27.11.2013 Views

MEDIA JAYA 01 2013.pdf

Media jaya 1

Media jaya 1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

opini<br />

Aplikasi Kedokteran<br />

Komunitas Dukung KJS<br />

Dr. AryawanWichaksana, MKK*)<br />

Keberhasilan pembangunan yang membawa<br />

kemakmuran masyarakat, ternyata juga<br />

memunculkan masalah gangguan kesehatan<br />

baru, seperti bertumpuknya sampah dan limbah,<br />

kepadatan penduduk yang mengesankan kumuh,<br />

perubahan “gaya hidup”. Selanjutnya terjadi<br />

pergeseran pola nutrisi harian, serta masalahmasalah<br />

sosial lain.<br />

Teknik kedokteran canggih<br />

bukanlah jawaban untuk penyakit<br />

yang timbul tersebut, terutama bagi<br />

masyarakat kebanyakan. Disinilah<br />

letak peran ilmu kesehatan komunitas<br />

atau kesehatan masyarakat, seperti<br />

melakukan penyuluhan aktif ketengahtengah<br />

masyarakat, dengan memberi<br />

informasi atau pengetahuan praktis<br />

pencegahan gangguan kesehatan.<br />

Misalnya mencuci seluruh bahan<br />

yang akan dimasak, mencuci tangan<br />

sebelum memasak dan sebelum<br />

makan, menyusui selama 2 tahun bagi<br />

bayi, imunisasi, sanitasi lingkungan,<br />

termasuk penyediaan air bersih yang<br />

memadai, aktif kegiatan posyandu, dan<br />

lain-lain.<br />

Seluruh kegiatan diatas akan<br />

menumbuhkan partisipasi penuh<br />

masyarakat, dan memberi hasil yang<br />

nyata, serta memerlukan anggaran<br />

relative lebih murah. Kedokteran<br />

komunitas memberikan porsi lebih<br />

besar kepada kegiatan promosi<br />

kesehatan dan pencegahan penyakit di<br />

masyarakat.<br />

Konsep “Sehat”, menurut<br />

kenyataan praktisnya, telah bergeser,<br />

bahwa “sehat” bukan hanya ketiadaan<br />

penyakit, tapi berkaitan dengan kualitas<br />

hidup. Kesehatan telah menjadi “alat<br />

ukur produktivitas”, karena kesehatan<br />

merupakan bagian integral dari proses<br />

pembangunan, maka seluruh sector<br />

social masyarakat mempengaruhi<br />

tingkat kesehatan suatu masyarakat,<br />

atau kesehatan suatu Negara.<br />

Bagi Daerah Khusus<br />

IbukotaJakarta dengan program<br />

“Kartu Jakarta Sehat” nya, dirasakan<br />

penting dan mendesak bahwa kegiatan<br />

kedokteran komunitas diberikan<br />

semangat “Jakarta Baru”, sehingga<br />

lebih digiatkan ketengah-tengah<br />

masyarakat, yang merupakan tugas kita<br />

bersama, khususnya bagi jajaran tenaga<br />

kesehatan.<br />

Peran Nutrisi.<br />

Pencegahan penyakit dapat<br />

dilakukan dengan berbagai cara<br />

pendekatan, diantaranya melalui<br />

pengetahuan nutrisi. Fakta ilmiah,<br />

melalui rangkaian penelitian<br />

epidemiologi, telah membuktikan,<br />

bahwa nutrisi yang baik berperan<br />

sangat penting dalam meningkatkan<br />

ketahanan kesehatan, utamanya untuk<br />

pencegahan penyakit, sejak usia janin<br />

sampai usia tua. Hanya saja bukti-bukti<br />

ilmiah ini ditulis didalam makalah<br />

atau jurnal akademik, dan tidak<br />

akan dapat dibaca oleh masyarakat<br />

kebanyakan. Akibatnya hasil ini tidak<br />

diketahui masyarakat, sehingga tidak di<br />

aplikasikan dalam kehidupan seharihari.<br />

Disinilah peran aktif jajaran<br />

kesehatan untuk mensosialisasikan<br />

hasil penelitian yang berguna tersebut<br />

kedalam kehidupan masyarakat Jakarta.<br />

Nutrisi atau gizi, adalah substansi<br />

organik, yang dibutuhkan organisme<br />

untuk fungsi normal pertumbuhan<br />

dan pemeliharaan kesehatan system<br />

tubuh. Angka kebutuhan nutrisi dasar,<br />

dikenal dengan istilah “Recommended<br />

Daily Allowance (RDA)” ternyata<br />

belum mencukupi guna menjaga<br />

fungsi optimal tubuh di dalam<br />

membantu penyembuhan penyakit,<br />

yang disebabkan oleh “stress oksidatif”.<br />

Akibatnya, banyak radikal bebas yang<br />

beredar didalam tubuh.<br />

Makanan yang beredar sekarang,<br />

dapat dikatakan sedikit sekali<br />

mengandung gizi, karena banyaknya<br />

penggunaan pestisida ketika proses<br />

penanaman. Buah-buah impor yang<br />

memakan waktu lebih dari satu<br />

bulan dalam proses distribusinya,<br />

akan menurunkan kandungan gizi<br />

didalamnya. Makanan cepat saji,<br />

banyak mengandung garam dan<br />

penyedap (MSG), bahan pengawet,<br />

agar tahan lama, tampak menarik<br />

dan renyah. Kesemuanya ini akan<br />

menghasilkan radikal bebas. Untuk<br />

menangkal stresoksidatif, telah disusun<br />

suatu formula gizi optimal, yang<br />

dikenal dengan sebutan “Optimal Daily<br />

Allowance (ODA).<br />

Di Indonesia, ODA telah<br />

diterjemahkan dengan istilah “Gizi<br />

Seimbang”, sesuai dengan Undang-<br />

Undang Kesehatan Nomer 36 Tahun<br />

2009 didalam program perbaikan gizi.<br />

Prinsip gizi seimbang divisualisasikan<br />

berupa piramida, yang kemudian<br />

disesuaikan dengan budaya dan pola<br />

makan Negara setempat. Di Indonesia<br />

(Yayasan Institut Danone<br />

Indonesia (DII) bersama tabloid<br />

Nikita) mengadaptasi piramida tersebut<br />

kedalam bentuk “Tumpeng dengan<br />

nampannya”, yang untuk selanjutnya<br />

disebut sebagai“Tumpeng Gizi<br />

Seimbang”(TGS).<br />

Tumpeng Gizi Seimbang terdiri<br />

atas potongan-potongan, yang dialasi<br />

oleh air putih. Luas potongan tumpeng<br />

gizi seimbang menunjukkan porsi<br />

makanan yang harus dikonsumsi setiap<br />

orang perhari. Air putih merupakan<br />

bagian terbesar serta esensial bagi<br />

kehidupan sehat dan aktif. Rata-rata<br />

keperluan air putih sehari, sedikitnya 2<br />

liter (8 gelas) perhari.<br />

* Potongan TGS dari bawah<br />

adalah sumber makanan pokok, berupa<br />

Karbohidrat, dianjurkan dikonsumsi<br />

3-8 porsi sehari.<br />

* Potongan TGS kedua dari<br />

bawah, adalah golongan sayur dan<br />

buah(vitamin dan mineral). Keduanya<br />

terbagi dalam luas potongan berbeda,<br />

untuk menekankan pentingnya peran<br />

dan porsi setiap golongan. Ukuran<br />

sayur lebih besar, anjurannya porsi<br />

sayur 3-5, danbuah 2-3 porsi.<br />

* Potongan TGS ke 3, adalah<br />

golongan protein, yaitu daging, telur,<br />

ikan, susu dan produk susu, seperti<br />

mentega, keju, yoghurt, dipotongan<br />

kanan, sedangkan potongan kiri, adalah<br />

kacang-kacangan dan hasil olahannya,<br />

seperti tahu, tempe, oncom.<br />

* Potongan TGS dipuncak dan<br />

kecil, adalah minyak, gula, garam, yang<br />

dianjurkan dikonsumsi seperlunya.<br />

Nampan merupakan pola hidup<br />

sehat dan aktif, dengan berolah raga,<br />

menjaga kebersihan dan pantau berat<br />

badan. TGS disesuaikan dengan ibu<br />

hamil dan menyusui, bayi dan balita,<br />

remaja, dewasa dan usia lanjut.<br />

Saran.<br />

1TGS, dimasa pertumbuhan akan<br />

bermakna bagi perkembanganf<br />

ungsi kognitif, dan selanjutnya akan<br />

menurunkan berbagai risiko berbagai<br />

penyakit.<br />

2Sekolah menjadi tempat<br />

memperkenalkan TGS,<br />

dan memastikan bahwa, siswa<br />

mendapat asupan nutrisi yang tepat,<br />

tempat mempelajari ilmu gizi dan<br />

mempraktekkan perilaku makanan<br />

yang sehat bagi dirinya.<br />

3Fungsi penyuluhan kesehatan<br />

masyarakat, kembali menjadi<br />

prioritas utama didalam mendukung<br />

dan menguatkan KJS, (sebagai filter),<br />

di dalam membangun Kesehatan<br />

Masyarakat Jakarta Baru. ***<br />

*) Penulis adalah dokter di Pusat<br />

Pelayanan Kesehatan Pegawai Pemprov<br />

DKI Jakarta.<br />

14 Media Jaya • Nomor <strong>01</strong> Tahun 2<strong>01</strong>3 Media Jaya • Nomor <strong>01</strong> Tahun 2<strong>01</strong>3 15

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!