You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Dan kini satu per satu INDIKASI tersebut di atas terbukti, antara lain :
1. Adanya RUU HIP yang mengadopsi MANIFESTO POLITIK PKI 1960-an dengan memeras
PANCASILA menjadi TRISILA bahkan EKASILA. Setelah diprotes ternyata pembahasan RUU
tsbt bukan dibatalkan, tapi hanya ditunda untuk menunggu pengesahan di saat umat Islam
lengah.
2. Adanya PP No 57 Tahun 2021 menghapus Mata Kuliah Wajib PANCASILA dan BAHASA
INDONESIA.
3. Adanya Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud RI telah dengan sengaja
menghilangkan sejumlah TOKOH ISLAM seperti Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari dan Pelopor
NKRI M. Natsir, juga KH Mas Mansur, Mr Syafruddin Prawiranegara, dsb. Dan sebaliknya
banyak TOKOH PKI justru dimasukkan ke dalam Kamus Sejarah tersebut, seperti : Darsono
Notosudirjo (Hal 51), DN Aidit (Hal 58), Henk Sneevlit (Hal 87), Semaoen (Hal 262), dsb.
4. Adanya sejumlah Pendukung Ideologi PKI yang diangkat sebagai Pejabat, seperti HILMAR
FARID sebagai Dirjen Kemendikbud RI yang berpendapat bahwa PKI tidak berontak dan
hanya Korban Fitnah Orde Baru, serta berencana untuk merevisi Film G30S/PKI sesuai
pendapatnya tersebut.
5. Adanya Test Wawasan Kebangsaan (TWK) di KPK yang pertanyaannya beraroma ANTI
AGAMA, antara lain : Apakah anda bersedia melepas Jilbab demi Bangsa dan Negara ? Jika
anda diminta memilih, anda pilih Al-Qur’an atau Pancasila ? Lalu dengan entengnya di
berbagai Media Massa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Menpan RB) Cahyo Kumolo menyebut bahwa Test Wawasan Kebangsaan (TWK) sama
dengan Litsus di Zaman Orde Baru. Padahal Litsus di Zaman Orba untuk memastikan bahwa
Pegawai Negeri tidak terkontaminasi Ideologi PKI yang Anti Tuhan dan Anti Agama, sedang
TWK di KPK untuk memastikan ASN siap meninggalakan Ajaran Agama dengan dalih demi
Bangsa dan Negara. Apakah TWK bentuk balas dendam Neo PKI terhadap Umat Islam ?
Sejak AKSI-AKSI BELA ISLAM dan AKS-AKSI ANTI PKI sepanjang Tahun 2016, saya dan
Keluarga serta Para Sahabat seperjuangan menjadi TARGET KRIMINALISASI dan MAKARISASI
bahkan TERORISASI, sehingga sepanjang Tahun 2017 aneka ragam REKAYASA KASUS
dialamatkan kepada kami, bahkan kami menjadi TARGET OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA
BESAR yang bekerja untuk Kepentingan OLIGARKI ANTI TUHAN.
OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR telah menebar aneka ragam TEROR dan
INTIMIDASI terhadap kami, seperti : Pelemparan Bom Molotov ke beberapa Posko FPI, dan
Penembakan Kamar Pribadi saya di Pesantren MARKAZ SYARIAH Megamendung Bogor, serta
Peledakan Bom Mobil di acara Tabligh Akbar saya di Cawang Jakarta, juga pengepungan dan
pengeroyokan serta percobaan pembunuhan terhadap saya dan kawan-kawan oleh Gerombolan
18