04.05.2013 Views

29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Secara demikian pula berdasarkan uraian dalil di atas, maka ketentuan<br />

tentang kewajiban penyensoran juga telah menghambat dan merintangi<br />

para Pemohon untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang secara<br />

demikian pula melanggar hak konstitusional para Pemohon berdasarkan<br />

ketentuan Pasal 28C ayat (1) UUD 1945.<br />

13.Bahwa terkait dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, para<br />

Pemohon mendalilkan bahwa seiring dengan berkembangnya ilmu<br />

pengetahuan dan teknologi proses pembuatan film juga berkembang. Film<br />

yang kini dikenal tidak hanya dalam format seluloid, tapi juga kepingan CD<br />

bahkan hingga format digital dengan pemancarluasan melalui satelit.<br />

14.Bahwa terkait dengan penggunaan teknologi dalam proses pembuatan<br />

film juga dinyatakan dalam Pasal 1 angka 1 UU Perfilman yang<br />

mendefinisikan film sebagai karya seni dan budaya yang merupakan<br />

media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas<br />

sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan<br />

video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala<br />

bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik atau<br />

proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan<br />

dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik<br />

dan/atau lainnya.<br />

34<br />

15.Bahwa kewajiban terhadap film dan reklame film sebagaimana tersebut<br />

dalam Pasal 1 angka 4 Bab V, Pasal 33 dan Pasal 34 UU Perfilman<br />

sangat tidak mendukung para Pemohon melakukan pembuat film dengan<br />

menggunakan teknologi dengan menggunakan digital dan/atau satelit.<br />

Teknologi satelit memungkinkan film langsung dipancarkan ke pemirsa<br />

tanpa melalui sensor terlebih dahulu. Tentu hal ini sangat bertolak<br />

belakang dengan kewajiban sensor film yang mengharuskan dan<br />

mewajibkan film disensor sebelum ditayangkan kepada penonton. Jika<br />

demikian, maka para Pemohon akan selalu melakukan pelanggaran atas<br />

UU Perfilman terutama ketentuan tentang sensor padahal keadaan<br />

tersebut disebabkan karena kemajuan teknologi yang berada di luar<br />

kendali dan kemampuan para Pemohon.<br />

16.Bahwa sebagaimana telah diuraikan sebelumnya pula oleh para Pemohon<br />

pada dalilnya di bagian II.1, pedoman dan tata cara penyensoran yang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!