05.08.2019 Views

Majalah SCG Edisi Agustus 2019

Kenjeran After The Sun

Kenjeran After The Sun

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1991, yang telah menguji kualitas air di situs<br />

petirtaan Jolotundo. Hasilnya, kualitas airnya<br />

menduduki peringkat kedua di dunia, setelah<br />

air zam-zam.<br />

Kualitas air inilah, Petirtaan Jolotundo<br />

selalu ramai dikunjungi wisatawan dari<br />

berbagai daerah. Selain dipercaya mampu<br />

menyembuhkan berbagai penyakit, mandi<br />

di petirtaan Jolotundo juga dipercaya bisa<br />

membuat seseorang awet muda.<br />

Suhartono, koordinator pengelola Candi<br />

Jolotundo menceritakan, Candi Jolotundo<br />

merupakan bangunan petirtaan peninggalan<br />

Raja Udayana dari Bali yang diperuntukkan<br />

bagi Raja Airlangga setelah dinobatkan<br />

menjadi Raja Sumedang Kahuripan.<br />

Di Candi Jolotundo terdapat dua sendang<br />

(tempat mandi) berdindingkan batu.<br />

“Dipercaya, dua sendang di Candi Jolotundo<br />

merupakan tempat mandi petinggi dan<br />

kerabat kerajaan untuk mensucikan diri.<br />

Dua sendang ini, yang sebelah kiri Candi<br />

untuk tempat mandi laki-laki, sedangkan<br />

di sisi kanan kolam untuk tempat mandi<br />

perempuan,” katanya.<br />

Suhartono juga mengatakan, banyak<br />

pengunjung yang datang untuk berendam<br />

dan mengambil airnya yang dipercaya<br />

memiliki banyak khasiat. “Pengunjungnya dari<br />

berbagai daerah, seperti Surabaya, Sidoarjo,<br />

Malang, hingga Bali, juga sering datang ke sini,”<br />

tambahnya.<br />

Mandi di kolam pemandian, pengunjung<br />

dilarang menggunakan shampo, sabun<br />

ataupun pasta gigi. Dan pada malam-malam<br />

tertentu, di petirtaan Jolotundo banyak<br />

didatangi warga yang menggelar ritual-ritual<br />

dengan maksud dan tujuan khusus sehingga<br />

nuansa dan aura mistis terasa begitu kental di<br />

sekitat lokasi wisata.<br />

Setiap tahun jumlah wisatawan yang<br />

berkunjung ke Candi Jolotundo terus<br />

meningkat mencapai sekitar 20-30 ribu<br />

pengunjung. Untuk bisa sampai ke petirtaan<br />

Jolotundo, masyarakat bisa langsung melalui<br />

Jalaur utama menuju arah Kecamatan<br />

Trawas, Mojokerto. Kemudian setelah sampai<br />

di pertigaan Puncak Trawas, pengunjung<br />

bisa belok ke arah pendakian Gunung<br />

Penanggungan.<br />

Atau bisa melewati kawasan Ngoro<br />

Mojokerto, kemudian ke arah jalur pendakian<br />

gunung Penanggungan. Kalau dari pusat<br />

Kota Mojokerto ke Petirtaan Jolotundo<br />

dibutuhkan waktu sekitar 50 menit.<br />

Bagaimana, Anda penasaran?<br />

<strong>SCG</strong> agustus <strong>2019</strong><br />

67

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!