lAPORAN AKHIR Aktualisasi dan Pendalaman (in-depth ... - KM Ristek
lAPORAN AKHIR Aktualisasi dan Pendalaman (in-depth ... - KM Ristek
lAPORAN AKHIR Aktualisasi dan Pendalaman (in-depth ... - KM Ristek
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
• a.<br />
, No.: 689/2010<br />
.<br />
<strong>lAPORAN</strong> <strong>AKHIR</strong><br />
<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study)<br />
Karakteristik Data Spasiallahan Potensial Tersedia<br />
di Sumatera Utara seluas 500.000 Ha, skala 1 :<br />
100.000 untuk Mendukung Ketahanan Pangan <strong>dan</strong><br />
Pengembangan Biofuel<br />
[<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study) Karakteristik Data Spasial<br />
Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan,<br />
seluas 250.000 ha, skala 1 : 100.000 untuk Mendukung Ketahanan<br />
Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel]<br />
PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN<br />
Fokus Bi<strong>dan</strong>g Prioritas:<br />
Ketahanan Pangan<br />
Kode Produk Target: 1.02<br />
Kode Kegiatan: 1.02.01<br />
Peneliti Utama:<br />
Dr. Ir. Achmad Hidayat, MSc.<br />
Salai Sesar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian<br />
BALAJ BESAR PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA lAHAN PERTANIAN <br />
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN <br />
KEMENTERIAN PERTANIAN <br />
2010
No.: 689/2010<br />
LAPORAN <strong>AKHIR</strong><br />
<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study)<br />
Karakteristik Data Spasial Lahan Potensial Tersedia<br />
di Sumatera Utara seluas 500.000 Ha, skala 1 :<br />
100.000 untuk Mendukung Ketahanan Pangan <strong>dan</strong><br />
Pengembangan Biofuel<br />
[<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study) Karakteristik Data Spasial<br />
Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan,<br />
seluas 250.000 ha, skala 1 : 100.000 untuk Mendukung Ketahanan<br />
Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel]<br />
PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN<br />
Fokus Bi<strong>dan</strong>g Prioritas:<br />
Ketahanan Pang an<br />
Kode Produk Target: 1.02<br />
Kode Kegiatan : 1.02.01<br />
Peneliti Utama:<br />
Dr. Ir. Achmad Hidayat. MSc.<br />
Balai Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian<br />
BALAI BESAR PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN <br />
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN <br />
KEMENTERIAN PERTANIAN <br />
2010
... <br />
LEMBAR PENGESAHAN<br />
Judul Kegiatan<br />
Fokus Bi<strong>dan</strong>g Prioritas<br />
Kode Produk Target<br />
Kode Kegiatan<br />
Lokasi Penelitian<br />
<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong> <strong>depth</strong> study) Karakteristik<br />
Data Spasial Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara<br />
seluas 500.000 Hektar, skala 1 : 100.000 Untuk Mendukung<br />
Ketahanan Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel<br />
Ketahanan Pangan<br />
1.02<br />
1.02.01<br />
Pulau Sumatera<br />
A. Keterangan Lembaga PelaksanalPengelola Penelitian<br />
Nama Koord<strong>in</strong>ator<br />
Dr. Ir. Achmad Hidayat, MSc<br />
Nama Institusi<br />
Balai Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya<br />
Lahan Pertanian, Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan<br />
Pertanian<br />
Unit Organisasi<br />
Balai Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya<br />
Lahan Pertanian<br />
Alamat JI. Ir. H. Juanda 98, Bogor 16123<br />
Telepon/FaX/Email (0251) 8323012, (0251) 8311256, june@<strong>in</strong>do.netid,<br />
ioen koes@yahoo.com<br />
B. Lembaga La<strong>in</strong> Yang Terlibat<br />
Nama Lembaga<br />
Jangka Waktu Kegiatan 10 (sepuluh) bulan<br />
Biaya Rp 200.454.545,<br />
Kegiatan<br />
Lanjutan<br />
Rekapitulasi Biaya Tahun Yang Diusulkan<br />
No. Uraian Jumlah (Rp )<br />
1. Belanja Gaji Pegawai 35.700.000<br />
2. Belanja Bahan 14.000.000<br />
3. Belanja Pe~alanan 112.950.000<br />
4. Belanja La<strong>in</strong>nya 37 .804.545<br />
Jumlah 200.454.545<br />
. <br />
Setuju Diusulkan:<br />
Penanggung Jawab Kegiatan<br />
./ J/<br />
~-<br />
to Hardjosuwiryo, MSc<br />
113 197903 1 003<br />
Dr. Ir. A~at, MSc.<br />
NIP. 19461022 197502 1 001
• •<br />
RINGKASAN <br />
Berdasarkan potensi <strong>dan</strong> kesesuian biofisik, lahan tersedia di Indonesia seluas<br />
30,67 juta ha, terdiri atas lahan yang eaeak untuk perluasan pertanian kelompok<br />
lahan basah semusim (sawah) seluas 8,28 juta ha, untuk kelompok pertanian<br />
lahan ker<strong>in</strong>g tanaman semusim seluas 7,08 juta ha, <strong>dan</strong> untuk kelompok tanaman<br />
tahunan seluas 15,31 juta ha. Lahan tersedia diperhitungkan dari lahan yang<br />
potensial dikurangi dengan lahan-Iahan yang telah digunakan. Namun demikian<br />
lahan tersedia 30,67 juta diatas masih mempertimbangkan data pengunaan lahan<br />
tahun 2000 - 2003, dimana sekarang sudah banyak mengalami perubahan,<br />
khususnya pada daerah-daerah atau prop<strong>in</strong>si yang perubahan penggunaan<br />
lahannya cepat, seperti di Sumatera Utara.<br />
Untuk mendapatkan data yang lebih aktual <strong>dan</strong> r<strong>in</strong>ci mengenai ketersediaan<br />
lahan <strong>dan</strong> jenisl kelompok tanaman yang dapat diusahakan pada mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g<br />
prop<strong>in</strong>si, maka perlu dilakukan pemutakhiran data, <strong>dan</strong> untuk itu penelitian<br />
<strong>Aktualisasi</strong> Data Spasial Lahan Potensial Tersedia untuk Mendukung Ketahanan<br />
Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Bioefuel akan dilaksanakan.<br />
Tujuan penelitian adalah : (a). Menyediakan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi potensi<br />
ketersediaan lahan berbagai komoditas pertanian di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong><br />
Sumatera Selatan, skala 1 :100.000, dalam rangka mendukung program<br />
ketahanan pangan <strong>dan</strong> pengembangan biofuel, <strong>dan</strong> (b). Menyusun peta<br />
pewilayahan komoditas pertanian, skala 1 :100.000. di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara<br />
<strong>dan</strong> Sumatera Selatan .<br />
. Hasil sementara yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:<br />
A.Sumatera Se/atan<br />
(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Sumatera Selatan terdiri dari AI<br />
Tuf Volkanl Dasit <strong>dan</strong> Batuan Sedimen Masam<br />
(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan kebun karet (95.608<br />
ha) <strong>dan</strong> Hutan Tanaman Industri (73.431 ha). Yang la<strong>in</strong>nya adalah Kebun<br />
Kelapa Sawit (17.925 ha)m Belukar (3.886 ha), Kebun Campuran (2.597<br />
ha)<br />
<strong>dan</strong> Kebun Campuran campur tegalan (687 ha).<br />
(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Endoaquepts, Dystrudepts,<br />
Pl<strong>in</strong>thudults, Kandiudults, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />
terluas adalah Hapludults.<br />
(4) Daerah penelitian di Muara Enim terbagi atas 7 wilayah komoditas, yaitu<br />
yaitu kelompok Padi Sawah (536 ha), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi<br />
Kayu,Ubi Jalar (845 ha ), Kelompok Kebun Kelapa Sawit (15.689),<br />
Kelompok Kebun Karet (79.547 ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359
• •<br />
3.624 ha), Hutan Tanaman Industri (73.430 ha), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi<br />
atau Hutan (20.528 ha).<br />
(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />
Muara Enim sudah tidak ada, karena lahannya sudah semuanya dipakai<br />
untuk lahan pertanian.,<br />
B.Sumatra Utara<br />
(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terdiri dari Aluvium, Dasit<br />
<strong>dan</strong> Andesit.<br />
(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan belukar (9.371 ha),<br />
kebun karet (828 ha), hutan (26.017 ha), Kebun Cmpuran (46.944 ha),<br />
Perkebunan Kelapa Sawit (25.103 ha), Kelapa Sawit Rakyat (1.387 ha),<br />
Tegalan (8.087 ha), Sawah (1 .212 ha), <strong>dan</strong> Belukar (3.455 ha).<br />
(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Epiaquepts, Endoaquepts,<br />
Dystrudepts, Eutrudepts, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />
terluas adalah Hapludults.<br />
(4) Daerah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terbagi atas 8 wilayah komoditas, yaitu<br />
yaitu kelompok Padi Sawah (1.371 ha ), kelompok Kedelai . Kacang Tanah<br />
(5.121 ha), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi Kayu ,Ubi Jalar (2. 37 3 a<br />
Kelompok Kebun Kelapa Sawit (22.243 ha), Kelompok Kebun Ka e: (<br />
ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359 ha), Kebun Campura ~ 7 L "'=<br />
ha), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi atau Hutan (72.875 ha).<br />
(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />
Deli Ser<strong>dan</strong>g, terdapat seluas seluas 813 ha, se<strong>dan</strong>gkan sisanya 122.845<br />
ha tidak tersedia untuk perluasan areal pertanian. Untuk tanaman Padi<br />
Sawah tersedia 132 ha, Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah 32 ha, Padi<br />
Gogo, Jagung, Ubi Kayu <strong>dan</strong> Ubi jalar 307 ha, Kelapa sawit 58 ha, <strong>dan</strong><br />
Jarak Pagar, Kemiri 284 ha ..
·.. <br />
PRAKATA <br />
Dalam rangka realisasi pelaksanaan kegiatan penelitian Program Insentif<br />
Riset Terapan, kerjasama antara Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Pertanian<br />
dengan Kementerian Negara Riset <strong>dan</strong> Teknologi, tahun anggaran 2010, Balai<br />
Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian telah<br />
melaksanakan kegiatan penelitian <strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study)<br />
Karakteristik Data Spasial Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara <strong>dan</strong><br />
Sumatera Selatan, seluas 250.000 ha, skala 1 : 100.000 untuk Mendukung<br />
Ketahanan Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel.<br />
Penelitian <strong>in</strong>i merupakan kegiatan tahun pertama yang dilaksanakan di<br />
Prop<strong>in</strong>si Suimatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan. Tujuan penelitian <strong>in</strong>i adalah<br />
untuk: (i) Menyediakan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi potensi ketersediaan lahan berbagai<br />
komoditas pertanian di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan, seluas<br />
250.000 ha, skala 1 :100.000, dalam rangka mendukung program ketahanan<br />
pangan <strong>dan</strong> pengembangan biofuel. (ii) Menyusun peta pewilayahan komoditas<br />
pertanian, skala 1: 100.000. di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan.<br />
Laporan <strong>in</strong>i merupakan Laporan Akhir yang menyajikan hasil penelitian,<br />
berdasarkan telaahan deskwork, hasil pengamatan lapangan , hasil ana lisis tanah<br />
di laboratorium <strong>dan</strong> laboratorium GIS.<br />
Kepada Tim Peneliti yang telah melaksanakan penel ian da -22<br />
menyelesaikan Laporan <strong>in</strong>i kami mengucapkan terima kasih . Semoga La a<br />
bermanfaat bagi yang memerlukan.<br />
Bogor, November 2010<br />
Plt:Kepala Bala' Besar Penelitian <strong>dan</strong><br />
~IP~ - ~~banga Sumberdaya Lahan<br />
::f."~;.~<br />
I ~.:-<br />
, . !ln<br />
\"~\ \ '<br />
r!h( F~ll:' \ \~ l')'<br />
Q I ~t" ' " ." ":\(1\"* I<br />
, *" \r ",. / >J <br />
• •<br />
DAFTAR 151 <br />
Halaman<br />
LEMBAR PENGESAHAN .... ........ ..... .. ... ................. ..... .. .. ................................ <br />
RINGKASAN .... .... ................. ..... ... .................. .................... ...................... ...... .<br />
PRAKATA .................. .. ... ..... ..................... .......... .. .......... ...................... ..... .. ...<br />
DAFTAR lSI .... .......... .. ... .. ............ ... .. .... ... ................ .. ... ... .................. .. ............<br />
ii <br />
iv <br />
v <br />
I. PENDAHULUAN .. .......... ... .......................... .. ............. .. .. ..................... .... 1 <br />
1.1.Latar Belakang ... ............................ ......... ... ..... .. ........... ...... .. .. .. ......... 1 <br />
II. TINJAUAN PUSTAKA .. ........ ........ ... ................. .. ..... ..................... ............. 3 <br />
III. TUJUAN DAN MANFAAT .................... ... ... ................ .. ...... ............. .. ........ 7 <br />
IV. METODOLOGI ... ........................... .. ..... ..... ... ......... .. .. .... ............. .. .. .. .. .. .... 8 <br />
4.1. Bahan Penelitian ................ ... ...................... ......................... ............. .. 8 <br />
4.2. Metoda Penelitian ...... .. ................. ........... .. .... ......... .... ...... ... ... ......... ... . 8 <br />
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............. .. .. .. ........... ............ ...................... .... . 13 <br />
5.1. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Selkatan .. .. .................... .. .. ...... .. .. ................ .... ..... 13 <br />
5.1.1 . Keradaan Biofisik L<strong>in</strong>gkungan ....................... ........ .... ... .... .. ........ . 13 <br />
5.1.2. Keadaan Tanah ........................... .......... ..... .... .. .. ........ .. ..... ......... 9 <br />
5.1.3. Kesesuaian Lahan......... .. ... ... ... ... ..... ..... .. .. ..... .. .. .. ..... ... ............... 2~ <br />
5.1.4. Pewilayahan Komoditas.. ............... ..... ................... .. ..... ... ... ....... 2~ <br />
5.1 .5. Ketersediaan Lahan .................. ... .. .. .... .. ... ...... .... ........ ... ... ... .... . <br />
5.2. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara ..................................... ............... .......... ... . 32 <br />
5.2.1. Keradaan Biofisik L<strong>in</strong>gkungan .. .. ............. ... .. ... ............ .. .. ..... ...... 32 <br />
5.2.2. Keadaan Tanah .......... .................. ... ..................................... ... ... 37 <br />
5.2 .3. Kesesuaian Lahan..................... ......... .. ...... .. ........ ... .. ........... ... .... 59 <br />
5.2.4. Pewilayahan Komoditas...... ......................... ......................... ...... 59 <br />
5.2.5. Ketersediaan Lahan ... ................. .. .... ................ .................... .... 64 <br />
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............ .. .. .. .... .... .................... ...... ..... ....... .. ... 67 <br />
DAFTAR PUSTAKA ............ .................... ................. .. ...................... ... ........... 69
• •<br />
I,PENDAHULUAN <br />
1.1.Latar Bela kang<br />
Salah satu isu yang berkaitan dengan sumberdaya lahan pertanian adalah<br />
konversi lahan yang masih berlangsung di beberapa daerah, disamp<strong>in</strong>g itu banjir<br />
<strong>dan</strong> keker<strong>in</strong>gan, fragmentasi lahan, <strong>dan</strong> meluasnya lahan terlantar<br />
(unutilization/abun<strong>dan</strong>ce land) , baik di kawasan budidaya pertanian maupun<br />
kawasan hutan. Sementara itu, fenomena perubahan iklim <strong>dan</strong> mak<strong>in</strong><br />
men<strong>in</strong>gkatnya kesadaran masyarakat <strong>in</strong>ternasional terhadap kelestarian<br />
l<strong>in</strong>gkungan telah memunculkan berbagai persepsi terhadap sumberdaya lahan<br />
<strong>dan</strong> air, baik dalam pemanfaatan <strong>dan</strong> pengelolaan maupun kelestariannya. Tanpa<br />
<strong>in</strong>formasi <strong>dan</strong> data yang akurat tentang potensi, ketersediaan, <strong>dan</strong> kebutuhan<br />
terhadap sumberdaya lahan akan menimbulkan keragaman <strong>dan</strong> kerancuan<br />
pemahaman (miss perception) dalam pemanfaatan <strong>dan</strong> pengelolaan sumberdaya<br />
lahan di masa yang akan datang.<br />
Daratan Indonesia dengan luas 188,2 juta ha (Puslitbangtanak-Ba<strong>dan</strong><br />
Litbang Pertanian, 2000), dipilah atas kawasan hutan seluas 133,7 juta ha<br />
(Dept. Kehutanan, 2008) <strong>dan</strong> kawasan budidaya (pertanian) seluas 54.S JU a<br />
Berdasarkan karakteristik biofisik, terdapat 94,1 juta ha (50%) la a r .' 2r2<br />
potensial untuk pertanian. Sekitar 87,2 juta ha (92,7%) laha!l 0 e sia :s--ss:: _:<br />
terdapat di dataran rendah «700 m dpl) <strong>dan</strong> 7,8 juta di 'a:3-3 _~<br />
(> 700 m dpl). Selanjutnya sekitar 25,4 juta ha (13,5%) lahan terse U J :S~S c<br />
untuk dijadikan lahan basah (sawah), seluas 25,1 juta ha (13,3 %) potensial<br />
lahan ker<strong>in</strong>g tanaman semusim, dengan lereng
·"<br />
konversi <strong>dan</strong> hutan produksi yang secara hukum jika dibutuhkan <strong>dan</strong> disepakati<br />
dapat dijadikan sebagai lahan pertanian.<br />
Lahan tersedia di Indonesia seluas 30,67 juta ha, terdiri atas lahan yang<br />
cocok untuk perluasan pertanian kelompok lahan basah semusim (sawah) seluas<br />
8,28 juta ha, untuk kelompok pertanian lahan ker<strong>in</strong>g tanaman semusim seluas<br />
7,08 juta ha, <strong>dan</strong> untuk kelompok tanaman tahunan seluas 15,31 juta ha . Lahan<br />
tersedia diperhitungkan dari lahan yang potensial dikurangi dengan lahan-Iahan<br />
yang telah digunakan. Namun demikian lahan tersedia 30,67 juta diatas masih<br />
pada skala t<strong>in</strong>jau (1 : 250.000) <strong>dan</strong> mempertimbangkan data pengunaan lahan<br />
tahun 2000 - 2003, dimana sekarang sudah banyak mengalami perubahan,<br />
khususnya pada daerah-daerah atau prop<strong>in</strong>si yang perubahan penggunaan<br />
lahannya cepat, seperti di Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan.<br />
Untuk mendapatkan data yang lebih aktual <strong>dan</strong> r<strong>in</strong>ci mengenai<br />
ketersediaan lahan <strong>dan</strong> jenis/ kelompok tanaman yang dapat diusahakan pada<br />
mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g prop<strong>in</strong>si, maka perlu dilakukan pemutakhiran data, <strong>dan</strong> untuk itu<br />
penelitian <strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> Karakteristik Data Spasial Lahan Potensial<br />
Tersedia untuk Mendukung Ketahanan Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Bioefuel<br />
akan dilaksanakan, pada skala 1 : 100.000<br />
2
·.. <br />
II,TINJAUAN PUSTAKA <br />
Program pengembangan komoditas pertanian, baik tanaman pangan<br />
maupun tanaman perkebunan membutuhkan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi spasial<br />
sumberdaya lahan yang handal <strong>dan</strong> mutakhir sebagai <strong>in</strong>formasi dasar untuk<br />
menyusun perencanaan yang lebih terarah . Data spasial potensi sumberdaya<br />
lahan mempunyai peranan pent<strong>in</strong>g <strong>dan</strong> strategis dalam mendukung<br />
pembangunan pertanian di suatu wilayah, karena data tersebut memberikan<br />
banyak <strong>in</strong>formasi seperti sebaran, luasan, karakteristik lahan, potensi <strong>dan</strong> kendala<br />
penggunaan lahan, serta alternatif teknologi mengatasi kendala tersebut. Data<br />
tersebut hanya dapat diperoleh melalui tahapan kegiatan pemetaan potensi<br />
sumberdaya lahan pad a skala tertentu sesuai dengan tujuan yang <strong>in</strong>g<strong>in</strong> dicapai.<br />
Sesuai dengan pendekatan yang dipilih, dari hasil pemetaan tersebut diperoleh<br />
data spasial/peta tanah (soil map) atau peta satuan lahan (land unit map) yang<br />
dapat digunakan sebagai <strong>in</strong>formasi dasar untuk menyusun berbagai peta-peta<br />
turunan, seperti kesesuaian lahan, pewilayahan komoditas pertanian,<br />
rekomendasil arahan penggunaan lahan, <strong>dan</strong> peta ketersediaan lahan, serta petapeta<br />
tematik la<strong>in</strong>nya.<br />
Dalam pemetaan sumberdaya lahan, skala peta berpera- e : J "3-e -::<br />
mencerm<strong>in</strong>kan t<strong>in</strong>gkat <strong>in</strong>formasi yang dapat disajikan dala e :~ ses _ ~~ :;; - : ::<br />
tujuan yang <strong>in</strong>g<strong>in</strong> dicapai. Untuk perencanaan t<strong>in</strong>gkai p _ . - s -2:=_ -c = : - =<br />
diperlukan peta dengan skala 1:250.000, se<strong>dan</strong>gkan un U 15 -:; ""' : ::- 2:: - _-~. :: .<br />
kabupaten atau operasionallapangan diperlukan peta dengan s ala - ::: _ :: :: :: 2 : 2 _<br />
lebih besar (Soil Survey Division Staff, 1993; Subagjo, 1995) Pada s. c ::<br />
1 :50 .000, luas 1 cm 2 pada peta sama dengan 25 ha di lapangan, dengan ukuran<br />
del<strong>in</strong>easi m<strong>in</strong>imum (m<strong>in</strong>imum size del<strong>in</strong>eation/ MSD) 0,40 cm 2 atau 10 ha , art<strong>in</strong>ya<br />
del<strong>in</strong>easi lahan seluas
• •<br />
sumberdaya lahan tersebut dapat dianggap sebagai satuan-satuan evaluasi lahan<br />
(land evaluation units). Evaluasi lahan merupakan proses penilaian t<strong>in</strong>gkat<br />
kesesuaian suatu bi<strong>dan</strong>g lahan untuk penggunaan tertentu , dalam hal <strong>in</strong>i untuk<br />
komoditas pertanian. T<strong>in</strong>gkat ketelitiannya tergantung pada t<strong>in</strong>gkat pemetaan atau<br />
skala peta yang dihasilkan. Mak<strong>in</strong> detail skala peta , mak<strong>in</strong> detail <strong>in</strong>formasi kelas<br />
kesesuaian lahannya. Untuk pemetaan pada skala 1 :50 .000-1 :25.000, penilaian<br />
kelas kesesuaian lahan dilakukan sampai pada t<strong>in</strong>gkat kelas atau subkelas<br />
dengan jenis faktor pembatasnya, yaitu : lahan sang at sesuai (kelas S 1), cukup<br />
sesuai (kelas S2), sesuai marg<strong>in</strong>al (kelas S3) <strong>dan</strong> tidak sesuai (kelas N) untuk<br />
mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g jenis komoditas pertanian. Pr<strong>in</strong>sip metode eva/uasi lahan ada/ah<br />
memband<strong>in</strong>gkan (match<strong>in</strong>g) antara karakteristik lahan (land characteristics)<br />
dengan persyaratan tumbuh/hidup tanaman atau penggunaan lahan (landuse<br />
requirements) untuk setiap satuan evaluasi lahan (CSR/FAO, 1983; Ojaenud<strong>in</strong> et<br />
aI , 2003; FAO, 2007).<br />
Untuk memudahkan dalam evaluasi lahan telah disusun kriteria persyaratan<br />
tumbuh tanaman untuk 112 jenis tanaman, termasuk tanaman penghasil biofuel<br />
(a.1. ubikayu, kedelai , sawit, jarak, tebu , kemiri) , yang didalamnya telah<br />
dimasukkan parameter iklim , terra<strong>in</strong> , <strong>dan</strong> tanah. Parameter iklim anta ra la <strong>in</strong> te rd iri<br />
atas suhu udara (elevasi) <strong>dan</strong> curah hujan; parameter tana h erd iri a~as ~ 12<br />
perakaran, retensi hara, ketersediaan hara, toksisitas: da n a a e"e r " ~- 3 - :S-: <br />
atas kelas lereng , s<strong>in</strong>gkapan batuan, batuan di permukaa ' a 2 ) 2 : 3-. - - 2 <br />
bahaya erosi (Ojaenud<strong>in</strong> et al., 2003).<br />
Model evaluasi lahan dapat dilakukan melalui penyusunan decision e ~ <br />
parameter karakteristik lahan tersebut, <strong>dan</strong> proses perhitungannya secara Cepat<br />
melalui komputerisasi telah dikembangkan program Automated Land Evaluation<br />
System (ALES) yang dapat memperoses data dalam jumlah besar (Rossiter <strong>dan</strong><br />
Van Wambeke, 1997). Evaluasi lahan dapat dilakukan dengan asumsi masukan<br />
(<strong>in</strong>put) "rendah", "se<strong>dan</strong>g", atau "t<strong>in</strong>ggi" sesuai dengan tujuan yang <strong>in</strong>g<strong>in</strong> dicapai.<br />
Masukan "se<strong>dan</strong>g" mengunakan teknologi exist<strong>in</strong>g dengan dukungan fasilitas<br />
pemer<strong>in</strong>tah, seperti kredit permodalan untuk penyediaan saprodi, <strong>dan</strong> teknik<br />
pengelolaan lahan, seperti pemupukan <strong>dan</strong> konservasi tanah. Se<strong>dan</strong>gkan<br />
masukan "t<strong>in</strong>ggi" adalah menggunakan managemen perusahaan besar<br />
(CSR/FAO, 1983).<br />
4
• •<br />
Hasil evaluasi lahan dapat digunakan antara la<strong>in</strong> sebagai dasar untuk<br />
menyusun peta pewilayahan komoditas pertanian yang mempunyai keunggulan<br />
komparatif pada<br />
berbagai zone agroekologi (AEZ) berdasarkan kemiripan<br />
(similarity) karakteristik iklim, terra<strong>in</strong> , <strong>dan</strong> tanah (FAO, 1996).<br />
Pewilayahan<br />
komoditas pertanian merupakan pembagian wilayah potensial berdasarkan<br />
kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditas pertanian tertentu untuk<br />
optimalisasi produktivitas lahan (Biro Perencanaan Deptan, 2001; Djaenud<strong>in</strong> et af.,<br />
2002) . Dengan pengertian tersebut maka pewilayahan komoditas mencakup (a)<br />
tujuan dalam rangka pengembangan suatu komoditas, (b) penentuan wilayah<br />
potensial, <strong>dan</strong> (c) pengembangan komoditas dilakukan melalui pendekatan<br />
wilayah/regional tanpa dibatasi sekat adm<strong>in</strong>istratif kabupaten atau prov<strong>in</strong>si.<br />
Pengembangan komoditas pertanian diarahkan dengan mempertimbangkan<br />
kualitas <strong>dan</strong> ketersediaan sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, kondisi sosial<br />
ekonomi, <strong>dan</strong> <strong>in</strong>frastruktur yang tersedia, agar diperoleh produk pertanian yang<br />
berkualitas <strong>dan</strong> berdaya sa<strong>in</strong>g .<br />
Dari hasil peta pewilayahan komoditas pertanian dapat disusun peta<br />
ketersediaan lahan untuk perluasan pertanian. Peta pewilayahan komoditas<br />
tersebut di-overlay-kan dengan peta penggunaan lahan (presen · landuse capeta<br />
status kawasan hutan atau peta rencana tata r a _ ae 3 _~:~:::: :: _:: _<br />
peta ketersediaan lahan untuk program as :~-: a - =- - -=.::<br />
ketersediaan lahan yang dimaksud adalah peta ya<br />
_.... _- - -<br />
. -<br />
lahan potensial yang sesuai untuk pengembangan c CJ :2:: - :;.
• a.<br />
proses otomatisasi, seperti pengumpulan data, analisis <strong>dan</strong> penyajian data baik<br />
secara spasial maupun secara tabular (Burrough, 1989).<br />
Dari luas daratan Indonesia 188,2 juta ha (Puslitbangtanak-Ba<strong>dan</strong> Litbang<br />
Pertanian, 2000), terdapat 94,1 juta ha (50%) lahan yang potensial untuk<br />
pertanian.<br />
Sekitar 87,2 juta ha (92,7%) lahan potensial tersebut terdapat di<br />
dataran rendah «700 m dpl) <strong>dan</strong> 7,8 juta di dataran t<strong>in</strong>ggi (> 700 m dpl).<br />
Selanjutnya sekitar 25,4 juta ha (13,5%) lahan tersebut potensial untuk dijadikan<br />
lahan basah (sawah), seluas 25,1 juta ha (13,3 %) potensial untuk lahan ker<strong>in</strong>g<br />
tanaman semusim, dengan lereng
· .. <br />
III. TUJUAN DAN MANFAAT<br />
3.1.Tujuan penelitian<br />
a. Tujuan jangka pendek<br />
(1) Menyediakan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi potensi ketersediaan lahan berbagai<br />
komoditas pertanian di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan,<br />
seluas 250.000 ha, skala 1 :100.000, dalam rangka mendukung program<br />
ketahanan pangan <strong>dan</strong> pengembangan biofuel.<br />
(2) Menyusun peta pewilayahan komoditas pertanian, skala 1:100.000. di<br />
Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan<br />
b. Tujuan jangka panjang<br />
(1) Menghasilkan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi ketersediaan lahan di Sumatera sebagai<br />
dasar untuk menyusun perencanaan pen<strong>in</strong>gkatan produksi pangan <strong>dan</strong><br />
pengembangan biofuel.<br />
(2) Menghasilkan <strong>in</strong>formasi peta pewilayahan komoditas pertanian seluruh<br />
Sumatera skala 1: 100.000.<br />
3.2. Manfaat Penelitian<br />
Hasil penelitian <strong>in</strong>i memberi <strong>in</strong>formasi tentang kom odl as a 3 S 2 :; , __<br />
dapat dikembangkan disuatu wilayah di Sumatera Selatan atau Sale 3 L :2-2<br />
Hal bermanfaat bagi para pengambil kebijakan <strong>dan</strong> para <strong>in</strong>vestor ca la<br />
menyusun perencanaan pengembangan komoditas <strong>dan</strong> perencanaan wilayah .<br />
7
• •<br />
IV. METODOLOGI<br />
4.1. Bahan Penelitian<br />
Bahan-bahan penelitian terdiri dari data digital peng<strong>in</strong>deraan jauh, petapeta<br />
dasar rupabumi Indonesia (digital <strong>dan</strong> hardcopy), peta kontur digital/OEM,<br />
peta geologi, peta agroklimat, peta jar<strong>in</strong>gan jalan, peta status kawasan<br />
hutan/tataguna hutan kesepakatan. Sela<strong>in</strong> bahan-bahan tersebut, diperlukan<br />
peralatan penelitian lapangan, antara la<strong>in</strong> bor tanah tipe Belgia, buku Munscell<br />
Soil Color Chart, buku Taksonomi Tanah, kompas, altimeter, GPS (Geographic<br />
Position<strong>in</strong>g System), Abney level <strong>dan</strong> pH-Truogh.<br />
4.2. Metoda Penelitian<br />
Persiapan<br />
Tahap <strong>in</strong>i terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data <strong>dan</strong> studi<br />
pustaka, pengadaan bahan penunjang (data peng<strong>in</strong>deraan jauh, peta-peta<br />
penunjang) <strong>dan</strong> peralatan, serta penyusunan peta dasar.<br />
Pengumpulan Data <strong>dan</strong> Studi Pustaka- Data yang dikumpulkan terdiri atas<br />
data hasil-hasil penelitian/survei tanah terdahulu untuk ditelaah, <strong>dan</strong> dieva luasi<br />
kelengkapan datanya yang relevan, <strong>dan</strong> selanjutnya dikompilasi. Data has il<br />
kompilasi dimasukkan <strong>dan</strong> disimpan dalam basisdata Site and Horizon Description<br />
(SHD). Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari kondisi umum fisik l<strong>in</strong>gkungan<br />
<strong>dan</strong> ketersediaan data penunjang daerah penelitian.<br />
Pengadaan bahan penunjang <strong>dan</strong> peralatan: Mencakup data peng<strong>in</strong>deraan<br />
jauh, peta-peta rupabumi , geologi, agroklimat, landuse , tataguna hutan<br />
kesepakatan, <strong>dan</strong> peta-peta la<strong>in</strong>nya , yang diperoleh dari <strong>in</strong>stansi terkait, seperti<br />
LAPAN, Bakosurtanal, Kehutanan, <strong>dan</strong> BPN. Peralatan yang diperlukan untuk<br />
mendukung persiapan tersebut adalah komputer PC/laptop <strong>dan</strong> program<br />
ArcView/GIS atau ErMaper untuk analisis del<strong>in</strong>iasi satuan lahan.<br />
Penyusunan peta dasar - Peta dasar digital yang digunakan adalah skala<br />
1 :50.000, yang diperoleh dari Bakosurtanal. Peta dasar digital <strong>in</strong>i digunakan untuk<br />
mentransfer hasil analisisl <strong>in</strong>terpretasi satuan lahan.<br />
8
·,..<br />
Kegiatan desk work<br />
Kompilasi data - Kegiatan kompilasi <strong>dan</strong> pengolahan exist<strong>in</strong>g data dari hasil<br />
pemetaan terdahulu dilakukan pada tahap <strong>in</strong>i, yang meliputi evaluasi kelengkapan<br />
data, memasukkan data, <strong>dan</strong> memplot lokas<strong>in</strong>ya pada peta dasar. Evaluasi<br />
kelengkapan <strong>dan</strong> kelayakan data hasil pemetaan tersebut perlu dilakukan<br />
sebelum memasukkan data.<br />
Analisis Citra Landsat - Ana/isis data citra landsat untuk del<strong>in</strong>iasi satuan<br />
/ahan <strong>dan</strong> penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i (present /anduse) dilakukan untuk seluruh<br />
daerah survei. Identifikasi penggunaan /ahan saat <strong>in</strong>i menggunakan data citra<br />
satelit Landsat TM terbaru <strong>dan</strong> tersedia (Tahun 2008 - 2010 ) <strong>dan</strong> kua/itas terbaik.<br />
Citra satelit dipi/ih yang sesuai dengan musim tertentu (setelah panen atau bera).<br />
Satuan lahan terdiri atas unsur landform, bahan <strong>in</strong>duk, relief <strong>dan</strong> /ereng,<br />
ket<strong>in</strong>ggian tempat, t<strong>in</strong>gkat torehan , <strong>dan</strong> pola dra<strong>in</strong>ase. Del<strong>in</strong>iasi satuan lahan<br />
dilakukan dengan r<strong>in</strong>ci , melalui analisis gabungan data citra landsat yang<br />
dioverlay dengan data kontur digitallDEM, peta geologi, <strong>dan</strong> pet a rupabumi secara<br />
visual on screen, dengan menggunakan program Arcview/GIS. Analisis citra<br />
landsat mengikuti pedoman yang diuraikan oleh Mulder <strong>dan</strong> Epema (1986) <strong>dan</strong><br />
Lee et al. (1988). Daerah-daerah yang tidak bisa dianalisis dari citra (karena<br />
tutupan awan), del<strong>in</strong>iasi satuan lahannya diperoleh dari ana lisis on. E .' 2<br />
geologi. Analisis unsur satuan lahan berpedoman menuru' Go se<br />
Van Zuidam (1986) . Klasifikasi landform, bahan <strong>in</strong>duk, relief/lere 9<br />
mengikuti pedoman dalam K/asifikasi Landform (Marsoedi et ai, 1997} • c~<br />
del<strong>in</strong>iasi satuan /ahan <strong>dan</strong> penggunaan lahan dip<strong>in</strong>dahkan ke peta daS3~ .<br />
Selanjutnya, kedua peta ana/isis tersebut digunakan sebagai dasar untuk rencana<br />
operasi lapangan.<br />
Penelitian /apangan<br />
Prasurvei - Kegiatan <strong>in</strong>i dilaksanakan sebe/um kegiatan survei utama<br />
dengan maksud untuk mempersiapkan hal-hal teknis maupun non-teknis.<br />
Kegiatan non-teknis meliputi pemberitahuan survei <strong>dan</strong> konsultasi dengan Pemda<br />
setempat, <strong>in</strong>formasi tenaga kerja, kemudahan transportasi, <strong>dan</strong> logistik, dll.<br />
Se<strong>dan</strong>gkan hal-hal teknis antara la<strong>in</strong>, dengan melakukan orientasi <strong>dan</strong><br />
9
· .. <br />
pengamatan lapangan untuk mendapatkan gambaran umum daerah survei .<br />
Informasi <strong>in</strong>i digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan awal hasil<br />
analisis satuan lahan <strong>dan</strong> strategi pelaksanaan operasional lapangan.<br />
Survei utama - Survei utama meliputi pengamatan satuan lahan <strong>dan</strong> tanah,<br />
penggunaan lahan, serta pengambilan contoh tanah jika diperlukan. Pengamatan<br />
lapang akan diprioritaskan pada daerah-daerah dengan satuan lahan yang<br />
memunyai lereng < 25 % <strong>dan</strong> penggunaan lahannya alang21 semak belukar atau<br />
hutan yang dapat dikonversi, yaitu satuan lahan yang dianggap tersedia untuk<br />
perluasan areal pertanian. Pengamatan tanah di lapang mengikuti metode<br />
transek dengan memperhatikan hubungan antara tanah <strong>dan</strong> landscape<br />
(K<strong>in</strong>g et ai, 1983; Steers <strong>dan</strong> Hajek, 1978; White, 1966). Pengamatan sifat<br />
morfologi tanah dilakukan melalui pembuatan profil, m<strong>in</strong>ipit, <strong>dan</strong> bor, mengikuti<br />
pedoman Pengamatan Tanah di Lapang (Balitanah, 2003).<br />
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan penjelajahan lapangan dengan<br />
memanfaatkan jalan-jalan yang ada atau melalui jalan r<strong>in</strong>tisan untuk mengetahui<br />
kondisi biofisik (landform, bahan <strong>in</strong>duk, relief, penggunaan lahan/vegetasi, pola<br />
dra<strong>in</strong>ase, hidrologil irigasi, pertanian, dll ), <strong>dan</strong> menentukan penyebaran jenis-jenis<br />
tanah. Parameter yang diamati meliputi ciri morfologi (kedalaman, warna , tekstur,<br />
struktur, konsistensi, bahan kasar dll) , klasifikasi tanah, <strong>dan</strong> pengambilan contoh<br />
tanah. Selama pengamatan di lapangan, perbaikan del<strong>in</strong>iasi, penamaan satuan<br />
lahan , <strong>dan</strong> legenda peta dilakukan secara terus menerus , seh<strong>in</strong>gga pada a hi<br />
survei lapangan, peta satuan lahan sementara, sebagai satuan eval as la<br />
sudah dapat diselesaikan.<br />
Penyusunan satuan evaluasi lahan - Menjelang kegiatan lapangan se:esal,<br />
perlu disusun konsep peta satuan evaluasi lahan sementara, yaitu peta anal isis<br />
satuan lahan yang telah dikoreksi berdasarkan pengamatan di lapangan. Dari<br />
hasil pengamatan lapang dapat diketahui kehandalan <strong>in</strong>tegrasi data citra landsat<br />
<strong>dan</strong> kontur digital dalam membantu penyusunan peta tersebut. Informasi yang<br />
disajikan dalam peta <strong>in</strong>i masih bersifat sementara, karena belum didukung oleh<br />
data analisis dari laboratorium.<br />
2 r<br />
10
• a.<br />
Pengolahan data <strong>dan</strong> penyusunan laporan<br />
Pengolahan data meliputi pengolahan data lapangan <strong>dan</strong> data<br />
laboratorium. Data hasil pengamatan lapang <strong>dan</strong> laboratorium dikorelasi untuk<br />
memperoleh data f<strong>in</strong>al yang benar. Hasil pengolahan data <strong>in</strong>i digunakan untuk<br />
perbaikan peta satuan evaluasi lahan <strong>dan</strong> penyusunan legen<strong>dan</strong>ya.<br />
a. Identifikasi <strong>dan</strong> evaluasi kesesuaian lahan<br />
Penilaian dilakukan dengan cara mengkorelasikan (correlation) <strong>dan</strong><br />
mencocokkan (match<strong>in</strong>g) antara data karakteristik lahan (Land Characteristics,<br />
LC) dengan persyaratan tumbuh tanaman/kelompok tanaman (Land Use<br />
Requirements, LUR) yang diproses melalui program ALES (Automated Land<br />
Evaluation System) versi 4.5 (Rossiter and van Wambeke, 1997). Karakteristik<br />
lahan (LC) yang digunakan disusun dalam suatu kualitas lahan sebagai parameter<br />
dari persyaratan tumbuh tanaman atau penggunaan lahan yang meliputi :<br />
topografi (ket<strong>in</strong>ggian), iklim (curah hujan <strong>dan</strong> pola hujan), kondisi perakaran<br />
(kedalaman efektif, dra<strong>in</strong>ase, tekstur) , retensi hara (pH, KTK) , toksisitas<br />
(kejenuhan AI), <strong>dan</strong> terra<strong>in</strong> (Iereng <strong>dan</strong> t<strong>in</strong>gkat torehan) . Persyarata n tumbuh<br />
tanaman untuk evaluasi lahan mengacu pada pedo a· e\al as 13""a""<br />
(Ojaenud<strong>in</strong> et al , 2003). Dalam penelitian <strong>in</strong>i t<strong>in</strong>gkat kesesuas 12 2 ~ ::::~. ,,<br />
menjadi 4 kelas , yakni: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2 s-ss_ c :'=' ~ .' ;::- :: ~<br />
(S3) , <strong>dan</strong> tidak sesuai (N). Tanaman pertanian yang die a! a'S E SSS _ ::-- :: -- :::.<br />
adalah kelompok tanaman pangan <strong>dan</strong> tanaman perkebunan. as ,= .c 2~<br />
lahan dalam bentuk data tabular dapat ditransfer ke dalam bentuk data SDa s 2<br />
b. Identifikasi penggunaan lahan (present landuse).<br />
Peta analisis penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i (present landuse) dari hasil<br />
kegiatan deskwork dilakukan analisis ulang, dengan mempertimbangkan hasilhasil<br />
pengamatan di lapang . Dari kegiatan <strong>in</strong>i akan dihasilkan peta penggunaan<br />
lahan yang dif<strong>in</strong>itip.<br />
c. Penyusunan peta pewi/ayahan komoditas.<br />
Peta pewilayahan komoditas disusun didasarkan pada hasil evaluasi kesesuaian<br />
lahan, komoditas unggulan pad a tiap-tiap Kabupaten, penggunaan lahan sa at <strong>in</strong>i,<br />
11
• I><br />
peta status lahan (status hutan <strong>dan</strong> ij<strong>in</strong>-ij<strong>in</strong> untuk perkebunan besar), RTRW<br />
Kabupaten <strong>dan</strong> arahan pembangunan daerah. Dalam menyusun pewilayahan<br />
komoditas <strong>in</strong>i lahan-Iahan yang telah digunakan <strong>dan</strong> bersifat permanen misalnya<br />
perkebunan akan dipertahankan selama kelas kesesuaiannya termasuk sesuai<br />
<strong>dan</strong> tidak membahayakan keadaan l<strong>in</strong>g kung an.<br />
d. Analisis ketersediaan lahan<br />
Analisis dilakukan dengan sistem tumpangtepat (overlay) antara peta<br />
pewilayahan komoditas (hasil kegiatan c) <strong>dan</strong> peta penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i<br />
(hasil kegiatan b) <strong>dan</strong> peta status lahan. Peta ketersediaan lahan disajikan<br />
dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografi (SIG). Ketersediaan lahan yang<br />
dimaksud dis<strong>in</strong>i adalah lahan-Iahan yang sesuai untuk pertanian yang saat <strong>in</strong>i<br />
belum dimanfatkan <strong>dan</strong> termasuk kawasan budidaya (bukan kawasan l<strong>in</strong>dung).<br />
Faktor status kepemilikan lahan, seperti hak milik, hak guna usaha, tidak<br />
dipertimbangkan.<br />
Laporan hasil penelitian disajikan dalam bentuk naskah laporan <strong>dan</strong> petapeta<br />
yang disajikan dalam format digital dengan teknik SIG.<br />
12
• •<br />
5.1. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Selatan<br />
5.1.1. Keadaan Fisik L<strong>in</strong>gkungan Daerah Penelitian<br />
5.1.1.1. Lokasi <strong>dan</strong> Perhubungan<br />
Daerah penelitian meliputi areal seluas 195.510 Ha, terletak pada 3 (tiga)<br />
kecamatan, yaitu Kecamatan Rambang Dangku, Rambang, <strong>dan</strong> Lubai,<br />
Kabupaten Muara Enim, Prov<strong>in</strong>si Sumatera Selatan. Secara geografis, daerah<br />
penelitian terletak antara 103°55'30" BT - 104°28'25" BT <strong>dan</strong> antara 3°22'20" LS <br />
3°54'15" LS. Peta adm<strong>in</strong>istrasi Kabupaten Muara Enim disajikan pada Gambar 1.<br />
Batas daerah penelitian sebelah utara berbatasan dengan Kota<br />
Prabumulih, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komer<strong>in</strong>g Ulu,<br />
sebelah barat dengan Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Lawang Kidul<br />
<strong>dan</strong> Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim, <strong>dan</strong> sebelah timur dengan<br />
Kabupaten Ogan Komer<strong>in</strong>g lIir.<br />
u<br />
KAB.MURA<br />
KAR BANYUASIN<br />
PALEMBAN G<br />
*s<br />
KAB. LAHAT<br />
Gambar 1. Peta Adm<strong>in</strong>istrasi Kabupaten Muara Enim<br />
Daerah penelitian be~arak sekitar 160 km dari ibukota Prov<strong>in</strong>si<br />
:Jalembang) <strong>dan</strong> dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat<br />
- - ama 4 jam, melalui jalan l<strong>in</strong>tas utama yang menghubungkan antara<br />
13
• •<br />
Palembang-Prabumulih-Muara Enim dengan kondisi jalan cukup baik berupa<br />
jalan aspal hotmik. Kendaraan yang mel<strong>in</strong>tasi jalan <strong>in</strong>i frekuens<strong>in</strong>ya cukup pad at.<br />
5.1.1.2. Iklim<br />
Data curah hujan yang diambil dari hasil pencatatan D<strong>in</strong>as Tanaman<br />
Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Muara Enim tahun 2008 (Muara Enim Dalam<br />
Angka 2009) disajikan pada Tabel1.<br />
Menurut Schmidt <strong>dan</strong> Ferguson (1951), Kabupaten Muara Enim<br />
mempunyai type hujan tergolong A (basah). T<strong>in</strong>gkat kebasahan <strong>in</strong>i dicerm<strong>in</strong>kan<br />
oleh bulan basah (>100 mmlbulan) yang te~adi selama 11 bulan <strong>dan</strong> tanpa bulan<br />
ker<strong>in</strong>g « 60 mm/bulan).<br />
Menurut Troyer (1976) distribusi curah hujan tergolong A. Pola hujan A<br />
<strong>in</strong>i, meng<strong>in</strong>dikasikan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara musim<br />
penghujan dengan musim kemarau. Musim penghujan te~adi pada bulan<br />
Agustus sampai April yang mencapai puncaknya pada bulan Desember, Maret<br />
<strong>dan</strong> April. Musim kemarau te~adi pada bulan Mei sampai Juli <strong>dan</strong> mencapai<br />
puncaknya pada bulan Juli.<br />
Tabel 1. Curah hujan bulanan,pola <strong>dan</strong> tipe hujan,serta zona agroklimat di<br />
K a b upa t en Muara E nrm '<br />
Curah Hari Hujan<br />
Karasteristik I klim<br />
Bulan<br />
Hujan (mm) Chari) Schmidt <strong>dan</strong> Ferguson (1951) Oldem2n ·et (3 1. ( ! ~s: ; .<br />
Jan 289 15 Bulan Basah Bulan Basall<br />
Feb 210 12 Bulan Basah Bulan Basah<br />
Mar 416 16 Bulan Basah Bulan Basah<br />
Apr 340 13 Bulan Basah Bulan Basah<br />
Mei 149 8 Bulan Basah Bulan Lembab<br />
Jun 115 6 Bulan Lembab<br />
Bulan Lembab<br />
Jul 63 5 Bulan Basah<br />
Bulan Ker<strong>in</strong>g<br />
Ags 263 11 Bulan Basah<br />
Bulan Basah<br />
Sep 213 10 Bulan Basah<br />
Bulan Basah<br />
Okt 304<br />
15 Bulan Basah<br />
Bulan Basah<br />
Nap 236 13 Bulan Basah<br />
Bulan Basah<br />
Des 355 13 Bulan Basah<br />
Bulan Basah<br />
-ahunan 2.954 137 BB = 11, BK =0 BB =9, BK =1<br />
~JIT\ber<br />
: D<strong>in</strong>as Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hartikultura Kabupaten Muara Emm tahun 2008 (Muara<br />
Enim Dalam Angka 2009)<br />
14
• •<br />
Zonasi iklim suatu wilayah didasarkan pada jumlah bulan basah <strong>dan</strong> bulan<br />
ker<strong>in</strong>g. Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan >200 mm/bulan <strong>dan</strong> bulan<br />
ker<strong>in</strong>g adalah bulan dengan curah hujan
·.. <br />
Berdasarkan hasil <strong>in</strong>terpretasi citra landsat <strong>dan</strong> radar yang didukung oleh<br />
peta geologi, data OEM (Digital Elevation Model) <strong>dan</strong> hasil pengamatan lapang,<br />
daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 grup landform utama, yaitu: (1)<br />
Aluvial, (2) Volkanik, (3) TektoniklStruktural, <strong>dan</strong> (4) Grup Aneka. R<strong>in</strong>cian<br />
landform <strong>dan</strong> relief di daerah penelitian disajikan pad a Tabel 2.<br />
Tabel 2. R<strong>in</strong>cian landform <strong>dan</strong> relief di daerah penelitian<br />
Landfonn Relief Bahan Induk Luas<br />
Simbol Uraian (Iereng) Ha %<br />
Au112n Dataran Banjir Agak datar Endapan liat 1.374 0,70<br />
(1-3%)<br />
Au1121f Tanggul Sungai Datar Endapan liat 807 0,41<br />
«1%)<br />
Au1122f Rawa Belakang Sungai Datar Endapan liat 952 0,49<br />
«1%)<br />
Au15n Jalur Aliran Agak datar Endapan liat 13.612 6,96<br />
(1-3%)<br />
Vd31n Dataran Volkan Agak datar Dasit 34.010 17,40<br />
(1-3%)<br />
Vd31u Dataran Volkan Berombak Dasit 110.410 56,47<br />
(3-8%)<br />
Vd31r Dataran Volkan Bergelombang Dasrt: 29.045 14,86<br />
(8-15%)<br />
Tfq11n Dataran Tektonik Agak datar Batuliat <strong>dan</strong> Batupasir I 1.467 0, S<br />
(1-3%)<br />
Tfq11u Dataran Tektonik Berombak Batuliat <strong>dan</strong> Batupasjr 2A 59 - -<br />
(3-8%)<br />
Xl Pemukiman - - I 1.199 0.61<br />
X3 Tubuh Air - - 154 0 ,03<br />
X5 Pertambangan - - 22J 0,0 1<br />
Jumlah 1195.510 100,00<br />
1) Grup Aluvial (A)<br />
Grup aluvial di daerah penelitian merupakan landform muda (resen) yang<br />
·erbentuk dari proses fluvial (aktivitas sungai) <strong>dan</strong> anak-anaknya. Relief grup <strong>in</strong>i<br />
_m umnya datar (lereng
(2) Grup Volkanik (V)<br />
Grup Volkanik di daerah penelitian tergolong wilayah terluas. Landform <strong>in</strong>i<br />
terbentuk karena aktivitas volkan/gunung berapi telah lanjut. Bahan <strong>in</strong>duk tanah<br />
penyusun landform <strong>in</strong>i adalah batuan dasit. Grup volkanik di daerah penelitian<br />
berupa data ran volkanik tua (V31) dengan bentuk wilayah atau relief bervariasi<br />
dari agak datar (Iereng 1-3%) sampai bergelombang (Iereng 8-15%). Penyebaran<br />
grup volkanik <strong>in</strong>i seluas 173.464 Ha atau 88,72%.<br />
(3) Grup TektoniklStruktural (T)<br />
Landform <strong>in</strong>i terbentuk karena a<strong>dan</strong>ya proses tektonik berupa<br />
pengangkatan <strong>dan</strong> pelipatan, ditunjukkan oleh lapisan-Iapisan geologi yang<br />
terlipat. Bahan <strong>in</strong>duk penyusun landform <strong>in</strong>i adalah batuliat <strong>dan</strong> batupasir dengan<br />
relief agak datar (Iereng 1-3%) sampai berombak (Iereng 3-8%). Penyebaran grup<br />
<strong>in</strong>i seluas 3.926 Ha atau 2,01 %.<br />
(4) Grup Aneka Bentuk (X)<br />
Grup <strong>in</strong>i terdiri dari pemukiman (X2), tubuh air (X3) , <strong>dan</strong> pertambangan<br />
(X5). Penyebaran grup <strong>in</strong>i sangat sempit, total luasnya sekitar 1.375 Ha (0.70 I:).<br />
dengan r<strong>in</strong>cian pemukiman seluas 1.199 Ha (0,61%), tubuh air 154 Ha (<br />
<strong>dan</strong> pertambangan 22 Ha (0,01%).<br />
5.1.1.5. Penggunaan Lahan<br />
Berdasarkan hasil <strong>in</strong>terpretasi citra landsat <strong>dan</strong> pengamatan lapang, jenis<br />
enggunaan lahan di daerah penelitian terdiri dari: (a) belukar, (b) hutan tanaman<br />
. dustri (HTI), (c) kebun campuran, (d) kebun campuran/tegalan, (e) kebun karet,<br />
I<br />
perkebunan kelapa sawit, (g) pemukiman, (h) tubuh air, <strong>dan</strong> (i) pertambangan.<br />
~n cian jenis penggunaan lahan di daerah penelitian disajikan pada Tabel 3.<br />
3elukar (BI)<br />
Belukar merupakan kelompok tanaman hutan berbagai jenis vegetasi<br />
:=ngan diameter pohon
• •<br />
landform aluvial dengan relief datar sampai agak datar (Iereng 1-3%).<br />
Penyebarannya cukup sempit, meliputi areal seluas 3.886 Ha atau 1,99%.<br />
Tabel 3. R<strong>in</strong>cian jenis penggunaan lahan di daerah penelitian<br />
Simbol<br />
Uraian<br />
Luas<br />
Ha %<br />
BI Belukar 3.886 199<br />
HTI Hutan Tanaman Industri 73.431 3756<br />
Kc Kebun Campuran 2.597 133<br />
Kc/Tg Kebun Campuran/Tegalan 687 035<br />
Kr Kebun Karet 95.608 4890<br />
Ks Perkebunan Kelapa Sawit 17.925 9 17<br />
X2 Pemukiman 1.199 061<br />
X3 Tubuh Air 155 0,08<br />
X5 Pertambangan 22 001<br />
Total 195.510 100,00<br />
Hutan Tanaman Industri (HTI)<br />
Hutan Tanaman Industri dijumpai di bag ian barat daerah penelitian pada<br />
landform aluvial, volkanik, <strong>dan</strong> tektonik. Tanaman yang ditanam umumnya berupa<br />
Acacia Mangium. Kondisi HTI cukup terawat dengan baik. Penggun aa la a i'<br />
tersebar sangat luas, sekitar 73.431 Ha atau 37,56%.<br />
Kebun Campuran (Kc)<br />
Penggunaan lahan <strong>in</strong>i umumnya tersebar pada landform tanggul sungai,<br />
awa belakang sungai <strong>dan</strong> dataran volkanik. Vegetasi yang ditanam umumnya<br />
berupa tanaman durian, kelapa, mangga <strong>dan</strong> la<strong>in</strong>-la<strong>in</strong>. Luas penggunaan lahan <strong>in</strong>i<br />
adalah sebesar 2.597 Ha atau 1,33%.<br />
ebun CampuranlTega/an (KclTg)<br />
Kebun campuranfTegalan umumnya diusahakan oleh penduduk di daerah<br />
3 an ker<strong>in</strong>g <strong>dan</strong> sekitar tanggul sungai. Jenis tanaman yang ditanam pada lahan<br />
•sbun campuran adalah kelapa, rambutan, kopi, coklat <strong>dan</strong> pisang, se<strong>dan</strong>gkan<br />
:2da lahan tegalan berupa tanaman palawija Uagung <strong>dan</strong> kacang-kacangan).<br />
:::enggunaan lahan <strong>in</strong>i meliputi areal seluas 687 Ha atau 0,35%.<br />
18
·.,<br />
Kebun Karet (Kr)<br />
Kebun Karet umumnya diusahakan masyarakat dengan pemeliharaan<br />
cukup baik <strong>dan</strong> <strong>in</strong>tensif seh<strong>in</strong>gga lahan tidak ditumbuhi semak <strong>dan</strong> belukar. Kebun<br />
karet rakyat memiliki penyebaran pal<strong>in</strong>g luas di daerah penelitian, dijumpai<br />
terutama pada landform dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%)<br />
h<strong>in</strong>gga bergelombang (8-15%). Penggunaan lahan <strong>in</strong>i menempati areal seluas<br />
95.608 Ha atau 48,90%.<br />
Perkebunan Ke/apa Sawit (Ks)<br />
Kebun kelapa sawit di daerah penelitian umumnya dikelola oleh<br />
perusahaan dengan teknik pengelolaan <strong>in</strong>tensif <strong>dan</strong> modem. Penyebaran kebun<br />
kelapa sawit cukup luas, dijumpai di bagian utara <strong>dan</strong> timur daerah penelitian<br />
pad a landform dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%) h<strong>in</strong>gga<br />
bergelombang (Iereng 8-15%). Penggunaan lahan <strong>in</strong>i meliputi areal seluas 17.925<br />
Ha atau 9,17%.<br />
5.1.2. Keadaan Tanah<br />
Hasil identifikasi lapangan <strong>dan</strong> didukung oleh data a alisa la<br />
tanah di daerah penelitian diklasifikasikan menurut Taksonomi Ta nah S<br />
Staff, 2006) menjadi 3 Ordo yang menurunkan 7 Subgrup, yar () I<br />
(Typic Endoaquepts <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts), (2) Ultisols (Typic Kand iud , T ' _<br />
Kanhapludults, <strong>dan</strong> Typic Hapludults), <strong>dan</strong> (3) Oxisols (Typic HapludoxJ.<br />
Klasifikasi tanah di daerah penelitian disajikan pada Tabel 4.<br />
-abel 4. Klasifikasi tanah di daerah penelitian<br />
Ordo<br />
Subordo<br />
- ceptisols Aquepts<br />
Ude ts<br />
'5015 Udults<br />
_ '5015<br />
Udox<br />
Kandiudults<br />
Kanhapludults<br />
Ha ludults<br />
Ha ludox<br />
19
• •<br />
(1) Inceptisols<br />
Inceptisols merupakan tanah-tanah yang telah terjadi alterasi, perubahan<br />
wama, ada bentukan struktur, <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya akumulasi liat silikat tetapi belum<br />
memenuhi syarat argilik atau terdapat karatan pada tanah-tanah yang mempuyai<br />
berdra<strong>in</strong>ase terhambat. Penyebaran Inceptisols di daerah penelitian pada<br />
landform aluvial, tektonik <strong>dan</strong> volkanik dengan relief bervariasi dari datar sampai<br />
bergelombang.<br />
Oi daerah penelitian ditemukan Subordo Aquepts <strong>dan</strong> Udepts. Subordo<br />
Aquepts berkembang dari bahan aluvium (endapan liat) <strong>dan</strong> terdapat pada lahan<br />
datar atau cekung, seh<strong>in</strong>gga proses reduksi <strong>dan</strong> oksidasi dom<strong>in</strong>an, yang dicirikan<br />
dengan tanah yang sudah berkembang <strong>dan</strong> warna tanah terdapat karatan.<br />
Subordo <strong>in</strong>i menurunkan Grup Endoaquepts <strong>dan</strong> Subgrup Typic Endoaquepts.<br />
Se<strong>dan</strong>gkan Subordo Udepts mempunyai posisi lebih t<strong>in</strong>ggi dengan dra<strong>in</strong>ase baik,<br />
berkembang dari bahan sedimen <strong>dan</strong> volkan, memiliki rejim kelembaban tanah<br />
udik <strong>dan</strong> kejenuhan basanya kurang dari 60%. Subordo <strong>in</strong>i menurunkan Grup<br />
Dystrudepts <strong>dan</strong> Subgrup Typic Oystrudepts.<br />
Typic Endoaquepts - Tanah berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk endapan liat.<br />
Tanah <strong>in</strong>i mempunyai tipe penjenuhan endosaturation, yaitu tanah jenuh air pada<br />
seluruh penampangnya <strong>dan</strong> memberikan reaksi positrf terhadap aa dip .<br />
Penyebarannya se<strong>dan</strong>g, dijumpai terutama pada grup landform al ial ( aa-o<br />
banjir, rawa belakang sungai <strong>dan</strong> jalur aliran) dengan relief datar (lereng < ) 1<br />
sampai agak datar (Iereng 1-3%). Solum tanah tergolong se<strong>dan</strong>g sampai dala ,<br />
lapisan atas berwama kelabu (5Y 5/1) <strong>dan</strong> lapisan bawah berwama kelabu (5Y<br />
5/1) sampai kelabu terang (5Y 7/1), tekstur liat, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis,<br />
dra<strong>in</strong>ase terhambat. Reaksi tanah masam (pH 4,8-5,1), kandungan C-organik<br />
t<strong>in</strong>ggi (4,40%) di lapisan atas <strong>dan</strong> rendah sampai se<strong>dan</strong>g (1,13-2,15%) di lapisan<br />
bawah. Kandungan N rendah sampai se<strong>dan</strong>g (0,11-0,43%), P potensial se<strong>dan</strong>g<br />
(21-26 mg/100g), K potensial sangat rendah sampai rendah (7-12 mg/100g), P<br />
tersedia se<strong>dan</strong>g sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (9-32 ppm), Ca dapat tukar rendah sampai<br />
se<strong>dan</strong>g (5-7 cmolclkg), Mg dapat tukar t<strong>in</strong>ggi (3-5 cmolc!kg), K <strong>dan</strong> Na dapat tukar<br />
endah « 0,3 cmolclkg), kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (20-22 cmolclkg). Tanah <strong>in</strong>i<br />
sangat sesuai untuk budidaya padi sawah.<br />
Typic Oystrudepts - Tanah berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk batuliat <strong>dan</strong><br />
aatupasir. Penyebarannya cukup sempit, dijumpai terutama pada landform<br />
20
·.. <br />
dataran tektonik dengan relief agak datar (Iereng 100<br />
cm), wama tanah lapisan atas coklat gelap (10YR 3/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah coklat<br />
kekun<strong>in</strong>gan (10YR 5/6-5/8), tekstur lempung liat berpasir di lapisan atas <strong>dan</strong> liat<br />
berpasir sampai liat di lapisan bawah, struktur gumpal, konsistensi agak lekat di<br />
lapisan atas <strong>dan</strong> lekat di lapisan bawah, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah masam (pH<br />
5,0), kandungan C-organik se<strong>dan</strong>g di lapisan atas <strong>dan</strong> rendah di lapisan bawah,<br />
basa-basa dapat tukar <strong>dan</strong> kapasitas tukar kation rendah. Tanah <strong>in</strong>i umumnya<br />
dipergunakan untuk budidaya pertanian tanaman pangan maupun perkebunan.<br />
(2) Ultisols<br />
Ultisols adalah tanah-tanah yang telah berkembang lanjut, dicirikan oleh<br />
a<strong>dan</strong>ya horison iluviasi liat silikat yang memenuhi persyaratan argiliklkandik, <strong>dan</strong><br />
kejenuhan basa rendah «35%). Akibat t<strong>in</strong>gkat pelapukan yang <strong>in</strong>tensif dapat<br />
membentuk m<strong>in</strong>eral liat sekunder, yaitu kaol<strong>in</strong>it, gibsit, <strong>dan</strong> oksida-oksida Fe <strong>dan</strong><br />
AI. Tanah <strong>in</strong>i menurunkan empat subgrup, yaitu: Typic Pl<strong>in</strong>thudults, Typic<br />
Kandiudults, Typic Kanhapludults, <strong>dan</strong> Typic Hapludults.<br />
Typic Pl<strong>in</strong>thudults - Tanah <strong>in</strong>i dicirikan oleh a<strong>dan</strong>ya pl<strong>in</strong>tit dalam jumlah<br />
banyak pada satu atau lebih horizon di dalam kedalaman 150 em dar; permukaan<br />
tanah. Pl<strong>in</strong>thudults di daerah penelitian umumnya berkembang <strong>dan</strong> bahan <strong>in</strong>duk<br />
batuliat, batupasir, <strong>dan</strong> dasit. Penyebarannya se<strong>dan</strong>g, dijumpai pada landform<br />
dataran tektonik <strong>dan</strong> dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%)<br />
sampai berombak (Iereng 3-8%). Solum tanah umumnya dalam (100-150 cm).<br />
Wama tanah lapisan atas coklat gelap (10YR 3/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah coklat<br />
(7,5YR 4/4) sampai coklat kuat (7,5YR 5/6), tekstur lempung berpasir sampai<br />
lempung liat berpasir di lapisan atas <strong>dan</strong> liat berpasir sampai liat di lapisan bawah,<br />
struktur gum pal, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah masam<br />
(pH 4,7-5,1), kandungan C-organik lapisan atas bervariasi dari sangat rendah<br />
sampai rendah (0,41-1,73%). Kandungan N sangat rendah sampai rendah (0,04<br />
,13%), P <strong>dan</strong> K potensial sangat rendah (2-6 mg/100g), P tersedia bervariasi dari<br />
"endah sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (7-96 ppm), Ca dapat tukar sangat rendah sampai<br />
"endah (0,24-2,53 cmolJkg), Mg dapat tukar sangat rendah sampai rendah (0,16<br />
45 cmolJkg), K dapat tukar sangat rendah (0,03-0,08 cmoIJkg), Na dapat tukar<br />
21
· .. <br />
sangat rendah sampai se<strong>dan</strong>g (0,06-0,73 emolc/kg), kapasitas tukar kation sang at<br />
rendah sampai rendah (3-6 emole/kg). Tanah <strong>in</strong>i umumnya dipergunakan untuk<br />
budidaya pertanian tanaman perkebunan (karet <strong>dan</strong> kelapa sawit).<br />
Typic Kandiudults - Tanah <strong>in</strong>i berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk batuliat,<br />
batupasir, <strong>dan</strong> dasit. Penyebarannya sangat luas, dijumpai pad a landform data ran<br />
tektonik <strong>dan</strong> dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%) sampai<br />
bergelombang (Iereng 8-15%). Solum tanah umumnya sang at dalam (>150 em).<br />
Warna tanah lapisan atas coklat gelap (10YR 3/3) sampai eoklat (10YR 4/3) <strong>dan</strong><br />
lapisan bawah eoklat (7,5YR 4/4) sampai coklat kuat (7,5YR 5/6), tekstur lempung<br />
liat berpasir sampai liat di lapisan atas <strong>dan</strong> liat berpasir sampai liat di lapisan<br />
bawah, struktur gumpal, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah<br />
masam (pH 4,7-5,1), kandungan C-organik lapisan atas bervariasi dari sangat<br />
rendah sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (0,49-5,15%) <strong>dan</strong> lapisan bawah sangat rendah<br />
sampai rendah (0,37-1,01 %). Kandungan N sangat rendah sampai rendah (0,03<br />
0,22%), P <strong>dan</strong> K potensial sangat rendah (2-14 mg/100g), P tersedia sangat<br />
rendah sampai rendah (2-6 ppm), Ca dapat tukar sangat rendah sampai rendah<br />
(0,49-2,15 emolc/kg), Mg dapat tukar sangat rendah sampai rendah (0,15-D,61<br />
cmole/kg), K <strong>dan</strong> Na dapat tukar sangat rendah sampai rendah « 0,2 cmo<br />
"
• •<br />
sampai t<strong>in</strong>ggi (2-16 ppm), Ca <strong>dan</strong> Mg dapat tukar sangat rendah « 0,7 cmolJkg),<br />
K <strong>dan</strong> Na dapat tukar sangat rendah sampai rendah « 0,2 cmolJkg), kapasitas<br />
tukar kation sang at rendah sampai rendah (4-10 cmoIJkg). Tanah <strong>in</strong>i umumnya<br />
dipergunakan untuk budidaya pertanian tanaman perkebunan (karet <strong>dan</strong> keJapa<br />
sawit) <strong>dan</strong> hutan tanaman <strong>in</strong>dustry (HTI).<br />
Typic Hap/udu/ts - Tanah <strong>in</strong>i berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk batuliat <strong>dan</strong><br />
dasit. Penyebarannya cukup luas, dijumpai pada landform dataran tektonik <strong>dan</strong><br />
dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%) sampai bergelombang<br />
(Iereng 8-15%). Solum tanah umumnya dalam (100-150 em). Wama tanah lapisan<br />
atas coklat (7,5YR 4/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah coklat (7,5YR 5/4) sampai coklat kuat<br />
(7,5YR 5/6), tekstur lempung liat berpasir di lapisan atas <strong>dan</strong> Hat berpasir sampai<br />
liat di lapisan bawah, struktur gumpal, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik.<br />
Reaksi tanah masam (pH 4,8-5,0), kandungan C-organik sangat rendah sampai<br />
rendah (0,44-1,60%). Kandungan N sangat rendah sampai rendah (0,04-0,13%),<br />
P <strong>dan</strong> K potensial sangat rendah (2-4 mg/100g), P tersedia sangat rendah sampai<br />
rendah (2-5 ppm), Ca <strong>dan</strong> Mg dapat tukar sangat rendah « 0,8 cmolJ!enyebarannya cukup sempit, dijumpai terutama pada landform dataran volkanik<br />
:engan relief berombak (Iereng 3-8%) sampai bergelombang (lereng 8-15%).<br />
:::-olum tanah umumnya dalam (100-150 em). Warna tanah lapisan atas coklat<br />
23
, . ..<br />
gelap (7,5YR 3/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah berwarna coklat kemerahan sampai merah<br />
(5YR 4/6-5/6 <strong>dan</strong> 2,5YR 4/6 ), tekstur liat, struktur gumpal, konsistensi gembur,<br />
lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah masam (pH 5,0), kandungan C<br />
organik sangat rendah sampai rendah, K <strong>dan</strong> P potensial sangat rendah, P<br />
tersedia sangat rendah, basa-basa dapat tukar (Ca, Mg, K, <strong>dan</strong> Na) sangat<br />
rendah, <strong>dan</strong> kapasitas tukar kation rendah sampai sangat rendah. Tanah <strong>in</strong>i<br />
umumnya dipergunakan untuk budidaya pertanian tanaman perkebunan (karet).<br />
5.1 ..2.1. Satuan Lahan<br />
Satuan lahan terdiri atas unsur landform, bahan <strong>in</strong>duk, bentuk wilayah <strong>dan</strong><br />
lereng, t<strong>in</strong>gkat torehan serta keterangan jenis tanahnya. Didaerah penelitian<br />
dijumpai 11 Satuan Lahan (Tabel 5).<br />
24
I Ul ,I" ~.I .<br />
I<br />
No Simbol Landform Bahan Induk Bentuk Wilayah Lereng (%) T<strong>in</strong>gkat Torehan Ket<strong>in</strong>ggian Luas<br />
(m) Ha %<br />
1 1Au112.nO Datam Banjir End.Liat Agak Datar 1 sd 3 Tdk Tertoreh 0-50 1.085 0,6<br />
2 1Au1121.f0 Tanggul Sungai End.Liat Datar
· .. <br />
5.1.3.Kesesuaian Lahan<br />
Pada penelitian <strong>in</strong>i komoditas yang d<strong>in</strong>ilai kelas kesesuaian lahannya<br />
adalah kelompok komoditas tanaman pangan <strong>dan</strong> penghasil biofuel (padi sawah,<br />
padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit, karet,<br />
jarak pagar <strong>dan</strong> kemiri. Untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari hasil<br />
penilaian kelas kesesuaian lahan untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g komoditas, <strong>dan</strong> untuk<br />
penyusunan pewilayahan komoditas, perlu disusun kesesuaian lahan terpilih yang<br />
disusun berdasarkan prioritas.<br />
Dalam penyusunan kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, hanya lahan-Iahan yang<br />
termasuk kelas Sesuai (kelas S) saja yang dipertimbangkan. Kemudian dalam<br />
menentukan kelas kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, prioritas diberikan pad a kelompok<br />
tanaman pangan, <strong>dan</strong> prioritas berikutnya diperuntukkan untuk tanaman<br />
perkebunan atau tanaman tahunan. Dengan demikian jika sesuatu lahan<br />
termasuk kelas Sesuai untuk kelompok tanaman pangan, tanaman perkebunan<br />
<strong>dan</strong> atau tanaman tahunan, maka prioritas dalam menentukan kelas kesesuaian<br />
lahan terpilih diberikan untuk tanaman pangan. Tabel 6 menyajikan hasil<br />
penilaian Kelas Kesesuaian Lahan di daerah penelitian.<br />
5.1.4.Pewilayahan Komoditas<br />
Pengembangan kawasan sentra produksi, khususnya untuk komcl(f las<br />
pertanian membutuhkan keterpaduan dalam perencanaan seh<strong>in</strong>gga efe .<br />
mengarahkan <strong>dan</strong> menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan <strong>dan</strong> acuan bagi<br />
Instansi atau Unit kerja teknis dalam menyusun rencana, dimana salah satu<br />
eterpaduan adalah keterpaduan spasial.<br />
Keterpaduan spasial dimaksudkan agar kawasan sentra produksi mampu<br />
enjadi pedoman yang memadukan ruang berbagai pengembangan komoditas<br />
ertanian pada wi/ayah tertentu. Dalam keterpaduan ruang tersebut dikaitkan<br />
3ntara pusat produksi <strong>dan</strong> pusat pengolahan <strong>dan</strong> pemasaran melalui pengadaan<br />
rasarana, atau fasilitas la<strong>in</strong> yang sal<strong>in</strong>g menunjang dalam satu lokasi. Hal yang<br />
~ nt<strong>in</strong>g dalam memadukan ruang adalah membentuk pewilayahan komoditas,<br />
:: ar terdapat keseragaman dalam mengelola kawasan-kawasan yang sejenis,<br />
seh<strong>in</strong>gga efektifrtas <strong>dan</strong> efisiensi dapat tercapai.<br />
26
No<br />
SPT<br />
Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan di Muara Enim<br />
Kelas Kesesuaian Lahan lIntllk tanaman<br />
Padi sawah Padigogo IJagung Ubikayu Ubi jalar Kedelc Kc Tanah Kip Sawit<br />
Karet Kemiri IJarak Pagar<br />
Luas<br />
Ha<br />
%<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
S2f<br />
S3m<br />
S2m<br />
N<br />
S2m<br />
S3nr<br />
N<br />
N<br />
N<br />
S3nr<br />
N<br />
S30a,f S30a,f S30a,f<br />
S2m S2m S2nr<br />
S30a S30a S30a<br />
N N N<br />
S2m S2m S2nr<br />
S2m S2nr S2nr<br />
S2m,eh S2nr,eh S2nr,eh<br />
S3nr,eh S3nr,eh S3nr,eh<br />
N N N<br />
S3m S3nr S3nr<br />
S3nr,eh S3nr,eh S3nr,eh<br />
S30a,f<br />
S2m<br />
S30a<br />
N<br />
S2m<br />
S2nr<br />
S2nr,eh<br />
S3nr,eh<br />
N<br />
S3nr<br />
S3nr,eh<br />
S30a.f S30a,f S30a<br />
S2m S2nr S2nr<br />
S30a S30a S30a<br />
N N S3nr<br />
S2nr S2m S2nr<br />
S2nr S2nr S2m<br />
S2nr,eh S2m,eh S2nr<br />
S3nr,eh S3m,eh S3m,eh<br />
N N S3nr,eh<br />
S3nr S3nr S3nr<br />
S3nr,eh S3nr,eh S3nr<br />
S3,oa S3,oa S3,oa<br />
S2nr S2nr S2nr<br />
S30a S30a S30a<br />
S3nr S3nr S3nr<br />
S2nr S2nr S2nr<br />
S2nr S2nr S2nr<br />
S2nr S2nr S2nr<br />
~3nr , e S3nr,eh S3nr,eh<br />
~3nr,e S3nr,eh S3nr,eh<br />
S3nr S3nr S3nr<br />
S3nr S3nr S3nr<br />
1.085<br />
807<br />
952<br />
13.899<br />
45.477<br />
51 .228<br />
47 .712<br />
14.936<br />
14.111<br />
1.467<br />
2.459<br />
1.200<br />
155<br />
22<br />
195.510<br />
0,6<br />
0,4<br />
0,5<br />
7,1<br />
23,3<br />
26,2<br />
24,4<br />
7,6<br />
7,2<br />
0,8<br />
1,3<br />
0,6<br />
0,1<br />
0,0<br />
100,0<br />
•<br />
"<br />
Keterangan :<br />
Kelas Kes Lahan :<br />
S1 = Sangat Sesuai<br />
S2 = Cukup Sesuai<br />
S3 =Sesuai Marg<strong>in</strong>al<br />
N = Tidak Sesuai<br />
Faktor Pembatas :<br />
nr =Ketersedian hara<br />
eh =8ahaya erosi<br />
rc = Media perakaran<br />
03 = Ketersed oksigen
Pewilayahan komoditas adalah suatu kesatuan fungsional kawasan yang<br />
mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditi pertanian tertentu yang potensial<br />
<strong>dan</strong> prosfektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi kawasan-kawasan sentra<br />
produksi <strong>dan</strong> aktifitas la<strong>in</strong> yang berkaitan dengan kegiatan pertanian <strong>dan</strong> budidaya<br />
komoditas unggulan. Pewilayahan komoditas di daerah penelitian seperti telah<br />
dikemukakan dalam bab metodologi, ditentukan atas dasar hasil penilaian<br />
kesesuaian lahannya untuk berbagai komoditas, keadaan lerengl wilayah secara<br />
umum, peta kawasan hutan, serta kondisi penggunaan lahan sa at <strong>in</strong>i. Tabel 7<br />
menyajikan pedoman penyusunan Pewilayahan Komoditas atas dasar<br />
penggunaanlahannya.<br />
Sesuai dengan pedoman seperti terlihat pad a Tabel 7, lahan yang pada<br />
saat <strong>in</strong>i penggunaan lahannya sebagai sawah atau tanaman perkebunan (karet,<br />
kelapa sawit, HTI) <strong>dan</strong> jika kelas kesesuaiannya termasuk Sesuai untuk<br />
komoditas yang bersangkutan, maka pewilayahannya tetap diperuntukan untuk<br />
tanaman-tanaman tersebut (padi sawah atau tanaman perkebunan). Se<strong>dan</strong>gkan<br />
ahan-Iahan la<strong>in</strong>nya, dimana penggunaan lahannya sela<strong>in</strong> yang disebutkan<br />
:ersebut, maka pewilayahan komoditasnya mengikuti hasil kesesuaian lahan<br />
:erpilih.<br />
II<br />
Tabel 7. Pedoman Pewilayahan Komoditas <strong>dan</strong> Ketersediaan Lahan atas<br />
dasarPenggunaanlahannya<br />
Penggunaan Lahan Pewilayahan Ketersediaan<br />
II Simbol Uraian<br />
Komoditas lahan<br />
S<br />
Sawah<br />
Sawah Tidak Tersedia<br />
T Tegalan X Tidak Tersedia<br />
Kr<br />
Karet<br />
Karet Tidak Tersedia<br />
KS Kelapa Sawit Kelapa Sawit Tidak Tersedia<br />
81 8elukar X<br />
Tersedia<br />
H<br />
Hutan<br />
X<br />
Tersedia<br />
Kc Kebun.Campuran Keb. Camp Tidak T ersedia<br />
. .<br />
Keterangan: X = Pewllayahan menglkutl Kelas Kesesualan Lahan Terplhh .<br />
28
·.,<br />
Tabel8 menyajikan hasil pewilayahan komoditas di daerah penelitian. Dari<br />
Tabel 8 terlihat bahwa di daerah penelitian terdapat 7 wilayah kelompok<br />
komoditas, yaitu kelompok Padi Sawah (536 ha atau % dari luas daerah<br />
penelitian), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi Kayu,Ubi Jalar (845 ha atau %),<br />
Kelompok Kebun Kelapa Sawit (15.689 ha atau %), Kelompok Kebun Karet<br />
(79.547 ha atau %), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri 3.624 atau %), Hutan<br />
Tanaman Industri (73.430 ha atau %), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi atau Hutan<br />
(20.528 ha atau %).<br />
Wi/ayah tanaman Padi Sawah<br />
Untuk kelompok tanaman Padi sawah, wilayahnya hanya dijumpai di<br />
Kecamatan Lubai 536 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar<br />
Untuk kelompok tanaman tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi<br />
Jalar, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamatan Rambang Dangku 688 ha,<br />
Kecamatan Rambang 86 ha <strong>dan</strong> Kecamatan Lubai 71 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Kelapa Sawit<br />
Untuk kelompok tanaman tanaman Kelapa Sawit, wilayah yang cu<br />
I as<br />
dijumpai di Kecamaan Lubai 11.171 ha, Kecamatan Rambang Da gk a.~ 52"" s<br />
<strong>dan</strong> Kecamatan Rambang, yaitu 66 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Karet<br />
Untuk kelompok tanaman tanaman Karet, wilayah yang cukup luas<br />
dijumpai di Kecamaan Lubai 44.310 ha, di Kecamatan Rambang 19.891 ha <strong>dan</strong><br />
Kecamatan Rambang Dangku 15.346 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri<br />
Untuk kelompok tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri, wilayah yang cukup luas<br />
dijumpai di Kecamaan Rambang Dangku 2.495 ha, Kecamatan Lubai 893 ha,<br />
::Jan Kecamatan Rambang 236 ha..<br />
29
•<br />
Tabel8 . Pewilayahan Komoditas Pertanian di Muara Enim<br />
Simbol<br />
PS<br />
TP-1<br />
TP-2<br />
TT-1<br />
TT-2<br />
Uraian<br />
Kecamatan<br />
Lubai Rambang Rambang Dangku Ha %<br />
Padi Sawah 0 536 0 536 0,3<br />
Kedelai , Kacang Tanah 0 0 0 0 0,0<br />
P. Gogo, Jagung,U.Kayu,U.Jalar 71 86 688 845 0,4<br />
Kelapa Sawit<br />
Karet<br />
11 .171<br />
44.310<br />
66<br />
19.891<br />
4.452<br />
15.346<br />
15.689<br />
79.547<br />
TT-3 Jarak Pagar, Kemiri 893 236 2.495 3.624 1,9<br />
HTI Hutan Tanaman Industri 15.523 25.244 32.663 73.430 37,6<br />
KK<br />
X<br />
Kawasan Konservasi 4.405 9.115 7.008 20.528 10,5<br />
La<strong>in</strong>-la<strong>in</strong><br />
TOTAL<br />
214<br />
76.587<br />
190<br />
55.364<br />
907<br />
63.559<br />
1.311 0,7<br />
195.510 100<br />
80 •<br />
4~,71<br />
• ..
• •<br />
5.1.5. Ketersediaan lahan<br />
Pewilayahan komoditas seperti diuraikan pad a bab 5.1.4 dapat dipakai<br />
untuk pedoman bagi para perencana atau pemakai untuk memilih lokasi lahanlahan<br />
yang dapat dikembangkan untuk komoditas yang di<strong>in</strong>g<strong>in</strong>kan. Namun untuk<br />
operasionalnya Pewilayahan Komoditas <strong>in</strong>i harus dihitung Ketersediaan lahannya<br />
untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah komoditas, agar dapat diketahui luasan yang betulbetul<br />
dapat dikembangkan untuk perluasan areal tanaman yang bersangkutan<br />
(Areal Extensifikasi).<br />
Untuk menghitung ketersediaan lahan pada mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah<br />
komoditas, maka hasil pewilayahan komoditas dioverlay lagi dengan penggunaan<br />
lahan saat <strong>in</strong>i. Tabel 7 menyajikan pedoman penyusunan Ketersediaan Lahan<br />
atas dasar penggunaan lahannya.<br />
Berdasarkan Tabel 7 tersebut, maka lahan yang dianggap tersedia untuk<br />
oerluasan areal bagi suatu komoditas, jika penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i berupa<br />
utan (H) ; belukar (BI), belukarlkaret (8VKr), semak (Sm), <strong>dan</strong> lahan kosong (Lk).<br />
31
• •<br />
5.2. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara<br />
5.2.1.Keadaan Biofisik L<strong>in</strong>gkungan Daerah Penelitian<br />
5.2.1.1. Lokasi <strong>dan</strong> Perhubungan<br />
Lokasi penelitian terletak dikabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g prov<strong>in</strong>si Sumatera<br />
Utara tercakup dalam 10 Kecamatan diantaranya adalah Kecamatan<br />
Bangunpurba, Biru-Biru, Galang, Kutalimbaru, Namorambe, Pancurbaru,<br />
Patumbak, Sibolangit, S<strong>in</strong>embah Tanjung Muda Hilir, S<strong>in</strong>embah Tanjung Muda<br />
Hulu, <strong>dan</strong> Kecamatan Tanjung Morawa. Sebelah utara berbatasan dengan jalan<br />
utama atau prov<strong>in</strong>si yang menghubungkan kota Me<strong>dan</strong> Teb<strong>in</strong>gt<strong>in</strong>ggi <strong>dan</strong> Kota<br />
B<strong>in</strong>jai, sebelah selatan dibatasi oleh oleh batas kecamatan S<strong>in</strong>embah <strong>dan</strong> batas<br />
Kabupaten Karo, sebelah timur dibatasi oleh Sungai Ular <strong>dan</strong> sebelah barat<br />
dibatasi oleh batas kabupaten Langkat.<br />
Perhubungan darat antar prov<strong>in</strong>si bisa ditempuh melalui jalan utama atau<br />
jalan prov<strong>in</strong>si yang menghubungkan Me<strong>dan</strong>,Riau, Jambi <strong>dan</strong> Nanggro Aceh<br />
Darusalam. Angkutan udara dari <strong>dan</strong> ke Me<strong>dan</strong> dapat ditempuh melalui Bandara<br />
udara Polonia Me<strong>dan</strong> dengan pesawat keeil sampai besar, frekuensi pesawat<br />
terbang yang datang <strong>dan</strong> berangkat eukup padat. Lokasi penelitian daerah<br />
Kabupaten Deliser<strong>dan</strong>g mudah dijangkau dari ibukota prov<strong>in</strong>si Me<strong>dan</strong> maupun<br />
dari Ibukota Kabupaten di Lubukpakam melalui jalan darat menggunakan<br />
kendaraan roda empat ataupun roda dua. Kondisi jalan antar kecamatan <strong>dan</strong><br />
desa di daeran penelitian umumnya sudah diaspal <strong>dan</strong> lokasi penelitian mudah<br />
dijangkau.<br />
5.2.1.2. Geologi <strong>dan</strong> Bahan Induk<br />
Secara geologi daerah penelitian tercakup pada lembar peta Me<strong>dan</strong><br />
(0619) bagian timur nya merupakan aktivitas volkanik didom<strong>in</strong>asi oleh tuf toba<br />
masam <strong>dan</strong> batuan volkan, sebagian kedl berupa endapan alluvium. Tuf Toba<br />
masam terdiri dari berbagai tekstur <strong>dan</strong> komposisi la<strong>in</strong>nya, bahan <strong>in</strong>duk tanah <strong>in</strong>i<br />
tersebar luas didaerah penelitian, mulai dari ket<strong>in</strong>ggian 50 m sampai 500 m dari<br />
permukaan laut. Tuf Toba masam <strong>in</strong>i mudah di identifikasi dengan banyaknya<br />
32
• •<br />
fragment kuarsa ben<strong>in</strong>g <strong>dan</strong> berbentuk kristal dengan ukuran beberapa milimeter<br />
(dasit <strong>dan</strong> liparit).<br />
Bahan volkan yang bersusun andesitik <strong>dan</strong> piroklastik yang berasal dari<br />
pegunungan disekitar Sibolangit <strong>dan</strong> Brastagi batuan nya juga bersifat masam.<br />
Bahan endapan alluvial tersebar sempit disekitar sepanjang sungai yang dijumpai<br />
didaerah penelitian, bahan yang diendapkan sangat hiterogen berupa bahan<br />
kasar <strong>dan</strong> hal us.<br />
5.2.1.3. Fisiografi<br />
Keadaan fisiografi didaerah penelitian terdiri dari dua grup yaitu grup<br />
Aluvial Dan Grup Volkan loba masam, mas<strong>in</strong>g mas<strong>in</strong>g grup akan diuraikan<br />
seperti dibawah <strong>in</strong>i :<br />
Grup Aluvial ( A).<br />
Grup Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar <strong>dan</strong> halus yang berumur<br />
uda (kuarter : Qal <strong>dan</strong> Qh). Didaerah penelitian yang termasuk grup a"uvial<br />
aDalah daeran dataran banjir disekitar jalur aliran sungai (A 15 - n) .<br />
.:Jrup Tuf Toba masam (Q ).<br />
~rup<br />
::<br />
<strong>in</strong>i terbentuk oleh ignimbrite berupa ashflow hasil dari erupsi volkan loba.<br />
- "ran abu masam <strong>in</strong>i (dasit <strong>dan</strong> liparit) membentuk endapan sangat tebal <strong>dan</strong><br />
• 3<strong>dan</strong>g ka<strong>dan</strong>g melebur (welded) terutama didekat <strong>dan</strong>au loba. Disamp<strong>in</strong>g itu<br />
an abu volkan <strong>in</strong>i mengisi sebagian besar pelembahan sampai dengan<br />
· = 'nggian tertentu yang kenampakannya menyerupai teras - teras dengan<br />
=--:=UTl1ukaan serba horizontal. Grup loba masam dibedakan kedalam landform<br />
_e-uasarkan ket<strong>in</strong>ggian, bahan <strong>in</strong>duk tanah, lereng <strong>dan</strong> torehan (Vd.114 - c2),<br />
_ ad .114 - h3), (Vd.115 - h2), (2 Vd. 115 - h2), (Vd.116 - r1), (Vd .116 - c2).<br />
33
·.. <br />
5.2.1.4. Penggunaan Lahan<br />
Penggunaan Lahan di daerah penelitian Kabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g Prov<strong>in</strong>si<br />
Sumatera Utara disusun berdasarkan hasil <strong>in</strong>terpretsi citra landsat tahun 2009<br />
<strong>dan</strong> pengamatan dilapang. Secara garis besar penggunaan lahan di daerah<br />
penelitian dibagi kedalam 9 tipe penggunaan lahan diantaranya adalah sebagai<br />
berikut:<br />
Belukar<br />
Belukar merupakan kelompok tanaman hutan berbagai jenis vegetasi<br />
dengan diameter pohon < 30 em dengan ket<strong>in</strong>ggian 5 - 10m. Belukar merupakan<br />
peralihan antara semak <strong>dan</strong> hutan, pad a umumnya daerah belukar <strong>in</strong>i merupakan<br />
hutan yang sudah ditebang atau mengalarni penjarangan. Luas belukar yang ada<br />
di daerarah penelitian Tanjungmorawa Dan Lubuk Pakam Kabupaten Simalungun<br />
Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 9.371 ha atau 7,6 persen, tersebar luas di daerah<br />
penelitian.<br />
Kebun karet<br />
Kebun karet yang dimaksud adalah kebun karet rakyat yang<br />
pemeliharaannya tidak <strong>in</strong>tensif, seh<strong>in</strong>gga bercampur dengan tanaman kayu hutan<br />
membentuk belukar. Masyarakat setempat secara tradisional menanam karet<br />
pada waktu berla<strong>dan</strong>g, pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik, seh<strong>in</strong>gga areal<br />
tersebut menjadi belukar. Mereka akan kembali ke la<strong>dan</strong>g setelah tanaman karet<br />
tersebut eukup untuk diambil getahnya. Luas kebun karet yang ada di daerah<br />
penelitian 828 ha atau 0,7 persen.<br />
Hutan.<br />
Kawasan hutan di daerah penelitian eukup luas, walaupun sebagian<br />
kawasan telah berubah menjadi semak belukar akibat kebakaran hutan <strong>dan</strong><br />
la<strong>in</strong>nya. Menurut kesepakatan tataguna lahan kesepakatan tahun .., areal hutan<br />
dikelompokan kedalam beberapa kawasan, yaitu: hutan l<strong>in</strong>dung, hutan suaka<br />
alam <strong>dan</strong> wisata, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi, <strong>dan</strong><br />
hutan penelitianl penddikan. Jenis kayu yang diproduksi dari hutan eukup<br />
beragam, antara la<strong>in</strong> meranti, kapur, keru<strong>in</strong>g, nyatoh, <strong>dan</strong> bengkirai . Sebagian<br />
34
· ~<br />
besar hutan yang ada didaerah penelitian merupakan areal Hak Penguasaan<br />
Hutan ( HPH ) yang telah dieksploitasi seh<strong>in</strong>gga sudah berupa hutan sekunder.<br />
Luas hutan yang ada di daerah penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam<br />
Kabupaten Simalungun Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 26.017 ha atau 21,0 persen,<br />
tersebar merata di daerah penelitian<br />
Kebun campuran<br />
Kebun campuran umumnya terdapat di sekitar pemukiman dengan<br />
komoditas utama antara la<strong>in</strong> buah- buahan (rambutan, durian, dukuh kelapa,<br />
karet, pisang, mangga, <strong>dan</strong> sawit). Luas kebun campuran yang ada di daerah<br />
penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam Kabupaten Sima lung un Prop<strong>in</strong>si<br />
Sumatera Utara 46.944 ha atau 38,0 persen, tersebar di bag ian utara, tengah <strong>dan</strong><br />
selatan daerah penelitian.<br />
Perkebunan ke/apa sawit<br />
Perkebunan kelapa sawit dikelola oleh perusahaan - perusahaan besar<br />
dengan teknik pengelo/aan <strong>in</strong>tensif <strong>dan</strong> modern. Po/a kepemi/ikan lahan<br />
perkebunan ke/apa sawit <strong>in</strong>i ada dua macam, yaitu Perkebunan swasta atau<br />
BUMN, Perkebunan <strong>in</strong>ti rakyat (PIR) <strong>dan</strong> kemitraan sebagai plasma. Luas<br />
perkebunan ke/apa sawit di daerah penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam<br />
Kabupaten Simalungun Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 25.103 ha atau 20,3 persen ,<br />
tersebar di bagian utara <strong>dan</strong> selatan daerah penelitian.<br />
Kebun sawit rakyat<br />
Kebun sawit rakyat adalah kebun sawit rakyat yang pengelolaannya<br />
diusahakan oleh masyarakat setempat, dengan teknik pengelolaan belum<br />
se<strong>in</strong>tensif perusahaan - perusahaan yang ada di wilayahnya. Kepemilikannya<br />
juga relatif sempit <strong>dan</strong> tidak terlalu luas kebanyakan
• •<br />
Tegalan<br />
Budidaya tanaman pangan lahan ker<strong>in</strong>g berupa tegalan atau la<strong>dan</strong>g, pada<br />
umumnya tegalan dibuka dengan menebang hutan atau bellikar karet tua.<br />
Biasanya tegalan <strong>in</strong>i menempati areal tidak terlalu luas <strong>dan</strong> penyebarannya<br />
terpencar - pencar. Komoditas yang diusahakan terdiri dari padi gogo, jagung,<br />
kacang tanah, cabe, pisang, semangka, kacang panjang <strong>dan</strong> mentimun. Luas<br />
tegalan di earah penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam Kabupaten<br />
Simalungun Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 8.087 ha atau 6,5 persen.<br />
Sawah<br />
Sawah didaereah penelitian hanya dijumpai setempat-setempat dengan<br />
luasan yang tidak terlalu luas. Luas keseluruhan mencapai 1.212 ha atau 1<br />
persen dari luas daerah penelitian.<br />
Hutan belukar<br />
Hutan <strong>dan</strong> belukar terbentuk sebagai akibat la<strong>dan</strong>g yang dit<strong>in</strong>ggalkan atau<br />
bekas penebangan hutan. Diantara tanaman semak belukar yang ser<strong>in</strong>g dijumpai<br />
berupa vegetasi alang - alang, rumput merdeka yang bercampur dengan<br />
tanaman perdu <strong>dan</strong> tanaman hutan la<strong>in</strong>nya yang diameter pohonnya
·.. <br />
5.2.2. Keadaan Tanah<br />
Hasil <strong>in</strong>dentifikasi dilapang <strong>dan</strong> analisis laboratorium, tanah yang dijumpai<br />
di daerah Kabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g, Prov<strong>in</strong>si Sumatera Uatara. Di klasifikasikan<br />
kedalam Soil Taxonomy (USDA tho 2006), terdapat 3 Ordo yang menurunkan 12<br />
subgrup, yaitu <strong>in</strong>ceptisols (Typic Epiaquepts, Aeric Epiaquepts, Typic<br />
Endoaquepts, Typic Dystrudepts,Aquic Dystrudepts, Humic Dystrudepts, Andic<br />
Dystrudepts Oxic Dystrudepts, Lithic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Eutrudepts). <strong>dan</strong><br />
Ultisols (Typic Kanhapludults, <strong>dan</strong> Typic Hapludults) seperti tercantum dalam<br />
tabel. <strong>dan</strong> uraiannya berikut di bawah <strong>in</strong>i :<br />
TabeI10.. Klasifikasi Tanah di Daerah Penelitian Deli Ser<strong>dan</strong>g<br />
Ordo Subordo Grup Subgrup<br />
Oxisols Udoxs Hapludoxs Xanthic Hapludoxs<br />
Inceptisols Aquepts Epiaquepts Typic Epiaquepts<br />
Endoaquepts<br />
Typic Endoaquepts<br />
Udepts<br />
Dystrudepts<br />
Eutrudepts<br />
Tpic Dystrudepts<br />
Andic Dystrudepts<br />
Humic Dystrudepts<br />
Oxic Dystrudepts<br />
Aquic Dystrudepts<br />
Lithic Dystrudepts<br />
Typic Eutrudepts<br />
Ultisols Udults Kanhapludults<br />
Hapludults<br />
Typic Kanhapludults<br />
Typic Hapludults<br />
37
· ...<br />
Xanthic HapJudoxs<br />
Tanah <strong>in</strong>i ditemukan pada daerah perbukitan volkan dicirikan oleh<br />
kedalaman tanah dalam (100 - 150 cm), terdapat horizon oxic; KTK liat < 16;.<br />
Warna tanah lapisan atas coklat gelap (7,5 YR 3/4 <strong>dan</strong> 7,5 YR 4/4) <strong>dan</strong> tanah<br />
lapisan bawah berwarna coklat kekun<strong>in</strong>gan (7,5YR 5/6 <strong>dan</strong> 10 YR 5/6), bertekstur<br />
lempung liat berpasir, struktur cukup se<strong>dan</strong>g, gumpal agak bersudut, konsistensi<br />
teguh sampai gembur, agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis. Dra<strong>in</strong>ase tanah baik. Sifat<br />
kimia menunjukan reaksi tanah sangat masam (pH 4,0 - 5,0) C organic sangat<br />
rendah sampai rendah (0,91 - 1,90 %), P20S rendah <strong>dan</strong> t<strong>in</strong>ggi (14 - 59 mg/100g),<br />
K20 se<strong>dan</strong>g sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (38 - 114 mg/100g), Kapasitas tukar kation<br />
rendah (6,99 -8,51) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai sangat rendah (9 - 35 ).<br />
Typic Epiaquepts<br />
Kedalaman tanah sangat dalam (> 150 em), terdapat pada lahan sawah<br />
iririgasi sederhana <strong>dan</strong> sawah tadah hujan; tanah telah mengalami sedikit<br />
perkembangan. Tanah lapisan atas berwama kelabu gelap (7,5 YR4/1)<strong>dan</strong> tanah<br />
lapisan bawah berwarna kelabu (10 YR5/1 <strong>dan</strong> 10 YR6/1) terdapat banyak<br />
aratan berwama coklat kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/6) <strong>dan</strong> coklat kemerahan (5YR4/6);<br />
ektur tanah lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> tekstur tanah lapisan bawah<br />
empung liat berpasir; struktur tanah lemah pejal; konsistensi tanah lapisan atas<br />
'dak lekat <strong>dan</strong> tidak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah lapisan bawah agak lekat <strong>dan</strong><br />
agak plastis; dra<strong>in</strong>ase tanah terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah sedikit masam<br />
H 6,0 - 6,5), C organik sangat rendah (0,95 - 0,98 %), P20Stotal sang at t<strong>in</strong>ggi (78<br />
- 84 mg/100g), K20 total sangat t<strong>in</strong>ggi (69 - 74 mg/100g), Kapasitas tukar kation<br />
sangat rendah (7,45 - 7,82) <strong>dan</strong> kejenuhan basa sangat t<strong>in</strong>ggi (100 %).<br />
j eric Epiaquepts<br />
Kedalaman tanah dalam (100 - 150 em), terdapat pada lahan sawah<br />
'rigasi sederhana <strong>dan</strong> sawah tadah hujan; tanah telah mengalami sedikit<br />
:erkembangan. Tanah lapisan atas berwarna kelabu gelap (7,5 YR4/1) <strong>dan</strong> tanah<br />
apisan bawah berwama kelabu (10 YR5/1 <strong>dan</strong> 10 YR6/1) terdapat banyak<br />
ratan berwarna coklat kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/6) <strong>dan</strong> coklat kemerahan (5 YR4/6);<br />
·:=ktur tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> tekstur tanah lapisan bawah<br />
38
• a.<br />
liat berpasir; struktur tanah lemah pejal; konsistensi tanah lapisan atas agak lekat<br />
<strong>dan</strong> agak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah lapisan bawah lekat <strong>dan</strong> plastis; dra<strong>in</strong>ase<br />
tanah terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah masam (pH 4,9 - 5,0), C organik<br />
rendah (1,3 - 1,6 %), P205 total sang at t<strong>in</strong>ggi (91,8 - 98,1 mgl100g), K20 total sangat<br />
rendah (6,3 - 10,7 mgl100g), Kapasitas tukar kation rendah (7,90 - 8,78) <strong>dan</strong><br />
kejenuhan basa se<strong>dan</strong>g (46 - 47 %).<br />
Typic Endoaquepts<br />
Kedalaman tanah sangat dalam (> 150 em), terdapat pada lahan sawah<br />
iririgasi setengah teknis <strong>dan</strong> sederhana; tanah telah mengalami sedikit<br />
perkembangan dengan dieirikan oleh a<strong>dan</strong>ya horizon kambik; warna tanah lapisan<br />
atas kelabu gelap (5Y4/1) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna kelabu (10 YR5/1<br />
<strong>dan</strong> 10 YR6/1) terdapat sedikit karatan berwarna eoklat kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/6);<br />
tektur tanah lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> tekstur tanah lapisan bawah<br />
lempung liat berpasir; struktur tanah lemah pejal; konsistensi tanah lapisan atas<br />
tidak lekat <strong>dan</strong> tidak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah lapisan bawah agak lekat <strong>dan</strong><br />
agak plastis; dra<strong>in</strong>ase tanah terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah agak masam<br />
(pH 5,5 ), C organik sangat rendah (0,81 - 0,99 %), P205 total se<strong>dan</strong>g (21 - 38<br />
mg/100g), K20 total sangat t<strong>in</strong>ggi (63 - 69 mg/100g), Kapasrtas tukar ka:ion<br />
rendah (6,12 - 6,25) <strong>dan</strong> kejenuhan basa t<strong>in</strong>ggi (69 - 89%).<br />
Typic Oystrudepts<br />
Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 em), tanah telah<br />
mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon peneiri kambik; warna<br />
tanah lapisan atas berwarna coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR3/2)<br />
<strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna merah kekun<strong>in</strong>gan (5YR4/6 <strong>dan</strong> 2,5 YR5/6);<br />
tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> bawah liat konsistensi gembur dilapisan atas <strong>dan</strong><br />
teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah sangat masam (pH 4,4 - 4,7)<br />
C organic sangat rendah sampai rendah (0,64 - 1,81 %), P205 se<strong>dan</strong>g (20 - 27<br />
mg/100g), K20 rendah (14 - 18 mg/100g), Kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (20,44<br />
23,36) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai sangat rendah (10 - 32 %).<br />
39
Aquic Oystrudepts<br />
Kedalaman tanah dalam (100 - 150 cm), tanah telah mengalami<br />
perkembangan mempunyai horizon kambik; warna tanah lapisan atas berwarna<br />
coklat (10 YR 3/4 <strong>dan</strong> 10 YR4/4); <strong>dan</strong> warna tanah lapisan bawah berwarna coklat<br />
kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/4 <strong>dan</strong> 10 YR5/6), terdapat warna karatan kelabu <strong>dan</strong> kelabu<br />
gelap (10 YR5/1, 10 YR4/1); tekstur tanah lapisan atas lempung <strong>dan</strong> lapisan<br />
bawah lempung berliat; struktur tanah lemah se<strong>dan</strong>g gum pal agak bersudut;<br />
konsistensi tanah lapisan atas agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah<br />
lapisan bawah lekat <strong>dan</strong> plastis; dra<strong>in</strong>ase agak terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman<br />
tanah masam (pH 5,4 - 5,3) C organic rendah (1,07 - 1,76 %), P20S sangat<br />
rendah (8 - 9 mg/100g), K20 rendah (12 - 13 mg/100g), Kapasitas tukar kation<br />
rendah (7,76 -8,05) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa se<strong>dan</strong>g sampai t<strong>in</strong>ggi (55 - 79 %).<br />
Humic Oystrudepts<br />
Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 cm) , tanah telah<br />
mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik <strong>dan</strong><br />
memiliki epipedon umbric; warna tanah lapisan atas berwarna coklat <strong>dan</strong> coklat<br />
gelap (10 YR3/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR3/2) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwama coklat (10<br />
YR4/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR4/3); tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat<br />
berpasir konsistensi gembur di lapisan atas, <strong>dan</strong> teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat<br />
kemasaman tanah masam (pH 5,1 - 5,3) C organic t<strong>in</strong>ggi sampai sangat t<strong>in</strong>ggi<br />
(2,51 - 5,66 %), P20Srendah (11 - 19 mg/100g), K20 se<strong>dan</strong>g (31 - 39 mg/100g),<br />
Kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (15,99 -23,57) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai<br />
se<strong>dan</strong>g (32 - 59 %).<br />
Andic Oystrudepts<br />
Kedalaman tanah dalam (100 - 150 em), tanah telah mengalami<br />
perkembangan mempunyai horizon kambik bersifat andic, warna tanah lapisan<br />
atas berwama coklat gelap(7,5 YR 3/2); <strong>dan</strong> wama tanah lapisan bawah berwarna<br />
coklat kuat (7,5 YR4/6 <strong>dan</strong> 10 YR5/6) ; tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan<br />
bawah lempung liat berpasir ; struktur tanah lemah se<strong>dan</strong>g gumpal agak bersudut;<br />
konsistensi tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis ;<br />
dra<strong>in</strong>ase baik; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah masam (pH 5,3 - 5,4), C organic rendah<br />
(1,07 - 1,76 %), P20S sangat rendah (8 - 9 mg/100g), K20 rendah (12 - 13<br />
40
• •<br />
mg/100g), Kapasitas tukar kation rendah (7,76 -<br />
se<strong>dan</strong>g sampai t<strong>in</strong>ggi (55 - 79 %).<br />
8,05), <strong>dan</strong> Kejenuhan basa<br />
Oxic Oystrudepts<br />
Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 cm), tanah telah<br />
mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik, KTK<br />
liat < 24; warna tanah lapisan atas berwarna coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3<br />
<strong>dan</strong> 7,5 YR3/2) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna coklat kekun<strong>in</strong>gan (7,5YR4/6<br />
<strong>dan</strong> 10 YR5/6); tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> bawah lempung Hat berpasir;<br />
konsistensi gernbur dilapisan atas <strong>dan</strong> teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat<br />
kemasaman tanah sangat masam (pH 4,8 - 4,9) C organic sangat rendah sampai<br />
rendah (0,42 - 1,11 %), P205 sangat rendah (8 - 9 mg/100g), K20 sangat rendah<br />
(3 - 8 mg/100g), Kapasitas tukar kation rendah (5,55 -7,27) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa<br />
rendah sampai sangat rendah (11 - 36 %).<br />
Lithic Dystrudepts<br />
Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman <strong>dan</strong>gkal (35 - 50 cm), tanah telah<br />
mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik; warna<br />
tanah lapisan atas berwama coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3 ) <strong>dan</strong> tanah<br />
lapisan bawah berwarna merah kekun<strong>in</strong>gan (5YR4/6); tekstur tanah lapisan atas<br />
liat <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berkerikil konsistensi gembur dilapisan atas <strong>dan</strong> teguh<br />
dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah sangat masam (pH 4,4 - 4,7) C<br />
organic sangat rendah sampai rendah (0,64 - 1,81 %), P205 se<strong>dan</strong>g (20 - 27<br />
mg/100g), K20 rendah (14 - 18 mg/100g), Kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (20,44<br />
23,36) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai sangat rendah (10 - 32 %).<br />
Typic Eutrudepts<br />
Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 cm), tanah telah<br />
mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik; warna<br />
tanah lapisan atas berwama coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR3/2)<br />
<strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna coklat (10 YR4/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR4/3); tekstur<br />
tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpair, konsistensi gembur<br />
dilapisan atas <strong>dan</strong> teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah agak<br />
masam (pH 5,5 - 5,6) C organic sangat rendah sampai rendah (0,94 - 1,20 %),<br />
41
• a.<br />
P 2 05 t<strong>in</strong>ggi (40 - 48 mg/100g), K 2 0 se<strong>dan</strong>g (31 - 33 mg/100g), Kapasitas tukar<br />
kation rendah (8,71 -11,43) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa sangat t<strong>in</strong>ggi (84 - 94 %).<br />
Typic Kanhapludults<br />
Tanah <strong>in</strong>i ditemukan pada daerah perbukitan volkan dicirikan oleh<br />
kedalaman tanah dalam (100 - 150 em), terdapat pen<strong>in</strong>gkatan liat pada horizon<br />
dibawahnya; mempunyaihorison kandik, KTK liat < 16;. Warna tanah lapisan atas<br />
eoklat gelap (7,5 YR 3/4 <strong>dan</strong> 7,5 YR 4/4) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna<br />
merah kekun<strong>in</strong>gan (5YR 4/6 <strong>dan</strong> 5 YR 5/6), tanah lapisan atas bertekstur lempung<br />
liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat, struktur eukup kuat, gumpal agak bersudut,<br />
konsistensi teguh lekat <strong>dan</strong> plastis. Dra<strong>in</strong>ase tanah baik. Sifat kimia menunjukan<br />
reaksi tanah masam (pH 5,3 - 5,4) C organic sangat rendah sampai rendah (0,34<br />
- 1,08 %), P 2 05 rendah sampai sangat rendah (7 - 12 mg/100g), K20 sangat t<strong>in</strong>ggi<br />
(135 - 198 mg/100g), Kapasitas tukar kat ion rendah (6,41 -6,56) <strong>dan</strong> Kejenuhan<br />
basa sangat rendah (8 - 15 %).<br />
Typic Hapludults<br />
Tanah <strong>in</strong>i ditemukan pad a daerah perbukitan volkan tua dicirikan oleh<br />
edalaman tanah sang at dalam (100 - 150 em), terdapat pen<strong>in</strong>gkatan liat pada<br />
orizon dibawahnya. Warna tanah lapisan atas eoklat gelap (7 ,5 YR 3/4 <strong>dan</strong> 7,5<br />
R 4/4) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna eoklat gelap kekun<strong>in</strong>gan (10 YR 4/4<br />
_an 10 YR 5/6), tanah lapisan atas bertekstur lempung berdebu <strong>dan</strong> tanah lapisan<br />
:awah liat berdebu, struktur eukup se<strong>dan</strong>g, gumpal agak bersudut, konsistensi<br />
;embur <strong>dan</strong> teguh, agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis. Dra<strong>in</strong>ase tanah baik. Sifat kimia<br />
-enunjukan reaksi tanah masam (pH 5,0 - 5,3), C organik rendah sampai sang at<br />
- dah (0,78 - 1,35 %), P 2 05 total sangat rendah sampai rendah (12 - 20<br />
-g/100g), K 2 0 total rendah sampai sangat rendah (10 - 12 mg/100g), Kapasitas<br />
- ar kation rendah (9,78 - 9,99), <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai se<strong>dan</strong>g (33<br />
- "'2 %).<br />
42
• •<br />
5.2.2.1. Satuan Lahan<br />
Satuan lahan terdiri atas unsur landform, bahan <strong>in</strong>duk, bentuk wilayah <strong>dan</strong><br />
lereng, serta keterangan jenis tanahnya. Didaerah penelitian dijumpai 30 Satuan<br />
Lahan (TabeI11).<br />
5.2.2.2. Uraian Satuan Lahan<br />
Lokasi Penelitian daerah Kabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g Sumatra Utara<br />
dibedakan atas 30 Satuan Lahan, dengan uraian mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g Satuan Lahan<br />
sebagai berikut:<br />
Satuan Lahan 1. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform jalur aliran sungai,<br />
bentuk wilayah agak datar (Iereng 1- 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk aluvium. Penggunaan<br />
lahan adalah sawah. Penyebarannya terdapat pada jalur aliran sungai . Luasnya<br />
3.113 ha atau 2.52 % dari luas lokasi lokasi penelitian. Klasifikasi tanah pada<br />
Satuan Lahan 1 adalah Typic Epiaquepts <strong>dan</strong> Typic Endoaquepts . Tanah Typic<br />
Epiaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam tektur lapisan atas lempung<br />
berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berpasir , kemasaman tanah sedikit masam (pH<br />
6,0 - 6,5). Tanah Typic Endoaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam,<br />
tekstur lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berpasir.<br />
kemasasaman tanah agak masam ( pH 5,5 ).<br />
Satuan Lahan 2. Satuan lahan <strong>in</strong>; terletak pada landform dataran Volkan, bentuk<br />
wilayah agak datar (Iereng 1- 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan volkan dasit tuf toba<br />
masam. Penggunaan lahan adalah karet <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />
terdapat pada daerah dataran volkan daerah Jaharum Kecamatan Galang.<br />
Luasnya 1.112 ha atau 0.90 % dari luas lokasi lokasi penelitian. Klasifikasi tanah<br />
::>ada Satuan Lahan 2 adalah Aquic Dystrudepts, Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic<br />
:)ystrudepts Tanah Aquic Dystrrudepts dra<strong>in</strong>ase agak terhambat solum dalam<br />
:ektur lapisan atas lempung <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung <strong>dan</strong> liat berlempung ,<br />
emasaman tanah masam (pH 5,3 - 5,4). Tanah Typic Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik<br />
~olum<br />
dalam, tekstur lapisan atas Iiat berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah liat <strong>dan</strong><br />
empung berliat, kemasasaman tanah masam ( pH 5,3 - 5,5 ).Tanah Typic<br />
_ strudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu ,<br />
_pisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />
43
Tabel11. Satuan Lahan di Daerah Penelitian Deli Ser<strong>dan</strong>g, Sumatera Utara<br />
No SP<br />
-<br />
Klasifikasi Tanah<br />
(Soil Taxonomy, 2008)<br />
Kompleks<br />
1 Typic Epiaquepts<br />
Typic Endoaquepts<br />
Asosiasi<br />
2 Aquic Dystrudepts<br />
Typic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
3 Typic Hapludults<br />
Typic Kanhapludults<br />
Kompleks<br />
4 Typic Hapludults<br />
Typic Kanhapludults<br />
Konsosiasi<br />
5 Typic Hapludults<br />
Kompleks<br />
6 Typic Hapludults<br />
Xanthic Hapludox<br />
Kompleks<br />
7 Typic Hapludults<br />
Typic Kanhapludults<br />
Kompleks<br />
8 Typic Hapludults<br />
Xanthic Hapludox<br />
Proporsi<br />
D<br />
F<br />
D<br />
F<br />
D<br />
F<br />
D<br />
F<br />
P<br />
D<br />
F<br />
D<br />
F<br />
D<br />
F<br />
Jalur aliran<br />
Landform<br />
Dataran volkan<br />
Lungur volkan<br />
Lungur volkan<br />
Lungur volkan,<br />
agak tertoreh<br />
Lereng volkan bawah<br />
Lereng volkan bawah<br />
Lereng volkan bawah<br />
agak tertoreh<br />
Bentuk wilayah<br />
(Lereng%)<br />
Agak datar<br />
(1-3)<br />
Agak datar<br />
(1-3)<br />
Agak datar<br />
(1-3)<br />
Berombak<br />
(3-8)<br />
Bergelombang<br />
(8-15 )<br />
Agak datar<br />
(1-3)<br />
Berombak<br />
(3-8)<br />
Bergelombang<br />
(8-15)<br />
Bahan <strong>in</strong>duk<br />
T<strong>in</strong>ggi<br />
TemR.atimJ_<br />
Luas<br />
Ha %<br />
Endapan halus < 400 3.113 2,52<br />
Dasit < 400 1.112 0,90<br />
Dasit < 400 2.711 2,19<br />
Dasit < 400 2.200 1,78<br />
Dasit < 400 547 0,44<br />
Dasit < 400 1.304 1,05<br />
Dasit < 400 3.498 2,83<br />
Dasit<br />
< 400 3.567 2,88<br />
• .. <br />
- -- - ---<br />
-<br />
-
Tabel 11 (Lanjutan)<br />
-<br />
Kompleks<br />
9 Typic Hapludults<br />
Typic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
10 Typic Dystrudepts<br />
Typic Hapludults<br />
Kompleks<br />
11 Typic Dystrudepts<br />
Typic Hapludults<br />
Kompleks<br />
12 Typic Hapludults<br />
Typic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
13 Typic Hapludults<br />
Xanthic Hapludox<br />
Typic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
14 Typic Dystrudepts<br />
Typic Hapludults<br />
Kompleks<br />
15 Typic Hapludults<br />
Typic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
16 Typic Dystrudepts<br />
Humic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
17 Lithic Dystrudepts<br />
Typic Dystrudepts<br />
0 Lereng volkan bawah,<br />
F cukup tertoreh<br />
0 Lereng volkan bawah,<br />
F agak tertoreh<br />
0 Lereng volkan bawah,<br />
F cukup tertoreh<br />
0 Lereng volkan bawah,<br />
F agak tertoreh<br />
0 Kaki volkan<br />
F<br />
T<br />
0 Kaki volkan,<br />
F agak tertoreh<br />
0 Kaki volkan,<br />
F agak tertoreh<br />
0 Lereng atas volkan,<br />
F agak tertoreh<br />
0 Lereng atas volkan,<br />
F cukup tertoreh<br />
Bergelombang<br />
(8-15)<br />
Berbukit kecil<br />
(15-25)<br />
Berbukit kecil<br />
(15-25)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Agak datar<br />
( 1-3)<br />
Berombak<br />
(3-8)<br />
Bergelombang<br />
(8-15)<br />
Bergelombang<br />
(8-15)<br />
Berbukit kecil<br />
(15-25)<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
Andesit<br />
Andesit<br />
< 400<br />
< 400<br />
< 400<br />
< 400<br />
< 400<br />
< 400<br />
< 400<br />
400 -700<br />
400 - 700<br />
-<br />
2.050<br />
323<br />
9.931<br />
482<br />
8.364<br />
4.619<br />
10.983<br />
63<br />
1.471<br />
1,66<br />
0,26<br />
8,03<br />
0,39<br />
6,76<br />
3,74<br />
8,88<br />
0,05<br />
1,19<br />
•<br />
II'
Tabel 11 (Lanjutan)<br />
Kompleks<br />
18 Typic Dystrudepts<br />
Andic Dystrudepts<br />
Lithic Dystrudepts<br />
Asosiasi<br />
19 Typic Eutrudepts<br />
Lithic Dystrudepts<br />
Asosiasi<br />
20 Andic Dystrudepts<br />
Lithic Dystrudepts<br />
Asosiasi<br />
21 Typic Epiaquepts<br />
Typic Endoaquepts<br />
Kompleks<br />
22 Andic Dystrudepts<br />
Humic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
23 Typic Dystrudepts<br />
Andic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
24 Typic Dystrudepts<br />
Andic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
25 Typic Dystrudepts<br />
Andic Dystrudepts<br />
Asosiasi<br />
26 Typic Hapludults<br />
Humic Dystrudepts<br />
0<br />
F<br />
T<br />
0<br />
F<br />
0<br />
F<br />
P<br />
M<br />
0<br />
F<br />
0<br />
F<br />
0<br />
F<br />
0<br />
F<br />
0<br />
F<br />
Lereng atas volkan,<br />
cukup tertoreh<br />
Lereng atas volkan,<br />
sangat tertoreh<br />
Lereng atas volkan,<br />
sangat tertoreh<br />
Lereng tengah volkan<br />
Lereng tengah volkan,<br />
cukup tertoreh<br />
Lereng tengah volkan,<br />
agak tertoreh<br />
Lereng tengah volkan,<br />
cukup tertoreh<br />
Lereng tengah volkan,<br />
sangat tertoreh<br />
Lereng bawah volkan,<br />
agak tertoreh<br />
-<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Bergunung<br />
(>45)<br />
Agak datar<br />
(1-3)<br />
Berbukit kecil<br />
(15-25)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Bergelombang<br />
(8-15)<br />
-<br />
Andesit<br />
Andesit<br />
basalt<br />
Andesit<br />
Andesit<br />
Andesit<br />
Andesit<br />
Andesit<br />
Andesit<br />
Dasit<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
7.946<br />
5.169<br />
12.659<br />
137<br />
1.162<br />
5.032<br />
1.079<br />
6.509<br />
1.004<br />
6,43<br />
4,18<br />
10,24<br />
0,11<br />
0,94<br />
4,07<br />
0,87<br />
5, 26 1<br />
0,81<br />
I<br />
I<br />
• ..
Tabel 11 (Lanjutan)<br />
Kompleks<br />
27 Typic Hapludults<br />
Xanthic Hapludox<br />
Kompleks<br />
28 Typic Hapludults<br />
Oxic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
29 Andic Dystrudepts<br />
Typic Hapludults<br />
Lithic Dystrudepts<br />
Kompleks<br />
30 Andic Dystrudepts<br />
Typic Hapludults<br />
Lithic Dystrudepts<br />
0<br />
F<br />
0<br />
F<br />
0<br />
F <br />
T <br />
0<br />
F <br />
T <br />
Lereng bawah volkan,<br />
cukup tertoreh<br />
Lereng bawah volkan,<br />
agak tertoreh<br />
Lereng bawah volkan ,<br />
cukup tertoreh<br />
Lereng bawah volkan,<br />
sangat tertoreh<br />
Berbukit kecil<br />
(15-25)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Berbukit<br />
(25-45)<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
Dasit<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
400 - 700<br />
3.577<br />
15.166<br />
3.766<br />
Dasit 400 - 700 3.921<br />
2,89<br />
12,26 I<br />
I<br />
3,05 I •<br />
3,17<br />
'"<br />
X3<br />
Total<br />
Tubuh air<br />
193<br />
123.658<br />
I<br />
0,16 '<br />
100,00
Satuan Lahan 3. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform Lungur volkan, bentuk<br />
wilayah agak datar (Iereng 1- 4%) , dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf toba<br />
masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat<br />
pada daerah lungur volkan sekitar daerah pasar delapan Kecamatan Patumbak<br />
<strong>dan</strong> daerah Lau Bakeri Kecamatam Kutalimbaru. Luasnya 2.711 ha atau 2.19 %<br />
dari luas lokasi lokasi penelitian. Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 3 adalah<br />
Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Kanhapludults. Tanah solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase<br />
baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat<br />
berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). dra<strong>in</strong>ase baik, solum<br />
tanah dalam, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir lapisan bawah liat;<br />
kemasaman tanah masam ( pH 5,4 ).<br />
Satuan Lahan 4. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform dataran lungur volkan,<br />
bentuk wilayah berombak (Iereng 3-8%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf<br />
toba masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya<br />
terdapat di daerah Sibiru-biru Kecamatan Biru - Biru . Luasnya 2.200 ha atau<br />
1.78 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 4 adalah subgrup<br />
:anah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Kanhapludults, solum tanah dalam , dra<strong>in</strong>ase<br />
aik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawa Hat<br />
erdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). Tanah Typic<br />
• •<br />
Satuan Lahan 6. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng volkan bawah,<br />
bentuk wilayah agak datar (Iereng 1 - 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<strong>dan</strong> tuf<br />
toba masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> sawah.<br />
Penyebarannya terdapat di daerah Sukarende <strong>dan</strong> Kutalimbaru . Luasnya 1.304<br />
ha atau 1.05 % dari luas lokasi. Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 6 adalah<br />
subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Xanthic Hapludoxs. Tanah Typic Hapludults<br />
solum tanah dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu<br />
,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 <br />
5,3) . Tanah Xanthic Hapludoxs dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah sangat dalam, tekstur<br />
tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir; kemasaman tanah<br />
masam ( pH 5,0 ).<br />
Satuan Lahan 7. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />
bentuk wilayah berombak (Iereng 3 - 8%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf<br />
toba masam . Penggunaan lahan adalah belukar, karet, sawit <strong>dan</strong> kebun<br />
campuran. Penyebarannya terdapat di daerah Duriansembilang. Luasnya 3.498<br />
ha atau 2.83 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 7 adalah<br />
subgrup tanah : Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Kanhapludults . Tanah Typic<br />
Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas<br />
lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah<br />
masam ( pH 5,0 - 5,3) ..Tanah Typic Kanhapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah<br />
dalam, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir lapisan bawah liat;<br />
kemasaman tanah masam ( pH 5,4 ).<br />
Satuan Lahan 8. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />
bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<br />
<strong>dan</strong> tuf toba masam . Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> tegalan<br />
Penyebarannya terdapat di daerah Namolandur Kecamatan Namorambe <strong>dan</strong><br />
Kutalimbaru. Luasnya.:t ha atau % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan<br />
Lahan 8 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Xanthic Hapludoxs. Tanah<br />
Typic Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas<br />
empung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah<br />
asam ( pH 5,0 - 5,3) . Tanah Xanthic Hapludoxs dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah<br />
49
• a.<br />
sangat dalam, tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir;<br />
kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />
Satuan Lahan 9. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />
bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong><br />
tuf toba masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran, . Penyebarannya<br />
terdapat di daerah Kutalimbaru . Luasnya 2.050 ha atau 1.66 % dari luas lokasi .<br />
Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 9 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults<br />
<strong>dan</strong> Typic Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase<br />
baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat<br />
berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3).Tanah Typic<br />
Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu ,<br />
lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />
Satuan Lahan 10. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />
bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<br />
<strong>dan</strong> tuf toba masam pasir. Penggunaan lahan adalah kebun campuran.<br />
Penyebarannya terdapat di daerah Bangunpurba . Luasnya 323 ha atau 0.26 %<br />
dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 10 adalah subgrup tanah :<br />
Typic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Hapludults . Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase ba ik,<br />
solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat<br />
berdebu, pH sangat masam (pH 4,4) . Tanah Typic Hapludults solum tanah<br />
dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah<br />
lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3).<br />
Satuan Lahan 11. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />
bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit .<br />
Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> kelapa sawit. Penyebarannya<br />
terdapat di daerah Bangunpurba, S<strong>in</strong>embah muda hilir, Namorambe <strong>dan</strong><br />
Kutalimbaru. Luasnya 9.931 ha atau 8.03 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />
pada Satuan Lahan 11 adalah subgrup tanah: Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase<br />
baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat<br />
<strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4). Tanah Typic Hapludults solum<br />
50
· .. <br />
tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah<br />
lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3).<br />
Satuan Lahan 12. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landfonn lereng volkan bawah,<br />
bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit .<br />
Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />
Tiga juhar . Luasnya 482 ha atau 0.39 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada<br />
Satuan Lahan 12 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts.<br />
Tanah Typic Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan<br />
atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman<br />
tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum<br />
dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat<br />
berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />
Satuan Lahan 13. Satuan lahan <strong>in</strong>i terfetak pada landfonn kaki volkan, bentuk<br />
wilayah agak datar (Iereng 1 - 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf toba<br />
masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran, tegalan sawit <strong>dan</strong> hutan .<br />
Penyebarannya terdapat di daerah Batulokong, Patumbak, Durian sembilang <strong>dan</strong><br />
Pancurbatu . Luasnya 8.364 ha atau 6.76 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />
pada Satuan Lahan 13 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults, Xanthic<br />
Hapludoxs <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults solum tanah dalam ,<br />
dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah<br />
liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). Tanah Xanthic<br />
Hapfudoxs dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah sangat dalam, tekstur tanah lapisan atas<br />
<strong>dan</strong> fapisan bawah lempung fiat berpasir; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />
Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong><br />
liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />
Satuan Lahan 14. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform kaki volkan, bentuk<br />
wilayah berombak (Iereng 3 - 8%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tyuf toba .<br />
Penggunaan lahan adalah belukar, karet, kelapa sawit, tegalan <strong>dan</strong> kebun<br />
campuran. Penyebarannya terdapat di daerah Galang <strong>dan</strong> Kutalimbaru . Luasnya<br />
4.619 ha atau 3.74 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 14<br />
adalah subgrup tanah: Typic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Hapludults. Tanah Typic<br />
51
. ~<br />
Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu ,<br />
lapisan bawah /iat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4).Tanah Typic<br />
Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas<br />
lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah<br />
masam ( pH 5,0 - 5,3).<br />
Satuan Lahan 15. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform kaki volkan, bentuk<br />
wi/ayah bergelombang (Iereng 8 - 15 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />
Penggunaan lahan adalah kelapa sawit <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />
terdapat di daerah 8angunpurba <strong>dan</strong> S<strong>in</strong>embah muda hilir . Luasnya 10.983 ha<br />
atau 8.88 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 15 adalah<br />
subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults<br />
solum tanah dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu<br />
,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 <br />
5,3). Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas<br />
liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH<br />
4,4)<br />
Satuan Lahan 16. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan,<br />
bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit.<br />
Penggunaan lahan adalah tegalan. Penyebarannya terdapat di daerah<br />
Bandarbaru Sibolangit . Luasnya 63 ha atau 0.05 % dari luas lokasi . Klasffikasi<br />
tanah pada Satuan Lahan 16 adalah subgrup tanah: Typic Dystrudepts <strong>dan</strong><br />
Humic Dystrudepts. Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam,<br />
tekstur lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong> liat, lapisan bawah liat, pH sangat masam<br />
(pH 4,4).Tanah Humic Dystrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur<br />
tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung berpasir<br />
<strong>dan</strong>lempung liat berpasir ,kemasaman tanah masam ( pH 5,1).<br />
Satuan Lahan 17. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng at as volkan,<br />
bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit<br />
. Penggunaan lahan adalah hutan. Penyebarannya terdapat di daerah Sibolangit<br />
. Luasnya 1.471 ha atau 1.19 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan<br />
_ahan 17 adalah subgrup tanah: Lithic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts.<br />
52
• •<br />
Tanah Lithic Dystrudepts solum tanah <strong>dan</strong>gkal, dra<strong>in</strong>ase baik <strong>dan</strong> agak cepat,<br />
tekstur tanah lapisan atas lempung Hat berdebu tanah lapisan bawah berbatu,<br />
kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Typic Dystrudepts solum tanah<br />
dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan<br />
bawah liat , kemasaman tanah sangat masam ( pH 4,4 ).<br />
Satuan Lahan 18. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan,<br />
bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), <strong>dan</strong> bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit.<br />
Penggunaan lahan adalah Hutan <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya terdapat<br />
di daerah Kutalimbaru <strong>dan</strong> sibolangit. Luasnya 7.946 ha atau 6.43 % dari luas<br />
lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 18 adalah subgrup tanah: Typic<br />
Dystrudepts, Andic Dystrudepts <strong>dan</strong> Lithic Dystrudepts. Tanah Typic Dystrudepts<br />
solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung liat<br />
berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lempung berliat ,<br />
kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Andic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik,<br />
solum dalam, tekstur lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lempung liat berdebu,<br />
lapisan bawah lempung liat berpasir reaksi tanah masam (pH 5,4) . Tanah Lithic<br />
Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase tanah baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas<br />
lempung liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah sangat berbatu, kemasaman tanah<br />
masam ( pH 5,0).<br />
Satuan Lahan 19. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan ,<br />
bentuk wi/ayah berbukit (Iereng 25 - 45%), <strong>dan</strong> bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit <strong>dan</strong><br />
basaltik. Penggunaan lahan adalah hutan. Penyebarannya terdapat di daerah<br />
Sibolangit. Luasnya 5.169 ha atau 4.18 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada<br />
Satuan Lahan 19 adalah subgrup tanah: Typic Eutrudepts <strong>dan</strong> lithic Dystrudepts.<br />
Tanah Typic Eutrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan<br />
atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat<br />
berdebu , kemasaman tanah agak masam ( pH 5,5 ). Tanah Lithic Dystrudepts<br />
dra<strong>in</strong>ase tanah baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas lempung liat<br />
berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah sangat berbatu, kemasaman tanah masam ( pH 5,0).<br />
53
• •<br />
Satuan Lahan 20. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan,<br />
bentuk wilayah bergunung (Iereng > 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />
Penggunaan lahan adalah hutan . Penyebarannya terdapat di daerah S<strong>in</strong>embah<br />
tanjung muda hulu, Sibolangit Dan Kecamatan Kutalimbaru . Luasnya 12.659 ha<br />
atau 10.24% dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 20 adalah<br />
subgrup tanah: Andic Dystrudepts <strong>dan</strong> Lithic Dystrudepts. Tanah Andic<br />
Dystrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas<br />
lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> lempung liat berpasir<br />
memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti menyabun,<br />
kemasaman tanah sedikit masam ( pH 6,0 )Tanah Lithic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase<br />
tanah baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berdebu<br />
<strong>dan</strong> lapisan bawah sangat berbatu, kemasaman tanah masam ( pH 5,0).<br />
Satuan Lahan 21. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng tengah volkan,<br />
bentuk wilayah agak datar (Iereng 1 - 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit.<br />
Penggunaan lahan adalah sawah tadah hujan . Penyebarannya terdapat di<br />
daerah Kutalimbaru . Luasnya 137 ha atau 0.11 % dari luas lokasi . Klasifikasi<br />
tanah pada Satuan Lahan 21 adalah subgrup tanah: Typic Epiaquepts <strong>dan</strong> Typic<br />
Endoaquepts. Tanah Typic Epiaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam<br />
tektur lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong><br />
lempung berpasir , kemasaman tanah sedikit masam (pH 6,0 - 6,5). Tanah Typic<br />
Endoaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam, tekstur lapisan atas<br />
lempung berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat berlempung,<br />
kemasasaman tanah agak masam ( pH 5,5 ).<br />
Satuan Lahan 22. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng tengah volkan,<br />
bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit<br />
. Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />
Bamdarbaru Sibolangit . Luasnya 1.162 ha atau 0.94% dari luas lokasi .<br />
Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 22 adalah subgrup tanah: Andic<br />
Dystrudepts <strong>dan</strong> humic Dystrudepts . Tanah Andic Dystrudepts solum tanah<br />
dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan<br />
bawah liat berdebu <strong>dan</strong> lempung liat berpasir, memiliki sifat andic bila difirid<br />
dengan tangan tanah seperti menyabun, kemasaman tanah masam ( pH 5,3 ).<br />
1<br />
54
• a.<br />
Tanah Humic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas<br />
lempung liat berpasir , lapisan bawah lempung berpasir <strong>dan</strong> lempung liat berpasir<br />
,pH masam (pH 5,1) .<br />
Satuan Lahan 23. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng tengah volkan,<br />
bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />
Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />
Sugau Sukamulya Hulu <strong>dan</strong> B<strong>in</strong>gkawang . Luasnya 5.032 ha atau 4.07 % dari<br />
luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 23 adalah subgrup tanah: Typic<br />
Dystrudepts <strong>dan</strong> Andic Dystrudepts . Tanah Typic Dystrudepts solum tanah agak<br />
dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung liat berdebu <strong>dan</strong><br />
lapisan bawah lempung berliat <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0) .<br />
Tanah Andic Dystrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan<br />
atas lempung liat berdebu <strong>dan</strong> lapisanbawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat<br />
berdebu, memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti menyabun,<br />
kemasaman tanah masam (pH 5,4).<br />
Satuan Lahan 24 Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng tengah volkan,<br />
bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />
Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />
Pancurbatu . Luasnya 1.079 ha atau 0.87 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />
pada Satuan Lahan 24 adalah subgrup tanah: Typic Dystrudepts <strong>dan</strong> Andie<br />
Dystrudepts . Tanah Typic Dystrudepts solum tanah agak dalam , dra<strong>in</strong>ase baik ,<br />
tekstur tanah lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong> liat <strong>dan</strong> lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat<br />
berdebu, kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Andic Dystrudepts solum<br />
tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong><br />
lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu, memiliki sifat andic bila<br />
difirid dengan tangan tanah seperti menyabun, kemasaman tanah masam ( pH<br />
5,4 )<br />
Satuan Lahan 25. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng tengah volkan,<br />
bentuk wilayah berbukit (lereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />
Penggunaan lahan adalah hutan. Penyebarannya terdapat di daerah<br />
Sukamakmur sibolangit <strong>dan</strong> Biru - biru . Luasnya 6.509 ha atau 5.26 % dari luas<br />
55
• •<br />
lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 25 adalah subgrup tanah: Typic<br />
Dystrudepts <strong>dan</strong> Andic Dystrudepts . Tanah Typic Dystrudepts solum tanah agak<br />
dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas liat <strong>dan</strong> lempung berliat <strong>dan</strong><br />
lapisan bawah Hat, kemasaman tanah sangat masam ( pH 4,5). Tanah Andic<br />
Dystrudepts -solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas<br />
lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu,<br />
memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti menyabun,<br />
kemasaman tanah masam ( pH 5,4).<br />
Satuan Lahan 26. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng bawah volkan ,<br />
bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong><br />
tuf toba masam. Penggunaan lahan adalah belukar <strong>dan</strong> kebun campuran.<br />
Penyebarannya terdapat di daerah S<strong>in</strong>embah tanjung muda hulu <strong>dan</strong> S<strong>in</strong>embah<br />
tanjung muda hilir . Luasnya 1.004 ha atau 0.81 % dari luas lokasi . Klasifikasi<br />
tanah pada Satuan Lahan 26 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Humic<br />
Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan<br />
atas liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu, lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat , pH<br />
masam (pH 5,0) Tanah Humic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur<br />
lapisan atas lempung liat berpasir , lapisan bawah lempung berpasir <strong>dan</strong> lemp 9<br />
liat berpasir ,pH masam (pH 5,1) .<br />
Satuan Lahan 27. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng bawah vol an .<br />
bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<br />
Penggunaan lahan adalah kelapa sawit <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />
terdapat di daerah Bandar gugung <strong>dan</strong> Simada- mada . Luasnya 3.577 ha atau<br />
2.89 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 27 adalah subgrup<br />
tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Xanthic Hapludoxs. Tanah Typic Hapludults dra<strong>in</strong>ase<br />
baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu, lapisan<br />
bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat ,pH masam (pH 5,0) .Tanah Xanthic Hapludoxs<br />
dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah sangat dalam, tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan<br />
awah lempung liat berpasir; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />
56
·" <br />
Satuan Lahan 28. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng bawah volkan ,<br />
bentuk wilayah berbukit I (Iereng 15 - 25%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />
Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> belukar. Penyebarannya<br />
terdapat di daerah 8angunpurba <strong>dan</strong> S<strong>in</strong>embah tanjung muda hilir . Luasnya<br />
15.166 ha atau 3.05% dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 28<br />
adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Oxic Oystrudepts. Tanah Typic<br />
Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas lempung berdebu ,<br />
lapisan bawah liat berdebu ,pH masam (pH 5,0) . Tanah Oxic Oystrudepts<br />
dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir,<br />
kemasaman tanah sangat masam ( pH 4,8 - 4,9 ).<br />
Satuan Lahan 29. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng bawah volkan ,<br />
bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />
Penggunaan lahan adalah belukar <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />
terdapat di daerah S<strong>in</strong>embah tanjung muda hilir, S<strong>in</strong>embah tanjung muda hulu<br />
<strong>dan</strong> biru -biru . Luasnya 3.766 ha atau 3.05 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />
pada Satuan Lahan 29 adalah subgrup tanah: Andic Oystrudepts, Typic<br />
Hapludults <strong>dan</strong> Lithic Oystrudepts. Tanah Andic Oystrudepts solum tanah dalam,<br />
dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah<br />
liat berpasir , memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti<br />
menyabun, kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Typic Hapludults<br />
dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas lempung berdebu , lapisan<br />
bawah liat berdebu , pH masam (pH 5,0) .Tanah Lithic Oystrudepts dra<strong>in</strong>ase<br />
baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan<br />
bawah berbatu; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />
Satuan Lahan 30. . Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landfom1 lereng bawah volkan ,<br />
bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />
Penggunaan lahan adalah belukar . Penyebarannya terdapat di daerah ,<br />
S<strong>in</strong>embah tanjung muda hulu . Luasnya 3.921 ha atau 3.17 % dari luas lokasi .<br />
Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 30 adalah subgrup tanah: Andic<br />
Oystrudepts, Typic Hapludults <strong>dan</strong> Lithic Oystrudepts. Tanah Andic Oystrudepts<br />
solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir<br />
<strong>dan</strong> lapisan bawah lempung berliat ,memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan<br />
57
• •<br />
tanah seperti menyabun, kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Typic<br />
Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas lempung berdebu,<br />
lapisan bawah liat berdebu ,pH masam (pH 5,0) . Tanah Lithic Dystrudepts<br />
dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong><br />
lapisan bawah berbatu; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />
58
• •<br />
5.2.3.Kesesuaian Lahan<br />
Padapenelitian <strong>in</strong>i komoditas yang d<strong>in</strong>ilai kelas kesesuaian lahannya<br />
adalah kelompok komoditas tanaman pangan <strong>dan</strong> penghasil biofuel (padi sawah,<br />
padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit, karet,<br />
jarak pagar <strong>dan</strong> kemiri. Untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari hasil<br />
penilaian kelas kesesuaian lahan untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g komoditas, <strong>dan</strong> untuk<br />
penyusunan pewilayahan komoditas, perlu disusun kesesuaian lahan terpilih yang<br />
disusun berdasarkan prioritas.<br />
Dalam penyusunan kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, hanya lahan-Iahan yang<br />
termasuk kelas Sesuai (kelas S) saja yang dipertimbangkan. Kemudian dalam<br />
menentukan kelas kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, prioritas diberikan pada kelompok<br />
tanaman pangan, <strong>dan</strong> prioritas berikutnya diperuntukkan untuk tanaman<br />
perkebunan atau tanaman tahunan. Dengan demikian jika sesuatu lahan<br />
termasuk kelas Sesuai untuk kelompok tanaman pangan, tanaman perkebunan<br />
<strong>dan</strong> atau tanaman tahunan, maka prioritas dalam menentukan kelas kesesuaian<br />
lahan terpilih diberikan untuk tanaman pangan. Tabel 12 menyajikan hasil<br />
penilaian Kelas Kesesuaian Lahan di daerah penelitian.<br />
5.2.4.Pewilayahan Komoditas<br />
Pengembangan kawasan sentra produksi, khususnya untuk komoditas<br />
pertanian membutuhkan keterpaduan dalam perencanaan seh<strong>in</strong>gga efektif<br />
mengarahkan <strong>dan</strong> menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan <strong>dan</strong> acuan bagi<br />
Instansi atau Unit kerja teknis dalam menyusun rencana, dimana salah satu<br />
keterpaduan adalah keterpaduan spasial.<br />
Keterpaduan spasial dimaksudkan agar kawasan sentra produksi mampu<br />
menjadi pedoman yang memadukan ruang berbagai pengembangan komoditas<br />
pertanian pada wilayah tertentu. Dalam keterpaduan ruang tersebut dikaitkan<br />
antara pusat produksi <strong>dan</strong> pusat pengolahan <strong>dan</strong> pemasaran melalui pengadaan<br />
prasarana, atau fasilitas la<strong>in</strong> yang sal<strong>in</strong>g menunjang dalam satu lokasi. Hal yang<br />
pent<strong>in</strong>g dalam memadukan ruang adalah membentuk pewilayahan komoditas,<br />
agar terdapat keseragaman dalam mengelola kawasan-kawasan yang sejenis,<br />
seh<strong>in</strong>gga efektifitas <strong>dan</strong> efisiensi dapat tercapai.<br />
59
- - -- -- - --<br />
- - bel - - - Lahan di- Deli - Serd<br />
- - -0<br />
No<br />
Kelas Kesesuaian Lahan untuk tanaman<br />
SPT Padi sawah Padigogo Jagung Ubikayu Ubi jalar Kedele Kc Tanah KIp Sawit Karet Kemiri Jarak Pagar<br />
Ha<br />
Luas<br />
%<br />
1 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />
2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />
3 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />
4 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />
5 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />
6 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />
7 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />
8 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />
9 S3,t S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />
10<br />
11<br />
N<br />
N<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
S3<br />
12 N S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />
13 N S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />
14 N S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />
15<br />
16<br />
N<br />
N<br />
S3<br />
N<br />
S3<br />
N<br />
S3<br />
N<br />
S3<br />
N<br />
S3<br />
N<br />
S3<br />
N<br />
17 N N N N N N N<br />
18 N N N N N N N<br />
19 N N N N N N N<br />
20<br />
21<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
N<br />
22 N N N N N N N<br />
23 N N N N N N N<br />
24 N N N N N N N<br />
25 N N N N N N N<br />
26 N N N N N N N<br />
27 N N N N N N N<br />
28 N N N N N N N<br />
29 N N N N N N N<br />
30 N N N N N N N<br />
X3<br />
TOTAL<br />
-<br />
S3 S3 S3 S3<br />
S3 S3 S3 S3<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S2 S2 S2 S2<br />
S3 S3 S3 S3<br />
S3 S3 S3 S3<br />
S3 S3 S3 S3<br />
S3 S3 S3 S3<br />
S3 S3 S3 S3<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
N N N N<br />
l---<br />
3.113<br />
1.112<br />
2.711<br />
2.200<br />
1.304<br />
3.498<br />
8.364<br />
4.619<br />
137<br />
547<br />
3.567<br />
2.050<br />
10.983<br />
63<br />
1.004<br />
323<br />
9.931<br />
1.471<br />
1.162<br />
3.577<br />
482<br />
7.946<br />
5.169<br />
12.659<br />
5.032<br />
1.079<br />
6.509<br />
15.166<br />
3.766<br />
3.921<br />
193<br />
123.658<br />
2,52<br />
0,90<br />
2,19<br />
1,78<br />
1,05<br />
2,83<br />
6,76<br />
3,74<br />
0,11<br />
0,44<br />
2,88<br />
1,66<br />
8,88<br />
0,05<br />
0,81<br />
0,26<br />
8,03<br />
1,19<br />
0,94<br />
2,89<br />
0,39<br />
6,43<br />
4,18<br />
10,24<br />
4,07<br />
0,87<br />
5,26<br />
12,26<br />
3,05<br />
3,17<br />
016<br />
100<br />
Keterangan :<br />
Kelas Kes Lahan :<br />
Sl :: Sangat Sesuai<br />
S2 :: Cukup Sesuai<br />
S3 :: Sesuai Marg<strong>in</strong>al<br />
N :: Tidak Sesuai<br />
Faktor Pembatas :<br />
nr :: Ketersedian hara<br />
eh:: Bahaya erosi<br />
rc:: Media perakaran<br />
oa :: Ketersed oksigen<br />
•<br />
If'
• •<br />
Pewilayahan komoditas adalah suatu kesatuan fungsional kawasan yang<br />
mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditi pertanian tertentu yang potensial<br />
<strong>dan</strong> prosfektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi kawasan-kawasan sentra<br />
produksi <strong>dan</strong> aktifitas la<strong>in</strong> yang berkaitan dengan kegiatan pertanian <strong>dan</strong> budidaya<br />
komoditas unggulan. Pewilayahan komoditas di daerah penelitian seperti telah<br />
dikemukakan dalam bab metodologi, ditentukan atas dasar hasil penilaian<br />
kesesuaian lahannya untuk berbagai komoditas, keadaan lerengl wilayah secara<br />
umum, peta kawasan hutan, serta kondisi penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i. Tabel 13<br />
menyajikan pedoman penyusunan Pewilayahan Komoditas atas dasar<br />
penggunaan lahannya.<br />
Sesuai dengan pedoman seperti terlihat pada Tabel 13, lahan yang pada<br />
sa at <strong>in</strong>i penggunaan lahannya sebagai sawah atau tanaman perkebunan (karet,<br />
kelapa sawit, HTI) <strong>dan</strong> jika kelas kesesuaiannya termasuk Sesuai untuk<br />
komoditas yang bersangkutan, maka pewilayahannya tetap diperuntukan untuk<br />
tanaman-tanaman tersebut (padi sawah atau tanaman perkebunan). Se<strong>dan</strong>gkan<br />
lahan-Iahan la<strong>in</strong>nya, dimana penggunaan lahannya sela<strong>in</strong> yang disebutkan<br />
tersebut, maka pewilayahan komoditasnya mengikuti hasil kesesuaian lahan<br />
terpilih.<br />
Tabel 13. Pedoman Pewilayahan Komoditas <strong>dan</strong> Ketersediaan Lahan atas<br />
dasarPenggunaan lahannya<br />
Simbol<br />
Penggunaan lahan<br />
Uraian<br />
Pewilayahan<br />
Komoditas<br />
Ketersediaan<br />
lahan<br />
S<br />
T<br />
Kr<br />
KS<br />
BI<br />
Sawah<br />
Tegalan<br />
Karet<br />
Kelapa Sawit<br />
Belukar<br />
Sawah<br />
X<br />
Karet<br />
Kelapa Sawit<br />
X<br />
Tidak Tersedia<br />
Tidak Tersedia<br />
Tidak Tersedia<br />
Tidak Tersedia<br />
Tersedia<br />
H<br />
Kc<br />
Hutan<br />
Kebun.Campuran<br />
X<br />
Keb. Camp<br />
Tersedia<br />
Tidak Tersedia<br />
. .<br />
Keterangan: X = Pewllayahan menglkutl Kelas Kesesuaian Lahan Terplhh .<br />
Tabel 14 menyajikan hasil pewilayahan komoditas di daerah penelitian.<br />
Dari Tabel 14 terlihat bahwa di daerah penelitian terdapat 8 wilayah kelompok<br />
61
• •<br />
komoditas, yaitu kelompok Padi Sawah (1.371 ha atau % dari luas daerah<br />
penelitian), kelompok Kedelai, Kacang Tanah (5.121 ha atau %), Kelompok Padi<br />
Gogo,Jagung,Ubi Kayu,Ubi Jalar (2.373 ha atau %), Kelompok Kebun Kelapa<br />
Sawit (22.243 ha atau %), Kelompok Kebun Karet (828 ha atau %), Kelompok<br />
Jarak Pagar, Kemiri (359 atau %), Kebun Campuran (17.269 ha atau %), <strong>dan</strong><br />
Wilayah Konservasi atau Hutan (72 .875 ha atau %).<br />
Wi/ayah tanaman Padi Sawah<br />
Untuk kelompok tanaman Padi sawah, wilayah yang cukup luas dijumpai di<br />
Kecamatan Galang 727, Kecamatan Patumbak, yaitu 236 ha, <strong>dan</strong> di Kecamatan<br />
STM Hilir 129 ha. Yang lannya terdapat di Kecamatan Kuta Limbaru 107 ha,<br />
Namorame 78 ha <strong>dan</strong> terahir Kecamata Biru-Biru 38 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah<br />
Untuk kelompok tanaman tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah,<br />
wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamatan Kuta Limbaru, yaitu 1.229 ha,<br />
Kecamatan Namorame 1.018 ha , <strong>dan</strong> STM Hilir 868 ha. Yang la<strong>in</strong>nya di<br />
Kecamatan Biru-Biru 822 ha, Kecamatan Patumbak 604 ha, Kecamatan Pancur<br />
Batu 519 Ha, terkecil penyebarannya yaitu di Kecamatan Galang 6i ha.<br />
Wi/ayah tanaman Tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar<br />
Untuk kelompok tanaman tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi<br />
Jalar, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamaan 1.381 ha, Kecamatan STM<br />
Hilir 364, Kecamatan Pancur Batu 318 ha <strong>dan</strong> di Kecamatan Biru-Biru, yaitu 310<br />
ha.<br />
Wi/ayah tanaman Kelapa Sawit<br />
Untuk kelompok tanaman tanaman Kelapa Sawit, wi/ayah yang cukup luas<br />
dijumpai di Kecamaan Galang 9.818 ha, Kecamatan B Purba 7.192 ha,<br />
Kecamatan STM Hilir, yaitu 3.883 ha, Kecamatan Tanjung Morawa 965 ha, <strong>dan</strong><br />
Kecamatan Kuta Limbaru 203 ha. Se<strong>dan</strong>gkan yang terkeci I di Kecamatan<br />
Patumbak 169 ha <strong>dan</strong> Pancur Batu 11 ha.<br />
62
<br />
Tabel14. Pewil -- - -h_. _- K.. - - dit _. - Pert - _. di Deli - - Serd - - ~- - - -<br />
IKecamatan<br />
Simbol Uraian B Puma Biru2<br />
Galang<br />
Kt limbaru Namorame Pc Batu Patumbak Sb Langit STM Hilir STM Hulu Tj .Morawa<br />
Ha<br />
TOTAL<br />
PS<br />
PadlSawah 0 38<br />
727<br />
107 78 56 236 0 129 0 0<br />
1.371<br />
•<br />
II'<br />
TP-1<br />
Kedelai, Kacang Tanah 0 822<br />
61<br />
1.229 1.018 519 604 0 868 0 0<br />
5.121<br />
TP-2<br />
P. Gogo. Jagung,U.Kayu,U.Jalar 0 310<br />
0<br />
1.381 0 318 0 0 364 0 0<br />
2.373<br />
TT-1<br />
Kelapa Sawit 7.192 0<br />
9.818<br />
203 2 11 169 0 3.883 0 965<br />
22.243<br />
TT-2<br />
Karet<br />
0 0<br />
828<br />
0 0 0 0 0 0 0 0<br />
828<br />
TT-3<br />
Jarak Pagar. Kemlri 0 0<br />
0<br />
0 0 0 0 288 71 0 0<br />
359<br />
Kc<br />
Kebun Campuran 3.898 1.411<br />
1.075<br />
624 2.737 3.993 230 188 1.820 1.293 0<br />
17.269<br />
KK<br />
Kawasan Konservasi 5.091 6.464<br />
0<br />
10.550 1.685 2.643 0 18.603 14.546 13.293 0<br />
72.875<br />
X<br />
La<strong>in</strong>-la<strong>in</strong> 0 247<br />
100<br />
151 134 76 215 0 103 0 193<br />
1.219<br />
TOTAL<br />
123.658<br />
-
• •<br />
Wi/ayah tanaman Karet<br />
Untuk kelompok tanaman tanaman Karet, wilayah yang cukup luas hanya<br />
dijumpai di Kecamaan Galang 828 ha, di Kecamatan la<strong>in</strong>nya tidak dijumpai dalam<br />
luasan yang nyata.<br />
Wi/ayah tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri<br />
Untuk kelompok tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri, wilayah yang cukup luas<br />
dijumpai di Kecamaan Sibo Langit 288 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan STM Hilir, yaitu 71 ha,<br />
di Kecamatan la<strong>in</strong>nya tidak dijumpai.<br />
5.2.5. Ketersediaan Lahan<br />
Pewilayahan komoditas seperti diuraikan pada bab 5.2.6 dapat dipakai<br />
untuk pedoman bagi para perencana atau pemakai untuk memilih lokasi lahanlahan<br />
yang dapat dikembangkan untuk komoditas yang di<strong>in</strong>g<strong>in</strong>kan. Namun untuk<br />
operasionalnya Pewilayahan Komoditas <strong>in</strong>i harus dihitung Ketersediaan lahannya<br />
untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah komoditas, agar dapat diketahui luasan yang betulbetul<br />
dapat dikembangkan untuk perfuasan areal tanaman yang bersangkutan<br />
(Areal Extensifikasi).<br />
Untuk menghitung ketersediaan lahan pada mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah<br />
komoditas, maka hasil pewilayahan komoditas dioverlay lagi dengan penggunaan<br />
lahan sa at <strong>in</strong>i. Tabel 13 menyajikan pedoman penyusunan Ketersediaan Lahan<br />
atas dasar penggunaan lahannya.<br />
Berdasarkan Tabel 13 tersebut, maka lahan yang dianggap tersedia untuk<br />
perluasan areal bagi suatu komoditas, jika penggunaan lahan sa at <strong>in</strong>i berupa<br />
hutan (H); belukar (BI), belukarlkaret (BIIKr), semak (Sm), <strong>dan</strong> lahan kosong (Lk).<br />
Tabel 15 menyajikan hasil perhitungan ketersediaan lahan untuk<br />
pengembangan pertanian, yaitu seluas 813 ha ( % dari luas daerah penelitian),<br />
se<strong>dan</strong>gkan sisanya 122.845 ha ( %) tidak tersedia untuk perluasan areal<br />
pertanian. Untuk tanaman Padi Sawah tersedia 132 ha ha ( %), Kedelai <strong>dan</strong> atau<br />
Kacang Tanah 32 ha ( %), Pad; Gogo, Jagung, Ubi Kayu <strong>dan</strong> Ubi jalar 307 ha (<br />
%),Kelapa sawit 58 ha ( %), <strong>dan</strong> Jarak Pagar, Kemiri 284 ha ( %).<br />
64
• •<br />
Wi/ayah tanaman Padi Sawah<br />
Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman Padi sawah, hanya dijumpai<br />
di Kecamatan Galang 119 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan Namorame 13 Ha.<br />
Wi/ayah tanaman Tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah<br />
Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau<br />
Kacang Tanah, hanya dijumpai di Kecamatan Galang 25 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan<br />
Kuta Limbaru 7 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar<br />
Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Padi Gogo, Jagung,<br />
Ubi Kayu, Ubi Jalar, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamatan Kuta<br />
Limbaru 283 ha, yang la<strong>in</strong>nya di Kecamatan Pancur 8atu 24 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Kelapa Sawit<br />
Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Kelapa Sawit,<br />
wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamaan Kta Limbaru 40 ha, Kecamatan<br />
Patumbak 15 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan STM Hilir 3 ha.<br />
Wi/ayah tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri<br />
Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong><br />
Kemiri, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamaan Sibo Langit 213 ha,<br />
se<strong>dan</strong>gkan yang la<strong>in</strong>nya hanya terdapat di Kecamatan STM Hilir, yaitu 71 ha.<br />
65
Tabel15. Ket d' Lah Untuk Pert di Deli Serd<br />
Simbol<br />
PS<br />
Uraian<br />
Lahan Tersedla Untuk :<br />
PadiSawah<br />
IKecamatan<br />
B Puma Biru2 Galang Kt Limbaru Namorame Pc Batu Patumbak Sb Langit STM Hilir STM Hulu Tj.Morawa TOTAL<br />
Ha<br />
0<br />
0<br />
119<br />
0<br />
13<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
132<br />
•<br />
Ii'<br />
TP-1<br />
Kedelai , Kacang Tanah<br />
0<br />
0<br />
25<br />
7<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
32<br />
TP-2<br />
P. Gogo, Jagung,U.Kayu,U.Jalar<br />
0<br />
0<br />
0<br />
283<br />
0<br />
24<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
307<br />
j<br />
TT-1<br />
Kelapa Sawit<br />
0<br />
0<br />
0<br />
40<br />
0<br />
0<br />
15<br />
0<br />
3<br />
0<br />
0<br />
58<br />
I<br />
I<br />
TT-2<br />
Jarak Pagar. Kem<strong>in</strong><br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
213<br />
71<br />
0<br />
0<br />
284<br />
Sub Total<br />
813<br />
Lahan Tldak Tersedla<br />
LTT<br />
122.845<br />
TOTAL<br />
123.658
·"<br />
VI.KESIMPULAN DAN SARAN<br />
6.1. Kesimpulan<br />
A.Sumatera Selatan<br />
(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Sumatera Selatan terdiri dari Aluvium,<br />
Tuf Volkanl Dasit <strong>dan</strong> Batuan Sedimen Masam<br />
(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan kebun karet (95.608<br />
ha) <strong>dan</strong> Hutan Tanaman Industri (73.431 ha). Yang la<strong>in</strong>nya adalah Kebun<br />
Kelapa Sawit (17.925 ha)m Belukar (3.886 ha), Kebun Campuran (2.597<br />
ha) <strong>dan</strong> Kebun Campuran campur tegalan (687 ha).<br />
(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Endoaquepts, Dystrudepts,<br />
Pl<strong>in</strong>thudults, Kandiudults, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />
terluas adalah Hapludults.<br />
(4) Daerah penelitian di Muara Enim terbagi atas 7 wilayah komoditas, yaitu<br />
yaitu ke/ompok Padi Sawah (536 ha), Kelompok Pad; Gogo,Jagung,Ubi<br />
Kayu,Ubi Jalar (845 ha ), Kelompok Kebun Kelapa Sawit (15.689),<br />
Ke/ompok Kebun Karet (79.547 ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359<br />
3.624 ha), Hutan Tanaman Industri (73.430 ha), <strong>dan</strong> Wi/ayah Konservasi<br />
atau Hutan (20.528 ha).<br />
(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />
Muara Enim sudah tidak ada, karena /ahannya sudah semuanya dipakai<br />
untuk lahan pertanian.,<br />
B.Sumatra Utara<br />
(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terdiri <strong>dan</strong> Aluvium, Dasit<br />
<strong>dan</strong> Andesit.<br />
(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan belukar (9.371 ha),<br />
kebun karet (828 ha), hutan (26.017 ha), Kebun Cmpuran (46.944 ha),<br />
Perkebunan Ke/apa Sawit (25.103 ha), Ke/apa Sawit Rakyat (1.387 ha),<br />
Tegalan (8.087 ha), Sawah (1 .212 ha), <strong>dan</strong> Belukar (3.455 ha).<br />
67
· .. <br />
(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Epiaquepts, Endoaquepts,<br />
Dystrudepts, Eutrudepts, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />
terluas adalah Hapludults.<br />
(4) Daerah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terbagi atas 8 wilayah komoditas, yaitu<br />
yaitu kelompok Padi Sawah (1 .371 ha ), kelompok Kedelai, Kacang Tanah<br />
(5.121 ha), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi Kayu,Ubi Jalar (2.373 ha),<br />
Kelompok Kebun Kelapa Sawit (22.243 ha), Kelompok Kebun Karet (828<br />
ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359 ha), Kebun Campuran (17.269<br />
ha), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi atau Hutan (72.875 ha).<br />
(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />
Deli Ser<strong>dan</strong>g, terdapat seluas seluas 813 ha, se<strong>dan</strong>gkan sisanya 122.845<br />
ha tidak tersedia untuk perluasan areal pertanian. Untuk tanaman Padi<br />
Sawah tersedia 132 ha, Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah 32 ha, Padi<br />
Gogo, Jagung, Ubi Kayu <strong>dan</strong> Ubi jalar 307 ha, Kelapa sawit 58 ha, <strong>dan</strong><br />
Jarak Pagar, Kemiri 284 ha ..<br />
6.2. Saran<br />
Untuk mendapatkan data yang lebih r<strong>in</strong>ei, perlu dilakukan penelitian yang lebih<br />
detil, yaitu pemetaan tanah pada skala peta 1 : 50.000 atau yang lebih besar.<br />
68
• a.<br />
DAFTAR PUSTAKA <br />
Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek <strong>dan</strong> Arah<br />
Pengembangan Komoditas Pertanian: T<strong>in</strong>jauan Aspek Sumberdaya Lahan.<br />
Departemen Pertanian.<br />
Ba<strong>dan</strong> Litbang Pertanian. 2005. Prospek <strong>dan</strong> arahan pengembangan agribisnis:<br />
t<strong>in</strong>jauan aspek kesesuaian lahan. Ba<strong>dan</strong> Litbang Pertanian, Dep. Pertanian.<br />
Barbosa, P.M., M.A. Casterada and J. Herrero. 1996. Performance of Several<br />
Landsat 5 Thematic Mapper Image Classification Methods for Crop Extent<br />
Estimates <strong>in</strong> an Irrigation District. International Journal of Remote Sens<strong>in</strong>g.<br />
Volume 17 Number 18, 18 December 1996, pp:3665-3674.<br />
Balai Penelitian Tanah. 2003. Pedoman pengamatan Tanah di Lapang. Ba<strong>dan</strong><br />
Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Pertanian. Deptan.<br />
Biro Perencanaan Dep. pertanian. 2001. Kebijakan pewilayahan komoditas<br />
pertanian. hal. 11-20. Oalam D. Djaenud<strong>in</strong> et al. (eds) Pros. Sem<strong>in</strong>ar<br />
Nasional Pengelolaan Sumberdaya Lahan <strong>dan</strong> Pupuk. Cisarua Bogor 30-31<br />
Oktober 2001. Puslitbang Tanah <strong>dan</strong> Agroklimat, Bogor.<br />
Burrough, P. 1989. Pr<strong>in</strong>ciple of Geographical Information Systems for Land<br />
Resources Assessment. Clarendon Press, Oxford, UK. 193p.<br />
CSRfFAO. 1983. Reconnaissance land resource surveys at 1: 250.000 scale.<br />
Atlas Format Procedure. AGOFIINSf78/006 Manual 4 Version 1. Centre for<br />
Soil Research, Bogor.<br />
Djaenud<strong>in</strong>, D., Y. Sulaeman, <strong>dan</strong> A. Abdurachman. 2002. Pendekatan<br />
pewilayahan komoditas pertanian menurut pedo-agroklimat di Kawasan<br />
Timur Indonesia. Jumal Litbang Pertanian 21 (1):1-10.<br />
Djaenud<strong>in</strong>, D., Marwan H., Subagyo, H., <strong>dan</strong> A. Hidayat. 2003. Petunjuk teknis<br />
evaluasi lahan untuk komoditas pertanian. Edisi Pertama. Balai Penelitian<br />
Tanah, Puslitbang Tanah <strong>dan</strong> Agroklimat, Bogor. 154p.<br />
FAO. 1996. Agro-ecological zon<strong>in</strong>g guidel<strong>in</strong>es. FAO Soil Bullet<strong>in</strong> No. 73. Rome.<br />
FAO. 2007. Land evaluation, towards a revised framework. Revised edition. Land<br />
and Water Discussion Paper 6, FAO/UN, Rome, Italy.<br />
FAO. 1976. A framework for land evaluation. FAO-UN, Rome, Italy.<br />
Goosen, D. 1967. Aerial photo <strong>in</strong>terpretation <strong>in</strong> soil survey. FAO Soils Bullet<strong>in</strong><br />
NO.6. FAO, Rome.<br />
Lee, K.S., G.B. Lee, and E.J. Tayler. 1988. Thematic mapper and digital elevation<br />
model<strong>in</strong>g of soil characteristics <strong>in</strong> hilly terra<strong>in</strong>. Soil Sci. Soc. Am.J. 52:1104<br />
1107.<br />
Marsoedi, DS., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, Sarwono H., J. Hof, <strong>dan</strong><br />
E. R. Jor<strong>dan</strong>s. 1997. Pedoman klasifikasi landform. Laporan Teknis no. 5.<br />
Versi 3. LREP II Project, CSAR, Bogor.<br />
69
· .. <br />
Mulder, M.A., and G.F. Epema. 1986. The thematic mapper: a new tool for soil<br />
mapp<strong>in</strong>g <strong>in</strong> arid areas. ITC Journal 1986-1 :24-29.<br />
Mulyani, A., <strong>dan</strong> I. Las. 2008.Potensi sumberdaya lahan <strong>dan</strong> optimalisasi<br />
pengembangan komoditas penghasil bio-energi di Indonesia. Jurnal Litbang<br />
Pertanian 27(1 ):31-41.<br />
Puslitbangtanak. 2000. Atlas sumberdaya tanah eksplorasi Indonesia skala<br />
1 :1.000.000. Ba<strong>dan</strong> Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.<br />
Rossiter, D. and Van Wambeke. 1997. Automated Land Evaluation System<br />
(ALES). User's manual, Version 4.6. Cornell University, Ithaca, New York.<br />
Sofyan Ritung <strong>dan</strong> Achmad Hidayat.2002. Laporan Akhir Penyusunan<br />
Pewilayahan Komoditas <strong>dan</strong> Ketersediaan Lahan Ker<strong>in</strong>g Prop<strong>in</strong>si Sumatera<br />
Barat. Pusat Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Tanah <strong>dan</strong> Agroklimat. Bogor<br />
Soil Survey Staff. 2006. Keys to soil taxonomy, 9th. Ed. USDA Natural Resources<br />
Conservation Service. Wash<strong>in</strong>gton DC .<br />
Subagjo, H. 1995. Status kemajuan <strong>dan</strong> strategi <strong>in</strong>ventarisasi sumberdaya lahan<br />
di Indonesia. haI.129-152. Pros. Pertemuan Teknis Puslit Tanah <strong>dan</strong><br />
Agroklimat. Cisarua, 10-12 Januari 1995.<br />
Soil Survey Division Staff. 1993. Soil survey manual. USDA Handbook No. 436.<br />
Wash<strong>in</strong>gton, DC<br />
Van Zuidam, R. 1986. Air photo-<strong>in</strong>terpretation for terra<strong>in</strong> analysis and<br />
geomorphologic mapp<strong>in</strong>g. Smits Publ. The Hague, The Netherlands.<br />
Van Wambeke and T. Forbes. 1986. Guidel<strong>in</strong>es for us<strong>in</strong>g soil taxonomy <strong>in</strong> the<br />
name of map unit. SMSS Technical Monograph No.6, Cornell University,<br />
Ithaca, NY.<br />
70
• •<br />
Lampiran 1. Daftar Tim Peneliti<br />
No<br />
Nama lengkap <strong>dan</strong><br />
gelar<br />
Posisi<br />
dalam<br />
Kegiatan<br />
Unit<br />
Kerja<br />
Jabatan<br />
Fungsional<br />
Bi<strong>dan</strong>g<br />
Keahlian<br />
Alokasi<br />
Waktu<br />
(Jam/M<strong>in</strong>ggu)<br />
1<br />
Dr.lr. Achmad Hidayat<br />
MSc<br />
Pen. Jawab<br />
Kegiatan<br />
BBSDLP<br />
Peneliti<br />
Utama<br />
Evaluasi<br />
Lahan<br />
10<br />
2 Ir. Suratman Anggota BBSDLP Peneliti Pem/RS 10<br />
3 Edy Yatno SP. MSc Anggota BBSDLP Peneliti Pem/RS 10<br />
4 Usep Suryana SP Anggota BBSDLP PNK<br />
Evaluasi<br />
Lahan<br />
10<br />
5 Drs Ropik MSi Anggota BBSDLP PNK GIS 10<br />
6 Hapid Hidayat A Md Anggota BBSDLP<br />
7 Arir Syarifud<strong>in</strong> SP Anggota BBSDLP<br />
8 Kusmen Kusnadi Anggota BBSDLP<br />
9 Lia Amalia AM ,d Anggota BBSDLP<br />
10 Dachlan ZE Anggota BBSDLP<br />
11 Yani Nurhayani Anggota BBSDLP<br />
Teknisi<br />
Litkayasa<br />
Teknisi<br />
Litkayasa<br />
Teknisi<br />
Litkayasa<br />
Teknisi<br />
Litkayasa<br />
Teknisi<br />
Litkayasa<br />
Teknisi<br />
Litkayasa<br />
Pemetaan 10<br />
Pemetaan 10<br />
Pemetaan 8<br />
GIS 8<br />
Adm<strong>in</strong>istrasi 8<br />
Adm<strong>in</strong>istrasi 8<br />
12 Tenaga Daerah (2) Pendamp<strong>in</strong>g - - -<br />
13 Pm (2) BBSDLP<br />
Teknisi<br />
Litkayasa<br />
-<br />
71