Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
4 Opini<br />
Kolom Amak Syariffudin<br />
URUSAN cabai merah yang fungsinya<br />
mengenakkan nafsu makan dan<br />
membuat rasa pedas di mulut, tiba-tiba<br />
di akhir tahun lalu hingga awal tahun ini<br />
harganya melonjak menjadi komoditas<br />
mewah (luxury item). Bayangkan, kalau<br />
harga semula lebih kurang Rp 25.000/<br />
kg tiba-tiba melompat menjadi sekitar<br />
Rp 75.000 hingga Rp 175.000/kg di<br />
daerah tertentu. Disemua wilayah, harganya<br />
melompat, meski berbeda-beda<br />
besarannya. Cabai setengah busuk pun<br />
dibeli orang, terutama untuk digunakan<br />
oleh para penjual makanan. Padahal, cabai<br />
busuk menurut penelitian kesehatan,<br />
dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan<br />
penyakit yang membahayakan.<br />
Meski demikian, para petani cabai dapat<br />
mengambil keuntungan lebih dibanding<br />
musim panen sebelumnya. Namun,<br />
keuntungan yang lebih tinggi justru diambil<br />
oleh tengkulak (kecil hingga besar)<br />
atau pedagang tertentu. Cabai alias<br />
lombok tiba-tiba jadi komoditas mewah.<br />
Para pedagang Kalimantan Selatan mendatangkan<br />
cabai dari Makassar dengan<br />
pengangkutan pesawat terbang menuju<br />
Banjarmasin. Dari kota itu diangkut<br />
lewat sungai ataupun darat menuju<br />
kota pedalamannya. Sehingga jatuhlah<br />
harganya menjadi sekitar Rp 175.000/<br />
kg. Nusa Tenggara Barat (NTB) yang<br />
merupakan sentra cabai mengirimkan<br />
surplus panen cabainya sebesar 20 ton.<br />
Alat transportasinya pesawat terbang,<br />
menuju Jakarta. Biaya lebih murah dan<br />
tidak busuk ketimbang lewat kapal laut.<br />
Namun, harga lokalnya sudah mencapai<br />
Rp 115.000/ton. Itu tidak lain “terkerek”<br />
Capai Ngurusi Cabai<br />
Oleh :<br />
Adig Suwandi<br />
Pemerhati Sosial-Ekonomi<br />
Rekayasa Pertanian<br />
ATAS dedikasinya selama empat dekade menekuni perancangan sistem bermuara<br />
keberhasilan spektakuler dalam pengelolaan agroindustri gula berbasis tebu<br />
di Lampung, Site Director Sugar Group Companies M Fauzi Thoha dianugerahi<br />
gelar doktor honoris causa oleh Institut Pertanian Bogor (12/11/2016). Secara<br />
keteknikan atau rekayasa pertanian (agricultural engineering), ia dinilai berhasil<br />
menciptakan road train yakni kendaraan angkut semacam truk gandeng berdaya<br />
angkut 60 ton dengan kemampuan mendistribusikan tebu dari kebun ke pabrik<br />
pengolahan secara cepat dan efisien agar tidak terlambat sehingga kadar rendemen<br />
tetap bagus.<br />
Sukses industri gula di Lampung telah mendobrak belenggu sejarah dengan<br />
dipatahkannya mitos lama yang menyebut tebu hanya dapat dibudidayakan pada<br />
lahan sawah berpengairan teknis dengan infrastruktur fisik menunjang di Jawa.<br />
Lahan kering dengan tingkat kesuburan lebih rendah dan bereaksi masam pun bila<br />
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip budidaya terbaik dan terukur (best and precision<br />
agriculture) terbukti dapat menghasilkan performa berdaya saing. Kondisi<br />
tadi seolah bertolak belakang dengan industri gula di Jawa yang kini dirundung<br />
sejumlah persoalan bersifat struktural akibat jebloknya daya saing secara masif.<br />
Rekayasa pertanian menjadi bagian integral pengelolaan sumber daya terkait penciptaan<br />
agroekosistem dan ekologi industru sesuai kondisi diinginkan.<br />
Sepanjang Tahun<br />
Posisi geografis Indonesia di belahan bumi beriklim tropis memungkinkan<br />
keanekaragaman hayati tinggi berikut radiasi matahari dan curah hujan berlimpah<br />
sepanjang tahun. Kondisi alam tropis memungkinkan pertanian berproduksi<br />
sepanjang tahun dengan beragam komoditas bernilai tambah tinggi menggunakan<br />
masukan energi lebih rendah (less energy input) dibanding kawasan agroekosistem<br />
beriklim temperata.<br />
Tantangan Indonesia dewasa adalah mengembangkan model atau sistem<br />
pertanian bertumpu keunggulan kompetitif sumber daya alam untuk menghasilkan<br />
produk pertanian beragam dengan efisiensi tinggi. Efisiensi menyangkut pola<br />
pemanfaatan energi, materi dan ekonomi tinggi tanpa menimbulkan dampak<br />
lingkungan diikuti kapabilitas meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi dan<br />
masyarakat secara umum. Untuk menjawab tantangan tersebut, rekayasa pertanian<br />
memberikan opsi solusi penting. Di dalamnya menyangkut pemodelan upaya<br />
peningkatan produksi oleh sumber daya manusia tangguh dan memiliki kompetensi<br />
teknis-managerial memadai sejalan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan.<br />
Pada gilirannya rekayasa pertanian berkontribusi mencapai swasembada sejumlah<br />
komoditas tertentu dan bahkan ekspor diikuti terus membaiknya derajat kesejahteraan<br />
masyarakat.<br />
Secara keilmuan, rekayasa pertanian adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari<br />
pertanian melalui pendekatan rekayasa dengan melakukan transformasi<br />
sumber daya alam secara efisien dan efektif untuk kebutuhan manusia. Rekayasa<br />
pertanian menitikberatkan pada beberapa disiplin keilmuan antara lain dasar-dasar<br />
perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi dan penerapan unsur-unsur<br />
kesatuan sistem produksi seperti manusia, mesin dan peralatan, serta sumber daya<br />
pertanian. Penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam<br />
EDISI <strong>295</strong>/TAHUN 06, 15 - 22 JANUARI 2017<br />
harga ekspornya ke Jakarta, meskipun<br />
menurut Kepala Dinas Pertanian NTB<br />
Husnul Fauzi (9/1), produksi cabai NTB<br />
mencapai 105.000 ton dari lahan 5.300<br />
hektare. Malahan dia kawatir, pedagang<br />
memborong dan mengeluarkan dari<br />
NTB, yang akhirnya daerah itu kekurangan<br />
cabai! Lain lagi upaya Pemerintah<br />
Kota (Pemkot) <strong>Surabaya</strong>. Yakni,<br />
mengadakan operasi-pasar cabai rawit.<br />
Peristiwa pertama kalinya dalam sejarah<br />
operasi-operasi pasar bahan makanan.<br />
Namun, masyarakat menganggap, stok<br />
untuk itu kurang. Sebab, hanya butuh<br />
waktu pendek, ludeslah cabai itu!<br />
Alasan lonjakan harga cabai sekarang,<br />
cuaca yang disalahkan. Curah hujan<br />
berlebihan, sehingga banyak cabai rusak/<br />
membusuk. Juga bermunculan hama<br />
tanaman. Belum lagi mulai muncul pencurian<br />
cabai di lahan pertanian milik para<br />
petani. Kisahnya sama dengan tanaman<br />
bawang merah. Dari status komoditas<br />
pembuat pedas di mulut, kini bertambah<br />
fungsinya sebagai lontaran ucapan pedas<br />
dari mulut, yang menuduh pemerintah<br />
kurang tanggap. Ada pendapat, agar<br />
pemerintah melakukan pembelian cabai<br />
sewaktu panen raya dan disimpan. Bila<br />
terjadi kelangkaan cabai. dioperasi-pasarkan.<br />
Masalahnya, sifat cabai tidak seperti<br />
beras atau jagung. Disimpan dua hari<br />
saja, sudah mulai berubah membusuk.<br />
Meskipun disimpan di lemari es.<br />
Konsumen cabai bukan hanya yang<br />
secara langsung membuat sambal ketika<br />
mengolah makanan selera Indonesia atau<br />
Asia. Akan tetapi terbanyak diserap oleh<br />
industri makanan untuk produknya, antara<br />
lain untuk sambal jadi, dan banyak untuk<br />
menu makanan lainnya. Pemerintah<br />
selalu dilibatkan kalau urusan produk dan<br />
harga menjadi masalah. Ngurusi cabai<br />
seperti sekarang bisa menjadikan capai<br />
pada pikiran dan upaya, meskipun belum<br />
tentu tercapai yang seperti direncanakan.<br />
Lalu saya teringat kembali saat<br />
musim dingin seperti sekarang ini ketika<br />
naik kereta api ekspres dari Seoul, ibu<br />
kota Korea Selatan arah selatan, kira-kira<br />
sepuluh tahun lewat. Sepanjang mata<br />
memandang hamparan lahan-lahan pertanian<br />
terlihat tenda-tenda plastik atau<br />
vinyl berwarna keputihan yang atapnya<br />
melengkung mencapai tanah sehingga<br />
bagaikan hanggar-hanggar pesawat terbang<br />
militer. Ketika esok harinya berkesempatan<br />
meninjau pusat-pusat koperasi<br />
pedesaan yang disebut Semaul Umdong,<br />
ternyata tenda-tenda plastik itu bukannya<br />
tempat para petani berkemah, melainkan<br />
semacam green house beberapa jenis<br />
tanaman sayuran. Terbanyak jenis ginseng<br />
untuk sayur mayur. Yakni ginseng<br />
yang ditanam dan dipanen untuk keperluan<br />
kuliner. Kalau ginseng untuk obat<br />
tradisionalnya, biasanya diambil dari<br />
dalam hutan/ pegunungan. Harganya cukup<br />
mahal. “Kemah-kemah” itu tak lain<br />
melindungi tanaman sayur mereka dari<br />
udara dingin, terutama salju. Maklum,<br />
semenanjung Korea terletak di kawasan<br />
iklim Kutub Utara. Terkadang mereka<br />
membuat udara panas di dalam tendatenda<br />
itu apabila suhu dingin meningkat<br />
dan terjadinya fenoma alam yang bisa<br />
menghancurkan tanaman sayur mayur.<br />
Ke beberapa kawasan pertanian di perfecture-perfecture<br />
di Jepang, teknologi<br />
pertanian semacam itu juga digunakan<br />
untuk melindungi tanaman jenis sayurannya.<br />
dari cuaca dingin.,Sedangkan<br />
jenis tanaman sayur mayur kita yang<br />
rentan cuaca dan hama justru yang menjadi<br />
komoditas utama masyarakat. Untuk<br />
kepentingan rumah tangga maupun bahan<br />
baku industri kuliner. Seperti cabai,<br />
bawang merah, sayur-mayur dan lainlain.<br />
Jenis-jenis tersebut penanamannya<br />
perlu peningkatan terus inovasi teknologi<br />
pertanian. Salah satunya, mungkin dengan<br />
tenda-tenda vinyl atau plastik. Harus<br />
diakui, biaya material teknologi pertanian<br />
itu tidak kecil. Karenanya, barangkali<br />
koperasi-koperasi pedesaan ataupun<br />
dinas-dinas pertanian provinsi dan kabupaten<br />
mendukungnya (lewat pengadaan<br />
materialnya, bantuan, atau dorongan<br />
kredit) serta pelatihan cara cocok tanam<br />
yang disesuaikan dengan teknologi tersebut.<br />
Dari sisi itulah pemerintah ikut campur<br />
urursan pertanian sayur mayur. tersebut.<br />
Tentu saja biaya cocok tanamnya<br />
lebih tinggi. Karenanya, pemerintah bisa<br />
menetapkan standar harga jual produk<br />
sayur-mayur tersebut dengan memperhitungkan<br />
ongkos dan material pertaniannya<br />
diperbandingkan dengan daya beli<br />
masyarakat.. Jadi bukan membeli sebanyak-banyaknya<br />
sewaktu hasil panen raya<br />
lalu disimpan. Itu berarti buang duit anggaran,<br />
Karena yang disimpan itu busuk<br />
dan hancur. ***<br />
rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya (alam dan pertanian) untuk<br />
kesejahteraan manusia menjadi kata kunci.<br />
Secara generik rekayasa pertanian menyangkut cara meningkatkan efisiensi<br />
usaha pertanian dalam mencapai tingkatan tinggi terkait produktivitas, mutu,<br />
kontinuitas pasokan produk-produk pertanian, kesejahteraan petani, dan kelestarian<br />
lingkungan. Efisiensi tersebut meliputi lahan, tenaga kerja, energi, dan sumber<br />
daya (benih, pupuk, dan air). Spesialisasi bidang teknik pertanian mencakup<br />
banyak bidang mengenai desain proses dan alat mesin bidang pertanian. Sedangkan<br />
pertanian dalam arti luas adalah kegiatan memanen radiasi matahari untuk<br />
dimanfaatkan bagi perbaikan kualitas hidup manusiasejagad raya dan lingkungan.<br />
Ini berarti mencakup budidaya tanaman pertanian , peternakan, perikanan, pengolahan<br />
hingga produk hasil pertanian siap dikonsumsi masyarakat.<br />
Ditilik dari alur sejarahnya, teknologi pertanian secara keilmuan merupakan<br />
hibrida ilmu teknik dan ilmu pertanian. Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam<br />
lingkup teknologi pertanian sendiri dipicu kebutuhan akan pembukaan lahan<br />
pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun Eropa medio abad ke-18.<br />
Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan dampak besar<br />
terhadap bidang rekayasa pertanian sejalan berkembangnya ranah sistem dan<br />
manajemen pengoperasian alat/mesin (mekanisasi) pertanian. Proses dimaksud<br />
merupakan aplikasi manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi<br />
pertanian.<br />
Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan<br />
dengan ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan dan otot lewat<br />
sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada<br />
sistem pertanian, menjadikan rekayasa pertanian berkembang menjadi sistem<br />
rekayasa pertanian (agricultural system engineering). Obyek formal berupa<br />
kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi<br />
sebagai sistem hayati dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara<br />
holistik. Dalam pendekatan ini sumber daya hayati berupa mikroorganisme turut<br />
dijadikan obyek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa.<br />
Percepatan Industri<br />
Penerapan rekayasa pertanian diyakini akan sangat membantu percepatan<br />
industrialisasi pertanian dalam arti luas. Sektor pertanian di Indonesia<br />
membutuhkan sumber daya manusia tangguh diikuti kompetensi memadai<br />
untuk bisa berkontribusi secara nyata pada pembangunan pertanian secara<br />
berkelanjutan. Sumber daya manusia yang dibentuk tidak hanya harus capable<br />
menjawab tantangan dan isu terkini, melainkan juga bagaimana merekonstruksi<br />
arah kehidupan mendatang yang lebih baik. Dunia tanpa kelaparan dan<br />
pembangunan ekonomi yang mampu memberikan kemaslahatan kepada<br />
terpenuhinya hajat hidup orang banyak.<br />
Rekayasa pertanian dikembangkan dengan landasan sains hayati kuat dan<br />
mengkombinasikan ilmu-ilmu pertanian konvensional dengan; prinsip-prinsip<br />
rekayasa biosistem di atas.. Prinsip-prinsip rekayasa biosistem diaplikasikan<br />
untuk membangun dan mengelola sistem pertanian guna mencapai efisiensi<br />
energi, materi dan ekonomi secara optimal. Falsafah teknologinya berangkat<br />
dari praktik-empirik bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistikvitalistik<br />
dengan penekanan pada obyek formal kerekayasaan dalam pembuatan<br />
dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi, serta<br />
pengolahan dan pengamanan hasil produksi.<br />
Obyek formal dalam pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus<br />
budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan<br />
mutu hasil panen diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan<br />
serta pemasaran hasil. Secara luas cakupan teknologinya meliputi berbagai<br />
penerapan ilmu teknik pada obyek formal dari budidaya sampai pemasaran.<br />
Dari sinilah berbagai persoalan pertanian kontemporer yang tidak mungkin<br />
terselesaikan dengan cara-cara lama memerlukan dukungan rekayasa pertanian.<br />
TABLOID<br />
Pemimpin umum<br />
Nyoman Sudapet<br />
Pemimpin Redaksi/<br />
Penanggung Jawab<br />
Bambang Wiliarto<br />
Redaktur Pelaksana/Korlip<br />
Samudera Ghozuwan<br />
Redaktur<br />
Antonius Andhika<br />
Wartawan Senior<br />
HM Taufiq<br />
Anggota Redaksi<br />
Antonius Andhika, Lely Yuana, Meta<br />
Vabiola, Romadhona, Samudera,<br />
Yenny Noer R<br />
Gresik<br />
Samudera Ghozuwan<br />
Mojokerto<br />
Nyoto Eko Sudarmanto,<br />
Kartiwi,<br />
Machradji Machfud<br />
Malang & Batu<br />
Erno<br />
Lamongan<br />
Samudra<br />
Blitar<br />
Khoirul Abadi<br />
Tuban<br />
Imam Suroso<br />
Madiun<br />
Ajun Ally<br />
Ngawi & Magetan<br />
Eko Setiyowati<br />
Probolinggo<br />
Yusron Fuadi<br />
Fotografer<br />
Romadhona Yulian BW<br />
Marketing<br />
Noor NH<br />
Desain Grafis<br />
M. Hadi Widjaja<br />
Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi<br />
- Raya Darmo Permai III A5-A8<br />
<strong>Surabaya</strong><br />
Telp. 031-7317457 Fax. 031-7315994<br />
- Permata Darmo Bintoro 22 -23 Jalan<br />
Ketampon <strong>Surabaya</strong><br />
Telp. 031 5668432, 5633456. Fax. 031<br />
5675240.<br />
Email<br />
editor_bisnis@yahoo.co.id<br />
Penerbit :<br />
PT <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> Pos<br />
Rekening Bank Jatim<br />
075-1004-753<br />
a/n PT Tarukan Media Dharma<br />
Pencetak :<br />
PT Percetakan Bali Post<br />
Jl. Kebo Iwa 63A Denpasar Barat<br />
Perwakilan :<br />
Jalan Kepundung 67 A, Telp. 0361<br />
225764, 225765. Fax. 0361 227418<br />
Denpasar, Jalan Palmerah Barat 21 F,<br />
Telp. 021 5357602. Fax. 021 5357605<br />
Jakarta.<br />
Iklan Peluang Emas Tarif Iklan<br />
Mini/Baris : Rp 11.000 (30 Karakter)<br />
minimum 2 baris, maksimum 10 baris<br />
(bayar dimuka),<br />
Iklan Display Full Colour : Rp<br />
15.000/mmk<br />
Advertorial Colour : Rp 10.000/mmk<br />
Iklan Keluarga/Sosial : Rp 5.000/<br />
mmk<br />
Informasi dan Pemasangan Iklan<br />
Hubungi : 031 5668432/5633456,<br />
Fax. 031 5675240<br />
“ Jika pers merugikan,<br />
jangan main hakim sendiri,<br />
gunakan hak jawab atau<br />
adukan ke Dewan Pers”<br />
( Pesan ini disampaikan <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> dan Dewan Pers )<br />
Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl.<br />
Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel.<br />
(021) 3521488, 3504874, 3504874 -<br />
75, Fax (021) 3452030,<br />
E-mail : dewanpers@cbn.net.id<br />
Twitter : @dewanpers<br />
Website : www.dewanpers.or.id /<br />
www.presscouncil.or.id<br />
WARTAWAN BISNIS SURABAYA SELALU<br />
MEMBAWA TANDA PENGENAL , DAN<br />
TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/<br />
MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER