29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

More documents

Recommendations

Info

udaya dan ketertiban umum yang ada dalam sebuah film dan/atau reklame film. 26.Bahwa dari pemeriksaan dan penelitian atas segi atau unsur-unsur keagamaan, ideologi dan politik, sosial budaya dan ketertiban umum, LSF akan menentukan bagian-bagian film dan reklame film yang perlu dipotong dan ditolak secara utuh. a. Film dan reklame film yang secara tematis ditolak secara utuh, adalah: 1. yang cerita dan penyajiannya menonjolkan suatu paham atau ideologi politik yang menjurus kepada adu domba yang diperkirakan dapat mengganggu stabilitas nasional; 2. yang cerita dan penyajiannya menonjolkan adegan-adegan seks lebih dari 50%; 3. yang cerita dan penyajiannya menonjolkan adegan-adegan kritik sosial yang mendiskredilkan sesuatu golongan atau pribadi lebih dari 50%; 4. yang cerita dan penyajiannya menonjolkan adegan-adegan kekerasan, kekejaman, dan kejahatan lebih dari 50%, sehingga mengesankan kebaikan dapat dikalahkan oleh kejahatan; atau 5. yang cerita dan penyajiannya menonjolkan adegan-adegan yang bersifat anti Tuhan dan mendiskreditkan salah satu agama yang diakui di Indonesia. b. Bagian-bagian yang perlu dipotong atau dihapus dalam suatu film dan reklame film dinilai dari segi Ideologi dan Politik adalah: 1. setiap adegan dan penggambaran yang merugikan upaya pemantapan dan pelestarian nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945; 2. setiap adegan dan penggambaran yang membenarkan ajaran komunisme, marxisme/leninisme, maoisme, kolonialisme, imperialisme dan fasisme; atau 3. setiap gambar atau lambang yang dapat memberikan asosiasi atas pemujaan kebenaran komunisme, marxisme, leninisme dan maoisme. 12 c. Bagian-bagian yang perlu dipotong atau dihapus dalam suatu film dan reklame film dinilai dari segi Sosial Budaya adalah:
1. adegan seorang pria atau wanita dalam keadaan atau mengesankan telanjang bulat, baik dilihat dari depan, samping, atau dari belakang; 2. close up alat vital, paha, buah dada, atau pantat, baik dengan penutup maupun tanpa penutup; 3. adegan ciuman yang merangsang, baik oleh pasangan yang berlainan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan dengan penuh birahi; 4. adegan, gerakan, atau suara persenggamaan, atau yang memberikan kesan persenggamaan, baik oleh manusia maupun oleh hewan, dalam sikap bagaimanapun, secara terang-terangan atau terselubung; 5. gerakan atau perbuatan onani, lesbian, homo atau oral sex; 6. adegan melahirkan, baik manusia maupun hewan, yang dapat menimbulkan birahi; 13 7. menampilkan alat-alat kontrasepsi yang tidak sesuai dengan fungsi yang seharusnya atau tidak pada tempatnya; atau 8. adegan-adegan yang dapat menimbulkan kesan tidak etis. d. Bagian-bagian yang perlu dipotong atau dihapus dalam suatu film dan reklame film dinilai dari segi Ketertiban Umum adalah: 1. pelaksanaan hukuman mati dengan cara apa pun yang digambarkan secara rinci, sehingga menimbulkan kesan penyiksaan di luar batas peri kemanusiaan; 2. penampilan tindakan kekerasan dan kekejaman dan/atau akibatnya, sehingga menimbulkan kesan sadisme; atau 3. penggambaran kebobrokan mengenai pribadi seseorang yang masih hidup atau yang sudah meninggal, sesuatu golongan dan/atau lingkungan di dalam masyarakat secara berlebih-lebihan. 27.Bahwa merujuk pada Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.31/UM.001/MKP/05 tentang Tata Kerja Lembaga Sensor Film dan Tata Laksana Penyensoran, maka penyensoran yang dilakukan oleh LSF melalui penelitian atas unsur ideologi dan politik, sosial budaya dan ketertiban umum, dilakukan atas setiap bagian-bagian dan/atau unsur- unsur dari sebuah film yakni mulai dari judul film, tema film, dialog film,
Page 1 and 2: PUTUSAN Nomor 29/PUU-V/2007 DEMI KE
Page 3 and 4: 2. Bahwa secara khusus para Pemohon
Page 5 and 6: II.1. Pasal 1 angka 4, Bab V, Pasal
Page 7 and 8: 8. Bahwa mengutip konsideran Menimb
Page 9 and 10: 16.Para Pemohon mendalilkan, sebaga
Page 11: dalam lingkungan perwakilan negara
Page 15 and 16: - Bahwa film dengan judul “The Ar
Page 17 and 18: - Bahwa atas film yang berjudul “
Page 19 and 20: - Bahwa Jakarta International Film
Page 21 and 22: erlangsung, salah satunya adalah me
Page 23 and 24: Yogyakarta dan sekitarnya, karena c
Page 25 and 26: standar norma dari masing-masing an
Page 27 and 28: 42.Bahwa para Pemohon menegaskan de
Page 29 and 30: mengakibatkan informasi tersebut te
Page 31 and 32: atau tidaknya sebuah film dipertunj
Page 33 and 34: 9. Bahwa tidak hanya itu, film meng
Page 35 and 36: dilakukan oleh LSF yang secara tekn
Page 37 and 38: [2.1.4] PETITUM Berdasarkan seluruh
Page 39 and 40: 2. Fotokopi laporan penghapusan rek
Page 41 and 42: dan pesan media populer. Dalam kons
Page 43 and 44: kemudian dengan pilihan rasional te
Page 45 and 46: - Bahwa rancangan undang-undang har
Page 47 and 48: - Bahwa Lembaga Sensor adalah sebua
Page 49 and 50: pelosok dunia melumpuhkan daya jang
Page 51 and 52: Ketentuan Pidana Dalam UU Nomor 8 T
Page 53 and 54: angsa akan hancur bila SENSOR dibub
Page 55 and 56: Sensor menempatkan bangsa Indonesia
Page 57 and 58: dari paradigma otoriter ke paradigm
Page 59 and 60: terjajah. Kedua mentaati Undang-Und
Page 61 and 62: Commission di Amerika Serikat dan I
Page 63 and 64:
demokrasi di dunia. Dengan cara mel
Page 65 and 66:
- Bahwa belum ada suatu penelitian
Page 67 and 68:
217/94. Dua peristiwa penyensoran d
Page 69 and 70:
mereka bayi. Anakpun harus diberika
Page 71 and 72:
Kuldesak telah dianggap sebagai awa
Page 73 and 74:
penyensoran poster dan poster kain
Page 75 and 76:
Ketelanjangan atau nudity, seks, ke
Page 77 and 78:
sementara ketentuan pengklasifikasi
Page 79 and 80:
yang sama lagi. - Bahwa dampak yang
Page 81 and 82:
karena LSF telah merampas fungsi ke
Page 83 and 84:
pengetahuan dan teknologi, seni dan
Page 85 and 86:
c. bahwa kerugian konstitusional Pe
Page 87 and 88:
Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya
Page 89 and 90:
g. Bahwa pada satu sisi Pasal 33 da
Page 91 and 92:
. Terhadap dalil yang dikemukakan o
Page 93 and 94:
pembuatan film tidak terlepas dari
Page 95 and 96:
2. Pembatas pelaksanaan hak dan keb
Page 97 and 98:
antara kerugian dan berlakunya unda
Page 99 and 100:
Pasal 33, Pasal 34, Pasal 40, dan P
Page 101 and 102:
Bahwa kebudayaan nasional yang berl
Page 103 and 104:
erat, apabila setiap orang yang den
Page 105 and 106:
dapat dipastikan akan terjadi, dan
Page 107 and 108:
Berdasarkan hal tersebut, Pemerinta
Page 109 and 110:
a. barang siapa dengan sengaja meng
Page 111 and 112:
Sehubungan dengan anggapan para Pem
Page 113 and 114:
dan Pasal 28F UUD 1945, dan tidak m
Page 115 and 116:
erkaitan dengan tugas, fungsi dan w
Page 117 and 118:
Rembug), Prof. Dr. Huzaimah Yanggo
Page 119 and 120:
atasan yang ditentukan oleh hukum d
Page 121 and 122:
Penyiaran menjadi lebih lengkap den
Page 123 and 124:
- Bahwa Pasal 28F memungkinkan bagi
Page 125 and 126:
demokratisasi, HAM, dan supremasi h
Page 127 and 128:
dapat dibatasi asal dengan undang-u
Page 129 and 130:
nilai budaya bangsa Indonesia yang
Page 131 and 132:
kedamaian lahir dan batin dan diri
Page 133 and 134:
133 menunjukkan keharamannya. Juga
Page 135 and 136:
pelestarian nilai-nilai Pancasila d
Page 137 and 138:
tidak mau menayangkan atau memotong
Page 139 and 140:
dan/atau ditayangkan kepada umum, b
Page 141 and 142:
peraturan hukum, dan (4) dipahami d
Page 143 and 144:
Indonesia, maka pemahaman dan pemak
Page 145 and 146:
ertentangan dengan Konstitusi baru
Page 147 and 148:
melawan hukum di bidang hukum admin
Page 149 and 150:
a. Belum memiliki standar profesi d
Page 151 and 152:
7. Sensor Film dan Lembaga Sensor F
Page 153 and 154:
g. menetapkan penggolongan usia pen
Page 155 and 156:
c. yang dapat mengarahkan simpati p
Page 157 and 158:
a. adegan seorang pria atau wanita
Page 159 and 160:
3. Melanggar hukum pidana umum (KUH
Page 161 and 162:
Jelas kiranya bahwa sensor film dip
Page 163 and 164:
peraturan perlaksanaan dari sensor
Page 165 and 166:
menjamin pengakuan serta penghormat
Page 167 and 168:
menghargai kemanusiaan laki-laki da
Page 169 and 170:
. Undang-undang perfilman dalam kon
Page 171 and 172:
171 karena akan membuka luka lama,
Page 173 and 174:
film dan reklame film untuk menentu
Page 175 and 176:
- Bahwa apabila LSF tidak melakukan
Page 177 and 178:
Keterangan Pihak Terkait Tidak Lang
Page 179 and 180:
semata-mata untuk menjamin pengakua
Page 181 and 182:
industri film atau hanya sekedar in
Page 183 and 184:
menempatkan film sebagai bagian dar
Page 185 and 186:
- Bahwa Dewan Kesenian Jakarta berk
Page 187 and 188:
- Bahwa nasib bangsa mungkin tidak
Page 189 and 190:
dilihat dari kacamata undang-undang
Page 191 and 192:
[3.5] Menimbang bahwa dengan demiki
Page 193 and 194:
[3.12] Menimbang bahwa karena Mahka
Page 195 and 196:
[3.14.1] Ahli dari Pemohon, Seno Gu
Page 197 and 198:
governance, sehingga mampu membangu
Page 199 and 200:
199 adanya riset yang memadai, dan
Page 201 and 202:
• Menurut ahli, UU Perfilman suda
Page 203 and 204:
pemerintah, karena pemerintah dipos
Page 205 and 206:
• Bahwa sebagai orang tua saksi m
Page 207 and 208:
meragukan integritas pribadi orang
Page 209 and 210:
dari beragam profesi yang mencermin
Page 211 and 212:
• Menurut Pemerintah, penyensoran
Page 213 and 214:
dipertahankan, karena kalau dibiark
Page 215 and 216:
ahwa ada enam ciri yang dibawa oleh
Page 217 and 218:
ditiadakan, maka dikhawatirkan akan
Page 219 and 220:
masing-masing insan film sudah memi
Page 221 and 222:
permohonan yang diajukan, pada inti
Page 223 and 224:
Sedangkan dalam UUD 1945, pembatasa
Page 225 and 226:
2) Sistem libertarian, yaitu paham
Page 227 and 228:
pengendalian oleh negara atas semua
Page 229 and 230:
• Atas dasar itu tindakan prevent
Page 231 and 232:
dalamnya, tetap dapat dipertahankan
Page 233 and 234:
Setiap orang berhak untuk berkomuni
Page 235 and 236:
- Pasal 40 UU Perfilman, berbunyi:
Page 237 and 238:
Dalam pada itu, sudah saatnya diben
show all

29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?