2 " as. - Acehbooks.org
2 " as. - Acehbooks.org
2 " as. - Acehbooks.org
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ek<strong>as</strong> anggota Polisi dari Kerajaan Belanda. Beliau memang kenal seorang<br />
pejabat kepolisian pada waktu itu, yaitu Pak H<strong>as</strong>yim, tetapi tidak tahu dimana<br />
alamatnya. Kebetulan sekali berjumpa dengan salah seorang bek<strong>as</strong> anggota Polisi<br />
Yacob namanya, beliau langsung meminta agar dapat dipertemukan beliau<br />
dengan Pak H<strong>as</strong>yim. Dan oleh Yacob diantar kekampung Penyerat dan disana<br />
A.H<strong>as</strong>jmy membicarakan dengan Pak H<strong>as</strong>yim tentang pembentukan anggota<br />
kepolisian. Setelah diperoleh kata sepakat keduanya bermaksud menemui T.R<br />
Pidie sebagai salah seorang tokoh Polisi juga. Setibanya dirumah orang tersebut<br />
terakhir, beliau telah sembunyi dan isterinya menyembah-nyembah minta<br />
supaya jangan dibunuh. Oleh A.H<strong>as</strong>jmy dijel<strong>as</strong>kan dengan tenang, bahwa beliau<br />
bermaksud baik, karena oleh Jepang di suruh membentuk polisi keamanan<br />
kota. Maka keluarlah T.RPidie dengan pakaian polisi dan bersama orang<br />
tiga itulah membentuk anggota kepolisian yang lengkap dan memanggil seluruh<br />
anggota Polisi yang ada, sehingga keamanan kota jadi tanggung jawab kepolisian<br />
seluruhnya.<br />
At<strong>as</strong> keberh<strong>as</strong>ilan itu Jepang sangat senang, sebab Kepolisian sebagai aparatur<br />
sipil yang dapat tersusun dalam waktu yang singkat, sedangkan administr<strong>as</strong>i<br />
pemerintahan sipil lainnya belum berjalan dengan baik, oleh karena hal<br />
demikian dan selanjutnya beliau diperintahkan untuk membentuk badan kepolisian<br />
ke Daerah Aceh Barat/Selatan dan sampai ke Bakongan, yang seluruhnya<br />
memakan waktu lebih kurang 3 bulan. Caranya seperti yang ditempuh<br />
di Kutaraja yaitu menghubungi Kepala dan anggota Polisi lama, sehingga tug<strong>as</strong><br />
itu berh<strong>as</strong>il dengan baik.<br />
Setiba di Kutaraja dilihatnya pemerintah sipil telah terbentuk dibawah<br />
pimpinan Teuku Nyak Arif dan dilengkapi dengan Gontyo-gontyo (Wedana)<br />
dan (Satyo) (kemungkinan ?) dari golongan Ulebalang (feodal Aceh), kecuali<br />
satu-satunya Gontyo dari golongan ulama yaitu S.Abubakar.<br />
Kepada janji Jepang dia mer<strong>as</strong>a tertipu, hal ihwal mana membuat beliau<br />
mer<strong>as</strong>a tidak pu<strong>as</strong>, oleh karena itu bersama kendaraan dan jabatan Kepala<br />
Polisi di kembalikan kepada Teuku Nyak Arif, dan peletakan jabatan tersebut<br />
diterima oleh bersangkutan. Oleh Teuku Nyak Arif kendaraan diberikan/disuruh<br />
ambil untuk A.H<strong>as</strong>jmy tetapi beliau menolaknya. Dan selanjutnya beliau<br />
kembali menjadi guru di Selimeum.<br />
4. Apa yang terjadi di Kantor Aceh Sinbun<br />
A.H<strong>as</strong>jmy sedang mengajar sebagai guru di Selimeum pada suatu hari datang<br />
Tuan Misibuti Kepala Pemerintah Umum Jepang meminta agar beliau<br />
bersedia membantu penerbitan surat kabar Aceh Sinbun, permintaan mana<br />
terpaksa diterimanya.<br />
Dengan demikian diangkatlah menjadi Redaktur Aceh Sinbun dan ketua<br />
pengarang dengan beslit Gunseikanbu Aceh Sju Seityoterakku tanggal 30-<br />
15