Banjarmasin Post Jumat 23 Mei 2014
Jumat kelabu
Jumat kelabu
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
JUMAT <strong>23</strong> MEI <strong>2014</strong> 25<br />
DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI<br />
ANTARA FOTO/YUSRAN UCCANG<br />
SIMPATISAN Capres-Cawapres Jowo Widodo-Jusuf Kalla meneriakan 'yel-yel' saat melakukan deklarasi<br />
Gerakan Indonesia Hebat di Gedung Universitas 45 Makassar, Sulsel, Kamis (22/5).<br />
BANJARMASIN POST GROUP/RESTUDIA<br />
TIGA pembicara seminar Pramunas Alim Ulama dan Konbes NU <strong>2014</strong>,<br />
peneliti LIPI Muchlis Paeni (dua dari kiri), Pemred <strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />
Group Yusran Pare ( tengah) dan Wasekjen PBNU Adnan Anwar.<br />
BANJARMASIN, BPOST -<br />
Saat ini merupakan era komunikasi.<br />
Satu orang, bisa<br />
memiliki tiga nomor handphone.<br />
Komunikasi termata<br />
penting seakan jadi budaya<br />
masa kini. Di sisi lain, permasalahan<br />
budaya dipermasalahkan<br />
rakyat Indonesia.<br />
Malaysia dituding perebut<br />
kebudayaan nasional, Reog<br />
Ponorogo, gendang sembilan,<br />
penobatan Sultan Johor yang<br />
menggunakan tarian Makarena.<br />
Tidak bisa disalahkan,<br />
karena yang mengembangkan<br />
adalah warga Ponorogo,<br />
Sumatera, dan Sulawesi yang<br />
menetap di Malaysia.<br />
Jokowi akan Ziarah ke Sekumpul<br />
BANJARMASIN, BPOST -<br />
Calon Presiden (Capres) diusung<br />
poros PDIP, Joko Widodo<br />
atau lebih akrab disapa<br />
Jokowi bakal berkunjung<br />
kembali ke Kalimantan Selatan.<br />
Kunjungan ini merupakan<br />
kali kedua setelah kunjungan<br />
pertama ke Banjarbaru<br />
dan Banjar pada kampanye<br />
Pileg Maret lalu.<br />
Meski saat ini sedang ramai<br />
diperbincangan tentang pencapresannya,<br />
namun kedatangan<br />
Gubernur DKI Jakarta<br />
itu bukan mewakili kegiatan<br />
kepartaian. Kunjungan murni<br />
untuk silaturahmi dengan<br />
Keluarga Alumni Alumni<br />
Universitas Gadjah Mada (KA-<br />
GAMA) di Banua.<br />
Informasi didapat, dijadwalkan<br />
Jokowi akan berada<br />
di Kalsel selama dua hari sejak<br />
<strong>Jumat</strong> (<strong>23</strong>/5) hingga Sabtu<br />
JADWAL KUNJUNGAN<br />
JOKOWI KE BANUA<br />
● <strong>Jumat</strong> (<strong>23</strong>/5):<br />
◗ Kantor B<strong>Post</strong> atau<br />
Duta Mall<br />
◗ Taher Square bertemu<br />
relawan dan kawan<br />
Jokowi<br />
◗ Silaturahmi Kagama<br />
◗ Istirahat di Hotel<br />
● Sabtu (24/5):<br />
◗ Berkunjung ke Pasar<br />
Antasari<br />
◗ Ziarah dan silaturahmi<br />
ke Makam Guru<br />
Sekumpul<br />
◗ Mengunjungi Pasar<br />
Martapura<br />
◗ Menuju Bandara dan<br />
terbang ke Balikpapan<br />
(24/5). Koordinator kunjungan<br />
Jokowi ke <strong>Banjarmasin</strong>,<br />
HM Rosehan NB membenarkan<br />
rencana kunjungan Jokowi<br />
tersebut.<br />
Dai menegaskan, kunjungan<br />
Jokowi murni tidak<br />
membawa atribut partai serta<br />
sekadar bersilaturahmi dengan<br />
KAGAMA di Kalsel.<br />
“Nantinya, Jokowi akan mengunjungi<br />
beberapa tempat<br />
untuk bertemu dan menyapa<br />
masyarakat. Selain itu, kalau<br />
waktunya cukup, beliau juga<br />
akan mengunjungi Kantor<br />
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong>,” ucap Rosehan,<br />
Kamis (22/5).<br />
Kunjungan kali kedua Jokowi<br />
ini juga akan digunakan<br />
untuk berziarah ke Makam<br />
Guru Sekumpul. “Sejak kunjungan<br />
pertama, Pak Jokowi<br />
sudah ingin berziarah ke makam<br />
Guru Sekumpul. Namun<br />
kala itu momennya tidak tepat<br />
karena bersamaan waktu<br />
kampanye. Nantinya dianggap<br />
memanfaatkan, makanya<br />
diganti Sabtu depan,” ucapnya.<br />
NU Pengaruhi Indonesia<br />
■ Suaranya Incaran Partai dan Capres<br />
BANJARMASIN, BPOST - Nahdlatul<br />
Ulama (NU )merupakan<br />
ormas Islam yang besar dan<br />
mampu mempengaruhi dunia<br />
perpolitikan Tanah Air. Terbukti<br />
baik saat pemilihan anggota legislatif<br />
(Pileg) lalu maupun jelang<br />
pemilihan presiden (Pilpres) ini,<br />
suara NU jadi incaran.<br />
Penelitik budaya dari Lembaga<br />
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LI-<br />
PI) Muchlis Paeni, Kamis(22/5)<br />
mengatakan, NU adalah ormas<br />
yang memiliki banyak massa. NU<br />
mampu mempengaruhi dunia<br />
perpolitikan Tanah Air. Sekarang<br />
NU pun sudah ‘bergerak’.<br />
“Bukan gerakan sporadis dan<br />
revolusioner, tetapi perubahan secara<br />
perlahan. Bukan seperti obat<br />
farmasi, tetapi seperti obat herbal,<br />
dengan gerak halus, namun memang<br />
perlu waktu lama. Karena<br />
menyentuh kehidupan paling<br />
dalam,” katanya usai jadi pembicara<br />
seminar Pramunas NU di<br />
kantor NU Kalsel, Kamis (22/5).<br />
Dia mengatakan, gerakan secara<br />
‘halus’ dipilih karena gerakan<br />
drastis, malah akan berdampak<br />
fatal.<br />
Menurut Muchlis, ada ikatan<br />
emosional yang tinggi, di antara<br />
sesama warga NU (Nahdliyin)<br />
yang tidak dimiliki oleh Ormas<br />
atau komunitas lain. Ikatan emosional<br />
ini diikat kolektif oleh memori<br />
Nahdliyin.<br />
“Tangan kiri NU dicubit, tangan<br />
kanan ikut merasakan. Kaki<br />
Ada Ikatan Emosional<br />
KETUA DPC PPP Kota <strong>Banjarmasin</strong>,<br />
Arufah Arif mengatakan,<br />
NU dan PPP memiliki ikatan<br />
emosional yang tinggi. Meskipun<br />
PKB mengklaim sebagai bentukan<br />
NU, sejarah PPP tidak bisa<br />
dipisahkan. Banyak orang NU<br />
yang memiliki jabatan struktural<br />
di PPP.<br />
“Meski kondisi yang ada NU<br />
tetap netral. Pertimbangan dari<br />
NU nantinya, pasti juga akan<br />
menjadi pertimbangan PPP. NU<br />
dan PPP tidak bisa dipisahkan,”<br />
katanya.<br />
Sementara Ketua DPW PKS,<br />
Ibnu Sina mengatakan, NU bukan<br />
milik partai tertentu, mungkin<br />
saja NU struktural ada yang menjadi<br />
petinggi partai tapi NU kultural<br />
tersebar menjadi pemilih di<br />
semua parpol.<br />
Kalangan Nahdliyin bisa menyalurkan<br />
aspirasi politiknya di<br />
Parpol bahkan menjadi penggerak<br />
roda organisasi. Biarlah sebagai<br />
ormas NU berdiri di semua<br />
kalangan.<br />
Wakil Ketua DPD PKS <strong>Banjarmasin</strong>,<br />
Awan Subarkah, PKS dan<br />
NU berada di satu garis yang<br />
sama, yakni memperjuangkan<br />
Islam. Tetapi NU melalui ormas,<br />
PKS melalui politik praktis.(dia)<br />
NU diinjak, kaki lain merasakan.<br />
Di atas permukaan terlihat dengan<br />
baju berbeda, tetapi di rumah<br />
makan bersama,” jelasnya.<br />
Sementara itu, Wakil Sekjen<br />
PBNU, Adnan Anwar mengatakan<br />
disadur dari Kompas, Nahdliyin<br />
di Indonesia mencapai 48 persen<br />
dari jumlah seluruh umat Islam<br />
di Indonesia, 42 persen lagi<br />
massa mengambang dan 9 persen<br />
Muhammadiyah.<br />
Dia mengatakan, NU merupakan<br />
ormas pendiri RI. NU mengukuhkan<br />
sebagai bapak dari<br />
semua kekuatan politik. Tidak<br />
boleh dukungan langsung calon<br />
Punya<br />
Doktrin Sosial<br />
PPAL.ITQON.BLOGSPOT.COM<br />
Menghadapi Demokrasi Wani Piro<br />
“Bagi bangsa Indonesia<br />
yang lalai, nanti tak bisa merengek<br />
lagi. Termasuk Kalsel,<br />
bila budaya daerahnya di ambil<br />
‘tetangga’. Akan sangat sedih<br />
sekali,” ucap peneliti budaya<br />
dari Lembaga Ilmu Pengetahuan<br />
Indonesia (LIPI)<br />
Muchlis Paeni, Kamis (22/5).<br />
Muchlis jadi pembicara pada<br />
seminar Pramunas Alim<br />
Ulama dan Konbes NU <strong>2014</strong><br />
serta Harlah Harjad NU ke-91<br />
bertema ‘Memperkuat Budaya<br />
sebagai Basis pembangunan<br />
Sosial dan Politik Plus’ di<br />
Gedung Dakwah NU Kalsel,<br />
Jalan A Yani kilometer 12,5,<br />
Gambut. Banjar, kemarin.<br />
A atau B, tetapi lebih memberikan<br />
panduan pada warga NU.<br />
Semua partai pemenang Pemilu<br />
‘merapat’ ke NU. Termasuk partai<br />
pengusung Capres. Meski begitu,<br />
ia tak memungkiri dengan<br />
fenomena yang ada. NU menentang<br />
keras politik transaksional,<br />
seperti memilih kucing dalam<br />
karung. Menentang pemilih<br />
berbasis popularitas<br />
karena a-<br />
kan berujung<br />
pada tindak pidana<br />
korupsi.<br />
“Pemimpin harus<br />
ada rekam jejak, siapa yang<br />
KETUA PWNU Kalsel, Syarbani Haira mengatakan<br />
NU memiliki doktrin di sosial kemasyarakatan.<br />
Ada istilah dalam NU, semangat<br />
tawasuf atau moderat.<br />
Ulama mengajarkan tawasuf, tidak ada<br />
terlalu sedikit ke kiri atau ke kanan. “Kemudian<br />
semangat tasamuh, semangat harmoni,<br />
tenggang rasa sesama masyarakat yang<br />
majemuk. Meski ada kelompok yang berbeda,<br />
tetap harus baik. Sama-sama berlaku baik, lemah<br />
lembut, dan saling pemaaf,” katanya.<br />
Ada lagi tawazun yang artinya keseimbangan.<br />
Menciptakan suasana serba seimbang antara dunia<br />
dan akhirat. Antara jasmani, akal, dan ruh (hati).<br />
Bila ketiga semangat ini digunakan, maka dalam<br />
politik tidak akan ada konflik.(dia)<br />
Selain Muchlis, menjadi pembicara<br />
adalah Wakil Sekjen<br />
PBNU, Adnan Anwar dan<br />
Pemimpin Redaksi <strong>Banjarmasin</strong><br />
<strong>Post</strong> Group Yusran Pare.<br />
Menurut Muchlis, seharusnya,<br />
NU sebagai Ormas punya<br />
kepedulian budaya, susun satu<br />
buku besar, sejarah kebudayaan<br />
Islam Indonesia. Kalsel<br />
memiliki banyak naskah peninggalan<br />
ulama, bisa diajukan<br />
sebagai warisan budaya dunia<br />
Unesco, seperti opera bugis<br />
I Lagaligo yang ditampilkan<br />
di Eropa. “Banyak naskah<br />
peninggalan ulama bisa<br />
diajukan jadi warisan budaya<br />
dunia, seperti Syekh Arsyad<br />
layak jadi pemimpin, bukan yang<br />
hanya asal punya duit,” timpalnya.<br />
Pemerhati Politik dair<br />
IAIN Antasari, Jalaluddin mengatakn,<br />
sebenarnya kekuatan<br />
NU sangat berkurang drastis.<br />
Berbeda ketika zaman Indonesia<br />
merdeka dan awal<br />
reformasi. “Ada perubahan<br />
paradigma.<br />
Masyarakat<br />
tidak bisa<br />
dipengaruhi.<br />
Kemerosotan<br />
pengaruh<br />
ulama sangat<br />
besar. Semua disebabkan<br />
karena kerusakan<br />
moral,” katanya.<br />
(dia)<br />
KH Hasjim Asyarie<br />
Pendiri NU<br />
Selain itu, Jokowi juga akan<br />
bertemu dengan masyarakat di<br />
Pasar Martapura. “Beliau penasaran<br />
dengan hasil kerajinan<br />
batu dari Martapura. Semoga<br />
sempat untuk mampir,” ucapnya.<br />
Menurut Rosehan, agenda<br />
kunjungan ini sama sekali tidak<br />
mengganggu kegiatan<br />
Jokowi sebagai pejabat publik.<br />
Sebisa mungkin, Jokowi berusaha<br />
membagi waktunya<br />
untuk bertemu masyarakat<br />
Kalsel. “Malam ini kami akan<br />
rapat finalisasi untuk membahas<br />
tempat penginapan Jokowi.<br />
Untuk tempatnya kami<br />
rahasiakan,” kata Rosehan.<br />
Sementara itu, Ketua Bappilu<br />
DPD PDIP Kalsel, Mardani<br />
H Maming membenarkan<br />
perihal kedatangan Jokowi.<br />
Menurutnya, kedatangan Jokowi<br />
bukan bagian kegiatan<br />
partai. (nic/dia)<br />
Aminuddin<br />
Bantah<br />
Tudingan<br />
Zainnor<br />
RANTAU, BPOST - Ketua<br />
KPU Kabupaten Tapin, H<br />
Aminudin mengaku kaget<br />
saat membaca<br />
koran<br />
namanya<br />
disebut<br />
mantan komisioner<br />
KPU Tapin<br />
Bidang<br />
Teknis Pe-<br />
BPOST GROUP/HIM<br />
H AMINUDDIN<br />
nyelengga-<br />
raan M<br />
Ketua KPU Tapin<br />
Zainnor Wal Aidi Rahmat, ikut<br />
terlibat dugaan penggelembungan<br />
peorlehan suara Caleg.<br />
“Pengakuan dia di koran,<br />
bahwa sayalah yang menyuruhnya<br />
mengubah perolehan<br />
suara tersebut, ini tidak benar,”<br />
tegas Aminuddin, Kamis<br />
(22/5).<br />
Menurut H Aminuddin,<br />
pernyataan Zainnor itu tidak<br />
benar dan tidak sesuai fakta.<br />
Terkait dengan bukti SMS<br />
yang dimiliki Zainnor, H Aminudin<br />
juga membantah. “Saya<br />
tidak pernah mengirim<br />
SMS kepada siapa pun termasuk<br />
Zainnor untuk mengubah<br />
perolehan suara itu,” kata<br />
Aminuddin.<br />
Memang dia mengakui,<br />
pernah mengirim SMS tapi<br />
kepada seluruh komisioner<br />
KPU. Isinya pun tidak sama.”Yang<br />
terhormat rekanrekan<br />
komisioner untuk rekapitulasi<br />
di <strong>Banjarmasin</strong>, berkas<br />
rekapitulasi kecamatan bawa<br />
semuanya untuk bahan kita<br />
rekapitulasi kabupaten. Sepertinya<br />
data kabupaten ada<br />
yang selisih,” demikian bunyi<br />
SMS itu menurut Aminuddin.<br />
Dia mengatakan, SMS itu<br />
dikirim pada pada 22 April,<br />
kemudian pada <strong>23</strong> April digelar<br />
rapat pleno hasil Pileg<br />
tingkat provinsi di <strong>Banjarmasin</strong>.<br />
“Jadi, tidak ada satu<br />
kata pun saya memerintahkan<br />
untuk mengubah perolehan<br />
suara,” tegasnya. (him)<br />
Al Banjari,” katanya.<br />
Pemimpin Redaksi <strong>Banjarmasin</strong><br />
<strong>Post</strong> Group, Yusran<br />
Pare, memaparkan, refleksi<br />
dari tiga Pemilu. Ada pergeseran<br />
perilaku politik, yang berimbas<br />
pada demokrasi. Ada<br />
banyak peristiwa yang terjadi.<br />
Menurut dia, peristiwa 17<br />
tahun lalu, <strong>Jumat</strong> Kelabu, <strong>23</strong><br />
<strong>Mei</strong> 1997 banyak yang sudah<br />
melupakan. Padahal, ratusan jiwa<br />
melayang karena perseteruan.<br />
Kemudian, diteruskan<br />
dengan kerusuhan Sampit, Kalteng.<br />
Manusia seperti hewan<br />
yang membunuh sesama.<br />
Di Kalsel, sejak berlaku otonomi<br />
daerah, terjadi perubahan<br />
yang signifikan. Pembukaan<br />
lahan besar-besaran,<br />
pertambangan massif. Beberapa<br />
merasakan peningkatan<br />
perekonomian yang meningkat<br />
drastis. Apapun jadi bisa<br />
diukur dengan uang. “Demokrasi<br />
wani piro. NPWP, nomor<br />
piro wani piro,” celetuknya.<br />
Wakil Sekjen PBNU, Adnan<br />
Anwar mengatakan, kondisi<br />
yang ada di masyarakat memang<br />
sudah terjadi pergeseran.<br />
“Sudah seharusnya semua<br />
kembali pada jatidiri<br />
bangsa yang dirumuskan Pancasila<br />
1945. Kembali ke khittah.<br />
Berpegangan pada ahlusunnah<br />
wal jama’ah,” tandasnya. (dia)<br />
<strong>23</strong>05/B25