Download File - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH 2007 - 2010 

GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT of ACEH 2007 - 2010 

ISBN : 979.466.989.X 

Nomor Publikasi / Publication Number : 11000.1108 

Nomor Katalog BPS / BPS Catalog : 9302008.11 

Ukuran Buku / Book Size : 21 x 29,7 cm 

Jumlah Halaman / Total Page : xii + 92 halaman / pages 

Naskah / Manuscript : 

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik 

Division of Regional Account and Statistical Analysis 

Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor 

Section of Cross-Sector Statistical Analysis 

Gambar Kulit / Cover Design : 

Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor 

Section of Cross-Sector Statistical Analysis 

Diterbitkan bersama oleh / Joint Published by : 

Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh / 

BPS-Statistics of Aceh Province and Regional Development Planning Board of Aceh 

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya / 

May be cited with reference to the source

KATA PENGANTAR 

Preface 

Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Aceh tahun 2007-2010 ini 

merupakan lanjutan dari publikasi sejenis tahun-tahun sebelumnya. Publikasi ini menyajikan tinjauan 

perkembangan perekonomian Aceh menurut lapangan usaha secara deskriptif dengan visualisasi 

grafik dan tabel pada tahun 2007-2010. 

Publikasi ini memuat angka-angka pendapatan regional secara rinci pada periode yang sama 

baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 2000 pada bagian lampiran. 

Dikarenakan data belum tersedia secara lengkap, beberapa data tahun 2010 masih bersifat 

sementara sebagai hasil dari estimasi. Data tersebut akan disempurnakan pada publikasi tahun 

berikutnya. Untuk memudahkan penggunaan publikasi ini, disajikan juga lampiran berisi konsep, 

definisi, serta metodologi penghitungan PDRB menurut lapangan usaha dan kegunaan masing- 

masing indikator. 

Publikasi ini merupakan hasil kerjasama BPS Provinsi Aceh dengan Bappeda Aceh. Untuk itu, 

kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses 

pengumpulan dan analisis data serta bantuan lainnya sehingga publikasi ini dapat terwujud. 

Terakhir, segala kritik dan saran dari pengguna data sangat diharapkan demi 

penyempurnaan publikasi ini pada periode mendatang. Semoga publikasi ini bermanfaat. 

Banda Aceh, Mei 2011 

Kepala BPS Provinsi Aceh 

Syech Suhaimi, SE, M.Si 

Gross Regional Domestic Product of Aceh 2007-2010 iii

Kata Pengantar 

PREFACE 

The publication of Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Aceh Province 2007 – 2010 is 

a sequential issue from the previous publications. This publication presents an overview of economic 

developments in Aceh by sectoral with descriptive visualization of graphs and tables in 2007-2010. 

In the appendix, this publication contains figures either regional income for the same periods, 

based on current prices and the 2000 constant prices. Due to the complete data not 

yet available, some data for 2010 still tentative as a resultof the estimation. The data will be added on 

the publication next year. To accomplish the review, this publication also presents appendices that 

contain the concept, definition, and methodology of calculating GDP by sector and usefulness of 

each indicator. 

This publication is the result of cooperation between BPS-Statistics of Aceh Province and 

Bappeda of Aceh. Thus, we thank all those who have helped in the process of data collection and 

analysis and other assistance so that this publication can be finished. 

Finally, any criticisms and suggestions for the future improvement are welcome. Wishing this 

publication will be useful. 

Banda Aceh, May 2011 

Head of BPS-Statistics of Aceh Province 

Syech Suhaimi, SE, M.Si 

iv Produk Domestik Regional Bruto Aceh 2007-2010

SAMBUTAN 

Foreword 

Saat ini, ketersediaan data statistik dirasakan semakin perlu dalam perencanaan 

pembangunan baik di pusat maupun di daerah. Perencanaan dengan berdasarkan data statistik 

yang akurat akan sangat menentukan keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan. Apalagi 

bagi Pemerintah Aceh yang sedang memasuki babak baru dalam pembangunan daerahnya. 

Karena itu, kami menyambut baik kerjasama antara Bappeda Aceh dan BPS Aceh dalam 

menerbitkan publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Aceh 2007-2010 ini. 

Publikasi ini sangat berguna bagi Pemerintah Aceh dan pelaku pembangunan di Aceh lainnya 

untuk melihat perekonomian dalam konteks regional secara makro di Aceh. 

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih atas keberhasilan kerjasama 

dengan BPS Provinsi Aceh sehingga buku ini dapat diterbitkan. Semoga publikasi ini dapat 

bermanfaat bagi perencanaan pembangunan dan juga pengguna data statistik. 

Banda Aceh, Mei 2011 

Kepala Bappeda Aceh 

Ir. Iskandar, M.Sc 

Gross Regional Domestic Product of Aceh 2007-2010 v

Sambutan 

FOREWORD 

Currently, the availability of statistics data felt more necessary in development planning 

both at the central and regional levels. Development planning based on accurate statistics data 

will determine the success of development undertaken. Especially, for the Aceh Local 

Government that are entering a new phase in its development. 

Therefore, we support the cooperation between Bappeda of Aceh and BPS-Statistics of 

Aceh in publishing Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Aceh Province in 2007-2010. 

This publication is very useful for the Aceh Local Government and other development actors in 

Aceh to figure out the economy at the macro level by the regional context in Aceh. 

On this occasion, we thank you for the successful cooperation with BPS- Statistics Aceh 

Province so that this book can be published. Hopefully, this publication would give benefit to 

development planning and also statistics data user. 

Banda Aceh, May 2011 

Head of Bappeda of Aceh 

Ir. Iskandar, M.Sc 

vi Produk Domestik Regional Bruto Aceh 2007-2010

DAFTAR ISI / CONTENTS 

Halaman / Page 

Kata Pengantar / Preface iii-iv 

Kata Sambutan / Foreword v-vi 

Daftar Isi / Contents. vii 

Daftar Tabel / List of Tables.. ix 

Daftar Gambar / List of Figures x 

Daftar Tabel-Tabel Pokok / Annexes of Main Tables.. xi 

I. PENDAHULUAN / INTRODUCTION 

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto PDRB) / Concept of Gross 

Regional Domestic Product (GRDP) .. 

1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional / Usefulness of Regional Income 

Statistics .. 

II. TINJAUAN PENDAPATAN REGIONAL / REVIEW OF REGIONAL INCOME 

2.1 Struktur Ekonomi / Economic Structure. 11 

2.2 Pertumbuhan Ekonomi / Economic Growth. 17 

2.3 Pendapatan Regional Perkapita / Percapita Regional Income.............................. 22 

2.3.1. Pendapatan Regional Perkapita berdasarkan PDRB dengan Minyak 

dan Gas.. 

2.3.2. Pendapatan Regional Perkapita berdasarkan PDRB tanpa Minyak 

dan Gas.. 

III. TINJAUAN KONTRIBUSI SEKTORAL / REVIEW OF SECTORAL 

CONTRIBUTION 

3.1 Pertanian /Agriculture 27 

3.2 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying. 29 

3.3 Industri Pengolahan / Manufacturing Industry.. 31 

3.4 Listrik dan Air Bersih / Electricity and Water Supply 33 

3.5 Konstruksi / Construction. 34 

3.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel and Restaurant 35 

3.7 Pengangkutan dan Komunikasi / Transport and Communication........................... 36 

3.8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan / Finance, Real Estate and 

Bussines Service... 

3.9 Jasa-jasa / Services.. 38 

Gross Regional Domestic Product of Aceh 2007-2010 vii 

3 

6 

22 

23 

37

LAMPIRAN / ANNEXES 

A. Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan / Coverage and Computation 

Methods. 

B. Daftar Istilah Penting / Glossaries.. 71 

C. Tabel-Tabel Pokok / Main Tables 77 

viii Produk Domestik Regional Bruto Aceh 2007-2010 

41

DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES 

Tabel / Table Halaman / Page 

2.1 Struktur Perekonomian Tahun 2007-2010 (persen) / Economics Structure in 

2007-2010 (percent) 14 

2.2 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektoral Tahun 2009-2010 (persen) / 

Sectoral Growth and Contribution in 2009-2010 (percent) .. 20 

3.1 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Minning dan Quarrying Sector in 2007-2010 (percent).. 29 

3.2 Kontribusi Sektor Listrik dan Air Bersih Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Electricity and Water Supply Sector in 2007-2010 (percent)..... 33 

3.3 Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Trade, Hotel and Restaurant Sector in 2007-2010 (percent) 35 

3.4 Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Transport and Communication Sector in 2007-2010 (percent) 36 

3.5 Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2007-2010 

(persen) / Contribution of Finance, Real Estate and Business Sector in 2007-2010 

(percent) 37 

3.6 Kontribusi Sektor Jasa-jasa Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Services Sector in 2007-2010 (percent) . 38 

Gross Regional Domestic Product of Aceh 2007-2010 ix

DAFTAR GAMBAR / LIST OF FIGURES 

Gambar / Figure Halaman / Page 

2.1 Kontribusi Kegiatan Ekonomi Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Economics Activity in 2007-2010 (percent).. 12 

2.2 Kontribusi Migas dan Non Migas Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Oil and Gas and Non-Oil and Gas in 2007-2010 (percent) 13 

2.3 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Tahun 2010 (persen) / 

Contribution of Each Sector to GRDP in 2010 (percent)... 16 

2.4 PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 Tahun 2007-2010 (milyar 

rupiah) / GRDP and Growth Rate at 2000 Constant Prices in 2007-2010 (billion 

rupiahs) 17 

2.5 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Tahun 2010 (persen) / 

Growth of GRDP by Sectors in 2010 (percent) .. 19 

2.6 Pendapatan Perkapita Tahun 2007-2010 Berdasarkan PDRB Dengan Minyak 

dan Gas (juta rupiah) / Percapita Income in 2007-2010 Based on GRDP With Oil 

and Gas (million rupiahs) ... 23 

2.7 Pendapatan Perkapita Tahun 2007-2010 Berdasarkan PDRB Tanpa Minyak dan 

Gas (juta rupiah) / Percapita Income in 2007-2010 Based on GRDP Without Oil 

and Gas (million rupiahs) ... 24 

3.1 Kontribusi Subsektor dalam Sektor Pertanian Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Subsector in Agriculture Sector in 2007-2010 (percent) 28 

3.2 Kontribusi Subsektor dalam Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-2010 

(persen) / Contribution of Subsector in Manufacturing Industry Sector in 2007- 

2010 (percent) ... 32 

3.3 Kontribusi Sektor Konstruksi Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Construction Sector in 2007-2010 (percent) 34 

x Produk Domestik Regional Bruto Aceh 2007-2010

TABEL - TABEL POKOK / ANNEXES OF MAIN TABLES 

Tabel / Table Halaman / Page 

A PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor (Juta Rupiah) / 

GRDP at Current Market Prices by Sector (Million Rupiahs) ................ 77 

B PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor (Juta Rupiah) / 

GRDP at Constant Market Prices by Sector (Million Rupiahs) ... 78 

C Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) / 

Contribution of Sector to GRDP at Current Market Prices (Percent)................ 79 

D Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen) / 

Contribution of Sector to GRDP at 2000 Constant Market Prices (Percent). 80 

E Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) / 

Contribution of Sector to GRDP Without Oil and Gas at Current Market Prices 

(Percent) ...... 81 

F Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan 2000 

(Persen) / Contribution of Sector to GRDP Without Oil and Gas at 2000 Constant 

Market Prices (Percent) .... 82 

G Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor (2000=100) / 

Trend of Gross GRDP at Current Market Prices by Sector (2000 = 100) 

....... 83 

H Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Sektor 

(2000=100) / Trend of Gross GRDP at 2000 Constant Market Prices by Sector (2000 

= 100) ....... 84 

I Laju Pertumbuhan PDRB Harga Berlaku Menurut Sektor (Persen) / 

Growth rate of GRDP at Current Market Prices by Sector (Percent).. 85 

J Laju Pertumbuhan PDRB Harga Konstan 2000 Menurut Sektor (Persen) / 

Growth rate of GRDP at 2000 Constant Market Prices by Sector (Percent). 86 

Gross Regional Domestic Product of Aceh 2007-2010 xi

K Indeks Harga Implisit PDRB Menurut Sektor (2000 = 100) / 

Implicit Price Indices of GRDP by Sector (2000 = 100) ... 87 

L Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit PDRB Menurut Sektor (Persen) / 

Growth Rate of Implicit Price Indices of GRDP by Sector (Percent)............. 88 

M Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas 

Dasar Harga Berlaku / Trend of Product Agregates and Percapita Income at Current 

Market Prices....... 89 

N Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas 

Dasar Harga Konstan 2000 / Trend of Product Agregates and Percapita Income at 

2000 Constant Market Prices.... 90 

P Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas 

Dasar Harga Berlaku (persen) / Growth Rate of Product Agregates and Percapita 

Income at Current Market Prices (percent) .... 91 

Q Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas 

Dasar Harga Konstan 2000 (persen) / Growth Rate of Product Agregates and 

Percapita Income at 2000 Constant Market Prices (percent).. 92 

xii Produk Domestik Regional Bruto Aceh 2007-2010

I. PENDAHULUAN / I. INTRODUCTION 

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional 

Bruto (PDRB) 

PDRB merupakan neraca makro 

ekonomi yang dihitung secara konsisten dan 

terintegrasi berdasarkan konsep, definisi, 

klasifikasi dan cara penghitungan yang telah 

disepakati secara internasional. Tujuan 

menghitung PDRB adalah untuk mengetahui 

total produksi barang dan jasa pada suatu 

wilayah selama kurun waktu tertentu. 

Nilai PDRB adalah nilai tambah dari 

total produksi tersebut. Sedangkan yang 

dimaksud dengan produksi adalah aktivitas 

ekonomi menggunakan sumber daya yang 

tersedia untuk memproduksi barang dan jasa. 

Perubahan nilai PDRB dari waktu ke 

waktu terjadi karena dua hal, yaitu terjadinya 

perubahan harga barang dan jasa atau 

karena terjadinya perubahan volume. 

Karenanya ada dua macam nilai PDRB 

disajikan yakni berdasarkan harga konstan 

dan berdasarkan harga berlaku. 

PDRB atas harga konstan disebut juga 

PDRB volume atau PDRB riil 

menggambarkan perubahan volume dalam 

kegiatan ekonomi. Nilai PDRB ini dihitung 

berdasarkan harga pada periode tahun dasar 

yaitu tahun 2000. Hal ini dimaksudkan agar 

pertumbuhan ekonomi dapat dipantau dari 

waktu ke waktu sejak tahun 2000. 

Selain PDRB atas dasar harga konstan, 

publikasi ini juga menyajikan PDRB atas 

dasar harga berlaku untuk mengetahui 

struktur ekonomi suatu daerah dan 

pergeserannya dari waktu ke waktu. 

Introduction 

1.1 Concept of Gross Regional Domestic 

Product (GRDP) 

GRDP is a consistent and integrated 

macro economic account created base upon 

a set of internationally agreed concept, 

definition, classification and accounting rule. 

One of the goals is to identify the total 

production of goods and services produced in 

certain region during a given period. 

The GRDP value is an added value 

obtained from these total productions. 

Furthermore, production is defined as 

economic activity to produce goods and 

services using the available resources. 

The GRDP values change over time due 

to either changing price or changing volume 

of goods and services. Thus, the GRDP 

values are presented in constant price and 

current price. 

GRDP at constant price which is also 

called as GRDP in volume terms or real 

terms, takes into account the changing 

volume in each item covered, so that the 

value is counted based on the prices 

prevailed in a given past period, that is the 

year of 2000. Thus, the economic growth can 

be followed over time from the year of 2000. 

Besides presenting GRDP at constant 

price, this publication also produces GRDP at 

current price which is normally used to show 

the economic structure of the region. 

Gross Regional Domestic Product of Aceh 2007-2010 3

Pendahuluan 

Ada tiga pendekatan dalam 

penghitungan PDRB, yaitu produksi, 

pengeluaran, dan pendapatan. 

Pendekatan produksi, yaitu 

menghitung nilai tambah yang dihasilkan tiap 

sektor produksi dengan cara mengurangi nilai 

total output dengan biaya antara yang 

dikeluarkan untuk menghasilkannya. 

Nilai tambah tersebut masih 

merupakan nilai bruto karena didalamnya 

masih termasuk nilai penyusutan barang 

modal dan nilai pajak tak langsung neto. 

Ditinjau dari pendekatan produksi, 

kegiatan ekonomi dapat dikelompokan dalam 

sembilan sektor yaitu: 

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 

Perikanan, dan Kehutanan, 

2. Pertambangan dan Penggalian 

3. Industri Pengolahan 

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 

5. Bangunan 

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 

7. Pengangkutan dan Komunikasi 

8. Keuangan, Real Estate dan Jasa 

Perusahaan 

9. Jasa-jasa. 

Pendekatan pengeluaran, yaitu 

menghitung PDRB dengan menjumlahkan 

seluruh permintaan akhir yang terdiri dari 

konsumsi rumah tangga dan lembaga nirlaba, 

konsumsi pemerintah, pembentukan modal 

tetap domestik bruto, perubahan stok dan 

ekspor neto. 

Pendekatan pendapatan, yaitu 

menghitung PDRB sebagai penjumlahan dari 

balas jasa faktor produksi (seperti 

kompensasi pekerja, sewa, penyusutan, 

bunga, dan keuntungan). 

There are three approaches in 

calculating GRDP, those are productional, 

expenditure, and income. 

In productional approach, the added 

value of each economic sector is obtained by 

substracting the intermediate costs from their 

corresponding total output. 

This added value is still a gross value 

because it includes the depreciation value of 

fixed capital and the net value of indirect 

taxes. 

From the productional view, economic 

activities can be classified into nine sectors: 

1. Agriculture, Estate/Plantations, Live 

stocks, Fishery, and Forestry. 

2. Mining and Quarrying 

3. Manufacturing 

4. Electricity, Gas, and Water Supply 

5. Construction 

6. Trade, Hotel and Restaurant 

7. Transport and Communication 

8. Bank, Real estate and Business 

Service 

9. Services 

The expenditure approach calculates GRDP 

as the total expenditure of final demand. It 

consists of the consumption value of 

household and non-profit private institution; 

the value of government consumption; the 

gross value of fixed capital formation, the 

value of change in inventory, and the net 

value of export-import. 

The income approach counts up the 

remuneration of productional factors (such as 

mployee compensations, rents, depreciation 

of fixed capital, interests, and profit). 

4 Produk Domestik Regional Bruto Aceh 2007-2010

Diagram 1. Persamaan Makro Ekonomi/Macro Economic Identity 

Sumber/Source: Dornbusch & Fischer, 1994 

Ketiga pendekatan penghitungan 

PDRB tersebut digambarkan dalam diagram 

di atas. Peristiwa-peristiwa seperti terjadinya 

bencana alam, kebakaran, serta munculnya 

sumberdaya baru (seperti ditemukannya 

ladang minyak, cadangan mineral dan 

sebagainya) tidak dapat dihitung dampaknya 

melalui besaran PDRB wilayah tersebut 

tetapi dapat merubah volume. 

PDRB mencakup : 

Semua barang dan jasa yang 

penghasilannya mendapatkan 

kompensasi. 

Produksi yang ilegal dan tersembunyi. 

Produksi barang untuk dikonsumsi 

sendiri. 

Ekspor Neto 

Jasa yang dihasilkan oleh pemerintah 

dan lembaga nirlaba. 

Net Export Pajak Pajak 

Investasi PDRB Taxes Taxes 

Investment 

Kosumsi 

Pemerintah Pendapatan Tabungan 

Gvmnt. 

Consumption 

Konsumsi 

Masyarakat 

Produksi 

GRDP 

Production 

Disposable 

Income 

Introduction 

These three approaches could be 

described by the diagram above. Many 

events such as disaster, fires, and the 

appeareance of new resources (such as new 

oil resources, mineral resources, etc) can not 

be calculated their impact by means of PDRB 

but can change the volume. 

GRDP includes : 

All goods and services for which 

producers receive compensation. 

Illegal and concealed production. 

Production of commodities for own 

consumption. 

Saving 

Konsumsi 

Masyarakat 

Consumption Consumption 

Transfer Transfer 

Production of services by government 

and non profit institution. 


Pendahuluan 

Jasa sewa rumah yang dihuni oleh unit 

rumah tangga sendiri. 

Jasa rumah tangga dan perseorangan 

yang dilakukan untuk konsumsi pribadi 

oleh pekerja rumah tangga dibayar. 

PDRB tidak mencakup : 

Produksi jasa perseorangan dan rumah 

tangga untuk digunakan sendiri yang 

dihasilkan oleh anggota rumah tangga 

yang tidak dibayar. 

Aktivitas sosial, budaya serta sukarela 

dari lembaga nirlaba atau pemerintah 

yang tidak dibayar. 

Dekorasi, perbaikan besar dan kecil 

barang tahan lama dan rumah yang 

dilakukan sendiri oleh rumah tangga. 

1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan 

Regional 

Manfaat statistik pendapatan regional 

sebagai berikut: 

1. PDRB nominal (harga berlaku) 

menunjukkan kemampuan sumber 

daya ekonomi suatu wilayah. Semakin 

besar nilai PDRB menunjukkan 

semakin besar kekuatan ekonomi 

wilayah tersebut. 

2. Distribusi PDRB nominal (harga 

berlaku) menurut sektor 

menunjukkan struktur perekonomian 

dan menunjukkan peranan masing- 

masing sektor dalam perekonomian 

suatu wilayah. Semakin besar peranan 

suatu sektor menunjukkan basis 

perekonomian dalam wilayah tersebut. 

Services of own accepted dwelling unit 

of household. 

Domestic and personal services 

performed for own consumption by 

paid household services workers. 

GRDP excludes: 

Production of personal and domestic 

services for own consumption which is 

performed by unpaid household 

member. 

Social, cultural, and unpaid volunteer 

activities of non profit institution or 

government. 

Decoration, maintenance, and small 

repairs of durable things and dwellings, 

which is performed by household for 

do-it-yourself activities. 

1.2 Usefulness of Regional Income 

Statistics 

Several advantages of regional income 

statistics are: 

1. GRDP in nominal value (current price) 

shows the power of regional economic 

resources. The larger GRDP shows the 

larger economic capacity of the region. 

2. The distribution of GRDP in nominal 

value (current price) by economic 

sectors shows economic structure by 

sector in the region. The larger the 

share of the sector in GRDP can show 

the economic base of the region. 


3. PDRB riil (harga konstan) dapat 

digunakan untuk menunjukkan laju 

pertumbuhan ekonomi dari waktu ke 

waktu, yang terjadi pada masing- 

masing sektor kegiatan ekonomi suatu 

wilayah. 

4. PDRB per kapita atas dasar harga 

berlaku menunjukkan tingkat 

kemakmuran suatu daerah. Untuk 

mengetahui tingkat kemakmuran suatu 

daerah sedikit banyaknya harus 

mempunyai angka pembanding dari 

daerah lain. Sedangkan untuk 

mengetahui perkembangannya perlu 

diketahui angka perkembangan 

pendapatan secara berkala. 

5. Perbandingan antara pendapatan 

regional atas dasar harga berlaku dan 

atas dasar harga konstan merupakan 

angka indeks implisit yang dapat 

dipergunakan untuk mengetahui 

adanya perubahan harga barang dan 

jasa secara keseluruhan. 

Introduction 

3. The real GRDP (at constant price) is 

used to show the economic growth rate 

times to times happening in each 

economic sector of certain region. 

4. GRDP per capita at current prices 

shows the level of prosperity of a 

region. To determine the level of 

prosperity of a region should have 

more or less comparative figures from 

other regions, while to know its 

development to note digit revenue 

growth on a regular basis. 

5. Comparison between regional income 

at current prices and constant prices is 

the implicit index numbers that can be 

used to detect changes in prices of 

goods and services overall. 


2.1 Struktur Ekonomi 

II. TINJAUAN PENDAPATAN REGIONAL / 

II. REVIEW OF REGIONAL INCOME 

Sembilan sektor ekonomi yang dihitung 

dalam PDRB menurut lapangan usaha dapat 

dikelompokkan dalam tiga kelompok kegiatan 

yaitu primer, sekunder, dan tersier. Kelompok 

primer berkaitan dengan pemanfaatan sumber 

daya alam menjadi bahan baku industri lainnya, 

terdiri dari dua sektor yaitu sektor pertanian 

(tanaman bahan makanan, perkebunan, 

peternakan, perikanan, kehutanan) dan sektor 

pertambangan dan penggalian. 

Kelompok sekunder berkaitan dengan 

kegiatan pemanfaatan hasil dari sektor primer 

untuk diolah lebih lanjut. Kelompok kegiatan ini 

terdiri dari tiga sektor yaitu sektor industri 

pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor 

energi (listrik dan air). 

Sedangkan kelompok ketiga yaitu tersier 

merupakan sektor-sektor ekonomi yang 

memfasilitasi pergerakan sektor primer dan 

sektor sekunder. Kelompok tersier terdiri dari 

empat sektor yaitu sektor perdagangan, hotel, 

dan restoran, sektor pengangkutan dan 

komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan 

jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. 

Gambar 2.1 memperlihatkan kontribusi 

sektor-sektor ekonomi yang dikelompokan 

menjadi tiga yaitu primer, sekunder dan tersier 

untuk periode 2007-2010. Pada tahun 2007, 

kelompok primer masih memberikan kontribusi 

terbesar daripada kedua sektor lainnya yaitu 

sebesar 47,99 persen dari total nilai PDRB 

Aceh. Namun, kontribusi sektor primer terus 

mengalami penurunan setiap tahunnya hingga 

tahun 2010 hanya berkontribusi sebesar 39,47 

persen. 

2.1 Economics Structure 

Review of Regional Income 

Nine economic sectors that are counted 

in GRDP by industrial origin can be classified in 

three groups of activities, namely primary, 

secondary, and tertiary. Primary group is 

associated with the use of natural resource into 

raw materials for other industries, 

consists of two sectors, namely agriculture (food 

crops, plantations, livestock, fisheries, forestry) 

and mining and quarrying sector. 

The secondary group is associated with 

the utilization of the result from primary sector 

for further processing. This activity consist of 

three sectors namely manufacturing, 

construction, and energy sector (electricity and 

water). 

The third group namely tertiary is sectors 

of the economy that facilitates the movement of 

the primary sector and secondary sector. This 

group consists four sectors; trade, hotel, and 

restaurant sector; transportation and 

communication sector; finance, rents, and 

business services sector; then government and 

private services sector. 

Figure 2.1 described contribution of all 

economic sectors that grouping into primary, 

secondary and tertiary groups for 2007-2010 

period. In year 2007 primary group gave 

contribution more than 47.99 percent to Aceh’s 

GRDP. But, the contribution of primary sector 

has decreased each year until the year 2010 

contributed only 39.47 percent. 


Tinjauan Pendapatan Regional 

Gambar 2.1 / Figure 2.1 

Kontribusi Kegiatan Ekonomi Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Economics Activity in 2010-2010 (percent) 

Penurunan kontribusi yang diberikan 

kelompok primer erat kaitannya dengan 

penurunan nilai tambah dari subsektor 

pertambangan minyak dan gas (migas). 

Penurunan ini diakibatkan oleh menurunnya 

volume produksi kegiatan pertambangan di 

Aceh yang terus menurun setiap tahun. Kondisi 

ini diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun- 

tahun berikutnya seiring dengan semakin 

menipisnya cadangan minyak dan gas yang 

akan dieksploitasi di Aceh. Terkecuali jika 

ditemukan ladang minyak dan gas yang baru di 

wilayah Aceh. Selain itu, penurunan kontribusi 

sektor primer juga dipengaruhi oleh faktor nilai 

jual produksi dari minyak dan gas di pasar 

ekspor. 

100,00 

80,00 

60,00 

40,00 

20,00 

0,00 

Sebagaimana pada Gambar 2.2 dapat 

dijelaskan bahwa kontribusi migas terhadap 

PDRB Aceh masih mencapai angka 30,07 

persen pada tahun 2007. Namun, kontribusi 

yang diberikan migas ini terus menurun setiap 

tahunnya sehingga pada tahun 2010 hanya 

menjadi 16,64 persen. 

32,98 34,83 39,24 40,40 

19,02 19,92 

47,99 45,25 

20,77 20,13 

39,99 39,47 

2007 2008 2009 2010 

Decline in the contribution provided by the 

primary group was closely related with the 

decrease in the added value of the sub-sector of 

oil and gas mining. This decline was caused by 

mining activity production volume in Aceh that 

kept decreasing every year. This condition is 

expected to continue in subsequent years in line 

with the depletion of oil and gas reserves to be 

exploited in Aceh. Except if new oil and gas 

fields are found in Aceh. In addition, the decline 

in the contribution of primary sector was also 

influenced by sale value of oil and gas 

production in the export market. 

Tersier 

Sekunder 

Primer 

As in the Figure 2.2, it explains the role of 

oil and gas sector to Aceh’s GRDP still reached 

30.07 percent in 2007. However, the 

contribution of oil and gas continued to decline 

each year so that by 2010 only 16.64 percent. 


100,00 100% 

80,00 80% 

60,00 60% 

40,00 40% 

20,00 20% 

0,00 0% 

69,93 73,71 

30,07 26,29 

81,76 83,36 

18,24 16,64 

2007 2008 2009 2010 



Kontribusi Migas dan Non Migas Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Oil and Gas and Non-Oil and Gas in 2007-2010 (percent) 

Penurunan kontribusi pada sektor primer 

ini diiringi dengan kondisi yang sebaliknya pada 

kelompok tersier. Kontribusi yang diberikan 

kelompok tersier terus mengalami peningkatan 

pada periode yang sama yaitu sebesar 32,98 

persen pada tahun 2007 hingga mencapai 

40,40 persen pada tahun 2010. 

Peningkatan kontribusi pada kelompok 

tersier merupakan indikasi yang positif bagi 

berjalannya roda perekonomian Aceh. 

Peningkatan ini terutama terjadi dua sektor yaitu 

pada sektor pengangkutan dan komunikasi dan 

pada sektor perdagangan, hotel dan restauran. 

Sementara itu, pada periode 2007-2010, 

kelompok sekunder memberikan kontribusi 

yang relatif stabil terhadap total PDRB Aceh. 

Sumbangan yang diberikan oleh ketiga sektor 

yang tergabung dalam kelompok sekunder ini 

berkisar antara 19,02 - 20,13 persen. 

Non Migas / Non-Oil Gas 

The decreasing in the primary sector 

contribution was accompanied by the opposite 

condition in tertiary group. Tertiary group 

contribution kept increasing in the same period, 

amounting to 32.98 percent in 2007 to reach 

40.40 percent in 2010. 

The increasing of contribution from tertiary 

group was a positive indication for Aceh’s 

economics. This improvement happens in two 

sector, namely transportation and 

communication sector and also trade, hotels, 

and restaurants sectors. 

Meanwhile, in 2007-2010 periods, 

secondary sector gave a relatively stable 

contribution to Aceh’s GRDP. The contribution 

from the three sectors included in this 

secondary group ranged from 19.02 – 20.13 

percent. 

Migas /Oil Gas 



Tabel 2.1 /Table 2.1 

Struktur Perekonomian Tahun 2007-2010 (persen) / 

Economics Structure in 2007-2010 (percent) 

Sektor Ekonomi/ 

Economics Sectoral 

2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, & Perikanan/ 

Agriculture, Livestock, Forestry, & Fishery 

25,51 26,37 28,48 28,34 

2. a. Pertambangan & Penggalian / Minning & Quarrying 

b. Pertambangan & Penggalian tanpa migas / 

Minning & Quarrying without oil & gas 

3. a. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 

b. Industri Pengolahan tanpa minyak dan gas / 

Manufacturing Industry without oil & gas 

14 Produk Domestik Regional Bruto Aceh 2007-2010 

22,48 

1,07 

11,16 

2,51 

18,87 

1,07 

11,14 

2,64 

11,51 

1,12 

10,86 

11,13 

4. Listrik & Air Bersih / Electricity & Water Supply 0,24 0,27 0,36 0,43 

5. Konstruksi / Construction 7,62 8,52 9,54 10,00 

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran / 

Trade, Hotels, & Restaurants 

7. Pengangkutan & Komunikasi / 

Transport & Communication 

8. Keuangan, Real Estate, & Jasa Perusahaan / 

Finance, Real Estate, & Business Services 

3,01 

1,14 

9,69 

3,04 

12,98 13,90 14,99 15,52 

8,08 8,78 10,40 10,65 

1,90 2,01 2,50 2,64 

9. Jasa-jasa / Services 10,02 10,15 11,36 11,58 

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO / 

Gross Regional Domestik Product 

4 Kontribusi dengan Minyak dan Gas/ 

Contribution with Oil and Gas 

4 Kontribusi Tanpa Minyak dan Gas/ 

Contribution without Oil and Gas 

Untuk mengetahui gambaran lebih rinci 

tentang kontribusi masing-masing sektor 

terhadap struktur perekonomian Aceh periode 

2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 2.1. 

Struktur perekonomian Aceh jika dilihat 

masing-masing sektor dalam PDRB pada 

periode 2007-2010 masih didominasi oleh 

sektor pertanian. Sektor ini memberikan 

kontribusi antara 25,51 – 28,34 persen dengan 

kecenderungan terus meningkat setiap 

tahunnya. 

Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, 

hotel dan restoran yang memberikan kontribusi 

antara 12,98 – 15,52 persen dengan 

kecenderungan yang juga terus meningkat 

setiap tahunnya. 

100,00 100,00 100,00 100,00 

30,07 26,29 18,24 16,64 

69,93 73,71 81,76 83,36 

To know the detail description about the 

contribution af each sector to economy structure 

of Aceh in 2007-2010 can be seen in Table 2.1. 

Aceh’s economy structure in term of each 

sector in GRDP in 2007-2010 periods was 

dominated by the agricultural sector. This sector 

contributed 25.51-28.34 percent steadily every 

year. 

Then followed by trade, hotels, and 

restaurants sector which contribute between 

12.98 to 15.52 percent with the trend that also 

continued to increase every year.

Sektor terbesar berikutnya ialah sektor 

jasa-jasa. Kontribusi sektor ini pada tahun 2010 

mencapai 11,58 persen, meningkat dari 

sebesar 10,02 persen pada tahun 2007. 

Sementara itu, sektor pertambangan dan 

penggalian memberikan kontribusi sebesar 

11,13 persen pada tahun 2010. Meskipun 

kontribusi 11,13 persen ini termasuk cukup 

besar, tetapi sebenarnya angka sebesar ini 

merupakan capaian kontribusi terkecil yang 

disumbangkan sektor pertambangan dan 

penggalian selama periode 2007-2010. 

Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Aceh terus 

mengalami penurunan setiap tahunnya karena 

adanya penurunan produksi pertambangan 

minyak dan gas. Sedangkan kontribusi dari 

penggalian masih sangat kecil. 

Begitu juga dengan sektor industri 

pengolahan yang kontribusinya cenderung 

menurun setiap tahun. Pada tahun 2007, sektor 

ini mencapai sebesar 11,16 persen kemudian 

menurun menjadi 9,69 persen pada tahun 

2010. Jika dilihat lebih rinci, penurunan 

kontribusi sektor ini lebih banyak dari subsektor 

industri pengolahan minyak dan gas. 

Sedangkan kontribusi dari subsektor industri 

pengolahan bukan minyak dan gas terus 

mengalami peningkatan meskipun tetap 

mempunyai kontribusi kecil yaitu berkisar 

2,51 – 3,04 persen. 

Sektor dengan kontribusi besar 

selanjutnya ialah sektor jasa-jasa. 

Kecenderungan peningkatan kontribusi yang 

diberikan terhadap PDRB Aceh periode 2007- 

2010 juga terlihat pada sektor ini dengan 

kontribusi sebesar 10,02 persen pada tahun 

2007 naik menjadi 11,58 persen pada tahun 

2010. 


The next biggest sector was service sector. 

The contribution of this sector in 2010 reached 

11.58 percent, it increased by 10.02 percent in 

2007. 

Meanwhile, mining and quarrying sector 

contribute 11.13 percent in 2010. Although this 

contribution is big enough, but this is the 

smallest value contributed by mining and 

quarrying sectors in 2007-2010 periods. 

Contribution of this sector to Aceh’s GRDP kept 

decreasing every years, it was caused by the 

decreasing of oil and gas mining production, 

while the contribution of quarrying was still very 

small. 

So also with the manufacturing sector 

whose contributions tend to decline every year. 

In 2007, this sector reached 11.16 percent and 

then decreased to 9.69 percent in 2010. When 

viewed in more detail, the decline in the 

contribution of this sector more in oil and gas 

processing manufacturing sub-sector. While the 

contribution of the non-oil and gas continued to 

increase, although still has a small contribution 

which ranged from 2.51 to 3.04 percent. 

Sector with the major contribution was the 

services sector. The increasing in the 

contribution to Aceh’s GRDP in 2007-2010 

period were also seen in this sector with a 

contribution amounted to 10.02 percent in 2007 

rose to 11.58 percent in 2010. 



Sektor pengangkutan dan komunikasi 

pada periode 2007-2010 juga mempunyai 

kontribusi yang semakin meningkat. Kontribusi 

sektor ini pada tahun 2007 sebesar 8,08 persen 

kemudian meningkat setiap tahunnya hingga 

pada tahun 2010 menjadi 10,65 persen. 

Begitu juga dengan sektor konstruksi yang 

merupakan kegiatan yang mencakup 

pembangunan, pemasangan dan perbaikan 

semua jenis bangunan konstruksi. Pada tahun 

2007, sektor ini memberikan kontribusi sebesar 

7,62 persen, kemudian terus meningkat hingga 

10,00 persen pada tahun 2010. 


Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Tahun 2010 (persen)/ 

Contribution of Each Sector to GRDP in 2010 (percent) 

Peningkatan kontribusi juga terjadi pada 

sektor keuangan, real estate dan jasa 

perusahaan serta sektor listrik dan air bersih. 

Meskipun keduanya mempunyai tren kontribusi 

yang meningkat pada periode 2007-2010, tetapi 

besaran kontribusi yang diberikan tetap 

merupakan yang terkecil. Pada sektor 

keuangan, real estate dan jasa perusahaan 

berkisar antara 1,90 – 2,64 persen dan pada 

sektor listrik dan air bersih di bawah satu 

persen. 

Transport and communications sector in 

2007-2010 periods also has an increasing 

contribution. The contribution of this sector in 

2007 amounted to 8.08 percent and then 

increased each year until the year 2010 to 

10.65 percent. 

Likewise with the construction sector which 

included construction, installation, and repair of 

all types of building construction. In 2007, this 

sector contributed 7.62 percent, and then 

continued to increase to 10.00 percent in 2010. 

10,00 % ; Konstruksi / Construction 

15,52 % ; Perdagangan, Hotel & Restoran / 

Trade, Hotel & Restaurant 

0,43 % ; Listrik dan Air Bersih / Electricity & Water Supply 

9,69 % ; Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 

11,13 % ; Pertambangan & Penggalian/ Minning and Quarriying 

15,52 % ; Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 

2,64 % ; Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan / 

Finance, Real Estate & Business Services 

11,58 % ; Jasa-jasa / Services 

28,34 % ; Pertanian / Agriculture 

Increased distribution also occurs in the 

financial, real estate, and business services 

sector and electricity and water supply sector. 

Although both had a rising trend of contributions 

in 2007-2010 periods, but given contribution 

was the smallest. In the financial, real estate, 

and business services sector ranged from 1.90 

to 2.64 percent and the electricity and water 

supply sector are under one percent. 


2.2 Pertumbuhan Ekonomi 

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh 

periode 2007-2010 yang ditunjukkan oleh PDRB 

atas dasar harga konstan (ADHK) 2000 dan 

tanpa memasukkan migas menunjukkan 

peningkatan yang terus berlanjut. Pada Gambar 

2.4, terlihat bahwa nilai PDRB tumbuh dari 

26,02 triliun rupiah pada tahun 2007 hingga 

29,04 triliun rupiah pada tahun 2010. Laju 

pertumbuhan mencapai 1,92 persen pada 

periode 2007-2008, kemudian meningkat 

menjadi 3,97 persen pada periode 2008-2009 

dan 5,32 persen pada periode 2009-2010. 

Sedangkan jika dengan memasukkan 

minyak dan gas, sebaliknya nilai PDRB Aceh 

mengalami penurunan dari periode 2007-2009 

yaitu dari 35,98 triliun menjadi 32,22 triliun 

rupiah. Namun, pada tahun 2010, meningkat 

kembali menjadi 33,07 triliun rupiah. Terlihat 

bahwa laju pertumbuhan dengan nilai PDRB 

tersebut sebesar minus 5,24 persen pada 

periode 2007-2008 dan melambat lagi menjadi 

minus 5,51 persen pada periode 2008-2009. 

Meningkat kembali menjadi 2,64 persen pada 

periode 2009-2010. 

40.000 

30.000 

20.000 

10.000 

2.2. Economics Growth 


The province of Aceh’s economic growth in 

2007-2010 periods as indicated by GRDP at 

2000 constant prices and without including oil 

and gas shows continuing improvement. In 

Figure 2.4 shows that the GRDP grew from 

26.02 trillion rupiahs in 2007 to 29.04 trillion 

rupiahs in 2010. The growth rate reached 1.92 

percent in 2007-2008 periods then increased to 

3.97 percent in the periods 2008-2009 and 5.32 

percent in 2009-2010 periods. 

Meanwhile, if by including oil and gas, 

otherwise the value of Aceh's GRDP has 

decreased in 2007-2009 period, from 35.98 

trillion to 32.22 trillion rupiahs. However, by 

2010, it rose again to 33.07 trillion rupiahs. It 

appears that the rate of growth with the GRDP 

value of minus 5.24 percent in 2007-2008 

period and slowed down again to minus 5.51 

percent in 2008-2009 period. It increased again 

to 2.64 percent in 2009-2010 periods. 


PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 Tahun 2007-2010 (milyar rupiah) / 

GRDP and Growth Rate at 2000 Constant Prices in 2007-2010 (billion rupiahs) 

0 

-5,24% 

+1,92% 

-5,51% 

+3,97% 

+2,64% 

+5,32% 

2007 2008 2009 2010 

PDRB Dengan Migas / GRDP with Oil and Gas 

PDRB Tanpa Migas / GRDP without Oil and Gas 

Pertumbuhan Dengan Migas / Growth with Oil and Gas 

Pertumbuhan Tanpa Migas / Growth without Oil and Gas 



Jika dilihat lebih rinci secara sektoral, 

seluruh sektor ekonomi selain sektor yang 

terdapat subsektor pertambangan dan industri 

pengolahan minyak dan gas mengalami 

pertumbuhan pada tahun 2010. 

Pada Gambar 2.5 terlihat bahwa 

pertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 secara 

berturut-turut terjadi pada sektor listrik dan air 

bersih sebesar 16,97 persen; sektor 

pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,57 

persen; sektor industri pengolahan tanpa 

minyak dan gas 6,47 persen. Sektor berikutnya 

ialah sektor perdagangan, hotel dan restoran 

sebesar 6,36 persen; sektor pertambangan 

tanpa minyak dan gas sebesar 5,93 persen; 

sektor keuangan, real estate dan jasa 

perusahaan sebesar 5,54 persen; sektor 

konstruksi sebesar 5,11 persen; sektor 

pertanian sebesar 5,02 persen serta sektor 

jasa-jasa sebesar 3,62 persen. 

Sedangkan pertumbuhan sektor 

pertambangan dan penggalian serta sektor 

industri pengolahan dengan memperhitungkan 

minyak dan gas mengalami kontraksi pada 

tahun 2010 yaitu masing-masing sebesar minus 

6,72 persen dan minus 8,00 persen. 

Pada Gambar 2.5 juga dapat diketahui 

perbandingan pertumbuhan ekonomi sektoral 

terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun 

yang sama. Tingkat pertumbuhan ekonomi 

Aceh tanpa memasukkan minyak dan gas ialah 

sebesar 5,32 persen. Dengan demikian terdapat 

enam sektor dengan pertumbuhan di atas 

pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh dan lima 

sektor (dua subsektor) berada dibawahnya. 

Sektor-sektor dengan pertumbuhan di atas 

pertumbuhan ekonomi Aceh yaitu subsektor 

pertambangan dan penggalian serta subsektor 

industri pengolahan tanpa minyak dan gas; 

sektor listrik dan air bersih. 

When viewed in more detail by sector, all 

economic sectors in addition to which there are 

sub-sectors of mining and processing of oil and 

gas industry experienced growth in 2010. 

In Figure 2.5 shows that the highest growth 

in 2010 in a row occurred in electricity and water 

supply sector amounted to 16.97 percent, 

transport and communications sector at 6.57 

percent; manufacturing sector without oil and 

gas at 6.47 percent. The next is trade, hotel and 

restaurant sector at 6.36 percent; mining sector 

without oil and gas amounted to 5.93 percent, 

the financial sector, real estate and business 

services sector amounted to 5.54 percent, 

construction sector amounted to 5.11 percent; 

agriculture sector amounted to 5.02 percent and 

the services sector amounted to 3.62 percent. 

While the growth in mining and quarrying 

and manufacturing sector with consideration of 

oil and gas contracted in 2010 which amounted 

to minus 6.72 percent and minus 8.00 percent. 

Figure 2.5 also can be known the ratio of 

sector economics growth with economics 

growth in the same year. Aceh's economic 

growth rate without including oil and gas is at 

5.32 percent. Thus there are six sectors with 

growth on economic growth in Aceh Province 

and five sectors (two sub-sectors) were below it. 

The sectors with growth on Aceh's economic 

growth was mining and quarrying sub-sectors 

and manufacturing sub-sector without any oil 

and gas, electricity and water supply sectors. 


20,00 

15,00 

10,00 

5,00 

0,00 

-5,00 

-10,00 

-15,00 

Ket/Note 

5,02 

01 Pertanian/Agriculture 


Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Tahun 2010 (persen)/ 

Growth of GRDP by Sectors in 2010 (percent) 

-6,72 

5,93 

02a Pertambangan& Penggalian (dengan minyak dan gas)/ 

Minning and Quarriying (with oil and gas) 

02b Pertambangan & Penggalian (tanpa minyak dan gas)/ 

Minning and Quarriying (without oil and gas) 

03a Industri Pengolahan (dengan minyak dan gas)/ 

Manufacturing Industry (with oil and gas) 

03b Industri Pengolahan (tanpa minyak dan gas)/ 

Manufacturing Industry (without oil and gas) 

Selanjutnya sektor perdagangan, hotel dan 

restauran; sektor pengangkutan dan komunikasi 

dan sektor keuangan, real estate dan jasa 

perusahaan. Sedangkan sektor dengan 

pertumbuhan di bawah pertumbuhan rata-rata 

di Aceh yaitu sektor pertanian; subsektor 

pertambangan dan penggalian serta subsektor 

industri pengolahan dengan minyak dan gas; 

sektor konstruksi; dan sektor jasa-jasa. 

-8,00 

Untuk mengetahui pertumbuhan kontribusi 

pada periode 2009-2010 secara rinci dapat 

dilihat pada Tabel 2.2. Terlihat semua sektor 

mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi selain 

dua sektor yaitu sektor keuangan, real estate, 

dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. 

6,47 


04 Listrik dan Air Bersih/Electricity & Water Supply 

05 Konstruksi /Construction 

06 Perdagangan, Hotel & Restoran/Trade, Hotel & Restaurant 

07 Pengangkutan & Komunikasi/ Transport & Communication 

08 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan / 


09 Jasa-jasa/Services 

Furthermore, trade, hotels and restaurants, 

transport and communications sector and 

financial sector, real estate and business 

services. While the sector with growth below the 

average growth in Aceh were agriculture sector, 

mining and quarrying sub-sector and 

manufacturing sub-sector with oil and gas, 

construction, and services sector. 

To determine the contribution of growth in 

2009-2010 periods in detail can be seen in 

Table 2.2. Seen all sectors experienced 

economic growth rates in addition to the two 

sectors, namely finance, real estate, and 

business services sector as well as the services 

sector. 

Gross Regional Domestic Product of Aceh 2007-2010 19 

16,97 

5,11 

6,36 

6,57 

5,54 3,62 

01 02a 02b 03a 03b 04 05 06 07 08 09 

Growth without oil and gas = 5,32 % Growth with oil and gas = 2,64 %


Jika dibandingkan antara pertumbuhan 

terhadap kontribusi yang diberikan, dapat 

diketahui beberapa sektor dengan pertumbuhan 

tinggi tetapi masih memberikan kontribusi yang 

sangat kecil terhadap total PDRB Aceh pada 

tahun 2010. Sektor listrik dan air bersih 

mencapai pertumbuhan sebesar 16,97 persen, 

tetapi kontribusi yang diberikan hanya sebesar 

0,43 persen. Sektor industri pengolahan tanpa 

minyak dan gas tumbuh sebesar 6,47 persen 

tetapi hanya berkontribusi sebesar 3,04 persen. 

Begitupun pada sektor pertambangan tanpa 

minyak dan gas yang tumbuh 5,93 persen, 

tetapi kontribusi yang diberikan masih sebesar 

1,14 persen. 

Tabel 2.2 / Table 2.2 

Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektoral Tahun 2009-2010 (persen) / 

Sectoral Growth and Contribution in 2009-2010 (percent) 

Sektor / 

Sectors 

Pertumbuhan/ 

Growth 

Kontribusi/ 

Contribution 

2009 2010 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, & Perikanan/ 

Agriculture, Livestock, Forestry, & Fishery 

2,56 5,02 28,48 28,34 

2. a. Pertambangan & Penggalian / Minning & Quarrying 

b. Pertambangan & Penggalian tanpa migas / Minning & 

Quarrying without Oil & Gas 

3. a. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 

b. Industri Pengolahan tanpa minyak dan gas / 

Manufacturing Industry without Oil & Gas 

-47,28 


1,12 

-7,85 

6,45 

-6,72 

5,93 

-8,00 

6,47 

11,51 

1,12 

10,86 

3,01 

11,13 

4. Listrik & Air Bersih / Electricity & Water Supply 13,79 16,97 0,36 0,43 

5. Konstruksi / Construction 3,13 5,11 9,54 10,00 

6. Perdagangan, Hotel & Restoran / 

Trade, Hotel & Restaurant 

7. Pengangkutan & Komunikasi / 

Transport & Communication 

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan / 


1,14 

9,69 

3,04 

4,94 6,36 14,99 15,52 

4,88 6,57 10,40 10,65 

7,83 5,54 2,50 2,64 

9. Jasa-jasa / Services 4,02 3,62 11,36 11,58 

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO / 

Gross Regional Domestic Product (GRDP) 

PDRB Tanpa Minyak dan gas / 

GRDP without Oil and Gas 

If it was compared to the growth of its 

contributions, there could be seen a few sectors 

had high growth but still gave a very small 

contribution to total GRDP of Aceh in 2010. 

Electricity and water supply sector reached a 

growth of 16.97 percent, but the contribution 

was only by 0.43 percent. Manufacturing sector 

without oil and gas grew by 6.47 percent but 

only contributed 3.04 percent. Likewise in the 

mining sector without oil and gas grew 5.93 

percent, but the contribution was still at 1.14 

percent. 

-5,51 2,64 100,00 100,00 

3,97 5,32 81,76 83,36

Berdasarkan Tabel 2.2 juga terlihat bahwa 

bahwa beberapa sektor mengalami 

pertumbuhan yang cukup signifikan sekaligus 

memberikan kontribusi yang semakin besar 

pada tahun 2010. Sektor perdagangan, hotel 

dan restoran menembus kontribusi sebesar 

15,52 persen sekaligus mengalami 

pertumbuhan hingga 6,36 persen. Sektor 

pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 

6,57 persen dan mempunyai kontribusi hingga 

10,65 persen. Begitupun sektor konstruksi 

mempunyai tingkat pertumbuhan yang 

signifikan yaitu 5,11 persen dengan kontribusi 

sebesar 10,00 persen. 

Sedangkan sektor pertambangan dan 

penggalian serta sektor industri pengolahan 

(dengan minyak dan gas), keduanya mencapai 

pertumbuhan yang melambat masing-masing 

sebesar minus 6,72 persen dan minus 8,00 

persen. Kontribusi keduanya juga semakin 

mengecil yaitu masing-masing sebesar 11,13 

persen dan 9,69 persen. 

Tidak jauh berbeda pada sektor keuangan, 

real estate dan jasa perusahaan. Sektor ini 

mempunyai kontribusi yang masih kecil yaitu 

2,64 persen dan mengalami pertumbuhan yang 

melambat yaitu 5,54 persen pada tahun 2010. 

Sementara itu, meski sektor pertanian 

mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi pada 

tahun 2010 yaitu 5,02 persen dibanding 

pertumbuhan pada tahun 2009, tetapi kontribusi 

yang diberikan sebenarnya mengalami sedikit 

penurunan. Hal ini dikarenakan peningkatan 

produksi pada sektor pertanian dipengaruhi 

inflasi pada tahun 2010 sebesar 5,86 persen. 

Sebaliknya, sektor jasa-jasa mengalami 

pertumbuhan yang melambat menjadi 3,62 

persen pada tahun 2010 tetapi mengalami 

peningkatan kontribusi dari 11,36 persen 

menjadi 11,58 persen. 


Based on Table 2.2 also shows that that 

some sectors experienced significant growth 

while providing a greater contribution in 2010. 

Trade, hotels and restaurants sector through a 

contribution of 15.52 percent while experiencing 

growth up to 6.36 percent. Transport and 

communications sector grew by 6.57 percent 

and has contributed up to 10.65 percent. 

Likewise the construction sector has a 

significant growth rate of 5.11 percent with a 

contribution by 10.00 percent. 

While mining and quarrying and 

manufacturing sector (with oil and gas), both 

achieved a slower growth respectively 

amounted to minus 6.72 percent and minus 

8.00 percent. Both contributions were also much 

smaller each for 11.13 percent and 9.69 

percent. 

Not much different in the financial, real 

estate and business services sector. This sector 

still has a small contribution of 2.64 percent and 

experienced slower growth of 5.54 percent in 

2010. 

Meanwhile, the agricultural sector 

achieved higher growth in 2010 that was 5.02 

percent compared to growth in 2009, but the 

contribution is actually slightly decreased. This 

was due to increased production in the 

agricultural sector was influenced inflation in 

2010 amounted to 5.86 percent. 

Conversely, the services sector 

experienced slower growth to 3.62 percent in 

2010 but the contribution has increased from 

11.36 percent to 11.58 percent. 



2.3. Pendapatan Regional Perkapita 

Pendapatan regional perkapita dapat 

dijadikan suatu indikator tentang tingkat 

kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara 

makro. Namun, jika distribusi pendapatan regional 

tidak merata atau terjadi ketimpangan dalam 

pemanfaatan pendapatan, maka pendapatan 

regional perkapita akan menjadi informasi yang 

bias. 

2.3.1. Pendapatan Regional Perkapita 

berdasarkan PDRB dengan Minyak 

dan Gas 

Berdasarkan Gambar 2.6 terlihat bahwa 

pendapatan regional perkapita Provinsi Aceh atas 

dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar 

16,16 juta rupiah. Angka ini mengalami 

pertumbuhan sebesar 5,47 persen dari tahun 

2009 yang mencapai 15,32 juta rupiah. Angka ini 

merupakan capaian tertinggi selama empat tahun 

terakhir. Peningkatan ini disebabkan oleh 

terjadinya peningkatan nilai PDRB dengan minyak 

dan gas atas dasar harga berlaku secara 

signifikan yaitu 8,11 persen pada tahun 2010. 

Sedangkan pada saat yang sama, pertumbuhan 

jumlah penduduk pada tahun 2010 terhadap 

jumlah penduduk tahun 2009, hanya sebesar 2,50 

persen (Lihat Lampiran O). 

Sedangkan pendapatan regional perkapita 

ADHK 2000 terus menurun selama 2007-2009. 

Pendapatan perkapita senilai 8,26 juta rupiah 

pada tahun 2007 menurun menjadi 7,65 rupiah 

pada tahun 2008. Selanjutnya turun lagi menjadi 

7,07 juta rupiah pada tahun 2009. Namun, pada 

tahun 2010 meningkat menjadi 7,08 juta rupiah. 

Peningkatan pada tahun 2010 disebabkan oleh 

persentase peningkatan nilai PDRB ADHK 2000 

mencapai 2,64 persen, yang berarti lebih tinggi 

daripada pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 

2,50 persen pada tahun yang sama (Lihat 

Lampiran - Tabel P). 

2.3. Regional per Capita Income 

Regional per capita income can be used as 

an indicator of the level of social welfare at the 

macro level of a region. However, if regional 

income distribution is uneven or has an 

imbalance in the utilization of revenue, the 

regional income per capita will be biased 

information. 

2.3.1. Regional per Capita Income based 

GRDP with Oil and Gas 

Based on Figure 2.6, it is shown that 

regional per capita income in Aceh Province on 

the basis of current prices in 2010 amounted to 

16.16 million dollars. This figure increased by 

5,47 percent from the year 2009 to reach 15.32 

million dollars. This value represents the highest 

achievements of the past four years. This 

increase was caused by the increase in value of 

GRDP with the oil and gas at current prices 

significantly, that is 8.11 percent in 2010. While 

at the same time, population growth in 2010 to 

total population in 2009 only amounted to 2.50 

percent (See Annexes- Table O). 

While the regional per capita income ADHK 

2000 continued to decline during 2007-2009. 

Per capita income worth 8.26 million dollars in 

2007 decreased to 7.65 dollars in 2008. Next 

fell back to 7.07 million in 2009. However, in 

2010, it increases back to 7,08 million. The 

increase in 2010 due to the increasing 

percentage in GRDP value at 2000 constant 

price reaches to 2.64 percent, which means 

higher than the population growth of 2.50 

percent in the same year (See Annexes - Table 


P).



Pendapatan Perkapita Tahun 2007-2010 Berdasarkan PDRB Dengan Minyak dan Gas (juta rupiah) / 

Per capita Income in 2007-2010 Based on GRDP With Oil and Gas (million rupiahs) 

2.3.2. Pendapatan Regional Perkapita 

berdasarkan PDRB tanpa Minyak 

dan Gas 

Pada Gambar 2.7 terlihat pendapatan 

regional perkapita Provinsi Aceh yang diperoleh 

dari PDRB tanpa minyak dan gas mengalami 

capaian tertinggi pada tahun 2010, baik atas 

dasar harga berlaku maupun atas dasar harga 

konstan. 

18,00 

15,00 

12,00 

9,00 

6,00 

3,00 

- 

15,90 

16,08 

Pendapatan regional perkapita 

berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007 

tercatat sebesar 10,96 juta rupiah, kemudian 

meningkat menjadi 11,68 juta rupiah pada tahun 

2008. Tahun 2009 meningkat kembali menjadi 

12,35 juta rupiah dan pada tahun 2010 naik lagi 

menjadi 13,28 juta rupiah. Peningkatan pada 

tahun 2009-2010 disebabkan oleh terjadinya 

peningkatan nilai PDRB tanpa minyak dan gas 

atas dasar harga berlaku secara signifikan yaitu 

10,23 persen pada tahun 2010. Sedangkan 

pada saat yang sama, pertumbuhan jumlah 

penduduk pada tahun 2010 terhadap jumlah 

penduduk tahun 2009, hanya sebesar 2,50 

persen (Lihat Lampiran - Tabel O). 

15,32 

16,16 

Harga Berlaku /Current Prices Harga Konstan 2000 / Constant Prices at 

2000 

2007 2008 2009 2010 


8,26 

7,65 

7,07 

7,08 

2.3.2. Regional per Capita Income based 

GRDP without Oil and Gas 

Figure 2.7 shows that regional per capita 

income of Aceh Province that was derived from 

the GRDP with no oil and gas has reached the 

highest performance in 2010, both at current 

prices and constant prices. 

Regional per capita income based on 

current prices in 2007 stood at 10.96 million 

rupiah, which rose to 11.68 million dollars in 

2008. In 2009, it increased again to 12.35 

million dollars and in 2010 rose again to 13.28 

million dollars. The increase in 2009-2010 was 

caused by the increase in the value of GRDP 

without oil and gas at current prices 

significantly, that was 10.23 percent in 2010. 

While at the same time, population growth in 

2010 to total population in 2009 only amounted 

to 2.50 percent (See Annexes - Table O).


Sedangkan pendapatan regional perkapita 

atas dasar harga konstan 2000, tidak 

mengalami kenaikan setiap tahunnya pada 

periode 2007-2010. Pada tahun 2007-2008, 

pendapatan perkapita regional mengalami 

penurunan dari 5,90 juta rupiah pada tahun 

2007 menjadi 5,88 juta rupiah pada tahun 2008. 

Namun, selanjutnya terjadi peningkatan kembali 

pada tahun 2009 menjadi 5,97 juta rupiah. 

Begitu juga pada tahun 2010 meningkat kembali 

menjadi 6,14 juta rupiah. 

Peningkatan pendapatan perkapita 

regional atas dasar harga konstan 2000 tanpa 

migas pada tahun 2010 disebabkan oleh 

persentase peningkatan nilai PDRB ADHK 2000 

sebesar 5,32 persen, yang lebih tinggi daripada 

pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 2,50 

persen pada tahun yang sama (Lihat Lampiran - 

Tabel P). 

While, regional per capita income at 

constant prices 2000 has not increased each 

year in 2007-2010 periods. In 2007-2008, 

regional income per capita decreased from 5.90 

million rupiah in 2007 becomes to 5.88 million in 

2008. However, it continued to increase in 2009 

until reached the value of 5.97 million dollar. 

And, in 2010, it rose again to 6.14 million 

dollars. 

Increasing regional per capita income 

based on constant prices 2000 without oil and 

gas in 2010 due to the increasing percentage in 

GRDP value at 2000 constant prices amounting 

to 5.32 percent, higher than the population 

growth of 2.50 percent in the same year (See 

Annexes - Table P). 


Pendapatan Perkapita Tahun 2007-2010 Berdasarkan PDRB Tanpa Minyak dan Gas (juta rupiah)/ 

Income Regional Per capita in 2007-2010 Based on GRDP without Oil and Gas (million rupiahs) 

15,00 

12,00 

9,00 

6,00 

3,00 

0,00 

10,96 

11,68 

12,35 

13,28 

Harga Berlaku /Current Prices Harga Konstan 2000 / Constant Prices at 

2000 

2007 2008 2009 2010 


5,90 

5,88 

5,97 

6,14

Penghitungan PDRB berdasarkan 

pendekatan produksi digunakan untuk melihat 

kontribusi tiap-tiap sektor dan subsektor 

ekonomi. Berikut ini diuraikan perkembangan 

sektor dan subsektor ekonomi di Provinsi Aceh 

tahun 2007-2010. 

3.1 Pertanian 

III. TINJAUAN KONTRIBUSI SEKTORAL / 

III. REVIEW OF SECTORAL CONTRIBUTION 

Sektor pertanian mencakup lima subsektor 

yaitu subsektor tanaman bahan makanan 

(tabama), subsektor tanaman perkebunan, 

subsektor peternakan dan hasil-hasilnya, 

subsektor kehutanan, serta subsektor 

perikanan. 

Sektor ini merupakan sektor unggulan 

perekonomian Provinsi Aceh. Pada tahun 2010, 

kontribusi sektor ini terhadap PDRB Provinsi 

Aceh masih merupakan yang terbesar yaitu 

sekitar 28,34 persen. 

Jika dilihat menurut subsektor, subsektor 

tanaman bahan makanan adalah penunjang 

terbesar bagi sektor pertanian. Kontribusi sub 

sektor ini juga terus meningkat dari 8,76 persen 

pada tahun 2007, menjadi 9,06 persen pada 

tahun 2008, meningkat kembali menjadi 9,82 

persen pada tahun 2009 dan menjadi 10,07 

persen pada tahun 2010. 

Subsektor terbesar berikutnya ialah 

subsektor perkebunan dengan kontribusi 

sebesar 5,92 persen pada tahun 2010. Angka 

ini menurun 0,16 persen dibanding tahun 2009 

yang mencapai 6,08 persen dan menjadi titik 

balik penurunan dari kontribusi subsektor 

perkebunan yang selalu meningkat selama tiga 

tahun sebelumnya. 

Review of Sectoral Contribution 

Calculating GRDP by production approach 

is used to view the role of each sector and sub- 

sector of the economy. Here is described the 

development of economic sectors and sub 

sectors in the Aceh province in 2007-2010. 

3.1 Agriculture 

The agriculture sector covers five sub- 

sectors namely food crops sub-sector, 

plantation crops sub-sector, livestock sector and 

its results, sub-sectors of forestry, and fishery 

sub-sectors. 

This sector is the dominant sector of Aceh 

Province's economy. In 2010, the contribution of 

this sector to the GRDP of Aceh Province was 

still the largest, that is about 28.34 percent. 

When seen by sub-sector, food crops sub- 

sector is the biggest support for the agriculture 

sector. The contribution of this sub-sector also 

increased from 8.76 percent in 2007, to 

9.06 percent in 2008, rose again to 9.82 percent 

in in 2009 and up to 10.07 percent in 2010 . 

The next largest sub-sector is plantation 

with a contribution of 5.92 percent in 2010. This 

number decreased 0.16 percent compared to 

the year 2009 to reach 6.08 percent and 

become the decline turning point from the 

contribution of the plantation sub-sector which 

always increased during the three previous 

years. 


Tinjauan Kontribusi Sektoral 

12,00 

10,00 

8,00 

6,00 

4,00 

2,00 

0,00 


Kontribusi Subsektor dalam Sektor Pertanian Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Sub-sector in Agriculture Sector in 2007-2010 (percent) 

Subsektor ketiga terbesar terdapat pada 

subsektor perikanan yang memberikan 


2010. Terlihat dalam Gambar 3.1 bahwa 

kontribusi subsektor ini cenderung menaik pada 

periode 2007-2010. 

Subsektor perikanan masih mempunyai 

potensi yang besar untuk dikembangkan, 

mengingat Aceh memiliki garis pantai 

sepanjang 1.660 km dengan luas perairan laut 

295.370 km² (teritorial, kepulauan dan ZEE). 

Subsektor terbesar berikutnya ialah 

subsektor peternakan. Tren kontribusi subsektor 

peternakan pada periode 2007-2010 juga 

cenderung meningkat walaupun terjadi 

penurunan pada tahun 2010 menjadi 4,65 

persen. Sebelumnya pada tahun 2007, 

kontribusi subsektor ini sebesar 4,11 persen, 

lalu meningkat menjadi 4,28 persen pada tahun 

2008 dan menjadi 4,69 persen pada tahun 

2009. 

10,07 

9,82 

9,06 

8,76 

1. Tanaman Bahan 

Makanan / Food crops 

5,28 

6,08 

5,77 5,92 

4,69 4,65 

4,11 4,28 

The third largest sub-sectors contained in 

the fisheries sub-sector, which contributed 

5.41 percent in 2010. Shown in Figure 3.1 that 

the contribution of this sub-sector tend 

ascending in time 2007-2010 period. 

Fisheries sub-sector still had a great 

potential to be developed because Aceh has a 

long coastline 1660 km with an area of 295,370 

km 2 of sea waters (territorial, insular and ZEE). 

The next largest sub-sector was livestock 

sector. Trends in the contribution of livestock 

sector in time 2007-2010 period also increased 

despite it decreased in 2010 to 4.65 percent. 

Earlier in the year 2007, the contribution of this 

sub-sector amounted to 4.11 percent, then rose 

to 4.28 percent in 2008 and became 

4.69 percent in 2009. 


2,71 

2,56 2,49 2,30 

5,40 5,41 

4,65 4,70 

2. Tanaman Perkebunan / 3. Peternakan / Livestock 4. Kehutanan / Forestry 5. Perikanan / Fishery 

Estate crops 

2007 2008 2009 2010

Satu-satunya subsektor yang mengalami 

tren menurun pada periode 2007-2010 adalah 

subsektor kehutanan. Pada tahun 2007, 

kontribusi subsektor ini sebesar 2,71 persen 

dan terus menurun hingga pada tahun 2010 

hanya mencapai 2,30 persen. Hal ini 

dimungkinkan oleh adanya pembatasan 

eksploitasi hasil hutan terutama kayu hutan di 

seluruh wilayah Aceh setelah terjadinya 

deforestasi pada awal masa rekonstruksi Aceh 

pasca tsunami. 

3.2. Pertambangan dan Penggalian 

Sektor pertambangan dan penggalian 

dengan memperhitungkan komponen minyak 

dan gas merupakan sektor yang besar 

sumbangannya bagi perekonomian Provinsi 

Aceh selama ini. Selama tiga tahun terakhir, 

sumbangan sektor ini masih merupakan yang 

terbesar kedua setelah sektor pertanian yaitu 

sebesar 22,48 persen pada tahun 2007, 

sebesar 18,87 persen pada tahun 2008 dan 

sebesar 11,51 persen pada tahun 2009. 



Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Minning and Quarrying Sector in 2007-2010 (percent) 

Subsektor / Sub-sector 

1. Pertambangan Minyak dan Gas / 

Oil and Gas Minning 

Kontribusi / Contribution 

2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

21,41 17,80 10,39 9,98 

2. Penggalian dan Penggaraman / Quarrying 1,07 1,07 1,12 1,14 

Pertambangan dan Penggalian / 

Minning and Quarrying 

The only sub-sector that experienced a 

downward trend in the period 2007-2010 is the 

forestry sub-sector. In 2007, the contribution of 

this sub-sector was 2.71 percent and continued 

to decline until in 2010 only reached 

2.30 percent. This was made possible by the 

existence of restrictions on exploitation of forest, 

especially timber forest products in all areas of 

Aceh after the occurrence of deforestation in the 

early period of post-tsunami reconstruction of 

Aceh. 

3.2. Mining and Quarrying 

Mining and quarrying sector, taking into 

account of the components of oil and gas sector 

was a major contribution to the economy of 

Aceh province so far. Over the last three years, 

the contribution of this sector was still the 

second largest after the agricultural sector that 

was equal to 22.48 percent in 2007, 

18.87 percent in 2008 and 11.51 percent in 

2009. 

22,48 18,87 11,51 11,13 



Namun, kontribusi sektor ini terus 

mengalami penurunan pada tahun 2010 hingga 

hanya sebesar 11,13 persen dan menjadi 

urutan ketiga sektor terbesar bagi PDRB Aceh 

setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran. 

Hal ini terjadi seiring dengan terus menurunnya 

kontribusi dari subsektor pertambangan minyak 

dan gas akibat produksi minyak dan gas di 

Aceh yang semakin kecil termasuk fluktuasi nilai 

jual produksi minyak dan gas di pasar. Terlihat 

pada Tabel 3.1 bahwa pada tahun 2007, 


lalu mengalami penurunan menjadi 

17,80 persen pada tahun 2008. Penurunan 

berlanjut hingga menjadi 10,39 persen pada 

tahun 2009 dan menjadi 9,98 persen dari PDRB 

Aceh pada tahun 2010. 

Sebaliknya, kontribusi subsektor 

penggalian dan penggaraman relatif 

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun 

yaitu sebesar 1,07 persen pada tahun 2007 

hingga menjadi 1,14 persen pada tahun 2010. 

Kenaikan kontribusi subsektor penggalian dan 

penggaraman yang kegiatannya meliputi 

pengembalian bahan-bahan galian seperti pasir, 

batu-batuan dan tanah menjadi indikasi yang 

sejalan dengan adanya peningkatan kontribusi 

pada sektor konstruksi sebagai sektor yang 

menggunakan bahan-bahan hasil dari subsektor 

penggalian dan penggaraman dalam 

kegiatannya. 

Hanya saja, pertumbuhan dan besaran 

subsektor ini masih sangat kecil sehingga 

secara keseluruhan masih menjadikan sektor 

pertambangan dan penggalian mengalami tren 

penurunan pada tahun 2007-2010. 

However, the role of this sector continued 

to experience declining in 2010 until only 

amounted to 11.13 percent and become the 

third largest sector for GRDP of Aceh after the 

trade, hotels and restaurants sector. This is in 

line with the continued decline in contributions 

from oil and gas mining sub-sector due to oil 

and gas production in Aceh was getting smaller, 

including fluctuations in oil and gas production 

sold in the market. Seen in Table 3.1 that in 

2007, the contribution of this sub-sector was 

21.41 percent and then declined to 17.80 

percent in 2008. The decrease continued up to 

10.39 percent in 2009 and become 9.98 

percent of Aceh's GRDP in 2010 . 

In contrast, the contribution of quarrying 

and salting sub-sector were relatively increased 

from year to year that is equal to 1.07 percent in 

2007 to be 1.14 percent in 2010. The increase 

in the contribution of quarrying and salting sub- 

sector whose activities include the return of 

mining materials such as sand, rocks and soil to 

be an indication that is consistent with the 

increase in contribution in the construction 

sector as a sector that uses materials results 

from the quarrying and salting sub-sector in its 

activities . 

However, the growth and values of this 

sub-sector was still very small so as a whole still 

made mining and quarrying sector experienced 

the downward trend in time 2007-2010 period. 


3.3. Industri Pengolahan 

Sektor industri pengolahan dikelompokkan 

menjadi dua subsektor yaitu subsektor industri 

pengolahan minyak dan gas (besar) dan 

subsektor industri pengolahan tanpa migas 

(besar sedang dan rumah tangga) seperti 

makanan dan minuman, tekstil, kimia, logam, 

mesin dan peralatan dan lainnya. 

Kontribusi sektor industri pengolahan 

terhadap PDRB Provinsi Aceh juga 

menunjukkan penurunan pada periode 2007- 

2010. Pada tahun 2007, sektor ini menyumbang 

sekitar 11,16 persen dan menurun menjadi 

11,14 persen pada tahun 2008, kemudian 

10,86 persen pada tahun 2009 dan menurun 

kembali hingga menjadi 9,69 persen pada tahun 

2010. 

Kontribusi yang semakin mengecil pada 

sektor ini terkait dengan subsektor industri 

pengolahan minyak dan gas sebagai kontributor 

utama sektor ini yang terus menurun. Industri 

pengolahan migas di Provinsi Aceh merupakan 

industri pengilangan gas alam cair (LNG). Pada 

Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 

2007, subsektor ini berkontribusi sebesar 

8,65 persen dan menurun menjadi 8,49 persen 

pada tahun 2008, kemudian 7,85 persen pada 

tahun 2009 dan 6,65 persen pada tahun 2010. 

Penurunan kontribusi subsektor industri 

pengolahan migas sendiri sangat erat kaitannya 

dengan penurunan kontribusi subsektor 

pertambangan migas yang menurun seperti 

penjelasan pada sektor pertambangan. 

Sebaliknya, industri pengolahan tanpa 

migas terus mengalami peningkatan dari 

2,51 persen hingga menjadi 2,64 persen pada 

tahun 2007-2008. Peningkatan kembali terjadi 

hingga menjadi 3,01 persen pada tahun 2009 

dan 3,04 persen pada tahun 2010. 


3.3. Manufacturing Industry 

Manufacturing sector are grouped into two 

sub-sectors namely the manufacturing of oil and 

gas sub-sector (large) and manufacturing of 

non-oil and gas sub-sector (medium and large 

households), such as food and beverages, 

textiles, chemicals, metals, machinery and 

equipment and other. 

The contribution of manufacturing sector to 

the GRDP of Aceh Province also showed the 

decrease in 2007-2010 period. In 2007, this 

sector contributed about 11.16 percent and 

decreased to 11.14 percent in 2008, and 

10.86 percent in 2009 and declined again to be 

9.69 percent in 2010 . 

An increasingly smaller role in this sector 

related to the sub-sector of oil and gas industry 

as major contributor to this sector which 

continued to decline. Oil and gas manufacturing 

in the province of Aceh was the refining industry 

liquefied natural gas (LNG). In Figure 3.2 it can 

be seen that in 2007, this sub-sector contributed 

8.65 percent and dropped to 8.49 percent in 

2008, then 7.85 percent in 2009 and dropped 

again to 6.65 percent in 2010. 

Impairment of oil and gas manufacturing 

sub-sector contribution itself was closely 

associated with a reduced contribution to the 

declining oil and gas mining subsector as 

described in the mining sector. 

Conversely, without oil and gas 

manufacturing continued to increase from 2.51 

percent in 2007 to be 2.64 percent in 2008. The 

increase re-occurred up to 3.01 percent in 2009 

and 3.04 percent in 2010. 




Kontribusi Subsektor dalam Sektor Industri Pengolahan Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Manufacturing Industry Sector in 2007-2010 (percent) 

2010 

2009 

2008 

2007 

6,65 

7,85 

8,49 

8,65 

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 


3,04 

Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry 

3,01 

2,64 

Industri tanpa Migas / Non Oil and Gas Manufacturing Industry 

Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 

Secara lebih rinci dapat dilihat pada 

lampiran-Tabel C bahwa pada tahun 2007- 

2010, sumbangan utama bagi subsektor ini 

didapatkan dari tiga kelompok industri. Pertama 

yaitu kelompok industri pupuk, kimia dan barang 

dari karet dengan nilai sekitar 1,35 – 1,70 

persen. Kedua, kelompok industri makanan, 

minuman dan tembakau dengan nilai sekitar 

1,01 – 1,10 persen. Ketiga, kelompok industri 

semen dan barang galian bukan logam dengan 

nilai sekitar 0,09 – 0,13 persen. Sedangkan 

kelompok industri lainnya masih di bawah 0,05 

persen. 

Angka ini menjadi gambaran bahwa 

kontribusi sektor industri pengolahan di Provinsi 

Aceh saat ini masih hanya bertumpu dari 

industri migas dan ketiga kelompok industri di 

atas. Sedangkan industri pengolahan yang 

memanfaatkan hasil dari sektor pertanian (kayu 

hutan, tekstil, kertas) dan pertambangan selain 

migas belum mampu dikembangkan dengan 

optimal padahal potensinya sangat besar. 

9,69 

2,51 

10,86 

11,14 

11,16 

In more detail, it can be seen in annexes 

Table C that in 2007-2010 period, the main 

contribution to this sub-sector was obtained 

from the three industry groups. First was the 

fertilizer industry, chemical and rubber goods 

with a value of about 1.35-1.70 percent. 

Second, the food industry, beverages and 

tobacco with a value of about 1.01 to 1.10 

percent. Third, the cement industry groups and 

non-metal mineral goods with a value of about 

0.09 - 0.13 percent. Meanwhile, other industry 

group was still below 0.05 percent. 

This figure was a description that the 

contribution of manufacturing sector in the 

province of Aceh was still only relied from oil 

and gas industry and third upper industry 

groups. While the manufacturing industry that 

utilized agricultural sector results (forest wood, 

textile, paper) and mining other than oil and gas 

had not been able to be developed optimally 

whereas its potential was huge.



Kontribusi Sektor Listrik dan Air Bersih Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Electricity and Water Supply Sector in 2007-2010 (percent) 

Subsektor / Subsector 


2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Listrik / Electricity 0,23 0,26 0,35 0,42 

2. Air Bersih / Water Supply 0,01 0,01 0,01 0,01 

Listrik dan Air Bersih / 

Electricity and Water Supply 

3.4. Listrik dan Air Bersih 

Subsektor listrik dan subsektor air bersih 

relatif tetap memberikan kontribusi yang sangat 

kecil bagi perekonomian Aceh. Meskipun 

demikian, pada subsektor listrik menunjukkan 

kontribusi yang terus meningkat pada periode 

2007-2010. 

Terlihat pada Tabel 3.2, pada tahun 2007, 


dan menjadi 0,42 persen pada tahun 2010. 

Gambaran kontribusi dari subsektor listrik ini 

dapat dikaitkan dengan bertambahnya 

konsumsi listrik oleh sektor industri. Begitu juga 

bertambahnya akses dan konsumsi listrik rumah 

tangga/masyarakat di seluruh Aceh. Namun 

demikian, tingkat pertumbuhan keduanya masih 

yang rendah. 

Begitupun dengan kontribusi subsektor air 

bersih yang bergerak lambat dan relatif stagnan 

pada nilai yaitu 0,01 persen pada periode 2007- 

2010. Kondisi ini juga dikarenakan oleh 

masyarakat dan sektor industri masih sangat 

kecil menyerap produksi air bersih. 

0,24 0,27 0,36 0,43 

3.4. Electricity and Water Supply 

Electricity sub-sector and water supply sub- 

sector remain relatively very small contribution 

to the economy of Aceh. However, the electricity 

sub-sector showed an increasing contribution in 

2007-2010 period. 

In Table 3.2, in 2007, this sub-sector 

contributed 0.23 percent and become 0.42 

percent in 2010. Preview contribution from 

electricity sub-sector could be attributed to the 

increase in electricity consumption by industrial 

sector. So is the increasing access and 

electricity consumption of 

households/communities throughout Aceh. 

However, both growth rates were still low. 

Likewise with clean water supply sub-sector 

contribution that moved slowly and relatively 

stagnant in the value of 0.01 percent in 2007- 

2010 period. This condition was also caused by 

the public and industrial sector that still 

absorbed the production of clean water very 

little. 



3.5. Konstruksi 

Terlihat dalam Gambar 3.3 bahwa 

kontribusi yang diberikan sektor konstruksi 

terhadap PDRB Aceh terus meningkat yaitu dari 

7,62 persen tahun 2007 menjadi 10,00 persen 

pada tahun 2010. 

12,00 

10,00 

8,00 

6,00 

4,00 

2,00 

0,00 


Kontribusi Sektor Konstruksi Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Construction Sector in 2007-2010 (percent) 

Jika dilihat tingkat pertumbuhan antar 

tahun dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan 

kontribusi sektor konstruksi juga meningkat 

yaitu 0,69 persen pada periode 2007-2008 dan 

3,13 persen pada periode 2008-2009 serta 5,11 

persen pada periode 2009-2010 (Lihat 

Lampiran- Tabel J). 

7,62 

Kondisi ini dapat diketahui, bahwa pada 

tahun 2008-2009 merupakan tahun berakhirnya 

program rekonstruksi di Aceh sehingga banyak 

proyek fisik yang dituntaskan. Selanjutnya pada 

tahun 2010, peningkatan kontribusi disumbang 

oleh peningkatan realisasi belanja fisik APBD 

Provinsi Aceh dan pembangunan fisik oleh 

masyarakat dan pelaku usaha. 

8,52 

Mengingat masih banyaknya kebutuhan 

fasilitas publik dan berkembangnya 

perekonomian di Aceh, maka sektor ini 

diperkirakan akan terus tumbuh kedepannya. 

3.5. Construction 

Shown in Figure 3.3 that the construction 

sector contributed for GRDP of Aceh continued 

to increase, from 7.62 percent in 2007 to 10.00 

percent in 2010. 


9,54 

10,00 

2007 2008 2009 2010 

If seen a growth rate between years, it can 

be seen that the rate of growth of the 

construction sector contribution also increased, 

0.69 percent in 2007-2008 period and 3.13 

percent in 2008-2009 periode and 5.11 percent 

in 2009-2010 period (See Annexes- Table J). 

This condition could be known that in 2008- 

2009 was a the end of the reconstruction 

program in Aceh, so many physical projects 

were completed. In the year 2010, an increase 

in contributions donated by the increase in the 

realization of physical expenditure of Aceh 

Province Budget and physical development by 

the community and private sector. 

Considering there were so many demands 

of public facilities and economic development in 

Aceh, this sector was expected to continue to 

grow in the future.



Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Trade, Hotel, and Restaurant Sector in 2007-2010 (percent) 



2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Perdagangan / Trade 12,45 13,33 14,33 14,83 

2. Hotel / Hotel 0,07 0,07 0,08 0,09 

3. Restoran / Restaurant 0,46 0,50 0,58 0,60 

Perdagangan, Hotel dan Restoran / 

Trade, Hotel and Restaurant Sector 

3.6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 

Pada tahun 2010, kontribusi sektor ini 

bagi pembentukan PDRB Provinsi Aceh 

menempati urutan kedua terbesar setelah 

sektor pertanian. Selama kurun waktu tahun 

2007-2010, kontribusi sektor ini terus 

mengalami peningkatan yang signifikan. Pada 

tahun 2007, kontribusi sektor ini sebesar 12,98 

persen hingga mencapai 15,52 persen pada 

tahun 2010. 

Kontributor utama sektor ini masih berasal 

dari subsektor perdagangan. Terlihat pada 

Tabel 3.3 bahwa subsektor perdagangan 

bergerak meningkat dari 12,45 persen pada 

tahun 2007, menjadi 13,33 persen pada tahun 

2008. Meningkat kembali menjadi 14,33 persen 

pada tahun 2009 dan menjadi 14,83 persen 

pada tahun 2010. Sedangkan subsektor 

restoran mempunyai kontribusi yang jauh dari 

sektor perberkisar 0,46 persen hingga 0,60 

persen pada periode yang sama. Begitu juga 

dengan subsektor hotel yang masih mempunyai 

kontribusi berkisar 0,07 persen hingga 0,09 

persen pada periode yang sama. 

12,98 13,90 14,99 15,52 

3.6. Trade, Hotel and Restaurant 

In 2010, the contribution of this sector for 

the GRDP in Aceh Province took the second 

largest sector after agriculture. During the 2007- 

2010 period, the contribution of this sector 

continued to experience significant increase. In 

2007, the role of this sector amounted to 12.98 

percent up to 15, 52 percent in 2010. 

The main contributors to this sector was still 

coming from the trade sub-sector. In Table 3.3, 

it can be seen that trade sub-sector increased 

from 12.45 percent in 2007 to 13.33 percent in 

2008. It increased again to 14.33 percent in 

2009 and became 14.83 percent in 2010. While 

the restaurant sub-sector had a contribution that 

was far from trade sub-sector, that was about 

0.46 percent up to 0.60 percent in the same 

period. So is the hotel sub-sector that still had 

influence around 0.07 percent to 0.09 percent in 

the same period. 



3.7. Pengangkutan dan Komunikasi 

Sektor pengangkutan dan komunikasi 

memiliki kontribusi sebagai pendorong aktivitas 

di semua sektor ekonomi. Kontribusi sektor 

pengangkutan dan komunikasi dalam 

pembentukan PDRB Aceh terus mengalami 

peningkatan pada periode 2007-2010. Dari 

sebesar 8,08 persen pada tahun 2007, 

kemudian meningkat menjadi 8,78 persen pada 

tahun 2008. Pada tahun 2009 dan tahun 2010, 

sektor ini meningkat kembali hingga masing- 

masing menjadi 10,40 persen dan 10,65 

persen. 

Kontribusi sektor ini terutama berasal dari 

subsektor pengangkutan dengan nilai antara 

7,46 – 9,90 persen pada periode yang sama. 

Subsektor pengangkutan sendiri didominasi dari 

kontribusi kegiatan angkutan jalan raya yang 

bernilai antara 6,48 – 8,87 persen dan 

kontribusi kegiatan angkutan udara yaitu antara 

0,71 – 0,76 persen (Lihat Lampiran - Tabel C). 

Sedangkan subsektor komunikasi yang 

mencakup jasa pos dan telekomunikasi 

mempunyai kontribusi antara 0,63 – 0,75 

persen pada periode 2007-2010. 


Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Transport and Communication Sector in 2007-2010 (percent) 



2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Pengangkutan / Transport 7,46 8,10 9,62 9,90 

2. Komunikasi / Communication 0,63 0,68 0,78 0,75 

Pengangkutan dan Komunikasi / 

Transport and Communication 

3.7. Transport and Communications 

Transport and communications sector has 

a role as a driver of activity in all economics 

sectors. The contribution of transport and 

communications sector in the establishment of 

Aceh's GRDP continued to experience the 

increase in 2007-2010 period. From 8.08 

percent in 2007, then increased to 8, 78 percent 

in 2008. In 2009 and 2010, this sector increased 

again until each being 10.40 percent and 10.65 

percent. 

This sector contribution was mainly derived 

from the transport sub-sector with a value 

between 7.46-9.90 percent in the same period. 

Transport sub-sector itself was dominated by 

contribution from highway transport activities 

which had value between 6.48-8.87 percent and 

the contribution from air transport activities, that 

was between 0.71 - 0.76 percent (See annexes 

- Table C). 

While the communications sub-sector 

which included the postal and 

telecommunications services had contributed 

0.63 - 0.75 percent in 2007-2010 period. 

8,08 8,78 10,40 10,65 


3.8. Keuangan, Persewaan dan 

Jasa Perusahaan 

Secara garis besar, sektor ini terbagi atas 

lima kelompok kegiatan utama yaitu perbankan, 

lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang 

keuangan, usaha real estate (persewaan 

bangunan dan tanah) dan jasa perusahaan. 

Kontribusi yang diberikan sektor ini 

terhadap PDRB Aceh sebesar 1,90 persen 

pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 2,01 

persen pada tahun 2008. Selanjutnya, 

meningkat kembali menjadi 2,50 persen pada 

tahun 2009 serta 2,64 persen pada tahun 2010. 

Jika dilihat peran subsektor, pada Tabel 

3.5 dapat diketahui bahwa subsektor bank dan 

subsektor jasa perusahaan merupakan 

kontributor utama dari sektor ini. Subsektor 

bank mempunyai kontribusi yang terus 

meningkat dengan nilai antara 0,86 – 1,70 

persen pada tahun 2007-2010. Sebaliknya, 

kontribusi subsektor jasa perusahaan dari 0,95 

persen pada tahun 2007 terus turun hingga 0,84 




Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Finance, Real Estate, and Business Services Sector in 2007-2010 (percent) 



2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Bank / Bank 0,86 1,03 1,54 1,70 

2. Lembaga Keuangan tanpa Bank / 

Non-Bank Financial Institutions 

0,06 0,06 0,07 0,07 

3. Sewa Bangunan / Real Estate 0,00 0,00 0,00 0,00 

4. Jasa Perusahaan / Business Services 0,95 0,89 0,85 0,84 

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan / 

Finance, Real Estate, and Business Services 

3.8. Finance, Leasing and 

Business Services 

Broadly speaking, this sector was divided 

into five main groups of activities namely 

banking, non-bank financial institutions, financial 

support services, real estate (leasing of 

buildings and land) and business services. 

Contributions that were given by this sector 

to the GRDP of Aceh was 1.90 percent in 2007 

and increased to 2.01 percent in 2008. 

Furthermore, increased again to 2.50 percent in 

2009 and 2.64 percent in 2010. 

If viewed from the role of the sub-sector, in 

Table 3.5 can be seen that banking sub-sector 

and business services sub-sector were the main 

contributors of this sector. Banking sub-sector 

had increasing contribution with values between 

0.86- 1.70 percent in 2007-2010 period. In 

contrast, the contribution of business services 

sub-sector was 0.95 percent in 2007 and 

continued to fall up to 0.84 percent in 2010. 

1,90 2,01 2,50 2,64 



3.9. Jasa-jasa 

Sektor jasa-jasa terdiri dari subsektor jasa 

pemerintahan umum dan jasa swasta. Jasa 

pemerintahan umum mencakup kegiatan 

administrasi pemerintahan dan pertahanan dan 

jasa pemerintahan lainnya. Sedangkan 

subsektor jasa swasta meliputi kegiatan jasa 

sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan 

rekreasi, dan jasa perorangan serta rumah 

tangga. 

Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap 

PDRB Aceh periode 2007-2010 juga 

menunjukkan tren yang terus meningkat. Dari 


2007, meningkat menjadi 10,15 persen pada 

tahun 2008. Peningkatan berikutnya menjadi 

11,36 pada tahun 2009 serta menjadi 11,58 


Tren peningkatan sektor ini sejalan 

dengan kedua subsektor yang juga meningkat. 

Subsektor jasa pemerintahan umum terus 

mengalami kenaikan dan masih merupakan 

kontributor utama sebesar 8,53 – 9,73 persen. 

Sedangkan subsektor jasa swasta hanya 

memberikan kontribusi sebesar 1,49 – 1,86 

persen pada periode 2007-2010. 


Kontribusi Sektor Jasa-Jasa Tahun 2007-2010 (persen) / 

Contribution of Services Sector in 2007-2010 (percent) 


3.9. Services 

Services sector consists of general 

government services and private services sub- 

sectors. General government services included 

the activities of public administration and 

defense and other government services. While 

private services subsector included social and 

community services, amusement and recreation 

services and personal and household services. 

The contribution of services sector to the 

GRDP of Aceh in 2007-2010 period also 

showed an increasing trend. From contributions 

of 10.02 percent in 2007, it increased to 10.15 

percent in 2008. Furthermore, it increased again 

to 11.36 in 2009 and became 11.58 percent in 

2010. 

The increasing trend in this sector in line 

with the second sub-sector had also increased. 

Sub-sector of general government services 

continued to increase and was still a major 

contributor, that was amounted to 8.53 - 9.73 

percent. While private services sub-sector 

contributed only 1.49 - 1.86 percent in 2007- 

2010 periods. 


2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Pemerintahan Umum / General Government 8,53 8,62 9,58 9,73 

2. Swasta / Private Services 1,49 1,53 1,79 1,86 

Jasa-jasa / Services 10,02 10,15 11,36 11,58 


Uraian sektoral yang disajikan dalam 

bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari 

masing-masing sektor dan subsektor, cara-cara 

penghitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik 

atas dasar harga berlaku maupun atas dasar 

harga konstan 2000, serta sumber datanya. 

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan 

Perikanan 

1.1 Tanaman Bahan Makanan 

Subsektor ini mencakup komoditi bahan 

makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, 

ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah, 

kacang kedele, kacang-kacangan lainnya; 

sayur-sayuran, buah-buahan, padi-padian 

serta bahan makanan lainnya. 

1.2 Tanaman Perkebunan 

Subsektor ini mencakup semua jenis 

kegiatan tanaman perkebunan yang diusahakan 

baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan 

perkebunan. Komoditi yang dicakup meliputi 

antara lain cengkeh, jahe, jambu mete, jarak, 

kakao, karet, kapas, kapok, kayu manis, kelapa, 

kelapa sawit, kemiri, kina, kopi, lada, pala, 

panili, serat karung, tebu, tembakau, teh serta 

tanaman perkebunan lainnya. 

1.3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 

Subsektor ini mencakup semua kegiatan 

pembibitan dan budidaya segala jenis ternak 

dan unggas. 

Coverage and Computation Methods 

Sectoral description presented in this 

chapter includes coverage and definition for 

sector and sub-sector, estimation of value 

added both at current and constant 2000 market 

prices, and its data sources. 

1. Agriculture, Livestock, Forestry, and 

Fisher 

1.1 Food Crops 

This sub-sector includes commodities 

such as paddy, maize, cassava, sweet 

potatoes, root crops, peanuts, soy bean, other 

bean and nuts, vegetables and other farm food 

crops. 

1.2 Estate Crops 

This sub-sector covers all kinds of 

estate crops activities, for example clove, 

ginger, cashew fruit, castor, cocoa, rubber, 

cotton, kapok, cinnamon, coconut, oil palm, 

candle nut, quinine, coffee, pepper, vanilla, sack 

fibre, sugar cane, tobacco, tea, and other 

estate crops. 

1.3 Livestock and Its Products 

This sub-sector covers activities all 

kinds of animal husbandry and poultry. 


Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan 

Tujuan dari kegiatannya untuk 

dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong dan 

diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat 

maupun oleh perusahaan peternakan. Jenis 

ternak yang dicakup adalah: sapi, kerbau, 

kambing, babi, kuda, ayam, itik, telur ayam, 

telur itik, susu sapi serta hewan peliharaan 

lainnya. 

1.4 Kehutanan 

Subsektor ini mencakup kegiatan 

penebangan segala jenis kayu serta 

pengambilan daun-daunan, getah-getahan dan 

akar-akaran, termasuk juga kegiatan perburuan. 

Komoditi yang dicakup meliputi kayu 

gelondongan ( baik yang berasal dari hutan 

rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, 

rotan, arang, bambu, terpentin, gondorukem, 

kopal, menjangan, babi hutan, serta hasil hutan 

lainnya. 

1.5 Perikanan 

Subsektor ini mencakup semua kegiatan 

penangkapan, pembenihan dan budidaya 

segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik 

yang berada di air tawar maupun di air asin. 

Komoditi hasil perikanan antara lain seperti 

ikan tuna dan jenis ikan laut lainnya, ikan mas 

dan jenis ikan darat lainnya, ikan bandeng dan 

jenis ikan air payau lainnya, udang dan binatang 

berkulit keras lainnya, cumi-cumi dan binatang 

lunak lainnya, rumput laut serta tumbuhan laut 

lainnya. 

1.6 Jasa Pertanian 

Jasa pertanian merupakan jasa-jasa 

khusus yang diberikan untuk menunjang 

Purposing for to breeding, growing up, 

slaughtering and obtain its product undertaking 

by people and livestock company. Kinds of 

animal husbandry covers cattle, buffalo, goat, 

pig, horse, chicken, duck, eggs, fresh milk, and 

other caring animals. 

1.4 Forestry 

This sub-sector involves cutting of 

woods, gathering products such as leaves, saps 

and roots,including hunting. Commodities 

covered are log (from extensive jungle and 

cultivated forest), fire wood, rattan, charcoal, 

bamboo, turpentin, gondorukem, peel, deer, 

wild pig, and other forest products. 

1.5 Fishery 

Fishery Subsektor includes all kinds of 

cultivating fish, both in freshwater and salty 

water. Fishery products are tuna fish and other 

marine fishes, goldfish and other fresh water 

fishes, kinds of ground fishes, shrimp and other 

hard-skinned animals, cuttlefish and other soft- 

skinned animals, squid and other sea plants. 

1.6 Agriculture Services 

Agriculture services are identified as 

supporting activity 


kegiatan ekonomi pertanian berdasarkan suatu 

pungutan atau kontrak tertentu. Termasuk 

dalam jasa pertanian adalah penyewaan alat 

pertanian dengan operatornya dengan syarat 

pengelolaan dan resiko usaha tersebut 

dilakukan secara terpisah. 

Dalam penghitungan nilai tambah sektor 

pertanian, secara konsep nilai tambah jasa 

pertanian ini terdistribusi pada masing-masing 

Subsektor (misalnya jasa dokter hewan pada 

Subsektor peternakan, jasa memetik kopi pada 

Subsektor perkebunan). Akan tetapi, karena 

sampai saat ini belum didapat informasi yang 

lengkap tentang jasa pertanian, maka untuk 

alasan praktisnya nilai tersebut dianggap 

terwakili dalam besarnya persentase mark-up 

untuk tiap-tiap subsektor pertanian. 

1.7 Metode Penghitungan Output dan Nilai 

Tambah 

Pendekatan yang digunakan dalam 

memperkirakan nilai tambah sektor pertanian 

adalah melalui pendekatan dari sudut produksi. 

Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan 

tersedianya data produksi dan harga untuk 

masing-masing komoditi pertanian. 

Secara umum, nilai output setiap 

komoditi diperoleh dari hasil perkalian antara 

produksi yang dihasilkan dengan harga 

produsen komoditi bersangkutan. Menurut 

sifatnya, output dibedakan atas dua jenis output 

ikutan. Disamping itu, diperkirakan melalui 

besaran persentase pelengkap (mark-up) yang 

diperoleh dari berbagai survey khusus. Total 

output suatu subsektor merupakan penjumlahan 

dari nilai output utama dan ikutan dari seluruh 

komoditi ditambah dengan nilai pelengkapnya. 


for agriculture economic such as contractual 

work and percentages to results. Included in 

this sub-sector is agriculture equipment rental 

with operator under condition that the 

organizing and activity risk are separately. 

Value added of agriculture sector, conceptually, 

included in agriculture services and distributed 

into each sub-sector (such as animal doctor 

services in the livestock sub-sector, coffee 

picking services in estate crops). Because of the 

incomplete information the agriculture services, 

calculated by a certain percentage as mark-up 

value to the each agriculture sub-sector. 

1.7 Computation Methods of Output and 

Value Added 

Approach that is used in estimating the 

agriculture sector value added is through 

production approach. This approach based on 

the availability of production and price data for 

each agriculture commodity. 

In general, output of each commodity is 

obtained by multiplying both production and 

commodity producer’s price. According to its 

characteristic, output is divided into two kinds, 

namely main output and by product. 

Commodities of other agriculture sub-sectors 

which have not data available are estimated 

through mark-up percentage, obtained from 

several specific survey. Total output of the sub- 

sector is resulted from summing the main 

products, by products and some mark-up. 



NTB suatu subsektor diperoleh dari 

penjumlahan NTB tiap-tiap komoditi. NTB ini 

didapat dari pengurangan nilai output atas 

harga produsen terhadap seluruh biaya antara, 

yang dalam prakteknya biasa dihitung melalui 

perkalian antara rasio NTB terhadap output 

komoditi tertentu. 

Untuk keperluan penyajian data NTB 

atas dasar harga konstan 2000 (2000=100), 

digunakan metode revaluasi, yaitu metode 

dimana seluruh produksi dan biaya-biaya antara 

dinilai berdasarkan harga tahun dasar 2000. 

Khusus untuk subsektor peternakan, 

penghitungan produksinya tidak dapat dilakukan 

secara langsung, tetapi diperoleh melalui suatu 

rumus persamaan yang menggunakan tiga 

peubah, yakni: banyaknya ternak yang dipotong 

ditambah selisih populasi ternak dan selisih 

antara ekspor dan impor ternak. 

2. Pertambangan dan Penggalian 

Seluruh jenis komoditi yang dicakup 

dalam sektor pertambangan dan penggalian 

dikelompokkan dalam tiga Subsektor, yaitu: 

pertambangan minyak dan gas bumi (migas), 

pertambangan tanpa migas dan penggalian. Di 

Provinsi Aceh tidak ada kegiatan pertambangan 

bukan migas. 

2.1 Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 

Pertambangan migas meliputi kegiatan 

pencarian kandungan minyak dan gas bumi, 

penyiapan pengeboran, penambangan, 

penguapan, pemisahan serta penampungan 

untuk dapat dijual atau dipasarkan. Komoditi 

yang dihasilkan adalah minyak bumi, 

kondensat dan gas bumi. 

Value added is derived through a total of 

all value added of each commodity. The value 

added it self is a residual of output at producer’s 

prices minus intermediate inputs, which in 

practice is accounted through multiplying a ratio 

of value added to output of commodity. 

For a publication, value added data at 

constant 2000 (2000=100) prices is estimated 

by revaluation method, that is all production and 

costs are valued at 2000 prices. For the 

Livestock, its product can not be estimated 

directly, but it used a certain formula using three 

variables: number of slaughtering plus changes 

stock and export minus import of animals. 

2. Mining and Quarrying 

All commodities covered in this sector 

are grouped into three sub-sectors; oil and gas 

mining, non-oil and gas mining and quarrying. In 

Aceh Province there is not non-oil gas mining. 

2.1 Oil and Gas Mining 

The oil gas mining covers activities of getting 

and finding oil and gas, exploring, mining, 

evaporating, separating and obtaining these 

commodities in order to sell and marketed them. 

Commodities obtained are crude oil, 

condensate and natural gas. 


Metode penghitungan yang digunakan 

pendekatan produksi. Output atas dasar harga 

berlaku diperoleh melalui perkalian antara 

kuantum barang yang dihasilkan dengan harga 

per unit produksi pada masing-masing tahun. 

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan 

mengalikan output tersebut dengan rasio NTB 

terhadap output pada masing-masing tahun. 

Sedangkan output atas dasar harga 

konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, 

yaitu mengalikan kuantum barang yang 

dihasilkan pada masing-masing tahun dengan 

harga per unit produksi pada tahun 2000. 

Melalui perkalian antara output dengan rasio 

NTB terhadap output tahun 2000 diperoleh NTB 

atas dasar harga konstan 2000. 

2.2 Penggalian dan Penggaraman 

Subsektor ini mencakup penggalian dan 

pengambilan segala jenis barang galian seperti 

batu-batuan, pasir dan tanah yang pada 

umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil 

dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, 

batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu 

marmer, pasir untuk bahan konstruksi, pasir 

silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan 

komoditi penggalian selain tersebut di atas. 

Termasuk dalam Subsektor penggalian adalah 

komoditi garam kasar. 

3. Industri Pengolahan 

Industri pengolahan dibedakan atas dua 

kelompok besar yaitu pertama industri 

pengolahan minyak dan gas bumi (migas), 

kedua yaitu industri pengolahan tanpa migas. 


The estimation method used is 

production approach. Output current prices is 

obtained through multiplying the quantum and 

per unit price for respective year. Value added 

at current prices is estimated by multiplying the 

output with ratio of value added. 

While output at constant prices is 

derived through revaluation method , that by 

multiplying those quantum and per unit prices at 

2000 year. By multiplying the output with ratio of 

value added we get value added at 2000 

constant prices. 

2.2 Quarrying and Salt Extraction 

This sub-sector covers quarrying and 

gathering all kinds of stone, sand and soil which 

are generally available on earth. The products 

are mount stones, river stones, lime stones, 

pebbles, corals, marbles, sand used in material 

construction, silicate, kaolin, quartz, clay and 

others. Included in this sub-sector are natural 

salt (roughly salt). 

3. Manufacturing 

The manufacturing sub-sector is devided into 

first, oil and gas processing industry and 

second, non-oil and gas manufacturing. 



3.1 Industri Pengolahan Minyak dan Gas 

Bumi 

Pengilangan minyak bumi meliputi 

produk LPG yang dihasilkan oleh pengilangan 

gas alam. Pendekatan penghitungan output 

untuk Subsektor ini menggunakan pendekatan 

produksi. Output atas dasar harga berlaku 

adalah merupakan perkalian antara produksi 

dengan harga untuk masing-masing tahun, 

sedang atas dasar harga konstan digunakan 

cara revaluasi, yaitu produksi pada masing- 

masing tahun dikalikan dengan harga pada 

tahun dasar. 

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh 

dari output atas dasar harga berlaku dikalikan 

dengan rasio NTB untuk masing-masing tahun, 

sedangkan NTB atas dasar harga konstan 

diperoleh dari output atas dasar harga konstan 

dikalikan dengan rasio NTB pada tahun dasar. 

Gas Alam Cair 

Pengilangan gas alam cair di Indonesia 

terdapat di provinsi Aceh dan Kalimantan Timur. 

Pendekatan estimasi output 

menggunakan pendekatan produksi. Output 

atas dasar harga berlaku adalah perkalian 

antara produksi dengan harganya untuk 

masing-masing tahun, sedang atas dasar harga 

konstan digunakan cara revaluasi, yaitu 

produksi pada masing-masing tahun dikalikan 

dengan harga pada tahun dasar 2000. NTB 

atas dasar harga berlaku diperoleh dari output 

atas dasar harga berlaku dikalikan dengan rasio 

NTB untuk masing-masing tahun. Sedang untuk 

NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari 

output atas dasar harga konstan dikalikan 

dengan rasio NTB pada tahun dasar. 

3.1 Oil and Gas Manufacturing 

Oil refinery produces also Liquefied 

Petroleum Gas (LPG) which is derived from 

processing natural gas. Estimation of output of 

this sub-sector uses production 

approach.Output at current prices is obtained by 

multiplying production and prices of respective 

year, meanwhile the method, which is to 

multiply production and prices at base year. 

Value added at current prices is derived 

by multiplying output at current prices and value 

added ratio, and value added constant prices is 

obtained by the same procedure as the current 


one. 

Liquefied Natural Gas (LNG) 

Refinery of natural gas in Indonesia take 

place in Aceh and East Kalimantan provinces. 

Estimation of output uses the production 

approach. Output at current prices is obtained 

by multiplying production and prices for 

respective year, while output at constant prices 

by revaluation method, by multiplying 

productions and prices at base year. Value 

added at current and constant prices are 

derived by using value added ratio of current 

and constant prices to respestive output of 

current and constant prices.

3.2 Industri Pengolahan Bukan Migas 

Sejak tahun 1993 Industri Pengolahan 

Tanpa Migas disajikan menurut dua digit kode 

Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) 

yaitu industri makanan, minuman dan tembakau 

(31); Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit (32); 

Industri kayu, bambu dan rotan (33); Industri 

kertas dan barang dari kertas (34); Industri 

kimia dan barang-barang dari kimia dan karet 

(35); Industri barang galian bukan logam (36); 

Industri logam dasar (37); Industri barang dari 

logam, mesin dan peralatannya (38); dan 

Industri pengolahan lainnya (39). 

Industri Besar Sedang 

Metode penghitungannya menggunakan 

pendekatan produksi, yaitu output dihitung lebih 

dahulu, kemudian setelah dikurangi dengan 

biaya antara diperoleh NTB. Pada prinsipnya 

metode estimasi yang digunakan, baik pada seri 

lama maupun pada seri baru tidak berbeda 

yaitu menggunakan cara inflasi untuk 

menghitung atas dasar harga berlaku dan cara 

ekstrapolasi untuk menghitung atas dasar harga 

konstannya. 

Baik output maupun nilai tambah bruto atas 

dasar harga berlaku diperoleh dari survei 

tahunan industri Besar dan Sedang. 

Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga 

Pada prinsipnya cakupan dan definisi kegiatan 

Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga 

(IKKR) sama dengan cakupan dan definisi 

kegiatan Industri Besar/Sedang tanpa migas. 


3.2 Non-Oil and Gas Manufacturing 

Start in 1993, the manufacturing industry of non- 

oil gas presented in 2 Digits of Industrial 

Classification (ISIC) that is: Foods, beverages 

and tobacco industries (31); Textile, garment 

and leather industries (32); Wood, bamboos and 

rattan industries (33); Paper and paper product 

industries (34); Chemical and rubber product 

industries (35); Cement and non metallic 

mineral industry (36); Iron and basic steel 

industries (37); Transport equipment, machinery 

industries (38); and other manufacturing 

industries (39). 

Large and Medium Scale Industry 

Method of estimation used is production 

approach, that is to estimate output first and 

then deducted it with intermediate input to get 

gross value added. In principle the method for 

the new series is the same as for the old series. 

The method is to use inflation method for 

estimating current values and extrapolation for 

the constants prices. 

Both output and Gross Value Added for current 

prices are obtained from Annual survey of 

Large and Medium Industry. 

Small Scale and Household Industries 

In principle, scope and definition of the small 

and household industry (IKKR) is the same as 

the Large and Medium Industry of non oil gas 

activities. 



Perbedaannya terletak pada jumlah tenaga 

kerja yang terlibat dalam kegiatan industri 

tersebut. Suatu perusahaan dikatakan sebagai 

Industri Kecil jika tenaga kerjanya berjumlah 

antara 5 sampai 19 orang. Sedangkan Industri 

Kerajinan RumahTangga jika tenaga kerjanya 

kurang dari 5 orang. 

Dengan adanya pergeseran tahun dasar 

1993 ke 2000, serta penyempurnaan yang 

berkaitan dengan kelengkapan data pendukung, 

maka metode penghitungan output dan NTB 

Subsektor ini diperbaiki dengan menggunakan 

pendekatan hasil SUSI (Survey Usaha 

Terintegrasi). 

4. Listrik dan Air Bersih 

4.1 Listrik 

Kegiatan ini mencakup pembangkitan 

dan penyaluran tenaga listrik, baik yang 

diselenggarakan oleh Perusahaan Umum 

Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan 

Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh 

Perusahaan Pemerintah Daerah dan listrik yang 

diusahakan oleh swasta (perorangan maupun 

perusahaan), dengan tujuan untuk dijual. Listrik 

yang dibangkitkan atau yang diproduksi meliputi 

listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam 

transmisi dan listrik yang dicuri. 

Metode penghitungan pada sektor ini 

yaitu dengan menggunakan pendekatan 

produksi. 

The different only is in the use of labors. An 

establishment is defined as small industry if it 

use 5 to 19 labors. Meanwhile a household 

industry if it uses less than 5 labors. 

As the base year changes from 1993 to 

2000 , and the improvement of estimation due 

to the more complete data, then the method of 

estimation for the value added is from 

Integrated Business Survey (SUSI). 

4. Electricity and Water Supply 

4.1 Electricity 

This activity covers providing and 

distribution of electric power, either by central 

state company of electricity (PLN) or by 

establishment of regional states and personal or 

private own for the purpose of selling the power. 

Production of electricity consist of electric sold, 

own used, loss in transmission, and stolen 

electricity. 

Method of estimation of this sub-sector is used 

the production approach. 


4.2 Air Bersih 

Kegiatan Subsektor air minum/air bersih 

mencakup proses pembersihan, pemurnian dan 

proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air 

minum, serta pendistribusian dan 

penyalurannya secara langsung melalui pipa 

dan alat lain ke rumah tangga, instansi 

pemerintah maupun swasta. Metode 

penghitungan yang digunakan yaitu dengan 

pendekatan produksi. 

5. Konstruksi 

Konstruksi adalah suatu kegiatan yang 

hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi 

yang menyatu dengan lahan tempat 

kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat 

tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan 

konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, 

pembuatan, pemasangan / instalasi, 

pembongkaran dan perbaikan bangunan. 

Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh 

kontraktor umum, yaitu perusahaan yang 

melakukan pekerjaan kontruksi untuk pihak lain, 

maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit 

usaha atau individu yang melakukan kegaitan 

konstruksi untuk dipakai sendiri. 

Metode yang digunakan untuk 

mendapatkan NTB sektor konstruksi adalah 

melalui pendekatan arus barang (Commodity 

Flows). Penggunaan metode ini didasarkan 

pada pemikiran bahwa besarnya output pada 

sektor konstruksi sejalan dengan besarnya input 

komoditi yang dipergunakan untuk konstruksi. 

Metode estimasi untuk memperoleh 

output dan NTB sektor konstruksi menggunakan 

cara ekstrapolasi yang mana output dan nilai 

tambah bruto dengan harga konstan harus 

diperoleh dahulu sebelum memperoleh output 

dan NTB harga berlaku. 

4.2 Water Supply 


This sub-sector covers the refinery and 

processing of water and other chemical 

processing of water to produce clean water, 

including distribution and supplying directly 

through pipe and other tools to satisfy 

household, government institutions and 

privates. Method of estimation used for this 

sector is the production approach. 

5. Construction 

Construction is an activity to build 

building or construction that are unseparately 

with location. the construction can be used for 

residence or other purposes. Construction 

activities include planning, preparation, 

execution, installation, demolition, repairment of 

buliding and other constructions. Construction 

activities are done both by general or special 

contractors or own account construction. 

The method to calculate value added of 

the construction sector is commodity flows. This 

method lays on the principle that output of the 

construction sector is online with the input 

commodity used for construction. 

Method for estimating value added and 

output are the extrapolation where output and 

value added at constant prices are estimated 

first and then the current values at second. 



6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 

6.1 Perdagangan 

Kegiatan yang dicakup dalam Subsektor 

perdagangan meliputi kegiatan membeli dan 

menjual barang, baik barang baru maupun 

bekas, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian 

tanpa mengubah sifat barang tersebut. 

Subsektor perdagangan dalam 

perhitungannya dikelompokkan ke dalam dua 

jenis kegiatan yaitu perdagangan besar dan 

perdagangan eceran. Perdagangan besar 

meliputi kegiatan pengumpulan dan penjualan 

kembali barang baru atau bekas oleh pedagang 

dari produsen atau importir ke pedagang besar 

lainnya, pedagang eceran, perusahaan dan 

lembaga yang tidak mencari untung. 

Sedangkan perdagangan eceran mencakup 

kegiatan pedagang yang umumnya melayani 

konsumen perorangan atau rumahtangga tanpa 

merubah sifat, baik barang baru atau barang 

bekas. 

Metode yang digunakan yaitu metode 

arus barang. Output atau margin perdagangan 

merupakan selisih antara nilai jual dan nilai beli 

barang yang diperdagangkan setelah dikurangi 

dengan biaya angkut barang dagangan yang 

dikeluarkan oleh pedagang. Dengan cara 

metode arus barang, output dihitung 

berdasarkan margin perdagangan yang timbul 

akibat memperdagangkan barang-barang dari 

sektor pertanian, pertambangan dan 

penggalian, industri serta barang-barang yang 

berasal dari impor. NTB diperoleh berdasarkan 

perkalian antara total output dengan rasio NTB. 

Kemudian untuk memperoleh total NTB 

Subsektor perdagangan adalah dengan 

menjumlahkan NTB tersebut dengan pajak 

penjualan dan bea masuk barang impor. 

6. Trade, Hotel, and Restorant 

6.1 Trade 

Activities cover in sub-sector trade are 

to buy and sell products, either the new or the 

used goods, for distribution without changing 

characteristics of the products. 

Trade sub-sector consists of wholesale 

and retail sale. The wholesale includes activities 

that gathers and resold of the new and used 

goods by the traders, purchased from producers 

and importers and selling to whole sellers, retail 

sellers, establishments and non profit intitutions. 

While retailers include the activities of trading 

which providing services to personal consumers 

or household without changing characteristics of 

new and used products. 

Method used in this sub-sector is the 

commodity flows. Output on trade margin is 

defined as a different of selling values and 

purchasing values of the traded goods and often 

free from transport cost paid by the traded, with 

the commodity flows, the output is accounted 

based on trade margin earned from trading the 

agriculture sector, mining and quarrying, 

manufacturing products including products from 

import. Value added is obtained through 

multiplication of output total and ratio of value 

added. Further for obtaining value added, the 

sub-sector of trade is to sum up the value added 

and the sales tax and custom duty of import. 


6.2 Hotel 

Subsektor ini mencakup kegiatan 

penyediaan akomodasi yang menggunakan 

sebagian atau seluruh konstruksi sebagai 

tempat penginapan. Yang dimaksud akomodasi 

disini adalah hotel berbintang maupun tidak 

berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang 

digunakan untuk menginap seperti losmen, 

motel dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan 

penyediaan makanan dan minuman serta 

penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu 

yang menginap dimana kegiatan-kegiatan 

tersebut berada dalam satu-kesatuan 

manajemen dengan penginapan. Alasan 

penggabungan ini karena datanya sulit 

dipisahkan. 

NTB Subsektor hotel diperoleh dengan 

menggunakan pendekatan produksi. Indikator 

produksi yang digunakan adalah jumlah malam 

kamar dan indikator harganya rata-rata tarif per 

malam kamar. dasar harga berlaku diperoleh 

berdasarkan perkalian indikator produksi 

dengan indikator harganya. Sedangkan NTB 

diperoleh berdasarkan perkalian output dengan 

rasio NTB nya. Output dan NTB atas dasar 

harga konstan dihitung dengan menggunakan 

metode ekstrapolasi 

6.3 Restoran 

Kegiatan Subsektor restoran mencakup 

usaha penyediaan makanan dan minuman jadi 

yang pada umumnya di konsumsi di tempat 

penjualan. Kegiatan yang termasuk dalam 

Subsektor ini seperti rumah makan, warung 

nasi, warung kopi, katering dan kantin. 

Pendekatan yang digunakan untuk 

menghitung NTB Subsektor restoran yaitu 

pendekatan pengeluaran konsumsi makanan 

dan minuman jadi di luar rumah. 

6.2 Hotel 


This sub-sector includes providing 

accomodation by part or whole of the building 

for temporarily staying. The accomodation 

defined here is the star hotel, non star hotel, 

and others for temporarily living such as inn, 

motel and the like. Including activities are 

providing and supplying foods and drinks and 

other facilities for the guests which are in the 

same management with the accommdation. 

Reasons to include this is due to the difficulties 

of data separation. 

Value added of hotel sub-sector is obtained 

through production approach. Indicators of 

production used are numbers of room-nights 

and the indicators for prices are average prices 

of the rate of room-nights. Output at current 

prices is obtained based on multiplication of 

production indicator and price indicator. On the 

hand, the value added is derived by applying 

value added to output. Output and value added 

at constant prices are accounted by using 

extrapolation method. 

6.3 Restaurant 

Activity of this sector is to supply a ready foods 

and drinks for consume which usually consume 

at the place of selling. These activities are for 

example restaurant all kinds, coffe shop, 

drinking place, catering and canteen. 

Approach to estimate value added of sub-sector 

restaurant is a consumption expenditure for 

foods and drinks outside of home. 



7. Pengangkutan dan Komunikasi 

Kegiatan yang dicakup dalam Subsektor 

ini terdiri atas Angkutan Jalan Raya; Angkutan 

Sungai, Danau dan Penyeberangan; Angkutan 

Laut; Angkutan Udara dan Jasa Penunjang 

Angkutan. Kegiatan pengangkutan meliputi 

kegiatan pemindahan penumpang dan barang 

dari satu tempat ke tempat lainya dengan 

menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik 

bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan 

jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan 

yang sifatnya menunjang kegiatan 

pengangkutan seperti terminal, pelabuhan dan 

pergudangan. 

Angkutan Jalan Raya 

Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan 

penumpang menggunakan alat angkut 

kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun 

tidak bermotor. Termasuk pula kegiatan 

charter/sewa kendaraan baik dengan atau 

tanpa pengemudi. 

Metode estimasi yang digunakan adalah 


berlaku merupakan perkalian antara indikator 

produksi dengan indikator harga untuk masing- 

masing jenis angkutan. Sedangkan output atas 

dasar harga konstan diperoleh dengan 

menggunakan metode ekstrapolasi. NTB 

dihitung berdasarkan perkalian antara rasio 

NTB dengan outputnya. 

Angkutan Laut 

Meliputi kegiatan pengangkutan barang 

dan penumpang dengan menggunakan kapal 

laut yang beroperasi di dalam dan ke luar 

daerah domestik. 

7. Transport and Communication 

Transportation sub-sector includes road 

transport, sea and ferry transport, air transport 

and services allied to transport. Those activities 

are intended to move people and goods from 

one to another places using a public transport 

either has a motor or without motor. Services 

activities are the one to support the transport 

activities for example terminals, ports and 

storage. 

Road Transport 

This sub-sector covers the transport of goods 

and passengers using a road vehicle either has 

a motor or without motor. Including also a rental 

vehicles with or without drivers. 

Method of estimation is production approach. 

The current output is to multiply production 

indicators and price indicators for each kind of 

vehicles. Output at constant price is to apply an 

extrapolation method. Value added is accounted 

by using value added ratio to output. 

Sea Transport 

It covers activities of transporting goods and 

passengers using sea boat operated in 

domestic or international area. 


Tidak termasuk kegiatan pelayaran laut 

yang diusahakan oleh perusahaan lain yang 

berada dalam satu satuan usaha, dimana 

kegiatan pelayaran ini sifatnya hanya 

menunjang kegiatan induknya dan data yang 

tersedia sulit untuk dipisahkan. 

Pada dasarnya metode estimasi NTB 

angkutan laut seri tahun dasar 2000 sama 

dengan seri tahun dasar 1993. Perbedaan 

kedua seri tersebut terletak dalam penggunaan 

rasio NTB. 

Output atas dasar harga berlaku 

diperoleh berdasarkan perkalian indikator 

produksi dengan indikator harganya. Output 

atas dasar harga konstan dihitung dengan 

metode ekstrapolasi. Sedangkan NTB diperoleh 

dengan perkalian antara rasio NTB dengan 

outputnya. 

Angkutan Sungai, Danau, dan 

Penyeberangan 

Kegiatan yang dicakup meliputi 

kegiatan pengangkutan barang dan penumpang 

dengan menggunakan kapal/ angkutan. 


pendekatan produksi. Indikator produksi yang 

digunakan adalah jumlah penumpang, barang 

dan mobil yang diangkut. Output atas dasar 

harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian 

indikator produksi dengan indikator harga dari 

penyeberangan. Untuk output atas dasar harga 

konstan diperoleh dengan metode extrapolasi. 

Sedangkan NTB diperoleh berdasarkan 

perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. 


It excludes the sea transport operated 

by other company which namely to support that 

activity. This is because of the difficulty in 

separating data of the transport and non 

transport. 

Basically, method of estimation of value 

added for 2000 series data is the same as one 

in 1993 series. The difference is only in the use 

of ratios of value added. 

Output at current prices is obtained from 

multiplication of production indicator and price 

indicator. Output at constant prices ia accounted 

using extrapolation method and the value 

added is derived from applying the value added 

ratio. 

River, Lake, and Ferry Transport 

Activities covered in this sub-sector are 

transporting goods and passengers using 

boats/vessels. 

Method of estimation is the production 

approach. Production indicator used is number 

of passengers, goods and mobiles transported. 

Output at current prices is obtained from 

multiplication of the production indicators and 

price indicators for respective ferry transports. 

Output at constant prices is gathered through 

the extrapolation method. The value added is 

obtained by applying value added ratio. 



Angkutan Udara 

Kegiatan ini meliputi kegiatan 

pengangkutan penumpang dan barang dengan 

menggunakan pesawat udara yang diusahakan 

oleh perusahaan penerbangan yang beroperasi 

di Indonesia. 


pendekatan produksi. Indikator produksi yang 

yang digunakan adalah kilometer (km) 

penumpang dan kilometer (km) barang yang 

diangkut. Output atas dasar harga berlaku 

angkutan udara diperoleh dari perusahaan 

penerbangan. Sedangkan nilai tambah bruto 

diperoleh dengan mengalikan rasio NTB 

dengan outputnya. Output dan NTB atas dasar 

harga konstan diperoleh dengan metode 

ekstrapolasi. 

Jasa Penunjang Angkutan 

Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang 

dan memperlancar kegiatan pengangkutan, 

yaitu meliputi jasa-jasa pelabuhan udara, laut, 

sungai, darat (terminal & parkir), bongkar muat 

laut dan darat, keagenan penumpang, ekspedisi 

laut, jalan tol dan jasa penunjang lainnya 

(pengerukan dan pengujian kelayakan angkutan 

laut). 


pendekatan produksi. Output dan NTB atas 

dasar harga berlaku dari kegiatan-kegiatan 

yang sifatnya monopoli diperoleh dari 

pengolahan laporan keuangan BUMN yang 

terkait. Kegiatan lainnya diperhitungkan dengan 

mengalikan indikator produksi dan harga. 

Rasio-rasio yang digunakan adalah rasio NTB, 

rasio mark-up dan rasio lainnya yang sesuai. 

Air Transport 

This activity consists of 

transportingpassengers and goods using aircraft 

and operated by airline company in domestic 

area of Indonesia. 

The method of estimation used is the production 

approach. Production indicators are 

passengers-kilometers and goods-kilometers 

which are transported. Output at current prices 

is gathered from the airline companies. The 

gross value added is derived from multiplying 

ratio value added to output. Output and value 

added at constant price are obtained through 

using extrapolation method. 

Services Allied to Transport 

It covers all activities to support and 

smoothing transportation for the sea, air, river, 

land (terminals & parking), load and loaded, 

agencies, expedition, toll road and other 

services allied to transport (cleaning and 

observing vessels for proper sailing). 


approach. Output and value added at current 

prices for the monopolized activity are gathered 

from financial report of BUMN. Other activities 

are estimated by multiplying production and 

price indicators. Ratios that is used are value 

added and mark-up. 


Output dan NTB jasa penunjang 

angkutan di estimasi dengan pendekatan 

produksi, yaitu dengan menggunakan jumlah 

perusahaan sebagai indikator produksi, dan 

rata-rata pendapatan per perusahaan sebagai 

indikator harganya. Sedangkan output dan NTB 

atas dasar harga konstan dihitung dengan 

metode ekstrapolasi. 

7.2 Komunikasi 

Subsektor ini terdiri dari kegiatan Pos 

dan Giro, Telekomunikasi, dan Jasa Penunjang 

Komunikasi. 

Pos dan Giro mencakup kegiatan 

pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal 

pengiriman surat, wesel dan paket pos yang 

diusahakan oleh Perum Pos dan Giro. Kegiatan 

telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada 

pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui 

telegram, telepon dan telex yang diusahakan 

oleh perusahaan seperti PT Telkom, PT 

Indosat, PT XL Axiata, dsb. Jasa Penunjang 

Komunikasi meliputi kegiatan lainnya yang 

menunjang komunikasi seperti warung 

telekomunikasi (wartel), radio panggil (pager) 

dan telepon seluler (ponsel). 



berlaku berupa pendapatan Pos dan Giro serta 

Telekomunikasi diperoleh dari laporan 

keuangan. NTB atas dasar harga berlaku 

diperoleh dari laporan keuangan berupa 

penjumlahan upah dan gaji, peyusutan, 

laba/rugi, dan komponen-komponen lainnya dari 

NTB. Sedangkan output dan NTB atas dasar 

harga konstan diperoleh dengan metode 

ekstrapolasi. 


Output and value added of services 

allied to transport are also estimated by 

extrapolation method, that is by using number of 

establishments as production indicator and 

average income per establishment as prices 

indicator. Output and value added at constant 

prices are also estimated through the 

extrapolation method. 

7.2 Communication 

This sub-sector consists of Pos & Giro, 

Telecommunication and services allied to 

communication. 

Pos and Giro activities include providing 

services to others in the form of sending letter, 

money order and packet which are operated by 

Perum Pos & Giro. Telecommunication includes 

providing services to others in the form of 

sending information through telex, telephone 

operated companies such as by PT Telkom, PT 

Indosat, PT Xl Axiata, etc. Services allied to 

communication such as telecommunication 

shop (wartel), radio call (pagers) and cellular 

phone (ponsel). 


approach. Output at current prices is gathered 

from financial reports of these companies. Value 

added is also from the financial report in the 

form of summing wages and salaries, profit or 

loss, depreciation and other components of the 

value added. Value added and output at 

constant price are estimated by extrapolation 

method. 



8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa 

Perusahaan 

8.1. Bank 

Kegiatan yang dicakup adalah kegiatan 

yang memberikan jasa keuangan pada pihak 

lain seperti: menerima simpanan terutama 

dalam bentuk giro dan deposito, memberikan 

kredit/pinjaman baik kredit jangka 

pendek/menengah dan panjang, mengirim 

uang, membeli dan menjual surat-surat 

berharga, mendiskonto surat wesel/kertas 

dagang/surat hutang dan sejenisnya, 

menyewakan tempat menyimpan barang 

berharga, dan sebagainya. 

Output dari usaha perbankan adalah 

jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank 

yang diberikan kepada pemakainya, seperti 

biaya administrasi atas transaksi dengan bank, 

biaya pengiriman wesel, dan sebagainya. 

Dalam output bank dimasukkan pula imputasi 

jasa bank yang besarnya sama dengan selisih 

antara bunga yang diterima dengan bunga yang 

dibayarkan. 

8.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank 

Usaha Jasa Asuransi 

Asuransi adalah salah satu jenis lembaga 

keuangan bukan bank yang usaha pokoknya 

menanggung resiko-resiko atas terjadinya 

musibah/kecelakaan atas barang atau orang 

tersebut (termasuk tunjangan hari tua). Pada 

pihak ditanggung dapat menerima biaya atas 

hancur/rusaknya barang atau mengakibatkan 

terjadinya kematian tertanggung. Jasa asuransi 

ini dapat dibedakan menjadi asuransi jiwa. 

8.1 Finance, Real Estate, and Business 

Services 

8.1 Bank 

It covers activities which provides financial 

services to other parties for example: receiving 

deposits, mainly in the forms of giro and 

deposits, providing credit/loan either the short 

term or long term, sending money, buying and 

selling securities, discounting money 

orders/trade securities /loan securities and the 

like, renting place/locker of security and so on. 

Output of banking business is defined as 

total receivable on bank services to costumers, 

for example: administration charges, transfer 

money charges, and so on. In this output also 

includes imputation of bank services charge 

which is a residual of interest received minus 

interest paid. 

8.2 Non-Bank Financial Institutions 

Insurance Services 

Insurance is a kind of non bank financial 

agents which engages in receiving risks on any 

casualty, damages and loss of goods and 

people (including pension fund support). For the 

costumers, they can ask claims on their goods 

casualty and the dead of persons insured. The 

insurance services consists of life insurance, 

social and casualty and loss insurance. 


Asuransi Jiwa adalah usaha perasuransian 

yang khusus menanggung resiko kematian, 

kecelakaan atau sakit, termasuk juga jaminan 

hari tua/masa depan pihak tertanggung. Nilai 

pertanggungan ditentukan dan disetujui oleh 

kedua belah pihak yang di cantumkan dalam 

surat perjanjian. 

Asuransi Kerugian adalah usaha 

perasuransian yang khusus menanggung resiko 

atas kerugian, kehilangan atau kerusakan harta 

milik/benda termasuk juga tanggung jawab 

hukum pada pihak ketiga yang mungkin terjadi 

terhadap benda/harta milik tertanggung karena 

sebab-sebab tertentu dengan suatu nilai 

pertanggungan yang besarnya telah ditentukan 

dan disetujui oleh kedua belah pihak yang 

dicantumkan dalam surat perjanjian. 

Asuransi Sosial adalah usaha 

perasuransian yang mencakup usaha asuransi 

jiwa (kerugian) yang dibentuk pemerintah 

berdasarkan peraturan-peraturan yang 

mengatur hubungan antara pihak asuransi dari 

masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan 

umum, seperti: jasa angkutan, jasa kesehatan, 

jasa/pelayanan terhadap pemilik kendaraan 

bermotor dan pelayanan hari tua. 

Output dari kegiatan asuransi merupakan 

rekapitulasi dari output asuransi jiwa, asuransi 

bukan jiwa (asuransi sosial, reasuransi kerugian 

serta broker asuransi). 

Biaya antara yang dikeluarkan dalam 

kegiatan asuransi berupa biaya umum (seperti 

pembelian alat tulis kantor, BBM, rekening listrik 

dan sebagainya), biaya pemeliharaan, sewa 

gedung dan biaya administrasi. 


berdasarkan selisih antara output dan biaya 

antara yang diperoleh dari laporan keuangan 

perusahaan. 


The life insurance is an insurance which 

provides a dead risk, casual or sickness, 

including a pledge for old life/future life of the 

insured person. Value of the insurance is set by 

two agents of insurance company and the 

insured agents and recorded in a letter of 

agreement. 

The loss insurance is a business which 

provides a risk on lose and loss or damage of 

assets or objects, including a responsible on law 

to the third parties due to the something 

reasons according to the value of insurance. 

The insurance value is determined by the two 

parties of concern and it is recorded in the letter 

of agreement. 

The social insurance is an insurance 

business which covers life (loss) based on 

government regulations, concerns to the relation 

between insurance company and the whole or 

a group of society for the social purposes which 

uses the public services such as transport 

services, health services and services for the 

vehicle owners and the services of elderly.. 

Output of the business insurance is a 

recapitulation of output of life and non life 

insurance (social loss, reinsurance and broker 

insurance). 

Intermediate cost of the insurance consists 

of overhead/general expenses (for example 

office expenses, fuels, electric expenses, and 

others), maintenaces, office rents and 

administrative expenses. 

Value added at current prices is obtained 

based on a different between output and 

intermediate inputs recorded in the financial 

reports of the insurance companies. 



Sedangkan untuk NTB atas dasar harga 

konstan diperoleh dengan cara sebagai berikut: 

untuk asuransi jiwa menggunakan metode 

ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya 

adalah jumlah pemegang polis; untuk asuransi 

sosial menggunakan metode ekstrapolasi dan 

sebagai ekstrapolatornya adalah jumlah 

peserta; untuk asuransi kerugian menggunakan 

metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah 

indeks harga perdagangan besar (IHPB) umum. 

Dana Pensiun 

Dana pensiun adalah badan hukum yang 

mengelola program yang menjanjikan manfaat 

pensiun. Manfaat pensiun adalah pembayaran 

berkala yang dibayarkan kepada peserta pada 

saat peserta pensiun dan dengan cara yang 

ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. 

Manfaat pensiun terdiri dari manfaat pensiun 

normal, manfaat pensiun dipercepat, manfaat 

pensiun cacat dan manfaat pensiun ditunda. 

Jenis dana pensiun dibedakan menjadi dua 

yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana 

Pensiun Lembaga Keuangan. 

Output dan NTB atas dasar harga berlaku 

dari kegiatan Dana Pensiun diperoleh dari hasil 

pengolahan laporan keuangan kegiatan 

tersebut. Sedangkan estimasi output dan NTB 

atas harga konstan diperoleh dengan 

menggunakan cara deflasi/ ekstrapolasi dan 

sebagai deflatornya/ ekstrapolatornya adalah 

IHK umum atau jumlah peserta. 

Pegadaian 

Mencakup usaha lembaga perkreditan 

pemerintah yang bersifat monopoli dan dibentuk 

berdasarkan ketentuan undang-undang. 

Value added at constant prices is derived 

as follow: for the life insurance uses 

extrapolation method where the extrapolations 

are the number of polish; for the social 

insurance use the number of members; for the 

loss insurance uses the deflation method where 

the wholesale price index for general as the 

inflator. 

Pension Fund 

Pension fund is the business which engages in 

providing a program of pension benefit. The 

benefit is the payment periodically for the 

members after they retired according to the rule 

of pension fund. The pension benefits consists 

of normal benefit pension, fast, disable and 

postpone benefits. Kind of pension fund is 

devided into pension fund of provider job and 

pension and pension fund of financial institution. 

Output and value added at current prices 

of the pension fund is gathered from data 

processing on financial report of this activity. 

Output and value added at constant prices used 

is deflation/ extrapolation using deflator of 

general consumer price index and extrapolator 

of number of members respectively. 

Pawnshop 

It is an institution of credit formed by 

government which monopolized and constituted 

under the law. 


Tugasnya antara lain membina perekonomian 

rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas 

dasar hukum gadai dengan cara yang mudah, 

cepat, aman dan hemat. 

Kegiatan utamanya adalah memberikan 

pinjaman uang kepada segolongan masyarakat 

dengan menerima jaminan barang bergerak. 

Besarnya pinjaman sesuai dengan nilai barang 

jaminan yang diserahkan pihak peminjam tanpa 

syarat apapun mengenai penggunaan dananya. 

Output dan NTB atas dasar harga berlaku 

dari kegiatan Pegadaian diperoleh dari hasil 

pengolahan laporan keuangan Perum 

Pegadaian. Outputnya terutama terdiri dari 

sewa modal, bunga deposito dan lain-lain (sewa 

rumah). NTB diperoleh dengan mengurangkan 

output dengan biaya antara. 

Sedangkan output dan NTB atas dasar 

harga konstan diperoleh dengan menggunakan 

metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolator- 

nya adalah jumlah nasabah. 

Lembaga Pembiayaan 

Lembaga pembiayaan adalah badan 

usaha yang bergerak di sektor keuangan 

dengan melakukan kegiatan pembiayaan dalam 

bentuk penyediaan dana atau barang modal 

dengan tidak menarik dana secara langsung 

dari masyarakat. Lembaga pembiayaan ini 

mencakup kegiatan sewa guna usaha, modal 

ventura, anjak utang, kartu kredit dan 

pembiayaan konsumen. 

Output dan struktur input atas dasar harga 

berlaku lembaga pembiayaan ini diperoleh dari 

Direktorat Perbankan dan Usaha Jasa 

Pembiayaan Departemen Keuangan. 


It intends to help small economic of society 

through providing credit based on pledge rule, 

easy, fast, save and thrifty. 

The main activity is to supply money loan 

for a group of society under the use 

pledge/warrant of movable goods. The value of 

warrant is worthy as the value of credits from 

the creditors without any restriction on the use 

of the credits. 

Output and value added at current prices 

of the pawnshop is recorded from the financial 

report of the pawnshop company (Perum 

Pegadaian). The output is mainly from interest 

on capital, interest on deposits and other rents 

( house rents). Value added is derived from 

subtracting intermediate input from output. 

Output and value added at constant 

prices use extrapolation method, and the 

extrapolator is number of consumers. 

Cost Financing Institution 

This institution engages in financial sector 

by providing funds or capital goods without 

collecting funds directly from society. This cost 

financing institution covers activities of rental on 

business licenses, joint venture, claim 

receivables, credit cards and consumer’s loan. 

Output and input structure at current 

prices are obtained from Directorate of Banking 

and Financing Service Business of Deparment 

of Finance. 



Sedangkan output dan NTB atas dasar harga 

konstan diperoleh dengan menggunakan 

metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolator- 

nya adalah jumlah perusahaan. 

Koperasi 

Koperasi adalah organisasi ekonomi 

rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan 

orang-orang atau badan hukum koperasi yang 

merupakan tata susunan ekonomi sebagi usaha 

bersama berdasarkan azas kekeluargaan. 

Koperasi yang dicakup meliputi koperasi 

simpam pinjam dan atau unit usaha simpan 

pinjam pada koperasi. Output nya adalah selisih 

antara pendapatan bunga yang diterima dengan 

bunga yang dibayarkan dan pendapatan 

koperasi simpan pinjam lainnya. 

8.3 Real Estat 

Subsektor ini meliputi usaha persewaan 

konstruksi dan tanah, baik yang menyangkut 

konstruksi tempat tinggal maupun bukan tempat 

tinggal seperti perkantoran, pertokoan serta 

usaha persewaan tanah persil. 

Output untuk persewaan konstruksi 

tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara 

pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita 

untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli 

rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan 

pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk 

pertengahan tahun. 

Sedangkan output usaha persewaan 

konstruksi bukan tempat tinggal diperoleh dari 

perkalian antara luas konstruksi yang 

disewakan dengan rata-rata tarif sewa per m 2 

. 

Output and value added at constant prices use 

extrapolation method, and the extrapolator is 

number of establishment. 

Coorperatives 

Coorperatives are people economic 

organization which having social characteristics 

and joint business between its members based 

on the kinship principles. They cover credit- 

deposit coorperatives and or credit-deposit units 

on coorperatives. Output of coorperatives is a 

residual of interests received minum interest 

paid and includes other earnings on 

coorporatives services to members. 

8.3 Real Estate 

This sub-sector covers business of rental 

of building and land, either for dwelling or non 

dwelling, such as offices, shop and rental on 

specific time of rent. 

Output of building rent is estimated 

through multiplying per capita consumption of 

dwelling rent, housing contract, official 

condominium, estimation ownership of dwelling, 

tax and maintenance of house, with the number 

of population at mid year. 

While output of non dwelling rent is 

obtained by multiplying the area of building 

rented and average of rent tariff per square 

meter. 


NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio 

NTB dengan outputnya. NTB atas dasar harga 


metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolator- 

nya indeks luas konstruksi. 

8.4 Jasa Perusahaan Jasa Hukum 

(Advokat/Pengacara & Notaris) 

Yang dimaksud dengan advokat adalah 

ahli hukum yang berwenang bertindak sebagai 

penasehat atau pembela perkara dalam 

pengadilan, baik perkara pidana maupun 

perdata. Sedangkan Notaris adalah orang yang 

ditunjuk dan diberi kuasa oleh Departemen 

Kehakiman untuk mensahkan dan menyaksikan 

berbagai surat perjanjian, akte dan sebagainya. 

Jasa Akuntansi dan Pembukuan 

Jasa akuntansi dan pembukuan adalah 

usaha jasa pengurusan tata buku dan 

pemeriksaan pembukuan termasuk juga jasa 

pengolahan data dan tabulasi yang merupakan 

bagian dari jasa akuntansi dan pembukuan. 

Jasa Pengolahan dan Penyajian Data 

Jasa pengolahan dan penyajian data 

adalah usaha jasa pengolahan dan penyajian 

data yang bersifat umum baik secara elektronik 

komputer maupun manual atas dasar balas jasa 

atau kontrak. Termasuk didalamnya adalah jasa 

komputer programming dan sebagainya yang 

ada hubungannya dengan kegiatan komputer. 


Value added is derived from applying value 

added ratio to output. Value added at constant 

prices use extrapolation method, where the 

extrapolator is index of building area. 

8.4 Business Services 

Law Services (Advocate and Notary) 

Advocate is the lawyer providing a 

consultation, advice or stand up for a law-suit in 

administration of justice either for crime or non 

crime matters. While the notary is a person 

appointed and have a right from Department of 

Justice to clarify and legitimate letters of 

agreement, land purchasing and the like. 

Accountant and Bookkeeper Services 

Accountant and bookkeeper services 

provide making and checking financial report 

and also services for data processing and 

tabulating as part of the accountant and 

bookkeeper business. 

Processing and Presenting Data Services 

Processing and presenting data services 

are business of general purposes using 

electronic or non electronic tools, such as 

manual, based on contractual agreement. 

Including services on writing and developing of 

computer program and other relate to it. 



Jasa Arsitek, Konstruksi, dan Teknik 

Jasa konstruksi, arsitek dan teknik adalah 

usaha jasa konsultasi konstruksi, jasa survei 

geologi, penyelidikan tambang/pencarian 

komoditi pertambangan dan jasa penyelidikan 

serta sejenisnya. 

Jasa Periklanan dan Riset Pemasaran 

Jasa periklanan dan riset pemasaran 

adalah suatu kegiatan usaha yang memberikan 

pelayanan kepada pihak lain dalam bentuk 

pembuatan dan pemasangan iklan, yang 

bertujuan untuk menyampaikan informasi, 

membujuk dan mengingatkan kepada 

konsumen tentang produk dari suatu 

perusahaan/usaha serta dalam 

penyampaiannya dapat melalui berbagai media 

massa. 

Jasa Persewaan Mesin dan Peralatan 

Jasa persewaan mesin dan peralatan 

adalah usaha persewaan mesin dan 

peralatannya untuk keperluan pertanian, 

pertambangan ladang minyak, industri 

pengolahan, konstruksi dan mesin-mesin 

keperluan kantor. 

Output jasa perusahaan diperoleh dari 

perkalian antara indikator produksi (jumlah 

perusahaan atau tenaga kerja) dengan indikator 

harga (rata-rata output perusahaan atau per 

tenaga kerja). 

Architect, Building, and Techniciant 

These services include building and 

technic consultant services, geology surveying 

services, research on finding mining commodity 

and research on newly objects. 

Advertisement and Marketing Research 

Services 

Services of advertisement and marketing 

research are business to provide services such 

as making and installing advertisement, that is 

to convey information, asking and reminding 

consumers about the products of the company 

or business by using all tools and mediators. 

Machine and Appliance Rental Services 

Sevices of machine and appliance renting 

is a business to supply machine and appliance 

for renting the needs of agriculture, mining and 

oil well, manufacturing industry, construction, 

and for office purposes. 

Output of business services is indicators 

(number of establishments or labors) multiply 

with price indicators (average output per 

establishment or per labor). 


9. Jasa-Jasa 

9.1 Pemerintahan Umum 

Jasa pemerintahan pada prinsipnya 

terbagi dua yakni pertama pelayanan dari 

pemerintahan departemen dan pertahanan, 

kedua pelayanan yang diberikan oleh badan- 

badan di bawah departemen tersebut. 

Pelayanan kedua ini disebut jasa pemerintahan 

lainnya. 

Administrasi Pemerintah dan Pertahanan 

Sektor pemerintahan umum dan 

pertahanan mencakup semua departemen dan 

non departemen, badan/lembaga tinggi negara, 

kantor-kantor dan badan-badan yang 

berhubungan dengan administrasi 

pemerintahan dan pertahanan. 

Belanja pegawai guru pemerintah yang 

memegang tata usaha dikategorikan sebagai 

melayani masyarakat dikelompokkan sebagai 

administrasi pemerintahan sedangkan dokter 

pemerintah yang melayani masyarakat 

dikelompokkan sebagai jasa kesehatan. 

Kegiatan-kegiatan ini meliputi semua 

tingkat pemerintahan, baik pemerintah pusat 

maupun pemerintah daerah yang terdiri dari 

pemerintah daerah tingkat I, tingkat II dan desa 

termasuk angkatan bersenjata. 

Jasa Pemerintahan Lainnya 

Jasa pemerintah lainnya meliputi kegiatan 

yang bersifat jasa seperti sekolah pemerintah, 

universitas pemerintah, rumah sakit pemerintah, 

bimbingan masyarakat terasing, museum, 

9. Services 


9.1 General Government Services 

This services in principle consists of first 

public administration services which are 

government department and defence, and 

second services from agents under the 

department of government. The second 

services are grouped into other government 

services. 

Government Administration and Defence 

Government administration and defence 

sector includes all department and non 

departments, state institutions and high state 

intitutions, offices and agents which controlled 

by government and defence. 

Employment expenses for administrative are 

classified into public administration while 

expenses for teachers, which have duty to 

teach, are classified into education service.The 

same way for those who serve administratively 

are classified into public administration and 

doctors who serve directly to society are 

classified into health services. 

These activities include for all government 

levels, government central, region and below 

including defence. 

Other Government Services 

Other government services are services 

produced, through government schools, 

universities, hospitals, guidining of remote 

people, museum, 



perpustakaan, tempat-tempat rekreasi yang 

dibiayai dari keuangan pemerintah. Selanjutnya 

pemerintah memungut pembayaran yang pada 

umumnya tidak mencapai besarnya biaya yang 

dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Unit-unit 

usaha semacam ini menyediakan pelayanan 

jasa untuk masyarakat. 

Aparat pemerintah yang melayani 

penyuluhan KB atau memberi penyuluhan 

kepada masyarakat terasing dikategorikan 

sebagai jasa kemasyarakatan lainnya. 

Sedangkan pegawai pemerintah yang 

melakukan penjualan karcis masuk taman 

hiburan, museum atau melayani masyarakat di 

perpustakaan dikategorikan sebagai jasa 

hiburan dan kebudayaan. Belanja pegawai dari 

sektor ini terdiri dari gaji pokok, honorarium dan 

tunjangan lainnya. Belanja pegawai yang 

dipisahkan dari belanja pemkonstruksi ditransfer 

ke belanja rutin, seperti pembayaran honor 

pegawai negeri yang turut dalam kegiatan 

proyek. 

Belanja pegawai jasa pemerintahan 

lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat 

maupun daerah, baik rutin maupun 

pembangunan adalah untuk guru-guru sekolah 

negeri, pekerja rumah sakit pemerintah, pekerja 

bimbingan masyarakat terasing, pekerja 

perpustakaan dan tempat-tempat rekreasi serta 

museum pemerintah. 

Penyusutan barang modal untuk sektor 

pemerintahan umum datanya belum tersedia. 

Sehingga nilai penyusutan diadakan estimasi 

berdasarkan rasio terhadap belanja pegawai. 

Struktur biaya dari sektor ini tidak memuat 

unsur surplus usaha. Sedangkan pemerintah 

tidak melakukan pembayaran pajak tak 

langsung, untuk memperoleh nilai tambah bruto 

diperkirakan dari penjumlahan belanja pegawai 

serta perkiraan penyusutan. 

library, recreational places which are financed 

by government impose a few retribution which 

do not cover all the expenses in running these 

activities provide services for the public/society. 

Government employee which provide 

services of family planning (KB) and services to 

remote people are classified into social 

services. While government employee who 

include in selling tickets in entertainment park, 

museum or in library are classified as 

entertainment and cultural servicess. 

Employment expenses of this sector consists of 

basic salaries, supporting salaries, honour and 

others. Employment expenses derived from 

development budget is transferred to routine 

budget. This expenses are for example 

honorarium of government employee which 

involved in the development project. 

Government employment expenses for 

other government sub-sector are employment 

salaries paid by central and regional 

government, obtained from routine and 

development budget such as salaries for school 

teacher, health employee, guiders of remote 

people, library employee and recreational and 

museum employee. 

Depreciation of capital for public 

government do not available. It is estimated 

based on ratio to employment expenses. Input 

structure has zero operating surplus. Also it 

does not have indirect taxes, therefore, to obtain 

gross value added is a summation of 

employment expenses and depreciation 


Data untuk estimasi NTB sektor 

pemerintahan umum didasarkan pada realisasi 

pengeluaran pemerintah. Belanja pegawai jasa 

pemerintahan lainnya yang ditransfer dari 

pemerintah pusat dan daerah diperoleh dari 

realisasi anggaran belanja pemkonstruksi 

menurut sektor dan Subsektor. Sedangkan 

belanja pegawai jasa pemerintahan lainnya 

untuk pemerintah daerah diperoleh dari laporan 

belanja pegawai menurut jenis pengeluaran. 

Disamping belanja pegawai diatas 

penyusutan juga termasuk dalam penghitungan 

NTB jasa pemerintahan lainnya. Dimana nilai 

penyusutan diperkirakan sekitar 5 persen dari 

nilai belanja pegawai. 

Perkiraan NTB sektor pemerintahan 

umum dan jasa lainnya atas dasar harga 

konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi 

menggunakan indeks tertimbang jumlah 

pegawai negeri menurut golongan kepangkatan. 

9.2 Jasa Swasta 

Jasa Sosial dan Kemasyarakatan 

Meliputi jasa pendidikan, kesehatan, 

riset/penelitian, palang merah, panti asuhan, 

panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat 

(YPAC), rumah ibadat dan sejenisnya, baik 

yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. 

Output jasa sosial dan kemasyarakatan 

diperoleh dari hasil perkalian antara masing- 

masing indikator produksi seperti jumlah murid 

menurut jenjang pendidikan, jumlah tempat tidur 

rumah sakit, jumlah dokter, jumlah anak yang 

diasuh, jumlah orang lanjut usia yang dirawat, 

jumlah rumah ibadah, jumlah anak cacat yang 

dirawat dengan rata-rata output per masing- 

masing indikator. 


Data on estimating the value added are 

gathered from the realization of government 

budget. Employment expenses, which are 

transferred from central and regional 

government, are obtained from development 

budget by economic sector and sub-sectors. 

Employment expenses of the regional offices 

are gathered from statement of employment 

budget by kinds of expenditure. 

Beside this depreciation is also added up 

to get the gross value added of other 

government services.. The depreciation in this 

case is estimated to be 5 percent to 

employment expenses. 

Value added at 2000 prices for public 

government and other government services is 

accounted by using extrapolation method, 

where the weighted index of number of 

employment by position levels as extrapolator. 

9.2 Private Services 

Social and Community Services 

It includes education services, health, 

research, red cross, child care, disable care, 

religious house and the like which mainly are 

operated by the government or by private. 

Output of this sub-sector is obtained by 

multiplying production indicator that is number 

of students per level of education, number of 

bed of the hospital, number of doctors, number 

of cared children, number of religious house, 

number of disable persons with the average 

output per each indicator above. 



Jasa Hiburan dan Rekreasi 

Meliputi kegiatan produksi dan distribusi 

film komersial dan film dokumenter untuk 

kepentingan pemerintah serta reproduksi film 

video, jasa bioskop dan panggung hiburan, 

studio radio, perpustakaan, museum, kebun 

binatang, gedung olahraga, kolam renang, klab 

malam, taman hiburan, lapangan golf, lapangan 

tenis, bilyar, klub Galatama, artis film, artis 

panggung, karaoke, video klip, studio televisi 

dan stasiun pemancar radio yang dikelola oleh 

swasta. 

Output atas dasar harga berlaku diperoleh 

dengan menggunakan metode pendekatan 

produksi, yaitu diperoleh dari hasil perkalian 

antara indikator produksi dengan indikator 

harga. 

Output kegiatan produksi film diperoleh 

dari perkalian antara jumlah film yang 

diproduksi dengan rata-rata output per film. 

Output kegiatan distribusi film diperoleh dari 

perkalian antara rasio biaya sewa film dengan 

output bioskop, sedangkan output bioskop 

diperoleh dari perkalian antara jumlah penonton 

dengan rata-rata output per penonton. Output 

panggung hiburan/ kesenian dihitung 

berdasarkan pajak tontonan yang diterima 

pemerintah. Output untuk jasa hiburan dan 

rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan 

pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan 

dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan 

rata-rata output per indikatornya. Dan NTB atas 

dasar harga berlaku diperoleh dari hasil 

perkalian antara rasio NTB dengan output. 

Sedangkan output dan NTB atas dasar 

harga konstan menggunakan metode deflasi/ 

ekstrapolasi dengan deflator/ ekstrapolator-nya 

adalah IHK hiburan dan rekreasi atau indeks 

indikator produksi yang sesuai. 

Amusement and Recreational Services 

This services cover production and 

distribution of commercial films and 

documentary films, reproduction of film and 

video, cinema services, podium entertainment, 

radio studios, library and museum, zoo, 

recreation park, golf court, tennis court, billiard, 

sport organization, artists, karaoke, video clip, 

television studios and radio stations which are 

operated by privates. 

Output at current prices is obtained by 

applying production approach, output is derived 

from multiplying production indicator and price 

indicator. 

Output of film is derived from number of 

film multiply with average output per film. Output 

of film distribution is to multiply cost ratio of film 

rental to movie output. The movie output is 

obtained from number of visitors and its average 

output. Output of entertainment podiums is 

estimated based on movie taxes receipt by 

government. Output of other entertainment 

services is estimated through number of 

establishment and number of employment 

multiply with their respective output. Value 

added at current prices is derived by using 

value added ratio multiply the output. 

Output and value added at constant prices 

are derived through deflating /extrapolating 

method, where deflator is the consumer price 

index (CPI/IHK) of recreation and group, and 

the extrapolating is the quantity indicators. 


Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 

Meliputi segala jenis kegiatan jasa yang 

pada umumnya melayani perorangan dan 

rumah tangga, yang terdiri dari: 

a) Jasa perbengkelan/reparasi kendaraan 

bermotor, mencakup perbaikan kecil dari 

kendaraan roda empat, roda tiga dan dua, 

seperti mobil pribadi, mobil umum, 

sepeda motor dan sebagainya. 

b) Jasa perbengkelan/reparasi lainnya 

seperti perbaikan/reparasi jam, televisi, 

radio, lemari es, mesin jahit, sepeda dan 

barang-barang rumah tangga lainnya. 

c) Jasa pembantu rumah tangga, mencakup 

koki, tukang kebun, penjaga malam, 

pengasuh bayi dan anak dan sejenisnya. 

d) Jasa perorangan lainnya, mencakup 

tukang binatu, tukang cukur, tukang jahit, 

tukang semir sepatu dan sejenisnya. 

Output atas dasar harga berlaku untuk 

jasa perbengkelan serta jasa perorangan dan 

rumah tangga diperoleh dari perkalian antara 

masing-masing jumlah tenaga kerja dengan 

rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan 

output jasa pembantu rumah tangga, pengasuh 

bayi dan sejenisnya diperoleh dari perkalian 

antara pengeluaran perkapita untuk pembantu 

rumah tangga dengan jumlah penduduk 

pertengahan tahun untuk jasa perorangan yang 

belum dicakup. 


dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan 

output, rasio NTB diperoleh dari hasil Survei 

Khusus Pendapatan Regional (SKPR). 

Sedangkan output dan NTB atas dasar harga 


metode ekstrapolasi. 


Personal and Household Services 

It covers all kinds of services activities 

which are generally supplied by personal and 

household. It consists of: 

a) Vehicle repair services, includes small 

and heavy maintenance of private and 

public automobiles, motorcycles and the 


like. 

b) Other repair and maintenance services 

for example for repairing clocks, 

televisions, radios, refrigerators, sewing 

machines, bicycles, and other household 

appliances 

c) Domestic servant, including 

Independent personal services for 

restaurant, park, save guard at night, 

baby & child care and the like. 

d) Other personal services: laundry, barber 

shop, sewing shop, cleaning shoes, and 

the like. 

Output at current prices of maintenance 

personal and household services are obtained 

throughmultiplying each of their labors and 

average output per labor. While output of 

domestic servant, baby& child care, and the like 

are estimated bypercapita expenditure multiply 

with number of servants for domestic servant 

activity and with number of population at mid 

year for other services uncovered before. 

Value added at current prices is obtained 

by applying value added ratio, where the ratio is 

gathered from special survey of regional income 

(SKPR). Output and value added at constant 

price is estimated by using extrapolation 

method.

Biaya Antara: 

Input yang dipergunakan habis dalam 

proses produksi dan terdiri dari barang tidak 

tahan lama dan jasa baik yang dibeli dari pihak 

lain ataupun yang diproduksi sendiri. 

Faktor Produksi: 

Mencakup faktor-faktor yang terlibat 

langsung dalam suatu proses produksi baik 

secara langsung maupun tidak langsung seperti 

tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian. 

Faktor Pendapatan dari Luar: 

Merupakan pendapatan/kompensasi 

yang diterima oleh faktor produksi, atas 

keterlibatannya dalam suatu proses produksi di 

luar batas wilayah domestik. 

Harga Berlaku: 

Penilaian yang dilakukan terhadap 

produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun 

yang dikonsumsi, pada harga tahun sedang 

berjalan. 

Harga Konstan: 

Penilaian yang dilakukan terhadap 

produk barang dan jasa yang dihasilkan atau 

yang dikonsumsi, pada harga tetap di satu tahun 

dasar. 

Intermediate Cost: 

Glossaries 

The input are, finished in production 

process, consist of non durable goods and 

services purchased from other party or own 

production. 

Production Factors: 

Includes factors involved in production 

process either direct or indirectly. It consists of 

land, labors, capital and enterpreneurship. 

Income Factor from Overseas: 

It is an income or a compensation 

receipted by production factors due to their 

involving in production process of outside of 

domestic territory. 

Current Prices: 

Valuation for goods and services produced 

or consumed at the year being concerned. 

Constant Prices: 

Valuation for goods and services produced 

or consumed at the specific base year. 


Daftar Istilah Penting 

Pajak Tidak Langsung Neto: 

Pajak tidak langsung dikurangi subsidi. 

Imputasi Jasa: 

Merupakan perkiraan atas nilai output 

jasa yang dihasilkan, sebagai contoh imputasi 

jasa bank, jasa asuransi, jasa dana pensiun dan 

sebagainya. 

Margin Perdagangan dan Biaya Transport: 

Merupakan selisih nilai transaksi pada 

tingkat harga pembeli dengan tingkat harga 

produsen. Selisih ini mencakup keuntungan 

pedagang, baik pedagang besar maupun 

pedagang eceran dan biaya transpor yang 

timbul dalam menyalurkan barang dari 

produsen kepada pembeli. 

Input Primer: 

Disebut juga nilai tambah bruto, terdiri dari 

balas jasa tenaga kerja, surplus usaha, 

penyusutan dan pajak tidak langsung neto. 

Output Domestik: 

Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh 

sektor-sektor ekonomi tanpa membedakan 

pelaku produksinya di wilayah domestik tertentu. 

Pelengkap (Mark-up): 

Merupakan besaran persentase tertentu 

yang ditambahkan terhadap suatu bilangan 

estimasi yang fungsinya untuk melengkapi data 

yang tidak lengkap. 

Net Indirect Tax: 

Indirect tax minus subsidy. 

Imputed Services: 

That is a value of services produced, for 

example imputed bank services, insurance 

services, pension fund services and so on. 

Trade Margin and Transport Cost: 

It is difference of transaction made between 

purchaser value and producer value. It includes 

trader profits, either wholesale or retail sales and 

transport costs existed from distributing goods 

from producers to purchasers. 

Primary Input: 

It is a value added, consists of 

compensation of employee, operating surplus, 

depreciation and net indirect tax. 

Domestic Output: 

Value of production of goods and services 

produced by economic sectors regardless the 

operating actors take places in domestic territory. 

Mark-up: 

A percentage in adding up to the estimation 

results due to the uncompleted data. 


Penyusutan: 

Yang dimaksudkan adalah penyusutan 

barang-barang modal tetap yang digunakan 

dalam proses produksi. 

Permintaan Antara: 

Merupakan permintaan barang dan jasa 

untuk memenuhi proses produksi. 

Permintaan Akhir: 

Merupakan permintaan barang dan jasa 

untuk memenuhi konsumsi akhir, pembentukan 

modal dan ekspor. 

Tahun Dasar: 

Adalah tahun terpilih sebagai referensi 

statistik, yang digunakan sebagai dasar 

penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan 

tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri 

data dengan indikator rinci mengenai 

perubahan/pergerakan yang terjadi. 

Depreciation: 

Glossaries 

That is a depreciation of fixed capital 

formation used in production process. 

Intermediate Demand: 

It demands for goods and services which 

are used for production process. 

Final Demand: 

It demands for goods and services to fulfill 

the final consumption, capital formation and 

export. 

Base Year: 

The selected year as for a statistics 

references, which is used for an estimation in 

other years. With this base year, series of data, 

detailed indicators and real changed can be 

derived. 


Tabel A PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 

Table A GRDP at Current Market Prices by Industrial Origin (Million Rupiahs) 

Main Tables 

LAPANGAN USAHA / INDUSTRIAL ORIGIN 2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. PERTANIAN / Agriculture 18 135 800,49 19 397 726,84 20 416 142,15 21 968 443,81 

a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 6 226 749,50 6 664 292,79 7 038 052,95 7 803 099,10 

b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 3 754 821,58 4 243 700,73 4 357 234,97 4 588 640,33 

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock and Its Products 2 920 847,50 3 150 128,28 3 361 059,32 3 603 702,12 

d. Kehutanan / Forestry 1 925 765,40 1 879 299,18 1 785 961,03 1 780 430,61 

e. Perikanan / Fishery 3 307 616,51 3 460 305,86 3 873 833,87 4 192 571,64 

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN / Minning & Quarrying 15 984 348,03 13 879 137,99 8 254 553,62 8 623 087,67 

a. Minyak dan Gas Bumi / Oil and Gas Minning 15 222 624,27 13 092 860,91 7 448 173,47 7 738 570,95 

b. Pertambangan Bukan Migas / Non-Oil and Gas Minning 0,00 0,00 0,00 0,00 

c. Penggalian /Quarrying 761 723,76 786 277,07 806 380,16 884 516,72 

3. INDUSTRI PENGOLAHAN / Manufacturing Industry 7 935 043,61 8 189 778,55 7 789 412,14 7 512 522,95 

a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry 6 152 562,05 6 244 809,76 5 630 998,76 5 157 309,75 

1. Pengilangan Minyak Bumi / Petroleum Refinery 0,00 0,00 0,00 0,00 

2. Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG) 6 152 562,05 6 244 809,76 5 630 998,76 5 157 309,75 

b. Industri Bukan Migas / Non-Oil and Gas Manufacturing Industry 1 782 481,56 1 944 968,80 2 158 413,39 2 355 213,20 

1. Makanan, Minuman & Tembakau / Food, Beverages & Tobacco 715 544,12 751 195,85 779 087,78 850 129,18 

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki / Textile, leather Prod & Footwear 8 833,83 10 286,68 11 302,55 12 176,89 

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya / Wood & Other Products 1 029,40 1 229,76 1 226,93 1 298,47 

4. Kertas dan Barang Cetakan / Paper & Printing Products 23 009,61 26 531,65 31 075,73 34 418,55 

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet/Fertilizers, Chemical & Rubber Prod. 956 881,41 1 056 984,20 1 212 827,13 1 316 819,59 

6. Semen & Brg. Galian bkn Logam / Cement & Non-Metalic Quarr. 63 123,98 72 198,63 88 039,37 102 096,77 

7. Logam Dasar Besi & Baja / Iron & Steel Basic Metal 0,00 10 246,28 16 717,47 18 256,71 

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya / Transport Equip. Machinery 8 943,58 10 155,12 11 225,52 12 318,87 

9. Barang lainnya / Other Manufacturing Industries 5 115,62 6 140,63 6 910,92 7 698,16 

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH / Electricity, Gas & Water Supply 173 815,29 196 837,69 259 429,74 336 833,23 

a. Listrik / Electricity 166 354,87 189 253,40 250 504,41 326 284,87 

b. Gas Kota / City Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 

c. Air Bersih / Water Supply 7 460,42 7 584,29 8 925,33 10 548,36 

5. KONSTRUKSI / Construction 5 416 251,01 6 264 000,91 6 840 529,68 7 753 499,11 

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN/Trade, Hotel & Restaurant 9 227 064,12 10 222 602,58 10 743 849,49 12 029 967,58 

a. Perdagangan Besar & Eceran / Wholesale and Retail Trades 8 853 118,86 9 806 278,84 10 270 705,73 11 496 515,28 

b. Hotel / Hotels 48 384,88 50 610,63 58 427,13 67 051,01 

c. Restoran / Restaurant 325 560,38 365 713,11 414 716,62 466 401,28 

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI/Transport & Communication 5 747 632,53 6 454 047,75 7 453 576,99 8 254 406,03 

a. Pengangkutan / Transport 5 300 941,77 5 954 296,50 6 896 783,23 7 671 684,61 

1. Angkutan Rel / Railways Transport 0,00 0,00 0,00 0,00 

2. Angkutan Jalan Raya / Road Transport 4 608 604,43 5 199 500,44 6 125 728,22 6 871 702,66 

3. Angkutan Laut / Sea Transport 151 149,76 169 807,67 180 593,95 196 471,64 

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr./River, Lake & Ferry Transport 2 101,57 2 197,57 2 352,70 2 540,67 

5. Angkutan Udara / Air Transport 501 396,28 544 395,77 543 393,32 551 550,11 

6. Jasa Penunjang Angkutan / Services Allied to Transport 37 689,73 38 395,05 44 715,03 49 419,54 

b. Komunikasi / Communication 446 690,76 499 751,25 556 793,76 582 721,41 

1. Pos dan Telekomunikasi / Post and Telecomunication 439 601,96 491 206,19 546 955,41 571 865,11 

2. Jasa Penunjang Komunikasi / Services Allied to Communication 7 088,79 8 545,06 9 838,35 10 856,30 

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN / 1 351 446,41 1 480 762,02 1 789 718,21 2 048 051,76 

a. Bank / Bank 613 149,00 759 475,74 1 106 209,82 1 315 843,87 

b. Lembaga Keuangan bukan Bank/Non-Bank Financial Institutions 43 534,83 47 256,22 49 268,41 51 085,52 

c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied to Finance 0,00 0,00 0,00 0,00 

d. Real Estat / Real Estate 672 745,61 651 207,97 609 314,96 653 777,87 

e. Jasa Perusahaan / Business Services 22 016,97 22 822,09 24 925,02 27 344,50 

9. JASA-JASA / Services 7 121 957,91 7 462 656,39 8 147 332,53 8 978 786,11 

a. Pemerintahan Umum / General Government 6 065 747,29 6 339 072,37 6 866 289,35 7 539 258,08 

1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan/Gov. Administration & Defence 4 210 126,33 4 325 488,73 4 770 978,38 5 289 316,81 

2. Jasa Pemerintah Lainnya / Other Government Services 1 855 620,96 2 013 583,64 2 095 310,96 2 249 941,27 

b. Swasta / Private 1 056 210,62 1 123 584,02 1 281 043,18 1 439 528,03 

1. Sosial Kemasyarakatan / Social & Community Services 649 342,69 686 681,59 797 105,66 903 396,15 

2. Hiburan & Rekreasi / Amusement & Recreational Services 68 179,25 76 095,13 94 276,99 110 331,95 

3. Perorangan & Rumahtangga / Personal & Household Services 338 688,68 360 807,30 389 660,53 425 799,93 

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO / GRDP 71 093 359,40 73 547 550,72 71 694 544,56 77 505 598,25 

PDRB TANPA MIGAS / GRDP Without Oil & Gas 49 718 173,08 54 209 880,05 58 615 372,34 64 609 717,54 


Tabel-tabel Pokok 

Tabel B PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 

Table B GRDP at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (Million rupiahs) 


(1) (2) (3) (4) (5) 

1. PERTANIAN / Agriculture 8 157 603,69 8 223 515,76 8 433 957,90 8 857 389,65 

a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 3 327 927,12 3 232 802,90 3 353 314,86 3 618 517,57 

b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 1 574 025,06 1 638 019,56 1 696 447,75 1 748 506,75 

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock and Its Products 1 342 360,32 1 427 331,69 1 447 049,00 1 499 048,84 

d. Kehutanan / Forestry 567 944,28 546 968,55 518 234,38 518 110,47 

e. Perikanan / Fishery 1 345 346,91 1 378 393,07 1 418 911,92 1 473 206,03 

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN / Minning & Quarrying 7 294 145,59 5 307 559,84 2 797 970,49 2 609 892,25 

a. Minyak dan Gas Bumi / Oil and Gas Minning 6 891 518,77 4 903 419,51 2 389 320,15 2 176 996,88 


c. Penggalian /Quarrying 402 626,83 404 140,33 408 650,34 432 895,38 

3. INDUSTRI PENGOLAHAN / Manufacturing Industry 4 491 750,51 4 118 053,78 3 794 880,67 3 491 324,15 

a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry 3 069 371,07 2 671 479,58 2 254 971,28 1 851 822,45 


2. Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG) 3 069 371,07 2 671 479,58 2 254 971,28 1 851 822,45 

b. Industri Bukan Migas / Non-Oil and Gas Manufacturing Industry 1 422 379,45 1 446 574,20 1 539 909,39 1 639 501,71 

1. Makanan, Minuman & Tembakau / Food, Beverages & Tobacco 446 039,25 461 602,75 502 491,81 546 422,00 

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki / Textile, leather Prod & Footwear 5 341,62 5 513,79 5 746,56 6 137,10 

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya / Wood & Other Products 562,80 546,25 537,61 536,60 

4. Kertas dan Barang Cetakan / Paper & Printing Products 12 701,72 13 258,73 14 176,94 15 011,47 

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet/Fertilizers, Chemical & Rubber Prod. 901 220,14 902 646,75 946 860,26 997 051,37 

6. Semen & Brg. Galian bkn Logam / Cement & Non-Metalic Quarr. 43 095,48 43 201,20 45 977,79 48 576,57 

7. Logam Dasar Besi & Baja / Iron & Steel Basic Metal 0,00 6 209,86 9 992,81 10 866,25 

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya / Transport Equip. Machinery 8 156,54 8 222,85 8 475,70 9 024,62 

9. Barang lainnya / Other Manufacturing Industries 5 261,89 5 372,02 5 649,92 5 875,72 

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH / Electricity, Gas & Water Supply 82 060,07 91 477,02 104 092,03 121 754,53 

a. Listrik / Electricity 77 694,95 87 213,02 99 615,81 116 717,97 


c. Air Bersih / Water Supply 4 365,12 4 264,00 4 476,22 5 036,56 

5. KONSTRUKSI / Construction 2 147 334,15 2 162 056,20 2 229 792,49 2 343 693,95 

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN/Trade, Hotel & Restaurant 5 665 986,74 5 921 014,56 6 213 658,59 6 609 054,88 

a. Perdagangan Besar & Eceran / Wholesale and Retail Trades 5 477 202,58 5 711 083,24 5 991 618,42 6 373 943,98 

b. Hotel / Hotels 18 443,90 18 845,26 19 705,57 20 578,06 

c. Restoran / Restaurant 170 340,26 191 086,07 202 334,60 214 532,84 

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI/Transport & Communication 2 136 460,03 2 174 585,61 2 280 601,82 2 430 513,05 

a. Pengangkutan / Transport 1 793 646,74 1 802 986,55 1 881 181,69 2 010 426,28 


2. Angkutan Jalan Raya / Road Transport 1 565 099,72 1 567 815,46 1 648 670,07 1 774 120,58 

3. Angkutan Laut / Sea Transport 102 753,33 104 988,69 105 355,38 107 825,70 

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr./River, Lake & Ferry Transport 1 997,46 2 002,63 2 088,04 2 229,66 



b. Komunikasi / Communication 342 813,29 371 599,05 399 420,13 420 086,77 

1. Pos dan Telekomunikasi / Post and Telecomunication 338 225,35 366 310,61 393 824,09 414 125,64 

2. Jasa Penunjang Komunikasi / Services Allied to Communication 4 587,93 5 288,44 5 596,04 5 961,13 

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN / 523 430,59 545 423,85 588 136,87 620 705,18 

a. Bank / Bank 248 010,89 284 585,13 343 882,26 375 442,64 

b. Lembaga Keuangan bukan Bank/Non-Bank Financial Institutions 33 981,68 34 966,63 36 049,21 36 658,20 


d. Real Estat / Real Estate 228 305,78 212 857,61 195 124,04 195 120,57 

e. Jasa Perusahaan / Business Services 13 132,24 13 014,49 13 081,36 13 483,77 

9. JASA-JASA / Services 5 484 319,40 5 554 305,84 5 777 792,42 5 986 809,00 

a. Pemerintahan Umum / General Government 5 182 263,02 5 237 310,95 5 444 890,40 5 627 181,14 

1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan/Gov. Administration & Defence 3 458 861,50 3 458 202,52 3 594 246,84 3 736 694,91 

2. Jasa Pemerintah Lainnya / Other Government Services 1 723 401,52 1 779 108,43 1 850 643,56 1 890 486,23 

b. Swasta / Private 302 056,39 316 994,89 332 902,03 359 627,86 

1. Sosial Kemasyarakatan / Social & Community Services 171 145,79 178 230,86 187 041,87 200 361,21 

2. Hiburan & Rekreasi / Amusement & Recreational Services 42 136,67 44 579,89 46 032,66 50 287,39 

3. Perorangan & Rumahtangga / Personal & Household Services 88 773,92 94 184,14 99 827,49 108 979,26 

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO / GRDP 35 983 090,79 34 097 992,47 32 220 883,29 33 071 136,66 

PDRB TANPA MIGAS / GRDP Without & Gas 26 022 200,96 26 523 093,38 27 576 591,86 29 042 317,34 


Tabel C Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) / 

Table C Percentage Distribution GRDP at Current Market Prices by Industrial Origin (Percent) 

Main Tables 


(1) (2) (3) (4) (5) 

1. PERTANIAN / Agriculture 25,51 26,37 28,48 28,34 

a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 8,76 9,06 9,82 10,07 

b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 5,28 5,77 6,08 5,92 

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock and Its Products 4,11 4,28 4,69 4,65 

d. Kehutanan / Forestry 2,71 2,56 2,49 2,30 

e. Perikanan / Fishery 4,65 4,70 5,40 5,41 

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN / Minning & Quarrying 22,48 18,87 11,51 11,13 

a. Minyak dan Gas Bumi / Oil and Gas Minning 21,41 17,80 10,39 9,98 


c. Penggalian /Quarrying 1,07 1,07 1,12 1,14 

3. INDUSTRI PENGOLAHAN / Manufacturing Industry 11,16 11,14 10,86 9,69 

a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry 8,65 8,49 7,85 6,65 


2. Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG) 8,65 8,49 7,85 6,65 

b. Industri Bukan Migas / Non-Oil and Gas Manufacturing Industry 2,51 2,64 3,01 3,04 

1. Makanan, Minuman & Tembakau / Food, Beverages & Tobacco 1,01 1,02 1,09 1,10 

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki / Textile, leather Prod & Footwear 0,01 0,01 0,02 0,02 


4. Kertas dan Barang Cetakan / Paper & Printing Products 0,03 0,04 0,04 0,04 

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet/Fertilizers, Chemical & Rubber Prod. 1,35 1,44 1,69 1,70 

6. Semen & Brg. Galian bkn Logam / Cement & Non-Metalic Quarr. 0,09 0,10 0,12 0,13 

7. Logam Dasar Besi & Baja / Iron & Steel Basic Metal 0,00 0,01 0,02 0,02 

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya / Transport Equip. Machinery 0,01 0,01 0,02 0,02 

9. Barang lainnya / Other Manufacturing Industries 0,01 0,01 0,01 0,01 

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH / Electricity, Gas & Water Supply 0,24 0,27 0,36 0,43 

a. Listrik / Electricity 0,23 0,26 0,35 0,42 


c. Air Bersih / Water Supply 0,01 0,01 0,01 0,01 

5. KONSTRUKSI / Construction 7,62 8,52 9,54 10,00 

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN/Trade, Hotel & Restaurant 12,98 13,90 14,99 15,52 

a. Perdagangan Besar & Eceran / Wholesale and Retail Trades 12,45 13,33 14,33 14,83 

b. Hotel / Hotels 0,07 0,07 0,08 0,09 

c. Restoran / Restaurant 0,46 0,50 0,58 0,60 

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI/Transport & Communication 8,08 8,78 10,40 10,65 

a. Pengangkutan / Transport 7,46 8,10 9,62 9,90 


2. Angkutan Jalan Raya / Road Transport 6,48 7,07 8,54 8,87 

3. Angkutan Laut / Sea Transport 0,21 0,23 0,25 0,25 

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr./River, Lake & Ferry Transport 0,00 0,00 0,00 0,00 

5. Angkutan Udara / Air Transport 0,71 0,74 0,76 0,71 

6. Jasa Penunjang Angkutan / Services Allied to Transport 0,05 0,05 0,06 0,06 

b. Komunikasi / Communication 0,63 0,68 0,78 0,75 

1. Pos dan Telekomunikasi / Post and Telecomunication 0,62 0,67 0,76 0,74 

2. Jasa Penunjang Komunikasi / Services Allied to Communication 0,01 0,01 0,01 0,01 

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN / 1,90 2,01 2,50 2,64 

a. Bank / Bank 0,86 1,03 1,54 1,70 

b. Lembaga Keuangan bukan Bank/Non-Bank Financial Institutions 0,06 0,06 0,07 0,07 


d. Real Estat / Real Estate 0,95 0,89 0,85 0,84 

e. Jasa Perusahaan / Business Services 0,03 0,03 0,03 0,04 

9. JASA-JASA / Services 10,02 10,15 11,36 11,58 

a. Pemerintahan Umum / General Government 8,53 8,62 9,58 9,73 

1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan/Gov. Administration & Defence 5,92 5,88 6,65 6,82 

2. Jasa Pemerintah Lainnya / Other Government Services 2,61 2,74 2,92 2,90 

b. Swasta / Private 1,49 1,53 1,79 1,86 

1. Sosial Kemasyarakatan / Social & Community Services 0,91 0,93 1,11 1,17 

2. Hiburan & Rekreasi / Amusement & Recreational Services 0,10 0,10 0,13 0,14 

3. Perorangan & Rumahtangga / Personal & Household Services 0,48 0,49 0,54 0,55 

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO / GRDP 100,00 100,00 100,00 100,00 



Tabel D Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha(Persen) / 

Table D Percentage Distribution GRDP at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (Percent) 


(1) (2) (3) (4) (5) 
































b. Hotel / Hotels 0,05 0,06 0,06 0,06 














a. Bank / Bank 0,69 0,83 1,07 1,14 















Tabel E Distribusi Persentase PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) / 

Table E Percentage Distribution GRDP Without Oil and Gas at Current Market Prices by Industrial Origin (Percent) 

Main Tables 


(1) (2) (3) (4) (5) 








a. Minyak dan Gas Bumi / Oil and Gas Minning 

b. Pertambangan Bukan Migas / Non-Oil and Gas Minning 



a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry 

1. Pengilangan Minyak Bumi / Petroleum Refinery 

2. Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG) 


















b. Hotel / Hotels 0,10 0,09 0,10 0,10 














a. Bank / Bank 1,23 1,40 1,89 2,04 













PDRB Tanpa Migas / GRDP Without Oil and Gas 100,00 100,00 100,00 100,00 



Tabel F Distribusi Persentase PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Persen) / 

Table F Percentage Distribution GRDP Without Oil and Gas at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (Percent) 


(1) (2) (3) (4) (5) 








a. Minyak dan Gas Bumi / Oil and Gas Minning 




a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry 


2. Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG) 


















b. Hotel / Hotels 0,07 0,07 0,07 0,07 














a. Bank / Bank 0,95 1,07 1,25 1,29 













PDRB Tanpa Migas / GRDP Without Oil and Gas 100,00 100,00 100,00 100,00 


Tabel G Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2000=100) / 

Table G Trend of Gross GRDP at Current Market Prices by Industrial Origin (2000 = 100) 

Main Tables 


(1) (2) (3) (4) (5) 






















7. Logam Dasar Besi & Baja / Iron & Steel Basic Metal 

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya / Transport Equip. Machinery 816,68 927,31 1 025,05 1 124,89 




b. Gas Kota / City Gas 





b. Hotel / Hotels 303,33 317,29 366,29 420,35 




1. Angkutan Rel / Railways Transport 










a. Bank / Bank 2 540,39 3 146,65 4 583,24 5 451,79 


c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied to Finance 












PDRB TANPA MIGAS / GRDP Without Oil and Gas 253,32 276,20 298,65 329,19 



Tabel H Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (2000=100) / 

Table H Trend of Gross GRDP at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (2000 = 100) 


(1) (2) (3) (4) (5) 






















7. Logam Dasar Besi & Baja / Iron & Steel Basic Metal 





b. Gas Kota / City Gas 





b. Hotel / Hotels 115,63 118,14 123,54 129,01 




1. Angkutan Rel / Railways Transport 










a. Bank / Bank 1 027,56 1 179,09 1 424,77 1 555,53 


c. Jasa Penunjang Keuangan / Services Allied to Finance 














Tabel I Laju Pertumbuhan PDRB Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) / 

Table I Growth rate of GRDP at Current Market Prices by Industrial Origin (Percent) 

Main Tables 


(1) (2) (3) (4) (5) 





d. Kehutanan / Forestry 2,73 -2,41 -4,97 -0,31 


2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN / Minning & Quarrying -18,55 -13,17 -40,53 4,46 

a. Minyak dan Gas Bumi / Oil and Gas Minning -19,79 -13,99 -43,11 3,90 



3. INDUSTRI PENGOLAHAN / Manufacturing Industry -7,00 3,21 -4,89 -3,55 

a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry -10,95 1,50 -9,83 -8,41 


2. Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG) -10,95 1,50 -9,83 -8,41 




3. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya / Wood & Other Products 20,64 19,46 -0,23 5,83 










c. Air Bersih / Water Supply -7,16 1,66 17,68 18,18 




b. Hotel / Hotels 8,12 4,60 15,44 14,76 






3. Angkutan Laut / Sea Transport -14,84 12,34 6,35 8,79 

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr./River, Lake & Ferry Transport -12,47 4,57 7,06 7,99 

5. Angkutan Udara / Air Transport 32,97 8,58 -0,18 1,50 


b. Komunikasi / Communication -7,96 11,88 11,41 4,66 

1. Pos dan Telekomunikasi / Post and Telecomunication -7,97 11,74 11,35 4,55 

2. Jasa Penunjang Komunikasi / Services Allied to Communication -7,08 20,54 15,13 10,35 

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN / -0,72 9,57 20,86 14,43 

a. Bank / Bank 39,93 23,86 45,65 18,95 

b. Lembaga Keuangan bukan Bank/Non-Bank Financial Institutions -22,27 8,55 4,26 3,69 


d. Real Estat / Real Estate -20,17 -3,20 -6,43 7,30 

e. Jasa Perusahaan / Business Services -9,42 3,66 9,21 9,71 







2. Hiburan & Rekreasi / Amusement & Recreational Services -6,30 11,61 23,89 17,03 

3. Perorangan & Rumahtangga / Personal & Household Services -0,85 6,53 8,00 9,27 

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO / GRDP 2,51 3,45 -2,52 8,11 




Tabel J Laju Pertumbuhan PDRB Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Persen) / 

Table J Growth rate of GRDP at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (Percent) 


(1) (2) (3) (4) (5) 


a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 4,68 -2,86 3,73 7,91 



d. Kehutanan / Forestry 3,79 -3,69 -5,25 -0,02 


2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN / Minning & Quarrying -21,10 -27,24 -47,28 -6,72 

a. Minyak dan Gas Bumi / Oil and Gas Minning -22,56 -28,85 -51,27 -8,89 



3. INDUSTRI PENGOLAHAN / Manufacturing Industry -10,10 -8,32 -7,85 -8,00 

a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry -16,74 -12,96 -15,59 -17,88 


2. Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG) -16,74 -12,96 -15,59 -17,88 




3. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya / Wood & Other Products 12,98 -2,94 -1,58 -0,19 










c. Air Bersih / Water Supply -10,84 -2,32 4,98 12,52 




b. Hotel / Hotels 2,66 2,18 4,57 4,43 

c. Restoran / Restaurant -1,72 12,18 5,89 6,03 







5. Angkutan Udara / Air Transport 12,01 3,88 -3,55 0,40 






a. Bank / Bank 24,40 14,75 20,84 9,18 



d. Real Estat / Real Estate -5,98 -6,77 -8,33 0,00 

e. Jasa Perusahaan / Business Services -18,74 -0,90 0,51 3,08 



1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan/Gov. Administration & Defence 18,39 -0,02 3,93 3,96 





3. Perorangan & Rumahtangga / Personal & Household Services -3,30 6,09 5,99 9,17 

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO / GRDP -2,36 -5,24 -5,51 2,64 



Tabel K Indeks Harga Implisit PDRB Menurut Lapangan Usaha (2000 = 100) / 

Table K Implicit Price Indices of GRDP by Industrial Origin (2000 = 100) 

Main Tables 


(1) (2) (3) (4) (5) 
































b. Hotel / Hotels 262,34 268,56 296,50 325,84 














a. Bank / Bank 247,23 266,87 321,68 350,48 

















Tabel L Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) / 

Table L Growth Rate of Implicit Price Indices of GRDP by Industrial Origin (Percent) 


(1) (2) (3) (4) (5) 



b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 8,05 8,60 -0,86 2,18 


d. Kehutanan / Forestry -1,02 1,33 0,30 -0,29 











1. Makanan, Minuman & Tembakau / Food, Beverages & Tobacco 4,53 1,44 -4,73 0,35 




5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet/Fertilizers, Chemical & Rubber Prod. -2,42 10,29 9,39 3,11 

6. Semen & Brg. Galian bkn Logam / Cement & Non-Metalic Quarr. -0,34 14,10 14,58 9,76 


8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya / Transport Equip. Machinery -5,34 12,63 7,24 3,06 

9. Barang lainnya / Other Manufacturing Industries -2,09 17,58 7,01 7,11 







a. Perdagangan Besar & Eceran / Wholesale and Retail Trades 12,36 6,23 -0,17 5,22 

b. Hotel / Hotels 5,32 2,37 10,40 9,89 






3. Angkutan Laut / Sea Transport -14,96 9,95 5,98 6,30 




b. Komunikasi / Communication -8,88 3,21 3,65 -0,49 

1. Pos dan Telekomunikasi / Post and Telecomunication -8,89 3,17 3,57 -0,57 

2. Jasa Penunjang Komunikasi / Services Allied to Communication -8,04 4,58 8,81 3,59 

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN / -6,35 5,15 12,09 8,43 

a. Bank / Bank 12,49 7,95 20,54 8,95 



d. Real Estat / Real Estate -15,08 3,82 2,07 7,30 




1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan/Gov. Administration & Defence -0,18 2,76 6,12 6,64 









Tabel M Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku / 

Table M Trend of Product Agregates and Percapita Income at Current Market Prices 

Main Tables 

PERINCIAN / DESCRIPTION 2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Produk Domestik Regional Buto atas Dasar Harga Pasar (juta rupiah) / 71 093 359,40 73 547 550,72 71 694 544,56 77 505 598,25 

Gross Regional Domestik Product at Market Prices 49 718 173,08 54 209 880,05 58 615 372,34 64 609 717,54 

2. Penyusutan ( juta rupiah) / Depreciation 1 723 123,80 1 782 607,21 1 737 695,01 1 878 540,30 

1 167 425,35 1 272 894,48 1 376 339,22 1 517 091,58 

3. Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor (juta rupiah) / 69 370 235,60 71 764 943,51 69 956 849,55 75 627 057,95 

Netto Regional Domestik Product at Factor Cost 48 550 747,73 52 936 985,57 57 239 033,12 63 092 625,96 

4. Pajak Tak Langsung ( juta rupiah) / Indirect Tax (billion rupiahs) 2 633 889,17 2 724 812,82 2 656 162,06 2 871 451,81 

2 542 390,94 2 772 079,09 2 997 358,56 3 303 885,69 

5. Produk Domestik Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor ( juta rupiah) / 66 736 346,44 69 040 130,69 67 300 687,49 72 755 606,14 


6. Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) / Mid Year Population (people) 4 196 532 4 293 798 4 393 318 4 503 274 

7. PDRB Perkapita (ribu rupiah) / Percapita GRDP (thousand rupiahs) 16 940,98 17 128,79 16 319,00 17 210,94 

11 847,44 12 625,16 13 341,94 14 347,28 

8. Pendapatan Regional Perkapita (ribu rupiah) / Percapita Regional 15 902,74 16 079,04 15 318,87 16 156,16 

Income (thousand rupiahs) 10 963,42 11 683,11 12 346,40 13 276,73 

Angka yang dicetak miring menunjukkan non-migas. 

Number in italic show non-oil and gas. 



Tabel N Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 / 

Table N Trend of Product Agregates and Percapita Income at 2000 Constant Market Prices 

PERINCIAN / DESCRIPTION 2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Produk Domestik Regional Buto atas Dasar Harga Pasar (juta rupiah) / 35 983 090,79 34 097 992,47 32 220 883,29 33 071 136,66 

Gross Regional Domestik Product at Market Prices 26 022 200,96 26 523 093,38 27 576 591,86 29 042 317,34 

2. Penyusutan (juta rupiah) / Depreciation 656 030,01 621 661,62 587 438,88 602 940,38 

673 170,02 686 127,64 713 380,67 751 297,61 

3. Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor (juta rupiah) / 35 327 060,78 33 476 330,85 31 633 444,41 32 468 196,28 


4. Pajak Tak Langsung (juta rupiah) / Indirect Tax (billion rupiahs) 652 349,83 618 174,23 584 143,48 599 558,01 

593 460,02 604 883,33 628 909,32 662 336,53 

5. Produk Domestik Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor (juta rupiah) / 34 674 710,95 32 858 156,62 31 049 300,94 31 868 638,27 

Netto Regional Domestik Product at Factor Cost (billion rupiahs) 24 755 570,91 25 232 082,40 26 234 301,87 27 628 683,19 

6. Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) / Mid Year Population (people) 4 196 532 4 293 798 4 393 318 4 503 274 

7. PDRB Perkapita (ribu rupiah) / Percapita GRDP (thousand rupiahs) 8 574,48 7 941,22 7 334,07 7 343,80 

6 200,88 6 177,07 6 276,94 6 449,16 

8. Pendapatan Regional Perkapita (ribu rupiah) / Percapita Regional 8 262,71 7 652,47 7 067,39 7 076,77 

Income (thousand rupiahs) 5 899,05 5 876,40 5 971,41 6 135,24 




Tabel O Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku / 

Table O Growth Rate Product Agregates and Percapita Income at Current Market Prices 

Main Tables 

URAIAN / LIST 2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Pasar / Gross Regional 2,51 3,45 -2,52 8,11 

Domestik Product at Market Prices 14,38 9,03 8,13 10,23 

2. Penyusutan / Depreciation 2,51 3,45 -2,52 8,11 

14,38 9,03 8,13 10,23 

3. Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor / Netto Regional 2,51 3,45 -2,52 8,11 

Domestik Product at Factor Cost 14,38 9,03 8,13 10,23 

4. Pajak Tak Langsung / Indirect Tax 2,51 3,45 -2,52 8,11 

14,38 9,03 8,13 10,23 

5. Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor / Netto Regional 2,51 3,45 -2,52 8,11 


6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 2,32 2,32 2,32 2,50 

7. PDRB Perkapita / Percapita GRDP 0,19 1,11 -4,73 5,47 

11,79 6,56 5,68 7,54 

8. Pendapatan Regional Perkapita / Percapita Regional Income 0,19 1,11 -4,73 5,47 



11,79 6,56 5,68 7,54 



Tabel P Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 / 

Table P Growth Rate of Product Agregates and Percapita Income at 2000 Constant Market Prices 

URAIAN / LIST 2007 2008 2009 2010 

(1) (2) (3) (4) (5) 

1. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Pasar / Gross Regional -2,36 -5,24 -5,51 2,64 

Domestik Product at Market Prices 7,23 1,92 3,97 5,32 

2. Penyusutan / Depreciation -2,36 -5,24 -5,51 2,64 

7,23 1,92 3,97 5,32 

3. Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor / Netto Regional -2,36 -5,24 -5,51 2,64 


4. Pajak Tak Langsung / Indirect Tax -2,36 -5,24 -5,51 2,64 

7,23 1,92 3,97 5,32 

5. Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor / Netto Regional -2,36 -5,24 -5,51 2,64 


6. Penduduk Pertengahan Tahun / Mid Year Population 2,32 2,32 2,32 2,50 

7. PDRB Perkapita / Percapita GRDP -4,57 -7,39 -7,65 0,13 

4,80 -0,38 1,62 2,74 

8. Pendapatan Regional Perkapita / Percapita Regional Income -4,57 -7,39 -7,65 0,13 



4,80 -0,38 1,62 2,74

Download File - BAPPEDA Aceh - Pemerintah Aceh

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?