27.11.2013 Views

MEDIA JAYA 01 2013.pdf

Media jaya 1

Media jaya 1

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

wisata & budaya<br />

Ini Gelaran Pesta Rakyat<br />

Lewat rangkaian acara yang dikemas dalam konsep<br />

pesta rakyat, Pemprov DKI Jakarta mengajak<br />

seluruh masyarakat untuk turut aktif menjaga dan<br />

memajukan ibukota.<br />

Masih belum lekang dari ingatan,<br />

cerita tentang gemerlap dan kemeriahan<br />

perayaan HUT ke-486 kota Jakarta,<br />

Juni lalu. Selama satu bulan, masyarakat<br />

ibukota dimanjakan oleh kehadiran<br />

berbagai acara yang diharapkan mampu<br />

menjadi oase diantara kepenatan<br />

akibat rutinitas hidup sehari-sehari.<br />

‘Ambience’ ulang tahun kian terasa<br />

dengan keberadaan berbagai atribut<br />

ulang tahun serta pernak-pernik khas<br />

Betawi yang meramaikan sudut-sudut<br />

Kota Jakarta.<br />

Mengusung konsep ‘pesta rakyat’,<br />

di HUT ke-486 ini, Pemprov DKI<br />

Jakarta menyajikan perayaan yang<br />

terbilang unik dan berbeda dari<br />

perayaan-perayaan sebelumnya. Selain<br />

pemilihan lokasi acara yang sebagian<br />

besar dilakukan di ruang terbuka<br />

publik, Pemprov DKI Jakarta juga<br />

menempatkan masyarakat sebagai<br />

pelaku aktif dalam berbagai rangkaian<br />

acara.<br />

Pesta Rakyat<br />

Sejak awal, Gubernur DKI Jakarta<br />

Joko Widodo (Jokowi) menekankan<br />

pentingnya keterlibatan masyarakat<br />

dalam setiap acara yang digelar<br />

Pemprov DKI Jakarta. “Ulang tahun<br />

Jakarta harus memberikan kegembiraan<br />

kepada segenap masyarakat Jakarta agar<br />

mereka juga bisa menikmati. Tidak<br />

boleh eksklusif di gedung-gedung<br />

mewah,” kata Jokowi.<br />

Gambaran pelibatan aktif<br />

masyarakat antara lain dapat dilihat<br />

dari jumlah warga yang hadir dan<br />

berpartisipasi dalam berbagai acara,<br />

Jakarta Night Festival (JNF) dan<br />

Jakarnaval misalnya. Pada pelaksanaan<br />

kedua event akbar tersebut, beberapa<br />

ruas jalan protokol di Jakarta seolah<br />

‘disulap’ menjadi lautan manusia.<br />

Hal ini dibenarkan Kepala Dinas<br />

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi<br />

DKI Jakarta, Arie Budiman. “Sesuai<br />

tema ‘Jakarta Baru Jakarta Kita’, pada<br />

perayaan kali ini Pemprov DKI Jakarta<br />

membuka akses seluas-luasnya bagi<br />

publik. Dengan begitu kami berharap<br />

tercipta interaksi dua arah antara<br />

masyarakat dengan pemerintahnya,”<br />

katanya.<br />

Ia mencontohkan proses<br />

bagaimana publik dilibatkan secara<br />

aktif dalam pawai budaya bertajuk<br />

Jakarnaval 2<strong>01</strong>3. “Contohnya<br />

Jakarnaval. Kami telah mempersiapkan<br />

ini jauh-jauh hari (4-5 bulan<br />

sebelumnya, red). Para peserta yang<br />

sebagian besar siswa, lembaga kesenian,<br />

serta tamu perwakilan dari berbagai<br />

daerah juga mengikuti workshop dan<br />

berinteraksi secara aktif dengan kami,<br />

baik menyangkut tari-tarian, kostum,<br />

dan sebagainya,” tandasnya.<br />

Monas Primadona<br />

Tentunya, perayaan yang<br />

dilakukan dalam rangka menyambut<br />

hari jadi Kota Jakarta, berbagai<br />

acara yang diselenggarakan turut<br />

menyisipkan pesan-pesan pelestarian<br />

budaya Betawi sebagai budaya lokal<br />

di Jakarta. Berbagai ikon kebudayaan<br />

Betawi, mulai dari makanan hingga<br />

kesenian khas Betawi pun muncul<br />

dalam berbagai acara.<br />

Selain itu, sebagaimana<br />

diungkapkan Arie Budiman,<br />

perayaan HUT kali ini juga ingin<br />

kembali mendekatkan Monas kepada<br />

masyarakat. “Monas bukan hanya ikon<br />

Jakarta tetapi juga ikon nasional, kita<br />

harus bangga. Pak Gubernur ingin<br />

mengajak masyarakat untuk sama-sama<br />

merasa dekat dan mencintai ikon yang<br />

kita miliki ini,” jelas Arie.<br />

Salah satu caranya, lanjut dia,<br />

adalah dengan menyelenggarakan<br />

pusat berbagai acara dan kegiatan<br />

perayaan HUT ke-486 di Monas. Tak<br />

hanya puncak perayaan Jakarta Night<br />

Festival (JNF), tetapi juga banyak<br />

acara lainnya seperti Pemilihan Abang<br />

None jakarta 2<strong>01</strong>3, pementasan<br />

drama musikal ARIAH, pameran<br />

Monorail, dan sebagainya. “Hampir<br />

semua acara terpusat di Monas, karena<br />

Monas memiliki makna penting bagi<br />

pembangunan kota Jakarta,” tegas Arie.<br />

Untuk pementasan drama<br />

musikal ARIAH misalnya, Monas<br />

mendadak disulap menjadi sebuah<br />

venue pementasan yang tak kalah<br />

megah dengan pementasan di gedunggedung<br />

kesenian. Mengambil konsep<br />

pementasan outdoor, Jay Subiyakto<br />

sang penata artistik bahkan mengaku<br />

sengaja menyiapkan panggung megah<br />

dengan tiga ketinggian berbeda<br />

(masing-masing 3, 7 , dan 10 meter,<br />

red) yang berlatarbelakang tugu<br />

Monas. Selama pementasan, lighting<br />

yang sengaja ditembakkan ke Monas<br />

membuat tugu setinggi 132 meter (433<br />

kaki) semakin kokoh sekaligus anggun.<br />

“Monas adalah penanda keberadaan<br />

yang berdasarkan keseimbangan (lingga<br />

dan yoni), keselarasan, dan keteguhan<br />

bangsa,” ungkap Jay.<br />

Sayangnya, ide tersebut belum<br />

diiringi oleh kesadaran masyarakat<br />

terhadap pentingnya menjaga<br />

kebersihan di Monas. Hampir setiap<br />

usai acara-acara yang dilaksanakan di<br />

sana, sampah plastik, botol bekas air<br />

mineral, makanan, dan sebagainya,<br />

mewarnai sudut-sudut taman Monas.<br />

Tentu hal ini sangat disayangkan.<br />

Apalagi Pemprov DKI Jakarta tengah<br />

melakukan sosialisasi kepada warga<br />

untuk tidak membuang sampah<br />

sembarangan. “Ini salah satu hal yang<br />

menjadi catatan dan akan dievaluasi<br />

lebih lanjut,” ujar Arie Budiman.<br />

Makna Implisit<br />

Pada akhirnya, setiap acara yang<br />

dipersembahkan Pemprov DKI Jakarta<br />

dalam rangka memeriahkan HUT<br />

ke-486 Jakarta mengandung makna<br />

implisit yang ingin disampaikan<br />

kepada masyarakat. Makna tersebut,<br />

sebagaimana dituturkan Arie yakni<br />

ajakan untuk sama-sama membangun<br />

kota Jakarta menjadi kota yang lebih<br />

baik. “Kami berharap setelah ini<br />

masyarakat dan pemerintah dapat<br />

berjalan dan bekerja bersama-sama<br />

dalam menjaga dan memajukan Kota<br />

Jakarta,” tuturnya.<br />

Apalagi, imbuh Arie, sebagai kota<br />

dengan penduduk yang multikultural,<br />

Jakarta seharusnya memiliki identitas<br />

yang kuat sebagai miniatur Indonesia.<br />

“Keberagaman tersebut seharusnya<br />

mampu menjadi potensi dan<br />

dieksplorasi sebagai keunggulan Jakarta<br />

dibanding daerah-daerah lainnya,<br />

bukan malah sebaliknya,” tandasnya.<br />

Apa yang diungkapkan Arie<br />

sesuai dengan pesan Gubernur Jokowi<br />

setiap menghadiri rangkaian acara<br />

HUT. Mantan walikota Surakarta<br />

ini berpesan agar masyarakat dan<br />

Pemprov DKI Jakarta dapat bersamasama<br />

mewujudkan Jakarta yang<br />

lebih baik dan lebih maju. Caranya?<br />

Dengan menjaga lingkungan masingmasing,<br />

baik dari segi kebersihan,<br />

kehijauan, maupun<br />

keamanannya.<br />

Jokowi juga<br />

berpesan agar<br />

masyarakat Jakarta<br />

terus menjaga<br />

kebersamaan.<br />

Hal ini<br />

dilakukan untuk<br />

menghindari<br />

terjadinya gesekan<br />

atau pertikaian<br />

antar-warga,<br />

sehingga Jakarta<br />

terus maju dan<br />

bergerak sebagai<br />

kota metropolitan<br />

yang dinamis.<br />

“Kita harus<br />

menjaga<br />

kebersamaan,<br />

jangan<br />

sampai antar<br />

kampung<br />

ribut. Jakarta harus bisa<br />

menjadi contoh bagi daerah-daerah lain<br />

di seluruh Indonesia,” katanya. (MJ)<br />

62 Media Jaya • Nomor <strong>01</strong> Tahun 2<strong>01</strong>3 Media Jaya • Nomor <strong>01</strong> Tahun 2<strong>01</strong>3 63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!