21.08.2019 Views

E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 21 AGUSTUS 2019

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

abu, <strong>21</strong> <strong>AGUSTUS</strong> TAHUn <strong>2019</strong> HALAMAN 16<br />

REGULASI<br />

Tarif Parkir Diprotes<br />

<strong>BEKASI</strong> TIMUR – Pemerintah Kota Bekasi<br />

diminta mengawasi penerapan tarif di<br />

sejumlah kantong parkir sehingga sesuai<br />

dengan aturan yang diterapkan.<br />

Pasalnya, masih ada sejumlah pengusaha<br />

hingga petugas parkir yang memasang tarif<br />

tinggi diluar perda yang ditentukan.<br />

Tarif parkir Pasar Baru Bekasi misalnya, awal<br />

masuk ke area parkir kendaraan roda dua<br />

mulai dipatok Rp4ribu. Sementara sesuai<br />

Peraturan Wali Kota (Perwal) No 90 Tahun<br />

2018 tarif awal Rp3 ribu. Kondisi itu mulai<br />

dikeluhkan pengunjung.<br />

”Saya keberatan. Belanja di Mal aja satu jam<br />

gak sampe segitu, masa belanja di pasar<br />

tradisional cuma sebentar bayar parkir sampai<br />

Rp4ribu, itu sangat membebani menurut<br />

saya,” kata Herman (30) Selasa (20/8) ketika<br />

di temui Radar Bekasi.<br />

Pihaknya meminta persoalan tersebut<br />

menjadi perhatian pemerintah daerah. Tidak<br />

hanya di pasar baru, namun tarif disejumlah<br />

kantong parkir di Kota Bekasi bisa ikut<br />

diawasi.<br />

”Ya saya ingin pihak terkait bisa menindak<br />

lanjuti itu, supaya warga gak terbebani dengan<br />

tarif parkir dan harus sesuai,” harapnya.<br />

lensa<br />

u Baca Tarif...Hal 15<br />

Walkot Minta Pemprov Terlibat<br />

Atasi Pencemaran<br />

Sungai<br />

<strong>BEKASI</strong> SELATAN – Pemerintah<br />

Kota Bekasi nampaknya<br />

masih kesulitan mengatasi persoalan<br />

pencemaran Kali Bekasi<br />

yang terus dikeluhkan warga<br />

karena berbau dan berwana hitam<br />

pekat.<br />

Pasalnya sumber pencemaran<br />

terjadi di dua wilayah. Pencemaran<br />

u Baca Walkot...Hal 15<br />

HITAM PEKAT: Warga melintas di depan<br />

Bendungan Kali Bekasi yang berwarna<br />

hitam pekat dan bau menyengat di Jalan<br />

M Hasibuan, Bekasi Selatan, belum lama<br />

ini.<br />

RAIZA SEPTIANTO/<strong>RADAR</strong> <strong>BEKASI</strong>.<br />

RUSAK<br />

Warga melintas di depan bus sekolah hibah<br />

Kemenhub yang terparkir di Perumahan Vida,<br />

Bantargebang, Kota Bekasi, belum lama ini. Bus<br />

tersebut nampak terlihat kerusakan di bagian<br />

bamper depan.<br />

Wacana Jalan<br />

Berbayar Disoal<br />

<strong>BEKASI</strong> SELATAN – Wacana<br />

penerapan electronic<br />

road pricing (ERP) atau jalan<br />

berbayar di Kota Bekasi pada<br />

tahun 2022 mendatang mendapat<br />

sorotan dari warga hingga<br />

legislatif.<br />

Jalan berbayar dinilai bakal<br />

merugikan warga, dengan tambahan<br />

beban biaya penggunaan<br />

jalan, apalagi terbatasnya<br />

jalur alternatif di Kota Bekasi.<br />

Wacana jalan berbayar salah<br />

satunya adalah Jalan Jenderal<br />

Sudirman-Jalan Sultan Agung<br />

hingga ada usulan Jalan Jenderal<br />

Ahmad Yani, Bekasi Selatan.<br />

Sejumlah masyarakat ketika<br />

dimintai komentarnya perihal<br />

wacana tersebut mengaku keberatan.<br />

Agus (40) misalnya, dia menilai<br />

jika adanya jalan berbayar<br />

semakin menyulitkan masyarakat<br />

yang masih menggantungkan<br />

hidupnya di jalan.<br />

”Ya salah satunya masih ada<br />

warga yang usaha dengan kendaraan<br />

pribadinya jika di terapkan<br />

berbayar warga dapat<br />

apa?. Sedangkan fasilitas aja<br />

masih banyak yang tidak layak,<br />

saya kurang setuju jika itu di<br />

terapkan di Kota Bekasi,” kata<br />

Agus, Selasa (20/9).<br />

Menurutnya, untuk menarik<br />

masyarakat beralih ke kendaraan<br />

umum, guna mengurangi<br />

kemacetan, pihaknya justru<br />

mendesak Pemkot Bekasi untuk<br />

membenahi fasilitas umum<br />

yang murah dan terjangkau<br />

serta nyaman.<br />

”Kalau memang wacana itu<br />

benar-benar di terapkan ya saya<br />

sebagai warga hanya minta<br />

fasilitas umum memadai dan<br />

tarifnya juga harus terjangkau<br />

untuk warga,” pintanya.<br />

Hal senada diungkapkan<br />

Syarifudin (35), jalan berbayar<br />

u Baca Wacana...Hal 15<br />

RAIZA SEPTIANTO/<strong>RADAR</strong> <strong>BEKASI</strong><br />

RAIZA SEPTIANTO/<strong>RADAR</strong> <strong>BEKASI</strong><br />

ILUSTRASI: Sejumlah kendaraan nampak memadati Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bekasi Selatan.<br />

Wacana penerapan jalan berbayar di Kota Bekasi dinilai merugikan warga dan pengendara.<br />

Materi Iklan Anda

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!