04.05.2013 Views

29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

29/PUU-V/2007 - Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tidak hanya mengatur media komunikasi massa cetak, tapi juga media<br />

komunikasi massa film.<br />

Definisi Film Menurut UU Nomor<br />

8/1992:<br />

“ . . . media komunikasi massa<br />

pandang-dengar . . . dengan atau<br />

tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan<br />

dan/atau ditayangkan dengan sistem<br />

proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau<br />

lainnya ” (Pasal 1 ayat 1).<br />

Definisi Pers Menurut UU Nomor<br />

40/1999:<br />

“ . . . lembaga sosial dan wahana<br />

komunikasi massa . . . dalam<br />

bentuk tulisan, suara, gambar,<br />

suara dan gambar . . . maupun<br />

dalam bentuk lainnya dengan<br />

menggunakan media cetak, media<br />

elektronik, dan segala jenis saluran<br />

yang tersedia.” (Pasal 1 ayat 1)<br />

- Perbedaan antara rumusan fungsi sensor dalam UU Perfilman dan<br />

rumusan fungsinya dalam UU Pers amat menyolok. UU Perfilman yang<br />

terbit pada masa rezim militer merumuskan kegiatan sensor sebagai<br />

aktivitas biasa yang lazim dan sah-sah saja. Kata-kata yang digunakan<br />

menggambarkan suatu proses dan urutan perbuatan, yaitu penelitian,<br />

penilaian, menentukan, dan meniadakan. Dilain pihak, UU Pers yang<br />

dibuat dalam masa reformasi merumuskan kegiatan sensor dengan nada<br />

mengecam sebagaimana terkesan dari kata-kata yang digunakan seperti<br />

penghapusan secara paksa dan peringatan yang bersifat mengancam.<br />

Dalam menentukan apakah eksistensi SENSOR perlu dipertahankan atau<br />

dihapus dalam suatu sistem yang demokratis, undang-undang yang mana<br />

hendaknya dijadikan pedoman?<br />

Kegiatan Sensor Dalam UU Nomor<br />

8/1992 Tentang Perfilman:<br />

“ . . . penelitian dan penilaian terhadap<br />

film dan reklame film untuk<br />

menentukan dapat atau tidaknya<br />

sebuah film dipertunjukkan dan/atau<br />

ditayangkan kepada umum, baik secara<br />

utuh maupun setelah peniadaan<br />

bagian gambar atau suara tertentu.”<br />

(Pasal 1 ayat 4)<br />

Kegiatan Sensor Dalam UU Nomor<br />

40/1999 Tentang Pers:<br />

“Penyensoran adalah penghapusan<br />

secara paksa sebagian atau seluruh<br />

materi informasi yang akan diterbitkan<br />

atau disiarkan, atau tindakan teguran<br />

atau peringatan yang bersifat<br />

mengancam dari pihak manapun,<br />

dan/atau kewajiban melapor, serta<br />

memperoleh izin dari pihak berwajib,<br />

dalam pelaksanaan kegiatan<br />

jurnalistik.” (Pasal 1 ayat 8)<br />

Yang lebih merisaukan lagi adalah perbedaan prinsipil yang terdapat dalam<br />

ketentuan-ketentuan pidana pada UU Perfilman dan UU Pers:<br />

50

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!