10.06.2021 Views

PLEDOI RS UMMI HRS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Jadi jelas dalam Inpres No 6 Tahun 2020 tersebut bahwa PELANGGARAN PROTOKOL

KESEHATAN hanya diterapkan HUKUM ADMISNITRASI bukan HUKUM PIDANA PENJARA.

4. Bahwa TUNTUTAN JPU dalam Kasus Test Swab PCR RS UMMI adalah bentuk abuse of power

yaitu penyalah-gunaan wewenang / penyalah-gunaan kekuasaan, yang melampaui batas,

dan bentuk ”KRIMINALISASI Pasien dan Dokter serta Rumah Sakit” yang harus dihentikan,

serta bentuk DISKRIMINASI HUKUM yang manipulatif, sehingga wajib DIBATALKAN DEMI

HUKUM.

5. Bahwa JPU menjadikan KASUS PELANGGARAN PROKES sebagai KEJAHATAN yang jauh lebih

jahat dan lebih berat dari pada KASUS KORUPSI, buktinya antara lain :

a. Bahwa dalam Kasus Koruptor Djoko Tjandra : Ternyata Djoko Tjandra dan Jaksa

Pinangki masing-masing hanya dituntut 4 tahun penjara, sedang Irjen Napoleon lebih

ringan hanya dituntut 3 tahun penjara, dan Brigjen Prasetyo lebih ringan lagi hanya

dituntut 2,5 tahun penjara. Bahkan Kasus mantan Bos Garuda Ary Askhara hanya

dituntut 1 tahun penjara.

b. Bahwa dalam Konferensi Pers Online ICW (Indonesian Corruption Watch) pada tgl 19

April 2020 dipaparkan DATA ICW yang menunjukkan bahwa sepanjang Tahun 2019 dari

911 Terdakwa Korupsi 604 orang dituntut di bawah 4 tahun penjara.

c. Bahwa Peneliti ICW Kurnia Ramadhana pada tgl 22 Maret 2021 memberi keterangan

pers bahwa sepanjang Tahun 2020 dari 1.298 Terdakwa Korupsi rata-rata tuntutan

hanya 4 tahun penjara.

Jadi, dalam pandangan JPU bahwa KASUS PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN bukan

sekedar KEJAHATAN biasa, tapi jauh LEBIH JAHAT dan LEBIH BERAT dari pada KASUS

KORUPSI yang telah merampok uang Rakyat dan membangkrutkan Negara, sehingga KASUS

PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN harus dituntut 6 tahun penjara.

Selain itu ternyata juga bagi JPU bahwa KASUS PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN

bukan hanya KEJAHATAN biasa, tapi KEJAHATAN LUAR BIASA, sehingga jauh LEBIH JAHAT dan

LEBIH BERAT dari pada KASUS PENISTAAN AGAMA yang pernah dilakukan AHOK sehingga buat

Gaduh Satu Negeri, juga jauh LEBIH JAHAT dan LEBIH BERAT dari pada KASUS PENYIRAMAN AIR

KERAS tehadap Petugas Negara & Penyidik KPK Novel Baswedan sehingga salah satu matanya

Buta Permanen. BUKTINYA : Ahok Si Penista Agama hanya dituntut Hukuman Percobaan 2

tahun, sedang Penyiram Air Keras ke Penyidik KPK hanya dituntut 1 tahun penjara, tapi KASUS

PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN dituntut 6 tahun penjara.

Itulah sebabnya menanggapi TUNTUTAN 6 TAHUN PENJARA yang diajukan JPU terhadap

SAYA, maka Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) KH

Muhyiddin Junaidi pd tanggal 3 Juni 2021 menyatakan di berbagai Media Massa sbb :

14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!