21.08.2019 Views

E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 21 AGUSTUS 2019

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

POLITIK<br />

4 rabu, <strong>21</strong> agustus <strong>2019</strong><br />

POLITIK<br />

4 JUMAT, 2 <strong>AGUSTUS</strong> <strong>2019</strong> 5<br />

<strong>RADAR</strong> SUMEDANG<br />

POLITIK<br />

JUMAT, 2 <strong>AGUSTUS</strong> <strong>2019</strong> / 1 DZULHIJJAH 1440 H<br />

STRUKTUR<br />

KONSOLIDASI<br />

JAKARTA - Komando Operasi<br />

Khusus (Koopsus) TNI<br />

yang resmi didirikan oleh<br />

Panglima TNI Hadi Tjahjanto<br />

diharapkan tidak<br />

menjalankan fungsi sebagai<br />

penangkalan terorisme.<br />

Fungsi penangkalan terorisme<br />

telah menjadi tanggung<br />

jawab aparat hukum lainnya.<br />

Hal itu disampaikan Koalisi<br />

Masyarakat Sipil untuk<br />

Reformasi Sektor Keamanan<br />

yang terdiri dari Kontras,<br />

Imparsial, Elsam, Walhi,<br />

HRWG, Aji Indonesia, PBHI,<br />

Setara Institute, INFID, LBH<br />

Jakarta, Institut Demokrasi,<br />

ILR, Yayasan Perlindungan<br />

Insani Indonesia, LBH Pers<br />

dan ICW salam menyikapi<br />

dibentuknya<br />

Koopsus<br />

TNI.<br />

Anggota LBH Pers, Ahmad<br />

mengatakan Koopsus TNI<br />

diharapkan tidak lepas<br />

dari fungsi utamanya sebagai<br />

alat pertahanan negara.<br />

Tugas Koopsus TNI,<br />

kata Ahmad, seharusnya<br />

lebih menitikberatkan untuk<br />

menghadapi ancaman<br />

kedaulatan negara yang<br />

berasal dari eksternal.<br />

“Sementara pelibatan Koopsus<br />

TNI dalam menghadapi<br />

ancaman internal, seyogyanya<br />

hanya dapat dilakukan<br />

ketika aparat penegak hukum<br />

sudah tidak mampu lagi menghadapi<br />

ancaman tersebut<br />

dan atas dasar keputusan<br />

presiden,” ucap Ahmad kepada<br />

awak media di Kantor<br />

Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan,<br />

Kamis (1/8).<br />

Koalisi Masyarakat Sipil<br />

untuk Reformasi Sektor Keamanan,<br />

jelas Ahmad berharap<br />

Koopsus bentukan<br />

Panglima TNI lebih menjalankan<br />

fungsi pengintaian<br />

dan observasi.<br />

“Fungsi pengintaian tentunya<br />

dapat dilakukan oleh<br />

institusi lain yang bekerja<br />

di wilayah pengintaian seperti<br />

lembaga intelijen negara<br />

atau badan intelijen<br />

strategis yang dimiliki TNI,”<br />

jelasnya.<br />

Diketahui, Koopsus TNI<br />

telah diresmikan oleh Panglima<br />

TNI Hadi Tjahjanto (30/7)<br />

lalu. Terbentuknya Koopsus<br />

didasarkan pada Peraturan<br />

Panglima (Perpang) TNI Nomor<br />

19/<strong>2019</strong> tanggal 19 Juli<br />

<strong>2019</strong> tentang Organisasi dan<br />

Tugas Komando Operasi<br />

Khusus TNI dan berdasarkan<br />

Peraturan Presiden (Perpres)<br />

nomor 42 tahun <strong>2019</strong>.<br />

(rmol)<br />

JAKARTA - Ketegangn antara PDI<br />

Perjuangan dan Nasdem masih<br />

berlanjut. PDI Perjuangan menantang<br />

Nasdem untuk keluar dari<br />

anggota koalisi dan menjadi kelompok<br />

oposisi.<br />

“Tetapi menurut saya, potensi<br />

Nasdem menjadi oposisi itu masih<br />

kecil karena Nasdem sudah melakukan<br />

investasi politik yang sangat<br />

panjang dan lama,” kata pengamat<br />

politik, Arya Fernandes saat dihubungi<br />

kantor berita RMOL Kamis (1/8).<br />

Arya menilai wacana soal oposisi<br />

yang digulirkan Nasdem untuk<br />

memberikan gertakan kepada<br />

manuver-manver yang dilakukan<br />

PDI-Perjuangan. “Itu bagian dari<br />

cara bargaining politik Nasdem,”<br />

ucapnya.<br />

Tetapi apakah mungkin Nasdem<br />

mengambil sikap menjadi oposisi?<br />

Arya menjawab hal itu bisa saja.<br />

“Nasdem mengambil sikap politik<br />

diluar perkiraan banyak orang, itu<br />

tergantung skema koalisi bagaimana,”<br />

jelasnya.<br />

“Kalau ternyata koalisinya sangat<br />

gemuk dan hanya menyisakan<br />

PKS diluar, ditambah hubungan<br />

Nasdem dan PDI-P ikutan memburuk,<br />

menjadi oposisi bisa saja<br />

diambil Nasdem sebagai opsi,”<br />

tambahnya.<br />

Arya mempertegas, opsi itu bisa<br />

saja diambil Nasdem apabila hubungan<br />

buruk antara Nasdem<br />

dengan PDIP berimbas kepada<br />

hubungannya dengan Jokowi.<br />

“Kalau koalisinya terlalu gemuk<br />

dan hanya menyisakan PKS di<br />

oposisi bisa saja pilihan itu diambil<br />

oleh nasdem,” tandasnya.<br />

Sebelumnya PDIP mendorong<br />

rekonsiliasi dengan membuka<br />

pintu kepada Partai Gerindra bergabung<br />

dengan pemerintah. Sementara<br />

itu Nasdem secara terbuka<br />

dan tegas menolak peluang<br />

Gerindra masuk kabinet Jokowi-<br />

Maruf Amin.(rmol)<br />

Megawati akan<br />

Dibantu Seorang Ketua<br />

Harian DPP PDIP<br />

JAKARTA - PDI Perjuangan dikabarkan<br />

akan membentuk satu struktur<br />

baru yaitu ketua harian yang akan<br />

melaksanakan tugas harian dari Ketua<br />

Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.<br />

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto<br />

menyebut struktur baru itu akan<br />

ditetapkan ketua umum dalam forum<br />

Kongres V PDIP yang akan digelar di<br />

Bali pada tanggal 8-11 Agustus mendatang.<br />

Dalam forum Rakernas PDIP yang<br />

digelar sebelumnya, secara aklamasi<br />

Megawati Soekarnoputri kembali<br />

diminta menjadi ketua umum partai.<br />

“Terkait struktur (ketua harian) yang<br />

tentu saja nanti ketua umum terpilih<br />

(yang memutuskan), yang dalam hal<br />

ini adalah Ibu Megawati,” ujar Hasto di<br />

Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta,<br />

Kamis (1/8).<br />

Penambahan struktur ketua harian,<br />

kata Hasto akan meringankan beban<br />

ketua umum itu sendiri. Selama ini,<br />

jabatan ketua umum dalam beberapa<br />

tugas dibantu oleh sekretaris jenderal<br />

dan bendahara partai.<br />

“Di dalam menjalankan tugasnya,<br />

ketua umum dibantu oleh sekretaris<br />

jenderal dan tiga wakilnya, bendahara<br />

dan wakilnya,” jelasnya.<br />

Sambung Hasto, struktur partai akan<br />

terbagi ke dalam tiga bidang, yakni<br />

internal, pemerintahan, dan yang<br />

merepresentasikan kehadiran partai di<br />

tengah rakyat.<br />

“Ini adalah struktur dasar yang<br />

jumlah ketua DPP hanya 27 orang,<br />

paling kecil dibanding struktur partai<br />

yang lain. Dengan kecilnya itulah kami<br />

bergerak solid untuk Indonesia Raya,”<br />

tukasnya. (rmol)<br />

Prabowo dan Para<br />

Ketum KIK Bakal<br />

Bertemu<br />

JAKARTA - Ketua Umum Gerindra<br />

Prabowo Subianto bakal hadir dalam<br />

Kongres V PDI Perjuangan, Kamis (8/8)<br />

pekan depan. Sekretaris Jenderal PDI<br />

Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan,<br />

Prabowo sendiri sudah berjanji<br />

untuk hadir kepada Megawati Soekarnoputri.<br />

“Pak Prabowo pas ketemu Bu Mega<br />

sudah menyatakan bahwa beliau akan<br />

hadir. Para ketua umum Koalisi Indonesia<br />

Kerja (KIK) juga kami undang,” kata<br />

Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat,<br />

Kamis (1/8).<br />

Selain itu, kata Hasto, pihaknya juga<br />

mengundang sejumlah menteri Kabinet<br />

Kerja Jilid I. Termasuk Presiden Joko<br />

Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan<br />

Wakil Presiden terpilih <strong>2019</strong>-2024 KH<br />

Ma’ruf Amin. “Kemudian sebagian<br />

jajaran menteri Kabinet Gotong Royong.<br />

Kemudian tokoh nasional, tokoh agama,<br />

NU, Muhammadiyah, KWI dan sebagainya,”<br />

kata Hasto.<br />

Para budayawan dan akademisi juga<br />

diundang dalam kongres tersebut.<br />

Sementara itu, Wasekjen PDIP Eriko<br />

Sutarduga mengatakan, hingga Rabu<br />

(31/7) malam sudah 15.345 orang yang<br />

mengonfirmasi hadir dalam kongres.<br />

Sebanyak 2.047 orang merupakan<br />

undangan dari peserta peninjau yang<br />

merupakan struktur daerah PDIP,<br />

pengurus pusat dan sejumlah pimpinan<br />

organisasi sayap organisasi.<br />

“Ada juga undangan VVIP dan VIP yang<br />

juga ditetapkan DPP maupun Ibu Ketua<br />

Umum. Paling istimewa kami punya<br />

perwakilan luar negeri. Ada beberapa<br />

dari Amerika Serikat, Malaysia, Saudi<br />

Arabia, Brunei Darussalam, Jerman,<br />

Hong Kong, Belanda, Australia dan tadi<br />

Belgia,” kata dia.<br />

Undangan VIP dan VVIP, kata Eriko,<br />

mencapai 335 orang. “Kader kami, datang<br />

dengan biaya sendiri, karena ingin<br />

meramaikan suasana kongres ini. Sampai<br />

hari ini dalam pengalaman kami, bisa<br />

dua kali lipat yang datang, yaitu 30 ribuan<br />

yang hadir,” tutur Eriko. (tan/jpnn)<br />

Koalisi Masyarakat Sipil<br />

Bereaksi Soal Koopsus TNI<br />

PBB Punya Stok Tokoh<br />

untuk Duduk di Kabinet<br />

JAKARTA - Ketua Umum<br />

Partai Bulan Bintang (PBB)<br />

Prof Yusril Ihza Mahendra<br />

menyatakan pertemuannya<br />

dengan Presiden Joko Widodo<br />

alias Jokowi di Istana<br />

Merdeka, tidak membahas<br />

soal kabinet.<br />

Termasuk belum ada pembicaraan<br />

bahwa mantan<br />

Menteri Sekretaris Negara<br />

itu, maupun kader PBB<br />

lainnya akan diajak bergabung<br />

ke kabinet pemerintahan<br />

Jokowi - Ma’ruf<br />

Amin.<br />

“Sampai hari ini belum ada<br />

pembicaraan tentang masalah<br />

itu. Jadi kami pun tidak<br />

enak kalau harus menyodorkan<br />

sesuatu ya. Lebih<br />

baik bersifat pasif saja,” jawab<br />

Yusril, usai pertemuan<br />

dengan Jokowi di Istana<br />

Kepresidenan Jakarta, Kamis<br />

(1/8).<br />

Sebagai partai partai pendukung<br />

pasangan Jokowi<br />

- Ma’ruf Amin, PBB menyerahkan<br />

sepenuhnya kepada<br />

suami Iriana itu mengenai<br />

penyusunan kabinet<br />

pemerintahannya. Termasuk<br />

untuk memilih siapa pun<br />

dari partainya untuk membantu<br />

di pemerintahan.<br />

“Teserah kepada presiden.<br />

Jadi presiden akan memilih<br />

siapa, akan menunjuk siapa,<br />

ya sudah kita tahu di PBB<br />

ini ada banyak tokoh-tokoh<br />

yang sangat pantas untuk<br />

masuk pemerintahan, untuk<br />

kabinet maupun jabatanjabatan<br />

yang lain. Jadi tidak<br />

spesifik, kami serahkan kepada<br />

Bapak Presiden,” tandasnya.(fat/jpnn)<br />

Sampai hari ini<br />

belum ada pembicaraan<br />

tentang<br />

masalah itu. Jadi<br />

kami pun tidak<br />

enak kalau harus<br />

menyodorkan<br />

sesuatu ya. Lebih<br />

baik bersifat<br />

pasif saja,”<br />

Prof Yusril Ihza Mahendra<br />

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB)<br />

Nasdem Bisa Jadi Oposisi<br />

RMOL<br />

JUMPERS:Koalisi Masyarakat Sipil menggelar jumpa pers Kamis (1/8) menyikapi pembentukan Koops TNI<br />

NET<br />

ILUSTRASI: Ketua Umum DPP Partai Nasdem menginspeksi satgasnya.<br />

<br />

REDAKSI IKLAN PEMASARAN<br />

- -<br />

JLN. BOULEVARD RUKO VERBENA BLOK A NO 16 GRAND DEPOK CITY<br />

TLP 0<strong>21</strong> - 7702570, EXT 11 (RECEPTIONIST), EXT 12 (IKLAN), EXT 13 (PEMASARAN), EXT 17 (REDAKSI), FAX 0<strong>21</strong> 29322941<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Peduli Kanker Payudara<br />

<br />

Gonta-ganti Kopi<br />

SETELAH menuntaskan tugas sebagai<br />

komisioner KPU April lalu, ritme keseharian<br />

Hadar Nafis Gumay relatif lebih rileks dari<br />

sebelumnya. Karena itu pula, dia pun bisa<br />

lebih leluasa menikmati waktu pagi. Salah<br />

satunya adalah ngopi.<br />

Hadar mengatakan, ada banyak jenis<br />

kopi yang biasa dia nikmati setiap pagi.<br />

Rabu lalu (12/7), misalnya, dia menyantap<br />

kopi Toraja. ’’Saya pagi ini menikmati kopi<br />

arabika rumah asli Toraja,” ujarnya.<br />

Dua hari sebelumnya, Hadar menyantap<br />

kopi Sumatera Barat. ’’Saya dapat dari teman<br />

yang baru kembali dari Sumbar,” imbuhnya.<br />

Pria kelahiran Jakarta itu menambahkan,<br />

hingga saat ini, sudah lebih dari 20 jenis<br />

kopi dia nikmati. Lantas, kopi mana yang<br />

paling disukai? ’’Kopi robusta Gayo Lues<br />

(Aceh) enak,” kata pria yang kini berkiprah<br />

sebagai aktivis Correct tersebut.<br />

Menurut dia, ngopi di pagi hari penting<br />

untuk memulai aktivitas. ’’Kalau buat saya<br />

penyemangat memulai aktivitas,’’ pungkasnya.<br />

(far/c17/ttg)<br />

JAKARTA – Kemenag bakal menyusul Kemenkum HAM<br />

serta Mahkamah Agung (MA) untuk merekrut CPNS baru.<br />

Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk formasi dosen.<br />

Menurut surat yang beredar, kuota CPNS baru yang<br />

disiapkan mencapai 1.000 kursi. Kuota tersebut nanti<br />

disebar ke 71 unit perguruan tinggi di bawah Kemenag.<br />

Ada 11 kampus yang mendapatkan alokasi CPNS baru<br />

sebanyak masing-masing 20 orang. Kampus lainnya<br />

mendapatkan kuota 15 orang dan paling sedikit 10 orang.<br />

”Tahap yang berlangsung saat ini adalah menentukan<br />

formasi,” kata Kepala Biro Informasi dan Humas Kemenag<br />

Mastuki. Pendaftaran baru dibuka jika sudah ada<br />

persetujuan dari Kementerian PAN-RB. Nanti Kemenag<br />

membentuk tim panitia seleksi sendiri. (wan/c10/agm)<br />

JAKARTA – Kementerian PUPR terus menggenjot<br />

program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS)<br />

untuk mengurangi rumah tidak layak huni (RTLH).<br />

Dalam RPJMN 2015–<strong>2019</strong>, Kementerian PUPR<br />

menargetkan bisa menurunkan RTLH dari 2,5 juta unit pada<br />

2015 menjadi 1,9 juta unit pada <strong>2019</strong>. Tahun lalu melalui<br />

program BSPS, Kementerian PUPR melakukan perbaikan<br />

kualitas hunian hingga 97.888 unit.<br />

’’Tahun ini kami menargetkan 110 ribu unit RTLH<br />

mendapat penanganan melalui program tersebut,’’ kata<br />

Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif<br />

Burhanuddin kemarin (13/7). (and/c5/oki)<br />

<br />

<br />

Rekrut 1.000 Dosen CPNS<br />

Pangkas Backlog dan RTLH<br />

Kerangka Paus,<br />

Gantikan Dinosaurus<br />

TAHUN ini Chelsea Islan, 22, kembali<br />

ter pilih sebagai ambasador Lovepink,<br />

sebuah organisasi nirlaba yang aktif dalam<br />

kampanye breast cancer awareness. Aktris<br />

3 Srikandi itu juga akan menjadi ambasador<br />

untuk event Indonesia Goes Pink (IGP)<br />

pada Oktober. Event tersebut terselenggara<br />

atas kerja sama Lovepink, Bali Pink Ribbon,<br />

Reach to Recovery Surabaya, dan RS Onkologi<br />

Surabaya. Selasa lalu (11/7) Chelsea<br />

mengumumkan dirinya akan turut dalam<br />

event IGP.<br />

”Saya ba kal ikut fun walk sama lari<br />

kategori 5K,” ujarnya. Dengan ikut dalam<br />

event maraton, pendiri komunitas Youth<br />

of Indonesia itu ingin me nun jukkan<br />

bahwa dirinya benar-benar total<br />

mengampanyekan breast cancer<br />

awareness. Totalitas Chelsea dalam<br />

mengampanyekan breast cancer<br />

awareness itu tak lepas dari dorongan<br />

sang bunda, Samantha Barbara,<br />

yang merupakan survivor kanker<br />

pa yudara. (len/c10/oki)<br />

Banyak Laporan<br />

Masuk, Sudah<br />

Target Oknum<br />

JAKARTA – Masa pendaftaran<br />

siswa baru belum lepas dari<br />

pungutan liar (pungli). Satgas<br />

Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber<br />

Pungli) Polri menerima ratusan<br />

laporan terkait pendaftaran siswa<br />

baru tersebut. Bila pungli tidak<br />

dihentikan, Satgas Saber Pungli<br />

Polri memastikan bakal menjerat<br />

oknum sekolah yang melakukan<br />

tindak pidana. Target sudah diketahui<br />

satgas yang dipimpin<br />

Komjen Dwi Priyatno tersebut.<br />

”Momen pendaftaran siswa baru<br />

di seluruh Indonesia ini yang<br />

banyak dimanfaatkan untuk<br />

melakukan pungli,” ucap Kepala<br />

Biro Penerangan Masyarakat (Karo<br />

penmas) Divhumas Polri Brigjen<br />

Rikwanto kemarin (13/7).<br />

Berdasar laporan yang diterima<br />

satgas saber pungli, setidaknya<br />

terdapat 58 jenis pungli di sekolah.<br />

”Banyak jenis punglinya,” tambah<br />

Rik wanto. Atas laporan yang begitu<br />

banyak, satgas memberikan peringatan<br />

kepada semua oknum<br />

di sektor pendidikan. Baik pihak<br />

sekolah maupun komite sekolah.<br />

”Tidak boleh pungli,” tegasnya.<br />

Anggota Satgas Saber Pungli<br />

sekaligus Kabagpenum Divhumas<br />

Polri Kombespol Martinus Sitom<br />

pul mengungkapkan, pihaknya<br />

telah bekerja sama dengan<br />

unit penindakan provinsi (UPP)<br />

di setiap pemda dalam mendeteksi<br />

pungli. Bila sampai ada oknum<br />

yang tertangkap, satgas tidak<br />

ha nya akan menjerat oknumnya.<br />

Lebih dari itu, kredibilitas sekolah<br />

tersebut akan tercoreng. ”Sekolahnya,<br />

bahkan sampai dinas<br />

pen didikannya, akan malu sendiri,”<br />

tuturnya.<br />

Martinus meminta pelajar dan<br />

orang tua melapor bila menemui<br />

pung li di sekolah. Ada banyak akses<br />

yang bisa ditempuh. ”Lapor dan<br />

kami pasti bertindak cepat. Saat<br />

ini sudah ada laporan yang sedang<br />

ditindaklanjuti,” ucapnya.<br />

Mendikbud Muhadjir Effendy<br />

mengatakan, masalah yang paling<br />

banyak muncul dalam PPDB<br />

tahun ini adalah orang tua yang<br />

protes karena anaknya tidak<br />

diterima di sekolah favorit. Dia<br />

menyatakan mendapat amanat<br />

dari Wakil Presiden Jusuf Kalla<br />

untuk menghapus budaya sekolah<br />

favorit. Muhadjir pun menyampaikan<br />

permohonan maaf kepada<br />

wali murid yang cenderung berburu<br />

sekolah favorit.<br />

”Jangan lagi ada sekolah kasta<br />

brah mana dan sekolah kasta sudra,”<br />

katanya di kantor PGRI ke marin.<br />

Dengan sistem yang ada selama<br />

ini, muncul sekolah yang kelimpahan<br />

pelamar tidak lolos di<br />

sekolah favorit. Sehingga ada<br />

sekolah negeri yang isinya anakanak<br />

miskin ekonomi dan miskin<br />

akademis alias tidak pintar.<br />

Saking tingginya gelombang<br />

protes, ada spanduk di Nunukan<br />

yang isinya meminta Muhadjir<br />

dicopot. Setelah Muhadjir me ngec<br />

ek ke sekolah setempat, ternyata<br />

yang membuat spanduk itu adalah<br />

oknum pejabat. Oknum tersebut<br />

kecewa karena anaknya tidak<br />

diterima di sekolah favorit. Muhadjir<br />

juga mencontohkan, di Jakarta<br />

ada anak yang tidak lolos ke sekolah<br />

yang selama ini diklaim<br />

fa vorit. (idr/wan/syn/c9/oki)<br />

Saber Pungli<br />

Warning Sektor<br />

Pendidikan<br />

JAKARTA – Ratusan tenaga<br />

kerja Indonesia (TKI) ilegal yang<br />

ditangkap dalam razia di Malaysia<br />

telah dideportasi Se lasa lalu<br />

(11/7). Mereka di de portasi ke<br />

tanah air setelah masuk penjara<br />

dan rambutnya digunduli.<br />

Sebanyak 228 TKI ke marin (13/7)<br />

masih ditem pat kan di ru mah<br />

penampungan di Tan jungpinang,<br />

Kepulauan Riau.<br />

Deportasi tersebut merupakan<br />

gelombang kedua bulan ini.<br />

Sebelumnya, pada 6 Juli lalu,<br />

ada pemulangan 322 TKI yang<br />

dikurung di Penjara Pekan<br />

Nenas, Johor. Terdiri atas 271<br />

laki-laki, 47 perempuan, dan<br />

4 anak lelaki. Sedangkan deportasi<br />

pada Selasa lalu berasal<br />

dari Penjara Tanah Merah,<br />

Ke lantan, sebanyak 67 orang.<br />

La lu dari Penjara Ajil Te rengganu<br />

67 orang dan Penjara<br />

KLIA-Sepang 94 orang. Total<br />

su dah ada 550 orang yang dipulangkan<br />

selama Juli.<br />

Kepala Bagian Humas dan<br />

Umum Ditjen Imigrasi Agung<br />

Sam purno mengungkapkan,<br />

orang-orang yang dideportasi<br />

masih ditempatkan terlebih<br />

dahulu di rumah penampungan<br />

untuk pendataan. Ada petugas<br />

dari Kementerian Sosial, Polri,<br />

Ditjen Imigrasi, dan Badan<br />

Nasional Penempatan dan<br />

Perlindungan TKI (BNP2TKI)<br />

yang berada di rumah penampungan.<br />

Setelah didata, mereka<br />

dipulangkan ke daerah masingmasing.<br />

”Paling banyak dari<br />

Jawa Barat dan Jawa Timur,”<br />

ujar nya kemarin.<br />

Agung menambahkan, belum<br />

ada laporan tentang kekerasan<br />

fisik parah yang dialami para<br />

TKI ilegal tersebut. Biasanya<br />

pa ra TKI itu dimasukkan ke<br />

penjara paling lama sebulan.<br />

”Ada yang stres, tapi tidak sampai<br />

ada yang luka parah sampai<br />

harus opname,” imbuh dia.<br />

Ge lombang deportasi itu, jelas<br />

Agung, hanya melewati jalur<br />

Tanjungpinang dari Johor Bahru<br />

melalui jalur kapal.<br />

Itu belum termasuk jalur darat<br />

yang berbatasan dengan wila yah<br />

Kalimantan. Misalnya jalur Nunu<br />

kan, Entikong, dan Nanga<br />

Ba dau. Selain itu, ada deportasi<br />

lewat Kuala Lumpur Inter na tional<br />

Airport (KLIA) dengan biaya sendiri<br />

TKI. ”Kalau lewat Johor Bahru ini<br />

memang gratis,” ucap dia.<br />

Menteri Ketenagakerjaan<br />

Hanif Dhakiri menyatakan,<br />

TKI ilegal yang telah dideportasi<br />

tersebut bisa saja kembali ke<br />

Malaysia. Tapi, akan sulit pekerja<br />

yang masuk daftar hitam<br />

atau blacklist. ”Skemanya,<br />

yang dideportasi di-blacklist.<br />

Kalau itu agak susah untuk<br />

kembali,” ujarnya.<br />

Di dalam negeri juga ada<br />

pen cegahan berupa perbaikan<br />

tata kelola TKI, khususnya<br />

dalam penempatan dan perlin<br />

dungan. Kerja sama dilakukan<br />

dengan instansi terkait<br />

seperti Polri, TNI-AD, dan<br />

pemerintah daerah. ”Penegakan<br />

hukumnya terus kita tingkatkan,”<br />

ucap dia. (jun/c9/oki)<br />

KERANGKA ikan paus biru<br />

raksasa digantung di Hintze<br />

Hall, Natural History Museum<br />

(NHM), London, Inggris, kema<br />

rin (13/7). Tulang belulang<br />

ma malia laut itu menggantikan<br />

Dippy, replika kerangka dinosau<br />

rus yang sudah menjadi<br />

ikon museum selama hampir<br />

empat dekade. Paus biru betina<br />

itu ditemukan terdampar di<br />

pantai Irlandia pada 1891. Kala<br />

itu NHM membeli kerangka<br />

ter sebut seharga GBP` 250 atau<br />

sekitar Rp 4,3 juta. Lantas, kerangka<br />

sepanjang 25 meter<br />

dengan berat hampir 3 ton itu<br />

disimpan di gudang pada 1892.<br />

Baru pada 1938, untuk kali<br />

per tama kerangka itu dipamerkan<br />

di galeri mamalia. (*)<br />

Wanggi Hoed, Terus Menyuarakan Isu-Isu Sosial dan Kemanusiaan lewat Pantomim<br />

Pernah Jadi Bahan Penelitian Mahasiswa dari Amerika Serikat dan Jerman<br />

Meski pernah punya<br />

pengalaman buruk<br />

saat mengadakan<br />

pertunjukan, Wanggi<br />

Hoed bertekad akan<br />

tetap bersuara lewat<br />

pantomim. Semangatnya<br />

berlipat setelah<br />

mendapat pesan dari<br />

putri seniman idolanya.<br />

ANDRA NUR OKTAVIANI, Bandung<br />

DUA hari menjelang Idul Fitri.<br />

Saat banyak warga Bandung sibuk<br />

mempersiapkan kepulangan ke<br />

kampung halaman, Wanggi Hoed<br />

memilih menyusuri jalanan di<br />

ibu kota Jawa Barat tersebut.<br />

Dari simpang lima Asia Afrika<br />

hingga ke Alun-Alun Bandung.<br />

Dengan wajah seputih kapur<br />

dan kumis yang dibiarkan mbaplang.<br />

Tanpa suara.<br />

”Saya ingin menyuarakan keresahan<br />

saya melihat hiruk<br />

pi kuk para pemudik. Saya ingin<br />

meng ingatkan masyarakat pada<br />

esensi mudik yang sebenarnya,”<br />

kata seniman pantomim asal<br />

Cirebon itu ketika ditemui di<br />

se la aksinya tersebut.<br />

Begitulah cara seniman 29 tahun<br />

itu menyuarakan kegelisahan<br />

atau ekspresinya terhadap isuisu<br />

sosial dan kemanusiaan.<br />

Le wat seni yang digelutinya sejak<br />

bangku SMP: pantomim.<br />

Pada Maret 2013, misalnya,<br />

Wang gi dan beberapa komunitas<br />

mahasiswa dan pelajar menggelar<br />

kegiatan kemanusiaan yang<br />

bertajuk ”1.000 Biskuit dan Susu<br />

untuk Gizi di Indonesia”.<br />

Selain itu, Wanggi aktif dalam<br />

penegakan keadilan terhadap<br />

be berapa kasus penculikan di era<br />

Orde Baru. Dia bersama temante<br />

mannya menggelar aksi Kamisan<br />

di depan Gedung Sate Bandung.<br />

Aksi Wanggi tidak selalu berjalan<br />

mu lus. Aksinya dalam perayaan<br />

Hari Tubuh Internasional di kawasan<br />

Jalan Asia Afrika, Bandung,<br />

tahun lalu dihentikan polisi. Tidak<br />

berhenti sampai di situ, Wanggi<br />

pun diamankan, lalu di interogasi<br />

petugas kepolisian.<br />

Pria yang terlahir dengan nama<br />

Wanggi Hoediyatno itu mempe<br />

lajari pantomim secara otodidak.<br />

Dia jatuh cinta dengan<br />

se ni tersebut karena bahasa tubuh<br />

adalah bahasa yang universal.<br />

Semua manusia akan memahami<br />

tanda-tanda gerak tubuh yang<br />

sifatnya konvensional. Sehingga,<br />

meski isu yang dibawakan lokal<br />

sekalipun, masyarakat dunia<br />

akan mengerti.<br />

Pilihan itu pula yang mem bawa<br />

nya hijrah ke Bandung untuk<br />

menuntut ilmu di Jurusan Teater<br />

Sekolah Tinggi Seni Indonesia<br />

(STSI) yang sejak 2006 berganti<br />

nama menjadi Institut Seni dan<br />

Budaya Indonesia. Di tahun<br />

keduanya kuliah, Wanggi bersama<br />

empat kawannya membuat sebuah<br />

komunitas pantomim yang diberi<br />

nama Mixi Imajimime Theatre.<br />

Nama Mixi itu juga yang kemudian<br />

dijadikan nama karakter pantomim<br />

yang dia bawakan.<br />

Wanggi berkesempatan pula<br />

ter libat dalam pertunjukan sirkus<br />

kontemporer yang dilakukan kelompok<br />

sirkus asal Prancis Chabatz<br />

D’Entrar pada 2013. Menurut<br />

Wanggi, kesempatan tersebut<br />

datang saat dirinya sedang melakukan<br />

residensi di Institut Français<br />

d’Indonésie (IFI).<br />

Meskipun punya pengalaman<br />

buruk saat melakukan per tunjukan,<br />

Wanggi mengaku tidak<br />

akan menyerah. Dia akan terus<br />

me nyuarakan suara-suara yang<br />

tidak terdengar melalui aksi-aksi<br />

pantomimnya.<br />

Semangat Wanggi untuk terus<br />

berpantomim makin terlecut<br />

saat dirinya menerima sebuah<br />

pesan dari Gendis A. Utoyo. Dia<br />

adalah anak maestro pantomim<br />

Sena A. Utoyo yang menjadi role<br />

model Wanggi. Melalui pesan<br />

Facebook itu, Gendis mengu tarakan<br />

kerinduannya pada sang<br />

ayah. Itu terjadi setelah dia<br />

melihat foto-foto penampilan<br />

pantomim Wanggi.<br />

Salah satu pertunjukan Wanggi<br />

juga pernah ditayangkan di TV<br />

kabel Belgia. Beberapa mahasiswa<br />

dari luar negeri pun menjadikan<br />

Wanggi dan aksinya sebagai<br />

ba han penelitian untuk tesis<br />

mereka. ”Ada dari Jerman dan<br />

Amerika Serikat. Yang dari<br />

Amerika Serikat itu bertujuh<br />

datang untuk meneliti sa ya,”<br />

cerita Wanggi. (*/c9/ttg)<br />

Malaysia Deportasi 550 TKI Ilegal<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

301011<br />

RABU, 3 MEI 2017 PERKOTAAN <strong>RADAR</strong> DEPOK<br />

2<br />

@radardepok<br />

Radar Depok<br />

pojoksatuid<br />

pojoksatu<br />

klik<br />

tiket<br />

pojoksatuid<br />

pojoksatu<br />

klik<br />

tiket<br />

tiket<br />

murah<br />

klik<br />

klik<br />

murah<br />

murah<br />

jabar.pojoksatu.id<br />

jodoh.pojoksatu.id<br />

KPK Panggil Saksi Kunci BLBI<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Jawa Pos<br />

<br />

Partner Lawak<br />

<br />

Anak Jadi Uji Produk<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

JAKARTA<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

(tyo/c9/owi)<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

JAKARTA <br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

(and/c10/oki)<br />

Jalur Mudik,<br />

Tol Capai Weleri<br />

<br />

JAKARTA <br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

(tau/c10/oki)<br />

May Day, Buruh Tuntut Hosjatum<br />

<br />

<br />

<br />

JAKARTA<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

(jun/c10/oki)<br />

Penerbangan<br />

Internasional<br />

di Terminal 3<br />

<br />

<br />

Peserta Ujian Membeludak<br />

JAKARTA<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

(wan/c11/ang)<br />

ARTIS<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

(nor/c9/oki)<br />

SELAIN <br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

(len/c6/oki)<br />

301011<br />

5<br />

<strong>RADAR</strong> SUMEDANG<br />

POLITIK<br />

RABU, <strong>21</strong> <strong>AGUSTUS</strong> <strong>2019</strong> / 20 DZULHIJJAH 1440 H<br />

SIKAP DPRD<br />

JAKARTA - Puluhan massa Aliansi Masyarakat<br />

Timur menggelar aksi di depan Istana<br />

Merdeka, Jakarta, Selasa (20/8), merespons<br />

dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa<br />

asal Papua dan Papua Barat di Malang dan<br />

Surabaya, Jawa Timur.<br />

Steven Eduard selaku koordinator aksi<br />

menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo<br />

dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto<br />

harus bertindak tegas terhadap oknum TNI<br />

yang diduga melakukan tindakan rasisme<br />

terhadap mahasiswa Papua dan Papua Barat.<br />

“Presiden kalau bilang memaafkan saja<br />

mudah, menindak pelaku rasis yang utama.<br />

Presiden harus memerintahkan jajarannya<br />

melakukan pengusutan,” kata Seteven di<br />

depan Istana Merdeka.<br />

Dalam aksi tersebut, massa mengutuk<br />

tindakan rasisisme dari oknum militer ketika<br />

melakukan penggerebekan di Asrama<br />

Mahasiswa Papua, di Surabaya. Oleh karena<br />

itu, mereka menuntut Panglima Hadi<br />

mengambil tindakan tegas.<br />

“Kami mengutuk keras rasisme. TNI juga<br />

diduga mengucapkan soal rasisme. Kami<br />

meminta oknum TNI tersebut dipecat secara<br />

tidak terhormat,” pinta Steven.<br />

Selain itu, mereka juga meminta agar<br />

Presiden Jokowi memerintahkan aparat<br />

keamanan memberikan perlindungan dan<br />

menjamin keselamatan pelajar Papua dan<br />

Papua Barat di berbagai daerah.<br />

Terpisah, koordinator Kontras Yati Andriyani<br />

menyindir cara Presiden Joko Widodo atau<br />

Jokowi untuk menyelesaikan kasus kerusuhan<br />

di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8)<br />

kemarin. Menurut dia, kasus di Manokwari<br />

tidak bisa selesai hanya dengan saling<br />

memaafkan seperti yang disarankan Jokowi.<br />

“Cara presiden hanya dengan menyatakan<br />

mari kita saling memaafkan, itu pernyataan<br />

yang tidak cukup untuk menjawab persoalanpersoalan<br />

yang terjadi di Papua,” ucap Yati<br />

ditemui di kantor Kontras, Senen, Jakarta<br />

Pusat, Selasa (20/8).<br />

Kontras, kata Yeti, lebih menyarankan<br />

pemerintah menggerakkan institusinya untuk<br />

melakukan pengusutan dugaan pelanggaran<br />

Hak Asasi Manusia (HAM). Misalnya,<br />

pemerintah menerjunkan Komnas HAM<br />

untuk mencari akar masalah hingga menyeruaknya<br />

kerusuhan di Manokwari.<br />

“Harus turun melakukan pemantauan,<br />

supaya ada objektivitas dalam mengungkap<br />

persoalan ini,” ungkap dia.<br />

Kemudian, ucap dia, pemerintah bisa<br />

meminta kepolisian untuk berlaku persuasif<br />

menyelesaikan kerusuhan di Manokwari. Satu<br />

di antaranya dengan mengedepankan upaya<br />

dialog setelah kerusuhan terjadi.<br />

“Dialog harus dibuka, harus dilakukan, tidak<br />

bisa dengan pendekatan-pendekatan<br />

keamanan yang tertutup. Dengan pendekatan<br />

seperti penangkapan, dan penahanan seperti<br />

yang terjadi ini, pendekatan-pendekatan<br />

seperti itu persoalan di Papua tidak bisa<br />

diselesaikan,” tegas dia.(mg10/jpnn)<br />

JAKARTA - Berkas perkara<br />

tahap pertama tersangka<br />

dugaan kepemilikan senjata<br />

api ilegal, Mayjen (Purn)<br />

TNI Kivlan Zen dinyatakan<br />

lengkap atau P<strong>21</strong> oleh Kejaksaan<br />

Tinggi (Kejati) Negeri<br />

DKI Jakarta.<br />

“Kasus kepemilikan senjata<br />

api ilegal dengan tersangka<br />

Kivlan Zen sudah<br />

dinyatakan lengkap ya,”<br />

kata Kabid Humas Polda<br />

Metro Jaya, Kombes Argo<br />

Yuwono saat dikonfirmasi,<br />

Selasa (20/8).<br />

Berkas perkara tahap pertama<br />

itu dinyatakan lengkap<br />

oleh Jaksa Penuntut Umum<br />

(JPU) pada Jumat (16/8)<br />

kemarin.<br />

Dengan demikian, penyidik<br />

akan menyerahkan Kivlan<br />

Zen dan barang buktinya<br />

ke Kejati DKI Jakarta untuk<br />

dilakukan proses persidangan.<br />

“Berkas tahap dua belum<br />

kita serahkan, kapan diserahkannya<br />

biar penyidik<br />

yang atur,” singkat Argo.<br />

Kuasa hukum tersangka<br />

kasus dugaan kepemilikan<br />

senjata api ilegal Kivlan Zen<br />

akan kembali ajukan permohonan<br />

gugatan praperadilan<br />

ke Pengadilan Negeri<br />

(PN) Jakarta Selatan.<br />

Kuasa Hukum Kivlan Zen,<br />

Tonin Tachta mengaku pihaknya<br />

akan kembali<br />

mengajukan permohonan<br />

gugatan praperadilan pada<br />

Rabu (31/7) besok. Pengajuan<br />

gugatan praperadilan<br />

ulang itu dilakukan setelah<br />

hakim tunggal menolak semua<br />

gugatan yang ddiajukan.<br />

Namun demikian, gugatan<br />

praperadilan ulang tersebut<br />

akan dibagi-bagi tidak seperti<br />

pada awal gugatan<br />

praperadilan yang ditolak<br />

hakim.<br />

“Satu praperadilan untuk<br />

penetapan tersangka, yang<br />

kedua terhadap penangkapAn,<br />

ketiga penahanan, dan<br />

keempat persoalan penyitaan,”<br />

ucap Tonin kepada<br />

awak media di PN Jakarta<br />

Selatan, Selasa (30/7).<br />

Pemecahan gugatan praperadilan<br />

menjadi empat<br />

itu dilakukan karena untuk<br />

memudahkan hakim menilai<br />

kasus satu persatu.<br />

“Hakim bingung dia karena<br />

empat perkara jadi<br />

satu. Tidak bisa membedakan<br />

mana penetapan tersangka,<br />

penyitaan, penahanan,<br />

dan penangkapan.<br />

Maka kami akan pecah empat<br />

perkara biar lebih detail,”<br />

Jelasnya.<br />

Sebelumnya, Hakim tunggal<br />

Achmad Guntur menolak<br />

gugatan praperadilan<br />

yang diajukan pihak Kivlan<br />

Zen. Penolakan tersebut<br />

lantaran pihak termohon<br />

yakni penyidik Direktorat<br />

Reserse Kriminal Umum<br />

Polda Metro Jaya telah sesuai<br />

SOP melakukan penangkapan<br />

hingga menetapkan<br />

Kivlan sebagai tersangka.<br />

“Maka permohonan pemohon<br />

tentang penetapan<br />

tersangka dan penangkapan<br />

dan penyitaan tidak beralasan.<br />

Dan oleh karena itu<br />

permohonan pemohon ditolak<br />

seluruhnya,” ucap<br />

Achmad Guntur di PN Jakarta<br />

Selatan.<br />

“Mengadili permohonan<br />

praperadilan pemohon seluruhnya,<br />

dan membebankan biaya<br />

praperadilan sebesar nihil.<br />

Demikian diputuskan pada<br />

Selasa, 30 Juli <strong>2019</strong>,” tambahnya.<br />

(rmol)<br />

DPR Minta Colling<br />

Down Soal Papua<br />

JAKARTA - Pimpinan DPR berharap ada<br />

satu pihak yang bisa menjadi penyejuk di<br />

tengah memanasnya kondisi masyarakat yang<br />

tinggal di Papua dan Papua Barat.<br />

“Ada aksi reaksi, tentu kita berharap ada<br />

ketenangan, ada cooling down,” ujar Wakil Ketua<br />

DPR Fadli Zon di Gedung Nusantara II, Komplek<br />

Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).<br />

Fadli menyebut terlalu mahal ketika ada<br />

kesalahpahaman yang kemudian mengorbankan<br />

keutuhan Indonesia yang baru saja<br />

berulang tahun ke-74.<br />

Bagi Fadli, persoalan etnis dan agama memang<br />

urusan sensitif dalam kehidupan keberagaman di<br />

Indonesia. Sehingga, perlu ada ketokohan yang<br />

menyejukkan setiap ada gejolak.<br />

“Karena isu-isu yang menyangkut masalah etnis,<br />

suku dan agama sangat sensitif dan saya kira akan<br />

mempertaruhkan integritas wilayah kita, sosial<br />

kita,” jelas wakil ketua umum Partai Gerindra.<br />

Untuk saat ini, lanjut Fadli, anggota DPR dari<br />

daerah Papua dan Papua Barat tengah melakukan<br />

serap aspirasi untuk kemudian disimpulkan<br />

menjadi rekomendasi kepada pemerintah<br />

dalam penyelesaian kejadian tersebut.<br />

“Sebagain besar anggota DPR yang mewakili<br />

dapil Papua dan Papua Barat juga ada di sana<br />

untuk menerima masukan-masukan,”<br />

tukasnya.(rmol)<br />

JAKARTA - Muktamar sebagai<br />

majelis forum tertinggi<br />

kader Partai Kebangkitan<br />

Bangsa (PKB) tidak<br />

sesolid yang ditampilkan<br />

Ketua Umumnya Muhaimin<br />

Iskandar (Cak Imin). Kabarnya<br />

ada keretakan diantara<br />

elite PKB.<br />

Di saat puluhan ribu kader<br />

se-Indonesia berkumpul,<br />

tersiar kabar bahwa 2 mantan<br />

loyalis Cak Imin ternyata<br />

tidak diundang dalam<br />

agenda Muktamar, mereka<br />

adalah Muhamad Lukman<br />

Edy dan Abdul Kadir Karding.<br />

Sejauh ini Lukman Edy<br />

merupakan orang kepercayaan<br />

Cak Imin. Ia tercatat<br />

pernah menjadi Sekretaris<br />

Jenderal Cak Imin saat pertama<br />

kali menduduki kursi<br />

Ketua Umum PKB pada tahun<br />

2005. Selain itu, Lukman<br />

pernah menduduki kursi<br />

Menteri Pembangunan Daerah<br />

Tertinggal.<br />

Tak hanya itu, semua tenaga<br />

ahli fraksi, tim kesekretariatan<br />

yang terafiliasi<br />

dekat dengan Abdul Kadir<br />

Karding juga mengalami<br />

nasib yang sama.<br />

Lukman menyatakan dirinya<br />

saat ini berada di<br />

Jakarta. Meski demikian,<br />

sebagai kader, Lukman<br />

mengaku tetap memantau<br />

proses Muktamar yang<br />

berlangsung di tanah dewata<br />

itu.<br />

“Kita tetap intip-intiplah<br />

dari kawan-kawan yang ada<br />

disana. Tetap monitor perkembangan<br />

Muktamar,”<br />

tukas Lukman kepada Kantor<br />

Berita Politik RMOL,<br />

Selasa (20/8).<br />

Lukman mengaku tidak<br />

tahu menahu dengan alasan<br />

Cak Imin yang tidak mengundang<br />

pada forum tertinggi<br />

partai itu. Ia mengira<br />

kedekatan dengan Karding<br />

menjadi penyebab dirinya<br />

dilupakan oleh sang ketum<br />

junjungannya.<br />

“Kita juga nggak tau juga<br />

alasan Cak Imin resminya<br />

seperti apa. yang pasti alasannya<br />

politis,” pungkas<br />

Lukman.<br />

Sementara itu, Ketua Umum<br />

DPP Partai Kebangkitan<br />

Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin<br />

Iskandar menyampaikan<br />

terima kasih kepada<br />

Presiden Joko Widodo alias<br />

Jokowi yang berkenan hadir<br />

pada acara Pembukaan<br />

Muktamar PKB di Hotel<br />

Westin, Nusa Dua, Bali, Selasa<br />

(20/8) malam.<br />

Gus AMI sapaan Muhaimin<br />

Iskandar yang baru diperkenalkan<br />

pada Muktamar<br />

PKB <strong>2019</strong> ini, menyatakan<br />

bangga dan terima kasih<br />

kepada Presiden Jokowi karena<br />

suara PKB pada Pemilu<br />

<strong>2019</strong> mengalami peningkatan.<br />

“Bersama pak Jokowi,<br />

suara PKB naik,” kata Gus<br />

AMI disambut tepuk<br />

tangan mriah peserta Muktamar.<br />

Pantauan JPPN di arena<br />

Muktamar, tampak hadir<br />

sejumlah tokoh politik. Di<br />

antaranya Ketua Umum<br />

DPP PDI Perjuangan sekaligus<br />

Presiden Kelima RI<br />

Megawati Soekarnoputri,<br />

Ketua Umum DPP Partai<br />

Golkar Airlanggga Hartarto,<br />

Ketua Umum PAN<br />

Zulkifli Hasan, dan Ketua<br />

Umum DPP Partai Nasdem<br />

Surya Paloh, Ketua PBB<br />

Yusril Izha Mahendra, Ketua<br />

Umum PSI Grace Natalie.<br />

Selain itu, hadir Sekjen<br />

Partai Gerindra Ahmad Muzani<br />

dan politukus PKS Jazuli<br />

Juwaini, politikus PPP<br />

Arwani Thomafi. Tokoh lain<br />

yang hadir di antaranya Ketua<br />

DPR Bambang Soesatyo,<br />

Ketua MPR Zulkifli Hasan,<br />

Ketua PBNU Kiai Said Aqil<br />

Siroj dan sejumlah Menteri<br />

Indonesia Kerja di antaranya<br />

Menko Kemaritiman<br />

Luhut Binsar Panjaitan,<br />

Menkumham Yasonna H<br />

Loaly, Menteri Perdagangan<br />

Tjahjo Kumolo, Menristekdikti<br />

M Nasir, Menpora<br />

Imam Nahrawi, dan Menteri<br />

Perdagangan Ergartiasto<br />

Lukita.(jpnn/rmol)<br />

Massa Minta Jokowi Tegas Soal Kasus Papua<br />

NET<br />

ILUSTRASI: Kivlan Zen mengepalkan tangan<br />

Kasus Kivlan Zen Sudah P<strong>21</strong><br />

Tidak Diundang, Lukman Edy Tetap<br />

Monitor Muktamar PKB

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!