23.05.2014 Views

Banjarmasin Post Jumat 23 Mei 2014

Jumat kelabu

Jumat kelabu

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />

JUMAT <strong>23</strong> MEI <strong>2014</strong><br />

ribun Banua<br />

19<br />

Atap Rumah Nini Iyah<br />

Tak Lagi Bocor<br />

■ Dinsosbudpar Bedah Puluhan Rumah<br />

TANJUNG, BPOST - Mimik<br />

wajah yang memperlihatkan<br />

rasa senang tak bisa disembunyikan<br />

dari Jariyah atau<br />

yang biasa dikenal Nini Iyah<br />

(80), warga Desa Mangkusip<br />

RT 2, Tanta.<br />

Wajar kalau perempuan<br />

tua ini merasa begitu gembira<br />

karena melihat rumah reot<br />

yang selama ini ditempatinya<br />

sedang diperbaiki warga, Kamis<br />

(22/5).<br />

Perbaikan rumah ini sendiri<br />

merupakan program Dinas<br />

Sosial Kebudayaan dan<br />

Pariwisata (Dinsosbudpar)<br />

Tabalong, yang tahun ini berencana<br />

membedah puluhan<br />

rumah.<br />

“Kami sangat bersyukur<br />

dan bahagia sekali atas bantuan<br />

ini,” ujar Nini Iyah sambil<br />

terus memandangi rumahnya<br />

yang sedang dalam<br />

perbaikan.<br />

Dirinya juga mengungkapkan<br />

sempat tidak menyangka<br />

bisa termasuk sebagai<br />

salah satu rumah yang<br />

menjadi sasaran program<br />

bedah rumah dari pemerintah.<br />

Sehingga begitu menjadi<br />

kenyataan, rasa terimakasih<br />

dan ucapan syukur pun terus<br />

terlontar dari nenek yang tinggal<br />

seorang diri di rumahnya<br />

itu.<br />

Menurut warga sekitar,<br />

kondisi rumah Nini Iyah selama<br />

ini memang tergolong<br />

memprihatinkan untuk dijadikan<br />

tempat tinggal. Selain<br />

kondisi bangunannya yang<br />

sudah reot, Nini Iyah juga tak<br />

bisa tenang istirahat apabila<br />

turun hujan.<br />

Ini dikarenakan atap rumahnya<br />

sudah tidak sempurna<br />

lagi dan banyak bocor<br />

di sana-sini yang membuat<br />

air hujan bisa masuk ke dalam.<br />

Sementara itu, dalam proses<br />

bedah rumah Nini Iyah,<br />

pelaksanaannya langsung<br />

dipantau pihak Dinsosbudpar,<br />

Kapolsek dan juga Danramil<br />

Tanta.<br />

Kepala Dinsosbudpar Tabalong,<br />

H Yuhani, menjelaskan,<br />

rumah Nini Iyah yang di Desa<br />

Mangkusip ini merupakan<br />

salah satu yang menjadi sasaran<br />

program bedah rumah<br />

untuk <strong>2014</strong>.<br />

“Ini rumah kedua yang sudah<br />

kita bedah untuk tahun<br />

ini. Setelah sebelumnya membedah<br />

rumah Poniran, di desa<br />

Namun, Kecamatan Jaro, “<br />

ujar Yuhani.<br />

Ditambahkan mantan kepala<br />

Perpustakaan dan Kearsipan<br />

Daerah Tabalong ini,<br />

pada <strong>2014</strong> ditargetkan ada sekitar<br />

75 buah yang akan dibedah<br />

tersebar di 12 kecamatan.<br />

Sasaran bedah rumah merupakan<br />

warga yang tidak<br />

mampu sehingga tidak bisa<br />

lagi memperbaiki rumahnya<br />

dengan biaya sendiri.<br />

Dalam penentuan sasaran<br />

diawali dari permohonan kepala<br />

desa dan setelah dilakukan<br />

survei terhadap kondisi<br />

rumah yang diusulkan untuk<br />

dibedah.<br />

Untuk satu buah rumah<br />

yang akan dibedah dianggarkan<br />

bantuannya Rp 25 juta<br />

berupa bahan bangunan untuk<br />

membangun rumah kayu.<br />

Selain itu juga ditambah<br />

dengan bantuan berupa uang<br />

sebesar Rp 2 juta. Uang ini<br />

digunakan untuk biaya gotong-royong<br />

mengerjakan<br />

perbaikan rumah. “Jadi pengerjaannya<br />

dilakukan secara<br />

gotong-royong oleh warga<br />

dibantu TNI dan Polri,” katanya.<br />

(dny)<br />

BANJARMASIN POST GROUP/DONY USMAN<br />

BEDAH RUMAH - Sejumlah pekerja bangunan memperbaiki rumah Nini Iyah yang compang camping, Kamis (22/5). Program dari Dinas Sosial<br />

Kebudayaan dan Pariwisata (Dinsosbudpar) Tabalong ini rencananya dilakukan terhadap sejumlah rumah warga miskin lainnya di Tabalong.<br />

Pedagang Kembali<br />

Jualan di Pinggir Jalan<br />

■ Pasar Tradisional Modern Sepi Pembeli<br />

PARINGIN, BPOST - Keberadaan<br />

Pasar Tradisional Modern<br />

Paringin di Kabupaten<br />

Balangan yang beberapa waktu<br />

lalu diresmikan Gubernur<br />

Kalsel, Rudi Arifin ternyata<br />

mulai tak diminati para pedagang.<br />

Mereka memilih kembali<br />

berjualan di pinggir jalan,<br />

karena lebih ramai pembeli.<br />

Kemarin, petugas Satuan<br />

Polisi Pamong Praja Balangan<br />

kembali merazia para pedagang<br />

yang berjualan di tempat<br />

terlarang. Para pedagang yang<br />

digaruk itu berjualan di pinggir<br />

jalan, kawasan Pasar Paringin.<br />

Kepala Satpol PP Balangan<br />

Ardiansyah menuturkan, pihaknya<br />

sudah berulang kali<br />

meminta pedagang untuk tak<br />

berjualan di lokasi yang sudah<br />

dilarang namun hal itu tak<br />

mereka gubris. Padahal, teguran<br />

yang pihaknya sampaikan<br />

tak hanya sekadar lisan<br />

namun juga teguran tertulis,<br />

akan tetapi tetap tak mereka<br />

hiraukan.<br />

Diungkapkannya, lantaran<br />

teguran pihaknya tak dihiraukan<br />

pedagang sehingga mereka<br />

dengan terpaksa melakukan<br />

penindakan tegas. “Kita langsung<br />

tertibkan pedagang yang<br />

melanggar aturan,” ujarnya.<br />

Sementara itu Kepala Dinas<br />

Perdagangan dan Perindustrian<br />

Koperasi Kabupaten<br />

Balangan Ribowo menuturkan,<br />

pedagang yang ditertibkan<br />

tersebut sebenarnya sudah<br />

memiliki lapak di kawasan<br />

Pasar Tradisonal Modern<br />

Paringin namun mereka tetap<br />

ingin berjualan di lokasi lama,<br />

yakni di pinggir jalan.<br />

Disampaikannya, lokasi<br />

yang ada di pasar basah tradisonal<br />

modern sudah cukup<br />

representatif selain itu nyaman,<br />

namun pedagang tetap<br />

ada yang nekat berjualan di<br />

lokasi yang dilarang untuk<br />

berjualan.<br />

Terpisah salah satu pedagang<br />

yang turut ditertibkan<br />

menuturkan, dirinya terpaksa<br />

menggelar dagangan di lokasi<br />

lama lantaran berjualan di pasar<br />

tradisional modern tak<br />

begitu banyak pembeli. Dampaknya,<br />

pendapatannya pun<br />

menurun.<br />

“Jualan di lapak pasar modern<br />

sunyi, kada banyak hasilnya<br />

beda kalau di sini makanya<br />

kami kada betah jualan<br />

di dalam pendapatan kada<br />

banyak,” ujar pedagang yang<br />

berjualan pisang tersebut.<br />

Diungkapkannya, berjualan<br />

di lapak pasar modern<br />

yang disiapkan pemrintah<br />

paling satu hari dapat lima<br />

puluh ribu sedangkan di lokasi<br />

lama bisa ratusan ribu<br />

lebih. “Kalau di pasar modern<br />

itu kami jualan sampai sore<br />

itu pun sepi, lain kalau berjualan<br />

di lorong jalan pasar<br />

Paringin ramai banyak yang<br />

beli,” tandasnya.<br />

Fakta itu tentu memperihatinkan.<br />

Sebab Pemkab Balangan<br />

justru berencana memperluas<br />

Pasar Tradisional Modern<br />

Paringin agar pedagang<br />

lebih tertib.<br />

Seperti diberitakan situs berita<br />

antaranews.com, Bupati<br />

Balangan Sefek Effendi menyatakan<br />

Pemkab Balangan<br />

telah membuat masterpland<br />

untuk rencana pembangunan<br />

pasar tersebut.<br />

“Nantinya akan dilakukan<br />

perluasan terhadap areal pasar<br />

ke arah utara dan belakang. Namun<br />

untuk sementara dioptimalkan<br />

dulu fasilitas yang telah<br />

ada,” ujarnya, Sabtu (22/3).<br />

Akan dibangun bangunan<br />

tambahan dan halaman yang<br />

luas agar dapat menampung<br />

semua pedangang, seperti pedagang<br />

harian, pedagang<br />

mingguan dan pasar malam.<br />

Selain itu, katanya, akan<br />

ditambahkan fasilitas baru<br />

berupa Ruang Terbuka Hijau<br />

(RTH) sehingga akan tercipta<br />

keteraturan dan keindahan.<br />

“Sementara ini, dilakukan<br />

penertiban dan pemindahan<br />

terhadap para pedagang yang<br />

masih berjualan di trotoar dan<br />

badan jalan di sekitar lokasi<br />

pasar tradisional modern,”<br />

katanya. (wnd/ant)<br />

Pertama di Kalsel<br />

PASAR tradisional modern Paringin dibangun di atas<br />

lahan seluas dua hektare dan merupakan pasar dengan<br />

konsep modern pertama yang ada di Kalsel.<br />

Pembangunan pasar tradisional modern tersebut<br />

menghabiskan dana sebesar Rp 16 miliar, berasal dari<br />

bantuan Program “Corporate Social Responsibility” (CSR)<br />

PT Adaro Indonesia.<br />

Komplek pasar dengan konsep modern itu, terdiri dari<br />

40 bangunan ruko dan 110 lapak serta dilengkapi dengan<br />

bangunan kantor pengelola, pos jaga, gedung serba guna,<br />

fasilitas air bersih dan anjungan tunai mandiri (ATM). (ant)<br />

Masalah Panaan Sampai ke Kemenhut<br />

TANJUNG, BPOST - Rencana jajaran<br />

Pemkab Tabalong untuk menyampaikan<br />

persoalan yang terjadi di Desa Panaan,<br />

Kecamatan Bintangara, ke Kementerian<br />

Kehutanan (Kemenhut) sudah dilakukan.<br />

Persoalan Panaan turut disampaikan<br />

karena menjadi bagian dari ekspose<br />

Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani<br />

untuk mengupayakan percepatan proses<br />

enclave dan membahas identifikasi permasalahan<br />

kawasan hutan di Tabalong.<br />

“Ekspose dilakukan Selasa tadi di<br />

hadapan Direktur Pengukuhan, Penatagunaan<br />

dan Tenurial Kawasan Hutan,<br />

Hudoyo serta didampingi pejabat Dirjen<br />

Planalogi Kehutanan terkait lainnya,” ujar<br />

Kabaghumas Pemkab Tabalong, M Zainal<br />

Arifin.<br />

Pada pertemuan itu terungkap kalau<br />

Bupati Tabalong saat ini merupakan satusatunya<br />

kepala daerah yang memperjuangkan<br />

proses enclave untuk masyarakat.<br />

“Kita diharapkan bisa memenuhi semua<br />

syarat yang harus dilengkapi termasuk<br />

melakukan identifikasi dan perencanaan<br />

holistik terhadap usulan enclave<br />

ini,” jelasnya.<br />

Ditambahkan Zainal, dalam eksposenya<br />

bupati menyampaikan dalam perjalanan<br />

proses enclave ini, Desa Panaan yang<br />

merupakan salah satu desa di kawasan<br />

hutan mendapat bencana longsor, sehingga<br />

membutuhkan penanganan relokasi yang<br />

segera.<br />

Kebutuhan untuk melakukan enclave<br />

yang ingin dilakukan meliputi 32 desa dan<br />

6 kecamatan, baik itu desa yang ada di<br />

dalam kawasan hutan maupun kawasan<br />

hutan yang ada di dalam desa.<br />

Terkait munculnya kekhawatiran bila<br />

proses enclave ini berhasil bisa berdampak<br />

perambahan hutan, bupati menyakini<br />

Kodim 1008 Tanjung dan Polres Tabalong<br />

akan bisa mengantisipasi. (dny)<br />

<strong>23</strong>05/B19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!