12.04.2013 Views

PENINGKATAN MUTU IKAN HIAS UPSIDE-DOWN CATFISH ...

PENINGKATAN MUTU IKAN HIAS UPSIDE-DOWN CATFISH ...

PENINGKATAN MUTU IKAN HIAS UPSIDE-DOWN CATFISH ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

..<br />

LAPORAN AKHIR<br />

<strong>PENINGKATAN</strong> <strong>MUTU</strong> <strong>IKAN</strong> <strong>HIAS</strong> <strong>UPSIDE</strong>-<strong>DOWN</strong> <strong>CATFISH</strong><br />

(Synodontis nigriventris) MELALUI REKAYASA GENETIKA<br />

DAN PENGELOLAAN LlNGKUNGAN UNTUK MENDUKUNG<br />

POPULASI<br />

PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN<br />

Fokus bidang prioritas : KETAHANAN PANGAN<br />

Kode Produk Target: 1.01<br />

Kode Kegiatan : 1.01.09<br />

Peneliti Utama : Eni Kusrini, M.Si.<br />

BALAI RISET BUDIDAYA <strong>IKAN</strong> <strong>HIAS</strong><br />

JL. Perikanan 13, Pancoran Mas Depok, Jawa Barat 16436<br />

021 7520482


Judul Penelitian<br />

Fokus Bidang Prioritas<br />

Kode Produk Target<br />

Kode Kegiatan<br />

Lokasi Penelitian<br />

Penelitian Tahun Ke<br />

Keterangan Lembaga Pelaksana/Pe.rigelola Penelitian<br />

A. Lembaga Pelaksana Penelitian<br />

Nama · Koordinator/Peneliti Utama Eni Kusrini , M.Si.<br />

Nama Lembaga/lnstitusi Balai Riset Budidaya Ikan Hias<br />

Unit Organisasi Pusat Riset Perikanan Budidaya<br />

Badan Riset Kelautan dan Perikanan<br />

Oepartemen Kelautan dan Perikanan .<br />

Alamat JI. Perikanan No.13 Pancoran Mas Oepok<br />

16436<br />

Telepon/HP/Faksimilile-mail 021-7520482 I 021-7520482<br />

B. Lembaga lain yang terlibat (dapat lebih dari satu)<br />

I Nama Pimpinan<br />

Nama Lembaga<br />

Alamat<br />

I Telepon/HP/faksimili/e-mail<br />

Kepala<br />

Lembaga Iinstansi,<br />

NIP.<br />

•<br />

Lembar Pengesahan<br />

Peningkatan mutu ikan hias upside-down catfish (Synodontis<br />

nigriventris) melalui rekayasa genetika dan pengelolaan lingkungan<br />

untuk mendukung populasi<br />

1. Ketahanan pangan "<br />

2. Sumber energi baru dan terbarukan<br />

3. Teknologi dan manajemen transportasi<br />

4. Teknologi informasi dan komunikasi<br />

5. Teknologi pertahanan dan keamanan<br />

6. Teknologi kesehatan dan obat<br />

1.01<br />

1.01 .09<br />

Balai Riset Budidaya Ikan Hias<br />

satu<br />

-<br />

-<br />

-<br />

-<br />

Setuju diusulkan:<br />

-<br />

Koordinatori .<br />

Peneliti Utama,<br />

Eni Kusrini , M.Si .<br />

NIP. 197009132000032002


•<br />

Synodontis nigriventris, sehingga dapat dilakukan untuk ikan-ikan hias yang lain guna<br />

meningkatkan kualitas khususnya warna dan bentuk. Larva yang dihasilkan dari pembuahan<br />

sperma yang telah diperlakukan elektroporasi diinkubasi dan yang menetas rata-rata<br />

perulangan rata-rata 75% . Larva tersebut dipelihara dalam akuarium dan setelah beberapa hari<br />

larva dipelihara di akuarium dengan sistem resirkulasi dan diberi pakan artemia dan moina<br />

beku. Hasil pemeliharaan benih menggunakan sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda<br />

menunjukkan bahwa kepadatan benih 4 ekor/L pada pemeliharaan sistem resirkulasi<br />

memberikan pertumbuhan terbaik dengan pertambahan panjang 1.24 cm/ekor, bobot 0,24<br />

g/ekor dan sintasan sebesar 82,5% .<br />

iii


..<br />

PRAKATA<br />

Penelitian tentang peningkatan mutu ikan hias upside-down catfish (Synodontis<br />

nigriventris) melalui rekayasa genetika dan pengelolaan lingkungan untuk mendukung produksi<br />

yang didanai dari Kementrian Riset dan Teknologi merupakan salah satu judul kegiatan<br />

program insentif untuk peningkatan kemampuan peneliti dan perekayasa yang dikerjakan oleh<br />

Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Pada saat ini penelitian ini masih berlangsung dilaksanakan,<br />

pemeliharaan benih hasil transfer GFP dengan sistem resirkulasi.<br />

Hasil penelitian yang dapat dilaporkan adalah telah dilakukan pemijahan induk-induk<br />

secara buatan dan telah dilakukan elektroporasi sperma sinodontis dengan GFP, pemeliharaan<br />

larVa sampai benih, dan telah dilakukan pengecekan DNA secara acak dengan metode peR.<br />

Lokasi penelitian dilakukan di hatchery BRBIH Depok dan Laboratorium Genetika dan<br />

Reproduksi BOP, IPB.<br />

Hasil penelitian yang didapatkan ini diharapkan. dapat digunakan sebagai bahan acuan<br />

terhadap penelitian peningkatan kualitas ikan hias lainnya denganmetode transgenik.·<br />

Penanggung Jawab,<br />

Eni Kusrini<br />

iv


DAFTAR TABEL<br />

Tabel 1. Metode analisis sampel dan parameter yang diamati .. ... ..... ... ..... ..... 12<br />

Tabel2 Kriteria motilitas sperma . ............. . ... ....................................................... 16<br />

Tabel3. Hasil pengukuran rata-rata kisaran nilai kualitas air selama percobaan 19<br />

vi


Filter yang digunakan dalam system resirkulasi berperan sebagai media untuk<br />

menyerap bahan pence mar berupa sisa metabolisme dan pakan yang di perQaiki secara<br />

fisika, biologi dan kimia. System resirkulasi menggunakan filter dengan bahan yang dapat<br />

berfungsi secara biologi dan kimia, bahan yang biasa digunakan seperti : batu karang,<br />

bioball, batu-batuan, zeolit, kulit kerang dan lain-lain.<br />

3


BIOLOGI <strong>UPSIDE</strong>-<strong>DOWN</strong> <strong>CATFISH</strong><br />

•<br />

BAB II<br />

TINJAUAN PUST AKA<br />

Ikan upside-down catfish (Synodontis nigriventris) berasal dari negara Congo, Afrika.<br />

Ikan ini termasuk ikan hias yang unik, karena senang berenang terbalik dengan perut di<br />

atas. Kelompok Synodontis memiliki cirri-ciri berkumis dan mempunyai patil tetapi tidak<br />

beracun. Warna dasar tubuh mulai dari coklat tua sampai coklat muda, dan seluruh tubuh<br />

terdapat bercak-bercak atau totol-totol berwarna hitam tersebar secara acak. Pada bagian<br />

perut berwarna lebih gelap dibandingkan daerah punggung. Hal terse but dapat berfungsi<br />

untuk mengelabui mangsa (Ponggo, 2002).<br />

Pada umumnya ikan Synodontis jantan lebih langsing, sedang ikan betina lebih<br />

montok. Ukuran ikan dewasa antara 7-10 cm (http://www.scotcat.com). Ciri-ciri lainnya<br />

secara morfologi adalah memilikitiga pasang sungut yang terdiri atas dua pasang sungut<br />

bercabang dari duri keras di depan sirip dada dan sebuah di sirip punggung(Ponggo, 2002).<br />

Morfologi Synodontis secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 1.<br />

Gambar 1. Morfologi ikan upside-down catfish (Synodontis nigriventris)<br />

Ikan upside-down catfish (Synodontis nigriventris) termasuk Famili Mochocidae<br />

merupakan kelompok catfish, dan menurut berbagai sumber didapatkan klasifikasi ikan<br />

tersebut sebagai berikut:<br />

Kingdom : Animalia<br />

Filum : Cordata<br />

Kelas : Pisces<br />

Ordo<br />

.'<br />

: Siluriformis<br />

)::amili : Mochocidae<br />

Genus : Synodontis<br />

3pesies : Synodontis nigriventris<br />

4


..<br />

membuka dan memungkinkan material genetik yang ada di solution untuk masuk ke sel<br />

telur. Keberhasilan teknik elektroporasi ditentukan oleh voltase listrik, jumlah i


..<br />

perlakuan (filter) yang digunakan (Suresh dan Lin , 1992; Tanjung, 1994; Sunarma., 1997).<br />

Pemakaian bahan filter yang tepat akan menentukan keberhasilan pemeliharaa!1 ikan pad a<br />

sistern resirkulasi karena akan menentukan pertumbuhan bakteri non-pathogen pada bahan<br />

tersebul.<br />

Menurut penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan Puslitbang<br />

Limnologi, LI PI, efektivitas filter biologi dalam sistem filter resirkulasi tergantung kepada<br />

jumlah populasi bakteri dan jamur, besar kecilnya bahan filter dan kedalaman filter. Apabila<br />

diperhatikan adanya kecenderungan saat jumlah bakteri naik, maka jumlah jamur menurun<br />

atau sebaliknya (Anonymous, 1992). Menurut Rheinheimer (1985), ukuran dan komposisi<br />

bakteri dan jamur di air sangat tergantung kepada konsentrasi dan senyawa organik, karena<br />

senyawa ini merupakan sumber pakan bagi mikroorganisme.<br />

Keiser dan Wheaton (1983) mengemukakan , bahwa media biofilter akan<br />

menyediakan permukaan tempat media tumbuh. Semakin besar populasi mikroorgarnsrne,<br />

maka proses nitrifikasi pun akan sernakin tinggi. Pad a sistem filter biologi, ukuran dan<br />

bentuk bahan yang digunakan sebagai bahanftlter sangat penting Butiran kecil memiliki<br />

daerah permukaan lebih besar untuk tempat menempelnya bakteri dan jamur dibanding<br />

butiran besar (Spotte, 1979), walaupun banyak ukuran butiran kecil baik digunakan sebagai<br />

bahan filter asalkan tidak menghambat sirkulasi air (Spotte, 1979).<br />

FILTER MEKANIK<br />

Filter mekanik bekerja secara fisika yaitu menyaring kotoran-kotoran atau partikel yang<br />

_berukuran lebih besar dari pori-pori media filter (Purwakusuma, 2003). Bahan yang biasa<br />

digunakan pada filter mekanik adalah spons, ijuk, serat kapas (dakron) (Satyani, 2001).<br />

FILTER BIOLOGI<br />

Filter b[ologi berfungsi untuk merombak senyawa nitrogenous yang bersifat racun<br />

(ammonia) menjadi senyawa tidak beracun (nitrat) dengan bantuan bakteri. Dua jenis<br />

bakteri yang berperan adalah Nitrosomonas dan Nitrobakter. Nitrosomonas mengoksidasi<br />

ammonia menjadi nitrit, kemudian nitrit dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobakter.<br />

Tempat tinggal bakteri adalah permukaan benda-benda keras. Makin banyak bakteri<br />

yang bersinggungan dengan air maka filter akan bekerja lebih maksimal karena air yang<br />

terproses akan lebih banyak. Media filter yang berpori- pori merupakan media yang baik<br />

; karena mempunyai permukaan yang luas untuk menampung lebih banyak bakteri. Selain<br />

tempat hidup, bakteri memerlukan pakan untuk kelangsungan hidupnya. Pakan bakteri<br />

berupa ammonia dan nitrit, ammonia dan nitrit merupakan hasil buangan yang beracun bagi<br />

ikan, sedangkan hasil buangan bakteri berupa nitrat yang tidak beracun. Untuk<br />

7


mengoksidasi pakannya, bakteri memerlukan suplai oksigen yang cukup. Ketergantungan<br />

bakteri akan tersedianya ammonia di perairan menyebabkan filter biologi baru dapat<br />

bekerja optimal setelah dua sampai enam minggu setelah sistem dijalankan.<br />

FILTER KIMIA<br />

Menurut Purwakusuma (2003), filter kimia adalah sebuah filter mekanik yang bekerja<br />

pad a skala molekuler, mampu menangkap bahan terlarut seperti gas dan bahan organik<br />

terlarut, media filtemya antara lain kulit kerang.<br />

8


3.1. TUJUAN<br />

..<br />

BAB III<br />

TUJUAN DAN MANFAAT<br />

Kegiatan peningkatan mutu ikan hias upside-down catfish (Synodontis nigriventris<br />

melalui rekayasa genetika dan pengelolaan lingkungan untuk mendukung produksi<br />

bertujuan:<br />

1 . . Mengetahui ekspresi gen warna (GFP) yang diinsersikan pada ikan hias upside-down<br />

catfish<br />

2. Mengetahui sintasan dan pertumbuhan ikan hias upside-down (Synodontis nigriventris)<br />

yang dipelihara dengan kepadatan berbeda dalam sistem resirkulasi<br />

3.2. MANFAAT<br />

Kegiatan peningkatan mutu ikan hias upside-down catfish (Synodontis nigriventris<br />

melalui . rekayasa genetika dan pengelolaan lingkungan untuk mendukung produksi<br />

diharapkandapat bermafaat bagi pembudi daya ikan hias , pengambil kebijakan, dan<br />

pengguna lainnya.<br />

9


•<br />

BAB IV<br />

METODOLOGI<br />

4.1. Peningkatan kualitas warna pada ikan hias upside-down catfish (Synodontis<br />

nigriventris) melalui penyisipan gen warna<br />

Penelitian dilakukan di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Oepok dan Laboratorium<br />

Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, IPB. Bahan-bahan yang digunakan dalam<br />

penelitian ini antara lain: ovaprim, larutan fisiologis, dan induk ikan hias sinodontis<br />

(Synodontis nigriventris) yang telah matang gonad dan siap memijah.<br />

Koleksi Gamet. Sperma dan telur didapatkan dari induk-induk ikan Sinodontis yang<br />

telah dipelihara selama 2 bulan untuk mematangkan gonadnya. Pemijahan ikan uji<br />

dilakukan dengan sistem buatan, induk betina dan induk jantan yang telah matang gonad<br />

disuntik dengan hormon ovaprim dosis 0,6 mLlkg untuk induk betina dan 0,2 mLlkg untuk<br />

induk jantan. Setelah 12 jam dari waktu penyuntikan, induk distriping untuk mendapatkan<br />

telur dan sperma dari induk jantan.<br />

Gambar 2 . Proses pemijahan buatan ikan Synodontis<br />

. Konstruk.si Plasmid. Promoter pKer-GFP yang digunakan dalam transformasi gen<br />

penelitian ini adalah dikontrol oleh promoter dari spesies ikan Japanese flounder (ikan<br />

sebelah) dan dikonstruksi oleh Yazawa et al.· (2006), diintroduksikan ke Indonesia pada<br />

tahun 2008 oleh Dr. Alimuddin. Peta plasmidpKer-GFP ditunjukkan pada Gambar 1 (kiri).<br />

pKer-GFP diperbanyak menggunakan bakteri Ecoli strain OH5a melalui transformasi dan<br />

isolasi plasmid sebelum digunakan untuk perlakuan . Gambar 1 (kanan) menunjukkan 4 klon<br />

bakteri yang mengandung plasmid pker-GFP.<br />

10


Deteksi GFP: Sam pel sperma sebelum dilakukan ekstraksi DNA, dicuci untuk<br />

membuang sisa plasmid pad a media elektroporasi dengan menambahkan larut.an fisiologis<br />

dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 1 menit. Supernatan yang terbentuk<br />

dibuang, pelet sperma diresuspensi dengan menggunakan 20 I-lL larutan fisiologis.<br />

Selanjutnya sam pel sperma terse but diekstrasi dengan extraction kit dan diinkubasi sampai<br />

mendapatkan DNA. DNA yang sudah didapatkan di PCR dengan menggunakan primer<br />

GFP-r : 5'- ACG MC TCC AGC AGG ACC AT - 3' dan GFP-f : 5' - GGT CGA GCT GGA<br />

CGG CGA CG - 3'. Program PCR untuk GFP yang digunakan adalah denaturasi awal 94°C<br />

selama 3 menit sebanyak 1 siklus sebagai tahap pertama. Tahap kedua sebanyak 35 siklus<br />

mulai dari proses denaturasi akhir 94°C selama 30 detik. Proses annealing (penempelan<br />

primer) pada suhu 62°C selama 30 detik. Proses ekstensi awal (elongasi) pada suhu 72°C<br />

selama 1 menit. Selanjutnya proses ekstensi akhir pada suhu 72°C selama 3 menit dan 4°C<br />

selama 59 detik. Hasil PCR dianalisis dengan elektroforesis untuk mengetahui pola pita<br />

tunggal.<br />

Efektivitas Tansfer GFP. Keberhasilan transfer gen GFP diidentifikasi pada benih<br />

ikan Synodontis nigriventris setelah berumur 3 bulan. Setelah ikan berukuran sekitar 3 em,<br />

sirip ekor dipotong dan dilakukan ektraksi DNA dan dengan teknik PCR untuk mengetahui<br />

individu ikan yang membawa gen GFP. Analisis data dilakukan seeara deskriptif. Ekspresi<br />

EGFP di gonad dilakukan dengan analisis RNA yang diambil dari jaringan sirip juga dengan<br />

teknik RT (ReserveTransformation)-PCR.<br />

4.1. Peningkatan sintasan dan pertumbuhan benih ikan hias upside-down catfish<br />

(Synodontis nigriventris) dengan menggunakan sistem resirkulasi dengan<br />

kepadatan benih berbeda<br />

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan, Balai Riset Budidaya Ikan<br />

Hias (BRBIH), Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang<br />

dilaksanakan di laboratorium. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak<br />

Lengkap (RAL) dengan lima taraf perlakuan, masing-masing diu lang sebanyak empat kali.<br />

Langkah awal untuk menjalankan sistem resirkulasi dengan melakukan pemberian pakan<br />

berupa pelet komersial sebanyak 200 g/filter, di masukan kedalam air resirkulasi kemudian<br />

didiamkan selama 7-10 hari. Sistem berjalan di tandai adanya perubahankualitas air berupa<br />

t fluktuasi kadar ammonia, nitrit dan nitrat dan adanya koloni bakteri. Satuan pereobaan yang<br />

dicobakan adalah A. 1 ekor/L, B. 2 ekor/L, C 3 ekor/L, D. 4 ekor/L dan E. 5 ekor/L.<br />

Selengkapnya sistem resirkulasi yang digunakan disajikan di Gambar 1.<br />

12


Analisis Data<br />

Data yang diperoleh berupa kualitas air dianalisis secara deskriptif dqlam bentuk<br />

gambar dan grafik. Untuk sintasan dan pertumbuhan dilakukan uji sidik ragam (ANOVA),<br />

apabila terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan dilkukan uji lanjut dengan uji LSD (uji<br />

t) menggunakan program SPSS versi 12.0.Pakan pertama adalah moina diberikan sampai<br />

ukuran 2 cm setelah itu diberi pakan cacing tubifek. Pakan tambahan berupa pakan buatan<br />

diberikan setelah ukuran lebih dari 2,0 cm sampai panen (5,0 cm) dengan pemberian secara<br />

ad libitum. Pengamatan akan dilakukan terhadap pertumbuhan ikan yaitu panjang standar<br />

dan bobot ikan setiap 15 hari dengan cara mengambil contoh sebanyak sekitar 5 % dari<br />

populasi. Sintasan diamati dengan menghitung ikan yang mati setiap kali bila ada. Kualitas<br />

air dimonitor terhadap parameter baku seminggu sekali . Analisa pakteri dilakukan untuk<br />

mengetahui peran filter dalam menjaga kualitas air agar tetap optimum selama<br />

pemeliharaan.<br />

15


•<br />

Keberhasilan pembuahan (fertilisasi) dapat didukung oleh kualitas spermatozoa<br />

yang baik, secara fisik maupun motilitasnya. Untuk mengetahui tingkat ferilisasj yang lebih<br />

tinggi, perlu dicari larutan fisiologis yang dapat menambah daya motilitas dan viabilitas<br />

spermatozoa. Menurut Rustidja (1985) penggunaan larutan fisiologis yang mengandung<br />

NaCI dan urea dapat mempertahankan daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit.<br />

Menurut Soehartojo (1995), di luar testis sel spermatozoa mampu memakai sumber<br />

energi dari luar untuk melanjutkan hidupnya. Bahan utama yang dipakai sebagai sumber<br />

energi dari luar adalah fruktosa yang akan diubah menjadi asam laktat dan energi dengan<br />

bantu an enzim fruktolisin. Pemberian larutan fruktosa sebagai pengencer untuk<br />

spermatozoa ikan dimaksudkan untuk memberikan energi dan nutrisi untuk spermatozoa<br />

ikan agar ' dengan energi yang berupa ATP terse but dapat meningkatkan atau<br />

memperpanjang waktu motilitas dan viabilitas spermatozoa.<br />

Kemampuan spermatozoa hidup secara normal setelah keluar dari testis hanya berkisar<br />

antara 1-2 menit. Menurut Suquest (1994)dalam Cossonet aI, (1999) bahwa di alam durasi<br />

motilitas terjadi dalam periode yang sangat pendek padaikan air tawar. Billard dalam<br />

Jamieson (1990) menyatakan bahwa motilitas spermatozoa ikan dibatasi pad a periode detik<br />

dan menit karena adanya osmotic injury.<br />

Sebagian sperma yang dihasilkan dari kejut listrik dianalis is untuk mengetahui<br />

inkorporasi plasmid pKer-GFP dalam sperma menggunakan metode PCR. Sebagian besar<br />

sperma ikan yang sudah dielektroporasi selanjutnya digunakan untuk membuahi telur. Hasil<br />

analisis PCR del1gan DNA dari spermajkan hasil elektroporasi ditunjukkan pad a Gambar 8.<br />

M 1 2 P N<br />

t Gambar 6. Hasil uji PCR DNA sperma ikan Synodontis nigriventris yang telah<br />

dielektroporasi<br />

Hasil penggabungan DNA gen warna (integrasi) pada spermatozoa dapat diketahui<br />

dengan dua cara yakni menggunakan mikroskop flourescent dan pemindaian DNA. Pada<br />

17


•<br />

5.2. Peningkatan sintasan dan pertumbuhan benih ikan hias upside-down catfish<br />

(Synodontis nigriventris) dengan menggunakan sistem resirkulasi dengan<br />

kepadatan benih berbeda<br />

Hasil yang diperoleh selama penelitian menggambarkan setiap satuan percobaan<br />

menunjukkan filter biologi bekerja dengan baik yang ditandai adanya fluktuasi ammonia,<br />

nitrit dan nitrat dan kerja bakteri, selengkapnya di sajikan di Tabel 3. Koloni bakteri yang<br />

bekerja di filter diharapkan merupakan bakteri non patogen, tersedianya bakteri posistif akan<br />

menghasilkan output berupa kualitas air yang optimal. Kelimpahan koloni bakteri selama<br />

penelitian di setiap filter menggambarkan kemampuan dan fungsi yang berbeda jika dilihat<br />

dari jumlah bakteri yang ada di dalamnya. Rata-rata tertinggi koloni bakteri yang diperoleh<br />

selama penelitian, dengan kepadatan 3 ekor/L dengan jumlah koloni (3.56±0.20)10 3 .<br />

Kinerja filter dapat diukur dengan melihat kosentrasi unsur N terutama amonia, nitrit<br />

dan nitrat, unsur ini merupakan salah satu parameter utama untuk menunjukkan kinerja dari<br />

bakteri Nitrifikasi. Adanya kosentrasi unsur N di dalam sUatu media air mengindikasikan<br />

bahwa di dalamnya terdapat bakteri nitrifikasi di dalamnya, sedangakan unsur lain seperti<br />

lemak dan kabohidrat akan dimanfaatkan oleh bakteri jenis lain seperti Pseudomonas yang<br />

akan mengoksidasi lemak menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan oleh mikroorganisme lain .<br />

Hasil pengamatan percobaan menunjukkan terjadi oksidasi bahan organik ditandai adanya<br />

fluktuasi ammonia, nitrit dan nitrat serta jumlah koloni bakteri yang terdapat di dalam filter,<br />

selengkapnya disajikan di Tabel 3 ..<br />

Tabel3. Hasil pengukuran rata-rata kisaran nilai kualitas air selama percobaan<br />

Parameter Perlakuan<br />

A B C D E<br />

Suhu(u C) 26-30 26-30 26-29 25-31 25-30<br />

pH 7.1-8.4 70-8.3 70-82 70-88 70-83<br />

DO(mg/l) 5.64-10.23 4.94-10.59 6.35-10.59 5.34-10.23 8.47-10.53<br />

BODs(mg/l) 226-3406 3.17-24.71 3.53-27.53 8.64-34.23 8.28-28.95<br />

Ammonia(mg/l).10':" 8.6-24.9 3.1-26.8 4.1-40.5 6.9-132.8 3.6-313<br />

Nitrit(mg/l).10·" 0.05-1.99 0.05-8.42 0.50-7.03 0.8-6.90 0.7-8.21<br />

Nitrat(mg/l) .10" 3.79-250.9 7.7-267 6.4-272.2 70-2535 2.32-257.3<br />

Alkalinitas 11 .80-55.31 11.80-46.28 11 .80-33.37 11 .80-33.18 11 .80-22.12<br />

Ket : A 1 ekor/liter, B. 2 ekor/liter, C. 3 ekor/liter, D. 4 ekor/liter dan E. 5 ekor/liter<br />

t Sistem resirkulasi menggunakan bahan filter menerapkan peran ganda antara<br />

proses kimia, fisika dan biologi. Masing-masing proses mempunyai fungsi dan kemampuan<br />

yang berbeda yang akan saling melengkapi sehingga sistem yang ada dapat berjalan lebih<br />

sempurna. Filter biologi mengandalkan kinerja bakteri dalam mendegradasi bahan organik<br />

19


•<br />

penyisihan ammonia antar perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata untuk perlakuan<br />

C dan B, dengan tingkat efisiensi penyisihan sebesar 95 .89% dan 92.03 % (Tabel 2).<br />

Menurut Narhidayat et. aI. , (2009), efektifitas penyisihan amonia menggunakan bahan zeolit<br />

dalam proses perbaikan kualitas air memberikan nilai sebesar 75 .01 %. Efisiensi nitrifikasi<br />

mempengaruhi metabolisme sel sehingga menurunkan kemampuan bakteri selama tumbuh<br />

dan berkembangbiak. Menurut Mc Carty dan Haug (1979), kemampuan oksidasi oleh bakteri<br />

dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : keberadaan senyawa beracun (bakterisida) air, suhu, pH ,<br />

oksigen terlarut, salinitas dan luas permukaan untuk menempel bakteri. Aktifitas bakteri<br />

nitrifikasi menurun dengan meningkat atau menurunnya salinitas dimana bakteri hidup.<br />

Oksidasi ammonia dan nitrit lebih efisien pada kond isi aerob (Kawai et al. dalam Spotte,<br />

1979). Bakteri nitrifikasi hidup pad a kisaran pH 6.5-8.5, hidup di habitat tanah , air tawar dan<br />

laut (Buchanan dan Gibbons, 1974 dalam Linda, 1995). Genus Nitrosomonas, dengan sel<br />

berbentuk batang lurus dengan membran peripheral, terdapat lamela berbentuk pita. Genus<br />

Nitrobacter sel berbentuk batang pendek, sering berbentuk baji dengan penutup polar dari<br />

Cytomembrane . Spotte (1979), menyatakan, bahwa proses nitrifikasi di air laut akan<br />

berhenti pada pH 5.5 dan terjadi oksidasi ammoniak dan nitrit dengan pH 7.1-7.8. Menurut<br />

Burford (2003) , konsumsi oksigen dibawah 20% mengindikasikan rendahnya proses<br />

nitrifikasi terhadap ammonia menjadi nitrit dan nitrat.<br />

Setelah filter yang digunakan dapat bekerj a dengan baik akan menghasilkan kualitas<br />

air yang optimal bagi ikan yang dipelihara. Baiknya kualitas air yang dihasilkan sebagai '<br />

salah satu input yang akan digunakan untukproses budidaya ·ikan. Kualitas air yang baik<br />

akan memberikan output terhadap ikan berupa pertumbuhan dan sintasan yang optimal.<br />

Panjang Mutlak<br />

Hasil pengamatan dan pengukuran pertumbuhan, sintasan (SR), menunjukkan filter<br />

memberikan pertumbuhan terbaik dengan rata-rata pertumbuhan panjang tertinggi D. 12.42<br />

mm/ekor, diikuti A. 12.28, E. 11 .60, B.10.45 mm/ekor dan C.6.87 mm/ekor, mm/ekor.<br />

Selengkapnya disajikan dalam Gambar 8.<br />

21


4.1. Kesimpulan<br />

BAB VI.<br />

•<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

1. Penyisipan GFP terhadap ikan hias Synodontis nigriventris berhasil dilakukan<br />

dengan metode elektroporasi<br />

2. Individu yang mebawa gen GFP berhasil diperoleh pada FO, berdasarkan hasil<br />

peR<br />

4.2. Saran<br />

3. Performa ikan yang disisipkan GFP belum terlihat secara morfologi pada benih<br />

ikan berumur 3 bulan , sehingga masih menunggu menjadi calon induk<br />

4. Kepadatan benih 4 ekor/L pada pemeliharaan sistem resirkulasi memberikan<br />

pertumbuhan terbaik dengan pertambahan panjang 1.24 cm/ekor, bobot 0,24<br />

g/ekor dan sintasan sebesar 82 ,5%.<br />

1. Penelitian mengenai transgenik ikan hias masih perlu dilakukan untuk perbaikan<br />

terhadap peningkatan kualitas melaui metode elektroporasi '<br />

2. Pada penelitian ini tid ak dikaji mengenai jenis bakteri filter, maka diperlukan<br />

pen elitian lanjutan mengenai lamanya jenis ba kteri yang terdapat di filter.<br />

25


DAFTAR PUSTAKA<br />

•<br />

Anonim. 2006. Synodontis nigriventris. http://www.scotcat.com/factsheets/s_nigriventris .htm.<br />

diakses 4 November 2009 pukul 23.00 WIB. 3pp.<br />

2007 . Upside-down Catfish Information.<br />

http://www.timtropicals.com/inventory/catfish/upside-downcatfishinfo.asp. diakses 4<br />

November 2009 pukul 23 .00 WIB.1 p.<br />

2007 . Upside-down Catfish (Synodontis nig riven tris).<br />

http://www.fishmongabay.com.lspecies/Synodontis_nigriventris .html. diakses 4<br />

November 2009 pukul 23.00 WIB. 3pp.<br />

Burford, M.A., Peter J. Tompson, R P. Mc. Intosh, R Bauman and D.C. Pearson. 2003.<br />

. Nutrient and Microbial Dynamics in High-Intensity, Zero-exchange Shrimp Ponds in<br />

Belize. Aquaculture 219 : 393-411 . .<br />

Effendie, M.1. 1979. Metode Biologi Perikanan. Cetakan I. Yayasan Dewi Sri, Bogor.<br />

Hickling, C. F. 1971 . Fish Culture. Faber and Faber London.<br />

Iriana, I., Kusdiarti, Djajasewaka, H., dan Zuhaynisah . 2008 Peningkatan keragaan benih<br />

Cherax albertisi dengan system resirkulasi:' Teknologi Perikanan Budidaya 2008.<br />

Pusat Riset Perikanan Budidaya, p: 221 -228.<br />

Keiser, G. E. and F. W . Wheaton. 1983. Nitrification Filter For Aquatic Culture System State<br />

of Art. J. World Maricul. Soc: 14:39-324.<br />

Linda. 1995. Kaj i-a n Kinerja Bakteri Terhadap Air Limbah Organik di Waduk Setiabud i.<br />

Jakarta. Tesis . Sekolah Pascasarjana, IPB.<br />

Lingga,P. dan H. Susanto. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.<br />

Me Carty, PL. and RT. Haug. 1971 . Nitogen Removal for Waste Wa ter by Biological<br />

. Nitification. The Society for Applied Bacterological Sympocium Series No.1 academic.<br />

Press, London.<br />

Meilizsa N ., A. Permana , R. Hirnawati dan Y. Moreau. Prosiding . Seminar Nasional VI. Hasil<br />

Penelitian Kelautan dan Perikanan. Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan . Fakultas<br />

Pertanian .· UGM . Jgjakarta .<br />

Muir, J. F. 1994: Water Reuse System in Aquaculture. Infofish International, 6:40-48<br />

Nurhidayat, K. Nirmala dan D. Djokosetyanto. 2009. Peran mikroba dalam memperbaiki<br />

kualitas air sistem resirkulasi aliran tertutup. Pro siding Seminar Kelautan .<br />

Universitas Hang Tuah. Surabaya<br />

Ponggo, A.D. 2002. Petunjuk Beberapa Jenis Ikan Akuarium Air Ta war. Taman Akuarium Air<br />

Tawar. Jakarta.<br />

Satyani, D.L. 2001 . Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya, Jakarta.<br />

Spotte, S. 1979. Fish and Invertebrate Culture. Water Management in Closed System. Sec<br />

edition . Jhon Willey an Sons, New York . 179 p.<br />

26


•<br />

Sumantadinata, K. 1981 . Pengembangbiakan Ikan-ikan Pemeliharaan di Indonesia. IPB.<br />

Steel, R. G. D. and Torrie, J. H. 1991 . Principles and Procedures of Statistics. A Biometrical<br />

approach. Seconded. Mc. Graw Hill International Book Company. Sydney.<br />

Sures, A. V. and C. K. Lin . 1992. Effect of Stocking Dencity on Water Quality and Production<br />

of Patin Tilapia in Recirculating System. Aquaculture Enggineering 11: 1-22.<br />

Tanjung, L. R. 1994. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kemampuan Inokulasi<br />

Bioesfer Sistem Aliran Tertutup. Limnostek Perairan Daerah Tropis Indonesia.<br />

Tiningrum, R. 2007. Teknik Pemeliharaan Larva Synodontis (Synoodontis eupterus) di<br />

Instalasi Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok. Laporan PKL, Fakultas<br />

Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP.<br />

Toma M. 2008. Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Alami Yang Berbeda Terhadap<br />

Pertumbuhan dan sintasan Larva Ikan Hias Upside-Down Catfish (Synodontis<br />

nigriventris). Skripsi. Tidak dipublikasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan<br />

Alam Universitas Negeri Jakarta. Jakarta<br />

27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!