Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Terbit Setiap Senin, ECERAN Rp 2.500, HARGA LANGGANAN Rp 10.000 TELEPON : Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432, 7317457<br />
Faksimile : 031 - 5675240<br />
www.bisnissurabaya.com<br />
Referensi <strong>Bisnis</strong> Anda EDISI 293/TAHUN 06, 16 - 22 JANUARI 2017<br />
Pedasnya<br />
Harga Cabai<br />
<strong>Bisnis</strong> Utama 2<br />
NDG, Penuhi Budaya ‘Ngopi’<br />
Ekonomi 3<br />
Aktivitas Pertambangan<br />
Candilimo Ditutup Warga<br />
Gerbang Jatim 10<br />
Facebook : bisnissurabaya Email : editor_bisnis@yahoo.co.id Twitter : @bisnissby_news Instagram : bisnis_surabaya Website : www.bisnissurabaya.com
2 <strong>Bisnis</strong> Utama<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Pedasnya Harga Cabai<br />
Mengawali 2017, harga cabai terasa sangat pedas. Perasa<br />
makanan ini mengalami kenaikan hingga 300 persen<br />
dari harga normal. Sontak pedasnya harga cabai menjadi<br />
kado mengejutkan bagi masyarakat. Bayangkan saja, jika<br />
akhir 2016 lalu membeli cabai cukup dengan harga Rp<br />
30.000 per kilogram (kg) sampai Rp 60.000 per kg, kini<br />
harus menyiapkan budget lebih dua kali lipatnya.<br />
Berbagai spekulasi seperti<br />
kurangnya pasokan menjadi<br />
salah satu dugaan<br />
meroketnya harga cabai yang memiliki<br />
nilai ekonomi tinggi tersebut. Jenis<br />
cabai yang mengalami kenaikan<br />
yaitu cabai rawit merah<br />
dan hijau. Harga cabai<br />
rawit merah semula Rp<br />
60.000 per kg menjadi Rp<br />
100.000 per kg terhitung<br />
beberapa pekan terakhir.<br />
Untuk harga cabai rawit<br />
hijau yang semula Rp<br />
40.000 per kg menjadi Rp<br />
70.000 per kg. Bisa dibilang cabai<br />
rawit merah mengalami kelonjakan<br />
harga tertinggi. Cabai merah besar<br />
dan hijau saat ini masih relatif stabil,<br />
berkisar antara Rp 40.000 – Rp<br />
45.000 per kg tergantung kondisi<br />
cabai.<br />
Dugaan awal kenaikan ini dipicu<br />
lantaran menipisnya pasokan dari sejumlah<br />
daerah sentra penghasil cabai.<br />
Sementara itu, tingginya curah hujan<br />
juga mengakibatkan banyak petani<br />
mengalami gagal panen.<br />
Kenaikan harga cabai merata<br />
diseluruh jenis. Kenaikan tertinggi<br />
terjadi pada cabai rawit mencapai<br />
Rp 90.000 per kg, cabai<br />
merah besar Rp 24.000 per<br />
kg, dan cabai keriting Rp<br />
50.000 per kg. Informasi<br />
yang didapat sebelum natal<br />
harga masih di kisaran Rp<br />
30.000 per kg, dan untuk<br />
saat ini kisaran harga tertinggi<br />
menembus level Rp<br />
90.000 per kg sampai Rp 100.000 per<br />
kg. ‘’Artinya ada kenaikan lebih dari<br />
300 persen,” kata Ketua Perwakilan<br />
Komisi Pengawas Persaingan Usaha<br />
(KPPU) <strong>Surabaya</strong>, Aru Armando,<br />
saat ditemui dalam inspeksi mendadak<br />
(sidak) harga cabai di Pasar Wonokromo,<br />
<strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />
KPPU masih memeriksa apakah<br />
adanya indikasi kenaikan harga ini<br />
wajar atau terdapat permainan kartel.<br />
Pemeriksaan dari sisi pasokan juga<br />
telah dilakukan KPPU <strong>Surabaya</strong>,<br />
karena komoditas ini sangat terpengaruh<br />
dengan kondisi cuaca maupun<br />
masalah hama.<br />
. “Tetapi informasi yang saya<br />
dapat dari petani cabai, sebenarnya<br />
masalah cuaca tidak terlalu mempengaruhi.<br />
Bahkan, ada salah satu sentra<br />
cabai di Kediri dalam waktu dekat<br />
ini akan memasuki masa panen raya,<br />
yaitu di Desa Kebon Rejo Kepung.<br />
Semoga nantinya bisa menstabilkan<br />
harga,” imbuh Aru.<br />
Level sentra cabai Kediri masih<br />
berkisar Rp 65.000 sampai Rp<br />
68.000 per kg, saat ini di level konsumen<br />
mencapai Rp 90.000 per kg.<br />
Kenaikan yang tak wajar tersebut<br />
menjadi pertanyaan apakah kenaikan<br />
yang sedemikian besar ini memang<br />
diakibatkan harga cabai yang mahal<br />
dari petani atau memang dari sisi distribusi<br />
pemasaran.<br />
“Normalnya kenaikan harga<br />
tertinggi ketika sudah sampai ke<br />
konsumen adalah Rp 80.000 per<br />
kg, maksimal Rp 85.000 lah, kalau<br />
kenaikan sampai Rp 100.000 per<br />
kg, maka pertanyaannya siapa yang<br />
dapat, yang jelas bukan petani,”<br />
ucapnya.<br />
Kenaikan harga cabai juga pernah<br />
terjadi pada pertengahan 2016<br />
lalu, menembus angka Rp 100.000<br />
per kg. Menurut Aru kenaikan harga<br />
tersebut memang selalu terjadi.<br />
KPPU daerah mendapat tugas<br />
langsung dari KPPU pusat untuk<br />
melakukan sidak, menelisik kenaikan<br />
harga apakah memang harga<br />
cabai rawit merah ini ada indikasi<br />
terjadinya praktek persaingan usaha<br />
tidak sehat atau bukan. Atau juga terjadi<br />
kesalahan kebijakan baik di level<br />
pusat maupun di level daerah. Misalnya,<br />
kesalahan ada di level distribusi,<br />
kenapa tidak jika dilakukan untuk<br />
memberikan subsisdi transportasi.<br />
‘’Sehingga rantai distribusi ini kan dipotong,<br />
otomatis harga pasti tertekan.<br />
Dan potensi permainan dari para<br />
tengkulak dapat dihindari,” kilah Aru.<br />
Yang jelas, dampak kenaikan<br />
harga ini sangat dirasakan pedagang.<br />
Otomatis konsumen memilih mengurangi<br />
jumlah pembelian hingga<br />
50 persen. Mau tak mau pedagang<br />
mengurangi jumlah pasokan dari biasanya.<br />
“Normalnya 100 kg/hari, sekarang<br />
kita kurangi menjadi 50 kg/hari.<br />
Takut resiko rugi juga, karena pembeli<br />
menurun. Harapan saya pasokan<br />
akan kembali meningkat sehingga<br />
harga berangsur turun,” terang Novi,<br />
salah satu pedagang Pasar Wonokromo.<br />
Hal senada juga diungkapkan Sulastri,<br />
salah satu pedagang cabai rawit<br />
di Pasar Wonokromo. ‘’Jika sebelumnya<br />
harga cabai saat ini mencapai Rp<br />
90.000 per kg, harga sebelum tahun<br />
baru Rp 30.000 per kg, alasan tengkulak<br />
karena banjir,” kata Sulastri.(lely)<br />
Stabilkan Harga dengan Operasi Pasar<br />
Cabai Oplosan pun Dicari Konsumen<br />
Tingginya harga cabai di Jawa Timur (Jatim), membuat Dinas Perindustrian<br />
dan Perdagangan Jatim, melakukan upaya stabilisasi harga. Stabilisasi itu<br />
dengan menggandeng Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).<br />
Pemprov melakukan operasi pasar untuk cabai.<br />
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim menganggap faktor cuaca<br />
yang membuat harga cabai rawit merah disemua daerah di Jatim harganya<br />
melambung tinggi. Harga cabai rata-rata mencapai Rp 90.000 per kilogram.<br />
Bahkan, hingga Rp 100.000 per kilogram. Bahkan, harga cabai ini, dikarenakan<br />
banyak hasil panen petani yang rusak. Akibatnya, produksi cabai di Jatim<br />
turun hingga 60 persen. Dengan tingkat kebutuhan konsumsi yang tetap,<br />
maka hukum pasar terjadi, yang membuat harga cabai masih bertahan di<br />
level Rp 90.000 hingga Rp 100.000 per kilogramnya.<br />
Namun, Kadisperindag Jatim, M Ardi Prasetyawan, menepis, bila kenaikan<br />
harga cabai ini adalah ulah spekulan. Karena dari temuan team Disperindag,<br />
harga cabai sudah naik di tingkat petani, yang mencapai Rp 70.000 hingga<br />
Rp 80.000 per kilogram. Naik dari kondisi normal yaitu Rp 50.000 hingga Rp<br />
60.000 per kilogram, yang disebabkan sebagian besar hasil panen petani<br />
mengalami kegagalan. Sehingga untuk menghindari kerugian biaya produksi,<br />
petani menaikkan harga jual.<br />
Untuk bisa kembali menstabilkan harga cabai, Disperindag menggandeng<br />
Bulog dan PPI, untuk menyediakan cabai rawit dan beberapa komoditas lain,<br />
melalui program operasi pasar. Operasi pasar ini nantinya, Disperindag akan<br />
membeli langsung cabai dari petani yang di beberapa daerah saat ini juga<br />
sedang panen, dan dijual ke pasar dengan harga Rp 75.000 per kilogram, untuk<br />
cabai rawit merah, Rp 37.000 untuk cabai rawit hijau. Program operasi pasar<br />
ini, akan dilakukan di Pasar Wonokromo, Pasar Tambakrejo, dan beberapa<br />
cabang Bulog di Jatim. (ton)<br />
Cabai oplosan jadi alternatif. Campuran cabai<br />
rawit segar dan cabai rawit busuk menjadi salah<br />
satu cara para pedagang memasarkan dagangannya.<br />
Biasanya, mereka melakukan itu ketika<br />
harga cabai sudah tak terkendali lagi seperti saat<br />
ini.<br />
Dibeberapa pasar nampak cabai oplosan<br />
ini dijajakan, dengan perbandingan 50:50, cabai<br />
oplosan di jual seharga Rp 45.000 per kg. Harga<br />
cabai yang mencapai Rp 90.000 per kg membuat<br />
pedagang kelabakan menjual dagangannya.<br />
Penurunan konsumsi pasar mencapai 50 persen,<br />
tak ada cara lain kecuali ‘mengoplos’ komoditas<br />
ini.<br />
Rata – rata, pedagang mengaku melakukan<br />
ngoplos cabai untuk menghindari kerugian.<br />
Oplos cabai ini dilakukan sejak awal tahun, pedagang<br />
tak mau rugi atas fluktuasi harga cabai pada<br />
rantai distribusi yang semakin melonjak.<br />
“Karena tak terjangkau harganya kemahalan.<br />
Jadi harus dioplos pakai cabai lalapan (cabai<br />
hijau) sama cabai keriting busuk. Meskipun<br />
busuk ya tetap dibeli,” kata Nasipah, salah satu<br />
pedagang Pasar Wonokromo <strong>Surabaya</strong>.<br />
“Kalau cabai oplosan Rp 45.000 per kg, cabai<br />
oplosan gini tiap hari habis. Kalau pas cabai<br />
mahal malah cepat laku,” tambahnya. Selain<br />
cabai oplosan, Nasipah, menyediakan juga cabai<br />
kering yang ia jual Rp 100.000 per kg. Harga<br />
untuk cabai yang sudah dipetik dengan harga<br />
cabai bertangkai pun berbeda.<br />
“Cabai petik Rp 100.000 per kg, untuk cabai<br />
bertangkai Rp 90.000 per kg,” ujar pemilik Toko<br />
Sipah ini. Kondisi serupa juga terlihat di Pasar<br />
Keputran, <strong>Surabaya</strong>. Bahkan, ada pedagang<br />
yang sengaja mencampur cabai segar dan busuk,<br />
kemudian menjual dengan<br />
harga normal. Alasannya,<br />
para pedagang masih belum<br />
sempat memisahkan karena<br />
cabai baru datang dari petani.<br />
Menurut pengamatan,<br />
kenaikan cabai di Pasar<br />
Keputran tak jauh beda<br />
dengan lainnya. Harga cabai<br />
merah kecil mencapai Rp<br />
100.000 per kg, cabai merah<br />
besar Rp 55.000 per kg, sejak<br />
awal Januari ini.<br />
“Sejak 5 Januari lalu sudah<br />
naik harganya, langsung<br />
Rp 100.000 per kg. Sampai<br />
sekarang masih terus naik,<br />
belum tahu sampai kapan. Karena kami dapat<br />
harganya juga sudah tinggi,” jelas Suryono, salah<br />
satu pedagang yang beroperasi di Pasar Keputran.<br />
Meski harga cabai mahal dan menimbulkan<br />
beredarnya cabai oplosan, beberapa konsumen<br />
memiliki trik tersendiri agar tak merasa rugi<br />
ketika membeli cabai.<br />
“Ambil sendiri saja, jadi kita bisa memilih<br />
cabai yang segar. Jangan mau diambilkan pedagang,”<br />
terang Rahma, wanita yang sering belanja<br />
kebutuhan dapur di Pasar Keputran tersebut.<br />
“Dalam proses pembuatannya, biasanya<br />
cabai oplosan ini merupakan cabai yang sudah<br />
busuk dicuci kemudian direbus, selanjutnya<br />
dicampurkan cabai segar,” tambah Rahma. (lely)
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Rendra Utama<br />
Ekonomi<br />
3<br />
Hotel di Tujuh Negara pernah ‘Disinggahi’<br />
Pengalaman dan matang. Yaaaa…., kata itu sangat<br />
tepat ditujukan kepada General Manager (GM) Country<br />
Heritage <strong>Surabaya</strong>, Rendra Utama. Lelaki lulusan<br />
International Hotel And Motel School di Isle Of Man<br />
ini malang melintang di dunia perhotelan. Bahkan,<br />
lelaki kelahiran Jakarta, 25 Desember 1972 ini pernah<br />
bekerja di perhotelan di tujuh negara. Suatu pengalaman<br />
yang tak bisa diremehkan.<br />
Rendra, mengawali karirnya di beberapa hotel di<br />
Jakarta. Kemudian nekad hijrah ke luar negeri, hingga<br />
bertahun-tahun dari satu negara ke negera lain. Sedikitnya,<br />
ada tujuh negara pernah dijelajahinya. Meski<br />
begitu Rendra tidak pernah melupakan Indonesia.<br />
“Meski, saya lama di luar negeri, bagaimanapun juga<br />
saya tetap ingin kembali ke tanah air,” kata Rendra,<br />
pekan lalu.<br />
Saat ini Rendra memegang peranan penting di<br />
Country Heritage Hotel, yaitu sebagai GM Country<br />
Heritage Hotel. Meski baru memegang hotel di luar<br />
Jakarta, dan terbiasa memegang hotel di luar negeri,<br />
Rendra, mampu menyesuaikan diri dan mengambil<br />
kendali untuk memberikan inovasi kepada stafnya.<br />
Apalagi, menurut dia, ditengah ketatnya persaingan<br />
hotel di <strong>Surabaya</strong>. “<strong>Surabaya</strong> ini hampir sama seperti<br />
Jakarta. Sama-sama kota besar. Bisa dibilang kota<br />
besar kedua setelah Jakarta. Jadi kami selalu harus<br />
memberikan inovasi yang menarik atau unik supaya<br />
Country Heritage tetap eksis,” ujar Rendra.<br />
Bapak satu anak ini rela meninggalkan anak dan<br />
istrinya yang tetap tinggal di Jakarta. Rendra pulang ke<br />
Jakarta satu minggu sekali untuk menengok keluarganya.<br />
Meski jauh dari keluarga dan sering rindu sama<br />
keluarga, tetapi Rendra tetap semangat memegang<br />
peranan pentingnya di Country Heritage.<br />
Country Heritage ada fasilitas untuk anak-anak.<br />
Jadi orang tua tetap bisa santai sambil mengawasi<br />
anak bermain. Saya memposisikan diposisi orang tua.<br />
Dan ingin menikmati suasana, tetapi tanpa harus repot<br />
untuk mengurusi anak. Jadi ada fasilitas hotel untuk<br />
anak-anak, contohnya ada mainan pasir. (meta vabiola)<br />
NDG, Penuhi Budaya ‘Ngopi’<br />
Arek-arek Suroboyo<br />
Oleh : Bagus Supomo<br />
Pangamat Pariwisata dan Perhotelan Jatim<br />
Minum kopi tak perlu lagi datang ke kafé. Membuat<br />
kopi ala kafé pun kini dapat dilakukan di rumah.<br />
Apalagi prosesnya sangat cepat cukup satu menit<br />
saja. Hal ini, dimaksudkan untuk<br />
menjawab kebutuhan masyarakat urban <strong>Surabaya</strong><br />
yang semakin dinamis, serta menuntut segala sesuatu<br />
yang serba cepat dan berkualitas tinggi.<br />
Misalnya, Nescafe Dolce Gusto (NDG) dengan<br />
desainnya yang unik dan stylish kini mulai<br />
mudah di dapatkan. Sebagai multi beverages<br />
machine, NDG menawarkan kemudahan bagi<br />
para penggunanya untuk mendapatkan minuman<br />
kualitas kafe hanya dengan menjetikkan<br />
jari, dalam waktu kurang dari satu menit.<br />
“Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia,<br />
kami melihat ritme aktivitas masyarakat<br />
<strong>Surabaya</strong> begitu cepat sehingga waktu<br />
menjadi hal yang begitu berharga. Untuk<br />
itu, tidak hanya kenikmatan kopi, NDG ingin<br />
memberikan kesempatan masyarakat<br />
urban <strong>Surabaya</strong> untuk menikmati quality<br />
minutes dengan menghadirkan inovasi yang<br />
dapat menghasilkan minuman berkualitas di<br />
rumah maupun kantor,” kata Marketing Manager<br />
NDG, Irmawati Praharsi, kepada <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong>, disela-sela pameran di Tunjungan<br />
Plaza, pekan lalu.<br />
Dengan kehadiran NDG, kata Irma, bisa<br />
memenuhi tiga sisi kehidupan sekaligus. NDG bisa<br />
digunakan di rumah untuk membuat kopi rasa kafe.<br />
Kemudian, dapat juga dimanfaatkan ketika berada di<br />
kantor. Dari dua sisi itu, kemudian NDC juga bisa<br />
digunakan untuk membangun usaha kafe.<br />
Misalnya, Alek Kowalski – Desainer dan Wirausahawan<br />
pemilik Butik Ore dan Carpentier Kitchen<br />
Café, mengatakan, justru dirinya terinspirasi saat<br />
dirinya sedang berada di Canada beberapa tahun lalu.<br />
‘’Saat itu, saya langsung beli alat/mesin untuk membuat<br />
kopi itu. Baik untuk di rumah maupun kantor,’’<br />
kata Alek, mengenang awal mula membukan usaha<br />
kafe miliknya ini.<br />
Karena itu, bagaimana NDG dapat mendorong<br />
kreativitasnya. Sebagai pecinta kopi, kehadiran NDG<br />
merupakan jawaban atas kebutuhan minuman kopi<br />
berkualitas di dua tempat terpenting kehidupan saya<br />
yaitu rumah dan kantor. Pagi hari saya bisa menikmati<br />
Espresso di rumah dan sorenya bisa menikmati<br />
Cappucino sambil berdiskusi bersama teman-teman<br />
di kantor. ‘’Saya sangat menyukai desain mesin<br />
NDG yang modern dan kekinian, cocok dengan karakter<br />
dan gaya saya,’’ katanya.<br />
Hal serupa juga dikemukakan oleh barista peraih<br />
Top 6 Indonesia Coffee Events 2017, Bagus Prakoso<br />
yang berasal dari <strong>Surabaya</strong>. “Budaya ngopi kini<br />
sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat<br />
<strong>Surabaya</strong>. Banyak orang yang memulai hari mereka,<br />
menemani aktivitas keseharian mereka, dan menutup<br />
hari dengan segelas kopi. Bagi saya, yang mengagumkan<br />
adalah bagaimana NDG memungkinkan<br />
penggunanya untuk membuat sendiri kopi dengan<br />
kualitas ala kafe dimana saja.<br />
‘’Teknologi yang dimiliki mesin tersebut bahkan<br />
dapat membuat siapapun berkreasi dengan latte<br />
art,” papar Bagus Prakoso. Bagus mengacu kepada<br />
Teknologi NDG yang memiliki tekanan 15 bar dan<br />
temperatur yang sama dengan mesin kopi di kafe.<br />
Sehingga, dari segi layer yang dihasilkan, ketebalan<br />
foam, hingga rasa, minuman yang dihasilkan juga<br />
memiliki kualitas ala kafe. (bw)<br />
Secuil Sejarah <strong>Surabaya</strong> dari Harum Kreteknya<br />
Siapa yang mengira perjuangan<br />
Kota <strong>Surabaya</strong> juga ada pada produksi<br />
kreteknya? Warisan dari Liem Seeng<br />
Tee menjadi salah satu kunci jawabannya.<br />
Sebuah tempat yang saat ini<br />
dikenal oleh banyak masyarakat <strong>Surabaya</strong><br />
yang bernama House of Sampoerna<br />
ternyata menyimpan banyak<br />
sekali sejarah berharga. Tempat yang<br />
menyuguhkan paket lengkap bagi setiap<br />
pengunjung ini sangat berharga<br />
untuk dilewatkan bagi siapa saja yang<br />
mengunjungi <strong>Surabaya</strong>.<br />
House of Sampoerna merupakan<br />
sebuah museum yang juga merangkap<br />
sebagai kafe dan juga gift shop atau<br />
toko oleh-oleh. Untuk mengunjungi<br />
Museum House of Sampoerna pengunjung<br />
tidak dipungut biaya. Setelah<br />
selesai menikmati koleksi-koleksi<br />
museum serta keunikan bangunannya,<br />
pengunjung bisa langsung melanjutkan<br />
waktu menyenangkannya dengan<br />
keluarga di The Café House of Sampoerna.<br />
Suatu konsep yang menarik<br />
dan cukup cerdik. Kafe yang ada di<br />
museum ini dapat menarik kalangan<br />
muda-mudi untuk bisa mengunjungi<br />
Museum House of Sampoerna, sambil<br />
menyelam minum air jika kata pepatah.<br />
Benar saja, museum yang kurang<br />
dilirik di kalangan kaum muda-mudi<br />
bisa diatasi dengan cara menyatukannya<br />
dengan tempat berbincang<br />
asik. Sehingga tidak hanya menjadi<br />
pengunjung yang konsumtif, namun<br />
pengunjung juga bisa mendapatkan<br />
pengetahuan sejarah dan menjadi lebih<br />
menghargai sejarah perjuangan.<br />
Sedikit ulasan sejarah tentang museum<br />
yang dikenal sebagai museum<br />
rokok ini. Menurut salah satu pengelola,<br />
tujuan utama pendirian museum<br />
ini adalah bukan untuk menampilkan<br />
koleksi-koleksi yang berhubungan<br />
dengan produksi kreteknya, namun<br />
yang ingin lebih disampaikan adalah<br />
perjalanan sejarah dari awal usaha<br />
kretek ini dijalankan oleh Liem Seeng<br />
Tee hingga meraih sukses. Yakni,<br />
kretek dikenal sejak Hindia Belanda.<br />
Tentu perjalanan tersebut tidak berjalan<br />
lancar, Liem Seeng pernah ditahan<br />
Jepang dan usaha kreteknya diambil<br />
alih Jepang. Namun, akhirnya usaha<br />
kretek Liem berhasil dirintis ulang<br />
hingga kembali dikenal masyarakat<br />
luas.<br />
Jika mengunjungi museum ini,<br />
pengunjung akan menemui berbagai<br />
macam jenis tembakau dan cengkih<br />
dari beberapa daerah dan hal yang<br />
menarik lagi adalah sebuah replika<br />
warung kecil yang menjual kebutuhan<br />
rumah tangga dan juga sepeda tua.<br />
Barang-barang yang dipamerkan di<br />
museum ini seolah kembali menceritakan<br />
perjuangan Liem waktu itu. Museum<br />
ini ternyata juga memiliki peran<br />
terhadap perjuangan kota <strong>Surabaya</strong>.<br />
Museum ini dulunya pernah menjadi<br />
salah satu tempat perjuangan pada November<br />
1945. Para pemuda <strong>Surabaya</strong><br />
berkumpul di tempat ini untuk menghadang<br />
kedatangan tentara sekutu dari<br />
Tanjung Perak. Para pemuda tersebut<br />
menamakan kelompoknya dengan<br />
nama Laskar Sampoerna karena perjuangan<br />
mereka tak lepas dari bantuan<br />
Liem. Cukup menarik untuk mencari<br />
tahu lebih banyak lagi tentang sejarah<br />
museum ini bukan? Maka Museum<br />
House of Sampoerna bisa dijadikan<br />
referensi untuk kunjungan selanjutnya.
4 Opini<br />
Kolom Amak Syariffudin<br />
URUSAN cabai merah yang fungsinya<br />
mengenakkan nafsu makan dan<br />
membuat rasa pedas di mulut, tiba-tiba<br />
di akhir tahun lalu hingga awal tahun ini<br />
harganya melonjak menjadi komoditas<br />
mewah (luxury item). Bayangkan, kalau<br />
harga semula lebih kurang Rp 25.000/<br />
kg tiba-tiba melompat menjadi sekitar<br />
Rp 75.000 hingga Rp 175.000/kg di<br />
daerah tertentu. Disemua wilayah, harganya<br />
melompat, meski berbeda-beda<br />
besarannya. Cabai setengah busuk pun<br />
dibeli orang, terutama untuk digunakan<br />
oleh para penjual makanan. Padahal, cabai<br />
busuk menurut penelitian kesehatan,<br />
dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan<br />
penyakit yang membahayakan.<br />
Meski demikian, para petani cabai dapat<br />
mengambil keuntungan lebih dibanding<br />
musim panen sebelumnya. Namun,<br />
keuntungan yang lebih tinggi justru diambil<br />
oleh tengkulak (kecil hingga besar)<br />
atau pedagang tertentu. Cabai alias<br />
lombok tiba-tiba jadi komoditas mewah.<br />
Para pedagang Kalimantan Selatan mendatangkan<br />
cabai dari Makassar dengan<br />
pengangkutan pesawat terbang menuju<br />
Banjarmasin. Dari kota itu diangkut<br />
lewat sungai ataupun darat menuju<br />
kota pedalamannya. Sehingga jatuhlah<br />
harganya menjadi sekitar Rp 175.000/<br />
kg. Nusa Tenggara Barat (NTB) yang<br />
merupakan sentra cabai mengirimkan<br />
surplus panen cabainya sebesar 20 ton.<br />
Alat transportasinya pesawat terbang,<br />
menuju Jakarta. Biaya lebih murah dan<br />
tidak busuk ketimbang lewat kapal laut.<br />
Namun, harga lokalnya sudah mencapai<br />
Rp 115.000/ton. Itu tidak lain “terkerek”<br />
Capai Ngurusi Cabai<br />
Oleh :<br />
Adig Suwandi<br />
Pemerhati Sosial-Ekonomi<br />
Rekayasa Pertanian<br />
ATAS dedikasinya selama empat dekade menekuni perancangan sistem bermuara<br />
keberhasilan spektakuler dalam pengelolaan agroindustri gula berbasis tebu<br />
di Lampung, Site Director Sugar Group Companies M Fauzi Thoha dianugerahi<br />
gelar doktor honoris causa oleh Institut Pertanian Bogor (12/11/2016). Secara<br />
keteknikan atau rekayasa pertanian (agricultural engineering), ia dinilai berhasil<br />
menciptakan road train yakni kendaraan angkut semacam truk gandeng berdaya<br />
angkut 60 ton dengan kemampuan mendistribusikan tebu dari kebun ke pabrik<br />
pengolahan secara cepat dan efisien agar tidak terlambat sehingga kadar rendemen<br />
tetap bagus.<br />
Sukses industri gula di Lampung telah mendobrak belenggu sejarah dengan<br />
dipatahkannya mitos lama yang menyebut tebu hanya dapat dibudidayakan pada<br />
lahan sawah berpengairan teknis dengan infrastruktur fisik menunjang di Jawa.<br />
Lahan kering dengan tingkat kesuburan lebih rendah dan bereaksi masam pun bila<br />
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip budidaya terbaik dan terukur (best and precision<br />
agriculture) terbukti dapat menghasilkan performa berdaya saing. Kondisi<br />
tadi seolah bertolak belakang dengan industri gula di Jawa yang kini dirundung<br />
sejumlah persoalan bersifat struktural akibat jebloknya daya saing secara masif.<br />
Rekayasa pertanian menjadi bagian integral pengelolaan sumber daya terkait penciptaan<br />
agroekosistem dan ekologi industru sesuai kondisi diinginkan.<br />
Sepanjang Tahun<br />
Posisi geografis Indonesia di belahan bumi beriklim tropis memungkinkan<br />
keanekaragaman hayati tinggi berikut radiasi matahari dan curah hujan berlimpah<br />
sepanjang tahun. Kondisi alam tropis memungkinkan pertanian berproduksi<br />
sepanjang tahun dengan beragam komoditas bernilai tambah tinggi menggunakan<br />
masukan energi lebih rendah (less energy input) dibanding kawasan agroekosistem<br />
beriklim temperata.<br />
Tantangan Indonesia dewasa adalah mengembangkan model atau sistem<br />
pertanian bertumpu keunggulan kompetitif sumber daya alam untuk menghasilkan<br />
produk pertanian beragam dengan efisiensi tinggi. Efisiensi menyangkut pola<br />
pemanfaatan energi, materi dan ekonomi tinggi tanpa menimbulkan dampak<br />
lingkungan diikuti kapabilitas meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi dan<br />
masyarakat secara umum. Untuk menjawab tantangan tersebut, rekayasa pertanian<br />
memberikan opsi solusi penting. Di dalamnya menyangkut pemodelan upaya<br />
peningkatan produksi oleh sumber daya manusia tangguh dan memiliki kompetensi<br />
teknis-managerial memadai sejalan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan.<br />
Pada gilirannya rekayasa pertanian berkontribusi mencapai swasembada sejumlah<br />
komoditas tertentu dan bahkan ekspor diikuti terus membaiknya derajat kesejahteraan<br />
masyarakat.<br />
Secara keilmuan, rekayasa pertanian adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari<br />
pertanian melalui pendekatan rekayasa dengan melakukan transformasi<br />
sumber daya alam secara efisien dan efektif untuk kebutuhan manusia. Rekayasa<br />
pertanian menitikberatkan pada beberapa disiplin keilmuan antara lain dasar-dasar<br />
perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi dan penerapan unsur-unsur<br />
kesatuan sistem produksi seperti manusia, mesin dan peralatan, serta sumber daya<br />
pertanian. Penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
harga ekspornya ke Jakarta, meskipun<br />
menurut Kepala Dinas Pertanian NTB<br />
Husnul Fauzi (9/1), produksi cabai NTB<br />
mencapai 105.000 ton dari lahan 5.300<br />
hektare. Malahan dia kawatir, pedagang<br />
memborong dan mengeluarkan dari<br />
NTB, yang akhirnya daerah itu kekurangan<br />
cabai! Lain lagi upaya Pemerintah<br />
Kota (Pemkot) <strong>Surabaya</strong>. Yakni,<br />
mengadakan operasi-pasar cabai rawit.<br />
Peristiwa pertama kalinya dalam sejarah<br />
operasi-operasi pasar bahan makanan.<br />
Namun, masyarakat menganggap, stok<br />
untuk itu kurang. Sebab, hanya butuh<br />
waktu pendek, ludeslah cabai itu!<br />
Alasan lonjakan harga cabai sekarang,<br />
cuaca yang disalahkan. Curah hujan<br />
berlebihan, sehingga banyak cabai rusak/<br />
membusuk. Juga bermunculan hama<br />
tanaman. Belum lagi mulai muncul pencurian<br />
cabai di lahan pertanian milik para<br />
petani. Kisahnya sama dengan tanaman<br />
bawang merah. Dari status komoditas<br />
pembuat pedas di mulut, kini bertambah<br />
fungsinya sebagai lontaran ucapan pedas<br />
dari mulut, yang menuduh pemerintah<br />
kurang tanggap. Ada pendapat, agar<br />
pemerintah melakukan pembelian cabai<br />
sewaktu panen raya dan disimpan. Bila<br />
terjadi kelangkaan cabai. dioperasi-pasarkan.<br />
Masalahnya, sifat cabai tidak seperti<br />
beras atau jagung. Disimpan dua hari<br />
saja, sudah mulai berubah membusuk.<br />
Meskipun disimpan di lemari es.<br />
Konsumen cabai bukan hanya yang<br />
secara langsung membuat sambal ketika<br />
mengolah makanan selera Indonesia atau<br />
Asia. Akan tetapi terbanyak diserap oleh<br />
industri makanan untuk produknya, antara<br />
lain untuk sambal jadi, dan banyak untuk<br />
menu makanan lainnya. Pemerintah<br />
selalu dilibatkan kalau urusan produk dan<br />
harga menjadi masalah. Ngurusi cabai<br />
seperti sekarang bisa menjadikan capai<br />
pada pikiran dan upaya, meskipun belum<br />
tentu tercapai yang seperti direncanakan.<br />
Lalu saya teringat kembali saat<br />
musim dingin seperti sekarang ini ketika<br />
naik kereta api ekspres dari Seoul, ibu<br />
kota Korea Selatan arah selatan, kira-kira<br />
sepuluh tahun lewat. Sepanjang mata<br />
memandang hamparan lahan-lahan pertanian<br />
terlihat tenda-tenda plastik atau<br />
vinyl berwarna keputihan yang atapnya<br />
melengkung mencapai tanah sehingga<br />
bagaikan hanggar-hanggar pesawat terbang<br />
militer. Ketika esok harinya berkesempatan<br />
meninjau pusat-pusat koperasi<br />
pedesaan yang disebut Semaul Umdong,<br />
ternyata tenda-tenda plastik itu bukannya<br />
tempat para petani berkemah, melainkan<br />
semacam green house beberapa jenis<br />
tanaman sayuran. Terbanyak jenis ginseng<br />
untuk sayur mayur. Yakni ginseng<br />
yang ditanam dan dipanen untuk keperluan<br />
kuliner. Kalau ginseng untuk obat<br />
tradisionalnya, biasanya diambil dari<br />
dalam hutan/ pegunungan. Harganya cukup<br />
mahal. “Kemah-kemah” itu tak lain<br />
melindungi tanaman sayur mereka dari<br />
udara dingin, terutama salju. Maklum,<br />
semenanjung Korea terletak di kawasan<br />
iklim Kutub Utara. Terkadang mereka<br />
membuat udara panas di dalam tendatenda<br />
itu apabila suhu dingin meningkat<br />
dan terjadinya fenoma alam yang bisa<br />
menghancurkan tanaman sayur mayur.<br />
Ke beberapa kawasan pertanian di perfecture-perfecture<br />
di Jepang, teknologi<br />
pertanian semacam itu juga digunakan<br />
untuk melindungi tanaman jenis sayurannya.<br />
dari cuaca dingin.,Sedangkan<br />
jenis tanaman sayur mayur kita yang<br />
rentan cuaca dan hama justru yang menjadi<br />
komoditas utama masyarakat. Untuk<br />
kepentingan rumah tangga maupun bahan<br />
baku industri kuliner. Seperti cabai,<br />
bawang merah, sayur-mayur dan lainlain.<br />
Jenis-jenis tersebut penanamannya<br />
perlu peningkatan terus inovasi teknologi<br />
pertanian. Salah satunya, mungkin dengan<br />
tenda-tenda vinyl atau plastik. Harus<br />
diakui, biaya material teknologi pertanian<br />
itu tidak kecil. Karenanya, barangkali<br />
koperasi-koperasi pedesaan ataupun<br />
dinas-dinas pertanian provinsi dan kabupaten<br />
mendukungnya (lewat pengadaan<br />
materialnya, bantuan, atau dorongan<br />
kredit) serta pelatihan cara cocok tanam<br />
yang disesuaikan dengan teknologi tersebut.<br />
Dari sisi itulah pemerintah ikut campur<br />
urursan pertanian sayur mayur. tersebut.<br />
Tentu saja biaya cocok tanamnya<br />
lebih tinggi. Karenanya, pemerintah bisa<br />
menetapkan standar harga jual produk<br />
sayur-mayur tersebut dengan memperhitungkan<br />
ongkos dan material pertaniannya<br />
diperbandingkan dengan daya beli<br />
masyarakat.. Jadi bukan membeli sebanyak-banyaknya<br />
sewaktu hasil panen raya<br />
lalu disimpan. Itu berarti buang duit anggaran,<br />
Karena yang disimpan itu busuk<br />
dan hancur. ***<br />
rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya (alam dan pertanian) untuk<br />
kesejahteraan manusia menjadi kata kunci.<br />
Secara generik rekayasa pertanian menyangkut cara meningkatkan efisiensi<br />
usaha pertanian dalam mencapai tingkatan tinggi terkait produktivitas, mutu,<br />
kontinuitas pasokan produk-produk pertanian, kesejahteraan petani, dan kelestarian<br />
lingkungan. Efisiensi tersebut meliputi lahan, tenaga kerja, energi, dan sumber<br />
daya (benih, pupuk, dan air). Spesialisasi bidang teknik pertanian mencakup<br />
banyak bidang mengenai desain proses dan alat mesin bidang pertanian. Sedangkan<br />
pertanian dalam arti luas adalah kegiatan memanen radiasi matahari untuk<br />
dimanfaatkan bagi perbaikan kualitas hidup manusiasejagad raya dan lingkungan.<br />
Ini berarti mencakup budidaya tanaman pertanian , peternakan, perikanan, pengolahan<br />
hingga produk hasil pertanian siap dikonsumsi masyarakat.<br />
Ditilik dari alur sejarahnya, teknologi pertanian secara keilmuan merupakan<br />
hibrida ilmu teknik dan ilmu pertanian. Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam<br />
lingkup teknologi pertanian sendiri dipicu kebutuhan akan pembukaan lahan<br />
pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun Eropa medio abad ke-18.<br />
Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan dampak besar<br />
terhadap bidang rekayasa pertanian sejalan berkembangnya ranah sistem dan<br />
manajemen pengoperasian alat/mesin (mekanisasi) pertanian. Proses dimaksud<br />
merupakan aplikasi manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi<br />
pertanian.<br />
Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan<br />
dengan ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan dan otot lewat<br />
sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada<br />
sistem pertanian, menjadikan rekayasa pertanian berkembang menjadi sistem<br />
rekayasa pertanian (agricultural system engineering). Obyek formal berupa<br />
kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi<br />
sebagai sistem hayati dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara<br />
holistik. Dalam pendekatan ini sumber daya hayati berupa mikroorganisme turut<br />
dijadikan obyek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa.<br />
Percepatan Industri<br />
Penerapan rekayasa pertanian diyakini akan sangat membantu percepatan<br />
industrialisasi pertanian dalam arti luas. Sektor pertanian di Indonesia<br />
membutuhkan sumber daya manusia tangguh diikuti kompetensi memadai<br />
untuk bisa berkontribusi secara nyata pada pembangunan pertanian secara<br />
berkelanjutan. Sumber daya manusia yang dibentuk tidak hanya harus capable<br />
menjawab tantangan dan isu terkini, melainkan juga bagaimana merekonstruksi<br />
arah kehidupan mendatang yang lebih baik. Dunia tanpa kelaparan dan<br />
pembangunan ekonomi yang mampu memberikan kemaslahatan kepada<br />
terpenuhinya hajat hidup orang banyak.<br />
Rekayasa pertanian dikembangkan dengan landasan sains hayati kuat dan<br />
mengkombinasikan ilmu-ilmu pertanian konvensional dengan; prinsip-prinsip<br />
rekayasa biosistem di atas.. Prinsip-prinsip rekayasa biosistem diaplikasikan<br />
untuk membangun dan mengelola sistem pertanian guna mencapai efisiensi<br />
energi, materi dan ekonomi secara optimal. Falsafah teknologinya berangkat<br />
dari praktik-empirik bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistikvitalistik<br />
dengan penekanan pada obyek formal kerekayasaan dalam pembuatan<br />
dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi, serta<br />
pengolahan dan pengamanan hasil produksi.<br />
Obyek formal dalam pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus<br />
budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan<br />
mutu hasil panen diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan<br />
serta pemasaran hasil. Secara luas cakupan teknologinya meliputi berbagai<br />
penerapan ilmu teknik pada obyek formal dari budidaya sampai pemasaran.<br />
Dari sinilah berbagai persoalan pertanian kontemporer yang tidak mungkin<br />
terselesaikan dengan cara-cara lama memerlukan dukungan rekayasa pertanian.<br />
TABLOID<br />
Pemimpin umum<br />
Nyoman Sudapet<br />
Pemimpin Redaksi/<br />
Penanggung Jawab<br />
Bambang Wiliarto<br />
Redaktur Pelaksana/Korlip<br />
Samudera Ghozuwan<br />
Redaktur<br />
Antonius Andhika<br />
Wartawan Senior<br />
HM Taufiq<br />
Anggota Redaksi<br />
Antonius Andhika, Lely Yuana, Meta<br />
Vabiola, Romadhona, Samudera,<br />
Yenny Noer R<br />
Gresik<br />
Samudera Ghozuwan<br />
Mojokerto<br />
Nyoto Eko Sudarmanto,<br />
Kartiwi,<br />
Machradji Machfud<br />
Malang & Batu<br />
Erno<br />
Lamongan<br />
Samudra<br />
Blitar<br />
Khoirul Abadi<br />
Tuban<br />
Imam Suroso<br />
Madiun<br />
Ajun Ally<br />
Ngawi & Magetan<br />
Eko Setiyowati<br />
Probolinggo<br />
Yusron Fuadi<br />
Fotografer<br />
Romadhona Yulian BW<br />
Marketing<br />
Noor NH<br />
Desain Grafis<br />
M. Hadi Widjaja<br />
Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi<br />
- Raya Darmo Permai III A5-A8<br />
<strong>Surabaya</strong><br />
Telp. 031-7317457 Fax. 031-7315994<br />
- Permata Darmo Bintoro 22 -23 Jalan<br />
Ketampon <strong>Surabaya</strong><br />
Telp. 031 5668432, 5633456. Fax. 031<br />
5675240.<br />
Email<br />
editor_bisnis@yahoo.co.id<br />
Penerbit :<br />
PT <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> Pos<br />
Rekening Bank Jatim<br />
075-1004-753<br />
a/n PT Tarukan Media Dharma<br />
Pencetak :<br />
PT Percetakan Bali Post<br />
Jl. Kebo Iwa 63A Denpasar Barat<br />
Perwakilan :<br />
Jalan Kepundung 67 A, Telp. 0361<br />
225764, 225765. Fax. 0361 227418<br />
Denpasar, Jalan Palmerah Barat 21 F,<br />
Telp. 021 5357602. Fax. 021 5357605<br />
Jakarta.<br />
Iklan Peluang Emas Tarif Iklan<br />
Mini/Baris : Rp 11.000 (30 Karakter)<br />
minimum 2 baris, maksimum 10 baris<br />
(bayar dimuka),<br />
Iklan Display Full Colour : Rp<br />
15.000/mmk<br />
Advertorial Colour : Rp 10.000/mmk<br />
Iklan Keluarga/Sosial : Rp 5.000/<br />
mmk<br />
Informasi dan Pemasangan Iklan<br />
Hubungi : 031 5668432/5633456,<br />
Fax. 031 5675240<br />
“ Jika pers merugikan,<br />
jangan main hakim sendiri,<br />
gunakan hak jawab atau<br />
adukan ke Dewan Pers”<br />
( Pesan ini disampaikan <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> dan Dewan Pers )<br />
Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl.<br />
Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel.<br />
(021) 3521488, 3504874, 3504874 -<br />
75, Fax (021) 3452030,<br />
E-mail : dewanpers@cbn.net.id<br />
Twitter : @dewanpers<br />
Website : www.dewanpers.or.id /<br />
www.presscouncil.or.id<br />
WARTAWAN BISNIS SURABAYA SELALU<br />
MEMBAWA TANDA PENGENAL , DAN<br />
TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/<br />
MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
PERGERAKAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA SEPEKAN<br />
Bank<br />
5<br />
TANGGAL<br />
AUD EUR HKD JPY SGD USD<br />
Tingkatkan Perfomance <strong>Bisnis</strong>, Bank Jatim Jalin<br />
Kerjasama dengan Bank Mandiri<br />
Sumber : BI(ton)<br />
Terus perfomance dalam peningkatan bisnis Bank<br />
Jatim, Pemerintah Pusat dan Pemprov Jawa<br />
Timur sepakat melakukan kerjasama antar bank,<br />
yaitu Bank Mandiri.<br />
Kesepakatan itu diwujudkan dalam bentuk penandatangan<br />
kerjasama antara Direktur Utama Bank Jatim, Soeroso,<br />
dan Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo.<br />
Penandatangan disaksikan Gubernur Jawa<br />
Timur, Soekarwo, dan Menteri BUMN, Rini Sumarno,<br />
saat di <strong>Surabaya</strong>, Rabu (11/1).<br />
“Melalui kerjasama ini, diharapkan Bank Mandiri<br />
dapat melakukan ‘bridging’ pendanaan kepada Bank<br />
Jatim,” kata Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur<br />
Jatim ini. Dengan demikian, lanjutnya, berbagai proyek<br />
strategis Jawa Timur diharapkan dapat segera terwujud.<br />
Proyek-proyek strategis tersebut terutama pembangunan<br />
jalan tol Krian, Legundi, Bunder, Manyar (KLBM)<br />
sepanjang 38,28km senilai Rp 12,22 triliun. Selain itu<br />
juga pembangunan dermaga Probolinggo senilai Rp 1,9<br />
triliun, untuk pembangunan dermaga, peralatan, dan<br />
reklamasi.<br />
Sehingga diharapkan kedepan proyek penggemukan<br />
sapi untuk mendukung stok nasional juga bisa terealisasi.<br />
“Kita berharap jika proyek sapi ini berhasil, harga daging<br />
nasional akan turun, sebagaimana diharapkan oleh Bapak<br />
Presiden,” ujar Pakde Karwo.<br />
Terkait besaran bunga pinjaman, Gubernur berharap<br />
nilainya dapat di bawah bunga korporasi. Jika bunga korporasi<br />
saat ini sebesar 12 persen, maka melalui kerjasama<br />
ini diharapkan bisa single digit, yakni antara 7-8 persen.<br />
Sedangkan untuk penggemukan daging yang melibatkan<br />
banyak petani, diharapkan bunga hanya sebesar 4 persen.<br />
Oleh karena itu, penandatangan kerjasama ini akan ditindaklanjuti<br />
pertemuan-pertemuan teknis kedua belah pihak.<br />
Di kesempatan ini, Menteri BUMN Rini Sumarno juga<br />
menyampaikan persetujuannya terhadap usulan Gubernur<br />
Jawa Timur agar Pemprov Jatim, melalui BUMD-nya, PT<br />
PWU diberikan alokasi saham lebih besar dibanding saat ini<br />
pada proyek tol KLBM. “Alhamdullilah, ke depan PT PWU<br />
memiliki saham lebih tinggi dibanding swasta,” tutur Pak<br />
De Karwo, didampingi para pejabat ekonominya. Antara<br />
lain Asisten Perekonomian dan Pembangunan Fattah Yasin,<br />
Kepala Bappeda Budi Setiawan, dan Kepala BPKAD,<br />
Jumadi.<br />
Seperti diketahui, proyek pembangunan jalan tol KLBM<br />
akan dikerjakan oleh PT Waskita Bumi Wira, yang<br />
merupakan kerjasama antara pemerintah melalui PT<br />
Jasa Marga, pihak swasta yaitu PT Energy Bumi Mining,<br />
dan Pemprov Jawa Timur. Komposisi kepemilikan<br />
saham jalan tol ini, yakni PT PWU 20 persen, PT Energy<br />
Bumi Mining 25 persen , dan PT Waskita Karya 55<br />
persen. Jalan tol KLBM tersebut sudah diresmikan oleh<br />
Menteri PU tanggal 5 Desember yang lalu di Jakarta.<br />
Menurut Kepala Biro Humas Setda Prov Jatim,<br />
Benny Sampirwanto, gubernur berharap Pemprov Jawa<br />
Timur dapat diberikan saham menjadi 35 persen dalam<br />
kepemilikan saham jalan tol KLBM., Benny mengatakan,<br />
realisasi proyek-proyek strategis Jawa Timur<br />
tersebut, merupakan prioritas Gubernur Soekarwo<br />
karena pembangunan infrastruktur dinilai sangat mempengaruhi<br />
kualitas lalu lintas aktivitas ekonomi di Jatim.<br />
Hal ini akan berdampak pada kualitas industri<br />
produk asal Jatim, dengan begitu produk asal Jatim diharapkan<br />
bisa semakin kompetitif. “Termasuk dalam hal<br />
pemberian bunga perbankan murah yang berdampak positif<br />
dalam pemberian pelayanan murah dan berkualitas kepada<br />
masyarakat,” pungkas Benny.(ton)<br />
Serah Terima Jabatan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur<br />
Tepat Rabu, 11 Januari 2016,<br />
bertempat di Ruang Singosari Kantor<br />
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi<br />
Jawa Timur, berlangsung serah<br />
terima jabatan (Sertijab) Kepala<br />
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi<br />
Jawa Timur. Peralihan pemimpin<br />
Kantor Perwakilan Bank Indonesia<br />
Provinsi Jawa<br />
Timur dari Benny<br />
Siswanto kepada<br />
Difi Ahmad Johansyah<br />
disaksikan<br />
langsung oleh<br />
Gubernur Bank<br />
Indonesia, Agus D.W Martowardojo<br />
dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.<br />
Selain itu hadir pula para undangan<br />
dari MUSPIDA Jawa Timur,<br />
Bupati/Walikota, jajaran Pemerintah<br />
Provinsi Jawa Timur, Kepala Otoritas<br />
Jasa Keuangan Regional IV, Pimpinan<br />
Perbankan Jawa Timur, serta<br />
stakeholder Bank Indonesia lainnya.<br />
Terkait acara tersebut, Gubernur<br />
Bank Indonesia memberikan<br />
apresiasi kepada Kepala Perwakilan<br />
Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur<br />
sebelumnya yakni Benny Siswanto<br />
yang telah berkontribusi aktif dalam<br />
mendorong pengembangan ekonomi<br />
dan mengawal inflasi, serta menjaga<br />
kelancaran sistem pembayaran dan<br />
stabilitas sistem keuangan di Jawa<br />
Timur.<br />
Pencapaian dimaksud terlihat<br />
pada periode kepemimpinan Benny<br />
Siswanto, Provinsi Jawa Timur<br />
meraih beberapa penghargaan dalam<br />
upaya pengendalian inflasi daerah<br />
yaitu TPID terbaik tahun 2015 dan<br />
TPID Terinovatif<br />
Tahun 2016.<br />
Selain itu, Bank<br />
Indonesia Provinsi<br />
Jawa Timur terus<br />
mendorong Gerakan<br />
Nasional Non<br />
Tunai dalam transaksi pemerintah<br />
maupun publik. Penyelenggaraan kas<br />
kapal keluar pulau bekerjasama dengan<br />
TNI AL rutin dilakukan untuk<br />
menjaga kecukupan dan kelayakan<br />
uang beredar di pulau – pulau terluar<br />
Jawa Timur. Tidak kalah pentingnya,<br />
koordinasi dan sinergi dengan OJK<br />
Regional IV dan Perbankan melalui<br />
Badan Musyawarah Perbankan Daerah<br />
(BMPD) berjalan dengan baik.<br />
Pasca 2 (dua) tahun memimpin<br />
Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur,<br />
Benny Siswanto diberikan mandat<br />
untuk menjadi Kepala Departemen<br />
Regional I yang membawahi Kantor<br />
Perwakilan Bank Indonesia di<br />
wilayah Sumatera.<br />
Kepala Perwakilan Bank Indonesia<br />
Provinsi Jawa Timur yang baru,<br />
Difi Ahmad Johansyah sebelumnya<br />
diberikan mandat sebagai Kepala<br />
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi<br />
Sumatera Utara. Difi Ahmad Johansyah<br />
juga pernah menjabat sebagai<br />
Kepala Departemen Komunikasi<br />
Bank Indonesia. Ke depan, dalam<br />
kepemimpinannya, Bank Indonesia<br />
Provinsi Jawa Timur akan semakin<br />
meningkatkan koordinasi dan<br />
komunikasi, serta bersinergi dengan<br />
Pemerintah dalam memberikan<br />
kontribusi positif dalam mengawal<br />
inflasi, mendorong pengembangan<br />
ekonomi daerah, menjaga kelancaran<br />
sistem pembayaran, dan menjamin<br />
stabilitas sistem keuangan di Jawa<br />
Timur.
6<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Latte Art<br />
Kombinasi Good Taste dan Good Visual<br />
Kopi bergambar. Yaaa…., bagi pecinta kopi yang sering minum di kafe atau restoran,<br />
pasti terbiasa melihat “kopi bergambar” atau latte art. Untuk membuat latte art, selain<br />
perlu kepiawaian barista juga perlu racikan espresso dan susu yang tepat.<br />
“Saya sering bertanya<br />
kepada konsumen, apakah latte<br />
art penting atau tidak. Ternyata<br />
jawaban yang saya dapatkan, latte<br />
art penting,’’ kata Vikki Raharja,<br />
seorang barista Indonesia dalam<br />
acara “Taste Your Temperatur”<br />
bersama Toffin. Ia menyatakan,<br />
ada konsumen yang begitu<br />
disajikan latte art langsung motret<br />
dan posting ke media sosial. Ada<br />
juga yang bilang latte art adalah<br />
bonus dari espresso.<br />
Vikki menuturkan bagi<br />
seorang barista, latte art<br />
merupakan takdir untuk bisa<br />
menyajikan minuman yang<br />
good taste dan seni yang good<br />
visual. Kombinasi good taste<br />
dan good visual ini juga menjadi<br />
parameter penilaian di ajang<br />
lomba. “Kekontrasan warna<br />
dan kesimetrisan gambar yang<br />
disajikan sanggat penting,” ujar<br />
Vikki.<br />
Pria yang berlatar belakang<br />
sarjana teknik nuklir ini<br />
menceritakan pengalamannya<br />
ikut lomba latte art. Pada 2012<br />
ia ikut di sebuah kompetisi di<br />
Jakarta. Hanya bermodal keahlian<br />
membuat gambar tulip tiga slice,<br />
Vikki berhasil meraih juara 3.<br />
Dua tahun kemudian, ia ikut event<br />
di Bali. Di babak kualifikasi, pria<br />
yang menjadi barista sejak 2008<br />
ini menjadi juara 1. Tetapi di<br />
babak final ia gagal.<br />
“Barista bukan hanya jago<br />
membuat latte art tetapi harus<br />
membuat espresso yang enak.<br />
Sayang sekali, waktu itu,<br />
gambar saya bagus tetapi, rasa<br />
espressonya jelek. Saya malu.<br />
Saya pun menjadikan itu sebagai<br />
pengalaman,” kenangnya.<br />
Ia menjelaskan, latte art<br />
adalah cara menyiapkan kopi<br />
dengan menuangkan susu panas<br />
ke secangkir espresso dan<br />
menciptakan pola atau desain<br />
di permukaan latte. Selain<br />
itu, bisa pula dengan langung<br />
“menggambar” di lapisan<br />
atas busa. Hiasan khas yang<br />
memperindah kopi ini disebut<br />
latte art. Ada yang membuat<br />
gambar cemara, jantung, bebek,<br />
naga, dan berbagai kreasi lainnya.<br />
Saat barista beraksi,<br />
pengunjung biasanya menonton<br />
dan tertegun takjub. Ada juga<br />
yang langsung mengabadikan<br />
dengan ponsel lalu mengunggah<br />
ke media sosial. Betapa dengan<br />
mudahnya para barista ini<br />
memeragakan ‘melukis’ kopi<br />
dengan susu yang dibuat<br />
sedemikian rupa. Memang<br />
diperlukan keterampilan khusus<br />
agar latte art lahir dengan<br />
sempurna. “Saya dulu belajar<br />
dari YouTube. Satu hari bisa<br />
menghabiskan 10 karton susu<br />
untuk belajar,” ujar barista yang<br />
pernah bekerja di Kroasia ini.<br />
Dari pengalamannya, Vikki<br />
akhirnya berhasil menemukan<br />
formula yang sesuai untuk<br />
membuat latte art. Racikan<br />
espresso dan susu yang sudah<br />
di-steam ini juga dipengaruhi<br />
ketepatan mengatur temperatur<br />
mesin. Ia menambahkan,<br />
sekarang dengan mesin kopi yang<br />
canggih, barista sangat terbantu<br />
untuk membuat bahan latte art.<br />
Kadang kala, ia bercanda, kalau<br />
kombinasi espresso dan susu<br />
sudah tepat, tinggal tuang saja<br />
sudah menghasilkan latte art.<br />
Barista Ibarat Pelukis<br />
Latte art terjadi karena<br />
bantuan susu yang dipanaskan<br />
dengan steamer dan membentuk<br />
microfoam. Kehadiran microfoam<br />
ini mengubah karakteristik<br />
dari susu cair biasa. Dalam<br />
bahasa ilmiah proses ini disebut<br />
denaturasi. Susu terdiri dari<br />
lemak, gula dan protein. Ketika<br />
susu diuapkan maka lemak<br />
mengurai dan memecah gula yang<br />
ada padanya dan membuat susu<br />
terasa lebih manis. Susu yang<br />
telah menghasilkan microfoam<br />
inilah yang dituangkan barista ke<br />
dalam espresso dan bisa dibentuk<br />
menjadi berbagai desain. Vikki<br />
mengaku latar belakangnya<br />
sebagai sarjana teknik nuklir<br />
membantunya untuk memahami<br />
proses latte art ini.<br />
Barista yang akan membuat<br />
latte art ibarat pelukis yang akan<br />
melukis. Jika seorang pelukis<br />
memerlukan kuas dan kanvas,<br />
maka barista memerlukan milk<br />
jug sebagai kuas dan secangkir<br />
espresso sebagai kanvas. Tuangan<br />
susu yang diatur sedemikian rupa<br />
bisa menghasilkan kreasi yang<br />
luar biasa.<br />
Vikki juga pernah ikut<br />
kompetisi di Jepang dan<br />
Singapura. Baginya kalah dan<br />
menang hal biasa. Yang penting,<br />
bisa mendapatkan pengalaman dan<br />
mengukur kemampuan. “Bekerja<br />
dan berkreasi di industri kopi<br />
membuat saya memiliki banyak<br />
teman, banyak pengalaman, dan<br />
merasakan hidup lebih hidup.<br />
Saya tidak suka bekerja monoton,<br />
selalu ingin suasana berbeda,” ujar<br />
pria yang pernah bekerja di sebuah<br />
perusahaan minyak multinasional<br />
selama setahun kemudian banting<br />
stir kemudian memilih fokus di<br />
industri kopi. Ia pun selalu mengupdate<br />
pengetahuannya tentang<br />
kopi.<br />
Menurut Vikki ada tanggung<br />
jawab besar yang diemban seorang<br />
barista. Barista merupakan<br />
level terakhir yang menyajikan<br />
perjalanan panjang kopi dari<br />
petani hingga ke konsumen.<br />
“Barista tidak hanya membuat<br />
kopi untuk disajikan kepada<br />
konsumen. Ada tanggung jawab<br />
besar dari sebuah proses panjang.<br />
Kalau kopi yang disajikan tidak<br />
enak, kan kasihan petani yang<br />
sudah bersusah payah untuk<br />
menanam dan merawat kopinya.<br />
Kasihan juga roaster-nya. Karena<br />
itu, menjadi barista merupakan<br />
pekerjaan yang penuh tanggung<br />
jawab dan memerlukan sentuhan<br />
hati,” ungkap Vikki.<br />
Perkembangan industri<br />
kopi juga membuat kopi tak<br />
lagi menjadi menu tambahan<br />
tetapi menjadi menu utama.<br />
Hal ini membuat banyak yang<br />
berkiprah di industri kopi. Ada<br />
yang menggunakan manual<br />
brew sampai memakai mesin<br />
canggih. Kopi pun tak hanya<br />
dijual di restoran dan kafe,<br />
beberapa barbershop dan distro<br />
pun memasukan kopi sebagai<br />
produk yang dijual. (ngurahbudi@<br />
cybertokoh.com)
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Gerbang Jatim<br />
7<br />
Menteri Perindustrian<br />
Airlangga Hartarto<br />
didampingi Wakil<br />
Gubernur Jatim<br />
Saifullah Yusuf dan<br />
Direktur Utama Semen<br />
Indonesia Rizkan<br />
Chandra mengunjungi<br />
booth inovasi.<br />
Semen Award Hasilkan Keuntungan Rp 880 Miliar<br />
Perhelatan Semen Indonesia Award on Innovation<br />
Award (SMI-AI) dari tahun ke tahun terus menunjukkan<br />
kemajuan signifikan. Sejak kali pertama dihelat pada<br />
2010, jumlah potensi benefit yang dihasilkan terus<br />
melambung. Demikian pula partisipasi peserta maupun<br />
jumlah inovasi yang dihasilkan dari masing-masing<br />
opco.<br />
Untuk SMI-AI tahun 2015-2016, nilai potensi benefit<br />
yang dihasilkan mencapai Rp 880 miliar, atau meningkat<br />
dibanding tahun sebelumnya (2014) senilai Rp 777<br />
miliar. “Kalau tahun sebelumnya sebesar Rp 777 miliar,<br />
tahun ini mendekati Rp 900 miliar,” kata Dirut Semen<br />
Indonesia Rizkan Chandra saat memberikan sambutan<br />
dalam SMI-AI di Wisma A Yani, Gresik, Senin (9/1).<br />
Sementara itu Menteri Perindustian Airlangga<br />
Hartarto yang didaulat membuka pergelaran SMI-AI<br />
2015-206 menegaskan, event ini wajib dipertahankan<br />
karena terbukti mampu meningkatkan keunggulan<br />
perusahaan. Keunggulan kompetitif sangat diperlukan<br />
untuk menghadapi persaingan industri semen yang<br />
semakin ketat.<br />
“Kelebihan kapasitas domestik sejak 2015 telah<br />
mencapai 25 persen, dan diperkirakan meningkat jadi 30<br />
persen pada tahun 2018,” kata Airlangga..(sam)<br />
Buah Naga Hitam lebih Menjanjikan<br />
Permintaan Bibit Terus Meningkat<br />
TINGGINYA permintaan buah naga,<br />
mendorong petani komoditi ini lebih kreatif.<br />
Seperti, mengembangkan buah naga varietas<br />
hitam dan orange. Buah naga unik ini mulai<br />
dikembangkan<br />
Ahmad Munawir (36), warga Dusun<br />
Sidorejo Kulon, Desa Yosomulyo, Kecamatan<br />
Gambiran.<br />
Hampir setahun terakhir, pria ini mengembangkan<br />
buah naga yang tergolong baru tersebut.<br />
Menurut Munawir, buah naga hitam dan<br />
orange merupakan pengembangan dari varietas<br />
sebelumnya. ‘’Ya, memang ini adalah varietas<br />
unggul yang sangat baru,” kata Munawir<br />
pada <strong>Bisnis</strong> Banyuwangi, pekan lalu.<br />
Ditambahkan, dua jenis varietas naga ini<br />
memiliki prospek yang lebih menjanjikan.<br />
Terbukti, permintaan bibit keduanya terus<br />
meningkat. Bahkan, mulai dilirik luar daerah.<br />
Menurutnya, proses penanaman dan pemeliharaan<br />
buah naga hitam dan orange itu sama<br />
dengan naga biasa, warga merah atau putih.<br />
Sehingga, tetap cocok dikembangkan di dataran<br />
Banyuwangi.<br />
Cara pembibitan yang paling baik, kata<br />
dia,menggunakan tekhnologi stek atau penyambungan.<br />
Prosesnya, setelah bibit siap ditanam,<br />
lalu menyiapkan<br />
media atau lahan<br />
yang cukup mendapat<br />
sinar matahari.<br />
Adapun Rasa dari<br />
buah naga hitam dan<br />
orange ini dijamin<br />
beda. Lebih, manis.<br />
Kandungan zat<br />
betakarotin 500 mg,<br />
antioksidan, dan vitamin<br />
E dalam buah<br />
naga hitam sangat<br />
baik bagi kesehatan.<br />
Tak heran, jika<br />
buah naga hitam banyak<br />
diburu pasar. Harganya<br />
juga jauh lebih<br />
mahal dibandingkan<br />
buah naga biasa. Harga<br />
buah naga hitam dan orange bisa tembus Rp<br />
50.000 per kilogram.<br />
Di Banyuwangi, buah naga hitam dan orange<br />
belum banyak yang mengembangkan.<br />
Padahal, proses perawatannya juga mudah.<br />
Pihaknya menyarankan para petani mulai<br />
mengembangkan buah naga jenis baru ini.<br />
Apalagi, jika dikembangkan secara organik.<br />
“ Yang jelas, prospeknya lebih menjanjikan,”<br />
pungkasnya. (eko)<br />
Satwa Taman Wisata<br />
Umbul Square Madiun<br />
Kukang Jawa<br />
Seekor hewan Kukang<br />
(Nycticebus) Jawa<br />
berumur 5 bulan koleksi<br />
Taman Wisata Madiun<br />
Umbul Square.(jun)<br />
Buaya<br />
Muara<br />
Seekor anak buaya muara (Crocodylus porosus) umur 4 bulan koleksi<br />
Taman Wisata Madiun Umbul Square, Desa Glonggong, Kecamatan<br />
Dolopo, Kabupaten Madiun. Foto diambil Minggu 8 Januari 2017
8 <strong>Bisnis</strong> Pantura<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Kota Soto Mulai Terapkan<br />
Full Day School<br />
Penerapan Full Day School (FDS) oleh pemerintah pusat<br />
belum lagi dluncurkan, bahkan di sejumlah daerah yang dijadikan<br />
percontohan sekalipun. Namun Pemkab Lamongan sudah start<br />
duluan, dua SMPN di Kota Soto itu sudah menerapkan FDS secara<br />
penuh.<br />
Peluncuran program FDS di Lamongan itu dilakukan Bupati<br />
Fadeli dilakukan secara simultan di dua sekolah perkotaan, yakni<br />
SMPN 1 dan SMPN 2 Lamongan, Rabu (11/1). Selanjutnya, seluruh<br />
sekolah menengah pertama di Lamongan bakal menerapkan FDS.<br />
Bupati Fadeli menyebutkan dia mendukung penuh Program<br />
FDS dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Karena<br />
dia percaya, Program FDS bisa membentuk karakter generasi muda<br />
Pemasangan portal jalur Manyar-Sembayat di Pantura.<br />
Portal Tetap Dipasang di Jalur Pantura<br />
Pemkab Gresik Bersikukuh Agar Perbaikan Lancar<br />
Untuk sementara, Pemkab Gresik<br />
tetap mempertahankan pemasangan<br />
portal. Hal ini dilakukan demi kelancaran<br />
perbaikan jalan di Jalur Pantura<br />
dan mencegah percepatan kerusakan.<br />
Pernyataan ini disampaikan<br />
Bambang Isdianto Kepala Dinas<br />
Pekerjaan Umum Pemkab Gresik,<br />
Jum’at (13/1).<br />
Pernyataan Kepala PU ini semakin<br />
menegaskan sikap Pemkab<br />
Gresik yang menganggap pemasangan<br />
portal di jalur Pantura adalah<br />
suatu keharusan. “Kami sudah<br />
menyampaikan untuk menolak<br />
pembukaan portal. Dan kami sampaikan<br />
sikap Pemkab Gresik tersebut<br />
pada saat rapat tentang pembahasan<br />
pembatasan operasional kendaraan<br />
angkutan barang di Jalur Pantura,”<br />
jelasnya.<br />
Dalam rapat tersebut, Pemkab<br />
Gresik mewakilkan kepada Kepala<br />
Bidang Pembangunan dan Peningkatan<br />
Jalan dan Jembatan Dinas PU,<br />
Dhiannita Triastuti serta Kepala Bidang<br />
Angkutan Dinas Perhubungan,<br />
R. Vincencius Soebiyantoro. Pihak<br />
Pemkab Gresik tetap bersikukuh<br />
agar portal tetap dipertahankan meski<br />
saat rapat mengemuka berbagai<br />
usulan agar portal di jalur pantura<br />
dibongkar.<br />
Pernyataan Kadis PU ini juga<br />
di dukung oleh Kepala Dinas Perhubungan<br />
Gresik, Andhy Hendro<br />
Wijaya yang menyatakan agar portal<br />
di Jalur Pantura tetap dipertahankan.<br />
“Percuma saja kalau hanya himbauan<br />
berupa rambu. Portal adalah<br />
pilihan terakhir. Kalau dibongkar<br />
akan mengganggu pekerjaan perbaikan.<br />
Tentu akan selesai lebih lama<br />
lagi perbaikan jalan tersebut” kata<br />
Andhy.<br />
Lebih lanjut Andhy menjelaskan<br />
selama ini Dinas Perhubungan<br />
Gresik telah mengendalikan angkutan<br />
galian C dengan pembatasan jam<br />
operasional. “Kami juga telah memasang<br />
rambu di beberapa tempat di<br />
jalur pantura tersebut. Tapi ya tetap<br />
seperti itu,” katanya.<br />
Saat rapat tentang pembahasan<br />
pembatasan operasional kendaraan<br />
angkutan barang di Jalur Pantura ini<br />
berlangsung di ruang rapat Dinas<br />
Perhubungan Provinsi Jawa Timur<br />
pada Jum’at (13/1).<br />
Rapat dihadiri perwakilan dari<br />
berbagai instansi terkait, diantaranya<br />
dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas<br />
Perhubungan Gresik, Dishub Jatim,<br />
Ditlantas Polda Jatim, BPJN Wilayah<br />
VIII, serta perwakilan dari Kementerian<br />
Perhubungan.<br />
Berbagai argumentasi dikemukakan<br />
untuk mendukung agar portal<br />
dibuka. Menurut pihak Dinas Perhubungan<br />
Provinsi pada saat rapat<br />
tersebut, bahwa Jalur Pantura tersebut<br />
merupakan jalan nasional yang<br />
pengaturan manajemen rekayasa<br />
dilakukan oleh Kementerian Perhubungan.<br />
Alasan lain yaitu bahwa<br />
portal jalan tersebut mengganggu<br />
perekonomian.<br />
Dari pihak BBPJN VIII berharap<br />
agar dilakukan penertiban angkutan<br />
barang dan galian C. Menurut BBP-<br />
JN VIII pihaknya sedang berlangsung<br />
peningkatan jalan sepanjang<br />
1,1 km di ruas Sadang-Manyar. Saat<br />
ini tengah berlangsung pengerjaan<br />
perbaikan dengan lapisan batu kapur<br />
dan lapisan agregat A 30 cm serta aspal.<br />
(sam)<br />
menjadi lebih baik.<br />
“Kami di<br />
Lamongan di awal<br />
tahun 2017 ini<br />
sudah menerapkan<br />
Program Full Day<br />
School. Ini sebagai<br />
bentuk dukungan<br />
kami pada program<br />
Kementerian<br />
Pendidikan dan<br />
Kebudayaan,<br />
sekaligus menunjukkan kesiapan Lamongan untuk menerapkan<br />
FDS, “ ujar Fadeli saat di SMPN 1 Lamongan.<br />
Dia menyebutkan Program FDS akan diterapkan di seluruh<br />
sekolah di Lamongan. Termasuk di sekolah menengah dan kejuruan.<br />
“Memang saat ini pengelolaan sekolah menengah dan kejuruan di<br />
Pemprov, namun Saya berharap program yang sangat bagus ini bisa<br />
diterapkan di sekolah menengah dan kejuruan, “ imbuhnya.<br />
Terkait teknis pelaksanaan Program FDS, saat di SMPN 2<br />
Lamongan dia mewanti-wanti agar tidak lagi membebani siswa<br />
dengan Pekerjaan Rumah (FDS). Karena siswa berada di sekolah<br />
seharian, dia meminta semua tugas selesai di sekolah, dan siswa<br />
pulang tanpa membawa PR atau Pekerjaan Rumah. (sam)<br />
Harga Cabai di Lamongan Cenderung Turun<br />
Fadeli Minta Tata Rantai Distribusi<br />
Harga komoditi cabai di<br />
Lamongan cenderung<br />
menunjukkan tren<br />
penurunan. Sempat naik sampai<br />
Rp 94.500 perkilogram, bahan<br />
masakan pedas ini kembali turun<br />
menjadi Rp 80 ribu perkilogram.<br />
Saat sidak di Pasar Sidoharjo<br />
Kecamatan Lamongan, Bupati<br />
Fadeli bersama Wabup Kartika<br />
Hidayati dan Sekkab Yuhronur<br />
Efendi berdialog dengan beberapa<br />
pedagang cabai. Para pedagang<br />
mengakui harga cabai sudah turun<br />
dibandingkan beberapa hari sebelumnya.<br />
Salah satunya Supandi. Dia<br />
mengungkapkan kepada Fadeli<br />
harga cabai saat ini sudah turun<br />
menjadi Rp 80 ribu perkilogram.<br />
Namun Fadeli juga mendapati<br />
ternyata beberapa pedagang<br />
mengambil pasokan cabai dari luar<br />
daerah. Padahal di Lamongan saat<br />
ini sedang panen cabai.<br />
Terkait itu, dia meminta Direktur<br />
Perusahaan Daerah (PD)<br />
Pasar Lamongan Djoko Purwanto<br />
menata rantai distribusi, agar cabai<br />
hasil panen petani Lamongan<br />
dijual di wilayah Lamongan. Dengan<br />
begitu, fluktuasi harga bisa<br />
Pedagang cabai di Pasar Sidoharjo Lamongan<br />
lebih dikontrol.<br />
“Lamongan ini sebenarnya<br />
juga melimpah dengan hasil panen<br />
cabai. Kemarin Saya sudah melihat<br />
langsung petani kita sedang<br />
panen cabai di wilayah Solokuro.<br />
Jika kita bisa menjaga rantai distribusi<br />
cabai ini tetap di wilayah<br />
Lamongan, tentu fluktuasi harga<br />
tidak akan terjadi, “ kata Fadeli.<br />
Data Dinas Tanaman Pangan,<br />
Hortikultura dan Perkebunan Lamongan<br />
menyebutkan tahun ini<br />
luas panen cabai mencapai 3.555<br />
hektar dengan produksi sementara<br />
sebesar 37.240 kwintal. Dan luas<br />
panen cabai pada 2015 tercatat<br />
3.550 hektar dengan produksi<br />
mencapai 43.699 kwintal. (sam)
Pada 2016 lalu Kabupaten<br />
Malang memperoleh alokasi<br />
Rp 62,81 M dari DBHCHT<br />
(Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau<br />
). Dana ini telah dipergunakan<br />
sesuai dengan aturan yang ada.<br />
Bupati Malang Rendra Kresna<br />
saat menghadiri acara coffee morning<br />
mengungkapkan besaran dana DB-<br />
HCHT itu. Coffee morning sosialisasi<br />
kebijakan dibidang cukai hasil tembakau<br />
yang diselenggarakan Kantor<br />
Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai<br />
(KPPBC) Tipe Madya Cukai Malang,<br />
di Grand Ballroom Atria Hotel Malang,<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Selasa, (10/1).<br />
Bupati Malang Rendra Kresna<br />
menyampaikan apresiasi atas capaian<br />
kinerja KPPBC Malang serta kontribusinya<br />
terhadap pembangunan di Kabupaten<br />
Malang melalui Dana Bagi Hasil<br />
Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).<br />
“Untuk tahun 2016 Kabupaten Malang<br />
memperoleh alokasi Rp 62,81 M dari<br />
DBHCHT yang telah dipergunakan<br />
sesuai dengan aturan yang berlaku,”<br />
ungkapnya.<br />
Bung Rendra sapaan akrab Bupati<br />
Malang ini menyampaikan terima kasih<br />
kepada perusahaan-perusahaan di<br />
Gerbang Jatim<br />
Malang Peroleh Rp 62,8 Miliar Dana DBHCHT<br />
Bupati Apresiasi Kinerja Bea Cukai<br />
TPA Overload<br />
Jepang Tawarkan Teknologi<br />
Pengelolaan Sampah<br />
Teknologi pengelolaam sampah yang ditawarkan Jepang mendapat perhatian<br />
serius. Bahkan, audiensi membahas teknologi tersebut dihadiri Norio<br />
Shinoda dan Fotoshi Hayasida dari Sinko Holding Co.Ltd Japan, Ali Safek<br />
Direktur Utama PT Richmount Agro Chem, Sato San Pimpinan PT KTI<br />
Probolinggo, Sekda Johny Haryanto, Sudarmanto Pemerhati Lingkungan,<br />
Asisten Ekonomi Pembangunan Ahmad Sudiyanto, Kepala Badan Lingkungan<br />
Hidup (BLH) Tutang Heru Aribowo dan sejumlah pejabat terkait.<br />
Wali Kota Probolinggo Rukmini, mengatakan, sudah pernah menyiapkan<br />
anggaran milyaran rupiah untuk membeli mesin ingenerator tempat Pemrosesan<br />
akhir (TPA) tetapi urung direalisasikan. “Saya mengapresiasi dan mendukung<br />
teknologi ini,” katanya saat menerima kunjungan Shinko Holding<br />
Co.Ltd Japan bersama PT Richmount Agro Chem Gresik Indonesia.<br />
Audiensi, diawali<br />
laporan Kepala<br />
BLH, Tutang<br />
Heru Aribowo,<br />
yang menjelaskan<br />
tentang kondisi<br />
TPA yang sudah<br />
overload. Sehingga<br />
harus mencari<br />
solusi alternatif dan<br />
adanya peluang<br />
teknologi pemrosesan<br />
sampah dari<br />
Jepang.<br />
“Melalui audiensi<br />
ini kami berharap terjaganya keberlangsungan proses penanganan akhir.<br />
Dan, menghindari permasalahan pengelolaan sampah di Kota Probolinggo<br />
baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang,” terang Tutang.<br />
Menurut dia, keunggulan teknologi hydrothermal ini tidak memerlukan<br />
lahan yang luas dan mampu memroses sampah sampai dengan 75 ton per<br />
hari. “Saat ini TPA menerima 50 ton sampah per hari dengan total jumlah<br />
penduduk Kota Probolinggo 230 ribu lebih,” jelasnya.<br />
Apabila penggunaan teknologi ini diterapkan dapat menghasilkan bahan<br />
produk utama briket, tidak menghasilkan residu, berpeluang mendapatkan<br />
teknologi tanpa APBD dan Kota Probolinggo berpotensi menjadi pilot project<br />
bagi kota se-Indonesia.<br />
Shinko Holding Indonesia yang diwakili Suherman memberikan penjelasan<br />
terkait pengolahan sampah dengan hydrothermal technology. Artinya,<br />
mengolah dan memproduksi sampah/limbah agar menjadi produk yang berharga<br />
melalui tekanan serta suhu tinggi yaitu uap air steam dalam kondisi subkritis<br />
(1,8 – 2,5 MpH dengan suhu 180-230 derajat celsius) untuk hidrolisis,<br />
maka olahan limbah akan bereaksi.<br />
Dari mulai menghancurkan molekul kecil, bahan organik, bahan yang<br />
sulit menyatu dan sulit disesuaikan serta bebas dari kuman. “Proses ini tanpa<br />
pemilahan, dalam dua jam bisa menjadi produk. Sampah yang tadinya<br />
adalah masalah bisa menjadi bahan produk. Aroma sampah yang diolah akan<br />
berubah menjadi aroma kopi seperti di Tangerang,” kata Suherman.<br />
Sekda Johny pun mengapresiasi penjelasan dari pihak Shinko Holding.<br />
Ia mengaku telah menyaksikan proses semacam ini saat mengunjungi Jepang<br />
dan teknologi ini sangat efektif.<br />
“Mesin ini membutuhkan biaya listrik yang tinggi untuk memroses sampahnya,<br />
apakah akan dibebankan BLH? Kami perlu melihat dulu bentuk<br />
kerjasamanya. Kalau bisa tidak dibebankan pada pemda tetapi membantu<br />
pemda,” tutur sekda diamini sejumlah peserta audience yang hadir siang itu.<br />
Hydrothermal technology adalah salah satu proses untuk menyelesaikan<br />
sampah menuju Adipura Paripurna. Karena permasalahan sampah masih<br />
menjadi catatan penting dalam penilaian Adipura.<br />
Direktur Utama PT Richmount Agro Chem Ali Safek, menambahkan,<br />
ada teknologi yang dibutuhkan dalam pengelolaan sampah. “Teknologi ini<br />
baru. Pertengahan tahun lalu di launching. Teknologi yang sangat simpel,<br />
dalam satu reaktor melakukan pemilahan hingga ada output-nya. Mix waste<br />
keluar menjadi output yang dikehendaki, waste yang awalnya jadi masalah<br />
justru ber-value tinggi,” ungkap Ali.<br />
Sementara itu, Norio Shinoda, dalam kesempatan itu menyampaikan<br />
pengelolaan sampah dapat diatasi dengan teknologi terbaru seperti ini. “Mudah-mudahan<br />
bisa dilakukan di Kota Probolinggo. (yus)<br />
Bupati Malang Rendra Kresna saat menyampaikan apresiasi atas<br />
capaian kinerja KPPBC Malang<br />
wilayah Kabupaten Malang. Khususnya<br />
perusahaan rokok, atas kontribusinya<br />
Pabrik karet PT Bumi Nusa Makmur yang berdiri di Desa<br />
Medali Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto disegel. Penyegelan<br />
dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)<br />
berdasar SK Bupati Mojokerto Nomor 188.45/792/HK/416-<br />
012/2016 tentang Pencabutan Ijin Gangguan PT Bumi Nusa<br />
Makmur, pada Senin (9/1) lalu.<br />
Namun pihak manajemen perusahaan melakukan perlawanan<br />
atas penyegelan tersebut. Pasalnya, SK Bupati dinilai melanggar<br />
dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan<br />
yang berlaku.<br />
Pihak manajemen, yang diwakili Humas Perusahaan, Jesicha<br />
Yenny Susanty M, SH, MH, menjelaskan dasar yuridis<br />
yang dimiliki PT Bumi Nusa Makmur tak hanya ijin HO saja.<br />
Namun meliputi Ijin Usaha Industri, Ijin Prinsip, Rekomendasi<br />
Bupati, dan lain-lain.<br />
Sehingga pencabutan Ijin Gangguan (HO) tidak seharusnya<br />
menjadi alasan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto<br />
melakukan tindakan penutupan/ pengosongan/ penyegelan.<br />
Ditambahkan Jesicha, bahwa SK Bupati Mojokerto jelas<br />
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah nomor 107 Tahun<br />
2015 Tentang Ijin Usaha Industri. Yang sanksi administratife haruslah<br />
bertahap, mulai peringatan tertulis, denda administratife,<br />
penutupan sementara, pembekuan IUI, pencabutan IUI.<br />
Disamping itu, penyegelan tersebut juga bertentangan dengan<br />
Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Tata Cara<br />
Penyelenggaraan Ijin Gangguan. Yang mana pada Bab VIII<br />
Pembekuan Ijin, Pencabutan Ijin, dan Penutupan Tempat Usaha<br />
Pasal 11 ayat 4 dan 6 menyebutkan: Peringatan Tertulis I dengan<br />
jangka waktu 14 hari kerja, Peringatan Tertulis II dengan jangka<br />
Dalam mendukung Nawa Cita ke-<br />
3, Presiden Jokowi ingin membangun<br />
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat<br />
daerah-daerah dan desa dalam<br />
kerangka negara kesatuan.<br />
Hal itu memiliki dasar UU No. 6 Th<br />
2014 tentang Desa, PP No 43 Th 2014<br />
sebagaimana diubah dengan PP No 47<br />
Th 2015 tentang Peraturan Pelakanaan<br />
UU No. 6 Th 2014 tentang Desa.<br />
Diawali tahun 2015 dialirkan dana<br />
untuk pembangunan desa. Adapun jumlah<br />
dana pemerintah pusat yang dialirkan<br />
ke Kabupaten Ngawi sumber Dana<br />
Desa sebesar Rp 61 Miliar dengan pagu<br />
untuk desa sebesar Rp 300 juta / desa.<br />
Pada tahun 2016 sedikit ada penambahan<br />
sebesar Rp 139 Miliar dan rata-rata<br />
/desa menerima Rp 600 juta. Menginjak<br />
tahun 2017 Dana Desa meningkat<br />
menjadi Rp 177 Miliar dengan penerimaan<br />
rata-rata Rp 800 juta/desa.<br />
Menurut Ahmad Roy Rozano Kabid<br />
Pemerintahan Desa (Pemdes) Kantor<br />
Dinas Pemberdayaan Masyakat dan<br />
Desa Kabupaten Ngawi, selain Dana<br />
selain dari cukai juga yang telah menyalurkan<br />
CSR-nya di Kabupaten Malang.<br />
Pabrik Karet di Mojokerto Disegel, Manajemen Melawan<br />
Desa, ada Alokai Dana Desa rata-rata<br />
Rp 500 juta sampai Rp 600 juta.<br />
“Harapan dengan dikucurkan dana<br />
yang cukup besar itu bisa dialirkan ke<br />
desa-desa untuk kepentingan membangun,”<br />
jelas Roy panggilan akrab Kabid<br />
Pemdes ini. Pembangunan sarana<br />
dan prasarana serta perekonomian bisa<br />
menjadikan masyarakat desa lebih sejahtera.<br />
Agar pembangunan sesuai dengan<br />
kepentingan, desa diberi wewenang untuk<br />
menentukan prioritas. Hal ini akan<br />
dilaksanakan kegiatan pembangunan<br />
dengan syarat atas dasar hasil musyawarah<br />
desa sehingga lebih tepat ke<br />
sasaran.<br />
Inovasi yang dilakukan mengingat<br />
pengelolaan keuangan desa pada 2015<br />
sampai tahun 2016 merupakan pembelajaran,<br />
maka untuk pengelolaan keuangan<br />
desa di tahun 2017 agar lebih baik<br />
dan transparan.<br />
“Masyarakat agar juga turut mengawal<br />
semua kegiatan desa untuk mewujudkan<br />
desa mandiri,” harap Roy. Pada<br />
9<br />
waktu 14 hari kerja, Peringatan Tertulis III dengan jangka waktu<br />
14 hari kerja.<br />
Hal lain yang dinilai rancu dan kabur oleh pihak manajemen,<br />
SK Bupati telah menyimpang dari Asas Kepastian<br />
Hukum, karena tanggal 13 Desember 2016 perusahaan telah<br />
mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara perihal<br />
penundaan pelaksanaan pengosongan.<br />
Dalam hal ini sesuai Undang-Undang no 51 Tahun 2009<br />
maka Satpol PP tidak seharusnya melakukan tindakan penutupan<br />
sepihak. Sebab Majelis yang sedang memeriksa perkara<br />
sengketa ini belum mengeluarkan putusan yang bersifat final.<br />
(ktw)<br />
2017, Alokasi Dana Desa Ngawi Rp 177 Miliar<br />
Masyarakat Diharapkan Mengawal<br />
“Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten<br />
Malang akan meningkatkan<br />
fasilitas berupa pelayanan, perizinan dan<br />
lain-lain sesuai dengan kewenangannya<br />
kepada perusahaan. Kita akan terus<br />
meningkatkan kerjasama dan sinergitas<br />
untuk pembangunan dan kemajuan Kabupaten<br />
Malang,” terangnya.<br />
Sementara itu Rudy Hery Kurniawan,<br />
Kepala KPPBC Malang menyampaikan<br />
kegiatan ini merupakan sarana<br />
penyampaian pertanggungjawaban kinerja<br />
institusi. “Selain pertanggungjawaban<br />
kinerja institusi, juga apresiasi kepada<br />
pengguna jasa institusi, serta penguatan<br />
sinergi institusi dengan stakeholder terkait,”<br />
kata Rudy.<br />
Dalam kesempatan itu pula Bupati<br />
Malang berkesempatan untuk menuliskan<br />
kata kesan dan pesan kepada Pengawasan<br />
dan Pelayanan Bea dan Cukai<br />
Tipe Madya Cukai Malang. Dengan<br />
didampingi oleh Kakanwil Bea Cukai<br />
Jatim II dan Kepala KPPBC Malang. (er)<br />
2017 penekanan kepada semua desa<br />
agar segera menyelesaikan penatausahaan<br />
keuangan atau pertanggungjawaban<br />
semua kegiatan yang sudah dilaksanakan.<br />
Pada tahun 2016 paling lambat<br />
1 bulan setelah berakhir tahun anggaran.<br />
(eko)
10 Gerbang Jatim<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Tekan Harga Cabai, Bulog Tulungagung<br />
Gelar Operasi Pasar<br />
Cabai Rawit Dijual Rp 85.000/Kg<br />
Untuk menekan harga cabai<br />
yang terus meroket, Bulog Subdrive<br />
X Tulungaguung, Jawa Timur<br />
menggelar operasi pasar murah di<br />
sejumlah pasar tradisional. Bahkan,<br />
Bulog juga turun keliling ke<br />
permukiman warga-warga. Dengan<br />
demikian, operasi pasar murah ini<br />
benar-benar dapat dirasakan oleh<br />
warga masyarakat secara luas.<br />
Dalam operasi pasar murah ini,<br />
Bulog sedikitnya membawa satu<br />
kwintal cabai dari berbagai jenis..<br />
Mulai dari cabai kriting, merah,<br />
hijau, kathur, dan rawit. Namun<br />
yang paling banyak dipasarkan<br />
waktu itu, adalah cabai rawit. “Dari<br />
1 kwintal, cabai rawitnya ada 60<br />
kilo,” ujar Qori’illa Sahida salah<br />
satu petugas Bulog Subdrive X Tulungagung.<br />
Alasannya sederhana. Karena<br />
cabai rawit kebetulan paling banyak<br />
dibutuhkan oleh konsumen.<br />
Untuk itu, barang yang dibawa<br />
harus lebih banyak ketimbang jenis<br />
cabai lainnya. Operasi mobile ini,<br />
tidak pernah bertahan lama. Dalam<br />
waktu hitungan setengah jam, paling<br />
lama satu jam, karungan cabai<br />
tersebut habis diserbu pembeli yang<br />
kebanyakan ibu-ibu.<br />
Bahkan, ada diantara pembeli<br />
yang harus balik kanan karena tidak<br />
kebagian. Harga cabai rawit yang<br />
ditawarkan Bulog ini memang sedikit<br />
lebih murah di banding harga<br />
umum di pasaran. Kalau dipasaran<br />
harga cabai rawit menembus angka<br />
Rp 100.000,- per kilo, Bulog hanya<br />
mematok harga Rp. 85.000,- per<br />
kilo. Ada selisih harga Rp. 15.000,-<br />
per kilo.<br />
Agar harga terjangkau oleh<br />
pembeli, Bulog membuat bungkusan<br />
cabe dengan berat timbangan<br />
¼ kiloan, dengan harga Rp 21.250.<br />
Dengan operasi pasar ini,<br />
diharapkan harga cabai di pasar<br />
tradisional Tulungagung dalam<br />
waktu dekat kembali normal.<br />
Menurut Sahida, mahalnya harga<br />
cabai ini disebabkan minimnya pasokan<br />
cabai dari petani akibat gagal<br />
panen. “Selain serangan hama,<br />
musim yang tidak menentu menjadi<br />
faktor gagal panen,” jelas perempuan<br />
berkaca mata ini.<br />
Menyikapi adanya dugaan<br />
penimbunan barang, perempuan<br />
murah senyum ini menjawab<br />
dengan tegas, tidak ada. Kenaikan<br />
harga cabai ini pyur karena kapsitas<br />
cabai dipasaran menurun karena<br />
gagal panen. “Saya bisa pastikan,<br />
tidak ada penimbunan barang yang<br />
dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.Semua<br />
ini karena kiriman dari<br />
petani berkurang,” tandasnya.<br />
Operasi pasar murah ini, akan<br />
terus dilakukan oleh pihak Bulog<br />
sampai harga cabai kembali normal.<br />
Tanpa mengesampingkan<br />
kebutuhan pokok lainnya. Seperti<br />
gula, beras, minyak dan lain sebagainya.<br />
Untuk itu, Bulog juga menyediakan<br />
kebutuhan pokok lainnya<br />
yang harganya lebih murah dibanding<br />
harga umum dipasaran lainnya.<br />
“Operasi ini dijadwal keliling<br />
secara bergiliran. Terutama di pasar<br />
dan permukiman padat,” tambahnya.<br />
(rul)<br />
Petani Tulungagung Mengeluh<br />
Saat Harga Melambung, Tanaman<br />
Cabai Diserang Hama Patek<br />
Harga cabai rawit di pasaran saat ini, boleh dibilang puncaknya mahal.<br />
Yakni antara Rp 100.000 hingga Rp 105.000,- per kilogramnya. Namun,<br />
bagaimana dengan petani cabainya sendiri ? Apakah mendapatkan keuntungan<br />
besar ? Ternyata tidak.<br />
Senin (09/01) pukul 08.00 WIB, <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> mencoba mendatangi<br />
Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.<br />
Desa ini, dari<br />
dulu terkenal<br />
dengan petani<br />
cabainya. Bisa<br />
dikatakan, Desa<br />
ini paling besar<br />
memberikan<br />
kontribusi cabai<br />
untuk di wilayah<br />
Tulungagung.<br />
Bahkan, Desa<br />
ini juga terkenal<br />
penghasil cabai<br />
rawit paling berkualitas diantara daerah lain.<br />
Sepanjang perjalanan, puluhan hektar tanaman cabai terhampar luas<br />
di daerah ini. Tapi sayang, tanaman cabai rawit diderah ini terlihat kurang<br />
subur. Selain sebagian batang cabainya mengering seperti kurang air, buah<br />
cabainya juga banyak yang bolong-bolong seperti tak tahan terkena sengatan<br />
matahari. Diujung petak paling barat, terlihat seorang laki-laki dengan<br />
muka lesu sedang sibuk memetik buah cabai. Ya, pria itu bernama Khoirul<br />
Anam. Salah satu petani cabai yang terkenal dengan tanaman cabainya.<br />
Disela-sela kesibukannya itulah, Khoirul Anam menceritakan kenapa<br />
tanaman cabainya tidak maksimal. Menurut Khoirul, tahun ini merupakan<br />
tahun paling kurang beruntung bagi petani cabai yang ada di Tulungagung.<br />
Sebab, di saat harga cabai melambung tinggi, justru tanaman<br />
cabai terserang hama patek atau antraknosa yang disebabkan serangan<br />
cendawan. Akibatnya banyak buah cabai bolong-bolong dan membusuk.<br />
“Lihat, bolong-bolongnya seperti. Kalau dibiarkan, menjadi busuk,” terang<br />
Khoirul sambil menunjukkan beberapa genggam buah cabai dalam tangannya.<br />
Tidak hanya itu, hama patek ini juga mengakibatkan batang cabai mati<br />
mengering seperti kurang air. Untuk menghindari kerugian lebih besar,<br />
Khoirul terpaksa memetik cabainya lebih awal, meski belum waktunya panen.<br />
“Lumayan, itung-itung buat gantinya pupuk,” ujar Khoirul lesu.<br />
Lebih jauh Khoirul mengatakan, kalau tanaman cabai sudah terserang<br />
hama patek, pemulihannya sulit untuk diatasi. Satu-satunya jalan, tanaman<br />
harus dicabuti dan diganti dengan tanaman baru. Kalau tidak begitu, percuma.<br />
Karena hama ini kebal obat pembasmi dan mudah menyebar.<br />
Akibat serangan hama patek ini, ratusan tanaman cabai di Tulungagung<br />
terancam gagal panen. Sehingga sangat dimungkinkan harga cabai di pasaran<br />
akan terus melambung. (rul)<br />
Aktivitas Pertambangan Candilimo Mojokerto Ditutup Warga<br />
Keruk Batu Dijual ke Perusahaan PT Musika<br />
Suasana operasi cabai murah yang digelar Bulog Subdrive X Tulungangung<br />
Qori’illa Sahida<br />
Aktifitas pertambangan galian<br />
C (pasir dan batu) di sungai sekitar<br />
Jembatan Desa Baureno Kecamatn<br />
Jatirejo Kab. Mojokerto ditutup<br />
warga. Ratusan warga Desa Sumberagung,<br />
Kecamatan Jatirejo menilai<br />
proyek normalisasi itu hanya<br />
kedok.<br />
Menurut sumber warga Jatirejo<br />
desa Dinoyo yang tidak mau namanya<br />
dikorankan menyampaikan<br />
normalisasi itu abal-abal. Buktinya<br />
bagian sungai yang tidak ada batunya<br />
tidak dinormalisasi alias tidak<br />
dikeruk, walau sungainya sempit.<br />
Sumber lain dari warga desa<br />
Baureno menambahkan bahwa<br />
yang melakukan akifitas penambangan<br />
batu di sungai itu adalah H.<br />
Faiz.<br />
Diduga, aktifitas pertambangan<br />
pasir dan batu di aliran sungai dengan<br />
dalih proyek normalisasi. Bahkan,<br />
atusan warga dari tiga desa<br />
masing-masing Desa Sumberagung,<br />
Baureno dan Dinoyo<br />
menuding, jika proyek itu<br />
hanya untuk mengeksploitasi<br />
pasir dan batu dengan tujuan<br />
dijual ke perusahaan milik<br />
Bupati Mojokerto MKP,<br />
PT.Musika yang berlokasi di<br />
Kec.Jatirejo.<br />
Samsul Bahri, koordinator<br />
aksi warga tiga desa mengungkapkan<br />
aksi yang digelar<br />
warga memiliki tujuan<br />
menuntut agar pengusaha<br />
pertambangan menghentikan<br />
pengerukan batu yang berkedok<br />
normalisasi sungai.<br />
“Proyek normalisasi Irigasi<br />
Candilimo dikerjakan Unit Pelaksana<br />
Teknis (UPT) Dinas PU Pengairan<br />
Kecamatan Jatirejo sejak<br />
dua bulan yang lalu. Namun, dalam<br />
prosesnya, pengerukan dengan alat<br />
berat juga meyasar tanah milik<br />
warga dan tanah kas desa (TKD)<br />
Sumberagung,” ungkap Samsul di<br />
lokasi pertambangan, Sabtu (7/1).<br />
Warga beranggapan, jika proyek<br />
normalisasi tersebut telah dijadikan<br />
ajang bisnis eksploitasi sumber<br />
daya alam berupa pasir dan batu<br />
yang dijalankan pemerintah. Sebab,<br />
UPT Dinas PU Pengairan Kecamatan<br />
Jatirejo diam-diam telah<br />
melakukan MoU dengan pihak<br />
pengusaha pertambangan.<br />
Sejumlah informasi warga,<br />
jika hasil pertambangan itu<br />
dikirim ke perusahaan pemecah<br />
batu di wilayah Jatirejo.<br />
“Batunya dikirim ke PT<br />
Musika milik Bupati (Mustofa<br />
Kamal Pasa). Salah satu<br />
syarat normalisasi adalah<br />
rekom dari bupati untuk mengatasi<br />
banjir. Kali Pikatan<br />
(irigasi di lokasi lain) sampai<br />
saat ini kondisinya sempit,<br />
tidak pernah dinormalisasi<br />
karena tidak ada batunya, makanya<br />
dibiarkan,” papar pria yang juga<br />
anggota BPD Desa Sumberagung.<br />
Jika pemerintah masih<br />
meneruskan proyek normalisasi<br />
yang bisa mengakibatkan longsor<br />
bagi sawah warga didekat bibir sungai,<br />
mereka akan melakukan aksi<br />
yang lebih besar lagi. “Kalau tetap<br />
dilanjutkan (normalisasi), kami<br />
akan kembali lagi aksi, karena ini<br />
masalah aturan,” tegasnya.<br />
Sementara itu, Kabag Humas<br />
Pemkab Mojokerto, Alfiah Ernawati<br />
membenarkan, bahwa proyek<br />
normalisasi irigasi Candilimo dikerjaan<br />
UPT Dinas PU Pengairan<br />
Kecamatan Jatirejo tanpa kucuran<br />
anggaran dari APBD. Menurut<br />
Erna, sapaan akrab Kabag Humas,<br />
bebatuan yang dikeruk dari sungai<br />
dijual untuk menutup biaya operasional.<br />
“Limbahnya seharusnya ditaruh<br />
ditanggul sungai. Kalau tanggul tak<br />
memenuhi, dijual untuk operasional<br />
normalisasi. Misalnya untuk bayar<br />
pekerja, sewa alat berat, BBM alat<br />
berat,” cetusnya. (mm)
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Musisi Daniel<br />
Miliki Dua Group Band<br />
yang Beda Aliran<br />
Otomotif<br />
11<br />
Dunia music, sudah ditekuninya sejak kecil. Saat itu, Daniel, yang<br />
suka music ini baru berusia delapan tahun. Tak ayal, darah music terus<br />
dibawa hingga kini. Bahkan, seniman gondrong ini kini memiliki dua<br />
group band. Diantaranya, Valerian dan Thirst Of Blood. Kedua band<br />
ini memiliki aliran yang berbeda. Valerian beraliran power heavy metal.<br />
Sedangkan, Thirst Of Blood beraliran epic metal. Pria kelahiran, Jakarta,<br />
21 Juli 1978 ini bermain pada posisi keyboardist dikedua group<br />
bandnya.<br />
Tidak hanya bermain band saja, Daniel, mempunyai pekerjaan<br />
sebagai fotografer, pelukis. Dia juga sebagai operator studio sekaligus<br />
pemilik studio rekaman di rumahnya. Tentang Studio rekaman miliknya,<br />
Daniel, mengaku dirinyalah yang merancang semuanya. Bapak<br />
satu anak ini<br />
tak hanya ahli bermain<br />
musik bersama dua group<br />
bandnnya saja, tetapi ia<br />
juga bermain secara<br />
one man.<br />
Artinya, one<br />
man yaitu bermain<br />
musik sendiri<br />
dengan memainkan<br />
beberapa alat musik.<br />
Dalam sehari Daniel<br />
bisa membuat dan<br />
menyelesaikan satu album<br />
lagu. “Yaaaaa….., kalau lagunya<br />
mudah sehari bisa selesai,<br />
kalau susah selesainya sekitar<br />
satu minggu,” kata Daniel, pekan<br />
lalu.<br />
Meski sudah berkeluarga<br />
dan memiliki satu putra, Daniel<br />
tetap semangat dan giat bermain<br />
musik.<br />
“Kalau jadi seniman apapun,<br />
seni musik ataupun<br />
seni rupa tak mengenal usia<br />
dan tidak ada kata pensiun.<br />
Tetaplah bermusik hingga akh-<br />
ir<br />
hayat,” tambah Daniel. (meta vabiola)<br />
<strong>Surabaya</strong> Lifestyle<br />
Loyal Poin untuk<br />
Pelanggan Gojek<br />
Banyak pilihan transportasi berbayar. Misalnya, Gojek, penyedia<br />
layanan on-demand berbasis aplikasi terdepan di Indonesia, meluncurkan<br />
program loyal pelanggan, go-point. Melalui program ini, pelanggan<br />
go-pay dapat memperoleh poin loyal dari setiap transaksi layanan<br />
go-jek. Para pelanggan dapat menukarkan poin tersebut dengan berbagai<br />
reward menarik.<br />
“Dalam dua tahun terakhir sejak aplikasi go-jek diluncurkan, kami<br />
berkembang pesat hingga dapat menawarkan berbagai solusi untuk<br />
membantu kehidupan sehari-hari pelanggan. Guna meningkatkan<br />
kepuasan pelanggan dalam menggunakan aplikasi go-jek dan layanan<br />
e-wallet go-pay, program loyal ini pun kami luncurkan,” kata CEO dan<br />
Founder Gojek Indonesia, Nadiem Makarim.<br />
Ia berharap, dengan program loyal ini, pelanggan akan terus memanfaatkan<br />
berbagai layanan yang ditawarkan aplikasi go-jek dan<br />
membayarnya dengan go-pay. “Kami memberikan berbagai reward<br />
menarik bagi pelanggan. Dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya,<br />
pelanggan go-pay bisa menukarkan poin dengan british motorcycle,<br />
gadget terbaru, bahkan tiket konser Coldplay di Singapura,”<br />
imbuhnya.<br />
Program go-points ini sudah dapat dinikmati oleh para pelanggan<br />
go-pay diseluruh Indonesia. Nadiem menambahkan bahwa go-jek<br />
mempersiapkan program customer loyalty ini cukup matang, supaya<br />
bisa memberikan reward yang terbaik bagi para pelanggan. “Saat meluncurkan<br />
sebuah program atau layanan baru termasuk go-points, kami<br />
tidak ingin setengah-setengah. Kami akan selalu memberikan yang terbaik<br />
bagi para pelanggan,” paparnya.<br />
“Dalam peluncuran go-points ini kami juga secara otomatis memberikan<br />
200 poin kepada para pengguna jasa Gojek. Para pelanggan<br />
bisa langsung menukarkan poin tersebut dengan reward menarik yang<br />
ada di katalog go-points atau terus menambah poin sebanyak-banyaknya<br />
dengan bertransaksi melalui go-pay,” pungkas Nadiem.(lely)<br />
XL Permudah Masyarakat Nikmati Paket Internet Cepat<br />
Kartu Internet. Dengan kartu ini, masyarakat<br />
lebih fleksibel bisa menikmati paket layanan<br />
internet dari XL, termasuk paket internet<br />
cepat 4G. Kartu ini, bisa diperoleh dengan mudah<br />
karena tersedia di toko-toko retail modern<br />
(modern channel), terutama minimarket, di<br />
seluruh wilayah layanan XL di Indonesia. Melalui<br />
program ini, XL berharap mampu meningkatkan<br />
akses layanan 4G.<br />
VP Modern Channel XL, Octavia Kurniawan,<br />
mengatakan, banyak kalangan pengguna<br />
layanan internet di masyarakat luas ingin<br />
menikmati paket internet XL yang menarik<br />
terutama 4G. ‘’Untuk mempermudah menikmati<br />
layanan internet XL kami meluncurkan<br />
kartu Internet XL khusus di Modern Retail<br />
dengan tiga langkah mudah. Yaitu, dapat<br />
memilih nomer XL yang diinginkan di kasir,<br />
membeli paket internet sesuai dengan kebutuhan,<br />
dan mengaktifkan kartu Internet XL dimana<br />
saja dan kapan saja.<br />
Melalui program ini, kata dia, ketersediaan<br />
kartu internet XL bagi masyarakat akan<br />
semakin lengkap. Kemudahan dan kecepatan<br />
proses pembelian bagi pelanggan saat berada<br />
di kasir juga menjadi perhatian. Sebelumnya,<br />
pelanggan harus melakukan registrasi<br />
kartu prabayar (prepaid registration) sebelum<br />
melakukan pembelian paket internet. Namun,<br />
paket internet pilihan pelanggan dapat langsung<br />
diisi kasir.<br />
Kemudian dilanjutkan proses prepaid registration<br />
dengan tetap mengikuti ketentuan<br />
yang berlaku. Proses perubahan mekanisme<br />
bertujuan guna mempermudah pelanggan dan<br />
agar tidak terjadi antrian panjang di area kasir<br />
untuk pembeli berikutnya. Agar masyarakat<br />
bisa mendapatkan kartu internet XL bekerjasama<br />
dengan sejumlah minimarket yang memiliki<br />
banyak outlet hingga ke tengah pemukiman.<br />
Kartu Internet XL bisa diperoleh di<br />
Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dan beberapa<br />
modern retail lainnya dengan harga yang terjangkau.<br />
Selain itu, secara nasional, layanan 4G<br />
LTE dan 3G dari XL terus meluas. Untuk<br />
4G, layanan internet cepat ini sudah tersedia<br />
di 89 kota di Indonesia. Dari total lebih dari<br />
81.000 BTS yang dimiliki XL, sebanyak lebih<br />
dari 7.000 BTS diantaranya merupakan BTS<br />
4G. Sementara itu untuk layanan 3G, dengan<br />
memanfaatkan frekuensi 900 MHz, XL terus<br />
memperluas wilayah layanan hingga ke pelosok<br />
daerah. (bw)
12 Aneka <strong>Bisnis</strong><br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Tauzia Gandeng PressReader<br />
Terus berinovasi. Hal itu,<br />
dilakukan Tauzia Hotel<br />
Management, salah<br />
satu operator hotel Indonesia<br />
peraih penghargaan tersebut baru<br />
saja menandatangani perjanjian<br />
kerjasama dengan PressReader,<br />
sebuah aplikasi premium konten<br />
majalah dan surat kabar online yang<br />
dapat diakses melalui smartphone.<br />
Kerjasama itu dilakukan demi<br />
mengikuti perkembangan tren<br />
digital untuk wisatawan domestik<br />
maupun internasional mulai Januari<br />
2017. “Kami yakin kerjasama ini<br />
menjadikan Tauzia sebagai jaringan<br />
hotel yang inovatif, sekaligus<br />
merupakan komitmen perusahaan<br />
yang mendukung gerakan ramah<br />
lingkungan melalui upaya menekan<br />
sampah kertas,” kata Irene Janti,<br />
Chief Brands & Marketing Officer –<br />
Tauzia Hotel Management.<br />
PressReader sendiri<br />
menyediakan lebih dari 5.000 konten<br />
online lebih dari 100 negara dengan<br />
60 bahasa, segera setelah konten<br />
dipublikasi. Beberapa fitur yang<br />
memungkinkan tamu menggunakan<br />
aplikasi tanpa hambatan antara lain,<br />
akses sepuasnya keseluruh katalog<br />
konten tanpa perlu login, termasuk<br />
update otomatis untuk kontenkonten<br />
baru, terjemahan instan<br />
ke-27 bahasa, fitur audio untuk<br />
tamu-tamu on-the-go dan masih<br />
banyak lagi.<br />
“Kelebihan aplikasi kita adalah<br />
menyediakan akses yang sangat<br />
mudah untuk berita diseluruh<br />
dunia bagi pelanggan. Kebanyakan<br />
dari pelanggan memiliki ekspektasi<br />
tinggi terhadap pelayanan, dalam<br />
meningkatkan pengalaman<br />
pelanggan memerlukan pendekatan<br />
inovatif dan mudah untuk<br />
menemukan cara baru dalam<br />
memenuhi kebutuhan,” kata<br />
Jean Baptiste Chauvin, Direktur<br />
PressReader.<br />
“Teknologi tersebut juga<br />
menyediakan kebutuhan khusus<br />
bagi pelanggan dengan memberikan<br />
akses bagi mereka untuk mencari,<br />
dengan kata kunci secara cepat,”<br />
imbuhnya. (lely)<br />
SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FILOLOGI<br />
Oleh :<br />
Dr. Fidiana, S.E., M.S.A.<br />
Amat mengejutkan bahwa di setiap<br />
forum-forum ekonomi Islam yang saya<br />
hadiri dan kemudian ada pertanyaan kepada<br />
anggota forum (catat: para dosen<br />
ekonomi syariah) apakah memiliki rekening<br />
di bank syariah ternyata sebagian<br />
besar menyatakan belum punya atau tidak<br />
punya. Saat ditanya mengapa, beberapa di<br />
antaranya menyatakan bahwa bank syariah<br />
sama saja dengan bank konvensional.<br />
Bagi saya, fenomena ini menyediakan<br />
jawaban mengapa sebagian besar pemain<br />
atau nasabah bank syariah bukan orang<br />
Islam.<br />
Padahal industri syariah khususnya<br />
industri keuangan syariah sudah terekspansi<br />
bukan hanya pada lingkup bank<br />
syariah namun telah meluas pada bisnis<br />
asuransi syariah, pasar modal syariah, dan<br />
koperasi syariah. Dukungan pemerintah<br />
juga makin tampak dengan digulirkannya<br />
beberapa regulasi yang menjadi pedoman<br />
pelaksanaan bisnis dan transaksi syariah.<br />
Perangkat penting serta instrumen yang<br />
dibutuhkan regulator untuk mengawasi<br />
bisnis syariah juga telah terbentuk.<br />
Sejumlah alasan lainnya bisa saja<br />
menjadi pilihan yang mengesahkan adanya<br />
kesalahan entah pada aspek produknya<br />
yang belum murni syariah atau pada<br />
sistem ekonomi kita yang tidak mendukung<br />
terciptanya pasar syariah atau pasar<br />
(masyarakat) yang tidak responsif (untuk<br />
tidak menyatakan tidak peduli) pada<br />
produk-produk syariah atau bahkan seluruh<br />
aspek tersebut salah secara simultan.<br />
Masing-masing berhak berpendapat dan<br />
bersandar pada apa yang diyakini sebagai<br />
benar. Saya pribadi tertarik untuk mencermati<br />
aspek bahasa dalam hal pilihan kata,<br />
tepatnya pada istilah syariah itu sendiri.<br />
Sungguh sangat menyedihkan saat<br />
saya tidak berhasil menemukan istilah<br />
atau term syariah di negara lain selain Indonesia<br />
untuk merepresentasi kehadiran<br />
ekonomi atau bisnis berbasis nilai-nilai<br />
Islam. Di banyak negara, mereka menggunakan<br />
satu istilah yaitu bank Islam (Islamic<br />
Bank). Afiliasi dengan kata (teks)<br />
Islam, mengarahkan pada penggunaan<br />
akad-akad Islam untuk kepentingan transaksi.<br />
Sedangkan dengan menggunakan<br />
term syariah, jika dipahami dalam lingkup<br />
syariah Islam, belum jadi masalah.<br />
Namun siapa yang bisa menjamin bahwa<br />
setiap orang mempersepsikan syariah selalu<br />
direlasikan dengan Islam? Bagaimana<br />
jika syariah dipenggal pada sebatas<br />
interpretasi sebagai aturan tanpa afiliasi<br />
dengan Islam?<br />
Memang, ada banyak alasan rasional<br />
yang sangat bisa diterima saat para pahlawan<br />
penggagas bank syariah menyampaikan<br />
histori dan perjuangan mereka agar<br />
produk syariah (catat: bank syariah) lahir<br />
dan bertumbuh di tanah air. Pertimbangan<br />
situasi dan kondisi saat itu (sensitifitas<br />
politik dalam negeri) memang tidak<br />
mengijinkan atribut berbau Islam hadir<br />
dengan terang-terangan di negeri berpenduduk<br />
mayoritas Islam ini. Digunakanlah<br />
istilah syariah sebagai representasi produk<br />
keuangan “Islam” sudah harus disyukuri<br />
sebagai istilah yang paling bisa diterima<br />
banyak pihak terutama pihak penguasa,<br />
pada masa itu. Yang penting, niat untuk<br />
mengimplementasi produk keuangan Islam<br />
terwujud walau dengan susah payah.<br />
Poin bahasa (istilah) ini menggugah<br />
saya untuk turut ambil bagian (sekalipun<br />
teramat kecil) dalam kapasitas sebagai<br />
akademisi untuk melanjutkan perjuangan.<br />
Saya meyakini bahwa bahasa, istilah,<br />
dan dunia makna memiliki peran penting<br />
pada sebuah peradaban. Salah satunya<br />
melalui mekanisme konotasi. Contoh<br />
konkritnya telah dibuktikan oleh sistem<br />
ekonomi kapitalis melalui penggunaan<br />
kata bunga untuk merepresentasi tambahan<br />
atas tabungan dan pinjaman. Praktis,<br />
banyak orang Islam bahkan para ulama<br />
di tahun 1990an secara tanpa sadar berasumsi<br />
bahkan menyatakan bahwa bunga<br />
bank itu halal. Mengapa? Mereka terperangkap<br />
pada konotasi term bunga yang<br />
umumnya dipahami sebagai keuntungan<br />
atas investasi. Baru kemudian setelah<br />
tumbuhnya bank-bank syariah dengan<br />
publikasi masal tentang istilah riba, sebagian<br />
masyarakat Islam (dan para ulama)<br />
segera “melek” dan kemudian menggeser<br />
keyakinannya secara perlahan tentang<br />
haramnya bunga bank. Sungguh tepat<br />
dan sempurna Islam dalam memilih kata.<br />
Riba adalah kata yang sederhana, tepat,<br />
dan jelas untuk mengindikasi keuntungan<br />
yang diperoleh dari aktivitas simpan atau<br />
pinjam sekaligus langsung mengindikasi<br />
pada status keharamannya.<br />
Ijinkan saya memperjelasnya melalui<br />
contoh kata tunasusila dan pekerja seks<br />
komersial (PSK). Dengan kata tunasusila<br />
saya mengkonotasinya sebagai pelanggaran<br />
terhadap aspek susila. Oleh karena itu,<br />
praktik yang berkaitan dengan hal ini selalu<br />
tersembunyi karena dianggap merusak<br />
tatanan moral masyarakat. Pemerintah<br />
juga seakan bertanggungjawab untuk<br />
memberantas, menyantuni, dan mengentaskannya<br />
laiknya mengentas kemiskinan.<br />
Bagaimana dengan kini? Tampaknya<br />
term tunasusila yang berkonotasi negatif<br />
telah menemukan caranya agar bisa diterima<br />
masyarakat secara lebih positif dengan<br />
memilih term yang mendekati konotasi<br />
positif. Ya, term pekerja seks komersial<br />
(PSK) lebih berterima umum dan berkonotasi<br />
positif sehingga mengubah mindset<br />
melalui pemosisian PSK pada domain<br />
profesi. Gelar profesional ini berdampak<br />
pada bahwa PSK bukan lagi beban<br />
masyarakat atau pemerintah. Bahkan,<br />
dengan konotasi profesi pula, ia masuk<br />
dalam lingkup aktivitas bisnis yang berarti<br />
boleh ditransaksikan secara terbuka dan<br />
terang-terangan. Sementara itu, dengan<br />
term yang dipinjam dalam teks Islam, kita<br />
hanya dapat menjumpai satu kata yang<br />
tepat yaitu “zina”. Kata ini merefer pada<br />
perbuatan haram dalam Islam sehingga<br />
perlu dijauhi sedemikian rupa serta merupakan<br />
aib bagi para pelakunya.<br />
Kembali pada term syariah. Secara<br />
umum syariah akan dipahami sebagai<br />
aturan atau hukum. Dengan menggunakan<br />
term syariah kita akan menyepakati<br />
bahwa aturan yang dimaksud di sini<br />
adalah aturan atau hukum dalam teritorial<br />
Islam sehingga syariah akan dipahami<br />
sebagai hukum Islam atau aturan Islam.<br />
Lalu, apa yang salah dengan istilah syariah?<br />
Sepanjang ada yang bisa menjamin<br />
bahwa masyarakat mengetahui bahwa<br />
produk keuangan syariah adalah produkproduk<br />
dengan akad Islam mungkin tidak<br />
ada masalah. Faktanya, saya telah membuktikan<br />
bahwa tidak seluruh masyarakat<br />
sepakat bahwa syariah berarti aturan [Islam].<br />
Karenanya syah-syah saja mengembangkan<br />
akad yang semakin jauh dari ruh<br />
Islam atau hanya sekedar meminjam label<br />
Islam padahal secara substansial sama<br />
sekali tidak Islam.<br />
Syariah yang berafiliasi dengan Islam<br />
saja masih menyisakan masalah. Saya<br />
mencoba mengaitkannya dengan kreativitas<br />
akad-akad syariah yang disiapkan<br />
untuk mengakomodasi transaksi atas<br />
produk-produk keuangan syariah. Saya<br />
menjumpai ada lebih dari satu akad yang<br />
dipasang untuk mencapai ke-syariah-an<br />
sebuah produk. Katakanlah semacam<br />
modifikasi akad walau kadang terkesan<br />
tumpang tindih. Salah satu tujuannya<br />
adalah agar produk yang semula konvensional<br />
dapat dijual dengan kemasan<br />
atau label syariah. Tidakkah ini menjadi<br />
rumit? Saya berpikir tentang kesederhanaan<br />
akad, sesederhana pemahaman saya<br />
akan Islam. Islam yang mana? Bukankah<br />
Islam itu universal? Bukankah sejak awal<br />
kelahirannya Islam tidak pernah terkotakkotak<br />
ke dalam Islam Arab dan Islam<br />
Non-Arab atau Islam Nusantara?<br />
Islam adalah ajaran yang sempurna<br />
dan purna (final); berlaku hingga akhir<br />
zaman. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa<br />
Sallam diwafatkan dalam keadaan ajaran<br />
Islam telah sempurna (lihat Al-Maidah<br />
ayat 3). Seluruh kebaikan telah beliau<br />
sampaikan demikian pula seluruh larangan<br />
telah terjelaskan. Sedangkan implementasi<br />
praktis pelaksanaan ajaran telah<br />
dirinci melalui skenario-skenario kejadian<br />
dan transaksi seperti yang beliau contohkan<br />
(hadits) dan melalui ijtihad para<br />
sahabat (khulafaur rasyidin). Tidak ada<br />
seorang muslimpun yang patut meragukan<br />
kesempurnaan dan kelengkapan ajaran<br />
yang beliau bawa yang bahkan hingga<br />
menyentuh pada tatacara buang hajat.<br />
Dapatkah Anda temukan kesempurnaan<br />
ajaran Islam di keyakinan yang lain? Ini<br />
berarti dengan kembali pada [teks] Islam<br />
akan memudahkan untuk menggunakan<br />
akad yang tepat untuk segala macam transaksi.<br />
Bisa jadi yang dibutuhkan sebenarnya<br />
adalah sifat qanaah (merasa cukup) dengan<br />
Islam. [Teks] Islam akan selalu cocok<br />
dengan konteks apapun. Kita hanya diminta<br />
secara sukarela bersandar pada ajaran<br />
Islam di setiap aspek; bukan sebaliknya<br />
Islam yang diminta untuk menyesuaikan<br />
dengan kebutuhan bisnis kita. Mengimani<br />
bahwa tidak ada realitas atau fenomena<br />
atau bahkan transaksi yang benar-benar<br />
baru bisa jadi merupakan poin penting sehingga<br />
tidak mudah tertarik untuk menerbitkan<br />
fatwa atau dalil baru demi melegalkan<br />
sebuah akad. Bukankah semua<br />
realitas sebenarnya repetitif atas fenomena<br />
yang pernah terjadi sebelumnya? Yang<br />
kontemporer mungkin hanya kemasan<br />
(casing) saja, sementara substansinya sebenarnya<br />
sama saja. Jika ada realitas yang<br />
benar-benar baru saat ini, tentu kita tidak<br />
akan pernah direkomendasi untuk belajar<br />
dari sejarah dan dari masa lalu. Qur’an<br />
juga didominasi oleh kisah (sejarah) umatumat<br />
terdahulu sebagai pembelajaran.<br />
Tidak berhenti di situ. Cara pandang<br />
dan keyakinan bahwa ada fenomena atau<br />
transaksi yang baru; belum pernah ada di<br />
zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam<br />
sehingga perlu ada ijtihad untuk keluar dari<br />
kejumudan; dalam pemikiran saya adalah<br />
sama halnya dengan mengklaim bahwa<br />
Islam, ajaran Nabi, dan Qur’an telah kadaluwarsa,<br />
sudah tidak cocok lagi dengan<br />
perkembangan zaman. Jika demikian,<br />
bukankah sama halnya dengan mengklaim<br />
bahwa Islam dan Qur’an bukan lagi<br />
sebuah ajaran universal dan kehilangan<br />
kekiniannya; sehingga patut direvisi dan<br />
diperbarui?<br />
Saya berasumsi bahwa tidakkah cara<br />
pikir kita yang perlu diperbaiki? Untuk<br />
menerima bahwa Islamlah yang paling<br />
andal dalam memberi petunjuk untuk setiap<br />
urusan kita? <strong>Bisnis</strong> kita? Ibadah kita?<br />
Muamalah kita? Jika jawabannya iya,<br />
berarti kita tidak pernah ragu dan tidak<br />
pernah malu menjadikan Islam sebagai<br />
identitas dalam segala hal termasuk sebagai<br />
label bisnis, label transaksi, dan label<br />
ekonomi atau label akad. Saya meyakini<br />
bahwa dengan kembali kepada [teks] Islam<br />
merupakan solusi tepat untuk keluar<br />
dari kebingungan sehingga sangat memungkinkan<br />
untuk menghindari [konteks]<br />
multi akad.<br />
Sangat diakui bahwa mungkin memang<br />
kondisi praktik tidak selalu sejalan<br />
dengan harapan teori. Akan tetapi, perlu<br />
diingat kembali bahwa Islam sangat dekat<br />
dengan aspek praktis. Ia bukan wacana<br />
langit yang tidak membumi, justru ajaran<br />
Islam diturunkan untuk penduduk bumi<br />
(manusia). Ia juga tidak boleh sekedar<br />
menjadi ilmu (wawasan) tanpa pengamalan,<br />
justru ia dituntut untuk diamalkan. Ini<br />
berarti ajaran Islam akan selalu bisa dipraktikkan.<br />
Kekhawatiran mungkin lebih banyak<br />
mengarah pada mahalnya harga jika<br />
menggunakan akad yang benar-benar<br />
Islam pada sistem ekonomi yang tidak<br />
sepenuhnya Islami. Kekhawatiran ini sebenarnya<br />
kurang beralasan, karena begitu<br />
banyak orang [sebenarnya] yang bersedia<br />
membeli kehalalan produk meski dengan<br />
harga lebih mahal dari yang semestinya.<br />
Ini perlu pembuktian empiris…<br />
A.994
Bank Mandiri terus<br />
berinovasi dalam<br />
memperkuat dukungan<br />
kepada perkembangan<br />
sektor Usaha Mikro, Kecil<br />
dan Menengah (UMKM) di<br />
Indonesia. Untuk itu, perseroan<br />
memperkenalkan tiga Rumah<br />
Kreatif BUMN (RKB) Bank<br />
Mandiri di Jawa Timur (Jatim).<br />
Yakni, <strong>Surabaya</strong>, Trenggalek<br />
dan Ponorogo. Ketiganya menjadi<br />
bagian dari 17 RKB Bank<br />
Mandiri yang akan dihadirkan<br />
Bank Mandiri diseluruh Indonesia.<br />
Wilayah lain yang juga<br />
menjadi lokasi kehadiran<br />
RKB Bank Mandiri yakni Bogor<br />
dan Cilegon, Kupang, Lampung<br />
Utara, Pekanbaru, Lubuk Linggau,<br />
Semarang, Pontianak, Penajem<br />
Paser Utara (Kalimantan<br />
TImur), Gorontalo, Gowa (Sulawesi<br />
Selatan), Banggai (Sulawesi<br />
Tenggara), Ambon dan Wamena<br />
(Papua).<br />
RKB merupakan program<br />
sinergi BUMN dalam membentuk<br />
ekosistem ekonomi digital<br />
melalui pembinaan bagi UMKM<br />
guna meningkatkan kapasitas dan<br />
kapabilitas UKM. Rumah kreatif<br />
BUMN ini berperan sebagai pusat<br />
data dan informasi serta sebagai<br />
pusat edukasi, pengembangan dan<br />
digitalisasi UMKM.<br />
Direktur Utama Bank Mandiri<br />
Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan,<br />
keberadaan RKB Bank<br />
Mandiri dimaksudkan sebagai<br />
implementasi dari komitmen perseroan<br />
dalam memberdayakan<br />
UMKM secara berkelanjutan agar<br />
dapat menjadi go digital dan semakin<br />
layak mendapatkan akses pendanaan<br />
dari lembaga pembiayaan.<br />
“Di RKB ini, pelaku UMKM<br />
akan mendapatkan manfaat seperti<br />
digitalisasi usaha melalui portal<br />
e-commerce blanja.com, seleksi<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Dirikan 17 RKB se-Indonesia<br />
Bank Mandiri Kembangkan UMKM<br />
UMKM potensial untuk pengembangan<br />
usaha lanjutan, serta pelatihan<br />
pengembangan kewirausahaan<br />
terkait proses produksi, bahan<br />
baku, packing, branding dan pengelolaan<br />
keuangan. Kami berharap<br />
setidaknya ada sebanyak 10 pelaku<br />
UMKM yang bisa go digital di<br />
setiap RKB Bank Mandiri pada<br />
setiap bulannya,” kata Kartika,<br />
saat meresmikan RKB Bank Mandiri<br />
di <strong>Surabaya</strong> dan Trenggalek,<br />
pekan lalu.<br />
Di samping itu, tambah Kartika,<br />
pelaku UMKM juga dapat bergabung<br />
dalam jejaring dengan pengusaha<br />
lain di Indonesia. Termasuk<br />
jejaring alumni program Wirausaha<br />
Muda Mandiri (WMM). “Tentu<br />
saja, UMKM peserta RKB Mandiri<br />
juga berpotensi mendapatkan<br />
dukungan pendanaan dari Bank<br />
Mandiri dan perusahaan anak<br />
dalam bentuk produk KUR, Kredit<br />
Usaha Mikro, serta produk dan<br />
layanan perbankan penunjang<br />
usaha lainnya, termasuk investasi<br />
dari PT Mandiri Capital Indonesia<br />
bagi UMKM di bidang financial<br />
technology,” kata Kartika.<br />
Adapun pelaku UMKM yang<br />
menjadi target program RKB Bank<br />
Mandiri, adalah pelaku UMKM<br />
yang menjadi nasabah Bank Mandiri<br />
segmen micro banking, penerima<br />
program KUR Bank Mandiri,<br />
alumni Program Kemitraan Bank<br />
Mandiri serta UMKM lain yang<br />
berlokasi di sekitar RKB Mandiri.<br />
Dalam program ini, Bank<br />
Mandiri juga akan bekerjasama<br />
dengan berbagai pihak, antara lain<br />
PT Telkom (Persero) Tbk. untuk<br />
pemanfaatan portal e-commerce<br />
Blanja.com, PT Permodalan Nasional<br />
Madani (Persero) untuk pembinaan<br />
pengembangan UMKM,<br />
serta dengan Nurbaya Initiative<br />
untuk pendataan dan sistem manajemen<br />
merchandise hasil produksi<br />
UMKM peserta RKB.<br />
Di samping program RKB,<br />
Kartika menambahkan, pengembangan<br />
UMKM oleh Bank Mandiri<br />
juga dilakukan melalui pembiayaan<br />
segmen micro banking. Per<br />
akhir Desember 2016, penyaluran<br />
kredit mikro Bank Mandiri (bank<br />
only) tercatat sebesar Rp 39,196<br />
triliun, tumbuh 17,6 persen secara<br />
year on year, dengan jumlah<br />
debitur sebanyak 1.207.656 pelaku<br />
UMKM. Adapun di wilayah Jawa<br />
Timur, penyaluran kredit mikro<br />
pada akhir tahun lalu mencapai<br />
Rp 4,986 triliun, naik 34,5 persen<br />
dibanding periode yang sama<br />
2015. (meta)<br />
Timun Mas Wakili Indonesia di ASPaC Jepang<br />
Super kreatif. Dua buah karya Mahasiswa Universitas<br />
Kristen (UK) Petra <strong>Surabaya</strong> Jurusan Program Studi<br />
Desain Komunikasi Visual (DKV) akan mewakili Indonesia<br />
berlaga di ajang internasional, yaitu Asia Student<br />
Package Design Competition (ASPaC) di Jepang, pada<br />
14-20 Januari. Karya berupa packaging pembalut bertema<br />
‘The Pain is Temporary’ serta packaging manisan<br />
bertajuk ‘Sweet Tale’ memang unik dan inovatif.<br />
The Pain is Temporary merupakan packaging pembalut<br />
berbentuk novel berseri yang dibuat Hana Setiono<br />
Oei dan Jovita Christina Tandono. Mereka meraih juara<br />
pertama untuk lolos dalam kompetisi ASPac. Desain<br />
pembungkus dengan hardcover berbalut warna ceria<br />
sangat menarik, unik, juga out of the box.<br />
“Ini menjadi surprise bagi para gadis yang baru<br />
pertama kali mengalami menstruasi. Kejutan ini akan<br />
menjadi pegangan sang gadis saat menghadapi hari-hari<br />
menstruasi dengan nyaman,” kata Hana.<br />
“Konsep dari logo This Pain is Temporary sendiri<br />
adalah siklus cuaca. Berisikan lima novel berseri yang<br />
menandakan lima hari menstruasi dengan berisikan<br />
beragam informasi seputar menstruasi,” tambahnya.<br />
Untuk Sweet Tale yang meraih juara kedua dan<br />
lolos mewakili Indonesia menuju ASPaC, lebih mengusung<br />
tema tentang cerita rakyat Indonesia yaitu Timun<br />
Mas.<br />
“Berawal dari keinginan agar cerita rakyat<br />
Indonesia dapat dikenal di luar negeri, maka kami<br />
membuat Sweet Tale yang terdiri dari tiga kemasan.<br />
Sweet tale merupakan sebuah produk manisan yang<br />
berisikan manisan tradisional Indonesia, dengan mengusung<br />
dongeng Timun Mas,” kata Raymond.<br />
Untuk kemasan Sweet Tale memiliki tiga lapis<br />
packaging yang bisa membuat jatuh hati. Kemasan<br />
pertama berupa pembungkus manisan berbentuk buah<br />
timun mas, bergambar bayi seta tokoh-tokoh dari dongeng<br />
Timun Mas. Kemasan kedua berbentuk buah timun<br />
mas untuk melindungi manisan dan bunga sebagai<br />
box untuk menyimpan buah timun mas. Pada kemasan<br />
bunga ini terdapat cerita singkat di tiap kelopaknya.<br />
“Produk manisan ini nantinya ditujukan untuk<br />
keluarga terutama anak-anak. Sekaligus mengenalkan<br />
mereka kepada cerita rakyat Indonesia. Anak-anak akan<br />
menyukai sesuatu yang manis, sehingga lebih mudah<br />
bagi mereka untuk mempelajari sesuatu apabila mereka<br />
menyukainya,”terang pria berkaca mata ini.<br />
Baik Hana maupun Raymond mengaku sangat<br />
senang bisa mewakili Indonesia di ajang internasional<br />
tersebut. Mereka bersama tim berharap untuk lolos<br />
mengharumkan nama bangsa. Bukan tidak mungkin<br />
jika karya mereka nanti dilirik oleh produsen dan memiliki<br />
nilai jual tinggi. (lely)<br />
Sby & Sda<br />
13<br />
Colin Young :<br />
Pelayanan dan Kenyamanan<br />
Jelajahi hotel kelas dunia. Colin Young, memiliki<br />
sederet pengalaman di dunia perhotelan berkat dedikasi<br />
serta profesionalitasnya. Untuk kali kedua pria asal<br />
Australia ini, memegang posisi sebagai General Manager<br />
(GM) JW Marriott <strong>Surabaya</strong>, setelah sebelumnya<br />
ia memulai karir GM pertama kali di tempat yang<br />
sama pada 2007 silam.<br />
Colin menerjuni dunia perhotelan sejak<br />
1988 di Australia sebagai Front Office<br />
Supervisor di Sydney Hotel. Selanjutnya<br />
pada 1996 ia akhirnya bergabung dengan<br />
JW Marriott International dengan posisi<br />
Assistant Front Office Manager.<br />
Tidak hanya berkecimpung<br />
di dunia Front Office, 2004 Co-<br />
lin<br />
mengembangkan karir ke area prop-<br />
erti.<br />
Jabatan pertama yang dimilikinya<br />
sejak<br />
pengembangan karir adalah Director of Operations<br />
di Cina, Filipina, dan Vietnam. Hingga<br />
akhirnya pada 2006 Colin, memegang jabatan<br />
Regional Director of Rooms Operations.<br />
Uniknya, Colin, justru mengawali karir<br />
sebagai GM di JW Marriott <strong>Surabaya</strong> pada<br />
2007 silam. Tak lama berselang diikuti dengan karir GM keduanya<br />
di JW Marriott Hotel Shenzen, China. Dibawah kepemimpinannya,<br />
hotel tersebut mendapat penghargaan APAC sebagai Hotel of The<br />
Year sebanyak tiga kali.<br />
Pengalaman luar biasa yang dilaluinya membuat JW Marriott<br />
<strong>Surabaya</strong> merasa sangat senang dapat bekerjasama kembali. Colin<br />
pun mengaku bahagia bisa kembali ke Kota Pahlawan.Terlebih kedatangannya<br />
kali ini bertepatan dengan perayaan Lunar New Year<br />
atau Tahun Baru Imlek. Setelah beberapa tahun sebelumnya Colin,<br />
merasakan perayaan di Shenzen.<br />
“Saya baru tiga hari disini, <strong>Surabaya</strong> adalah kota yang sangat<br />
saya sukai. Saya senang kembali ke tempat ini. Di Cina, Lunar New<br />
Year adalah perayaan penting. Sebuah culture saat dimana keluarga<br />
kembali berkumpul merayakan hari tersebut. Saya sangat<br />
bersyukur bisa merayakan tahun baru ini di <strong>Surabaya</strong> dan bertemu<br />
kembali dengan teman-teman lama,” jelas Colin, seraya tersenyum<br />
ramah.<br />
“Yaaaaa….., saya sedikit nervous setelah cukup lama meninggalkan<br />
kota <strong>Surabaya</strong>. Apa yang disukai saat ini, survive dengan<br />
melihat perkembangan serta menyusun konsep baru. Berfikir untuk<br />
sebuah kesempatan maupun peningkatan. Tapi pada prosedurnya,<br />
orang-orang <strong>Surabaya</strong> sangat ramah dan sangat membuka diri<br />
untuk menerima saya kembali,” paparnya optimis.<br />
Beberapa rencana kedepan telah ia siapkan guna peningkatan<br />
kualitas hotel, baik melalui pelayanan maupun kenyamanan. “Rencana<br />
saya tentu saja untuk peningkatan hotel. Karena kita sudah<br />
sangat mapan beroperasi disini, dan sekarang kita dalam beberapa<br />
tahapan membangun atau renovasi, termasuk diantaranya mengontrol<br />
ruang. Tetapi kita juga akan mendalami proses studi dari luar.<br />
Kita telah merencanakan tentang semua yang ingin kita lakukan<br />
karena kita benar-benar konsisten meningkatkan kualitas guna<br />
pengalaman baru untuk tamu. Banyak cara untuk pelatihan dan<br />
pengembangan pelayanan, memberikan sesuatu serta pengalaman<br />
baru bagi pelanggan,” jelas pria penyuka golf dan tennis tersebut.<br />
(lely)<br />
Waffle di Mercure<br />
Menu makanan Waffle sudah tak asing lagi. Apalagi toping dari menu<br />
tersebut ada ice cream ditambah variant rasa. Dengan tampilan menarik,<br />
topping mulai dari strowberry atau blueberry jam, oreo coco crunch, sereal<br />
beserta ice cream dengan pilihan<br />
vanilla atau coklat, dengan rasa<br />
waffle mulai dari coklat, vanilla<br />
serta lainnya.<br />
“Dengan harga Rp 25.000<br />
customer bisa menikmati hidangan<br />
waffle Harga yang cukup<br />
relatif, dari segi kantong kalangan<br />
manapun,” kata Marketing<br />
Communication Mercure Hotel<br />
Grand Mirama <strong>Surabaya</strong>, Maya<br />
Puspita, pekan lalu.<br />
Dengan interior design coffee<br />
cafe yang unik dan tak asing<br />
lagi di kalangan masyarakat<br />
sekitar, tentunya sangat menarik<br />
bagi konsumen untuk meeting<br />
ataupun mengadakan pertemuan.<br />
(meta)
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
14 <strong>Surabaya</strong> Direktori<br />
: Paket Berlangganan<br />
Perluas pasar bisnis anda disini<br />
Rp. 25.000/ Bulan Rp. 130.000/ 6 Bulan<br />
Rp. 65.000/ 3 Bulan Rp. 275.000/ 1 Tahun<br />
Hubungi : (031)5668432 e-mail : editor_bisnis@yahoo.com / Contact Person : Hanni : 081259118251<br />
Ingin Usaha<br />
Anda Tayang<br />
? di <strong>Surabaya</strong> TV<br />
CELLULER<br />
Kelurahan<br />
Sambikerep<br />
Jl. Sambikerep, <strong>Surabaya</strong><br />
INSTANSI<br />
Satpol PP<br />
Kota <strong>Surabaya</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> 2 .Jl. Jaksa Agung Suprapto no<br />
Perpustakaan<br />
)BI (Bank Indonesia<br />
Jl. Raya Darmo,<br />
<strong>Surabaya</strong><br />
ESDM<br />
Dinas Energi dan Sumber<br />
Daya Mineral<br />
<strong>Surabaya</strong> ,123 .Jl. Tidar no<br />
Kelurahan Pakis<br />
Jl. Bintang<br />
Diponggo<br />
RR House of Flower<br />
60 .Jl. Kutai no<br />
Humas<br />
Pemkot <strong>Surabaya</strong><br />
Jl. Jimerto, <strong>Surabaya</strong><br />
Pratama cell<br />
110 jl. Kaliasin<br />
<strong>Surabaya</strong><br />
KULINER<br />
Bank Indonesia<br />
,105.Jl. Pahlawan no<br />
<strong>Surabaya</strong> Timur<br />
ANEKA BISNIS<br />
Rektor Universitas<br />
Widya Kartika<br />
1-Jl. Sutorejo Prima Utara II<br />
TRANSPORTASI<br />
HOTEL
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Sby & Sda 15<br />
Transaksi Petikemas dengan Fastpay<br />
Pembayaran elektrik<br />
menjadi trend. Hal itu,<br />
memberi kemudahan<br />
bagi pengguna jasa kepelabuhanan<br />
dalam melakukan pembayaran.<br />
Misalnya, PT Terminal Petikemas<br />
<strong>Surabaya</strong> (TPS) dengan beberapa<br />
bank yang telah bermitra diantaranya<br />
Bank BNI, Mandiri, BRI, Bank<br />
Jatim dan CIMB Niaga bekerjasama<br />
meluncurkan sistem pembayaran<br />
e-payment yang disebut Fastpay<br />
(Fast, Accurate, Secure and Traceable<br />
Payment System).<br />
Sistem pembayaran e-payment<br />
bersifat real time dan bersifat hostto-host.<br />
FASTPAY adalah produk<br />
bersama TPS dan Bank Mitra TPS<br />
yang merupakan sistem pembayaran<br />
baru di TPS sebagai pengganti Warkat<br />
Dana (WD), Running Deposit<br />
(RD) dan Estimasi Perhitungan Biaya<br />
(EPB) yang sebelumnya harus<br />
mengurus langsung di kantor PT<br />
TPS dengan mengisi berbagai<br />
macam dokumen<br />
fisik.<br />
“Kami hadir dengan<br />
paperless, pelayanan dan<br />
pelayanan lebih cepat<br />
dan tepat,” kata Director<br />
PT TPS, Nur Syamsiah<br />
Finance. Sosialisasi<br />
yang kesekian kalinya ini<br />
merupakan kesempatan<br />
yang baik sebagai ajang<br />
komunikasi dengan para<br />
pengguna jasa mengenai<br />
pelayanan yang akan diberikan<br />
dan semoga pada<br />
saat system pembayaran<br />
yang sudah online nanti, dapat berjalan<br />
dengan lancar.<br />
“Sebenarnya ini bukan hal yang<br />
baru, sejak 2016 kami sudah sosialisasikan<br />
hal ini kepada para pengguna<br />
jasa. Namun. karena yang sadar<br />
teknologi masih dibawah ekspektasi<br />
kami, maka kami kembali mengingatkan<br />
untuk segera membiasakan<br />
diri menggunakan system yang baru<br />
karena pada februari 2017 nanti<br />
kami sudah tidak mencetak invoice<br />
dan mengirimkan secara manual,<br />
namun dapat diunduh di TPS webaccess<br />
melalui account masing-masing<br />
pengguna jasa yang sudah memiliki<br />
nomor master,” tambah Manager<br />
Keuangan TPS, Seno<br />
Budiharto.<br />
Melalui Fastpay,<br />
nantinya pengguna jasa<br />
semakin mudah dalam<br />
membayar jasa kegiatan<br />
lapangan untuk<br />
forwarder dan kegiatan<br />
dermaga untuk shipping<br />
agent. Banyak manfaat<br />
yang bisa diperoleh oleh<br />
pengguna jasa antara lain<br />
pembayaran akan menjadi<br />
lebih praktis, lebih<br />
mudah, dan juga lebih<br />
cepat dan tepat.<br />
Tidak diperlukan lagi berkasberkas<br />
fisik yang harus diisi secara<br />
manual, tidak perlu lagi mengirim<br />
petugasnya ke kantor TPS untuk<br />
mengurus pembayaran, Pengembalian<br />
dana ke rekening FASTPAY<br />
secara instan dan otomatis saat TPS<br />
menerbitkan invoice (WD) dan dapat<br />
langsung digunakan oleh Customer,<br />
tidak membutuhkan deposit yang<br />
dikunci di bank serta yang tak kalah<br />
penting tidak tergantung dengan jam<br />
kerja bank.<br />
Untuk dapat menikmati fasilitas<br />
fastpay tersebut, pengguna jasa tinggal<br />
daftar ulang secara online di TPS<br />
webacces / terdaftar sebagai customer<br />
(forwarder) TPS. Pengguna jasa<br />
juga mendaftarkan diri pada salah<br />
satu bank yang bekerjasama dengan<br />
TPS untuk penggunaan fastpay.<br />
Pengguna jasa menyerahkan<br />
data pelengkap kepada TPS untuk<br />
mendapatkan login TPS webaccess<br />
guna dapat mencetak invoice secara<br />
mandiri, dan setiap pengguna jasa<br />
hanya diperbolehkan memiliki satu<br />
rekening untuk transaksi fastpay.<br />
Sistem fastpay akan diberlakukan<br />
secara menyeluruh pada bulan April<br />
2017..(bw)<br />
CONTINUOUS IMPROVEMENT,<br />
UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA RAIH AKREDITASI A<br />
Di Era Mea ini kompetisi dunia pendidikan antar<br />
Perguruan Tinggi tak kalah sengitnya dengan<br />
persaingan bisnis. Bedanya, perguruan tinggi<br />
tidak pada target profit oriented tetapi kualitas mutu pendidikan<br />
yang terindikasi dari kurikulum dari semua prodi. Dan<br />
tentu didukung faktor penunjang lainnya seperti jumlah pendidik/dosen<br />
mumpuni, koordinasi pelayanan dan sistem pendidikan<br />
yang sudah terintegrasi dengan baik, sarana prasarana<br />
penunjang serta perkembangan riset dan penelitian. Secara<br />
internal, komponen kesiapan administrasi akademik, kepegawaian,<br />
keuangan dan rumah tangga dari perguruan tinggi<br />
sudah terintegrasi penuh. Penelitian yang terus dikembangkan<br />
menjadi point tertinggi penentuan akreditasi disamping<br />
continuous improvement (perbaikan secara terus menerus)<br />
Dinilai memenuhi syarat ini semua, Unika Widya Mandala<br />
<strong>Surabaya</strong> berhasil meraih akreditasi A. Prosesi serah terima<br />
SK Sertifikat AIPT dilakukan usai Direktur Pembinaan<br />
Kelembagaan PT memberikan pencerahan dan kiat-kiat<br />
mempertahankan peringkat A AIPT di ruang A-201 Kampus<br />
Unika Widya Mandala, kawasan Dinoyo <strong>Surabaya</strong>.(13/1)<br />
Dari Kemenristek Dikti diwakili oleh Direktur Pembinaan<br />
Kelembagaan PT, Kemenristekdikti, Dr. Totok Prasetyo,<br />
B.Eng., M.T dan Rektor Unika Widya Mandala <strong>Surabaya</strong>,<br />
Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc.,Ph.D yang didampingi oleh<br />
para wakil rektor. Acara dihadiri oleh seluruh pimpinan unit<br />
kerja, dekan fakultas, perwakilan dosen dan tenaga kependidikan<br />
di lingkungan UKWMS.<br />
Bagi UKWMS, ini merupakan proses perjalanan panjang<br />
setelah melewati setahun lebih program Bimbingan Teknis<br />
AIPT Peringkat B menuju A yang difasilitasi oleh Direktorat<br />
Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi. Kalau selama<br />
ini akreditasi A hanya didominasi oleh PTN, terhitung sejak<br />
2012 sampai 2016, ada 9 PTS yang berhasil lolos untuk<br />
mendapatkan akreditasi A dari Kemristek Dikti. Mereka ini,<br />
Akpol, Universitas Katolik Widya Mandala <strong>Surabaya</strong>, STIE<br />
Perbanas <strong>Surabaya</strong>, Universitas Bina Nusantara, Universitas<br />
Mercu Buana, ITT Telkom Bandung, (STIP) Jakarta, Unika<br />
Atma Jaya dan Uhamka Jakarta.<br />
Prestasi Unika Widya Mandala <strong>Surabaya</strong> ini sangat<br />
mengembirakan mengingat ketatnya kompetisi untuk bersaing<br />
dengan lebih dari 4.525 Perguruan Tinggi (PT) se- Indonesia,<br />
yang 95% merupakan Perguruan Tinggi Swasta<br />
(PTS). Pada 28 Desember tahun lalu, Menristekdikti mengumumkan<br />
tambahan 22 PTN dan 9 PTS dari sekian banyak PT<br />
di Indonesia yang terakreditasi institusi A. Dengan demikian<br />
Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah terakreditasi institusi<br />
A berjumlah 50 buah, dan dari 9 PTS yang memperoleh<br />
akreditasi institusi A satu di antaranya adalah Universitas<br />
Katolik Widya Mandala <strong>Surabaya</strong> (UKWMS) dengan raihan<br />
nilai 3.69, tertinggi di antara 8 PTS peraih akreditasi A.<br />
“Meski terjadi peningkatan jumlah akreadiasi perguruan<br />
tinggi, tetapi kami sangat menjunjung tinggi objektifitas dan<br />
independensi dalam menilai perguruan tinggi. Sehingga kami<br />
tidak akan mempermudah kriteria dan penilain akreditasi.<br />
Yang perlu diingat, jangan lupa bersyukur dan jangan lupa<br />
dipertanggung-jawabkan. Harus diumumkan agar masyarakat<br />
ikut mengawasi. Jangan nanti masyarakat menilai akreditasi<br />
A kok begitu begitu aja. Harus ada differensiasi. Karena<br />
ini bukan persoalan dari B ke A, tetapi rohnya. Bagaimana<br />
budaya mutu dosen, sistim data mahasiswa/lulusan, sistim<br />
yng terintegrasi dengan baik. Karena keputusan BAN-PT<br />
ini akan selalu kami tinjau ulang. UKWMS juga harus memandang<br />
tantangan ke depan untuk menjadi universitas kelas<br />
dunia (world class university). Dan siapapun yang jadi<br />
pemimpin haruslah bekerja dengan prinsip ‘CINTA KASIH’<br />
(Cerdas, Inovatif , Normatif, Tangguh, Aspiratif, Keteladanan,<br />
Amanah, Sensitif, Inspiratif dan Humanis.)“ tutur Dr<br />
Totok Soeprapto B. Eng.M.T, Direktur Pembinaan Kelembagaan<br />
Perguruan Tinggi AIPT.<br />
“Ini menjadi berkah bagi kami, mengingat di usia kami<br />
yang menginjak 56 tahun, kami mendapatkan berbagai apresiasi<br />
dan satu diantaranya adalah raihan nilai A pada AIPT<br />
yang dikukuhkan pada 28 Desember 2016 lalu. Tentu perjuangan<br />
belum selesai karena kami harus mempertahankan<br />
nilai ini. Pada waktu melewati proses bimbingan teknis,<br />
kami merasakan betul, kalau orang lain peduli dengan kami<br />
sehingga kami tentu harus melakukan yang terbaik. Dan ini<br />
merupakan amanah, pengakuran dan tanggung jawab . Bersama<br />
tim jajaran rektorat yang lebih muda, kami berharap bisa<br />
bekerja sama bergandeng tangan dengan baik, selaras dan<br />
harmoni ” ungkap rektor Unika Widya Mandala <strong>Surabaya</strong>,<br />
Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc.,Ph.D.<br />
Sementara Koordinator Kopertis Wilayah VII Jawa<br />
Timur , Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA mengatakan bahwa<br />
perolehan tingkat akreditasi ini membuat total ada 5 perguruan<br />
tinggi dengan akreditasi A di wilayah Kopertis 7, selisih<br />
1 saja dengan Kopertis wilayah 3( DKI Jakarta). Sehingga<br />
pihaknya bertekat semakin giat melakukan pembinaan terhadap<br />
perguruan-perguruan tinggi yang potensial untuk terus<br />
ditingkatkan.(nora)<br />
Mengacu pada UU RI No. 20 tahun<br />
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional<br />
(Pasal 60 dan 61). Undang-undang RI<br />
Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan<br />
dosen (Pasal 47) Peraturan Pemerintah<br />
RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar<br />
Nasional Pendidikan (Pasal 86,87, dan<br />
88). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional<br />
RI Nomor 28 Tahun 2005 tentang<br />
Badan Akreditasi Nasional Perguruan<br />
Tinggi(BAN-PT).Akreditasi menjadi aset<br />
vital menetapkan posisi PT/prodi dalam tataran<br />
kompetisi pengelolan dan tolok ukur<br />
bagi lembaga pengguna produk PT memastikan<br />
lulusan tersebut layak karena dihasilkan<br />
dari proses pengelolaan yang terkawal<br />
dengan baik. BAN-PT merupakan<br />
lembaga yang berwenang mengevaluasi,<br />
menilai dan menetapkan status dan peringkat<br />
mutu institusi PT berdasar standar<br />
mutu yang telah ditetapkan. Tujuannya,<br />
PT memenuhi standart mutu yang ditetapkan<br />
BAN-PT,mendorong PT melakukan<br />
perbaikan secara terus menerus. Serta bisa<br />
dijadikan dasar pertimbangan transfer<br />
kredit PT, pemberian bantuan dan alokasi<br />
dana, serta pengakuan dari badan atau instansi<br />
lain.<br />
A.997
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432 Fax : 031 - 5675240<br />
Risma Minta Siswa Dituntut Kreatif<br />
Perkembangan era globalisasi<br />
dan pasar bebas saat ini harus ditangkas<br />
dengan keahlian yang kreatif<br />
untuk bisa bersaing. Untuk itu,<br />
faktor pendidikan menjadi peran<br />
utama agar mampu berbicara banyak<br />
dikanca ekonomi domestik<br />
maupun regional.<br />
Wali Kota <strong>Surabaya</strong> Tri Rismaharini<br />
meminta lurah dan camat<br />
untuk mencari anak yang belum<br />
bersekolah agar bisa kembali sekolah<br />
di sekolah yang baru diresmikan<br />
oleh Pemerintah Kota <strong>Surabaya</strong><br />
seperti Sekolah Menengah Pertama<br />
Negeri (SMPN 57).<br />
“Itu sebabnya saya mendukung<br />
sekolah untuk anak keluarga miskin<br />
dan keluarga kaya menjadi satu.<br />
karena anak keluarga kaya harus<br />
tahu dan peduli dengan orang lain,”<br />
kata Wali Kota <strong>Surabaya</strong> Tri Rismaharini<br />
dalam sambutannya, Kamis<br />
(12/1).<br />
Dengan kepedulian itu, Wali<br />
Kota <strong>Surabaya</strong> yakin <strong>Surabaya</strong> bisa<br />
menjadi lebih baik, tidak hanya di<br />
Indonesia saja. Untuk itu, Risma<br />
meminta agar kepala sekolah dan<br />
guru mengajarkan siswanya mau<br />
untuk melihat lingkungan sekitarnya<br />
dan menghargai sesama.<br />
“Saat ini, yang dibutuhkan tidak<br />
hanya pintar dan cerdas saja,<br />
tetapi menjadi manusia kreatif untuk<br />
memenangkan pertempuran di<br />
depan,” ujar Wali Kota.<br />
Oleh karena itu, Wali Kota meminta<br />
para siswa diajarkan untuk<br />
bisa survive. “Tidak apa-apa untuk<br />
mengajak anak-anak berkemah. Di<br />
Kebun Bibit ada tempat untuk kemah,<br />
anak-anak dilatih untuk memasak<br />
sendiri,” terangnya.<br />
Pengalaman itu, kata Risma,<br />
perlu diajarkan kepada para siswa.<br />
Hal itu dimaksudkan agar para<br />
siswa mempunyai pengetahuan dan<br />
wawasan yang lengkap.<br />
Senada dengan Wali Kota, Eddy<br />
Prasetijo Plt Kepala Sekolah SMPN<br />
57 <strong>Surabaya</strong> lebih mengajarkan tentang<br />
pendidikan budi pekerti dan<br />
karakter diri. Menurutnya hal itu<br />
perlu diajarkan kepada siswa yang<br />
masih kelas VII ini.<br />
“Pelajaran itu melalui agama<br />
serta ekstrakulikuler. Bahkan kita<br />
sudah punya Gudep Pramuka terlebih<br />
dahulu dibandingkan sekolah<br />
baru lainnya,” kata Eddy, Kamis<br />
(12/1).<br />
Perlu diketahui, sekolah SMPN<br />
57 <strong>Surabaya</strong> yang baru diresmikan<br />
ini mempunyai beberapa fasilitas,<br />
seperti Laboratorium Komputer,<br />
Laboratorium IPA, Perpustakaan,<br />
Aula, Musala, serta Lapangan olah<br />
raga.<br />
“Selain itu, gedung ini mempunyai<br />
total 30 ruangan. Sedangkan<br />
jumlah siswa angkatan pertama<br />
berjumlah 99 siswa di 3 kelas, per<br />
kelasnya terdapat 33 siswa,” katanya.<br />
“Untuk itu, mari manfaatkan<br />
sekolah yang bagus ini, karena tidak<br />
kalah dengan sekolah yang lama.<br />
Karena nilai NEM tertinggi di sekolah<br />
ini mempunyai nilai 27, sedangkan<br />
nilai NEM terendah pada nilai<br />
21. Nilai NEM terendah di sekolah<br />
ini bahkan mengalahkan nilai NEM<br />
sekolah SMP yang lebih lama,” tutupnya.<br />
Dalam peresmian ini juga, para<br />
siswa SMPN 57 juga sangat antusias<br />
untuk ingin bersalaman dan<br />
mengabadikan momen kedatangan<br />
Wali Kota <strong>Surabaya</strong>.(ton)<br />
Mie Cetar, Miliki Kepedasan Bertingkat<br />
Wali Kota Tri Rismahani saat meresmikan gedung sekolah SMPN 57.Sekolah ini yang berlokasi di<br />
Jalan Siwalankerto Permai baru selesai dibangun, diresmikan oleh Pemkot <strong>Surabaya</strong>, Kamis (12/1).<br />
Siapa yang tak suka makanan berbau rasa pedas ??? Hal ini sedang marak di<br />
dunia kuliner. Banyaknya, peminat makanan pedas memberikan inspirasi bagi<br />
restauran atau tempat makan di <strong>Surabaya</strong>. Hal ini membuat Chef Zoom Smart<br />
Hotels <strong>Surabaya</strong> memiliki ide yang cetar dengan membuat suguhan dengan<br />
bercita rasa pedas. Yaitu “Mie Cetar”. Mie ini dimasak dengan bumbu dan<br />
rempah-rempah khas Indonesia, dengan bumbu rasa pedas yang menjadi khas<br />
dari mie ini .<br />
Mie Cetar, mempunyai level dalam setiap tingkatan kepedasannya. Dimulai<br />
dari level 1-5 , Mie Cetar ini juga ada dua pilihan penyajian. Yakni, Mie Cetar<br />
Goreng Pangsit & Mie Kuah Cetar. Dua varian mie cetar ini selalu tersedia di<br />
Z-lounge dan untuk harganya hanya 25-35K. Mie Cetar, ini juga bisa dipesan<br />
melalui room service apabila pelanggan sedang malas keluar kamar. Hal ini<br />
sangat menarik perhatian dari para pelanggan yang ada di Zoom Smart Hotels<br />
Jemursari. Menu yang kini menjadi menu favorite untuk para pelanggan ini<br />
menjadi menu andalan Z-Lounge Setwlah Sego Pancal Iwak Kepetheng. (*)<br />
B.992<br />
Oleh : Suprianto<br />
Founder IHGMA DPD Jatim/GM Hotel Grand<br />
Darmo Suite <strong>Surabaya</strong><br />
Komit Peduli Budaya<br />
Tak semua perusahaan peduli dengan budaya.<br />
Tetapi, tidak demikian dengan Grand<br />
Darmo Suite Hotel. Hal itu bisa dilihat dari<br />
kepedulian hotel yang terletak di tengah kota<br />
dengan fasilitas 184 kamar suite, restaurant,<br />
4 meeting room, kolam renang dan gym-nya<br />
yang semuanya di lantai yang sama ini masih<br />
peduli budaya.<br />
Misalnya, setiap hari minggu pagi di<br />
parkir barat Grand Darmo Suite ada JULA –<br />
JULY SUROBOYO, ini basar makanan khas<br />
Surabya. Sebagai komitment Grand Darmo<br />
untuk melestarikan budaya <strong>Surabaya</strong>. Terutama<br />
kuliner. Juga komitmen IHGMA Jawa<br />
Timur (Jatim) untuk meningkatkan wisata di<br />
segala aspek di propinsi yang memiliki 38.<br />
Bahkan IHGMA JATIM sudah merancang<br />
proyek besar untuk kunjungan wisata 2017<br />
di Jatim yang akan menggandeng semua pihak<br />
.<br />
Dilain pihak, Hotel Grand Darmo sebagai<br />
hotel bintang 4 (empat) yang bernaung<br />
dibawah management AMITHYA hotel &<br />
resort memberi keleluasaan kepada GM-nya<br />
untuk berkarya. Seperti halnya Suprianto,<br />
bersama teman-teman seprofesinya memasang<br />
pondasi di area Jatim untuk organisasi<br />
besar para GM yaitu Indonesian Hotel General<br />
Manager Association (IHGMA) atau<br />
lebih dikenal dengan IHGMA, sebagai salah<br />
seorang pendiri IHGMA JATIM yang akhirnya<br />
beliau terpilih sebagai Ketua Umum<br />
yang pertama IHGMA –JATIM<br />
Sampai IHGMA -JATIM mengadakan<br />
deklarasi kepengurusan Oktober 2016 lalu,<br />
meskipun kepemimpinan IHGMA –JATIM<br />
sudah dipegang Alfansyah, Suprianto masih<br />
aktif berkarya bersama GM IHGMA lain untuk<br />
mengadakan acara SURABAYA HOTEL<br />
FEST (SHF) Desember lalu di Grand City,<br />
<strong>Surabaya</strong>. Acara itu didukung 157 hotel se-<br />
Indonesia.<br />
Dari semua ulasan di atas sangat jelas<br />
komitmen GM Grand Darmo Suite sangat<br />
di dukung oleh AMITHYA sebagai management<br />
nya dan diwadai oleh IHGMA sebagai<br />
wadah organisasi para GM untuk memajukan<br />
wisata di Jatim dan melestarikan budayanya.<br />
B.989