Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
8 <strong>Bisnis</strong> Pantura<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
Kota Soto Mulai Terapkan<br />
Full Day School<br />
Penerapan Full Day School (FDS) oleh pemerintah pusat<br />
belum lagi dluncurkan, bahkan di sejumlah daerah yang dijadikan<br />
percontohan sekalipun. Namun Pemkab Lamongan sudah start<br />
duluan, dua SMPN di Kota Soto itu sudah menerapkan FDS secara<br />
penuh.<br />
Peluncuran program FDS di Lamongan itu dilakukan Bupati<br />
Fadeli dilakukan secara simultan di dua sekolah perkotaan, yakni<br />
SMPN 1 dan SMPN 2 Lamongan, Rabu (11/1). Selanjutnya, seluruh<br />
sekolah menengah pertama di Lamongan bakal menerapkan FDS.<br />
Bupati Fadeli menyebutkan dia mendukung penuh Program<br />
FDS dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Karena<br />
dia percaya, Program FDS bisa membentuk karakter generasi muda<br />
Pemasangan portal jalur Manyar-Sembayat di Pantura.<br />
Portal Tetap Dipasang di Jalur Pantura<br />
Pemkab Gresik Bersikukuh Agar Perbaikan Lancar<br />
Untuk sementara, Pemkab Gresik<br />
tetap mempertahankan pemasangan<br />
portal. Hal ini dilakukan demi kelancaran<br />
perbaikan jalan di Jalur Pantura<br />
dan mencegah percepatan kerusakan.<br />
Pernyataan ini disampaikan<br />
Bambang Isdianto Kepala Dinas<br />
Pekerjaan Umum Pemkab Gresik,<br />
Jum’at (13/1).<br />
Pernyataan Kepala PU ini semakin<br />
menegaskan sikap Pemkab<br />
Gresik yang menganggap pemasangan<br />
portal di jalur Pantura adalah<br />
suatu keharusan. “Kami sudah<br />
menyampaikan untuk menolak<br />
pembukaan portal. Dan kami sampaikan<br />
sikap Pemkab Gresik tersebut<br />
pada saat rapat tentang pembahasan<br />
pembatasan operasional kendaraan<br />
angkutan barang di Jalur Pantura,”<br />
jelasnya.<br />
Dalam rapat tersebut, Pemkab<br />
Gresik mewakilkan kepada Kepala<br />
Bidang Pembangunan dan Peningkatan<br />
Jalan dan Jembatan Dinas PU,<br />
Dhiannita Triastuti serta Kepala Bidang<br />
Angkutan Dinas Perhubungan,<br />
R. Vincencius Soebiyantoro. Pihak<br />
Pemkab Gresik tetap bersikukuh<br />
agar portal tetap dipertahankan meski<br />
saat rapat mengemuka berbagai<br />
usulan agar portal di jalur pantura<br />
dibongkar.<br />
Pernyataan Kadis PU ini juga<br />
di dukung oleh Kepala Dinas Perhubungan<br />
Gresik, Andhy Hendro<br />
Wijaya yang menyatakan agar portal<br />
di Jalur Pantura tetap dipertahankan.<br />
“Percuma saja kalau hanya himbauan<br />
berupa rambu. Portal adalah<br />
pilihan terakhir. Kalau dibongkar<br />
akan mengganggu pekerjaan perbaikan.<br />
Tentu akan selesai lebih lama<br />
lagi perbaikan jalan tersebut” kata<br />
Andhy.<br />
Lebih lanjut Andhy menjelaskan<br />
selama ini Dinas Perhubungan<br />
Gresik telah mengendalikan angkutan<br />
galian C dengan pembatasan jam<br />
operasional. “Kami juga telah memasang<br />
rambu di beberapa tempat di<br />
jalur pantura tersebut. Tapi ya tetap<br />
seperti itu,” katanya.<br />
Saat rapat tentang pembahasan<br />
pembatasan operasional kendaraan<br />
angkutan barang di Jalur Pantura ini<br />
berlangsung di ruang rapat Dinas<br />
Perhubungan Provinsi Jawa Timur<br />
pada Jum’at (13/1).<br />
Rapat dihadiri perwakilan dari<br />
berbagai instansi terkait, diantaranya<br />
dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas<br />
Perhubungan Gresik, Dishub Jatim,<br />
Ditlantas Polda Jatim, BPJN Wilayah<br />
VIII, serta perwakilan dari Kementerian<br />
Perhubungan.<br />
Berbagai argumentasi dikemukakan<br />
untuk mendukung agar portal<br />
dibuka. Menurut pihak Dinas Perhubungan<br />
Provinsi pada saat rapat<br />
tersebut, bahwa Jalur Pantura tersebut<br />
merupakan jalan nasional yang<br />
pengaturan manajemen rekayasa<br />
dilakukan oleh Kementerian Perhubungan.<br />
Alasan lain yaitu bahwa<br />
portal jalan tersebut mengganggu<br />
perekonomian.<br />
Dari pihak BBPJN VIII berharap<br />
agar dilakukan penertiban angkutan<br />
barang dan galian C. Menurut BBP-<br />
JN VIII pihaknya sedang berlangsung<br />
peningkatan jalan sepanjang<br />
1,1 km di ruas Sadang-Manyar. Saat<br />
ini tengah berlangsung pengerjaan<br />
perbaikan dengan lapisan batu kapur<br />
dan lapisan agregat A 30 cm serta aspal.<br />
(sam)<br />
menjadi lebih baik.<br />
“Kami di<br />
Lamongan di awal<br />
tahun 2017 ini<br />
sudah menerapkan<br />
Program Full Day<br />
School. Ini sebagai<br />
bentuk dukungan<br />
kami pada program<br />
Kementerian<br />
Pendidikan dan<br />
Kebudayaan,<br />
sekaligus menunjukkan kesiapan Lamongan untuk menerapkan<br />
FDS, “ ujar Fadeli saat di SMPN 1 Lamongan.<br />
Dia menyebutkan Program FDS akan diterapkan di seluruh<br />
sekolah di Lamongan. Termasuk di sekolah menengah dan kejuruan.<br />
“Memang saat ini pengelolaan sekolah menengah dan kejuruan di<br />
Pemprov, namun Saya berharap program yang sangat bagus ini bisa<br />
diterapkan di sekolah menengah dan kejuruan, “ imbuhnya.<br />
Terkait teknis pelaksanaan Program FDS, saat di SMPN 2<br />
Lamongan dia mewanti-wanti agar tidak lagi membebani siswa<br />
dengan Pekerjaan Rumah (FDS). Karena siswa berada di sekolah<br />
seharian, dia meminta semua tugas selesai di sekolah, dan siswa<br />
pulang tanpa membawa PR atau Pekerjaan Rumah. (sam)<br />
Harga Cabai di Lamongan Cenderung Turun<br />
Fadeli Minta Tata Rantai Distribusi<br />
Harga komoditi cabai di<br />
Lamongan cenderung<br />
menunjukkan tren<br />
penurunan. Sempat naik sampai<br />
Rp 94.500 perkilogram, bahan<br />
masakan pedas ini kembali turun<br />
menjadi Rp 80 ribu perkilogram.<br />
Saat sidak di Pasar Sidoharjo<br />
Kecamatan Lamongan, Bupati<br />
Fadeli bersama Wabup Kartika<br />
Hidayati dan Sekkab Yuhronur<br />
Efendi berdialog dengan beberapa<br />
pedagang cabai. Para pedagang<br />
mengakui harga cabai sudah turun<br />
dibandingkan beberapa hari sebelumnya.<br />
Salah satunya Supandi. Dia<br />
mengungkapkan kepada Fadeli<br />
harga cabai saat ini sudah turun<br />
menjadi Rp 80 ribu perkilogram.<br />
Namun Fadeli juga mendapati<br />
ternyata beberapa pedagang<br />
mengambil pasokan cabai dari luar<br />
daerah. Padahal di Lamongan saat<br />
ini sedang panen cabai.<br />
Terkait itu, dia meminta Direktur<br />
Perusahaan Daerah (PD)<br />
Pasar Lamongan Djoko Purwanto<br />
menata rantai distribusi, agar cabai<br />
hasil panen petani Lamongan<br />
dijual di wilayah Lamongan. Dengan<br />
begitu, fluktuasi harga bisa<br />
Pedagang cabai di Pasar Sidoharjo Lamongan<br />
lebih dikontrol.<br />
“Lamongan ini sebenarnya<br />
juga melimpah dengan hasil panen<br />
cabai. Kemarin Saya sudah melihat<br />
langsung petani kita sedang<br />
panen cabai di wilayah Solokuro.<br />
Jika kita bisa menjaga rantai distribusi<br />
cabai ini tetap di wilayah<br />
Lamongan, tentu fluktuasi harga<br />
tidak akan terjadi, “ kata Fadeli.<br />
Data Dinas Tanaman Pangan,<br />
Hortikultura dan Perkebunan Lamongan<br />
menyebutkan tahun ini<br />
luas panen cabai mencapai 3.555<br />
hektar dengan produksi sementara<br />
sebesar 37.240 kwintal. Dan luas<br />
panen cabai pada 2015 tercatat<br />
3.550 hektar dengan produksi<br />
mencapai 43.699 kwintal. (sam)