02.07.2013 Views

apa itu sejarah?

apa itu sejarah?

apa itu sejarah?

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sumber: www.google.com<br />

Sumber: www.google.com<br />

Gambar: K<strong>apa</strong>k Genggam<br />

Dari empat jenis utama k<strong>apa</strong>k <strong>itu</strong> terd<strong>apa</strong>t jenis-jenis lain<br />

dengan bentuk dan variasinya sendiri. Hal <strong>itu</strong> terlihat,<br />

misalnya jenis k<strong>apa</strong>k perimbas tipe setrika, kura-kura, dan<br />

serut samping di daerah Punung, (Pacitan). Sementara <strong>itu</strong>,<br />

alat-alat serpih yang paling umum ditemukan mempunyai<br />

ciri-ciri kerucut pukulnya menonjol dan dataran pukulnya<br />

lebar dan rata. Ciri-ciri <strong>itu</strong> digolongkan ke dalam jenis-jenis<br />

alat serpih sederhana. Temuan-temuan alat serpih di<br />

Indonesia juga menunjukkan variasinya, bahkan terd<strong>apa</strong>t<br />

beber<strong>apa</strong> alat serpih yang menunjukkan teknik<br />

pembuatannya yang lebih maju.<br />

Perkakas-perkakas batu yang digunakan pada masa berburu dan meramu<br />

tingkat awal ini ditemukan tersebar dibeber<strong>apa</strong> tempat, terutama daerah-daerah<br />

yang banyak mengandung bahan batuan yang cocok untuk pembuatan alat<br />

tersebut. Ini menunjukkan bahwa tradisi k<strong>apa</strong>k perimbas pada masa <strong>itu</strong> sudah<br />

digunakan hampir di seluruh Indonesia.<br />

Ditemukan dua ribu alat batu di Kali Baksoko, kabupaten Pacitan, tempat<br />

penemuan <strong>itu</strong> ditentukan sebagai kompleks k<strong>apa</strong>k perimbas dengan sebutan<br />

Budaya pacitan. Semua jenis k<strong>apa</strong>k batu <strong>itu</strong> umumnya berbentuk besar dan<br />

cara pembuatannya kasar. Kulit batu masih melekat pada permukaan alat dan<br />

tajamannya berliku atau bergerigi. Sementara <strong>itu</strong>, satu jenis yang juga penting<br />

selain k<strong>apa</strong>k perimbas adalah k<strong>apa</strong>k genggam. K<strong>apa</strong>k genggam ini pada<br />

umumnya dibuat secara kasar, tetapi terd<strong>apa</strong>t beber<strong>apa</strong> k<strong>apa</strong>k yang diserpih<br />

secara teliti dan lebih halus berbentuk bulat atau lonjong.<br />

Daerah penyebaran k<strong>apa</strong>k perimbas ini adalah di daerah<br />

Punung, Gombong, jampang kulon, dan Parigi (jawa). Di<br />

Sumatera k<strong>apa</strong>k perimbas ditemukan di daerah<br />

Tambangsawah, Lahat, dan Kalianda. Di Sulawesi k<strong>apa</strong>k<br />

ini ditemukan di daerah Cabbenge. Di Bali k<strong>apa</strong>k ini<br />

ditemukan di daerah Sembiran dan Trunyan. Di Sumbawa<br />

k<strong>apa</strong>k tersebut ditemukan di daerah Batutring. Di Flores<br />

k<strong>apa</strong>k tersebut ditemukan di daerah wangka, Soa,<br />

Maumere, dan mangeruda, dan di Timor k<strong>apa</strong>k perimbas<br />

ditemukan di daerah Atambua dan Ngoelbaki.<br />

Jenis k<strong>apa</strong>k perimbas ini juga ditemukan di negara-neara<br />

Gambar: K<strong>apa</strong>k Perimbas dan alat penetak<br />

Asia yang lain, seperti Pakistan, Birma, Malaysia, Cina,<br />

Thailand, Filipina dan Vietnam. Ada pula alat-alat serpih<br />

yang berukuran kecil yang diduga digunakan sebagai pisau, gurdi atau penusuk.<br />

Dengan alat <strong>itu</strong> manusia purba d<strong>apa</strong>t mengupas, memotong dan mungkin juga<br />

menggali umbi-umbi.<br />

K<strong>apa</strong>k genggam Sumatera atau pebble ditemukan tersebar di pantai timur<br />

Sumatera terutama di daerah Lhok Seumawe, Tamiang, Binjai, di bukit-bukit<br />

kerang di Aceh, dan di Sangiran Jawa Tengah. Bahan-bahan yang digunakan<br />

biasanya dari batu andesit yang dibuat melalui pemangkasan satu sisi atau dua<br />

sisi. Para ahli menganggap bahwa k<strong>apa</strong>k genggam Sumatera ini mengikuti<br />

tradisi pembuatan k<strong>apa</strong>k genggam di daratan Asia.<br />

Dilihat dari cara pembuatannya, alat-alat batu yang digunakan pada masa<br />

berburu dan meramu tingkat awal digolongkan menjadi dua. Pertama, disebut<br />

tradisi batu inti, pembuatan alat dilakukan dengan cara pemangkasan segumpal<br />

batu atau kerakal untuk memperoleh satu bentuk alat, misalnya k<strong>apa</strong>k perimbas,<br />

k<strong>apa</strong>k genggam, atau k<strong>apa</strong>k penetak. Kedua, disebut tradisi serpih ya<strong>itu</strong> alatalat<br />

batu yang dibuat dari serpihan atau pecahan-pecahan batu.<br />

88 Bab 4 Mengabadikan Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!