23.05.2014 Views

Banjarmasin Post Jumat 23 Mei 2014

Jumat kelabu

Jumat kelabu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />

JUMAT <strong>23</strong> MEI <strong>2014</strong><br />

Akar<br />

Rumput<br />

31<br />

Benahi Pendidikan<br />

SAAT ini arus lobalisasi<br />

bergerak begitu cepat. Apalagi di<br />

tengah persaingan dan<br />

perdagangan bebas nantinya.<br />

Kekayaan sumber daya alam<br />

(SDA) yang dimiliki oleh suatu<br />

negara tak cukup untuk membuat<br />

negara menjadi eksis diantara<br />

negara lain.<br />

Indonesia yang pernah disebut<br />

sebagai Macan Asia pun harus<br />

berbenah dalam segala hal. Tak<br />

hanya mengandalkan SDA yang<br />

tidak bisa diperbaharui, namun<br />

juga berbenah dalam sumber daya<br />

manusia (SDM).<br />

Karena banyak diantara rakyat<br />

kita berpendapat agar tak usah<br />

mengirim tenaga kerja wanita<br />

(TKW) ke negara lain yang ujungujungnya<br />

dijadikan pembantu<br />

rumah tangga. Baiknya<br />

mengirimkan tenaga kerja terlatih<br />

seperti perawat, dokter, tenaga<br />

pengajar maupun tenaga<br />

profesional lainnya.<br />

Dengan seperti itu dipastikan<br />

tidak akan ada lagi kabar<br />

mengenaskan mengenai nasib para<br />

TKW seperti saat ini. Penyiksaan,<br />

diperlakukan kasar, tidak digaji<br />

hingga harus menerima beban<br />

psikis yang tak terkirakan.<br />

Kejadian dan perlakuan kasar<br />

sang majikan itu harus dialami<br />

sebagian rakyat Indonesia yang<br />

menjadi TKW, karena mereka<br />

hanya bekerja berdasarkan<br />

kemampuan otot. Bukan<br />

kemampuan otak seperti menjadi<br />

tenaga kerja profesional.<br />

Calon wakil presiden<br />

(Cawapres), HM Jusuf Kalla<br />

menyebut salah satu penopang<br />

kemajuan perekonomian adalah<br />

memperbaiki dunia pendidikan di<br />

Indonesia agar negara ini kembali<br />

diperhitungkan oleh dunia dan<br />

tidak dianggap sebelah mata.<br />

Pendidikan lah yang bisa<br />

mengubah kondisi bangsa ini. Jika<br />

rakyatnya pandai, tentu tidak<br />

mudah ditipu atau dipermainkan<br />

bangsa lain. Begitu halnya<br />

sebaliknya.<br />

Selain itu, pendidikan tidak ada<br />

habisnya. Berbeda dengan<br />

kekayaan alam, seperti batu bara<br />

maupun hasil hutan. Dalam<br />

hitungan beberapa tahun ke depan<br />

era kejayaan Banua yang saat ini<br />

mengandalkan emas hitam akan<br />

habis.<br />

Tragisnya, hal itu tidak bisa<br />

diperbaharui. Jika sudah<br />

habis, maka habis<br />

semuanya dan tinggal<br />

kenangan. Seperti era<br />

kejayaan kayu di<br />

Kalsel, yang saat ini<br />

hanya tersisa<br />

ceritanya.<br />

Sobat muda Lisa<br />

Ariani tak menampik<br />

bahwa Indonesia<br />

merupakan negara<br />

yamg mutu<br />

pendidikannya masih<br />

rendah jika dibandingkan<br />

dengan<br />

negaranegara<br />

lain<br />

bahkan<br />

sesama<br />

anggota<br />

negara<br />

ASEAN<br />

pun<br />

kualitas<br />

SDM<br />

bangsa<br />

Indonesia<br />

masuk<br />

dalam<br />

peringkat<br />

yang<br />

rendah.<br />

“Terjadi<br />

karena<br />

pendidikan<br />

di<br />

Indonesia<br />

belum<br />

dapat<br />

berfungsi<br />

secara<br />

maksimal.<br />

Maka dari itu,<br />

pendidikan di<br />

Indonesia harus<br />

segera<br />

diperbaiki agar<br />

mampu melahirkan<br />

generasi<br />

yang memiliki<br />

keunggulan<br />

dalam berbagai<br />

bidang,” papar<br />

Bintang Presenter<br />

televisi lokal.<br />

Ini agar supaya<br />

bangsa Indonesia<br />

dapat bersaing<br />

dengan bangsa lain<br />

dan agar tidak<br />

semakin tertinggal<br />

karena arus global<br />

yang berjalan<br />

ISTIMEWA<br />

cepat. Untuk memperbaiki pendidikan<br />

di Indonesia diperlukan<br />

sistem pendidikan yang responsif<br />

terhadap perubahan dan tuntutan<br />

zaman.<br />

Menurutnya perbaikan itu<br />

dilakukan mulai dari pendidikan<br />

dasar, pendidikan menengah dan<br />

pendidikan tinggi. Maka dari itu,<br />

bangsa Indonesia harus<br />

menggunakan sistem pendidikan<br />

dan pola kebijakan yang sesuai<br />

dengan keadaan Indonesia.<br />

Ia juga setuju bahwa masa<br />

depan suatu bangsa sangat<br />

tergantung pada mutu sumber<br />

daya manusianya dan kemampuan<br />

peserta didiknya untuk menguasai<br />

ilmu pengetahuan dan tekhnologi<br />

“Mungkin hal tersebut dapat kita<br />

wujudkan melalui pendidikan<br />

dalam keluarga, pendidikan<br />

masyarakat maupun pendidikan<br />

sekolah,” ungkap Juara Harapan 1<br />

Tari Melayu Kreasi Junior ini.<br />

Saat ini pendidikan<br />

sekolah wajib di terima oleh<br />

seluruh masyarakat Indonesia,<br />

karena dengan<br />

mengenyam pendidikan<br />

kita dapat mengikuti arus<br />

global dan dapat<br />

mengejar ketertinggalan<br />

kita dari bangsa lain.<br />

Namun dalam<br />

kenyataannya sekarang ini<br />

masih banyak orang yang<br />

belum dapat mengenyam<br />

pendidikan sekolah karena<br />

faktor ekonomi. Didalam<br />

era global ini, hal tersebut<br />

tidak boleh terjadi karena<br />

akan menghambat perkembangan<br />

SDM dan bangsa pada<br />

umumnya.<br />

Maka dari itu, pemerintah<br />

Indonesia harus mengambil<br />

kebijakan yang dapat mengatasi<br />

masalah tersebut. Dan masalah<br />

dlm bidang pendidikan mencakup<br />

3 pokok masalah yakni<br />

Pemerataan pendidikan, kualitas<br />

pendidikan dan biaya<br />

pendidikan.(dwi)<br />

Biofile<br />

Nama : Lisa Ariani<br />

Panggilan: Iecha Miracle<br />

TTL : <strong>Banjarmasin</strong>, 6<br />

Juni 1994<br />

Status : Mahasiswi<br />

STIENAS Jurusan Manajemen<br />

Bukan Rendahnya<br />

Kaderisasi Partai<br />

TIDAK sedikit artis yang ikut bersaing di arena politik.<br />

Lepas zaman Pak Harto, bertambah banyak artis, aktor, dan<br />

juga penyanyi yang mencoba menikmati manisnya kue politik.<br />

Di DPR saja, saat ini ramai artis dan selebriti yang sedang<br />

menikmati empuknya kursi dan gurihnya duit rakyat di<br />

Senayan.<br />

Di legislatif nasional, saat ini bercokol beberapa artis seperti<br />

‘Miing’, Rieke Dyah Pitaloka, Eko Patrio, Tere, Jamal Mirdad,<br />

Komar, Ratih Sanggarwati, Vena Melinda dan beberapa nama<br />

artis lainnya. Artis yang sukses mendapat posisi penting<br />

sebagai pejabat public memang sangat menarik buat partaipartai<br />

dengan elektabilitas rendah atau yang sedang turun.<br />

Dicalonkannya artis-artis sebagai calon legislatif adalah<br />

konsekuensi dari demokrasi. Dalam demokrasi setiap orang<br />

memiliki hak politik yang sama, termasuk menjadi caleg.<br />

Baik itu artis, tukang sayur, tukang becak, tukang parkir<br />

atau yang lainnya mempunyai kemungkinan untuk mencalonkan<br />

atau dicalonkan menjadi anggota legislatif. Sebagian<br />

masyarakat setuju dengan rasionalisasi normatif, bahwa setiap<br />

orang memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai pejabat<br />

publik, termasuk artis.<br />

Masuknya artis di ranah politik menjadi anggota legislatif,<br />

bukanlah barang haram. Karena semua warga negara punya<br />

hak politik yang sama. Tetapi perlu diingat, dunia politik<br />

bukanlah dunia peran layaknya sinetron - sinetron yang biasa<br />

mereka lakoni, dunia politik adalah dimana terdapat tanggung<br />

jawab yang besar dan tidak main - main.<br />

Artis boleh saja mengambil peran dalam penyelenggaraan<br />

negara, karena itu merupakan hak warga negara, namun<br />

mereka juga harus memiliki kapabilitas, kesiapan mental,<br />

kejelasan visi misi serta manajerial waktu.<br />

Alasan para artis terjun ke dunia politik dilandasi oleh<br />

“dalih klasik”, yakni ingin memperbaiki kehidupan masyarakat.<br />

Mereka yang mencalonkan diri di tanah kelahirannya,<br />

asal-usulnya, untuk mengabdikan diri pada daerah yang<br />

pernah membesarkannya.<br />

Mereka juga melihat bahwa senior - seniornya telah sukses<br />

menjadi wakil bupati maupun wakil gubernur, sebut saja Rano<br />

Karno sebagai Wakil Bupati Tangerang atau Dede Jusuf yang<br />

pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.<br />

Selain itu ada juga karena faktor bahwa dunia entertainment<br />

yang selama ini memberi mereka penghidupan sudah<br />

tidak menjanjikan lagi. Barangkali saja karena faktor usia,<br />

akhirnya membuat mereka tergusur dari dunia keartisan oleh<br />

pendatang baru atau pemain lama yang masih bertahan hingga<br />

merasa perlu untuk mencari “pijakan” lain.<br />

Mereka tentu berpikir dalam mencari lahan yang baru agar<br />

kehidupan mereka tetap terjamin dan popularitas mereka tetap<br />

terjaga di mata masyarakat. Untuk itulah dengan modal sisasisa<br />

popularitasnya dan didorong oleh partai politik, mereka<br />

terjun ke dunia politik untuk maju sebagai calon anggota<br />

legislatif.<br />

Langkah teman-teman artis untuk maju menduduki<br />

jabatan-jabatan politis di tengah masyarakat, mungkin juga<br />

karena ulah beberapa politikus kita yang mengambil sebagian<br />

jatah mereka. Sebut saja Ruhut Sitompul dan beberapa<br />

politikus lainnya yang juga ikut menjadi bintang film dan<br />

sinetron, seperti layaknya selebritis. Dan tentu kita masih ingat<br />

bahwa SBY pun mencoba bakatnya menjadi penyanyi (selebritis)<br />

dengan menelorkan beberapa album.<br />

* Andrian, Warga Kalibata Jakarta<br />

asus09@gmail.com<br />

PERILAKU politik saat ini sudah menyimpang dari adat dan nilai budaya bangsa Indonesia<br />

Mursyid<br />

Castle<br />

Kayini pg sdah Indonesia<br />

ni, mau ky apa<br />

lagi.<br />

Rizky Shie<br />

Bendot<br />

demi memperoleh<br />

suara rela melakukan<br />

kesalahan<br />

Arman<br />

Hudha<br />

Hrus kya apa lg sdh<br />

trjdi tu<br />

Bahrie<br />

Nobon<br />

Masyarakat melahirkan<br />

suatu budaya tadinya<br />

munkar dpt jadi<br />

ma’ruf bila berulang<br />

kali dilakukan banyak<br />

orang. Yg ma’ruf pun<br />

dpt jadi munkar bila<br />

tdk lagi dilakukan orang.<br />

Money politics<br />

kayanya munkar yg tlh<br />

dianggap ma’ruf?<br />

Amiin Putra<br />

Saat ini uang menguasai<br />

panggung<br />

perpolitikan<br />

Anton<br />

Budhiono<br />

Mirip sama tema yg<br />

diangkat pak Yusran<br />

Pare waktu dialog di<br />

gedung nu tadi siang<br />

Maida<br />

Herawati<br />

Yg terlibat dlm money<br />

politik smua org2 dlm yg<br />

terkait dari sanlah kita<br />

tdk bisa mmberantassss<br />

tuntasss pnyimpangan2<br />

yg mrugikan bangsaa<br />

Riswan Najib<br />

Al-Fatih<br />

s.hrusnya lbih ktat lgi<br />

peraturn ttg politik<br />

Ansari Azhar<br />

Kalau hukum bisa dibeli,<br />

ya gitu deh<br />

Haris Shofia<br />

Ya banyaki za yg kaya<br />

itu.supaya makin hancur<br />

indonesia ini sekalianza<br />

sudah<br />

Dionisius<br />

Agus Puguh<br />

money politics selalu<br />

menjadi dilema dan<br />

wacana dimana2 setiap<br />

kali pemilu digelar.<br />

masalahnya, ada 2 pihak<br />

yang sama2 terlibat,<br />

yaitu para caleg<br />

dan juga para penerima<br />

dana/uang tersebut<br />

yang notabene adalah<br />

para calon pemilih.<br />

Uchiha<br />

Mahmudy<br />

IstheCoolboy<br />

eh bnran sperti itu,<br />

moral para elit sudah<br />

tdk diperhatikan lagi<br />

Zainuddin Al-<br />

KadarNya<br />

seakan akan menjadi<br />

adat istiadat? merdeka...<br />

Master<br />

Briyan<br />

Budaya kok<br />

menyimpang? padahal<br />

itu perilakunya<br />

Hadriansyah<br />

Mtv<br />

carax sudah slh. niatx<br />

udh slh kyp krjax<br />

Violet Ida<br />

Adeh Trgantung hati<br />

dan niat masing” Bl<br />

msh ad iman bs ja<br />

bepikir, jngn dikasi<br />

duit dikit ijo mata.aplg<br />

byk D G bs bayangkn<br />

bl jd caleg jua,tmbh<br />

berijo” ria matax hehe<br />

Fadhli<br />

Hayaju<br />

ArRasawy<br />

Budaya baru yang<br />

akan menjadi budaya<br />

bangsa Indonesia.<br />

Adi M.<br />

Munadi<br />

Kita ini kebanyakan<br />

partai. Seharusnya kita<br />

cukup 2 atau 3 partai<br />

saja. Orang2 yg masuk<br />

kedalam partai, harus<br />

diseleksi ketat dan<br />

punya berkualitas.<br />

Lilis Suryani<br />

Sudah menjadi tradisi<br />

para pelaku politik di<br />

negeri ini<br />

Bang Onno<br />

Pertanyaannya,<br />

apakah masyarakat<br />

sanggup menolak<br />

uang dari transaksi<br />

money politic?<br />

Nashir<br />

Muhammad<br />

politik itu licik dan<br />

kotor, makanya harus<br />

hati-hati<br />

Alay Berjaya<br />

Begitulah negeri ini<br />

bagaimana mau bersih<br />

awalnya saja sdah<br />

kotor.<br />

Ekaadiputra<br />

Putra<br />

Pimipinan parpol hars<br />

bisa ambil sikap pecat<br />

itu caleg yg terlibat money<br />

politik dan apalagi<br />

caleg Tandem dg prtai<br />

lain ini lebih parah,caleg<br />

tsb penghianat perjungan<br />

partai dan harus di pecat tdk hormat.<br />

Muhammad<br />

Syafi’i<br />

itu perlu dibasmi biar<br />

bersih bangsa dan<br />

pemerintahan Indonesia<br />

ini<br />

Anto Arsenal<br />

Kda kawa ae. Sdah<br />

bujur jar lagu bah haji<br />

yg kaya makin kaya,<br />

yg miskin makin miskin<br />

Assyva<br />

Nafisyah<br />

yg salah tue bukan<br />

negara Indonesia cuma<br />

tue kesalahan orang2<br />

yg trlalu egois<br />

dgn sesuatu keinginan<br />

dgn menghalalkan<br />

sgala cara<br />

Anas’z Bro<br />

Ada duit ada suara<br />

brayyy.<br />

Taufikurroji<br />

Hanif<br />

Haniefa<br />

koalisi parpol hanya<br />

untuk bagi2 kekuasaan/jabatan,<br />

bukan untuk<br />

kepentingan bangsa.<br />

Ainun<br />

Alfasari<br />

pola pikir masyarakat<br />

indonesia harus diubah!!!<br />

tidak lagi<br />

mendewalan uang !<br />

Bhani Ghen<br />

tak hanya nilai tradisi<br />

negara yg d langgar.....agama<br />

juga<br />

ikut dlanggar<br />

Roby<br />

Bungas<br />

Ini akibat kita suka<br />

meniru permainan<br />

orang asing.<br />

Tahyil Ank<br />

Brai<br />

Politik uang itu tdk<br />

jujur dlm pemilihan<br />

Mulyadi’ifit<br />

Baocah Bnrt<br />

yg salah tue bukan<br />

negara Indonesia cuma<br />

tue kesalahan orang2<br />

yg trlalu egois<br />

dgn sesuatu keinginan<br />

dgn menghalalkan<br />

sgala cara<br />

Joko Mj<br />

Benar adanya? itulah<br />

wajah politik bangsa<br />

kita ini<br />

Arivani<br />

Couzhoie<br />

Sugetshu<br />

Percayalah orang<br />

yang berpolitik dgn<br />

memberi uang. adalah<br />

orang yang ketika<br />

udah diposi2 politik<br />

incarannya adalah<br />

uang. bkn untuk mewakili<br />

rakyat tapi untuk<br />

uang.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!