E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 21 AGUSTUS 2019
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SATELIT <strong>BEKASI</strong> RAYA RABU, <strong>21</strong> agustus <strong>2019</strong> 11<br />
PENGANGKUTAN SAMPAH: Tim Pematus URC DBMSDA Kota Bekasi melakukan pengangkutan sampah di Saluran Kali Cupu, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Selasa (20/8).<br />
IST/<strong>RADAR</strong> <strong>BEKASI</strong><br />
Sampah Saluran Kali Cupu Diangkut<br />
Cegah Banjir<br />
<strong>BEKASI</strong> TIMUR – Sampah<br />
yang menumpuk di saluran Kali<br />
Cupu, Kelurahan Margahayu,<br />
diangkut kemarin, Selasa (30/8).<br />
Hal itu dilakukan sebagai upaya<br />
pencegahan terjadinya banjir di<br />
wilayah setempat.<br />
Pengangkutan sampah dilakukan<br />
Tim Pematus Unit Reaksi Cepat<br />
UPTD Pengawasan Jalan, Jembatan<br />
dan Saluran dari Dinas<br />
Bina Marga dan Sumber Daya<br />
Air (DBMSDA) Kota Bekasi.<br />
Lurah Margahayu, Andi Wiyo<br />
Suyono mengatakan, pengendalian<br />
saluran air perlu dilakukan<br />
supaya wilayah RW 05, 06 dan<br />
08 yang dilintasi saluran kali itu<br />
terhindar dari banjir. ”Serta upaya<br />
kita meningkatkan kesadaran<br />
masyarakat untuk lebih menjaga<br />
kebersihan lingkungan,” kata<br />
Andi, Selasa (20/8).<br />
Menurutnya, warga yang tinggal<br />
di tiga RW tersebut sangat sulit<br />
sekali untuk menjalankan pola<br />
hidup bersih. Meskipun, pihak<br />
kelurahan telah berupaya mengimbau<br />
warga agar tidak membuang<br />
sampah di saluran kali tersebut.<br />
”Padahal tempat pembuangan<br />
sampah sudah kita siapkan di<br />
belakang Gedung Papak (Jalan Ir.<br />
H. Juanda). Pemasangan jaring<br />
juga sudah saya lakukan, papan<br />
peringatan (sudah dipasang), tetapi<br />
tetap saja warga buang sampah<br />
di saluran air. Ya mau tidak mau<br />
pasti akan bertumpuk sampah<br />
disaluran kali cupu bela kang<br />
gedung papak,” paparnya.<br />
Dia berharap agar kedepannya<br />
warga setempat kompak untuk menjalankan<br />
pola hidup bersih. Pi hakn<br />
ya akan terus melakukan pemantauan<br />
di sekitar kali terse but untuk<br />
mencegah terjadi nya pence ma ran<br />
lingkungan. ”Kita akan angkut sampah<br />
di saluran dua bulan sekali paling,<br />
dan untuk pemantauan kita lakukan<br />
setiap harinya,” tutupnya. (pay)<br />
hut ri<br />
Dapat Remisi, 24 Napi Bebas<br />
CIKARANG TIMUR – Sebanyak 24<br />
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan<br />
Kelas III Bekasi Cikarang dinyatakan bebas<br />
setelah mendapatkan remisi Hari Jadi ke-74<br />
Republik Indonesia, Sabtu (17/8) lalu. Mereka<br />
merupakan bagian dari 998 narapidana di<br />
lapas tersebut yang mendapatkan remisi.<br />
Kepala Lapas Cikarang, Kadek Anton<br />
Budiharta menjelaskan, remisi merupakan<br />
bentuk apresiasi negara kepada warga binaan<br />
yang telah menunjukkan perubahan sikap<br />
yang positif. Menurutnya, pemberian remisi<br />
ini telah melalui proses penilaian dan evaluasi<br />
serta pengajuan permohonan kepada<br />
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan<br />
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.<br />
”Dari 998 warga binaan kami yang menerima<br />
remisi, 24 warga di antaranya dinyatakan<br />
bebas karena masa tahanannya berakhir<br />
setelah dipotong remisi,” katanya.<br />
Pemberian remisi, kata Kadek, berdasarkan<br />
ketentuan perundang-undangan di antaranya<br />
pasal 1 ayat 1 Keputusan Presiden Republik<br />
Indonesia Nomor 174 Tahun 1999, pasal 1<br />
ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun<br />
1999, dan pasal 34 Peraturan Pemerintah<br />
Nomor 99 Tahun 1999.<br />
Atas dasar tersebut, lapas senantiasa<br />
melakukan monitoring terhadap perilaku para<br />
warga binaan selama menjalani hukuman.<br />
Kemudian, merekomendasikan kepada<br />
mereka yang telah memenuhi ketentuan, di<br />
antaranya berkelakuan baik.<br />
Pengurangan masa hukuman ini, lanjut dia,<br />
diberikan beragam. Mulai dari satu hingga lima<br />
bulan. Dari total 998 warga binaan Lapas Cikarang<br />
yang menerima remisi, 200 warga di antaranya<br />
menerima remisi satu bulan, 199 warga mendapat<br />
remisi dua bulan. 296 orang menerima remisi<br />
selama tiga bulan, <strong>21</strong>5 warga binaan lainnya<br />
mendapat remisi empat bulan, serta 88 warga<br />
binaan menerima remisi lima bulan.(and)<br />
lensa<br />
RAIZA SEPTIANTO/<strong>RADAR</strong> <strong>BEKASI</strong><br />
TERCEMAR<br />
Pengendara melintas di samping Kali Bekasi, Jembatan<br />
Kemang Pratama, Bekasi Selatan, Selasa<br />
(20/8). Kali yang menghitam sejak beberapa hari<br />
terakhir ini mengeluarkan bau tak sedap diduga<br />
tercemar limbah industri.<br />
Sahabat BPlus<br />
Helat Parade<br />
Kostum ala Pejuang<br />
MEDANSATRIA – Komunitas Sahabat BPlus<br />
mengadakan parade kostum ala pejuang dalam Peringatan<br />
Hari Jadi ke-74 Republik Indonesia di Summarecon<br />
Mal Bekasi, Sabtu (17/8) lalu. Seluruh anggota komunitas<br />
mengenakan busana tematik tersebut.<br />
Administrasi Komunitas Sahabat BPlus, Endang<br />
Menengok Kisah Juhadi (46), Penggali Kubur di TPU Perwira<br />
Ingin Antar Anak ke Perguruan Tinggi, Juhadi Gali 100 Kubur Setiap Bulan<br />
Setiap orang tua tentu<br />
ingin memberikan yang<br />
terbaik untuk anaknya.<br />
Salah satu caranya<br />
dengan menyekolahkan<br />
anak hingga ke jenjang<br />
perguruan tinggi. Begitu<br />
juga dengan Juhadi<br />
(46), penggali kubur di<br />
Tempat Pemakaman<br />
Umum (TPU) Perwira.<br />
Simak Laporannya.<br />
ARIF AKBAR<br />
Bekasi Utara<br />
TPU Perwira di Jalan Kaliabang<br />
Tengah, Kecamatan<br />
Be kasi Utara terlihat sepi kemarin<br />
pagi, Selasa (20/8).<br />
Hanya terdapat sekitar sepuluh<br />
orang yang ada di sana.<br />
Dua orang pria sedang menggali<br />
makam di Blok N TPU Perwira,<br />
tepatnya di bagian belakang<br />
sebelah kanan. Satu dari dua<br />
orang tersebut adalah Juhadi.<br />
Pria berkulit sawo matang dan<br />
MG2/<strong>RADAR</strong> <strong>BEKASI</strong><br />
BERPOSE: Penggali Kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU)<br />
Perwira, Juhadi (46) berpose ketika istirahat menggali kubur<br />
di TPU Perwira, Kelurahan Perwira, Bekasi Utara, Rabu (20/8).<br />
berambut lurus itu sedang sibuk<br />
menggali makam seda lam 2,50<br />
x 1,50 meter. Sesekali, dia berbincang<br />
bersama rekannya. Saat<br />
jam istirahat, Juhadi menyempatkan<br />
waktu untuk berbincang<br />
bersama Radar Bekasi.<br />
Ayah tiga orang anak ini<br />
men ceritakan kisahnya selama<br />
menjadi penggali kubur. Dia<br />
Hariyanti mengatakan, sekitar 150 orang peserta dari<br />
komunitasnya ikut dalam kegiatan yang dilaksankan<br />
sebagai wadah silaturahmi sekaligus memeriahkan<br />
momen Peringatan Hari Jadi ke-74 RI.<br />
Menurut dia, pihaknya sengaja mengusung tema<br />
pakaian pejuang sebagai salah satu bentuk<br />
penghargaan kepada para pejuang yang sudah<br />
ikut memerdekakan Indonesia.<br />
”Sebenarnya ini mengusung tema pakaian seperti<br />
kebaya dan baju-baju pahlawan lainnya, intinya<br />
melakukan kegiatan yang positif untuk ikut<br />
memeriahkan peringatan ulang tahun ke-74 Republik<br />
Indonesia,” katanya kepada Radar Bekasi.<br />
Dia mejelaskan, pihaknya telah mempersiapkan<br />
kegiatan ini sejak beberapa waktu kebelakang.<br />
Peserta yang hadir juga akan mendapatkan pin<br />
me ngaku sudah bekerja selama<br />
13 tahun, tepatnya sejak tahun<br />
2006.<br />
Setiap bulan dia bisa menggali<br />
sebanyak 60 sampai 100 lubang<br />
kubur. Pendapatannya<br />
mencapai Rp2,5 juta setiap<br />
bulan dari Pemkot Bekasi.<br />
Walau harus hidup dengan<br />
sederhana, tetapi dia selalu<br />
dari panitia.<br />
”Dalam kegiatan ini juga ada juri yang akan menilai<br />
kostum yang dipakai oleh masing-masing anggota,<br />
jika memenuhi kriteria penilaian juri maka pemenang<br />
akan mendapatkan hadiah, jurinya didatangkan<br />
dari komunitas Sahabat BPlus sendiri,” katanya.<br />
Endang berharap agar Komunitas Sahabat BPlus<br />
terus aktif memberikan dampak positif bagi<br />
anggotanya. ”Semoga komunitas sahabat BPlus<br />
bisa semakin kompak dan bisa bersinergi dengan<br />
komunitas-komunitas lainnya,” ujarnya.<br />
Salah satu anggota Sahabat B Plus, Galih Matohir,<br />
menilai kegiatan tersebut sangat positif. ”Seneng ya<br />
Komunitas Sahabat B Plus ini tuh bisa aktif dalam event<br />
(kegiatan) peringatan seperti ini jadi memiliki nilai<br />
positif bagi anggotanya sendiri,” katanya.(cr46)<br />
mensyukurinya. Warga Gang<br />
Damai, Kampung Bulak Perwira,<br />
RT 01/17, Kelurahan<br />
Perwira ini ikhlas dalam<br />
menjalankan profesi sebagai<br />
penggali kubur.<br />
Hingga kini, Juhadi sudah bisa<br />
menyekolahkan dua anaknya<br />
hingga lulus Sekolah Menengah<br />
Atas (SMA) di salah satu sekolah<br />
di Kota Bekasi. Anaknya yang<br />
terakhir kini masih kelas lima<br />
Sekolah Dasar (SD).<br />
Juhadi bekerja sebagai<br />
penggali kubur karena ingin<br />
membantu keluarga-keluarga<br />
yang ditinggalkan untuk<br />
menguburkan jasad kerabatnya.<br />
Selain itu, di usianya yang<br />
sudah tidak muda lagi, Juhadi<br />
ingin agar anaknya yang<br />
terakhir berkuliah.<br />
”Walaupun saya cuma penggali<br />
kubur, saya masih punya<br />
anak yang harus saya sekolahkan.<br />
Saya mau anak terakhir<br />
saya itu sampai ke perguruan<br />
tinggi,” kata pria yang sempat<br />
bekerja sebagai sopir dan<br />
buruh pabrik ini.<br />
FOTO<br />
BERSAMA:<br />
Sejumlah<br />
Anggota<br />
BPLUS<br />
berfoto<br />
bersama<br />
di tengah<br />
parade<br />
kostum ala<br />
pejuang<br />
yang<br />
dilaksanakan<br />
dalam<br />
Peringatan<br />
Hari Jadi ke-<br />
74 Republik<br />
Indonesia di<br />
Summarecon<br />
Mal Bekasi,<br />
Sabtu (17/9).<br />
Pria kelahiran Subang, Jawa<br />
Barat ini ikhlas dalam menjalani<br />
pekerjaannya untuk<br />
me wujudkan keinginannya.<br />
Juhadi mengungkapkan,<br />
dia harus mengeluarkan tena<br />
ga ekstra untuk menggali<br />
kubur saat sedang musim<br />
ke marau seperti saat ini. Karena,<br />
kondisi tanah yang<br />
rela tif kering sehingga harus<br />
disiram terlebih dahulu.<br />
Selain itu, sesekali dia harus<br />
mengangkat batu jika menemukannya<br />
di dalam lubang<br />
kubur. Hal itu dilakukannya<br />
supaya dapat melanjutkan<br />
proses penggalian.<br />
Juhadi berharap supaya dia<br />
dapat terus bekerja agar bisa<br />
mengumpulkan biaya untuk<br />
mengantar anaknya berkuliah.<br />
Selain itu, supaya dirinya dapat<br />
terus membantu para keluarga<br />
yang ditinggal oleh anggota<br />
keluarganya.<br />
”Semoga saya sehat terus agar<br />
bisa terus bekerja sampai bisa<br />
menyekolahkan anak saya yang<br />
terakhir,” harapnya. (*)