04.02.2013 Views

Download - Modus Aceh

Download - Modus Aceh

Download - Modus Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

16<br />

EDISI 5-11 MARET 2012 Politik<br />

Terkait PAW Empat Anggota DPRA dari PA<br />

Giliran Masyarakat Bersuara<br />

Pergantian Antar<br />

Waktu (PAW) empat<br />

anggota DPRA dari<br />

Fraksi Partai <strong>Aceh</strong><br />

dinilai sebagai tindakan<br />

yang mempermalukan<br />

dan merendahkan<br />

martabat<br />

ulama. Terkesan arogan,<br />

otoriter dan<br />

sewenang-wenang.<br />

Hamdani<br />

P<br />

ergantian Antar Waktu<br />

(PAW) yang dilakukan<br />

partai politik, sejatinya<br />

sesuai mekanisme, dinamika<br />

serta pedoman Anggaran<br />

Dasar (AD) dan Anggaran Rumah<br />

Tangga (ART). Tapi, tidak<br />

demikian dengan Partai <strong>Aceh</strong><br />

(PA). Menurut beberapa pihak,<br />

PAW yang dilakukan partai lokal<br />

(Parlok) peraih suara dominan<br />

pada Pemilu Legislatif 2009 lalu<br />

itu, terkesan sangat dipaksakan<br />

dan tanpa toleransi.<br />

Mereka yang terkena dampak<br />

dari ketegasan sikap partai<br />

mantan kombatan ini adalah Dar-<br />

M Yahya Abdullah Samsul Bahri M Wali Al Khalidy<br />

muda, Muhammad Wali Alkhlalidi<br />

alias Waled, Yahya Abdullah<br />

dan Samsul Bahri alias Tiong. Tiga<br />

orang di antara mereka merupakan<br />

wakil dari Daerah Pemilihan<br />

II (Dapil) yang meliputi Bireuen,<br />

Bener Meriah dan <strong>Aceh</strong> Tengah.<br />

Tak pelak, kebijakan yang dinilai<br />

sebagai bentuk arogansi partai<br />

ini, menuai kecaman. Terutama<br />

dari Dapil IV. Apalagi kader<br />

partai yang di-PAW itu merupakan<br />

tokoh dan juga ulama. Tentu,<br />

banyak pengikutnya di daerah<br />

tersebut. Makanya, hal tersebut<br />

dianggap sebagai suatu penghinaan.<br />

Seperti diungkapkan Yusnaidi.<br />

Mantan Panglima Sagoe Tgk.<br />

Chik Muda Wilayah Batee Iliek<br />

menilai, sikap pimpinan PA sewenang-wenang.<br />

Menurut Mirik,<br />

biasa Yusnaidi disapa, para<br />

petinggi PA sekarang seperti kacang<br />

lupa kulit. Lihat saja, kata<br />

dia, satu persatu orang-orang<br />

yang berjasa di tubuh PA, mereka<br />

singkirkan. Dia juga mengaku<br />

tidak habis pikir dengan sikap petinggi<br />

PA saat ini. “Kalau begini<br />

caranya, tidak hanya kader partai<br />

yang kecewa. Tapi, seluruh<br />

masyarakat <strong>Aceh</strong> juga akan<br />

kecewa dan bisa dipastikan pelan-pelan,<br />

pasti akan meninggalkan<br />

PA. PA hanya akan tinggal<br />

nama,” kata Mirik dengan nada<br />

suara bergetar menahan geram.<br />

Hal senada juga dilontarkan A.<br />

Rizal (35), salah seorang mantan<br />

TNA di Wilayah Batee Iliek. A.<br />

Rizal mengaku kecewa dengan<br />

cara PA mem- PAW-kan kadernya.<br />

Kata A. Rizal, dirinya sangat<br />

kesal dan kecewa dengan sikap<br />

arogansi yang ditunjukkan petinggi<br />

PA. Sebab, Muhammad Wali<br />

Alkhlalidi dan Yahya Abdullah dan<br />

dua rekan mereka yang lain, sangat<br />

berjasa dalam perjuangan.<br />

“Mereka telah melalui masamasa<br />

sulit dan selalu menjadi penasehat<br />

kami di Komite Peralihan<br />

<strong>Aceh</strong> (KPA). Mereka yang di-<br />

PAW itu juga merupakan orangorang<br />

yang membidani lahirnya<br />

PA,” ungkap A. Rizal dengan<br />

mimik wajah serius.<br />

Tgk. Zulkifli, salah seorang<br />

ulama muda di Kabupaten Bireuen<br />

yang dimintai pendapatnya<br />

terkait dengan PAW tersebut, juga<br />

mengecamnya. Seharusnya, kata<br />

dia, sebelum diambil keputusan,<br />

para petinggi PA harus bermusyawarah<br />

terlebih dahulu. Terutama<br />

dengan para kader di daerah.<br />

Tujuannya, untuk menjelaskan<br />

alasan PAW terhadap mereka.<br />

“Sehingga tidak menimbulkan<br />

keresahan dan penafsiran yang<br />

macam-macam di masyarakat.<br />

Apalagi ini menyangkut marwah<br />

para ulama,” ungkap Tgk. Zulkifli,<br />

seraya mewanti-wanti jika<br />

sikap petinggi PA bersikap seperti<br />

itu, tidak mustahil partai tersebut<br />

akan ditinggalkan masyarakat.<br />

Ungkapan kekecewaan yang<br />

sama, juga disuarakan Eddie<br />

Saifuddyn. Menurut mantan aktivis<br />

mahasiswa di Kabupaten<br />

Bireuen itu, pemecatan terhadap<br />

Waled Cs memang sudah ke-<br />

hendak Allah SWT. Sebab, kata<br />

dia, Allah masih sayang pada<br />

mereka. Makanya Allah tidak ingin<br />

marwah ulama tercoreng dengan<br />

kondisi PA seperti saat ini<br />

yang semakin tidak jelas dan banyak<br />

dipenuhi petualang politik<br />

yang hanya mencari keuntungan<br />

dari PA. “Ini yang sangat kita sayangkan,”<br />

sesal Eddie.<br />

Lantas apa sikap PA terkait<br />

berbagai kecaman yang kadung<br />

berkembang di masyarakat tersebut?<br />

Melalui rilisnya pekan lalu,<br />

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah<br />

(DPW) Partai <strong>Aceh</strong> Kabupaten<br />

Bireuen, Tgk. Darwis Jeunieb<br />

menjelaskan. Pemberhentian beberapa<br />

anggota dewan dari unsur<br />

PA, karena menyangkut AD/<br />

ART kepartaian. Tanpa menjelaskan<br />

lebih lanjut alasan pemberhentian<br />

itu.<br />

Kemudian Tgk Darwis menambahkan.<br />

“Mungkin ini menyangkut<br />

dengan citra pribadi yang<br />

bersangkutan. Ini perlu dipahami<br />

supaya tidak terbawa-bawa kepada<br />

citra partai. Seakan-akan<br />

dengan apa yang selama ini terjadi<br />

Partai <strong>Aceh</strong> akan hilang atau<br />

tidak jalan, itu tidak benar!” tegas<br />

Tgk. Darwis.<br />

Menurut Tgk. Darwis, Partai<br />

<strong>Aceh</strong> itu milik rakyat, apa yang<br />

terjadi adalah kehendak rakyat,<br />

tentunya tidak ada kepentingan<br />

segelintir orang. Menurutnya,<br />

kalau anggota dewan mengawasi<br />

pemerintah, sudah tentu rakyat<br />

mengawasi kinerja anggota dewan,<br />

untuk itu jangan ada yang sal-<br />

■ FOTO-FOTO MODUS ACEH/Dok<br />

ing menyalahkan antara anggota<br />

dan petinggi partai.<br />

Tgk Darwis menekankan, PA<br />

itu milik masyarakat <strong>Aceh</strong>. Bukan<br />

milik mantan anggota dewan<br />

yang diberhentikan atau mantan<br />

kombatan GAM yang keluar dari<br />

Partai <strong>Aceh</strong>. “Tentunya, tidak<br />

dengan serta merta harus meninggalkan<br />

tanggung jawab sebagai<br />

pelaku dalam melahirkan MoU.<br />

Perlu dipahami bahwa Partai<br />

<strong>Aceh</strong> itu lahir sebagai salah satu<br />

poin dari MoU dan banyak hal<br />

yang perlu diimplementasikan<br />

dalam kehidupan bernegara<br />

khususnya di <strong>Aceh</strong>,” kata Tgk<br />

Darwis.<br />

Dia juga mewanti-wanti, pemberhentian<br />

beberapa anggota<br />

DPRA, jangan sampai menjadi<br />

polemik yang berlebihan. Terutama<br />

terkait dengan pemberhentian<br />

beberapa anggota DPRA sebagaimana<br />

dimuat di media. “Jangan<br />

sampai menjadi polemik.<br />

Sebab, kata dia, banyak hal lain<br />

yang perlu dipikirkan untuk kedamaian<br />

dan kesejahteraan<br />

masyarakat <strong>Aceh</strong>”.<br />

Petinggi Partai <strong>Aceh</strong> sebenarnya<br />

sah-sah saja mengeluarkan<br />

pernyataan tersebut dengan<br />

tujuan agar tidak menimbulkan<br />

polemik. Tapi, ibarat bola salju.<br />

PAW demi PAW yang terjadi, justru<br />

tanpa pernah disertai penjelasan.<br />

Makanya, beberapa pihak<br />

berpendapat, pemecatan itu kini<br />

menjadi bola liar yang setiap saat<br />

bisa saja masuk ke gawang sendiri.***

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!