TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JILID 3 Untuk SMK
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JILID 3 Untuk SMK
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JILID 3 Untuk SMK
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Saat ini pohon pelindung yang<br />
sering gunakan ialah hasil<br />
okulasi antara Leucaene<br />
glauca sebagai batang bawah<br />
dan Leucaene glabrata<br />
sebagai batang atas. Hasil<br />
okulasi ini tidak menghasilkan<br />
biji sehingga tidak mengotori<br />
kebun. Pohon okulasi itu<br />
dikenal dengan L2, L19 dan<br />
L21.<br />
Kekhawatiran penanaman<br />
pohon pelindung jenis<br />
lamtaro akhir-akhir ini<br />
berkaitan dengan ditemukan<br />
nya hama kutu loncat<br />
(Heteropsylla sp) pada habitat<br />
tanaman tersebut. Serangan<br />
nya dapat mengakibatkan<br />
pohon pelindung gundul<br />
sehingga<br />
nya.<br />
kehilangan fungsi<br />
412<br />
Bikultur & Penjarangan<br />
Pohon Pelindung<br />
Penanaman kakao pada<br />
areal tanaman perkebunan<br />
non kakao sering dilakukan.<br />
Hal ini berdasarkan atas<br />
pemanfaatan tanaman perkebunan<br />
non kakao tersebut<br />
sebagai pohon pelindung bagi<br />
kakao.<br />
Penanaman kakao diantara<br />
barisan kelapa sawit pada<br />
awal pertumbuhannya mem<br />
berikan hasil yang baik, tetapi<br />
masa berbunga dan<br />
pertumbuhan selanjutnya<br />
menjadi tertekan.<br />
Penanam kakao secara<br />
bikultur sebaiknya pada areal<br />
tanaman kelapa. Kelapa<br />
ditanam berjarak 9m x 9m<br />
(123 pohon per ha) atau 10.5<br />
m x 10.5m (91 pohon per ha),<br />
sedangkan, kakao ditanam<br />
diantara dua baris kelapa<br />
dengan jarak tanam 3m x 3m<br />
(650 pohon per ha).