Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
sepasang suami istri. Yang timur adalah<br />
Lewotobi pria, yang barat Lewotobi<br />
Perempuan. Meski yang pria lebih<br />
pendek (1584 meter dpl), namun<br />
nyatanya jalur pendakian lebih aman<br />
dan mudah menujuh puncak Lewotobi<br />
perempuan. Letusannya senantiasa<br />
berbarengan. Mula-mula tahun 1675<br />
dan terakhir tahun 2003.<br />
Pelan-pelan rute menyisir tepi laut<br />
selatan. Ada sebuah pulau imut, Pulau<br />
Konga, tampak indah bagai batok<br />
kelapa. Dari dua pemuda yang saya<br />
temui, mereka mengatakan bahwa<br />
pulau itu telah disewakan kepada<br />
pengusaha Jepang untuk dijadikan<br />
sentra pengembangbiakan mutiara.<br />
Pulau itu pun tidak bisa diakses oleh<br />
umum sesuka hati.<br />
Panorama ke arah Pulau Konga<br />
akan lebih sempurna jika ditilik<br />
dari ketinggian. Ternyata rute jalan<br />
menempuh titik yang pas. Jadilah<br />
saya dapat menangkap sebuah<br />
pemandangan khas postcard picture.<br />
Manalagi, dua gunung kembar<br />
Lewotobi pun ikut menjadi latar<br />
belakangnya. Indah nian.<br />
1 - Pendaki gunung sedang<br />
menyusuri padang rumput.<br />
2 - Tuan Ma Confraria Chapel.<br />
2<br />
Lorong-Lorong Vatikan<br />
Kecil<br />
Larantuka adalah ibukota Kabupaten<br />
Flores Timur, namun acapkali orang<br />
menyebut seluruh wilayah kabupaten<br />
ini dengan Larantuka saja. Penduduk<br />
asli punya sebutan lain, yakni ‘Nagi.’<br />
Dalam bahasa-bahasa kesusastraan<br />
maupun seni (lagu atau puisi) daerah,<br />
cenderung memakai nama Nagi ini.<br />
Contoh paling nyata adalah lagu<br />
‘Bale Nage’ yang termasuk pop klasik<br />
namun tetap popular hingga sekarang,<br />
sempat dicover oleh Benny Panjaitan<br />
(Panbers) dan Ivan Nestorman.<br />
Larantuka dulunya berbentuk kerajaan.<br />
Jauh sebelum kedatangan bangsa<br />
Portugis, kerajaan ini telah dipimpin<br />
oleh suku lokal dari pegunungan Ile<br />
Mandiri dan mengadakan perdagangan<br />
dengan kerajaan Nusantara lainnya.<br />
Dalam lafal Portugis, Larantuka<br />
disebut Larantuque dan penduduknya<br />
dinamakan Larantuqueros.<br />
Masuknya Portugis juga mengubah<br />
iman orang-orang setempat, dari<br />
semula animis menjadi Katolik. Raja<br />
Larantuka dibaptis menggunakan gelar<br />
Diaz Vieira de Godinho yang disingkat<br />
DVG. DVG ini dalam istilah Portugis<br />
bermakna “Pelayan Allah”. Dalam<br />
menjalanakan pemerintahannya, raja<br />
dituntut untuk membawa rakyat untuk<br />
hidup seturut kehendak Tuhan.<br />
Larantuka punya beberapa julukan.<br />
Dua yang popular yakni “Vatikan<br />
Kecil” dan “Kota Rainha.” Dikatakan<br />
sebagai Vatikan Kecil lantaran ia<br />
punya sejumlah gereja, baik besar dan<br />
kecil yang letaknya saling berdekatan.<br />
Bahkan suku-suku dalam kota ini pun<br />
memiliki mini chapel atau kapela kecil<br />
pribadi. Mereka menamakannya Tori.<br />
Jumlahnya banyak. Jika kita masuk<br />
ke lorong-lorong pemukiman, dengan<br />
mudah menemukannya karena<br />
dibangun di halaman depan rumah.<br />
Tori-tori ini amat dijaga oleh para suku<br />
sebab di dalamnya tersimpan bendabenda<br />
suci warisan Portugis.<br />
Jangan heran kenapa mereka<br />
memilikinya, sebab orang-orang<br />
<strong>Maret</strong> <strong>2017</strong> |<br />
71