02.07.2013 Views

B. Indonesia (Maryati)

B. Indonesia (Maryati)

B. Indonesia (Maryati)

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Malamnya, Ibek sengaja belajar bersama di rumah Odi.<br />

Sesekali, mereka memandang ke jendela. Tetapi, yang mereka<br />

harapkan tidak muncul juga.<br />

“Rupanya, hantu itu takut terhadapku,” bisik Ibek. Tak berapa<br />

lama kemudian, ia pamit pulang meninggalkan rumah Odi.<br />

Sepeninggal Ibek, Odi kembali gelisah. Apalagi, Ibek<br />

berpesan agar tirai jendela kamarnya dibiarkan terbuka.<br />

Sementara, Odi pura-pura mencari kesibukan di meja<br />

belajarnya. Akhirnya, ia tidak bisa menahan keinginan untuk<br />

menoleh ke jendela kamarnya.<br />

“Wajah itu lagi!” Odi langsung berteriak.<br />

Ia lari keluar kamar menuju kamar Bang Agus. Buru-buru,<br />

diseretnya Bang Agus keluar rumah. Di halaman rumah, tepat<br />

di depan kamar Odi, terlihat Ibek tengah bergumul seru<br />

mencekal seorang anak sebayanya yang terus meronta.<br />

“Hentikan! Dia itu Husen. Aku mengenalnya,” seru Bang<br />

Agus kemudian.<br />

Ibek melepaskan cekalanya. Husen langsung berlari<br />

menghampiri Bang Agus. Ibek dan Odi sama-sama ternganga<br />

ketika melihat Husen sibuk menggerak-gerakkan tangannya<br />

dan anggota tubuh lainnya di depan Bang Agus. Anak itu<br />

rupanya tak dapat bicara.<br />

“Beberapa hari yang lalu, aku membeli patung kayu yang<br />

dijual Husen di pasar untuk kado ulang tahun Odi. Rupanya<br />

Husen ingin meminjam sebentar patung kayu itu, tetapi sulit<br />

menemui aku. Makanya, dua malam ini, ia terus melihat<br />

kamarmu untuk memastikan patung kayu itu masih ada.<br />

Sekarang, coba kamu ambilkan patung itu,” pinta Bang Agus.<br />

Odi berlari ke kamar dan kembali dengan patung kayu<br />

berbentuk kuda di tangannya. Begitu Husen diserahi patung<br />

itu, ia buru-buru merogoh bagian dasar patung. Ada rongga<br />

kecil di sana. Dan, dari dalamnya ia mengambil sebentuk cincin.<br />

“Itu cincin peninggalan ibunya,” jelas Bang Agus setelah<br />

Husen mengembalikan patung kuda kepada Odi. Bang Agus<br />

segera meminta mereka saling bersalaman, berkenalan, dan<br />

saling memaafkan. Tak lama kemudian, Husen langsung<br />

pulang, disusul Ibek yang bajunya sedikit terkoyak.<br />

“Malam itu, Odi tidur nyenyak tanpa dibayangi ketakutan.<br />

Besok, ia ingin Bang Agus mengajarkan bahasa isyarat agar ia<br />

juga dapat bicara dengan teman barunya itu.<br />

Pelajaran 7 Tokoh<br />

Karya: Benny Ramdani<br />

Diubah seperlunya<br />

85

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!