang ke kafé. Membuat<br />

kopi ala kafé pun kini dapat dilakukan di rumah.<br />

Apalagi prosesnya sangat cepat cukup satu menit<br />

saja. Hal ini, dimaksudkan untuk<br />

menjawab kebutuhan masyarakat urban <strong>Surabaya</strong><br />

yang semakin dinamis, serta menuntut segala sesuatu<br />

yang serba cepat dan berkualitas tinggi.<br />

Misalnya, Nescafe Dolce Gusto (NDG) dengan<br />

desainnya yang unik dan stylish kini mulai<br />

mudah di dapatkan. Sebagai multi beverages<br />

machine, NDG menawarkan kemudahan bagi<br />

para penggunanya untuk mendapatkan minuman<br />

kualitas kafe hanya dengan menjetikkan<br />

jari, dalam waktu kurang dari satu menit.<br />

“Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia,<br />

kami melihat ritme aktivitas masyarakat<br />

<strong>Surabaya</strong> begitu cepat sehingga waktu<br />

menjadi hal yang begitu berharga. Untuk<br />

itu, tidak hanya kenikmatan kopi, NDG ingin<br />

memberikan kesempatan masyarakat<br />

urban <strong>Surabaya</strong> untuk menikmati quality<br />

minutes dengan menghadirkan inovasi yang<br />

dapat menghasilkan minuman berkualitas di<br />

rumah maupun kantor,” kata Marketing Manager<br />

NDG, Irmawati Praharsi, kepada <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong>, disela-sela pameran di Tunjungan<br />

Plaza, pekan lalu.<br />

Dengan kehadiran NDG, kata Irma, bisa<br />

memenuhi tiga sisi kehidupan sekaligus. NDG bisa<br />

digunakan di rumah untuk membuat kopi rasa kafe.<br />

Kemudian, dapat juga dimanfaatkan ketika berada di<br />

kantor. Dari dua sisi itu, kemudian NDC juga bisa<br />

digunakan untuk membangun usaha kafe.<br />

Misalnya, Alek Kowalski – Desainer dan Wirausahawan<br />

pemilik Butik Ore dan Carpentier Kitchen<br />

Café, mengatakan, justru dirinya terinspirasi saat<br />

dirinya sedang berada di Canada beberapa tahun lalu.<br />

‘’Saat itu, saya langsung beli alat/mesin untuk membuat<br />

kopi itu. Baik untuk di rumah maupun kantor,’’<br />

kata Alek, mengenang awal mula membukan usaha<br />

kafe miliknya ini.<br />

Karena itu, bagaimana NDG dapat mendorong<br />

kreativitasnya. Sebagai pecinta kopi, kehadiran NDG<br />

merupakan jawaban atas kebutuhan minuman kopi<br />

berkualitas di dua tempat terpenting kehidupan saya<br />

yaitu rumah dan kantor. Pagi hari saya bisa menikmati<br />

Espresso di rumah dan sorenya bisa menikmati<br />

Cappucino sambil berdiskusi bersama teman-teman<br />

di kantor. ‘’Saya sangat menyukai desain mesin<br />

NDG yang modern dan kekinian, cocok dengan karakter<br />

dan gaya saya,’’ katanya.<br />

Hal serupa juga dikemukakan oleh barista peraih<br />

Top 6 Indonesia Coffee Events 2017, Bagus Prakoso<br />

yang berasal dari <strong>Surabaya</strong>. “Budaya ngopi kini<br />

sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat<br />

<strong>Surabaya</strong>. Banyak orang yang memulai hari mereka,<br />

menemani aktivitas keseharian mereka, dan menutup<br />

hari dengan segelas kopi. Bagi saya, yang mengagumkan<br />

adalah bagaimana NDG memungkinkan<br />

penggunanya untuk membuat sendiri kopi dengan<br />

kualitas ala kafe dimana saja.<br />

‘’Teknologi yang dimiliki mesin tersebut bahkan<br />

dapat membuat siapapun berkreasi dengan latte<br />

art,” papar Bagus Prakoso. Bagus mengacu kepada<br />

Teknologi NDG yang memiliki tekanan 15 bar dan<br />

temperatur yang sama dengan mesin kopi di kafe.<br />

Sehingga, dari segi layer yang dihasilkan, ketebalan<br />

foam, hingga rasa, minuman yang dihasilkan juga<br />

memiliki kualitas ala kafe. (bw)<br />

Secuil Sejarah <strong>Surabaya</strong> dari Harum Kreteknya<br />

Siapa yang mengira perjuangan<br />

Kota <strong>Surabaya</strong> juga ada pada produksi<br />

kreteknya? Warisan dari Liem Seeng<br />

Tee menjadi salah satu kunci jawabannya.<br />

Sebuah tempat yang saat ini<br />

dikenal oleh banyak masyarakat <strong>Surabaya</strong><br />

yang bernama House of Sampoerna<br />

ternyata menyimpan banyak<br />

sekali sejarah berharga. Tempat yang<br />

menyuguhkan paket lengkap bagi setiap<br />

pengunjung ini sangat berharga<br />

untuk dilewatkan bagi siapa saja yang<br />

mengunjungi <strong>Surabaya</strong>.<br />

House of Sampoerna merupakan<br />

sebuah museum yang juga merangkap<br />

sebagai kafe dan juga gift shop atau<br />

toko oleh-oleh. Untuk mengunjungi<br />

Museum House of Sampoerna pengunjung<br />

tidak dipungut biaya. Setelah<br />

selesai menikmati koleksi-koleksi<br />

museum serta keunikan bangunannya,<br />

pengunjung bisa langsung melanjutkan<br />

waktu menyenangkannya dengan<br />

keluarga di The Café House of Sampoerna.<br />

Suatu konsep yang menarik<br />

dan cukup cerdik. Kafe yang ada di<br />

museum ini dapat menarik kalangan<br />

muda-mudi untuk bisa mengunjungi<br />

Museum House of Sampoerna, sambil<br />

menyelam minum air jika kata pepatah.<br />

Benar saja, museum yang kurang<br />

dilirik di kalangan kaum muda-mudi<br />

bisa diatasi dengan cara menyatukannya<br />

dengan tempat berbincang<br />

asik. Sehingga tidak hanya menjadi<br />

pengunjung yang konsumtif, namun<br />

pengunjung juga bisa mendapatkan<br />

pengetahuan sejarah dan menjadi lebih<br />

menghargai sejarah perjuangan.<br />

Sedikit ulasan sejarah tentang museum<br />

yang dikenal sebagai museum<br />

rokok ini. Menurut salah satu pengelola,<br />

tujuan utama pendirian museum<br />

ini adalah bukan untuk menampilkan<br />

koleksi-koleksi yang berhubungan<br />

dengan produksi kreteknya, namun<br />

yang ingin lebih disampaikan adalah<br />

perjalanan sejarah dari awal usaha<br />

kretek ini dijalankan oleh Liem Seeng<br />

Tee hingga meraih sukses. Yakni,<br />

kretek dikenal sejak Hindia Belanda.<br />

Tentu perjalanan tersebut tidak berjalan<br />

lancar, Liem Seeng pernah ditahan<br />

Jepang dan usaha kreteknya diambil<br />

alih Jepang. Namun, akhirnya usaha<br />

kretek Liem berhasil dirintis ulang<br />

hingga kembali dikenal masyarakat<br />

luas.<br />

Jika mengunjungi museum ini,<br />

pengunjung akan menemui berbagai<br />

macam jenis tembakau dan cengkih<br />

dari beberapa daerah dan hal yang<br />

menarik lagi adalah sebuah replika<br />

warung kecil yang menjual kebutuhan<br />

rumah tangga dan juga sepeda tua.<br />

Barang-barang yang dipamerkan di<br />

museum ini seolah kembali menceritakan<br />

perjuangan Liem waktu itu. Museum<br />

ini ternyata juga memiliki peran<br />

terhadap perjuangan kota <strong>Surabaya</strong>.<br />

Museum ini dulunya pernah menjadi<br />

salah satu tempat perjuangan pada November<br />

1945. Para pemuda <strong>Surabaya</strong><br />

berkumpul di tempat ini untuk menghadang<br />

kedatangan tentara sekutu dari<br />

Tanjung Perak. Para pemuda tersebut<br />

menamakan kelompoknya dengan<br />

nama Laskar Sampoerna karena perjuangan<br />

mereka tak lepas dari bantuan<br />

Liem. Cukup menarik untuk mencari<br />

tahu lebih banyak lagi tentang sejarah<br />

museum ini bukan? Maka Museum<br />

House of Sampoerna bisa dijadikan<br />

referensi untuk kunjungan selanjutnya.


4 Opini<br />

Kolom Amak Syariffudin<br />

URUSAN cabai merah yang fungsinya<br />

mengenakkan nafsu makan dan<br />

membuat rasa pedas di mulut, tiba-tiba<br />

di akhir tahun lalu hingga awal tahun ini<br />

harganya melonjak menjadi komoditas<br />

mewah (luxury item). Bayangkan, kalau<br />

harga semula lebih kurang Rp 25.000/<br />

kg tiba-tiba melompat menjadi sekitar<br />

Rp 75.000 hingga Rp 175.000/kg di<br />

daerah tertentu. Disemua wilayah, harganya<br />

melompat, meski berbeda-beda<br />

besarannya. Cabai setengah busuk pun<br />

dibeli orang, terutama untuk digunakan<br />

oleh para penjual makanan. Padahal, cabai<br />

busuk menurut penelitian kesehatan,<br />

dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan<br />

penyakit yang membahayakan.<br />

Meski demikian, para petani cabai dapat<br />

mengambil keuntungan lebih dibanding<br />

musim panen sebelumnya. Namun,<br />

keuntungan yang lebih tinggi justru diambil<br />

oleh tengkulak (kecil hingga besar)<br />

atau pedagang tertentu. Cabai alias<br />

lombok tiba-tiba jadi komoditas mewah.<br />

Para pedagang Kalimantan Selatan mendatangkan<br />

cabai dari Makassar dengan<br />

pengangkutan pesawat terbang menuju<br />

Banjarmasin. Dari kota itu diangkut<br />

lewat sungai ataupun darat menuju<br />

kota pedalamannya. Sehingga jatuhlah<br />

harganya menjadi sekitar Rp 175.000/<br />

kg. Nusa Tenggara Barat (NTB) yang<br />

merupakan sentra cabai mengirimkan<br />

surplus panen cabainya sebesar 20 ton.<br />

Alat transportasinya pesawat terbang,<br />

menuju Jakarta. Biaya lebih murah dan<br />

tidak busuk ketimbang lewat kapal laut.<br />

Namun, harga lokalnya sudah mencapai<br />

Rp 115.000/ton. Itu tidak lain “terkerek”<br />

Capai Ngurusi Cabai<br />

Oleh :<br />

Adig Suwandi<br />

Pemerhati Sosial-Ekonomi<br />

Rekayasa Pertanian<br />

ATAS dedikasinya selama empat dekade menekuni perancangan sistem bermuara<br />

keberhasilan spektakuler dalam pengelolaan agroindustri gula berbasis tebu<br />

di Lampung, Site Director Sugar Group Companies M Fauzi Thoha dianugerahi<br />

gelar doktor honoris causa oleh Institut Pertanian Bogor (12/11/2016). Secara<br />

keteknikan atau rekayasa pertanian (agricultural engineering), ia dinilai berhasil<br />

menciptakan road train yakni kendaraan angkut semacam truk gandeng berdaya<br />

angkut 60 ton dengan kemampuan mendistribusikan tebu dari kebun ke pabrik<br />

pengolahan secara cepat dan efisien agar tidak terlambat sehingga kadar rendemen<br />

tetap bagus.<br />

Sukses industri gula di Lampung telah mendobrak belenggu sejarah dengan<br />

dipatahkannya mitos lama yang menyebut tebu hanya dapat dibudidayakan pada<br />

lahan sawah berpengairan teknis dengan infrastruktur fisik menunjang di Jawa.<br />

Lahan kering dengan tingkat kesuburan lebih rendah dan bereaksi masam pun bila<br />

dikelola berdasarkan prinsip-prinsip budidaya terbaik dan terukur (best and precision<br />

agriculture) terbukti dapat menghasilkan performa berdaya saing. Kondisi<br />

tadi seolah bertolak belakang dengan industri gula di Jawa yang kini dirundung<br />

sejumlah persoalan bersifat struktural akibat jebloknya daya saing secara masif.<br />

Rekayasa pertanian menjadi bagian integral pengelolaan sumber daya terkait penciptaan<br />

agroekosistem dan ekologi industru sesuai kondisi diinginkan.<br />

Sepanjang Tahun<br />

Posisi geografis Indonesia di belahan bumi beriklim tropis memungkinkan<br />

keanekaragaman hayati tinggi berikut radiasi matahari dan curah hujan berlimpah<br />

sepanjang tahun. Kondisi alam tropis memungkinkan pertanian berproduksi<br />

sepanjang tahun dengan beragam komoditas bernilai tambah tinggi menggunakan<br />

masukan energi lebih rendah (less energy input) dibanding kawasan agroekosistem<br />

beriklim temperata.<br />

Tantangan Indonesia dewasa adalah mengembangkan model atau sistem<br />

pertanian bertumpu keunggulan kompetitif sumber daya alam untuk menghasilkan<br />

produk pertanian beragam dengan efisiensi tinggi. Efisiensi menyangkut pola<br />

pemanfaatan energi, materi dan ekonomi tinggi tanpa menimbulkan dampak<br />

lingkungan diikuti kapabilitas meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi dan<br />

masyarakat secara umum. Untuk menjawab tantangan tersebut, rekayasa pertanian<br />

memberikan opsi solusi penting. Di dalamnya menyangkut pemodelan upaya<br />

peningkatan produksi oleh sumber daya manusia tangguh dan memiliki kompetensi<br />

teknis-managerial memadai sejalan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan.<br />

Pada gilirannya rekayasa pertanian berkontribusi mencapai swasembada sejumlah<br />

komoditas tertentu dan bahkan ekspor diikuti terus membaiknya derajat kesejahteraan<br />

masyarakat.<br />

Secara keilmuan, rekayasa pertanian adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari<br />

pertanian melalui pendekatan rekayasa dengan melakukan transformasi<br />

sumber daya alam secara efisien dan efektif untuk kebutuhan manusia. Rekayasa<br />

pertanian menitikberatkan pada beberapa disiplin keilmuan antara lain dasar-dasar<br />

perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi dan penerapan unsur-unsur<br />

kesatuan sistem produksi seperti manusia, mesin dan peralatan, serta sumber daya<br />

pertanian. Penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam<br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

harga ekspornya ke Jakarta, meskipun<br />

menurut Kepala Dinas Pertanian NTB<br />

Husnul Fauzi (9/1), produksi cabai NTB<br />

mencapai 105.000 ton dari lahan 5.300<br />

hektare. Malahan dia kawatir, pedagang<br />

memborong dan mengeluarkan dari<br />

NTB, yang akhirnya daerah itu kekurangan<br />

cabai! Lain lagi upaya Pemerintah<br />

Kota (Pemkot) <strong>Surabaya</strong>. Yakni,<br />

mengadakan operasi-pasar cabai rawit.<br />

Peristiwa pertama kalinya dalam sejarah<br />

operasi-operasi pasar bahan makanan.<br />

Namun, masyarakat menganggap, stok<br />

untuk itu kurang. Sebab, hanya butuh<br />

waktu pendek, ludeslah cabai itu!<br />

Alasan lonjakan harga cabai sekarang,<br />

cuaca yang disalahkan. Curah hujan<br />

berlebihan, sehingga banyak cabai rusak/<br />

membusuk. Juga bermunculan hama<br />

tanaman. Belum lagi mulai muncul pencurian<br />

cabai di lahan pertanian milik para<br />

petani. Kisahnya sama dengan tanaman<br />

bawang merah. Dari status komoditas<br />

pembuat pedas di mulut, kini bertambah<br />

fungsinya sebagai lontaran ucapan pedas<br />

dari mulut, yang menuduh pemerintah<br />

kurang tanggap. Ada pendapat, agar<br />

pemerintah melakukan pembelian cabai<br />

sewaktu panen raya dan disimpan. Bila<br />

terjadi kelangkaan cabai. dioperasi-pasarkan.<br />

Masalahnya, sifat cabai tidak seperti<br />

beras atau jagung. Disimpan dua hari<br />

saja, sudah mulai berubah membusuk.<br />

Meskipun disimpan di lemari es.<br />

Konsumen cabai bukan hanya yang<br />

secara langsung membuat sambal ketika<br />

mengolah makanan selera Indonesia atau<br />

Asia. Akan tetapi terbanyak diserap oleh<br />

industri makanan untuk produknya, antara<br />

lain untuk sambal jadi, dan banyak untuk<br />

menu makanan lainnya. Pemerintah<br />

selalu dilibatkan kalau urusan produk dan<br />

harga menjadi masalah. Ngurusi cabai<br />

seperti sekarang bisa menjadikan capai<br />

pada pikiran dan upaya, meskipun belum<br />

tentu tercapai yang seperti direncanakan.<br />

Lalu saya teringat kembali saat<br />

musim dingin seperti sekarang ini ketika<br />

naik kereta api ekspres dari Seoul, ibu<br />

kota Korea Selatan arah selatan, kira-kira<br />

sepuluh tahun lewat. Sepanjang mata<br />

memandang hamparan lahan-lahan pertanian<br />

terlihat tenda-tenda plastik atau<br />

vinyl berwarna keputihan yang atapnya<br />

melengkung mencapai tanah sehingga<br />

bagaikan hanggar-hanggar pesawat terbang<br />

militer. Ketika esok harinya berkesempatan<br />

meninjau pusat-pusat koperasi<br />

pedesaan yang disebut Semaul Umdong,<br />

ternyata tenda-tenda plastik itu bukannya<br />

tempat para petani berkemah, melainkan<br />

semacam green house beberapa jenis<br />

tanaman sayuran. Terbanyak jenis ginseng<br />

untuk sayur mayur. Yakni ginseng<br />

yang ditanam dan dipanen untuk keperluan<br />

kuliner. Kalau ginseng untuk obat<br />

tradisionalnya, biasanya diambil dari<br />

dalam hutan/ pegunungan. Harganya cukup<br />

mahal. “Kemah-kemah” itu tak lain<br />

melindungi tanaman sayur mereka dari<br />

udara dingin, terutama salju. Maklum,<br />

semenanjung Korea terletak di kawasan<br />

iklim Kutub Utara. Terkadang mereka<br />

membuat udara panas di dalam tendatenda<br />

itu apabila suhu dingin meningkat<br />

dan terjadinya fenoma alam yang bisa<br />

menghancurkan tanaman sayur mayur.<br />

Ke beberapa kawasan pertanian di perfecture-perfecture<br />

di Jepang, teknologi<br />

pertanian semacam itu juga digunakan<br />

untuk melindungi tanaman jenis sayurannya.<br />

dari cuaca dingin.,Sedangkan<br />

jenis tanaman sayur mayur kita yang<br />

rentan cuaca dan hama justru yang menjadi<br />

komoditas utama masyarakat. Untuk<br />

kepentingan rumah tangga maupun bahan<br />

baku industri kuliner. Seperti cabai,<br />

bawang merah, sayur-mayur dan lainlain.<br />

Jenis-jenis tersebut penanamannya<br />

perlu peningkatan terus inovasi teknologi<br />

pertanian. Salah satunya, mungkin dengan<br />

tenda-tenda vinyl atau plastik. Harus<br />

diakui, biaya material teknologi pertanian<br />

itu tidak kecil. Karenanya, barangkali<br />

koperasi-koperasi pedesaan ataupun<br />

dinas-dinas pertanian provinsi dan kabupaten<br />

mendukungnya (lewat pengadaan<br />

materialnya, bantuan, atau dorongan<br />

kredit) serta pelatihan cara cocok tanam<br />

yang disesuaikan dengan teknologi tersebut.<br />

Dari sisi itulah pemerintah ikut campur<br />

urursan pertanian sayur mayur. tersebut.<br />

Tentu saja biaya cocok tanamnya<br />

lebih tinggi. Karenanya, pemerintah bisa<br />

menetapkan standar harga jual produk<br />

sayur-mayur tersebut dengan memperhitungkan<br />

ongkos dan material pertaniannya<br />

diperbandingkan dengan daya beli<br />

masyarakat.. Jadi bukan membeli sebanyak-banyaknya<br />

sewaktu hasil panen raya<br />

lalu disimpan. Itu berarti buang duit anggaran,<br />

Karena yang disimpan itu busuk<br />

dan hancur. ***<br />

rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya (alam dan pertanian) untuk<br />

kesejahteraan manusia menjadi kata kunci.<br />

Secara generik rekayasa pertanian menyangkut cara meningkatkan efisiensi<br />

usaha pertanian dalam mencapai tingkatan tinggi terkait produktivitas, mutu,<br />

kontinuitas pasokan produk-produk pertanian, kesejahteraan petani, dan kelestarian<br />

lingkungan. Efisiensi tersebut meliputi lahan, tenaga kerja, energi, dan sumber<br />

daya (benih, pupuk, dan air). Spesialisasi bidang teknik pertanian mencakup<br />

banyak bidang mengenai desain proses dan alat mesin bidang pertanian. Sedangkan<br />

pertanian dalam arti luas adalah kegiatan memanen radiasi matahari untuk<br />

dimanfaatkan bagi perbaikan kualitas hidup manusiasejagad raya dan lingkungan.<br />

Ini berarti mencakup budidaya tanaman pertanian , peternakan, perikanan, pengolahan<br />

hingga produk hasil pertanian siap dikonsumsi masyarakat.<br />

Ditilik dari alur sejarahnya, teknologi pertanian secara keilmuan merupakan<br />

hibrida ilmu teknik dan ilmu pertanian. Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam<br />

lingkup teknologi pertanian sendiri dipicu kebutuhan akan pembukaan lahan<br />

pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun Eropa medio abad ke-18.<br />

Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan dampak besar<br />

terhadap bidang rekayasa pertanian sejalan berkembangnya ranah sistem dan<br />

manajemen pengoperasian alat/mesin (mekanisasi) pertanian. Proses dimaksud<br />

merupakan aplikasi manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi<br />

pertanian.<br />

Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan<br />

dengan ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan dan otot lewat<br />

sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada<br />

sistem pertanian, menjadikan rekayasa pertanian berkembang menjadi sistem<br />

rekayasa pertanian (agricultural system engineering). Obyek formal berupa<br />

kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi<br />

sebagai sistem hayati dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara<br />

holistik. Dalam pendekatan ini sumber daya hayati berupa mikroorganisme turut<br />

dijadikan obyek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa.<br />

Percepatan Industri<br />

Penerapan rekayasa pertanian diyakini akan sangat membantu percepatan<br />

industrialisasi pertanian dalam arti luas. Sektor pertanian di Indonesia<br />

membutuhkan sumber daya manusia tangguh diikuti kompetensi memadai<br />

untuk bisa berkontribusi secara nyata pada pembangunan pertanian secara<br />

berkelanjutan. Sumber daya manusia yang dibentuk tidak hanya harus capable<br />

menjawab tantangan dan isu terkini, melainkan juga bagaimana merekonstruksi<br />

arah kehidupan mendatang yang lebih baik. Dunia tanpa kelaparan dan<br />

pembangunan ekonomi yang mampu memberikan kemaslahatan kepada<br />

terpenuhinya hajat hidup orang banyak.<br />

Rekayasa pertanian dikembangkan dengan landasan sains hayati kuat dan<br />

mengkombinasikan ilmu-ilmu pertanian konvensional dengan; prinsip-prinsip<br />

rekayasa biosistem di atas.. Prinsip-prinsip rekayasa biosistem diaplikasikan<br />

untuk membangun dan mengelola sistem pertanian guna mencapai efisiensi<br />

energi, materi dan ekonomi secara optimal. Falsafah teknologinya berangkat<br />

dari praktik-empirik bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistikvitalistik<br />

dengan penekanan pada obyek formal kerekayasaan dalam pembuatan<br />

dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi, serta<br />

pengolahan dan pengamanan hasil produksi.<br />

Obyek formal dalam pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus<br />

budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan<br />

mutu hasil panen diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan<br />

serta pemasaran hasil. Secara luas cakupan teknologinya meliputi berbagai<br />

penerapan ilmu teknik pada obyek formal dari budidaya sampai pemasaran.<br />

Dari sinilah berbagai persoalan pertanian kontemporer yang tidak mungkin<br />

terselesaikan dengan cara-cara lama memerlukan dukungan rekayasa pertanian.<br />

TABLOID<br />

Pemimpin umum<br />

Nyoman Sudapet<br />

Pemimpin Redaksi/<br />

Penanggung Jawab<br />

Bambang Wiliarto<br />

Redaktur Pelaksana/Korlip<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Redaktur<br />

Antonius Andhika<br />

Wartawan Senior<br />

HM Taufiq<br />

Anggota Redaksi<br />

Antonius Andhika, Lely Yuana, Meta<br />

Vabiola, Romadhona, Samudera,<br />

Yenny Noer R<br />

Gresik<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Mojokerto<br />

Nyoto Eko Sudarmanto,<br />

Kartiwi,<br />

Machradji Machfud<br />

Malang & Batu<br />

Erno<br />

Lamongan<br />

Samudra<br />

Blitar<br />

Khoirul Abadi<br />

Tuban<br />

Imam Suroso<br />

Madiun<br />

Ajun Ally<br />

Ngawi & Magetan<br />

Eko Setiyowati<br />

Probolinggo<br />

Yusron Fuadi<br />

Fotografer<br />

Romadhona Yulian BW<br />

Marketing<br />

Noor NH<br />

Desain Grafis<br />

M. Hadi Widjaja<br />

Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi<br />

- Raya Darmo Permai III A5-A8<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

Telp. 031-7317457 Fax. 031-7315994<br />

- Permata Darmo Bintoro 22 -23 Jalan<br />

Ketampon <strong>Surabaya</strong><br />

Telp. 031 5668432, 5633456. Fax. 031<br />

5675240.<br />

Email<br />

editor_bisnis@yahoo.co.id<br />

Penerbit :<br />

PT <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> Pos<br />

Rekening Bank Jatim<br />

075-1004-753<br />

a/n PT Tarukan Media Dharma<br />

Pencetak :<br />

PT Percetakan Bali Post<br />

Jl. Kebo Iwa 63A Denpasar Barat<br />

Perwakilan :<br />

Jalan Kepundung 67 A, Telp. 0361<br />

225764, 225765. Fax. 0361 227418<br />

Denpasar, Jalan Palmerah Barat 21 F,<br />

Telp. 021 5357602. Fax. 021 5357605<br />

Jakarta.<br />

Iklan Peluang Emas Tarif Iklan<br />

Mini/Baris : Rp 11.000 (30 Karakter)<br />

minimum 2 baris, maksimum 10 baris<br />

(bayar dimuka),<br />

Iklan Display Full Colour : Rp<br />

15.000/mmk<br />

Advertorial Colour : Rp 10.000/mmk<br />

Iklan Keluarga/Sosial : Rp 5.000/<br />

mmk<br />

Informasi dan Pemasangan Iklan<br />

Hubungi : 031 5668432/5633456,<br />

Fax. 031 5675240<br />

“ Jika pers merugikan,<br />

jangan main hakim sendiri,<br />

gunakan hak jawab atau<br />

adukan ke Dewan Pers”<br />

( Pesan ini disampaikan <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> dan Dewan Pers )<br />

Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl.<br />

Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel.<br />

(021) 3521488, 3504874, 3504874 -<br />

75, Fax (021) 3452030,<br />

E-mail : dewanpers@cbn.net.id<br />

Twitter : @dewanpers<br />

Website : www.dewanpers.or.id /<br />

www.presscouncil.or.id<br />

WARTAWAN BISNIS SURABAYA SELALU<br />

MEMBAWA TANDA PENGENAL , DAN<br />

TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/<br />

MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER


EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

PERGERAKAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA SEPEKAN<br />

Bank<br />

5<br />

TANGGAL<br />

AUD EUR HKD JPY SGD USD<br />

Tingkatkan Perfomance <strong>Bisnis</strong>, Bank Jatim Jalin<br />

Kerjasama dengan Bank Mandiri<br />

Sumber : BI(ton)<br />

Terus perfomance dalam peningkatan bisnis Bank<br />

Jatim, Pemerintah Pusat dan Pemprov Jawa<br />

Timur sepakat melakukan kerjasama antar bank,<br />

yaitu Bank Mandiri.<br />

Kesepakatan itu diwujudkan dalam bentuk penandatangan<br />

kerjasama antara Direktur Utama Bank Jatim, Soeroso,<br />

dan Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo.<br />

Penandatangan disaksikan Gubernur Jawa<br />

Timur, Soekarwo, dan Menteri BUMN, Rini Sumarno,<br />

saat di <strong>Surabaya</strong>, Rabu (11/1).<br />

“Melalui kerjasama ini, diharapkan Bank Mandiri<br />

dapat melakukan ‘bridging’ pendanaan kepada Bank<br />

Jatim,” kata Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur<br />

Jatim ini. Dengan demikian, lanjutnya, berbagai proyek<br />

strategis Jawa Timur diharapkan dapat segera terwujud.<br />

Proyek-proyek strategis tersebut terutama pembangunan<br />

jalan tol Krian, Legundi, Bunder, Manyar (KLBM)<br />

sepanjang 38,28km senilai Rp 12,22 triliun. Selain itu<br />

juga pembangunan dermaga Probolinggo senilai Rp 1,9<br />

triliun, untuk pembangunan dermaga, peralatan, dan<br />

reklamasi.<br />

Sehingga diharapkan kedepan proyek penggemukan<br />

sapi untuk mendukung stok nasional juga bisa terealisasi.<br />

“Kita berharap jika proyek sapi ini berhasil, harga daging<br />

nasional akan turun, sebagaimana diharapkan oleh Bapak<br />

Presiden,” ujar Pakde Karwo.<br />

Terkait besaran bunga pinjaman, Gubernur berharap<br />

nilainya dapat di bawah bunga korporasi. Jika bunga korporasi<br />

saat ini sebesar 12 persen, maka melalui kerjasama<br />

ini diharapkan bisa single digit, yakni antara 7-8 persen.<br />

Sedangkan untuk penggemukan daging yang melibatkan<br />

banyak petani, diharapkan bunga hanya sebesar 4 persen.<br />

Oleh karena itu, penandatangan kerjasama ini akan ditindaklanjuti<br />

pertemuan-pertemuan teknis kedua belah pihak.<br />

Di kesempatan ini, Menteri BUMN Rini Sumarno juga<br />

menyampaikan persetujuannya terhadap usulan Gubernur<br />

Jawa Timur agar Pemprov Jatim, melalui BUMD-nya, PT<br />

PWU diberikan alokasi saham lebih besar dibanding saat ini<br />

pada proyek tol KLBM. “Alhamdullilah, ke depan PT PWU<br />

memiliki saham lebih tinggi dibanding swasta,” tutur Pak<br />

De Karwo, didampingi para pejabat ekonominya. Antara<br />

lain Asisten Perekonomian dan Pembangunan Fattah Yasin,<br />

Kepala Bappeda Budi Setiawan, dan Kepala BPKAD,<br />

Jumadi.<br />

Seperti diketahui, proyek pembangunan jalan tol KLBM<br />

akan dikerjakan oleh PT Waskita Bumi Wira, yang<br />

merupakan kerjasama antara pemerintah melalui PT<br />

Jasa Marga, pihak swasta yaitu PT Energy Bumi Mining,<br />

dan Pemprov Jawa Timur. Komposisi kepemilikan<br />

saham jalan tol ini, yakni PT PWU 20 persen, PT Energy<br />

Bumi Mining 25 persen , dan PT Waskita Karya 55<br />

persen. Jalan tol KLBM tersebut sudah diresmikan oleh<br />

Menteri PU tanggal 5 Desember yang lalu di Jakarta.<br />

Menurut Kepala Biro Humas Setda Prov Jatim,<br />

Benny Sampirwanto, gubernur berharap Pemprov Jawa<br />

Timur dapat diberikan saham menjadi 35 persen dalam<br />

kepemilikan saham jalan tol KLBM., Benny mengatakan,<br />

realisasi proyek-proyek strategis Jawa Timur<br />

tersebut, merupakan prioritas Gubernur Soekarwo<br />

karena pembangunan infrastruktur dinilai sangat mempengaruhi<br />

kualitas lalu lintas aktivitas ekonomi di Jatim.<br />

Hal ini akan berdampak pada kualitas industri<br />

produk asal Jatim, dengan begitu produk asal Jatim diharapkan<br />

bisa semakin kompetitif. “Termasuk dalam hal<br />

pemberian bunga perbankan murah yang berdampak positif<br />

dalam pemberian pelayanan murah dan berkualitas kepada<br />

masyarakat,” pungkas Benny.(ton)<br />

Serah Terima Jabatan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur<br />

Tepat Rabu, 11 Januari 2016,<br />

bertempat di Ruang Singosari Kantor<br />

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi<br />

Jawa Timur, berlangsung serah<br />

terima jabatan (Sertijab) Kepala<br />

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi<br />

Jawa Timur. Peralihan pemimpin<br />

Kantor Perwakilan Bank Indonesia<br />

Provinsi Jawa<br />

Timur dari Benny<br />

Siswanto kepada<br />

Difi Ahmad Johansyah<br />

disaksikan<br />

langsung oleh<br />

Gubernur Bank<br />

Indonesia, Agus D.W Martowardojo<br />

dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.<br />

Selain itu hadir pula para undangan<br />

dari MUSPIDA Jawa Timur,<br />

Bupati/Walikota, jajaran Pemerintah<br />

Provinsi Jawa Timur, Kepala Otoritas<br />

Jasa Keuangan Regional IV, Pimpinan<br />

Perbankan Jawa Timur, serta<br />

stakeholder Bank Indonesia lainnya.<br />

Terkait acara tersebut, Gubernur<br />

Bank Indonesia memberikan<br />

apresiasi kepada Kepala Perwakilan<br />

Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur<br />

sebelumnya yakni Benny Siswanto<br />

yang telah berkontribusi aktif dalam<br />

mendorong pengembangan ekonomi<br />

dan mengawal inflasi, serta menjaga<br />

kelancaran sistem pembayaran dan<br />

stabilitas sistem keuangan di Jawa<br />

Timur.<br />

Pencapaian dimaksud terlihat<br />

pada periode kepemimpinan Benny<br />

Siswanto, Provinsi Jawa Timur<br />

meraih beberapa penghargaan dalam<br />

upaya pengendalian inflasi daerah<br />

yaitu TPID terbaik tahun 2015 dan<br />

TPID Terinovatif<br />

Tahun 2016.<br />

Selain itu, Bank<br />

Indonesia Provinsi<br />

Jawa Timur terus<br />

mendorong Gerakan<br />

Nasional Non<br />

Tunai dalam transaksi pemerintah<br />

maupun publik. Penyelenggaraan kas<br />

kapal keluar pulau bekerjasama dengan<br />

TNI AL rutin dilakukan untuk<br />

menjaga kecukupan dan kelayakan<br />

uang beredar di pulau – pulau terluar<br />

Jawa Timur. Tidak kalah pentingnya,<br />

koordinasi dan sinergi dengan OJK<br />

Regional IV dan Perbankan melalui<br />

Badan Musyawarah Perbankan Daerah<br />

(BMPD) berjalan dengan baik.<br />

Pasca 2 (dua) tahun memimpin<br />

Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur,<br />

Benny Siswanto diberikan mandat<br />

untuk menjadi Kepala Departemen<br />

Regional I yang membawahi Kantor<br />

Perwakilan Bank Indonesia di<br />

wilayah Sumatera.<br />

Kepala Perwakilan Bank Indonesia<br />

Provinsi Jawa Timur yang baru,<br />

Difi Ahmad Johansyah sebelumnya<br />

diberikan mandat sebagai Kepala<br />

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi<br />

Sumatera Utara. Difi Ahmad Johansyah<br />

juga pernah menjabat sebagai<br />

Kepala Departemen Komunikasi<br />

Bank Indonesia. Ke depan, dalam<br />

kepemimpinannya, Bank Indonesia<br />

Provinsi Jawa Timur akan semakin<br />

meningkatkan koordinasi dan<br />

komunikasi, serta bersinergi dengan<br />

Pemerintah dalam memberikan<br />

kontribusi positif dalam mengawal<br />

inflasi, mendorong pengembangan<br />

ekonomi daerah, menjaga kelancaran<br />

sistem pembayaran, dan menjamin<br />

stabilitas sistem keuangan di Jawa<br />

Timur.


6<br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Latte Art<br />

Kombinasi Good Taste dan Good Visual<br />

Kopi bergambar. Yaaa…., bagi pecinta kopi yang sering minum di kafe atau restoran,<br />

pasti terbiasa melihat “kopi bergambar” atau latte art. Untuk membuat latte art, selain<br />

perlu kepiawaian barista juga perlu racikan espresso dan susu yang tepat.<br />

“Saya sering bertanya<br />

kepada konsumen, apakah latte<br />

art penting atau tidak. Ternyata<br />

jawaban yang saya dapatkan, latte<br />

art penting,’’ kata Vikki Raharja,<br />

seorang barista Indonesia dalam<br />

acara “Taste Your Temperatur”<br />

bersama Toffin. Ia menyatakan,<br />

ada konsumen yang begitu<br />

disajikan latte art langsung motret<br />

dan posting ke media sosial. Ada<br />

juga yang bilang latte art adalah<br />

bonus dari espresso.<br />

Vikki menuturkan bagi<br />

seorang barista, latte art<br />

merupakan takdir untuk bisa<br />

menyajikan minuman yang<br />

good taste dan seni yang good<br />

visual. Kombinasi good taste<br />

dan good visual ini juga menjadi<br />

parameter penilaian di ajang<br />

lomba. “Kekontrasan warna<br />

dan kesimetrisan gambar yang<br />

disajikan sanggat penting,” ujar<br />

Vikki.<br />

Pria yang berlatar belakang<br />

sarjana teknik nuklir ini<br />

menceritakan pengalamannya<br />

ikut lomba latte art. Pada 2012<br />

ia ikut di sebuah kompetisi di<br />

Jakarta. Hanya bermodal keahlian<br />

membuat gambar tulip tiga slice,<br />

Vikki berhasil meraih juara 3.<br />

Dua tahun kemudian, ia ikut event<br />

di Bali. Di babak kualifikasi, pria<br />

yang menjadi barista sejak 2008<br />

ini menjadi juara 1. Tetapi di<br />

babak final ia gagal.<br />

“Barista bukan hanya jago<br />

membuat latte art tetapi harus<br />

membuat espresso yang enak.<br />

Sayang sekali, waktu itu,<br />

gambar saya bagus tetapi, rasa<br />

espressonya jelek. Saya malu.<br />

Saya pun menjadikan itu sebagai<br />

pengalaman,” kenangnya.<br />

Ia menjelaskan, latte art<br />

adalah cara menyiapkan kopi<br />

dengan menuangkan susu panas<br />

ke secangkir espresso dan<br />

menciptakan pola atau desain<br />

di permukaan latte. Selain<br />

itu, bisa pula dengan langung<br />

“menggambar” di lapisan<br />

atas busa. Hiasan khas yang<br />

memperindah kopi ini disebut<br />

latte art. Ada yang membuat<br />

gambar cemara, jantung, bebek,<br />

naga, dan berbagai kreasi lainnya.<br />

Saat barista beraksi,<br />

pengunjung biasanya menonton<br />

dan tertegun takjub. Ada juga<br />

yang langsung mengabadikan<br />

dengan ponsel lalu mengunggah<br />

ke media sosial. Betapa dengan<br />

mudahnya para barista ini<br />

memeragakan ‘melukis’ kopi<br />

dengan susu yang dibuat<br />

sedemikian rupa. Memang<br />

diperlukan keterampilan khusus<br />

agar latte art lahir dengan<br />

sempurna. “Saya dulu belajar<br />

dari YouTube. Satu hari bisa<br />

menghabiskan 10 karton susu<br />

untuk belajar,” ujar barista yang<br />

pernah bekerja di Kroasia ini.<br />

Dari pengalamannya, Vikki<br />

akhirnya berhasil menemukan<br />

formula yang sesuai untuk<br />

membuat latte art. Racikan<br />

espresso dan susu yang sudah<br />

di-steam ini juga dipengaruhi<br />

ketepatan mengatur temperatur<br />

mesin. Ia menambahkan,<br />

sekarang dengan mesin kopi yang<br />

canggih, barista sangat terbantu<br />

untuk membuat bahan latte art.<br />

Kadang kala, ia bercanda, kalau<br />

kombinasi espresso dan susu<br />

sudah tepat, tinggal tuang saja<br />

sudah menghasilkan latte art.<br />

Barista Ibarat Pelukis<br />

Latte art terjadi karena<br />

bantuan susu yang dipanaskan<br />

dengan steamer dan membentuk<br />

microfoam. Kehadiran microfoam<br />

ini mengubah karakteristik<br />

dari susu cair biasa. Dalam<br />

bahasa ilmiah proses ini disebut<br />

denaturasi. Susu terdiri dari<br />

lemak, gula dan protein. Ketika<br />

susu diuapkan maka lemak<br />

mengurai dan memecah gula yang<br />

ada padanya dan membuat susu<br />

terasa lebih manis. Susu yang<br />

telah menghasilkan microfoam<br />

inilah yang dituangkan barista ke<br />

dalam espresso dan bisa dibentuk<br />

menjadi berbagai desain. Vikki<br />

mengaku latar belakangnya<br />

sebagai sarjana teknik nuklir<br />

membantunya untuk memahami<br />

proses latte art ini.<br />

Barista yang akan membuat<br />

latte art ibarat pelukis yang akan<br />

melukis. Jika seorang pelukis<br />

memerlukan kuas dan kanvas,<br />

maka barista memerlukan milk<br />

jug sebagai kuas dan secangkir<br />

espresso sebagai kanvas. Tuangan<br />

susu yang diatur sedemikian rupa<br />

bisa menghasilkan kreasi yang<br />

luar biasa.<br />

Vikki juga pernah ikut<br />

kompetisi di Jepang dan<br />

Singapura. Baginya kalah dan<br />

menang hal biasa. Yang penting,<br />

bisa mendapatkan pengalaman dan<br />

mengukur kemampuan. “Bekerja<br />

dan berkreasi di industri kopi<br />

membuat saya memiliki banyak<br />

teman, banyak pengalaman, dan<br />

merasakan hidup lebih hidup.<br />

Saya tidak suka bekerja monoton,<br />

selalu ingin suasana berbeda,” ujar<br />

pria yang pernah bekerja di sebuah<br />

perusahaan minyak multinasional<br />

selama setahun kemudian banting<br />

stir kemudian memilih fokus di<br />

industri kopi. Ia pun selalu mengupdate<br />

pengetahuannya tentang<br />

kopi.<br />

Menurut Vikki ada tanggung<br />

jawab besar yang diemban seorang<br />

barista. Barista merupakan<br />

level terakhir yang menyajikan<br />

perjalanan panjang kopi dari<br />

petani hingga ke konsumen.<br />

“Barista tidak hanya membuat<br />

kopi untuk disajikan kepada<br />

konsumen. Ada tanggung jawab<br />

besar dari sebuah proses panjang.<br />

Kalau kopi yang disajikan tidak<br />

enak, kan kasihan petani yang<br />

sudah bersusah payah untuk<br />

menanam dan merawat kopinya.<br />

Kasihan juga roaster-nya. Karena<br />

itu, menjadi barista merupakan<br />

pekerjaan yang penuh tanggung<br />

jawab dan memerlukan sentuhan<br />

hati,” ungkap Vikki.<br />

Perkembangan industri<br />

kopi juga membuat kopi tak<br />

lagi menjadi menu tambahan<br />

tetapi menjadi menu utama.<br />

Hal ini membuat banyak yang<br />

berkiprah di industri kopi. Ada<br />

yang menggunakan manual<br />

brew sampai memakai mesin<br />

canggih. Kopi pun tak hanya<br />

dijual di restoran dan kafe,<br />

beberapa barbershop dan distro<br />

pun memasukan kopi sebagai<br />

produk yang dijual. (ngurahbudi@<br />

cybertokoh.com)


EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Gerbang Jatim<br />

7<br />

Menteri Perindustrian<br />

Airlangga Hartarto<br />

didampingi Wakil<br />

Gubernur Jatim<br />

Saifullah Yusuf dan<br />

Direktur Utama Semen<br />

Indonesia Rizkan<br />

Chandra mengunjungi<br />

booth inovasi.<br />

Semen Award Hasilkan Keuntungan Rp 880 Miliar<br />

Perhelatan Semen Indonesia Award on Innovation<br />

Award (SMI-AI) dari tahun ke tahun terus menunjukkan<br />

kemajuan signifikan. Sejak kali pertama dihelat pada<br />

2010, jumlah potensi benefit yang dihasilkan terus<br />

melambung. Demikian pula partisipasi peserta maupun<br />

jumlah inovasi yang dihasilkan dari masing-masing<br />

opco.<br />

Untuk SMI-AI tahun 2015-2016, nilai potensi benefit<br />

yang dihasilkan mencapai Rp 880 miliar, atau meningkat<br />

dibanding tahun sebelumnya (2014) senilai Rp 777<br />

miliar. “Kalau tahun sebelumnya sebesar Rp 777 miliar,<br />

tahun ini mendekati Rp 900 miliar,” kata Dirut Semen<br />

Indonesia Rizkan Chandra saat memberikan sambutan<br />

dalam SMI-AI di Wisma A Yani, Gresik, Senin (9/1).<br />

Sementara itu Menteri Perindustian Airlangga<br />

Hartarto yang didaulat membuka pergelaran SMI-AI<br />

2015-206 menegaskan, event ini wajib dipertahankan<br />

karena terbukti mampu meningkatkan keunggulan<br />

perusahaan. Keunggulan kompetitif sangat diperlukan<br />

untuk menghadapi persaingan industri semen yang<br />

semakin ketat.<br />

“Kelebihan kapasitas domestik sejak 2015 telah<br />

mencapai 25 persen, dan diperkirakan meningkat jadi 30<br />

persen pada tahun 2018,” kata Airlangga..(sam)<br />

Buah Naga Hitam lebih Menjanjikan<br />

Permintaan Bibit Terus Meningkat<br />

TINGGINYA permintaan buah naga,<br />

mendorong petani komoditi ini lebih kreatif.<br />

Seperti, mengembangkan buah naga varietas<br />

hitam dan orange. Buah naga unik ini mulai<br />

dikembangkan<br />

Ahmad Munawir (36), warga Dusun<br />

Sidorejo Kulon, Desa Yosomulyo, Kecamatan<br />

Gambiran.<br />

Hampir setahun terakhir, pria ini mengembangkan<br />

buah naga yang tergolong baru tersebut.<br />

Menurut Munawir, buah naga hitam dan<br />

orange merupakan pengembangan dari varietas<br />

sebelumnya. ‘’Ya, memang ini adalah varietas<br />

unggul yang sangat baru,” kata Munawir<br />

pada <strong>Bisnis</strong> Banyuwangi, pekan lalu.<br />

Ditambahkan, dua jenis varietas naga ini<br />

memiliki prospek yang lebih menjanjikan.<br />

Terbukti, permintaan bibit keduanya terus<br />

meningkat. Bahkan, mulai dilirik luar daerah.<br />

Menurutnya, proses penanaman dan pemeliharaan<br />

buah naga hitam dan orange itu sama<br />

dengan naga biasa, warga merah atau putih.<br />

Sehingga, tetap cocok dikembangkan di dataran<br />

Banyuwangi.<br />

Cara pembibitan yang paling baik, kata<br />

dia,menggunakan tekhnologi stek atau penyambungan.<br />

Prosesnya, setelah bibit siap ditanam,<br />

lalu menyiapkan<br />

media atau lahan<br />

yang cukup mendapat<br />

sinar matahari.<br />

Adapun Rasa dari<br />

buah naga hitam dan<br />

orange ini dijamin<br />

beda. Lebih, manis.<br />

Kandungan zat<br />

betakarotin 500 mg,<br />

antioksidan, dan vitamin<br />

E dalam buah<br />

naga hitam sangat<br />

baik bagi kesehatan.<br />

Tak heran, jika<br />

buah naga hitam banyak<br />

diburu pasar. Harganya<br />

juga jauh lebih<br />

mahal dibandingkan<br />

buah naga biasa. Harga<br />

buah naga hitam dan orange bisa tembus Rp<br />

50.000 per kilogram.<br />

Di Banyuwangi, buah naga hitam dan orange<br />

belum banyak yang mengembangkan.<br />

Padahal, proses perawatannya juga mudah.<br />

Pihaknya menyarankan para petani mulai<br />

mengembangkan buah naga jenis baru ini.<br />

Apalagi, jika dikembangkan secara organik.<br />

“ Yang jelas, prospeknya lebih menjanjikan,”<br />

pungkasnya. (eko)<br />

Satwa Taman Wisata<br />

Umbul Square Madiun<br />

Kukang Jawa<br />

Seekor hewan Kukang<br />

(Nycticebus) Jawa<br />

berumur 5 bulan koleksi<br />

Taman Wisata Madiun<br />

Umbul Square.(jun)<br />

Buaya<br />

Muara<br />

Seekor anak buaya muara (Crocodylus porosus) umur 4 bulan koleksi<br />

Taman Wisata Madiun Umbul Square, Desa Glonggong, Kecamatan<br />

Dolopo, Kabupaten Madiun. Foto diambil Minggu 8 Januari 2017


8 <strong>Bisnis</strong> Pantura<br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Kota Soto Mulai Terapkan<br />

Full Day School<br />

Penerapan Full Day School (FDS) oleh pemerintah pusat<br />

belum lagi dluncurkan, bahkan di sejumlah daerah yang dijadikan<br />

percontohan sekalipun. Namun Pemkab Lamongan sudah start<br />

duluan, dua SMPN di Kota Soto itu sudah menerapkan FDS secara<br />

penuh.<br />

Peluncuran program FDS di Lamongan itu dilakukan Bupati<br />

Fadeli dilakukan secara simultan di dua sekolah perkotaan, yakni<br />

SMPN 1 dan SMPN 2 Lamongan, Rabu (11/1). Selanjutnya, seluruh<br />

sekolah menengah pertama di Lamongan bakal menerapkan FDS.<br />

Bupati Fadeli menyebutkan dia mendukung penuh Program<br />

FDS dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Karena<br />

dia percaya, Program FDS bisa membentuk karakter generasi muda<br />

Pemasangan portal jalur Manyar-Sembayat di Pantura.<br />

Portal Tetap Dipasang di Jalur Pantura<br />

Pemkab Gresik Bersikukuh Agar Perbaikan Lancar<br />

Untuk sementara, Pemkab Gresik<br />

tetap mempertahankan pemasangan<br />

portal. Hal ini dilakukan demi kelancaran<br />

perbaikan jalan di Jalur Pantura<br />

dan mencegah percepatan kerusakan.<br />

Pernyataan ini disampaikan<br />

Bambang Isdianto Kepala Dinas<br />

Pekerjaan Umum Pemkab Gresik,<br />

Jum’at (13/1).<br />

Pernyataan Kepala PU ini semakin<br />

menegaskan sikap Pemkab<br />

Gresik yang menganggap pemasangan<br />

portal di jalur Pantura adalah<br />

suatu keharusan. “Kami sudah<br />

menyampaikan untuk menolak<br />

pembukaan portal. Dan kami sampaikan<br />

sikap Pemkab Gresik tersebut<br />

pada saat rapat tentang pembahasan<br />

pembatasan operasional kendaraan<br />

angkutan barang di Jalur Pantura,”<br />

jelasnya.<br />

Dalam rapat tersebut, Pemkab<br />

Gresik mewakilkan kepada Kepala<br />

Bidang Pembangunan dan Peningkatan<br />

Jalan dan Jembatan Dinas PU,<br />

Dhiannita Triastuti serta Kepala Bidang<br />

Angkutan Dinas Perhubungan,<br />

R. Vincencius Soebiyantoro. Pihak<br />

Pemkab Gresik tetap bersikukuh<br />

agar portal tetap dipertahankan meski<br />

saat rapat mengemuka berbagai<br />

usulan agar portal di jalur pantura<br />

dibongkar.<br />

Pernyataan Kadis PU ini juga<br />

di dukung oleh Kepala Dinas Perhubungan<br />

Gresik, Andhy Hendro<br />

Wijaya yang menyatakan agar portal<br />

di Jalur Pantura tetap dipertahankan.<br />

“Percuma saja kalau hanya himbauan<br />

berupa rambu. Portal adalah<br />

pilihan terakhir. Kalau dibongkar<br />

akan mengganggu pekerjaan perbaikan.<br />

Tentu akan selesai lebih lama<br />

lagi perbaikan jalan tersebut” kata<br />

Andhy.<br />

Lebih lanjut Andhy menjelaskan<br />

selama ini Dinas Perhubungan<br />

Gresik telah mengendalikan angkutan<br />

galian C dengan pembatasan jam<br />

operasional. “Kami juga telah memasang<br />

rambu di beberapa tempat di<br />

jalur pantura tersebut. Tapi ya tetap<br />

seperti itu,” katanya.<br />

Saat rapat tentang pembahasan<br />

pembatasan operasional kendaraan<br />

angkutan barang di Jalur Pantura ini<br />

berlangsung di ruang rapat Dinas<br />

Perhubungan Provinsi Jawa Timur<br />

pada Jum’at (13/1).<br />

Rapat dihadiri perwakilan dari<br />

berbagai instansi terkait, diantaranya<br />

dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas<br />

Perhubungan Gresik, Dishub Jatim,<br />

Ditlantas Polda Jatim, BPJN Wilayah<br />

VIII, serta perwakilan dari Kementerian<br />

Perhubungan.<br />

Berbagai argumentasi dikemukakan<br />

untuk mendukung agar portal<br />

dibuka. Menurut pihak Dinas Perhubungan<br />

Provinsi pada saat rapat<br />

tersebut, bahwa Jalur Pantura tersebut<br />

merupakan jalan nasional yang<br />

pengaturan manajemen rekayasa<br />

dilakukan oleh Kementerian Perhubungan.<br />

Alasan lain yaitu bahwa<br />

portal jalan tersebut mengganggu<br />

perekonomian.<br />

Dari pihak BBPJN VIII berharap<br />

agar dilakukan penertiban angkutan<br />

barang dan galian C. Menurut BBP-<br />

JN VIII pihaknya sedang berlangsung<br />

peningkatan jalan sepanjang<br />

1,1 km di ruas Sadang-Manyar. Saat<br />

ini tengah berlangsung pengerjaan<br />

perbaikan dengan lapisan batu kapur<br />

dan lapisan agregat A 30 cm serta aspal.<br />

(sam)<br />

menjadi lebih baik.<br />

“Kami di<br />

Lamongan di awal<br />

tahun 2017 ini<br />

sudah menerapkan<br />

Program Full Day<br />

School. Ini sebagai<br />

bentuk dukungan<br />

kami pada program<br />

Kementerian<br />

Pendidikan dan<br />

Kebudayaan,<br />

sekaligus menunjukkan kesiapan Lamongan untuk menerapkan<br />

FDS, “ ujar Fadeli saat di SMPN 1 Lamongan.<br />

Dia menyebutkan Program FDS akan diterapkan di seluruh<br />

sekolah di Lamongan. Termasuk di sekolah menengah dan kejuruan.<br />

“Memang saat ini pengelolaan sekolah menengah dan kejuruan di<br />

Pemprov, namun Saya berharap program yang sangat bagus ini bisa<br />

diterapkan di sekolah menengah dan kejuruan, “ imbuhnya.<br />

Terkait teknis pelaksanaan Program FDS, saat di SMPN 2<br />

Lamongan dia mewanti-wanti agar tidak lagi membebani siswa<br />

dengan Pekerjaan Rumah (FDS). Karena siswa berada di sekolah<br />

seharian, dia meminta semua tugas selesai di sekolah, dan siswa<br />

pulang tanpa membawa PR atau Pekerjaan Rumah. (sam)<br />

Harga Cabai di Lamongan Cenderung Turun<br />

Fadeli Minta Tata Rantai Distribusi<br />

Harga komoditi cabai di<br />

Lamongan cenderung<br />

menunjukkan tren<br />

penurunan. Sempat naik sampai<br />

Rp 94.500 perkilogram, bahan<br />

masakan pedas ini kembali turun<br />

menjadi Rp 80 ribu perkilogram.<br />

Saat sidak di Pasar Sidoharjo<br />

Kecamatan Lamongan, Bupati<br />

Fadeli bersama Wabup Kartika<br />

Hidayati dan Sekkab Yuhronur<br />

Efendi berdialog dengan beberapa<br />

pedagang cabai. Para pedagang<br />

mengakui harga cabai sudah turun<br />

dibandingkan beberapa hari sebelumnya.<br />

Salah satunya Supandi. Dia<br />

mengungkapkan kepada Fadeli<br />

harga cabai saat ini sudah turun<br />

menjadi Rp 80 ribu perkilogram.<br />

Namun Fadeli juga mendapati<br />

ternyata beberapa pedagang<br />

mengambil pasokan cabai dari luar<br />

daerah. Padahal di Lamongan saat<br />

ini sedang panen cabai.<br />

Terkait itu, dia meminta Direktur<br />

Perusahaan Daerah (PD)<br />

Pasar Lamongan Djoko Purwanto<br />

menata rantai distribusi, agar cabai<br />

hasil panen petani Lamongan<br />

dijual di wilayah Lamongan. Dengan<br />

begitu, fluktuasi harga bisa<br />

Pedagang cabai di Pasar Sidoharjo Lamongan<br />

lebih dikontrol.<br />

“Lamongan ini sebenarnya<br />

juga melimpah dengan hasil panen<br />

cabai. Kemarin Saya sudah melihat<br />

langsung petani kita sedang<br />

panen cabai di wilayah Solokuro.<br />

Jika kita bisa menjaga rantai distribusi<br />

cabai ini tetap di wilayah<br />

Lamongan, tentu fluktuasi harga<br />

tidak akan terjadi, “ kata Fadeli.<br />

Data Dinas Tanaman Pangan,<br />

Hortikultura dan Perkebunan Lamongan<br />

menyebutkan tahun ini<br />

luas panen cabai mencapai 3.555<br />

hektar dengan produksi sementara<br />

sebesar 37.240 kwintal. Dan luas<br />

panen cabai pada 2015 tercatat<br />

3.550 hektar dengan produksi<br />

mencapai 43.699 kwintal. (sam)


Pada 2016 lalu Kabupaten<br />

Malang memperoleh alokasi<br />

Rp 62,81 M dari DBHCHT<br />

(Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau<br />

). Dana ini telah dipergunakan<br />

sesuai dengan aturan yang ada.<br />

Bupati Malang Rendra Kresna<br />

saat menghadiri acara coffee morning<br />

mengungkapkan besaran dana DB-<br />

HCHT itu. Coffee morning sosialisasi<br />

kebijakan dibidang cukai hasil tembakau<br />

yang diselenggarakan Kantor<br />

Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai<br />

(KPPBC) Tipe Madya Cukai Malang,<br />

di Grand Ballroom Atria Hotel Malang,<br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Selasa, (10/1).<br />

Bupati Malang Rendra Kresna<br />

menyampaikan apresiasi atas capaian<br />

kinerja KPPBC Malang serta kontribusinya<br />

terhadap pembangunan di Kabupaten<br />

Malang melalui Dana Bagi Hasil<br />

Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).<br />

“Untuk tahun 2016 Kabupaten Malang<br />

memperoleh alokasi Rp 62,81 M dari<br />

DBHCHT yang telah dipergunakan<br />

sesuai dengan aturan yang berlaku,”<br />

ungkapnya.<br />

Bung Rendra sapaan akrab Bupati<br />

Malang ini menyampaikan terima kasih<br />

kepada perusahaan-perusahaan di<br />

Gerbang Jatim<br />

Malang Peroleh Rp 62,8 Miliar Dana DBHCHT<br />

Bupati Apresiasi Kinerja Bea Cukai<br />

TPA Overload<br />

Jepang Tawarkan Teknologi<br />

Pengelolaan Sampah<br />

Teknologi pengelolaam sampah yang ditawarkan Jepang mendapat perhatian<br />

serius. Bahkan, audiensi membahas teknologi tersebut dihadiri Norio<br />

Shinoda dan Fotoshi Hayasida dari Sinko Holding Co.Ltd Japan, Ali Safek<br />

Direktur Utama PT Richmount Agro Chem, Sato San Pimpinan PT KTI<br />

Probolinggo, Sekda Johny Haryanto, Sudarmanto Pemerhati Lingkungan,<br />

Asisten Ekonomi Pembangunan Ahmad Sudiyanto, Kepala Badan Lingkungan<br />

Hidup (BLH) Tutang Heru Aribowo dan sejumlah pejabat terkait.<br />

Wali Kota Probolinggo Rukmini, mengatakan, sudah pernah menyiapkan<br />

anggaran milyaran rupiah untuk membeli mesin ingenerator tempat Pemrosesan<br />

akhir (TPA) tetapi urung direalisasikan. “Saya mengapresiasi dan mendukung<br />

teknologi ini,” katanya saat menerima kunjungan Shinko Holding<br />

Co.Ltd Japan bersama PT Richmount Agro Chem Gresik Indonesia.<br />

Audiensi, diawali<br />

laporan Kepala<br />

BLH, Tutang<br />

Heru Aribowo,<br />

yang menjelaskan<br />

tentang kondisi<br />

TPA yang sudah<br />

overload. Sehingga<br />

harus mencari<br />

solusi alternatif dan<br />

adanya peluang<br />

teknologi pemrosesan<br />

sampah dari<br />

Jepang.<br />

“Melalui audiensi<br />

ini kami berharap terjaganya keberlangsungan proses penanganan akhir.<br />

Dan, menghindari permasalahan pengelolaan sampah di Kota Probolinggo<br />

baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang,” terang Tutang.<br />

Menurut dia, keunggulan teknologi hydrothermal ini tidak memerlukan<br />

lahan yang luas dan mampu memroses sampah sampai dengan 75 ton per<br />

hari. “Saat ini TPA menerima 50 ton sampah per hari dengan total jumlah<br />

penduduk Kota Probolinggo 230 ribu lebih,” jelasnya.<br />

Apabila penggunaan teknologi ini diterapkan dapat menghasilkan bahan<br />

produk utama briket, tidak menghasilkan residu, berpeluang mendapatkan<br />

teknologi tanpa APBD dan Kota Probolinggo berpotensi menjadi pilot project<br />

bagi kota se-Indonesia.<br />

Shinko Holding Indonesia yang diwakili Suherman memberikan penjelasan<br />

terkait pengolahan sampah dengan hydrothermal technology. Artinya,<br />

mengolah dan memproduksi sampah/limbah agar menjadi produk yang berharga<br />

melalui tekanan serta suhu tinggi yaitu uap air steam dalam kondisi subkritis<br />

(1,8 – 2,5 MpH dengan suhu 180-230 derajat celsius) untuk hidrolisis,<br />

maka olahan limbah akan bereaksi.<br />

Dari mulai menghancurkan molekul kecil, bahan organik, bahan yang<br />

sulit menyatu dan sulit disesuaikan serta bebas dari kuman. “Proses ini tanpa<br />

pemilahan, dalam dua jam bisa menjadi produk. Sampah yang tadinya<br />

adalah masalah bisa menjadi bahan produk. Aroma sampah yang diolah akan<br />

berubah menjadi aroma kopi seperti di Tangerang,” kata Suherman.<br />

Sekda Johny pun mengapresiasi penjelasan dari pihak Shinko Holding.<br />

Ia mengaku telah menyaksikan proses semacam ini saat mengunjungi Jepang<br />

dan teknologi ini sangat efektif.<br />

“Mesin ini membutuhkan biaya listrik yang tinggi untuk memroses sampahnya,<br />

apakah akan dibebankan BLH? Kami perlu melihat dulu bentuk<br />

kerjasamanya. Kalau bisa tidak dibebankan pada pemda tetapi membantu<br />

pemda,” tutur sekda diamini sejumlah peserta audience yang hadir siang itu.<br />

Hydrothermal technology adalah salah satu proses untuk menyelesaikan<br />

sampah menuju Adipura Paripurna. Karena permasalahan sampah masih<br />

menjadi catatan penting dalam penilaian Adipura.<br />

Direktur Utama PT Richmount Agro Chem Ali Safek, menambahkan,<br />

ada teknologi yang dibutuhkan dalam pengelolaan sampah. “Teknologi ini<br />

baru. Pertengahan tahun lalu di launching. Teknologi yang sangat simpel,<br />

dalam satu reaktor melakukan pemilahan hingga ada output-nya. Mix waste<br />

keluar menjadi output yang dikehendaki, waste yang awalnya jadi masalah<br />

justru ber-value tinggi,” ungkap Ali.<br />

Sementara itu, Norio Shinoda, dalam kesempatan itu menyampaikan<br />

pengelolaan sampah dapat diatasi dengan teknologi terbaru seperti ini. “Mudah-mudahan<br />

bisa dilakukan di Kota Probolinggo. (yus)<br />

Bupati Malang Rendra Kresna saat menyampaikan apresiasi atas<br />

capaian kinerja KPPBC Malang<br />

wilayah Kabupaten Malang. Khususnya<br />

perusahaan rokok, atas kontribusinya<br />

Pabrik karet PT Bumi Nusa Makmur yang berdiri di Desa<br />

Medali Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto disegel. Penyegelan<br />

dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)<br />

berdasar SK Bupati Mojokerto Nomor 188.45/792/HK/416-<br />

012/2016 tentang Pencabutan Ijin Gangguan PT Bumi Nusa<br />

Makmur, pada Senin (9/1) lalu.<br />

Namun pihak manajemen perusahaan melakukan perlawanan<br />

atas penyegelan tersebut. Pasalnya, SK Bupati dinilai melanggar<br />

dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan<br />

yang berlaku.<br />

Pihak manajemen, yang diwakili Humas Perusahaan, Jesicha<br />

Yenny Susanty M, SH, MH, menjelaskan dasar yuridis<br />

yang dimiliki PT Bumi Nusa Makmur tak hanya ijin HO saja.<br />

Namun meliputi Ijin Usaha Industri, Ijin Prinsip, Rekomendasi<br />

Bupati, dan lain-lain.<br />

Sehingga pencabutan Ijin Gangguan (HO) tidak seharusnya<br />

menjadi alasan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto<br />

melakukan tindakan penutupan/ pengosongan/ penyegelan.<br />

Ditambahkan Jesicha, bahwa SK Bupati Mojokerto jelas<br />

bertentangan dengan Peraturan Pemerintah nomor 107 Tahun<br />

2015 Tentang Ijin Usaha Industri. Yang sanksi administratife haruslah<br />

bertahap, mulai peringatan tertulis, denda administratife,<br />

penutupan sementara, pembekuan IUI, pencabutan IUI.<br />

Disamping itu, penyegelan tersebut juga bertentangan dengan<br />

Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Tata Cara<br />

Penyelenggaraan Ijin Gangguan. Yang mana pada Bab VIII<br />

Pembekuan Ijin, Pencabutan Ijin, dan Penutupan Tempat Usaha<br />

Pasal 11 ayat 4 dan 6 menyebutkan: Peringatan Tertulis I dengan<br />

jangka waktu 14 hari kerja, Peringatan Tertulis II dengan jangka<br />

Dalam mendukung Nawa Cita ke-<br />

3, Presiden Jokowi ingin membangun<br />

Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat<br />

daerah-daerah dan desa dalam<br />

kerangka negara kesatuan.<br />

Hal itu memiliki dasar UU No. 6 Th<br />

2014 tentang Desa, PP No 43 Th 2014<br />

sebagaimana diubah dengan PP No 47<br />

Th 2015 tentang Peraturan Pelakanaan<br />

UU No. 6 Th 2014 tentang Desa.<br />

Diawali tahun 2015 dialirkan dana<br />

untuk pembangunan desa. Adapun jumlah<br />

dana pemerintah pusat yang dialirkan<br />

ke Kabupaten Ngawi sumber Dana<br />

Desa sebesar Rp 61 Miliar dengan pagu<br />

untuk desa sebesar Rp 300 juta / desa.<br />

Pada tahun 2016 sedikit ada penambahan<br />

sebesar Rp 139 Miliar dan rata-rata<br />

/desa menerima Rp 600 juta. Menginjak<br />

tahun 2017 Dana Desa meningkat<br />

menjadi Rp 177 Miliar dengan penerimaan<br />

rata-rata Rp 800 juta/desa.<br />

Menurut Ahmad Roy Rozano Kabid<br />

Pemerintahan Desa (Pemdes) Kantor<br />

Dinas Pemberdayaan Masyakat dan<br />

Desa Kabupaten Ngawi, selain Dana<br />

selain dari cukai juga yang telah menyalurkan<br />

CSR-nya di Kabupaten Malang.<br />

Pabrik Karet di Mojokerto Disegel, Manajemen Melawan<br />

Desa, ada Alokai Dana Desa rata-rata<br />

Rp 500 juta sampai Rp 600 juta.<br />

“Harapan dengan dikucurkan dana<br />

yang cukup besar itu bisa dialirkan ke<br />

desa-desa untuk kepentingan membangun,”<br />

jelas Roy panggilan akrab Kabid<br />

Pemdes ini. Pembangunan sarana<br />

dan prasarana serta perekonomian bisa<br />

menjadikan masyarakat desa lebih sejahtera.<br />

Agar pembangunan sesuai dengan<br />

kepentingan, desa diberi wewenang untuk<br />

menentukan prioritas. Hal ini akan<br />

dilaksanakan kegiatan pembangunan<br />

dengan syarat atas dasar hasil musyawarah<br />

desa sehingga lebih tepat ke<br />

sasaran.<br />

Inovasi yang dilakukan mengingat<br />

pengelolaan keuangan desa pada 2015<br />

sampai tahun 2016 merupakan pembelajaran,<br />

maka untuk pengelolaan keuangan<br />

desa di tahun 2017 agar lebih baik<br />

dan transparan.<br />

“Masyarakat agar juga turut mengawal<br />

semua kegiatan desa untuk mewujudkan<br />

desa mandiri,” harap Roy. Pada<br />

9<br />

waktu 14 hari kerja, Peringatan Tertulis III dengan jangka waktu<br />

14 hari kerja.<br />

Hal lain yang dinilai rancu dan kabur oleh pihak manajemen,<br />

SK Bupati telah menyimpang dari Asas Kepastian<br />

Hukum, karena tanggal 13 Desember 2016 perusahaan telah<br />

mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara perihal<br />

penundaan pelaksanaan pengosongan.<br />

Dalam hal ini sesuai Undang-Undang no 51 Tahun 2009<br />

maka Satpol PP tidak seharusnya melakukan tindakan penutupan<br />

sepihak. Sebab Majelis yang sedang memeriksa perkara<br />

sengketa ini belum mengeluarkan putusan yang bersifat final.<br />

(ktw)<br />

2017, Alokasi Dana Desa Ngawi Rp 177 Miliar<br />

Masyarakat Diharapkan Mengawal<br />

“Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten<br />

Malang akan meningkatkan<br />

fasilitas berupa pelayanan, perizinan dan<br />

lain-lain sesuai dengan kewenangannya<br />

kepada perusahaan. Kita akan terus<br />

meningkatkan kerjasama dan sinergitas<br />

untuk pembangunan dan kemajuan Kabupaten<br />

Malang,” terangnya.<br />

Sementara itu Rudy Hery Kurniawan,<br />

Kepala KPPBC Malang menyampaikan<br />

kegiatan ini merupakan sarana<br />

penyampaian pertanggungjawaban kinerja<br />

institusi. “Selain pertanggungjawaban<br />

kinerja institusi, juga apresiasi kepada<br />

pengguna jasa institusi, serta penguatan<br />

sinergi institusi dengan stakeholder terkait,”<br />

kata Rudy.<br />

Dalam kesempatan itu pula Bupati<br />

Malang berkesempatan untuk menuliskan<br />

kata kesan dan pesan kepada Pengawasan<br />

dan Pelayanan Bea dan Cukai<br />

Tipe Madya Cukai Malang. Dengan<br />

didampingi oleh Kakanwil Bea Cukai<br />

Jatim II dan Kepala KPPBC Malang. (er)<br />

2017 penekanan kepada semua desa<br />

agar segera menyelesaikan penatausahaan<br />

keuangan atau pertanggungjawaban<br />

semua kegiatan yang sudah dilaksanakan.<br />

Pada tahun 2016 paling lambat<br />

1 bulan setelah berakhir tahun anggaran.<br />

(eko)


10 Gerbang Jatim<br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Tekan Harga Cabai, Bulog Tulungagung<br />

Gelar Operasi Pasar<br />

Cabai Rawit Dijual Rp 85.000/Kg<br />

Untuk menekan harga cabai<br />

yang terus meroket, Bulog Subdrive<br />

X Tulungaguung, Jawa Timur<br />

menggelar operasi pasar murah di<br />

sejumlah pasar tradisional. Bahkan,<br />

Bulog juga turun keliling ke<br />

permukiman warga-warga. Dengan<br />

demikian, operasi pasar murah ini<br />

benar-benar dapat dirasakan oleh<br />

warga masyarakat secara luas.<br />

Dalam operasi pasar murah ini,<br />

Bulog sedikitnya membawa satu<br />

kwintal cabai dari berbagai jenis..<br />

Mulai dari cabai kriting, merah,<br />

hijau, kathur, dan rawit. Namun<br />

yang paling banyak dipasarkan<br />

waktu itu, adalah cabai rawit. “Dari<br />

1 kwintal, cabai rawitnya ada 60<br />

kilo,” ujar Qori’illa Sahida salah<br />

satu petugas Bulog Subdrive X Tulungagung.<br />

Alasannya sederhana. Karena<br />

cabai rawit kebetulan paling banyak<br />

dibutuhkan oleh konsumen.<br />

Untuk itu, barang yang dibawa<br />

harus lebih banyak ketimbang jenis<br />

cabai lainnya. Operasi mobile ini,<br />

tidak pernah bertahan lama. Dalam<br />

waktu hitungan setengah jam, paling<br />

lama satu jam, karungan cabai<br />

tersebut habis diserbu pembeli yang<br />

kebanyakan ibu-ibu.<br />

Bahkan, ada diantara pembeli<br />

yang harus balik kanan karena tidak<br />

kebagian. Harga cabai rawit yang<br />

ditawarkan Bulog ini memang sedikit<br />

lebih murah di banding harga<br />

umum di pasaran. Kalau dipasaran<br />

harga cabai rawit menembus angka<br />

Rp 100.000,- per kilo, Bulog hanya<br />

mematok harga Rp. 85.000,- per<br />

kilo. Ada selisih harga Rp. 15.000,-<br />

per kilo.<br />

Agar harga terjangkau oleh<br />

pembeli, Bulog membuat bungkusan<br />

cabe dengan berat timbangan<br />

¼ kiloan, dengan harga Rp 21.250.<br />

Dengan operasi pasar ini,<br />

diharapkan harga cabai di pasar<br />

tradisional Tulungagung dalam<br />

waktu dekat kembali normal.<br />

Menurut Sahida, mahalnya harga<br />

cabai ini disebabkan minimnya pasokan<br />

cabai dari petani akibat gagal<br />

panen. “Selain serangan hama,<br />

musim yang tidak menentu menjadi<br />

faktor gagal panen,” jelas perempuan<br />

berkaca mata ini.<br />

Menyikapi adanya dugaan<br />

penimbunan barang, perempuan<br />

murah senyum ini menjawab<br />

dengan tegas, tidak ada. Kenaikan<br />

harga cabai ini pyur karena kapsitas<br />

cabai dipasaran menurun karena<br />

gagal panen. “Saya bisa pastikan,<br />

tidak ada penimbunan barang yang<br />

dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.Semua<br />

ini karena kiriman dari<br />

petani berkurang,” tandasnya.<br />

Operasi pasar murah ini, akan<br />

terus dilakukan oleh pihak Bulog<br />

sampai harga cabai kembali normal.<br />

Tanpa mengesampingkan<br />

kebutuhan pokok lainnya. Seperti<br />

gula, beras, minyak dan lain sebagainya.<br />

Untuk itu, Bulog juga menyediakan<br />

kebutuhan pokok lainnya<br />

yang harganya lebih murah dibanding<br />

harga umum dipasaran lainnya.<br />

“Operasi ini dijadwal keliling<br />

secara bergiliran. Terutama di pasar<br />

dan permukiman padat,” tambahnya.<br />

(rul)<br />

Petani Tulungagung Mengeluh<br />

Saat Harga Melambung, Tanaman<br />

Cabai Diserang Hama Patek<br />

Harga cabai rawit di pasaran saat ini, boleh dibilang puncaknya mahal.<br />

Yakni antara Rp 100.000 hingga Rp 105.000,- per kilogramnya. Namun,<br />

bagaimana dengan petani cabainya sendiri ? Apakah mendapatkan keuntungan<br />

besar ? Ternyata tidak.<br />

Senin (09/01) pukul 08.00 WIB, <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> mencoba mendatangi<br />

Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.<br />

Desa ini, dari<br />

dulu terkenal<br />

dengan petani<br />

cabainya. Bisa<br />

dikatakan, Desa<br />

ini paling besar<br />

memberikan<br />

kontribusi cabai<br />

untuk di wilayah<br />

Tulungagung.<br />

Bahkan, Desa<br />

ini juga terkenal<br />

penghasil cabai<br />

rawit paling berkualitas diantara daerah lain.<br />

Sepanjang perjalanan, puluhan hektar tanaman cabai terhampar luas<br />

di daerah ini. Tapi sayang, tanaman cabai rawit diderah ini terlihat kurang<br />

subur. Selain sebagian batang cabainya mengering seperti kurang air, buah<br />

cabainya juga banyak yang bolong-bolong seperti tak tahan terkena sengatan<br />

matahari. Diujung petak paling barat, terlihat seorang laki-laki dengan<br />

muka lesu sedang sibuk memetik buah cabai. Ya, pria itu bernama Khoirul<br />

Anam. Salah satu petani cabai yang terkenal dengan tanaman cabainya.<br />

Disela-sela kesibukannya itulah, Khoirul Anam menceritakan kenapa<br />

tanaman cabainya tidak maksimal. Menurut Khoirul, tahun ini merupakan<br />

tahun paling kurang beruntung bagi petani cabai yang ada di Tulungagung.<br />

Sebab, di saat harga cabai melambung tinggi, justru tanaman<br />

cabai terserang hama patek atau antraknosa yang disebabkan serangan<br />

cendawan. Akibatnya banyak buah cabai bolong-bolong dan membusuk.<br />

“Lihat, bolong-bolongnya seperti. Kalau dibiarkan, menjadi busuk,” terang<br />

Khoirul sambil menunjukkan beberapa genggam buah cabai dalam tangannya.<br />

Tidak hanya itu, hama patek ini juga mengakibatkan batang cabai mati<br />

mengering seperti kurang air. Untuk menghindari kerugian lebih besar,<br />

Khoirul terpaksa memetik cabainya lebih awal, meski belum waktunya panen.<br />

“Lumayan, itung-itung buat gantinya pupuk,” ujar Khoirul lesu.<br />

Lebih jauh Khoirul mengatakan, kalau tanaman cabai sudah terserang<br />

hama patek, pemulihannya sulit untuk diatasi. Satu-satunya jalan, tanaman<br />

harus dicabuti dan diganti dengan tanaman baru. Kalau tidak begitu, percuma.<br />

Karena hama ini kebal obat pembasmi dan mudah menyebar.<br />

Akibat serangan hama patek ini, ratusan tanaman cabai di Tulungagung<br />

terancam gagal panen. Sehingga sangat dimungkinkan harga cabai di pasaran<br />

akan terus melambung. (rul)<br />

Aktivitas Pertambangan Candilimo Mojokerto Ditutup Warga<br />

Keruk Batu Dijual ke Perusahaan PT Musika<br />

Suasana operasi cabai murah yang digelar Bulog Subdrive X Tulungangung<br />

Qori’illa Sahida<br />

Aktifitas pertambangan galian<br />

C (pasir dan batu) di sungai sekitar<br />

Jembatan Desa Baureno Kecamatn<br />

Jatirejo Kab. Mojokerto ditutup<br />

warga. Ratusan warga Desa Sumberagung,<br />

Kecamatan Jatirejo menilai<br />

proyek normalisasi itu hanya<br />

kedok.<br />

Menurut sumber warga Jatirejo<br />

desa Dinoyo yang tidak mau namanya<br />

dikorankan menyampaikan<br />

normalisasi itu abal-abal. Buktinya<br />

bagian sungai yang tidak ada batunya<br />

tidak dinormalisasi alias tidak<br />

dikeruk, walau sungainya sempit.<br />

Sumber lain dari warga desa<br />

Baureno menambahkan bahwa<br />

yang melakukan akifitas penambangan<br />

batu di sungai itu adalah H.<br />

Faiz.<br />

Diduga, aktifitas pertambangan<br />

pasir dan batu di aliran sungai dengan<br />

dalih proyek normalisasi. Bahkan,<br />

atusan warga dari tiga desa<br />

masing-masing Desa Sumberagung,<br />

Baureno dan Dinoyo<br />

menuding, jika proyek itu<br />

hanya untuk mengeksploitasi<br />

pasir dan batu dengan tujuan<br />

dijual ke perusahaan milik<br />

Bupati Mojokerto MKP,<br />

PT.Musika yang berlokasi di<br />

Kec.Jatirejo.<br />

Samsul Bahri, koordinator<br />

aksi warga tiga desa mengungkapkan<br />

aksi yang digelar<br />

warga memiliki tujuan<br />

menuntut agar pengusaha<br />

pertambangan menghentikan<br />

pengerukan batu yang berkedok<br />

normalisasi sungai.<br />

“Proyek normalisasi Irigasi<br />

Candilimo dikerjakan Unit Pelaksana<br />

Teknis (UPT) Dinas PU Pengairan<br />

Kecamatan Jatirejo sejak<br />

dua bulan yang lalu. Namun, dalam<br />

prosesnya, pengerukan dengan alat<br />

berat juga meyasar tanah milik<br />

warga dan tanah kas desa (TKD)<br />

Sumberagung,” ungkap Samsul di<br />

lokasi pertambangan, Sabtu (7/1).<br />

Warga beranggapan, jika proyek<br />

normalisasi tersebut telah dijadikan<br />

ajang bisnis eksploitasi sumber<br />

daya alam berupa pasir dan batu<br />

yang dijalankan pemerintah. Sebab,<br />

UPT Dinas PU Pengairan Kecamatan<br />

Jatirejo diam-diam telah<br />

melakukan MoU dengan pihak<br />

pengusaha pertambangan.<br />

Sejumlah informasi warga,<br />

jika hasil pertambangan itu<br />

dikirim ke perusahaan pemecah<br />

batu di wilayah Jatirejo.<br />

“Batunya dikirim ke PT<br />

Musika milik Bupati (Mustofa<br />

Kamal Pasa). Salah satu<br />

syarat normalisasi adalah<br />

rekom dari bupati untuk mengatasi<br />

banjir. Kali Pikatan<br />

(irigasi di lokasi lain) sampai<br />

saat ini kondisinya sempit,<br />

tidak pernah dinormalisasi<br />

karena tidak ada batunya, makanya<br />

dibiarkan,” papar pria yang juga<br />

anggota BPD Desa Sumberagung.<br />

Jika pemerintah masih<br />

meneruskan proyek normalisasi<br />

yang bisa mengakibatkan longsor<br />

bagi sawah warga didekat bibir sungai,<br />

mereka akan melakukan aksi<br />

yang lebih besar lagi. “Kalau tetap<br />

dilanjutkan (normalisasi), kami<br />

akan kembali lagi aksi, karena ini<br />

masalah aturan,” tegasnya.<br />

Sementara itu, Kabag Humas<br />

Pemkab Mojokerto, Alfiah Ernawati<br />

membenarkan, bahwa proyek<br />

normalisasi irigasi Candilimo dikerjaan<br />

UPT Dinas PU Pengairan<br />

Kecamatan Jatirejo tanpa kucuran<br />

anggaran dari APBD. Menurut<br />

Erna, sapaan akrab Kabag Humas,<br />

bebatuan yang dikeruk dari sungai<br />

dijual untuk menutup biaya operasional.<br />

“Limbahnya seharusnya ditaruh<br />

ditanggul sungai. Kalau tanggul tak<br />

memenuhi, dijual untuk operasional<br />

normalisasi. Misalnya untuk bayar<br />

pekerja, sewa alat berat, BBM alat<br />

berat,” cetusnya. (mm)


EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Musisi Daniel<br />

Miliki Dua Group Band<br />

yang Beda Aliran<br />

Otomotif<br />

11<br />

Dunia music, sudah ditekuninya sejak kecil. Saat itu, Daniel, yang<br />

suka music ini baru berusia delapan tahun. Tak ayal, darah music terus<br />

dibawa hingga kini. Bahkan, seniman gondrong ini kini memiliki dua<br />

group band. Diantaranya, Valerian dan Thirst Of Blood. Kedua band<br />

ini memiliki aliran yang berbeda. Valerian beraliran power heavy metal.<br />

Sedangkan, Thirst Of Blood beraliran epic metal. Pria kelahiran, Jakarta,<br />

21 Juli 1978 ini bermain pada posisi keyboardist dikedua group<br />

bandnya.<br />

Tidak hanya bermain band saja, Daniel, mempunyai pekerjaan<br />

sebagai fotografer, pelukis. Dia juga sebagai operator studio sekaligus<br />

pemilik studio rekaman di rumahnya. Tentang Studio rekaman miliknya,<br />

Daniel, mengaku dirinyalah yang merancang semuanya. Bapak<br />

satu anak ini<br />

tak hanya ahli bermain<br />

musik bersama dua group<br />

bandnnya saja, tetapi ia<br />

juga bermain secara<br />

one man.<br />

Artinya, one<br />

man yaitu bermain<br />

musik sendiri<br />

dengan memainkan<br />

beberapa alat musik.<br />

Dalam sehari Daniel<br />

bisa membuat dan<br />

menyelesaikan satu album<br />

lagu. “Yaaaaa….., kalau lagunya<br />

mudah sehari bisa selesai,<br />

kalau susah selesainya sekitar<br />

satu minggu,” kata Daniel, pekan<br />

lalu.<br />

Meski sudah berkeluarga<br />

dan memiliki satu putra, Daniel<br />

tetap semangat dan giat bermain<br />

musik.<br />

“Kalau jadi seniman apapun,<br />

seni musik ataupun<br />

seni rupa tak mengenal usia<br />

dan tidak ada kata pensiun.<br />

Tetaplah bermusik hingga akh-<br />

ir<br />

hayat,” tambah Daniel. (meta vabiola)<br />

<strong>Surabaya</strong> Lifestyle<br />

Loyal Poin untuk<br />

Pelanggan Gojek<br />

Banyak pilihan transportasi berbayar. Misalnya, Gojek, penyedia<br />

layanan on-demand berbasis aplikasi terdepan di Indonesia, meluncurkan<br />

program loyal pelanggan, go-point. Melalui program ini, pelanggan<br />

go-pay dapat memperoleh poin loyal dari setiap transaksi layanan<br />

go-jek. Para pelanggan dapat menukarkan poin tersebut dengan berbagai<br />

reward menarik.<br />

“Dalam dua tahun terakhir sejak aplikasi go-jek diluncurkan, kami<br />

berkembang pesat hingga dapat menawarkan berbagai solusi untuk<br />

membantu kehidupan sehari-hari pelanggan. Guna meningkatkan<br />

kepuasan pelanggan dalam menggunakan aplikasi go-jek dan layanan<br />

e-wallet go-pay, program loyal ini pun kami luncurkan,” kata CEO dan<br />

Founder Gojek Indonesia, Nadiem Makarim.<br />

Ia berharap, dengan program loyal ini, pelanggan akan terus memanfaatkan<br />

berbagai layanan yang ditawarkan aplikasi go-jek dan<br />

membayarnya dengan go-pay. “Kami memberikan berbagai reward<br />

menarik bagi pelanggan. Dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya,<br />

pelanggan go-pay bisa menukarkan poin dengan british motorcycle,<br />

gadget terbaru, bahkan tiket konser Coldplay di Singapura,”<br />

imbuhnya.<br />

Program go-points ini sudah dapat dinikmati oleh para pelanggan<br />

go-pay diseluruh Indonesia. Nadiem menambahkan bahwa go-jek<br />

mempersiapkan program customer loyalty ini cukup matang, supaya<br />

bisa memberikan reward yang terbaik bagi para pelanggan. “Saat meluncurkan<br />

sebuah program atau layanan baru termasuk go-points, kami<br />

tidak ingin setengah-setengah. Kami akan selalu memberikan yang terbaik<br />

bagi para pelanggan,” paparnya.<br />

“Dalam peluncuran go-points ini kami juga secara otomatis memberikan<br />

200 poin kepada para pengguna jasa Gojek. Para pelanggan<br />

bisa langsung menukarkan poin tersebut dengan reward menarik yang<br />

ada di katalog go-points atau terus menambah poin sebanyak-banyaknya<br />

dengan bertransaksi melalui go-pay,” pungkas Nadiem.(lely)<br />

XL Permudah Masyarakat Nikmati Paket Internet Cepat<br />

Kartu Internet. Dengan kartu ini, masyarakat<br />

lebih fleksibel bisa menikmati paket layanan<br />

internet dari XL, termasuk paket internet<br />

cepat 4G. Kartu ini, bisa diperoleh dengan mudah<br />

karena tersedia di toko-toko retail modern<br />

(modern channel), terutama minimarket, di<br />

seluruh wilayah layanan XL di Indonesia. Melalui<br />

program ini, XL berharap mampu meningkatkan<br />

akses layanan 4G.<br />

VP Modern Channel XL, Octavia Kurniawan,<br />

mengatakan, banyak kalangan pengguna<br />

layanan internet di masyarakat luas ingin<br />

menikmati paket internet XL yang menarik<br />

terutama 4G. ‘’Untuk mempermudah menikmati<br />

layanan internet XL kami meluncurkan<br />

kartu Internet XL khusus di Modern Retail<br />

dengan tiga langkah mudah. Yaitu, dapat<br />

memilih nomer XL yang diinginkan di kasir,<br />

membeli paket internet sesuai dengan kebutuhan,<br />

dan mengaktifkan kartu Internet XL dimana<br />

saja dan kapan saja.<br />

Melalui program ini, kata dia, ketersediaan<br />

kartu internet XL bagi masyarakat akan<br />

semakin lengkap. Kemudahan dan kecepatan<br />

proses pembelian bagi pelanggan saat berada<br />

di kasir juga menjadi perhatian. Sebelumnya,<br />

pelanggan harus melakukan registrasi<br />

kartu prabayar (prepaid registration) sebelum<br />

melakukan pembelian paket internet. Namun,<br />

paket internet pilihan pelanggan dapat langsung<br />

diisi kasir.<br />

Kemudian dilanjutkan proses prepaid registration<br />

dengan tetap mengikuti ketentuan<br />

yang berlaku. Proses perubahan mekanisme<br />

bertujuan guna mempermudah pelanggan dan<br />

agar tidak terjadi antrian panjang di area kasir<br />

untuk pembeli berikutnya. Agar masyarakat<br />

bisa mendapatkan kartu internet XL bekerjasama<br />

dengan sejumlah minimarket yang memiliki<br />

banyak outlet hingga ke tengah pemukiman.<br />

Kartu Internet XL bisa diperoleh di<br />

Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dan beberapa<br />

modern retail lainnya dengan harga yang terjangkau.<br />

Selain itu, secara nasional, layanan 4G<br />

LTE dan 3G dari XL terus meluas. Untuk<br />

4G, layanan internet cepat ini sudah tersedia<br />

di 89 kota di Indonesia. Dari total lebih dari<br />

81.000 BTS yang dimiliki XL, sebanyak lebih<br />

dari 7.000 BTS diantaranya merupakan BTS<br />

4G. Sementara itu untuk layanan 3G, dengan<br />

memanfaatkan frekuensi 900 MHz, XL terus<br />

memperluas wilayah layanan hingga ke pelosok<br />

daerah. (bw)


12 Aneka <strong>Bisnis</strong><br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Tauzia Gandeng PressReader<br />

Terus berinovasi. Hal itu,<br />

dilakukan Tauzia Hotel<br />

Management, salah<br />

satu operator hotel Indonesia<br />

peraih penghargaan tersebut baru<br />

saja menandatangani perjanjian<br />

kerjasama dengan PressReader,<br />

sebuah aplikasi premium konten<br />

majalah dan surat kabar online yang<br />

dapat diakses melalui smartphone.<br />

Kerjasama itu dilakukan demi<br />

mengikuti perkembangan tren<br />

digital untuk wisatawan domestik<br />

maupun internasional mulai Januari<br />

2017. “Kami yakin kerjasama ini<br />

menjadikan Tauzia sebagai jaringan<br />

hotel yang inovatif, sekaligus<br />

merupakan komitmen perusahaan<br />

yang mendukung gerakan ramah<br />

lingkungan melalui upaya menekan<br />

sampah kertas,” kata Irene Janti,<br />

Chief Brands & Marketing Officer –<br />

Tauzia Hotel Management.<br />

PressReader sendiri<br />

menyediakan lebih dari 5.000 konten<br />

online lebih dari 100 negara dengan<br />

60 bahasa, segera setelah konten<br />

dipublikasi. Beberapa fitur yang<br />

memungkinkan tamu menggunakan<br />

aplikasi tanpa hambatan antara lain,<br />

akses sepuasnya keseluruh katalog<br />

konten tanpa perlu login, termasuk<br />

update otomatis untuk kontenkonten<br />

baru, terjemahan instan<br />

ke-27 bahasa, fitur audio untuk<br />

tamu-tamu on-the-go dan masih<br />

banyak lagi.<br />

“Kelebihan aplikasi kita adalah<br />

menyediakan akses yang sangat<br />

mudah untuk berita diseluruh<br />

dunia bagi pelanggan. Kebanyakan<br />

dari pelanggan memiliki ekspektasi<br />

tinggi terhadap pelayanan, dalam<br />

meningkatkan pengalaman<br />

pelanggan memerlukan pendekatan<br />

inovatif dan mudah untuk<br />

menemukan cara baru dalam<br />

memenuhi kebutuhan,” kata<br />

Jean Baptiste Chauvin, Direktur<br />

PressReader.<br />

“Teknologi tersebut juga<br />

menyediakan kebutuhan khusus<br />

bagi pelanggan dengan memberikan<br />

akses bagi mereka untuk mencari,<br />

dengan kata kunci secara cepat,”<br />

imbuhnya. (lely)<br />

SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FILOLOGI<br />

Oleh :<br />

Dr. Fidiana, S.E., M.S.A.<br />

Amat mengejutkan bahwa di setiap<br />

forum-forum ekonomi Islam yang saya<br />

hadiri dan kemudian ada pertanyaan kepada<br />

anggota forum (catat: para dosen<br />

ekonomi syariah) apakah memiliki rekening<br />

di bank syariah ternyata sebagian<br />

besar menyatakan belum punya atau tidak<br />

punya. Saat ditanya mengapa, beberapa di<br />

antaranya menyatakan bahwa bank syariah<br />

sama saja dengan bank konvensional.<br />

Bagi saya, fenomena ini menyediakan<br />

jawaban mengapa sebagian besar pemain<br />

atau nasabah bank syariah bukan orang<br />

Islam.<br />

Padahal industri syariah khususnya<br />

industri keuangan syariah sudah terekspansi<br />

bukan hanya pada lingkup bank<br />

syariah namun telah meluas pada bisnis<br />

asuransi syariah, pasar modal syariah, dan<br />

koperasi syariah. Dukungan pemerintah<br />

juga makin tampak dengan digulirkannya<br />

beberapa regulasi yang menjadi pedoman<br />

pelaksanaan bisnis dan transaksi syariah.<br />

Perangkat penting serta instrumen yang<br />

dibutuhkan regulator untuk mengawasi<br />

bisnis syariah juga telah terbentuk.<br />

Sejumlah alasan lainnya bisa saja<br />

menjadi pilihan yang mengesahkan adanya<br />

kesalahan entah pada aspek produknya<br />

yang belum murni syariah atau pada<br />

sistem ekonomi kita yang tidak mendukung<br />

terciptanya pasar syariah atau pasar<br />

(masyarakat) yang tidak responsif (untuk<br />

tidak menyatakan tidak peduli) pada<br />

produk-produk syariah atau bahkan seluruh<br />

aspek tersebut salah secara simultan.<br />

Masing-masing berhak berpendapat dan<br />

bersandar pada apa yang diyakini sebagai<br />

benar. Saya pribadi tertarik untuk mencermati<br />

aspek bahasa dalam hal pilihan kata,<br />

tepatnya pada istilah syariah itu sendiri.<br />

Sungguh sangat menyedihkan saat<br />

saya tidak berhasil menemukan istilah<br />

atau term syariah di negara lain selain Indonesia<br />

untuk merepresentasi kehadiran<br />

ekonomi atau bisnis berbasis nilai-nilai<br />

Islam. Di banyak negara, mereka menggunakan<br />

satu istilah yaitu bank Islam (Islamic<br />

Bank). Afiliasi dengan kata (teks)<br />

Islam, mengarahkan pada penggunaan<br />

akad-akad Islam untuk kepentingan transaksi.<br />

Sedangkan dengan menggunakan<br />

term syariah, jika dipahami dalam lingkup<br />

syariah Islam, belum jadi masalah.<br />

Namun siapa yang bisa menjamin bahwa<br />

setiap orang mempersepsikan syariah selalu<br />

direlasikan dengan Islam? Bagaimana<br />

jika syariah dipenggal pada sebatas<br />

interpretasi sebagai aturan tanpa afiliasi<br />

dengan Islam?<br />

Memang, ada banyak alasan rasional<br />

yang sangat bisa diterima saat para pahlawan<br />

penggagas bank syariah menyampaikan<br />

histori dan perjuangan mereka agar<br />

produk syariah (catat: bank syariah) lahir<br />

dan bertumbuh di tanah air. Pertimbangan<br />

situasi dan kondisi saat itu (sensitifitas<br />

politik dalam negeri) memang tidak<br />

mengijinkan atribut berbau Islam hadir<br />

dengan terang-terangan di negeri berpenduduk<br />

mayoritas Islam ini. Digunakanlah<br />

istilah syariah sebagai representasi produk<br />

keuangan “Islam” sudah harus disyukuri<br />

sebagai istilah yang paling bisa diterima<br />

banyak pihak terutama pihak penguasa,<br />

pada masa itu. Yang penting, niat untuk<br />

mengimplementasi produk keuangan Islam<br />

terwujud walau dengan susah payah.<br />

Poin bahasa (istilah) ini menggugah<br />

saya untuk turut ambil bagian (sekalipun<br />

teramat kecil) dalam kapasitas sebagai<br />

akademisi untuk melanjutkan perjuangan.<br />

Saya meyakini bahwa bahasa, istilah,<br />

dan dunia makna memiliki peran penting<br />

pada sebuah peradaban. Salah satunya<br />

melalui mekanisme konotasi. Contoh<br />

konkritnya telah dibuktikan oleh sistem<br />

ekonomi kapitalis melalui penggunaan<br />

kata bunga untuk merepresentasi tambahan<br />

atas tabungan dan pinjaman. Praktis,<br />

banyak orang Islam bahkan para ulama<br />

di tahun 1990an secara tanpa sadar berasumsi<br />

bahkan menyatakan bahwa bunga<br />

bank itu halal. Mengapa? Mereka terperangkap<br />

pada konotasi term bunga yang<br />

umumnya dipahami sebagai keuntungan<br />

atas investasi. Baru kemudian setelah<br />

tumbuhnya bank-bank syariah dengan<br />

publikasi masal tentang istilah riba, sebagian<br />

masyarakat Islam (dan para ulama)<br />

segera “melek” dan kemudian menggeser<br />

keyakinannya secara perlahan tentang<br />

haramnya bunga bank. Sungguh tepat<br />

dan sempurna Islam dalam memilih kata.<br />

Riba adalah kata yang sederhana, tepat,<br />

dan jelas untuk mengindikasi keuntungan<br />

yang diperoleh dari aktivitas simpan atau<br />

pinjam sekaligus langsung mengindikasi<br />

pada status keharamannya.<br />

Ijinkan saya memperjelasnya melalui<br />

contoh kata tunasusila dan pekerja seks<br />

komersial (PSK). Dengan kata tunasusila<br />

saya mengkonotasinya sebagai pelanggaran<br />

terhadap aspek susila. Oleh karena itu,<br />

praktik yang berkaitan dengan hal ini selalu<br />

tersembunyi karena dianggap merusak<br />

tatanan moral masyarakat. Pemerintah<br />

juga seakan bertanggungjawab untuk<br />

memberantas, menyantuni, dan mengentaskannya<br />

laiknya mengentas kemiskinan.<br />

Bagaimana dengan kini? Tampaknya<br />

term tunasusila yang berkonotasi negatif<br />

telah menemukan caranya agar bisa diterima<br />

masyarakat secara lebih positif dengan<br />

memilih term yang mendekati konotasi<br />

positif. Ya, term pekerja seks komersial<br />

(PSK) lebih berterima umum dan berkonotasi<br />

positif sehingga mengubah mindset<br />

melalui pemosisian PSK pada domain<br />

profesi. Gelar profesional ini berdampak<br />

pada bahwa PSK bukan lagi beban<br />

masyarakat atau pemerintah. Bahkan,<br />

dengan konotasi profesi pula, ia masuk<br />

dalam lingkup aktivitas bisnis yang berarti<br />

boleh ditransaksikan secara terbuka dan<br />

terang-terangan. Sementara itu, dengan<br />

term yang dipinjam dalam teks Islam, kita<br />

hanya dapat menjumpai satu kata yang<br />

tepat yaitu “zina”. Kata ini merefer pada<br />

perbuatan haram dalam Islam sehingga<br />

perlu dijauhi sedemikian rupa serta merupakan<br />

aib bagi para pelakunya.<br />

Kembali pada term syariah. Secara<br />

umum syariah akan dipahami sebagai<br />

aturan atau hukum. Dengan menggunakan<br />

term syariah kita akan menyepakati<br />

bahwa aturan yang dimaksud di sini<br />

adalah aturan atau hukum dalam teritorial<br />

Islam sehingga syariah akan dipahami<br />

sebagai hukum Islam atau aturan Islam.<br />

Lalu, apa yang salah dengan istilah syariah?<br />

Sepanjang ada yang bisa menjamin<br />

bahwa masyarakat mengetahui bahwa<br />

produk keuangan syariah adalah produkproduk<br />

dengan akad Islam mungkin tidak<br />

ada masalah. Faktanya, saya telah membuktikan<br />

bahwa tidak seluruh masyarakat<br />

sepakat bahwa syariah berarti aturan [Islam].<br />

Karenanya syah-syah saja mengembangkan<br />

akad yang semakin jauh dari ruh<br />

Islam atau hanya sekedar meminjam label<br />

Islam padahal secara substansial sama<br />

sekali tidak Islam.<br />

Syariah yang berafiliasi dengan Islam<br />

saja masih menyisakan masalah. Saya<br />

mencoba mengaitkannya dengan kreativitas<br />

akad-akad syariah yang disiapkan<br />

untuk mengakomodasi transaksi atas<br />

produk-produk keuangan syariah. Saya<br />

menjumpai ada lebih dari satu akad yang<br />

dipasang untuk mencapai ke-syariah-an<br />

sebuah produk. Katakanlah semacam<br />

modifikasi akad walau kadang terkesan<br />

tumpang tindih. Salah satu tujuannya<br />

adalah agar produk yang semula konvensional<br />

dapat dijual dengan kemasan<br />

atau label syariah. Tidakkah ini menjadi<br />

rumit? Saya berpikir tentang kesederhanaan<br />

akad, sesederhana pemahaman saya<br />

akan Islam. Islam yang mana? Bukankah<br />

Islam itu universal? Bukankah sejak awal<br />

kelahirannya Islam tidak pernah terkotakkotak<br />

ke dalam Islam Arab dan Islam<br />

Non-Arab atau Islam Nusantara?<br />

Islam adalah ajaran yang sempurna<br />

dan purna (final); berlaku hingga akhir<br />

zaman. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa<br />

Sallam diwafatkan dalam keadaan ajaran<br />

Islam telah sempurna (lihat Al-Maidah<br />

ayat 3). Seluruh kebaikan telah beliau<br />

sampaikan demikian pula seluruh larangan<br />

telah terjelaskan. Sedangkan implementasi<br />

praktis pelaksanaan ajaran telah<br />

dirinci melalui skenario-skenario kejadian<br />

dan transaksi seperti yang beliau contohkan<br />

(hadits) dan melalui ijtihad para<br />

sahabat (khulafaur rasyidin). Tidak ada<br />

seorang muslimpun yang patut meragukan<br />

kesempurnaan dan kelengkapan ajaran<br />

yang beliau bawa yang bahkan hingga<br />

menyentuh pada tatacara buang hajat.<br />

Dapatkah Anda temukan kesempurnaan<br />

ajaran Islam di keyakinan yang lain? Ini<br />

berarti dengan kembali pada [teks] Islam<br />

akan memudahkan untuk menggunakan<br />

akad yang tepat untuk segala macam transaksi.<br />

Bisa jadi yang dibutuhkan sebenarnya<br />

adalah sifat qanaah (merasa cukup) dengan<br />

Islam. [Teks] Islam akan selalu cocok<br />

dengan konteks apapun. Kita hanya diminta<br />

secara sukarela bersandar pada ajaran<br />

Islam di setiap aspek; bukan sebaliknya<br />

Islam yang diminta untuk menyesuaikan<br />

dengan kebutuhan bisnis kita. Mengimani<br />

bahwa tidak ada realitas atau fenomena<br />

atau bahkan transaksi yang benar-benar<br />

baru bisa jadi merupakan poin penting sehingga<br />

tidak mudah tertarik untuk menerbitkan<br />

fatwa atau dalil baru demi melegalkan<br />

sebuah akad. Bukankah semua<br />

realitas sebenarnya repetitif atas fenomena<br />

yang pernah terjadi sebelumnya? Yang<br />

kontemporer mungkin hanya kemasan<br />

(casing) saja, sementara substansinya sebenarnya<br />

sama saja. Jika ada realitas yang<br />

benar-benar baru saat ini, tentu kita tidak<br />

akan pernah direkomendasi untuk belajar<br />

dari sejarah dan dari masa lalu. Qur’an<br />

juga didominasi oleh kisah (sejarah) umatumat<br />

terdahulu sebagai pembelajaran.<br />

Tidak berhenti di situ. Cara pandang<br />

dan keyakinan bahwa ada fenomena atau<br />

transaksi yang baru; belum pernah ada di<br />

zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam<br />

sehingga perlu ada ijtihad untuk keluar dari<br />

kejumudan; dalam pemikiran saya adalah<br />

sama halnya dengan mengklaim bahwa<br />

Islam, ajaran Nabi, dan Qur’an telah kadaluwarsa,<br />

sudah tidak cocok lagi dengan<br />

perkembangan zaman. Jika demikian,<br />

bukankah sama halnya dengan mengklaim<br />

bahwa Islam dan Qur’an bukan lagi<br />

sebuah ajaran universal dan kehilangan<br />

kekiniannya; sehingga patut direvisi dan<br />

diperbarui?<br />

Saya berasumsi bahwa tidakkah cara<br />

pikir kita yang perlu diperbaiki? Untuk<br />

menerima bahwa Islamlah yang paling<br />

andal dalam memberi petunjuk untuk setiap<br />

urusan kita? <strong>Bisnis</strong> kita? Ibadah kita?<br />

Muamalah kita? Jika jawabannya iya,<br />

berarti kita tidak pernah ragu dan tidak<br />

pernah malu menjadikan Islam sebagai<br />

identitas dalam segala hal termasuk sebagai<br />

label bisnis, label transaksi, dan label<br />

ekonomi atau label akad. Saya meyakini<br />

bahwa dengan kembali kepada [teks] Islam<br />

merupakan solusi tepat untuk keluar<br />

dari kebingungan sehingga sangat memungkinkan<br />

untuk menghindari [konteks]<br />

multi akad.<br />

Sangat diakui bahwa mungkin memang<br />

kondisi praktik tidak selalu sejalan<br />

dengan harapan teori. Akan tetapi, perlu<br />

diingat kembali bahwa Islam sangat dekat<br />

dengan aspek praktis. Ia bukan wacana<br />

langit yang tidak membumi, justru ajaran<br />

Islam diturunkan untuk penduduk bumi<br />

(manusia). Ia juga tidak boleh sekedar<br />

menjadi ilmu (wawasan) tanpa pengamalan,<br />

justru ia dituntut untuk diamalkan. Ini<br />

berarti ajaran Islam akan selalu bisa dipraktikkan.<br />

Kekhawatiran mungkin lebih banyak<br />

mengarah pada mahalnya harga jika<br />

menggunakan akad yang benar-benar<br />

Islam pada sistem ekonomi yang tidak<br />

sepenuhnya Islami. Kekhawatiran ini sebenarnya<br />

kurang beralasan, karena begitu<br />

banyak orang [sebenarnya] yang bersedia<br />

membeli kehalalan produk meski dengan<br />

harga lebih mahal dari yang semestinya.<br />

Ini perlu pembuktian empiris…<br />

A.994


Bank Mandiri terus<br />

berinovasi dalam<br />

memperkuat dukungan<br />

kepada perkembangan<br />

sektor Usaha Mikro, Kecil<br />

dan Menengah (UMKM) di<br />

Indonesia. Untuk itu, perseroan<br />

memperkenalkan tiga Rumah<br />

Kreatif BUMN (RKB) Bank<br />

Mandiri di Jawa Timur (Jatim).<br />

Yakni, <strong>Surabaya</strong>, Trenggalek<br />

dan Ponorogo. Ketiganya menjadi<br />

bagian dari 17 RKB Bank<br />

Mandiri yang akan dihadirkan<br />

Bank Mandiri diseluruh Indonesia.<br />

Wilayah lain yang juga<br />

menjadi lokasi kehadiran<br />

RKB Bank Mandiri yakni Bogor<br />

dan Cilegon, Kupang, Lampung<br />

Utara, Pekanbaru, Lubuk Linggau,<br />

Semarang, Pontianak, Penajem<br />

Paser Utara (Kalimantan<br />

TImur), Gorontalo, Gowa (Sulawesi<br />

Selatan), Banggai (Sulawesi<br />

Tenggara), Ambon dan Wamena<br />

(Papua).<br />

RKB merupakan program<br />

sinergi BUMN dalam membentuk<br />

ekosistem ekonomi digital<br />

melalui pembinaan bagi UMKM<br />

guna meningkatkan kapasitas dan<br />

kapabilitas UKM. Rumah kreatif<br />

BUMN ini berperan sebagai pusat<br />

data dan informasi serta sebagai<br />

pusat edukasi, pengembangan dan<br />

digitalisasi UMKM.<br />

Direktur Utama Bank Mandiri<br />

Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan,<br />

keberadaan RKB Bank<br />

Mandiri dimaksudkan sebagai<br />

implementasi dari komitmen perseroan<br />

dalam memberdayakan<br />

UMKM secara berkelanjutan agar<br />

dapat menjadi go digital dan semakin<br />

layak mendapatkan akses pendanaan<br />

dari lembaga pembiayaan.<br />

“Di RKB ini, pelaku UMKM<br />

akan mendapatkan manfaat seperti<br />

digitalisasi usaha melalui portal<br />

e-commerce blanja.com, seleksi<br />

EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Dirikan 17 RKB se-Indonesia<br />

Bank Mandiri Kembangkan UMKM<br />

UMKM potensial untuk pengembangan<br />

usaha lanjutan, serta pelatihan<br />

pengembangan kewirausahaan<br />

terkait proses produksi, bahan<br />

baku, packing, branding dan pengelolaan<br />

keuangan. Kami berharap<br />

setidaknya ada sebanyak 10 pelaku<br />

UMKM yang bisa go digital di<br />

setiap RKB Bank Mandiri pada<br />

setiap bulannya,” kata Kartika,<br />

saat meresmikan RKB Bank Mandiri<br />

di <strong>Surabaya</strong> dan Trenggalek,<br />

pekan lalu.<br />

Di samping itu, tambah Kartika,<br />

pelaku UMKM juga dapat bergabung<br />

dalam jejaring dengan pengusaha<br />

lain di Indonesia. Termasuk<br />

jejaring alumni program Wirausaha<br />

Muda Mandiri (WMM). “Tentu<br />

saja, UMKM peserta RKB Mandiri<br />

juga berpotensi mendapatkan<br />

dukungan pendanaan dari Bank<br />

Mandiri dan perusahaan anak<br />

dalam bentuk produk KUR, Kredit<br />

Usaha Mikro, serta produk dan<br />

layanan perbankan penunjang<br />

usaha lainnya, termasuk investasi<br />

dari PT Mandiri Capital Indonesia<br />

bagi UMKM di bidang financial<br />

technology,” kata Kartika.<br />

Adapun pelaku UMKM yang<br />

menjadi target program RKB Bank<br />

Mandiri, adalah pelaku UMKM<br />

yang menjadi nasabah Bank Mandiri<br />

segmen micro banking, penerima<br />

program KUR Bank Mandiri,<br />

alumni Program Kemitraan Bank<br />

Mandiri serta UMKM lain yang<br />

berlokasi di sekitar RKB Mandiri.<br />

Dalam program ini, Bank<br />

Mandiri juga akan bekerjasama<br />

dengan berbagai pihak, antara lain<br />

PT Telkom (Persero) Tbk. untuk<br />

pemanfaatan portal e-commerce<br />

Blanja.com, PT Permodalan Nasional<br />

Madani (Persero) untuk pembinaan<br />

pengembangan UMKM,<br />

serta dengan Nurbaya Initiative<br />

untuk pendataan dan sistem manajemen<br />

merchandise hasil produksi<br />

UMKM peserta RKB.<br />

Di samping program RKB,<br />

Kartika menambahkan, pengembangan<br />

UMKM oleh Bank Mandiri<br />

juga dilakukan melalui pembiayaan<br />

segmen micro banking. Per<br />

akhir Desember 2016, penyaluran<br />

kredit mikro Bank Mandiri (bank<br />

only) tercatat sebesar Rp 39,196<br />

triliun, tumbuh 17,6 persen secara<br />

year on year, dengan jumlah<br />

debitur sebanyak 1.207.656 pelaku<br />

UMKM. Adapun di wilayah Jawa<br />

Timur, penyaluran kredit mikro<br />

pada akhir tahun lalu mencapai<br />

Rp 4,986 triliun, naik 34,5 persen<br />

dibanding periode yang sama<br />

2015. (meta)<br />

Timun Mas Wakili Indonesia di ASPaC Jepang<br />

Super kreatif. Dua buah karya Mahasiswa Universitas<br />

Kristen (UK) Petra <strong>Surabaya</strong> Jurusan Program Studi<br />

Desain Komunikasi Visual (DKV) akan mewakili Indonesia<br />

berlaga di ajang internasional, yaitu Asia Student<br />

Package Design Competition (ASPaC) di Jepang, pada<br />

14-20 Januari. Karya berupa packaging pembalut bertema<br />

‘The Pain is Temporary’ serta packaging manisan<br />

bertajuk ‘Sweet Tale’ memang unik dan inovatif.<br />

The Pain is Temporary merupakan packaging pembalut<br />

berbentuk novel berseri yang dibuat Hana Setiono<br />

Oei dan Jovita Christina Tandono. Mereka meraih juara<br />

pertama untuk lolos dalam kompetisi ASPac. Desain<br />

pembungkus dengan hardcover berbalut warna ceria<br />

sangat menarik, unik, juga out of the box.<br />

“Ini menjadi surprise bagi para gadis yang baru<br />

pertama kali mengalami menstruasi. Kejutan ini akan<br />

menjadi pegangan sang gadis saat menghadapi hari-hari<br />

menstruasi dengan nyaman,” kata Hana.<br />

“Konsep dari logo This Pain is Temporary sendiri<br />

adalah siklus cuaca. Berisikan lima novel berseri yang<br />

menandakan lima hari menstruasi dengan berisikan<br />

beragam informasi seputar menstruasi,” tambahnya.<br />

Untuk Sweet Tale yang meraih juara kedua dan<br />

lolos mewakili Indonesia menuju ASPaC, lebih mengusung<br />

tema tentang cerita rakyat Indonesia yaitu Timun<br />

Mas.<br />

“Berawal dari keinginan agar cerita rakyat<br />

Indonesia dapat dikenal di luar negeri, maka kami<br />

membuat Sweet Tale yang terdiri dari tiga kemasan.<br />

Sweet tale merupakan sebuah produk manisan yang<br />

berisikan manisan tradisional Indonesia, dengan mengusung<br />

dongeng Timun Mas,” kata Raymond.<br />

Untuk kemasan Sweet Tale memiliki tiga lapis<br />

packaging yang bisa membuat jatuh hati. Kemasan<br />

pertama berupa pembungkus manisan berbentuk buah<br />

timun mas, bergambar bayi seta tokoh-tokoh dari dongeng<br />

Timun Mas. Kemasan kedua berbentuk buah timun<br />

mas untuk melindungi manisan dan bunga sebagai<br />

box untuk menyimpan buah timun mas. Pada kemasan<br />

bunga ini terdapat cerita singkat di tiap kelopaknya.<br />

“Produk manisan ini nantinya ditujukan untuk<br />

keluarga terutama anak-anak. Sekaligus mengenalkan<br />

mereka kepada cerita rakyat Indonesia. Anak-anak akan<br />

menyukai sesuatu yang manis, sehingga lebih mudah<br />

bagi mereka untuk mempelajari sesuatu apabila mereka<br />

menyukainya,”terang pria berkaca mata ini.<br />

Baik Hana maupun Raymond mengaku sangat<br />

senang bisa mewakili Indonesia di ajang internasional<br />

tersebut. Mereka bersama tim berharap untuk lolos<br />

mengharumkan nama bangsa. Bukan tidak mungkin<br />

jika karya mereka nanti dilirik oleh produsen dan memiliki<br />

nilai jual tinggi. (lely)<br />

Sby & Sda<br />

13<br />

Colin Young :<br />

Pelayanan dan Kenyamanan<br />

Jelajahi hotel kelas dunia. Colin Young, memiliki<br />

sederet pengalaman di dunia perhotelan berkat dedikasi<br />

serta profesionalitasnya. Untuk kali kedua pria asal<br />

Australia ini, memegang posisi sebagai General Manager<br />

(GM) JW Marriott <strong>Surabaya</strong>, setelah sebelumnya<br />

ia memulai karir GM pertama kali di tempat yang<br />

sama pada 2007 silam.<br />

Colin menerjuni dunia perhotelan sejak<br />

1988 di Australia sebagai Front Office<br />

Supervisor di Sydney Hotel. Selanjutnya<br />

pada 1996 ia akhirnya bergabung dengan<br />

JW Marriott International dengan posisi<br />

Assistant Front Office Manager.<br />

Tidak hanya berkecimpung<br />

di dunia Front Office, 2004 Co-<br />

lin<br />

mengembangkan karir ke area prop-<br />

erti.<br />

Jabatan pertama yang dimilikinya<br />

sejak<br />

pengembangan karir adalah Director of Operations<br />

di Cina, Filipina, dan Vietnam. Hingga<br />

akhirnya pada 2006 Colin, memegang jabatan<br />

Regional Director of Rooms Operations.<br />

Uniknya, Colin, justru mengawali karir<br />

sebagai GM di JW Marriott <strong>Surabaya</strong> pada<br />

2007 silam. Tak lama berselang diikuti dengan karir GM keduanya<br />

di JW Marriott Hotel Shenzen, China. Dibawah kepemimpinannya,<br />

hotel tersebut mendapat penghargaan APAC sebagai Hotel of The<br />

Year sebanyak tiga kali.<br />

Pengalaman luar biasa yang dilaluinya membuat JW Marriott<br />

<strong>Surabaya</strong> merasa sangat senang dapat bekerjasama kembali. Colin<br />

pun mengaku bahagia bisa kembali ke Kota Pahlawan.Terlebih kedatangannya<br />

kali ini bertepatan dengan perayaan Lunar New Year<br />

atau Tahun Baru Imlek. Setelah beberapa tahun sebelumnya Colin,<br />

merasakan perayaan di Shenzen.<br />

“Saya baru tiga hari disini, <strong>Surabaya</strong> adalah kota yang sangat<br />

saya sukai. Saya senang kembali ke tempat ini. Di Cina, Lunar New<br />

Year adalah perayaan penting. Sebuah culture saat dimana keluarga<br />

kembali berkumpul merayakan hari tersebut. Saya sangat<br />

bersyukur bisa merayakan tahun baru ini di <strong>Surabaya</strong> dan bertemu<br />

kembali dengan teman-teman lama,” jelas Colin, seraya tersenyum<br />

ramah.<br />

“Yaaaaa….., saya sedikit nervous setelah cukup lama meninggalkan<br />

kota <strong>Surabaya</strong>. Apa yang disukai saat ini, survive dengan<br />

melihat perkembangan serta menyusun konsep baru. Berfikir untuk<br />

sebuah kesempatan maupun peningkatan. Tapi pada prosedurnya,<br />

orang-orang <strong>Surabaya</strong> sangat ramah dan sangat membuka diri<br />

untuk menerima saya kembali,” paparnya optimis.<br />

Beberapa rencana kedepan telah ia siapkan guna peningkatan<br />

kualitas hotel, baik melalui pelayanan maupun kenyamanan. “Rencana<br />

saya tentu saja untuk peningkatan hotel. Karena kita sudah<br />

sangat mapan beroperasi disini, dan sekarang kita dalam beberapa<br />

tahapan membangun atau renovasi, termasuk diantaranya mengontrol<br />

ruang. Tetapi kita juga akan mendalami proses studi dari luar.<br />

Kita telah merencanakan tentang semua yang ingin kita lakukan<br />

karena kita benar-benar konsisten meningkatkan kualitas guna<br />

pengalaman baru untuk tamu. Banyak cara untuk pelatihan dan<br />

pengembangan pelayanan, memberikan sesuatu serta pengalaman<br />

baru bagi pelanggan,” jelas pria penyuka golf dan tennis tersebut.<br />

(lely)<br />

Waffle di Mercure<br />

Menu makanan Waffle sudah tak asing lagi. Apalagi toping dari menu<br />

tersebut ada ice cream ditambah variant rasa. Dengan tampilan menarik,<br />

topping mulai dari strowberry atau blueberry jam, oreo coco crunch, sereal<br />

beserta ice cream dengan pilihan<br />

vanilla atau coklat, dengan rasa<br />

waffle mulai dari coklat, vanilla<br />

serta lainnya.<br />

“Dengan harga Rp 25.000<br />

customer bisa menikmati hidangan<br />

waffle Harga yang cukup<br />

relatif, dari segi kantong kalangan<br />

manapun,” kata Marketing<br />

Communication Mercure Hotel<br />

Grand Mirama <strong>Surabaya</strong>, Maya<br />

Puspita, pekan lalu.<br />

Dengan interior design coffee<br />

cafe yang unik dan tak asing<br />

lagi di kalangan masyarakat<br />

sekitar, tentunya sangat menarik<br />

bagi konsumen untuk meeting<br />

ataupun mengadakan pertemuan.<br />

(meta)


EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

14 <strong>Surabaya</strong> Direktori<br />

: Paket Berlangganan<br />

Perluas pasar bisnis anda disini<br />

Rp. 25.000/ Bulan Rp. 130.000/ 6 Bulan<br />

Rp. 65.000/ 3 Bulan Rp. 275.000/ 1 Tahun<br />

Hubungi : (031)5668432 e-mail : editor_bisnis@yahoo.com / Contact Person : Hanni : 081259118251<br />

Ingin Usaha<br />

Anda Tayang<br />

? di <strong>Surabaya</strong> TV<br />

CELLULER<br />

Kelurahan<br />

Sambikerep<br />

Jl. Sambikerep, <strong>Surabaya</strong><br />

INSTANSI<br />

Satpol PP<br />

Kota <strong>Surabaya</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> 2 .Jl. Jaksa Agung Suprapto no<br />

Perpustakaan<br />

)BI (Bank Indonesia<br />

Jl. Raya Darmo,<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

ESDM<br />

Dinas Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral<br />

<strong>Surabaya</strong> ,123 .Jl. Tidar no<br />

Kelurahan Pakis<br />

Jl. Bintang<br />

Diponggo<br />

RR House of Flower<br />

60 .Jl. Kutai no<br />

Humas<br />

Pemkot <strong>Surabaya</strong><br />

Jl. Jimerto, <strong>Surabaya</strong><br />

Pratama cell<br />

110 jl. Kaliasin<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

KULINER<br />

Bank Indonesia<br />

,105.Jl. Pahlawan no<br />

<strong>Surabaya</strong> Timur<br />

ANEKA BISNIS<br />

Rektor Universitas<br />

Widya Kartika<br />

1-Jl. Sutorejo Prima Utara II<br />

TRANSPORTASI<br />

HOTEL


EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Sby & Sda 15<br />

Transaksi Petikemas dengan Fastpay<br />

Pembayaran elektrik<br />

menjadi trend. Hal itu,<br />

memberi kemudahan<br />

bagi pengguna jasa kepelabuhanan<br />

dalam melakukan pembayaran.<br />

Misalnya, PT Terminal Petikemas<br />

<strong>Surabaya</strong> (TPS) dengan beberapa<br />

bank yang telah bermitra diantaranya<br />

Bank BNI, Mandiri, BRI, Bank<br />

Jatim dan CIMB Niaga bekerjasama<br />

meluncurkan sistem pembayaran<br />

e-payment yang disebut Fastpay<br />

(Fast, Accurate, Secure and Traceable<br />

Payment System).<br />

Sistem pembayaran e-payment<br />

bersifat real time dan bersifat hostto-host.<br />

FASTPAY adalah produk<br />

bersama TPS dan Bank Mitra TPS<br />

yang merupakan sistem pembayaran<br />

baru di TPS sebagai pengganti Warkat<br />

Dana (WD), Running Deposit<br />

(RD) dan Estimasi Perhitungan Biaya<br />

(EPB) yang sebelumnya harus<br />

mengurus langsung di kantor PT<br />

TPS dengan mengisi berbagai<br />

macam dokumen<br />

fisik.<br />

“Kami hadir dengan<br />

paperless, pelayanan dan<br />

pelayanan lebih cepat<br />

dan tepat,” kata Director<br />

PT TPS, Nur Syamsiah<br />

Finance. Sosialisasi<br />

yang kesekian kalinya ini<br />

merupakan kesempatan<br />

yang baik sebagai ajang<br />

komunikasi dengan para<br />

pengguna jasa mengenai<br />

pelayanan yang akan diberikan<br />

dan semoga pada<br />

saat system pembayaran<br />

yang sudah online nanti, dapat berjalan<br />

dengan lancar.<br />

“Sebenarnya ini bukan hal yang<br />

baru, sejak 2016 kami sudah sosialisasikan<br />

hal ini kepada para pengguna<br />

jasa. Namun. karena yang sadar<br />

teknologi masih dibawah ekspektasi<br />

kami, maka kami kembali mengingatkan<br />

untuk segera membiasakan<br />

diri menggunakan system yang baru<br />

karena pada februari 2017 nanti<br />

kami sudah tidak mencetak invoice<br />

dan mengirimkan secara manual,<br />

namun dapat diunduh di TPS webaccess<br />

melalui account masing-masing<br />

pengguna jasa yang sudah memiliki<br />

nomor master,” tambah Manager<br />

Keuangan TPS, Seno<br />

Budiharto.<br />

Melalui Fastpay,<br />

nantinya pengguna jasa<br />

semakin mudah dalam<br />

membayar jasa kegiatan<br />

lapangan untuk<br />

forwarder dan kegiatan<br />

dermaga untuk shipping<br />

agent. Banyak manfaat<br />

yang bisa diperoleh oleh<br />

pengguna jasa antara lain<br />

pembayaran akan menjadi<br />

lebih praktis, lebih<br />

mudah, dan juga lebih<br />

cepat dan tepat.<br />

Tidak diperlukan lagi berkasberkas<br />

fisik yang harus diisi secara<br />

manual, tidak perlu lagi mengirim<br />

petugasnya ke kantor TPS untuk<br />

mengurus pembayaran, Pengembalian<br />

dana ke rekening FASTPAY<br />

secara instan dan otomatis saat TPS<br />

menerbitkan invoice (WD) dan dapat<br />

langsung digunakan oleh Customer,<br />

tidak membutuhkan deposit yang<br />

dikunci di bank serta yang tak kalah<br />

penting tidak tergantung dengan jam<br />

kerja bank.<br />

Untuk dapat menikmati fasilitas<br />

fastpay tersebut, pengguna jasa tinggal<br />

daftar ulang secara online di TPS<br />

webacces / terdaftar sebagai customer<br />

(forwarder) TPS. Pengguna jasa<br />

juga mendaftarkan diri pada salah<br />

satu bank yang bekerjasama dengan<br />

TPS untuk penggunaan fastpay.<br />

Pengguna jasa menyerahkan<br />

data pelengkap kepada TPS untuk<br />

mendapatkan login TPS webaccess<br />

guna dapat mencetak invoice secara<br />

mandiri, dan setiap pengguna jasa<br />

hanya diperbolehkan memiliki satu<br />

rekening untuk transaksi fastpay.<br />

Sistem fastpay akan diberlakukan<br />

secara menyeluruh pada bulan April<br />

2017..(bw)<br />

CONTINUOUS IMPROVEMENT,<br />

UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA RAIH AKREDITASI A<br />

Di Era Mea ini kompetisi dunia pendidikan antar<br />

Perguruan Tinggi tak kalah sengitnya dengan<br />

persaingan bisnis. Bedanya, perguruan tinggi<br />

tidak pada target profit oriented tetapi kualitas mutu pendidikan<br />

yang terindikasi dari kurikulum dari semua prodi. Dan<br />

tentu didukung faktor penunjang lainnya seperti jumlah pendidik/dosen<br />

mumpuni, koordinasi pelayanan dan sistem pendidikan<br />

yang sudah terintegrasi dengan baik, sarana prasarana<br />

penunjang serta perkembangan riset dan penelitian. Secara<br />

internal, komponen kesiapan administrasi akademik, kepegawaian,<br />

keuangan dan rumah tangga dari perguruan tinggi<br />

sudah terintegrasi penuh. Penelitian yang terus dikembangkan<br />

menjadi point tertinggi penentuan akreditasi disamping<br />

continuous improvement (perbaikan secara terus menerus)<br />

Dinilai memenuhi syarat ini semua, Unika Widya Mandala<br />

<strong>Surabaya</strong> berhasil meraih akreditasi A. Prosesi serah terima<br />

SK Sertifikat AIPT dilakukan usai Direktur Pembinaan<br />

Kelembagaan PT memberikan pencerahan dan kiat-kiat<br />

mempertahankan peringkat A AIPT di ruang A-201 Kampus<br />

Unika Widya Mandala, kawasan Dinoyo <strong>Surabaya</strong>.(13/1)<br />

Dari Kemenristek Dikti diwakili oleh Direktur Pembinaan<br />

Kelembagaan PT, Kemenristekdikti, Dr. Totok Prasetyo,<br />

B.Eng., M.T dan Rektor Unika Widya Mandala <strong>Surabaya</strong>,<br />

Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc.,Ph.D yang didampingi oleh<br />

para wakil rektor. Acara dihadiri oleh seluruh pimpinan unit<br />

kerja, dekan fakultas, perwakilan dosen dan tenaga kependidikan<br />

di lingkungan UKWMS.<br />

Bagi UKWMS, ini merupakan proses perjalanan panjang<br />

setelah melewati setahun lebih program Bimbingan Teknis<br />

AIPT Peringkat B menuju A yang difasilitasi oleh Direktorat<br />

Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi. Kalau selama<br />

ini akreditasi A hanya didominasi oleh PTN, terhitung sejak<br />

2012 sampai 2016, ada 9 PTS yang berhasil lolos untuk<br />

mendapatkan akreditasi A dari Kemristek Dikti. Mereka ini,<br />

Akpol, Universitas Katolik Widya Mandala <strong>Surabaya</strong>, STIE<br />

Perbanas <strong>Surabaya</strong>, Universitas Bina Nusantara, Universitas<br />

Mercu Buana, ITT Telkom Bandung, (STIP) Jakarta, Unika<br />

Atma Jaya dan Uhamka Jakarta.<br />

Prestasi Unika Widya Mandala <strong>Surabaya</strong> ini sangat<br />

mengembirakan mengingat ketatnya kompetisi untuk bersaing<br />

dengan lebih dari 4.525 Perguruan Tinggi (PT) se- Indonesia,<br />

yang 95% merupakan Perguruan Tinggi Swasta<br />

(PTS). Pada 28 Desember tahun lalu, Menristekdikti mengumumkan<br />

tambahan 22 PTN dan 9 PTS dari sekian banyak PT<br />

di Indonesia yang terakreditasi institusi A. Dengan demikian<br />

Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah terakreditasi institusi<br />

A berjumlah 50 buah, dan dari 9 PTS yang memperoleh<br />

akreditasi institusi A satu di antaranya adalah Universitas<br />

Katolik Widya Mandala <strong>Surabaya</strong> (UKWMS) dengan raihan<br />

nilai 3.69, tertinggi di antara 8 PTS peraih akreditasi A.<br />

“Meski terjadi peningkatan jumlah akreadiasi perguruan<br />

tinggi, tetapi kami sangat menjunjung tinggi objektifitas dan<br />

independensi dalam menilai perguruan tinggi. Sehingga kami<br />

tidak akan mempermudah kriteria dan penilain akreditasi.<br />

Yang perlu diingat, jangan lupa bersyukur dan jangan lupa<br />

dipertanggung-jawabkan. Harus diumumkan agar masyarakat<br />

ikut mengawasi. Jangan nanti masyarakat menilai akreditasi<br />

A kok begitu begitu aja. Harus ada differensiasi. Karena<br />

ini bukan persoalan dari B ke A, tetapi rohnya. Bagaimana<br />

budaya mutu dosen, sistim data mahasiswa/lulusan, sistim<br />

yng terintegrasi dengan baik. Karena keputusan BAN-PT<br />

ini akan selalu kami tinjau ulang. UKWMS juga harus memandang<br />

tantangan ke depan untuk menjadi universitas kelas<br />

dunia (world class university). Dan siapapun yang jadi<br />

pemimpin haruslah bekerja dengan prinsip ‘CINTA KASIH’<br />

(Cerdas, Inovatif , Normatif, Tangguh, Aspiratif, Keteladanan,<br />

Amanah, Sensitif, Inspiratif dan Humanis.)“ tutur Dr<br />

Totok Soeprapto B. Eng.M.T, Direktur Pembinaan Kelembagaan<br />

Perguruan Tinggi AIPT.<br />

“Ini menjadi berkah bagi kami, mengingat di usia kami<br />

yang menginjak 56 tahun, kami mendapatkan berbagai apresiasi<br />

dan satu diantaranya adalah raihan nilai A pada AIPT<br />

yang dikukuhkan pada 28 Desember 2016 lalu. Tentu perjuangan<br />

belum selesai karena kami harus mempertahankan<br />

nilai ini. Pada waktu melewati proses bimbingan teknis,<br />

kami merasakan betul, kalau orang lain peduli dengan kami<br />

sehingga kami tentu harus melakukan yang terbaik. Dan ini<br />

merupakan amanah, pengakuran dan tanggung jawab . Bersama<br />

tim jajaran rektorat yang lebih muda, kami berharap bisa<br />

bekerja sama bergandeng tangan dengan baik, selaras dan<br />

harmoni ” ungkap rektor Unika Widya Mandala <strong>Surabaya</strong>,<br />

Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc.,Ph.D.<br />

Sementara Koordinator Kopertis Wilayah VII Jawa<br />

Timur , Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA mengatakan bahwa<br />

perolehan tingkat akreditasi ini membuat total ada 5 perguruan<br />

tinggi dengan akreditasi A di wilayah Kopertis 7, selisih<br />

1 saja dengan Kopertis wilayah 3( DKI Jakarta). Sehingga<br />

pihaknya bertekat semakin giat melakukan pembinaan terhadap<br />

perguruan-perguruan tinggi yang potensial untuk terus<br />

ditingkatkan.(nora)<br />

Mengacu pada UU RI No. 20 tahun<br />

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional<br />

(Pasal 60 dan 61). Undang-undang RI<br />

Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan<br />

dosen (Pasal 47) Peraturan Pemerintah<br />

RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar<br />

Nasional Pendidikan (Pasal 86,87, dan<br />

88). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional<br />

RI Nomor 28 Tahun 2005 tentang<br />

Badan Akreditasi Nasional Perguruan<br />

Tinggi(BAN-PT).Akreditasi menjadi aset<br />

vital menetapkan posisi PT/prodi dalam tataran<br />

kompetisi pengelolan dan tolok ukur<br />

bagi lembaga pengguna produk PT memastikan<br />

lulusan tersebut layak karena dihasilkan<br />

dari proses pengelolaan yang terkawal<br />

dengan baik. BAN-PT merupakan<br />

lembaga yang berwenang mengevaluasi,<br />

menilai dan menetapkan status dan peringkat<br />

mutu institusi PT berdasar standar<br />

mutu yang telah ditetapkan. Tujuannya,<br />

PT memenuhi standart mutu yang ditetapkan<br />

BAN-PT,mendorong PT melakukan<br />

perbaikan secara terus menerus. Serta bisa<br />

dijadikan dasar pertimbangan transfer<br />

kredit PT, pemberian bantuan dan alokasi<br />

dana, serta pengakuan dari badan atau instansi<br />

lain.<br />

A.997


EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />

Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432 Fax : 031 - 5675240<br />

Risma Minta Siswa Dituntut Kreatif<br />

Perkembangan era globalisasi<br />

dan pasar bebas saat ini harus ditangkas<br />

dengan keahlian yang kreatif<br />

untuk bisa bersaing. Untuk itu,<br />

faktor pendidikan menjadi peran<br />

utama agar mampu berbicara banyak<br />

dikanca ekonomi domestik<br />

maupun regional.<br />

Wali Kota <strong>Surabaya</strong> Tri Rismaharini<br />

meminta lurah dan camat<br />

untuk mencari anak yang belum<br />

bersekolah agar bisa kembali sekolah<br />

di sekolah yang baru diresmikan<br />

oleh Pemerintah Kota <strong>Surabaya</strong><br />

seperti Sekolah Menengah Pertama<br />

Negeri (SMPN 57).<br />

“Itu sebabnya saya mendukung<br />

sekolah untuk anak keluarga miskin<br />

dan keluarga kaya menjadi satu.<br />

karena anak keluarga kaya harus<br />

tahu dan peduli dengan orang lain,”<br />

kata Wali Kota <strong>Surabaya</strong> Tri Rismaharini<br />

dalam sambutannya, Kamis<br />

(12/1).<br />

Dengan kepedulian itu, Wali<br />

Kota <strong>Surabaya</strong> yakin <strong>Surabaya</strong> bisa<br />

menjadi lebih baik, tidak hanya di<br />

Indonesia saja. Untuk itu, Risma<br />

meminta agar kepala sekolah dan<br />

guru mengajarkan siswanya mau<br />

untuk melihat lingkungan sekitarnya<br />

dan menghargai sesama.<br />

“Saat ini, yang dibutuhkan tidak<br />

hanya pintar dan cerdas saja,<br />

tetapi menjadi manusia kreatif untuk<br />

memenangkan pertempuran di<br />

depan,” ujar Wali Kota.<br />

Oleh karena itu, Wali Kota meminta<br />

para siswa diajarkan untuk<br />

bisa survive. “Tidak apa-apa untuk<br />

mengajak anak-anak berkemah. Di<br />

Kebun Bibit ada tempat untuk kemah,<br />

anak-anak dilatih untuk memasak<br />

sendiri,” terangnya.<br />

Pengalaman itu, kata Risma,<br />

perlu diajarkan kepada para siswa.<br />

Hal itu dimaksudkan agar para<br />

siswa mempunyai pengetahuan dan<br />

wawasan yang lengkap.<br />

Senada dengan Wali Kota, Eddy<br />

Prasetijo Plt Kepala Sekolah SMPN<br />

57 <strong>Surabaya</strong> lebih mengajarkan tentang<br />

pendidikan budi pekerti dan<br />

karakter diri. Menurutnya hal itu<br />

perlu diajarkan kepada siswa yang<br />

masih kelas VII ini.<br />

“Pelajaran itu melalui agama<br />

serta ekstrakulikuler. Bahkan kita<br />

sudah punya Gudep Pramuka terlebih<br />

dahulu dibandingkan sekolah<br />

baru lainnya,” kata Eddy, Kamis<br />

(12/1).<br />

Perlu diketahui, sekolah SMPN<br />

57 <strong>Surabaya</strong> yang baru diresmikan<br />

ini mempunyai beberapa fasilitas,<br />

seperti Laboratorium Komputer,<br />

Laboratorium IPA, Perpustakaan,<br />

Aula, Musala, serta Lapangan olah<br />

raga.<br />

“Selain itu, gedung ini mempunyai<br />

total 30 ruangan. Sedangkan<br />

jumlah siswa angkatan pertama<br />

berjumlah 99 siswa di 3 kelas, per<br />

kelasnya terdapat 33 siswa,” katanya.<br />

“Untuk itu, mari manfaatkan<br />

sekolah yang bagus ini, karena tidak<br />

kalah dengan sekolah yang lama.<br />

Karena nilai NEM tertinggi di sekolah<br />

ini mempunyai nilai 27, sedangkan<br />

nilai NEM terendah pada nilai<br />

21. Nilai NEM terendah di sekolah<br />

ini bahkan mengalahkan nilai NEM<br />

sekolah SMP yang lebih lama,” tutupnya.<br />

Dalam peresmian ini juga, para<br />

siswa SMPN 57 juga sangat antusias<br />

untuk ingin bersalaman dan<br />

mengabadikan momen kedatangan<br />

Wali Kota <strong>Surabaya</strong>.(ton)<br />

Mie Cetar, Miliki Kepedasan Bertingkat<br />

Wali Kota Tri Rismahani saat meresmikan gedung sekolah SMPN 57.Sekolah ini yang berlokasi di<br />

Jalan Siwalankerto Permai baru selesai dibangun, diresmikan oleh Pemkot <strong>Surabaya</strong>, Kamis (12/1).<br />

Siapa yang tak suka makanan berbau rasa pedas ??? Hal ini sedang marak di<br />

dunia kuliner. Banyaknya, peminat makanan pedas memberikan inspirasi bagi<br />

restauran atau tempat makan di <strong>Surabaya</strong>. Hal ini membuat Chef Zoom Smart<br />

Hotels <strong>Surabaya</strong> memiliki ide yang cetar dengan membuat suguhan dengan<br />

bercita rasa pedas. Yaitu “Mie Cetar”. Mie ini dimasak dengan bumbu dan<br />

rempah-rempah khas Indonesia, dengan bumbu rasa pedas yang menjadi khas<br />

dari mie ini .<br />

Mie Cetar, mempunyai level dalam setiap tingkatan kepedasannya. Dimulai<br />

dari level 1-5 , Mie Cetar ini juga ada dua pilihan penyajian. Yakni, Mie Cetar<br />

Goreng Pangsit & Mie Kuah Cetar. Dua varian mie cetar ini selalu tersedia di<br />

Z-lounge dan untuk harganya hanya 25-35K. Mie Cetar, ini juga bisa dipesan<br />

melalui room service apabila pelanggan sedang malas keluar kamar. Hal ini<br />

sangat menarik perhatian dari para pelanggan yang ada di Zoom Smart Hotels<br />

Jemursari. Menu yang kini menjadi menu favorite untuk para pelanggan ini<br />

menjadi menu andalan Z-Lounge Setwlah Sego Pancal Iwak Kepetheng. (*)<br />

B.992<br />

Oleh : Suprianto<br />

Founder IHGMA DPD Jatim/GM Hotel Grand<br />

Darmo Suite <strong>Surabaya</strong><br />

Komit Peduli Budaya<br />

Tak semua perusahaan peduli dengan budaya.<br />

Tetapi, tidak demikian dengan Grand<br />

Darmo Suite Hotel. Hal itu bisa dilihat dari<br />

kepedulian hotel yang terletak di tengah kota<br />

dengan fasilitas 184 kamar suite, restaurant,<br />

4 meeting room, kolam renang dan gym-nya<br />

yang semuanya di lantai yang sama ini masih<br />

peduli budaya.<br />

Misalnya, setiap hari minggu pagi di<br />

parkir barat Grand Darmo Suite ada JULA –<br />

JULY SUROBOYO, ini basar makanan khas<br />

Surabya. Sebagai komitment Grand Darmo<br />

untuk melestarikan budaya <strong>Surabaya</strong>. Terutama<br />

kuliner. Juga komitmen IHGMA Jawa<br />

Timur (Jatim) untuk meningkatkan wisata di<br />

segala aspek di propinsi yang memiliki 38.<br />

Bahkan IHGMA JATIM sudah merancang<br />

proyek besar untuk kunjungan wisata 2017<br />

di Jatim yang akan menggandeng semua pihak<br />

.<br />

Dilain pihak, Hotel Grand Darmo sebagai<br />

hotel bintang 4 (empat) yang bernaung<br />

dibawah management AMITHYA hotel &<br />

resort memberi keleluasaan kepada GM-nya<br />

untuk berkarya. Seperti halnya Suprianto,<br />

bersama teman-teman seprofesinya memasang<br />

pondasi di area Jatim untuk organisasi<br />

besar para GM yaitu Indonesian Hotel General<br />

Manager Association (IHGMA) atau<br />

lebih dikenal dengan IHGMA, sebagai salah<br />

seorang pendiri IHGMA JATIM yang akhirnya<br />

beliau terpilih sebagai Ketua Umum<br />

yang pertama IHGMA –JATIM<br />

Sampai IHGMA -JATIM mengadakan<br />

deklarasi kepengurusan Oktober 2016 lalu,<br />

meskipun kepemimpinan IHGMA –JATIM<br />

sudah dipegang Alfansyah, Suprianto masih<br />

aktif berkarya bersama GM IHGMA lain untuk<br />

mengadakan acara SURABAYA HOTEL<br />

FEST (SHF) Desember lalu di Grand City,<br />

<strong>Surabaya</strong>. Acara itu didukung 157 hotel se-<br />

Indonesia.<br />

Dari semua ulasan di atas sangat jelas<br />

komitmen GM Grand Darmo Suite sangat<br />

di dukung oleh AMITHYA sebagai management<br />

nya dan diwadai oleh IHGMA sebagai<br />

wadah organisasi para GM untuk memajukan<br />

wisata di Jatim dan melestarikan budayanya.<br />

B.989

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!