31.07.2014 Views

lAPORAN AKHIR Aktualisasi dan Pendalaman (in-depth ... - KM Ristek

lAPORAN AKHIR Aktualisasi dan Pendalaman (in-depth ... - KM Ristek

lAPORAN AKHIR Aktualisasi dan Pendalaman (in-depth ... - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

• a.<br />

, No.: 689/2010<br />

.<br />

<strong>lAPORAN</strong> <strong>AKHIR</strong><br />

<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study)<br />

Karakteristik Data Spasiallahan Potensial Tersedia<br />

di Sumatera Utara seluas 500.000 Ha, skala 1 :<br />

100.000 untuk Mendukung Ketahanan Pangan <strong>dan</strong><br />

Pengembangan Biofuel<br />

[<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study) Karakteristik Data Spasial<br />

Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan,<br />

seluas 250.000 ha, skala 1 : 100.000 untuk Mendukung Ketahanan<br />

Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel]<br />

PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN<br />

Fokus Bi<strong>dan</strong>g Prioritas:<br />

Ketahanan Pangan<br />

Kode Produk Target: 1.02<br />

Kode Kegiatan: 1.02.01<br />

Peneliti Utama:<br />

Dr. Ir. Achmad Hidayat, MSc.<br />

Salai Sesar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian<br />

BALAJ BESAR PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA lAHAN PERTANIAN <br />

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN <br />

KEMENTERIAN PERTANIAN <br />

2010


No.: 689/2010<br />

LAPORAN <strong>AKHIR</strong><br />

<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study)<br />

Karakteristik Data Spasial Lahan Potensial Tersedia<br />

di Sumatera Utara seluas 500.000 Ha, skala 1 :<br />

100.000 untuk Mendukung Ketahanan Pangan <strong>dan</strong><br />

Pengembangan Biofuel<br />

[<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study) Karakteristik Data Spasial<br />

Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan,<br />

seluas 250.000 ha, skala 1 : 100.000 untuk Mendukung Ketahanan<br />

Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel]<br />

PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN<br />

Fokus Bi<strong>dan</strong>g Prioritas:<br />

Ketahanan Pang an<br />

Kode Produk Target: 1.02<br />

Kode Kegiatan : 1.02.01<br />

Peneliti Utama:<br />

Dr. Ir. Achmad Hidayat. MSc.<br />

Balai Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian<br />

BALAI BESAR PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN <br />

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN <br />

KEMENTERIAN PERTANIAN <br />

2010


... <br />

LEMBAR PENGESAHAN<br />

Judul Kegiatan<br />

Fokus Bi<strong>dan</strong>g Prioritas<br />

Kode Produk Target<br />

Kode Kegiatan<br />

Lokasi Penelitian<br />

<strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong> <strong>depth</strong> study) Karakteristik<br />

Data Spasial Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara<br />

seluas 500.000 Hektar, skala 1 : 100.000 Untuk Mendukung<br />

Ketahanan Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel<br />

Ketahanan Pangan<br />

1.02<br />

1.02.01<br />

Pulau Sumatera<br />

A. Keterangan Lembaga PelaksanalPengelola Penelitian<br />

Nama Koord<strong>in</strong>ator<br />

Dr. Ir. Achmad Hidayat, MSc<br />

Nama Institusi<br />

Balai Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya<br />

Lahan Pertanian, Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan<br />

Pertanian<br />

Unit Organisasi<br />

Balai Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya<br />

Lahan Pertanian<br />

Alamat JI. Ir. H. Juanda 98, Bogor 16123<br />

Telepon/FaX/Email (0251) 8323012, (0251) 8311256, june@<strong>in</strong>do.netid,<br />

ioen koes@yahoo.com<br />

B. Lembaga La<strong>in</strong> Yang Terlibat<br />

Nama Lembaga<br />

Jangka Waktu Kegiatan 10 (sepuluh) bulan<br />

Biaya Rp 200.454.545,­<br />

Kegiatan<br />

Lanjutan<br />

Rekapitulasi Biaya Tahun Yang Diusulkan<br />

No. Uraian Jumlah (Rp )<br />

1. Belanja Gaji Pegawai 35.700.000<br />

2. Belanja Bahan 14.000.000<br />

3. Belanja Pe~alanan 112.950.000<br />

4. Belanja La<strong>in</strong>nya 37 .804.545<br />

Jumlah 200.454.545<br />

. <br />

Setuju Diusulkan:<br />

Penanggung Jawab Kegiatan<br />

./ J/<br />

~-<br />

to Hardjosuwiryo, MSc<br />

113 197903 1 003<br />

Dr. Ir. A~at, MSc.<br />

NIP. 19461022 197502 1 001


• •<br />

RINGKASAN <br />

Berdasarkan potensi <strong>dan</strong> kesesuian biofisik, lahan tersedia di Indonesia seluas<br />

30,67 juta ha, terdiri atas lahan yang eaeak untuk perluasan pertanian kelompok<br />

lahan basah semusim (sawah) seluas 8,28 juta ha, untuk kelompok pertanian<br />

lahan ker<strong>in</strong>g tanaman semusim seluas 7,08 juta ha, <strong>dan</strong> untuk kelompok tanaman<br />

tahunan seluas 15,31 juta ha. Lahan tersedia diperhitungkan dari lahan yang<br />

potensial dikurangi dengan lahan-Iahan yang telah digunakan. Namun demikian<br />

lahan tersedia 30,67 juta diatas masih mempertimbangkan data pengunaan lahan<br />

tahun 2000 - 2003, dimana sekarang sudah banyak mengalami perubahan,<br />

khususnya pada daerah-daerah atau prop<strong>in</strong>si yang perubahan penggunaan<br />

lahannya cepat, seperti di Sumatera Utara.<br />

Untuk mendapatkan data yang lebih aktual <strong>dan</strong> r<strong>in</strong>ci mengenai ketersediaan<br />

lahan <strong>dan</strong> jenisl kelompok tanaman yang dapat diusahakan pada mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g<br />

prop<strong>in</strong>si, maka perlu dilakukan pemutakhiran data, <strong>dan</strong> untuk itu penelitian<br />

<strong>Aktualisasi</strong> Data Spasial Lahan Potensial Tersedia untuk Mendukung Ketahanan<br />

Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Bioefuel akan dilaksanakan.<br />

Tujuan penelitian adalah : (a). Menyediakan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi potensi<br />

ketersediaan lahan berbagai komoditas pertanian di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong><br />

Sumatera Selatan, skala 1 :100.000, dalam rangka mendukung program<br />

ketahanan pangan <strong>dan</strong> pengembangan biofuel, <strong>dan</strong> (b). Menyusun peta<br />

pewilayahan komoditas pertanian, skala 1 :100.000. di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara<br />

<strong>dan</strong> Sumatera Selatan .<br />

. Hasil sementara yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:<br />

A.Sumatera Se/atan<br />

(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Sumatera Selatan terdiri dari AI<br />

Tuf Volkanl Dasit <strong>dan</strong> Batuan Sedimen Masam<br />

(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan kebun karet (95.608<br />

ha) <strong>dan</strong> Hutan Tanaman Industri (73.431 ha). Yang la<strong>in</strong>nya adalah Kebun<br />

Kelapa Sawit (17.925 ha)m Belukar (3.886 ha), Kebun Campuran (2.597<br />

ha)<br />

<strong>dan</strong> Kebun Campuran campur tegalan (687 ha).<br />

(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Endoaquepts, Dystrudepts,<br />

Pl<strong>in</strong>thudults, Kandiudults, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />

terluas adalah Hapludults.<br />

(4) Daerah penelitian di Muara Enim terbagi atas 7 wilayah komoditas, yaitu<br />

yaitu kelompok Padi Sawah (536 ha), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi<br />

Kayu,Ubi Jalar (845 ha ), Kelompok Kebun Kelapa Sawit (15.689),<br />

Kelompok Kebun Karet (79.547 ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359


• •<br />

3.624 ha), Hutan Tanaman Industri (73.430 ha), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi<br />

atau Hutan (20.528 ha).<br />

(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />

Muara Enim sudah tidak ada, karena lahannya sudah semuanya dipakai<br />

untuk lahan pertanian.,<br />

B.Sumatra Utara<br />

(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terdiri dari Aluvium, Dasit<br />

<strong>dan</strong> Andesit.<br />

(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan belukar (9.371 ha),<br />

kebun karet (828 ha), hutan (26.017 ha), Kebun Cmpuran (46.944 ha),<br />

Perkebunan Kelapa Sawit (25.103 ha), Kelapa Sawit Rakyat (1.387 ha),<br />

Tegalan (8.087 ha), Sawah (1 .212 ha), <strong>dan</strong> Belukar (3.455 ha).<br />

(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Epiaquepts, Endoaquepts,<br />

Dystrudepts, Eutrudepts, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />

terluas adalah Hapludults.<br />

(4) Daerah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terbagi atas 8 wilayah komoditas, yaitu<br />

yaitu kelompok Padi Sawah (1.371 ha ), kelompok Kedelai . Kacang Tanah<br />

(5.121 ha), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi Kayu ,Ubi Jalar (2. 37 3 a<br />

Kelompok Kebun Kelapa Sawit (22.243 ha), Kelompok Kebun Ka e: (<br />

ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359 ha), Kebun Campura ~ 7 L "'=<br />

ha), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi atau Hutan (72.875 ha).<br />

(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />

Deli Ser<strong>dan</strong>g, terdapat seluas seluas 813 ha, se<strong>dan</strong>gkan sisanya 122.845<br />

ha tidak tersedia untuk perluasan areal pertanian. Untuk tanaman Padi<br />

Sawah tersedia 132 ha, Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah 32 ha, Padi<br />

Gogo, Jagung, Ubi Kayu <strong>dan</strong> Ubi jalar 307 ha, Kelapa sawit 58 ha, <strong>dan</strong><br />

Jarak Pagar, Kemiri 284 ha ..


·.. <br />

PRAKATA <br />

Dalam rangka realisasi pelaksanaan kegiatan penelitian Program Insentif<br />

Riset Terapan, kerjasama antara Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Pertanian<br />

dengan Kementerian Negara Riset <strong>dan</strong> Teknologi, tahun anggaran 2010, Balai<br />

Besar Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian telah<br />

melaksanakan kegiatan penelitian <strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> (<strong>in</strong>-<strong>depth</strong> study)<br />

Karakteristik Data Spasial Lahan Potensial Tersedia di Sumatera Utara <strong>dan</strong><br />

Sumatera Selatan, seluas 250.000 ha, skala 1 : 100.000 untuk Mendukung<br />

Ketahanan Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Biofuel.<br />

Penelitian <strong>in</strong>i merupakan kegiatan tahun pertama yang dilaksanakan di<br />

Prop<strong>in</strong>si Suimatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan. Tujuan penelitian <strong>in</strong>i adalah<br />

untuk: (i) Menyediakan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi potensi ketersediaan lahan berbagai<br />

komoditas pertanian di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan, seluas<br />

250.000 ha, skala 1 :100.000, dalam rangka mendukung program ketahanan<br />

pangan <strong>dan</strong> pengembangan biofuel. (ii) Menyusun peta pewilayahan komoditas<br />

pertanian, skala 1: 100.000. di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan.<br />

Laporan <strong>in</strong>i merupakan Laporan Akhir yang menyajikan hasil penelitian,<br />

berdasarkan telaahan deskwork, hasil pengamatan lapangan , hasil ana lisis tanah<br />

di laboratorium <strong>dan</strong> laboratorium GIS.<br />

Kepada Tim Peneliti yang telah melaksanakan penel ian da -22­<br />

menyelesaikan Laporan <strong>in</strong>i kami mengucapkan terima kasih . Semoga La a<br />

bermanfaat bagi yang memerlukan.<br />

Bogor, November 2010<br />

Plt:Kepala Bala' Besar Penelitian <strong>dan</strong><br />

~IP~ - ~~banga Sumberdaya Lahan<br />

::f."~;.~<br />

I ~.:-<br />

, . !ln<br />

\"~\ \ '<br />

r!h( F~ll:' \ \~ l')'<br />

Q I ~t" ' " ." ":\(1\"* I<br />

, *" \r ",. / >J ­<br />


• •<br />

DAFTAR 151 <br />

Halaman<br />

LEMBAR PENGESAHAN .... ........ ..... .. ... ................. ..... .. .. ................................ <br />

RINGKASAN .... .... ................. ..... ... .................. .................... ...................... ...... .<br />

PRAKATA .................. .. ... ..... ..................... .......... .. .......... ...................... ..... .. ...<br />

DAFTAR lSI .... .......... .. ... .. ............ ... .. .... ... ................ .. ... ... .................. .. ............<br />

ii <br />

iv <br />

v <br />

I. PENDAHULUAN .. .......... ... .......................... .. ............. .. .. ..................... .... 1 <br />

1.1.Latar Belakang ... ............................ ......... ... ..... .. ........... ...... .. .. .. ......... 1 <br />

II. TINJAUAN PUSTAKA .. ........ ........ ... ................. .. ..... ..................... ............. 3 <br />

III. TUJUAN DAN MANFAAT .................... ... ... ................ .. ...... ............. .. ........ 7 <br />

IV. METODOLOGI ... ........................... .. ..... ..... ... ......... .. .. .... ............. .. .. .. .. .. .... 8 <br />

4.1. Bahan Penelitian ................ ... ...................... ......................... ............. .. 8 <br />

4.2. Metoda Penelitian ...... .. ................. ........... .. .... ......... .... ...... ... ... ......... ... . 8 <br />

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............. .. .. .. ........... ............ ...................... .... . 13 <br />

5.1. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Selkatan .. .. .................... .. .. ...... .. .. ................ .... ..... 13 <br />

5.1.1 . Keradaan Biofisik L<strong>in</strong>gkungan ....................... ........ .... ... .... .. ........ . 13 <br />

5.1.2. Keadaan Tanah ........................... .......... ..... .... .. .. ........ .. ..... ......... 9 <br />

5.1.3. Kesesuaian Lahan......... .. ... ... ... ... ..... ..... .. .. ..... .. .. .. ..... ... ............... 2~ <br />

5.1.4. Pewilayahan Komoditas.. ............... ..... ................... .. ..... ... ... ....... 2~ <br />

5.1 .5. Ketersediaan Lahan .................. ... .. .. .... .. ... ...... .... ........ ... ... ... .... . <br />

5.2. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara ..................................... ............... .......... ... . 32 <br />

5.2.1. Keradaan Biofisik L<strong>in</strong>gkungan .. .. ............. ... .. ... ............ .. .. ..... ...... 32 <br />

5.2.2. Keadaan Tanah .......... .................. ... ..................................... ... ... 37 <br />

5.2 .3. Kesesuaian Lahan..................... ......... .. ...... .. ........ ... .. ........... ... .... 59 <br />

5.2.4. Pewilayahan Komoditas...... ......................... ......................... ...... 59 <br />

5.2.5. Ketersediaan Lahan ... ................. .. .... ................ .................... .... 64 <br />

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............ .. .. .. .... .... .................... ...... ..... ....... .. ... 67 <br />

DAFTAR PUSTAKA ............ .................... ................. .. ...................... ... ........... 69


• •<br />

I,PENDAHULUAN <br />

1.1.Latar Bela kang<br />

Salah satu isu yang berkaitan dengan sumberdaya lahan pertanian adalah<br />

konversi lahan yang masih berlangsung di beberapa daerah, disamp<strong>in</strong>g itu banjir<br />

<strong>dan</strong> keker<strong>in</strong>gan, fragmentasi lahan, <strong>dan</strong> meluasnya lahan terlantar<br />

(unutilization/abun<strong>dan</strong>ce land) , baik di kawasan budidaya pertanian maupun<br />

kawasan hutan. Sementara itu, fenomena perubahan iklim <strong>dan</strong> mak<strong>in</strong><br />

men<strong>in</strong>gkatnya kesadaran masyarakat <strong>in</strong>ternasional terhadap kelestarian<br />

l<strong>in</strong>gkungan telah memunculkan berbagai persepsi terhadap sumberdaya lahan<br />

<strong>dan</strong> air, baik dalam pemanfaatan <strong>dan</strong> pengelolaan maupun kelestariannya. Tanpa<br />

<strong>in</strong>formasi <strong>dan</strong> data yang akurat tentang potensi, ketersediaan, <strong>dan</strong> kebutuhan<br />

terhadap sumberdaya lahan akan menimbulkan keragaman <strong>dan</strong> kerancuan<br />

pemahaman (miss perception) dalam pemanfaatan <strong>dan</strong> pengelolaan sumberdaya<br />

lahan di masa yang akan datang.<br />

Daratan Indonesia dengan luas 188,2 juta ha (Puslitbangtanak-Ba<strong>dan</strong><br />

Litbang Pertanian, 2000), dipilah atas kawasan hutan seluas 133,7 juta ha<br />

(Dept. Kehutanan, 2008) <strong>dan</strong> kawasan budidaya (pertanian) seluas 54.S JU a<br />

Berdasarkan karakteristik biofisik, terdapat 94,1 juta ha (50%) la a r .' 2r2<br />

potensial untuk pertanian. Sekitar 87,2 juta ha (92,7%) laha!l 0 e sia :s--ss:: _:<br />

terdapat di dataran rendah «700 m dpl) <strong>dan</strong> 7,8 juta di 'a:3-3 _~<br />

(> 700 m dpl). Selanjutnya sekitar 25,4 juta ha (13,5%) lahan terse U J :S~S c<br />

untuk dijadikan lahan basah (sawah), seluas 25,1 juta ha (13,3 %) potensial<br />

lahan ker<strong>in</strong>g tanaman semusim, dengan lereng


·"<br />

konversi <strong>dan</strong> hutan produksi yang secara hukum jika dibutuhkan <strong>dan</strong> disepakati<br />

dapat dijadikan sebagai lahan pertanian.<br />

Lahan tersedia di Indonesia seluas 30,67 juta ha, terdiri atas lahan yang<br />

cocok untuk perluasan pertanian kelompok lahan basah semusim (sawah) seluas<br />

8,28 juta ha, untuk kelompok pertanian lahan ker<strong>in</strong>g tanaman semusim seluas<br />

7,08 juta ha, <strong>dan</strong> untuk kelompok tanaman tahunan seluas 15,31 juta ha . Lahan<br />

tersedia diperhitungkan dari lahan yang potensial dikurangi dengan lahan-Iahan<br />

yang telah digunakan. Namun demikian lahan tersedia 30,67 juta diatas masih<br />

pada skala t<strong>in</strong>jau (1 : 250.000) <strong>dan</strong> mempertimbangkan data pengunaan lahan<br />

tahun 2000 - 2003, dimana sekarang sudah banyak mengalami perubahan,<br />

khususnya pada daerah-daerah atau prop<strong>in</strong>si yang perubahan penggunaan<br />

lahannya cepat, seperti di Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan.<br />

Untuk mendapatkan data yang lebih aktual <strong>dan</strong> r<strong>in</strong>ci mengenai<br />

ketersediaan lahan <strong>dan</strong> jenis/ kelompok tanaman yang dapat diusahakan pada<br />

mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g prop<strong>in</strong>si, maka perlu dilakukan pemutakhiran data, <strong>dan</strong> untuk itu<br />

penelitian <strong>Aktualisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pendalaman</strong> Karakteristik Data Spasial Lahan Potensial<br />

Tersedia untuk Mendukung Ketahanan Pangan <strong>dan</strong> Pengembangan Bioefuel<br />

akan dilaksanakan, pada skala 1 : 100.000<br />

2


·.. <br />

II,TINJAUAN PUSTAKA <br />

Program pengembangan komoditas pertanian, baik tanaman pangan<br />

maupun tanaman perkebunan membutuhkan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi spasial<br />

sumberdaya lahan yang handal <strong>dan</strong> mutakhir sebagai <strong>in</strong>formasi dasar untuk<br />

menyusun perencanaan yang lebih terarah . Data spasial potensi sumberdaya<br />

lahan mempunyai peranan pent<strong>in</strong>g <strong>dan</strong> strategis dalam mendukung<br />

pembangunan pertanian di suatu wilayah, karena data tersebut memberikan<br />

banyak <strong>in</strong>formasi seperti sebaran, luasan, karakteristik lahan, potensi <strong>dan</strong> kendala<br />

penggunaan lahan, serta alternatif teknologi mengatasi kendala tersebut. Data<br />

tersebut hanya dapat diperoleh melalui tahapan kegiatan pemetaan potensi<br />

sumberdaya lahan pad a skala tertentu sesuai dengan tujuan yang <strong>in</strong>g<strong>in</strong> dicapai.<br />

Sesuai dengan pendekatan yang dipilih, dari hasil pemetaan tersebut diperoleh<br />

data spasial/peta tanah (soil map) atau peta satuan lahan (land unit map) yang<br />

dapat digunakan sebagai <strong>in</strong>formasi dasar untuk menyusun berbagai peta-peta<br />

turunan, seperti kesesuaian lahan, pewilayahan komoditas pertanian,<br />

rekomendasil arahan penggunaan lahan, <strong>dan</strong> peta ketersediaan lahan, serta petapeta<br />

tematik la<strong>in</strong>nya.<br />

Dalam pemetaan sumberdaya lahan, skala peta berpera- e : J "3-e -::<br />

mencerm<strong>in</strong>kan t<strong>in</strong>gkat <strong>in</strong>formasi yang dapat disajikan dala e :~ ses _ ~~ :;; - : ::­<br />

tujuan yang <strong>in</strong>g<strong>in</strong> dicapai. Untuk perencanaan t<strong>in</strong>gkai p _ . - s -2:=_ -c = : - =­<br />

diperlukan peta dengan skala 1:250.000, se<strong>dan</strong>gkan un U 15 -:; ""' : ::- 2:: - _-~. :: .<br />

kabupaten atau operasionallapangan diperlukan peta dengan s ala - ::: _ :: :: :: 2 : 2 _<br />

lebih besar (Soil Survey Division Staff, 1993; Subagjo, 1995) Pada s. c ::<br />

1 :50 .000, luas 1 cm 2 pada peta sama dengan 25 ha di lapangan, dengan ukuran<br />

del<strong>in</strong>easi m<strong>in</strong>imum (m<strong>in</strong>imum size del<strong>in</strong>eation/ MSD) 0,40 cm 2 atau 10 ha , art<strong>in</strong>ya<br />

del<strong>in</strong>easi lahan seluas


• •<br />

sumberdaya lahan tersebut dapat dianggap sebagai satuan-satuan evaluasi lahan<br />

(land evaluation units). Evaluasi lahan merupakan proses penilaian t<strong>in</strong>gkat<br />

kesesuaian suatu bi<strong>dan</strong>g lahan untuk penggunaan tertentu , dalam hal <strong>in</strong>i untuk<br />

komoditas pertanian. T<strong>in</strong>gkat ketelitiannya tergantung pada t<strong>in</strong>gkat pemetaan atau<br />

skala peta yang dihasilkan. Mak<strong>in</strong> detail skala peta , mak<strong>in</strong> detail <strong>in</strong>formasi kelas<br />

kesesuaian lahannya. Untuk pemetaan pada skala 1 :50 .000-1 :25.000, penilaian<br />

kelas kesesuaian lahan dilakukan sampai pada t<strong>in</strong>gkat kelas atau subkelas<br />

dengan jenis faktor pembatasnya, yaitu : lahan sang at sesuai (kelas S 1), cukup<br />

sesuai (kelas S2), sesuai marg<strong>in</strong>al (kelas S3) <strong>dan</strong> tidak sesuai (kelas N) untuk<br />

mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g jenis komoditas pertanian. Pr<strong>in</strong>sip metode eva/uasi lahan ada/ah<br />

memband<strong>in</strong>gkan (match<strong>in</strong>g) antara karakteristik lahan (land characteristics)<br />

dengan persyaratan tumbuh/hidup tanaman atau penggunaan lahan (landuse<br />

requirements) untuk setiap satuan evaluasi lahan (CSR/FAO, 1983; Ojaenud<strong>in</strong> et<br />

aI , 2003; FAO, 2007).<br />

Untuk memudahkan dalam evaluasi lahan telah disusun kriteria persyaratan<br />

tumbuh tanaman untuk 112 jenis tanaman, termasuk tanaman penghasil biofuel<br />

(a.1. ubikayu, kedelai , sawit, jarak, tebu , kemiri) , yang didalamnya telah<br />

dimasukkan parameter iklim , terra<strong>in</strong> , <strong>dan</strong> tanah. Parameter iklim anta ra la <strong>in</strong> te rd iri<br />

atas suhu udara (elevasi) <strong>dan</strong> curah hujan; parameter tana h erd iri a~as ~ 12<br />

perakaran, retensi hara, ketersediaan hara, toksisitas: da n a a e"e r " ~- 3 - :S-: ­<br />

atas kelas lereng , s<strong>in</strong>gkapan batuan, batuan di permukaa ' a 2 ) 2 : 3-. - - 2 ­<br />

bahaya erosi (Ojaenud<strong>in</strong> et al., 2003).<br />

Model evaluasi lahan dapat dilakukan melalui penyusunan decision e ~ ­<br />

parameter karakteristik lahan tersebut, <strong>dan</strong> proses perhitungannya secara Cepat<br />

melalui komputerisasi telah dikembangkan program Automated Land Evaluation<br />

System (ALES) yang dapat memperoses data dalam jumlah besar (Rossiter <strong>dan</strong><br />

Van Wambeke, 1997). Evaluasi lahan dapat dilakukan dengan asumsi masukan<br />

(<strong>in</strong>put) "rendah", "se<strong>dan</strong>g", atau "t<strong>in</strong>ggi" sesuai dengan tujuan yang <strong>in</strong>g<strong>in</strong> dicapai.<br />

Masukan "se<strong>dan</strong>g" mengunakan teknologi exist<strong>in</strong>g dengan dukungan fasilitas<br />

pemer<strong>in</strong>tah, seperti kredit permodalan untuk penyediaan saprodi, <strong>dan</strong> teknik<br />

pengelolaan lahan, seperti pemupukan <strong>dan</strong> konservasi tanah. Se<strong>dan</strong>gkan<br />

masukan "t<strong>in</strong>ggi" adalah menggunakan managemen perusahaan besar<br />

(CSR/FAO, 1983).<br />

4


• •<br />

Hasil evaluasi lahan dapat digunakan antara la<strong>in</strong> sebagai dasar untuk<br />

menyusun peta pewilayahan komoditas pertanian yang mempunyai keunggulan<br />

komparatif pada<br />

berbagai zone agroekologi (AEZ) berdasarkan kemiripan<br />

(similarity) karakteristik iklim, terra<strong>in</strong> , <strong>dan</strong> tanah (FAO, 1996).<br />

Pewilayahan<br />

komoditas pertanian merupakan pembagian wilayah potensial berdasarkan<br />

kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditas pertanian tertentu untuk<br />

optimalisasi produktivitas lahan (Biro Perencanaan Deptan, 2001; Djaenud<strong>in</strong> et af.,<br />

2002) . Dengan pengertian tersebut maka pewilayahan komoditas mencakup (a)<br />

tujuan dalam rangka pengembangan suatu komoditas, (b) penentuan wilayah<br />

potensial, <strong>dan</strong> (c) pengembangan komoditas dilakukan melalui pendekatan<br />

wilayah/regional tanpa dibatasi sekat adm<strong>in</strong>istratif kabupaten atau prov<strong>in</strong>si.<br />

Pengembangan komoditas pertanian diarahkan dengan mempertimbangkan<br />

kualitas <strong>dan</strong> ketersediaan sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, kondisi sosial<br />

ekonomi, <strong>dan</strong> <strong>in</strong>frastruktur yang tersedia, agar diperoleh produk pertanian yang<br />

berkualitas <strong>dan</strong> berdaya sa<strong>in</strong>g .<br />

Dari hasil peta pewilayahan komoditas pertanian dapat disusun peta<br />

ketersediaan lahan untuk perluasan pertanian. Peta pewilayahan komoditas<br />

tersebut di-overlay-kan dengan peta penggunaan lahan (presen · landuse capeta<br />

status kawasan hutan atau peta rencana tata r a _ ae 3 _~:~:::: :: _:: _­<br />

peta ketersediaan lahan untuk program as :~-: a - =- - -=.::<br />

ketersediaan lahan yang dimaksud adalah peta ya<br />

_.... _- - ­ -<br />

. -<br />

lahan potensial yang sesuai untuk pengembangan c CJ :2:: - :;.


• a.<br />

proses otomatisasi, seperti pengumpulan data, analisis <strong>dan</strong> penyajian data baik<br />

secara spasial maupun secara tabular (Burrough, 1989).<br />

Dari luas daratan Indonesia 188,2 juta ha (Puslitbangtanak-Ba<strong>dan</strong> Litbang<br />

Pertanian, 2000), terdapat 94,1 juta ha (50%) lahan yang potensial untuk<br />

pertanian.<br />

Sekitar 87,2 juta ha (92,7%) lahan potensial tersebut terdapat di<br />

dataran rendah «700 m dpl) <strong>dan</strong> 7,8 juta di dataran t<strong>in</strong>ggi (> 700 m dpl).<br />

Selanjutnya sekitar 25,4 juta ha (13,5%) lahan tersebut potensial untuk dijadikan<br />

lahan basah (sawah), seluas 25,1 juta ha (13,3 %) potensial untuk lahan ker<strong>in</strong>g<br />

tanaman semusim, dengan lereng


· .. <br />

III. TUJUAN DAN MANFAAT<br />

3.1.Tujuan penelitian<br />

a. Tujuan jangka pendek<br />

(1) Menyediakan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi potensi ketersediaan lahan berbagai<br />

komoditas pertanian di Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan,<br />

seluas 250.000 ha, skala 1 :100.000, dalam rangka mendukung program<br />

ketahanan pangan <strong>dan</strong> pengembangan biofuel.<br />

(2) Menyusun peta pewilayahan komoditas pertanian, skala 1:100.000. di<br />

Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara <strong>dan</strong> Sumatera Selatan<br />

b. Tujuan jangka panjang<br />

(1) Menghasilkan data <strong>dan</strong> <strong>in</strong>formasi ketersediaan lahan di Sumatera sebagai<br />

dasar untuk menyusun perencanaan pen<strong>in</strong>gkatan produksi pangan <strong>dan</strong><br />

pengembangan biofuel.<br />

(2) Menghasilkan <strong>in</strong>formasi peta pewilayahan komoditas pertanian seluruh<br />

Sumatera skala 1: 100.000.<br />

3.2. Manfaat Penelitian<br />

Hasil penelitian <strong>in</strong>i memberi <strong>in</strong>formasi tentang kom odl as a 3 S 2 :; , __<br />

dapat dikembangkan disuatu wilayah di Sumatera Selatan atau Sale 3 L :2-2<br />

Hal bermanfaat bagi para pengambil kebijakan <strong>dan</strong> para <strong>in</strong>vestor ca la<br />

menyusun perencanaan pengembangan komoditas <strong>dan</strong> perencanaan wilayah .<br />

7


• •<br />

IV. METODOLOGI<br />

4.1. Bahan Penelitian<br />

Bahan-bahan penelitian terdiri dari data digital peng<strong>in</strong>deraan jauh, petapeta<br />

dasar rupabumi Indonesia (digital <strong>dan</strong> hardcopy), peta kontur digital/OEM,<br />

peta geologi, peta agroklimat, peta jar<strong>in</strong>gan jalan, peta status kawasan<br />

hutan/tataguna hutan kesepakatan. Sela<strong>in</strong> bahan-bahan tersebut, diperlukan<br />

peralatan penelitian lapangan, antara la<strong>in</strong> bor tanah tipe Belgia, buku Munscell<br />

Soil Color Chart, buku Taksonomi Tanah, kompas, altimeter, GPS (Geographic<br />

Position<strong>in</strong>g System), Abney level <strong>dan</strong> pH-Truogh.<br />

4.2. Metoda Penelitian<br />

Persiapan<br />

Tahap <strong>in</strong>i terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data <strong>dan</strong> studi<br />

pustaka, pengadaan bahan penunjang (data peng<strong>in</strong>deraan jauh, peta-peta<br />

penunjang) <strong>dan</strong> peralatan, serta penyusunan peta dasar.<br />

Pengumpulan Data <strong>dan</strong> Studi Pustaka- Data yang dikumpulkan terdiri atas<br />

data hasil-hasil penelitian/survei tanah terdahulu untuk ditelaah, <strong>dan</strong> dieva luasi<br />

kelengkapan datanya yang relevan, <strong>dan</strong> selanjutnya dikompilasi. Data has il<br />

kompilasi dimasukkan <strong>dan</strong> disimpan dalam basisdata Site and Horizon Description<br />

(SHD). Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari kondisi umum fisik l<strong>in</strong>gkungan<br />

<strong>dan</strong> ketersediaan data penunjang daerah penelitian.<br />

Pengadaan bahan penunjang <strong>dan</strong> peralatan: Mencakup data peng<strong>in</strong>deraan<br />

jauh, peta-peta rupabumi , geologi, agroklimat, landuse , tataguna hutan<br />

kesepakatan, <strong>dan</strong> peta-peta la<strong>in</strong>nya , yang diperoleh dari <strong>in</strong>stansi terkait, seperti<br />

LAPAN, Bakosurtanal, Kehutanan, <strong>dan</strong> BPN. Peralatan yang diperlukan untuk<br />

mendukung persiapan tersebut adalah komputer PC/laptop <strong>dan</strong> program<br />

ArcView/GIS atau ErMaper untuk analisis del<strong>in</strong>iasi satuan lahan.<br />

Penyusunan peta dasar - Peta dasar digital yang digunakan adalah skala<br />

1 :50.000, yang diperoleh dari Bakosurtanal. Peta dasar digital <strong>in</strong>i digunakan untuk<br />

mentransfer hasil analisisl <strong>in</strong>terpretasi satuan lahan.<br />

8


·,..<br />

Kegiatan desk work<br />

Kompilasi data - Kegiatan kompilasi <strong>dan</strong> pengolahan exist<strong>in</strong>g data dari hasil<br />

pemetaan terdahulu dilakukan pada tahap <strong>in</strong>i, yang meliputi evaluasi kelengkapan<br />

data, memasukkan data, <strong>dan</strong> memplot lokas<strong>in</strong>ya pada peta dasar. Evaluasi<br />

kelengkapan <strong>dan</strong> kelayakan data hasil pemetaan tersebut perlu dilakukan<br />

sebelum memasukkan data.<br />

Analisis Citra Landsat - Ana/isis data citra landsat untuk del<strong>in</strong>iasi satuan<br />

/ahan <strong>dan</strong> penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i (present /anduse) dilakukan untuk seluruh<br />

daerah survei. Identifikasi penggunaan /ahan saat <strong>in</strong>i menggunakan data citra<br />

satelit Landsat TM terbaru <strong>dan</strong> tersedia (Tahun 2008 - 2010 ) <strong>dan</strong> kua/itas terbaik.<br />

Citra satelit dipi/ih yang sesuai dengan musim tertentu (setelah panen atau bera).<br />

Satuan lahan terdiri atas unsur landform, bahan <strong>in</strong>duk, relief <strong>dan</strong> /ereng,<br />

ket<strong>in</strong>ggian tempat, t<strong>in</strong>gkat torehan , <strong>dan</strong> pola dra<strong>in</strong>ase. Del<strong>in</strong>iasi satuan lahan<br />

dilakukan dengan r<strong>in</strong>ci , melalui analisis gabungan data citra landsat yang<br />

dioverlay dengan data kontur digitallDEM, peta geologi, <strong>dan</strong> pet a rupabumi secara<br />

visual on screen, dengan menggunakan program Arcview/GIS. Analisis citra<br />

landsat mengikuti pedoman yang diuraikan oleh Mulder <strong>dan</strong> Epema (1986) <strong>dan</strong><br />

Lee et al. (1988). Daerah-daerah yang tidak bisa dianalisis dari citra (karena<br />

tutupan awan), del<strong>in</strong>iasi satuan lahannya diperoleh dari ana lisis on. E .' 2­<br />

geologi. Analisis unsur satuan lahan berpedoman menuru' Go se<br />

Van Zuidam (1986) . Klasifikasi landform, bahan <strong>in</strong>duk, relief/lere 9<br />

mengikuti pedoman dalam K/asifikasi Landform (Marsoedi et ai, 1997} • c~<br />

del<strong>in</strong>iasi satuan /ahan <strong>dan</strong> penggunaan lahan dip<strong>in</strong>dahkan ke peta daS3~ .<br />

Selanjutnya, kedua peta ana/isis tersebut digunakan sebagai dasar untuk rencana<br />

operasi lapangan.<br />

Penelitian /apangan<br />

Prasurvei - Kegiatan <strong>in</strong>i dilaksanakan sebe/um kegiatan survei utama<br />

dengan maksud untuk mempersiapkan hal-hal teknis maupun non-teknis.<br />

Kegiatan non-teknis meliputi pemberitahuan survei <strong>dan</strong> konsultasi dengan Pemda<br />

setempat, <strong>in</strong>formasi tenaga kerja, kemudahan transportasi, <strong>dan</strong> logistik, dll.<br />

Se<strong>dan</strong>gkan hal-hal teknis antara la<strong>in</strong>, dengan melakukan orientasi <strong>dan</strong><br />

9


· .. <br />

pengamatan lapangan untuk mendapatkan gambaran umum daerah survei .<br />

Informasi <strong>in</strong>i digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan awal hasil<br />

analisis satuan lahan <strong>dan</strong> strategi pelaksanaan operasional lapangan.<br />

Survei utama - Survei utama meliputi pengamatan satuan lahan <strong>dan</strong> tanah,<br />

penggunaan lahan, serta pengambilan contoh tanah jika diperlukan. Pengamatan<br />

lapang akan diprioritaskan pada daerah-daerah dengan satuan lahan yang<br />

memunyai lereng < 25 % <strong>dan</strong> penggunaan lahannya alang21 semak belukar atau<br />

hutan yang dapat dikonversi, yaitu satuan lahan yang dianggap tersedia untuk<br />

perluasan areal pertanian. Pengamatan tanah di lapang mengikuti metode<br />

transek dengan memperhatikan hubungan antara tanah <strong>dan</strong> landscape<br />

(K<strong>in</strong>g et ai, 1983; Steers <strong>dan</strong> Hajek, 1978; White, 1966). Pengamatan sifat<br />

morfologi tanah dilakukan melalui pembuatan profil, m<strong>in</strong>ipit, <strong>dan</strong> bor, mengikuti<br />

pedoman Pengamatan Tanah di Lapang (Balitanah, 2003).<br />

Pengamatan di lapangan dilakukan dengan penjelajahan lapangan dengan<br />

memanfaatkan jalan-jalan yang ada atau melalui jalan r<strong>in</strong>tisan untuk mengetahui<br />

kondisi biofisik (landform, bahan <strong>in</strong>duk, relief, penggunaan lahan/vegetasi, pola<br />

dra<strong>in</strong>ase, hidrologil irigasi, pertanian, dll ), <strong>dan</strong> menentukan penyebaran jenis-jenis<br />

tanah. Parameter yang diamati meliputi ciri morfologi (kedalaman, warna , tekstur,<br />

struktur, konsistensi, bahan kasar dll) , klasifikasi tanah, <strong>dan</strong> pengambilan contoh<br />

tanah. Selama pengamatan di lapangan, perbaikan del<strong>in</strong>iasi, penamaan satuan<br />

lahan , <strong>dan</strong> legenda peta dilakukan secara terus menerus , seh<strong>in</strong>gga pada a hi<br />

survei lapangan, peta satuan lahan sementara, sebagai satuan eval as la<br />

sudah dapat diselesaikan.<br />

Penyusunan satuan evaluasi lahan - Menjelang kegiatan lapangan se:esal,<br />

perlu disusun konsep peta satuan evaluasi lahan sementara, yaitu peta anal isis<br />

satuan lahan yang telah dikoreksi berdasarkan pengamatan di lapangan. Dari<br />

hasil pengamatan lapang dapat diketahui kehandalan <strong>in</strong>tegrasi data citra landsat<br />

<strong>dan</strong> kontur digital dalam membantu penyusunan peta tersebut. Informasi yang<br />

disajikan dalam peta <strong>in</strong>i masih bersifat sementara, karena belum didukung oleh<br />

data analisis dari laboratorium.<br />

2 r<br />

10


• a.<br />

Pengolahan data <strong>dan</strong> penyusunan laporan<br />

Pengolahan data meliputi pengolahan data lapangan <strong>dan</strong> data<br />

laboratorium. Data hasil pengamatan lapang <strong>dan</strong> laboratorium dikorelasi untuk<br />

memperoleh data f<strong>in</strong>al yang benar. Hasil pengolahan data <strong>in</strong>i digunakan untuk<br />

perbaikan peta satuan evaluasi lahan <strong>dan</strong> penyusunan legen<strong>dan</strong>ya.<br />

a. Identifikasi <strong>dan</strong> evaluasi kesesuaian lahan<br />

Penilaian dilakukan dengan cara mengkorelasikan (correlation) <strong>dan</strong><br />

mencocokkan (match<strong>in</strong>g) antara data karakteristik lahan (Land Characteristics,<br />

LC) dengan persyaratan tumbuh tanaman/kelompok tanaman (Land Use<br />

Requirements, LUR) yang diproses melalui program ALES (Automated Land<br />

Evaluation System) versi 4.5 (Rossiter and van Wambeke, 1997). Karakteristik<br />

lahan (LC) yang digunakan disusun dalam suatu kualitas lahan sebagai parameter<br />

dari persyaratan tumbuh tanaman atau penggunaan lahan yang meliputi :<br />

topografi (ket<strong>in</strong>ggian), iklim (curah hujan <strong>dan</strong> pola hujan), kondisi perakaran<br />

(kedalaman efektif, dra<strong>in</strong>ase, tekstur) , retensi hara (pH, KTK) , toksisitas<br />

(kejenuhan AI), <strong>dan</strong> terra<strong>in</strong> (Iereng <strong>dan</strong> t<strong>in</strong>gkat torehan) . Persyarata n tumbuh<br />

tanaman untuk evaluasi lahan mengacu pada pedo a· e\al as 13""a""<br />

(Ojaenud<strong>in</strong> et al , 2003). Dalam penelitian <strong>in</strong>i t<strong>in</strong>gkat kesesuas 12 2 ­ ~ ::::~. ,,­<br />

menjadi 4 kelas , yakni: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2 s-ss_ c :'=' ~ .' ;::- :: ~<br />

(S3) , <strong>dan</strong> tidak sesuai (N). Tanaman pertanian yang die a! a'S E SSS _ ::-- :: -- :::.<br />

adalah kelompok tanaman pangan <strong>dan</strong> tanaman perkebunan. as ,= .c 2~<br />

lahan dalam bentuk data tabular dapat ditransfer ke dalam bentuk data SDa s 2<br />

b. Identifikasi penggunaan lahan (present landuse).<br />

Peta analisis penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i (present landuse) dari hasil<br />

kegiatan deskwork dilakukan analisis ulang, dengan mempertimbangkan hasilhasil<br />

pengamatan di lapang . Dari kegiatan <strong>in</strong>i akan dihasilkan peta penggunaan<br />

lahan yang dif<strong>in</strong>itip.<br />

c. Penyusunan peta pewi/ayahan komoditas.<br />

Peta pewilayahan komoditas disusun didasarkan pada hasil evaluasi kesesuaian<br />

lahan, komoditas unggulan pad a tiap-tiap Kabupaten, penggunaan lahan sa at <strong>in</strong>i,<br />

11


• I><br />

peta status lahan (status hutan <strong>dan</strong> ij<strong>in</strong>-ij<strong>in</strong> untuk perkebunan besar), RTRW<br />

Kabupaten <strong>dan</strong> arahan pembangunan daerah. Dalam menyusun pewilayahan<br />

komoditas <strong>in</strong>i lahan-Iahan yang telah digunakan <strong>dan</strong> bersifat permanen misalnya<br />

perkebunan akan dipertahankan selama kelas kesesuaiannya termasuk sesuai<br />

<strong>dan</strong> tidak membahayakan keadaan l<strong>in</strong>g kung an.<br />

d. Analisis ketersediaan lahan<br />

Analisis dilakukan dengan sistem tumpangtepat (overlay) antara peta<br />

pewilayahan komoditas (hasil kegiatan c) <strong>dan</strong> peta penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i<br />

(hasil kegiatan b) <strong>dan</strong> peta status lahan. Peta ketersediaan lahan disajikan<br />

dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografi (SIG). Ketersediaan lahan yang<br />

dimaksud dis<strong>in</strong>i adalah lahan-Iahan yang sesuai untuk pertanian yang saat <strong>in</strong>i<br />

belum dimanfatkan <strong>dan</strong> termasuk kawasan budidaya (bukan kawasan l<strong>in</strong>dung).<br />

Faktor status kepemilikan lahan, seperti hak milik, hak guna usaha, tidak<br />

dipertimbangkan.<br />

Laporan hasil penelitian disajikan dalam bentuk naskah laporan <strong>dan</strong> petapeta<br />

yang disajikan dalam format digital dengan teknik SIG.<br />

12


• •<br />

5.1. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Selatan<br />

5.1.1. Keadaan Fisik L<strong>in</strong>gkungan Daerah Penelitian<br />

5.1.1.1. Lokasi <strong>dan</strong> Perhubungan<br />

Daerah penelitian meliputi areal seluas 195.510 Ha, terletak pada 3 (tiga)<br />

kecamatan, yaitu Kecamatan Rambang Dangku, Rambang, <strong>dan</strong> Lubai,<br />

Kabupaten Muara Enim, Prov<strong>in</strong>si Sumatera Selatan. Secara geografis, daerah<br />

penelitian terletak antara 103°55'30" BT - 104°28'25" BT <strong>dan</strong> antara 3°22'20" LS ­<br />

3°54'15" LS. Peta adm<strong>in</strong>istrasi Kabupaten Muara Enim disajikan pada Gambar 1.<br />

Batas daerah penelitian sebelah utara berbatasan dengan Kota<br />

Prabumulih, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komer<strong>in</strong>g Ulu,<br />

sebelah barat dengan Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Lawang Kidul<br />

<strong>dan</strong> Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim, <strong>dan</strong> sebelah timur dengan<br />

Kabupaten Ogan Komer<strong>in</strong>g lIir.<br />

u<br />

KAB.MURA<br />

KAR BANYUASIN<br />

PALEMBAN G<br />

*s<br />

KAB. LAHAT<br />

Gambar 1. Peta Adm<strong>in</strong>istrasi Kabupaten Muara Enim<br />

Daerah penelitian be~arak sekitar 160 km dari ibukota Prov<strong>in</strong>si<br />

:Jalembang) <strong>dan</strong> dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat<br />

- - ama 4 jam, melalui jalan l<strong>in</strong>tas utama yang menghubungkan antara<br />

13


• •<br />

Palembang-Prabumulih-Muara Enim dengan kondisi jalan cukup baik berupa<br />

jalan aspal hotmik. Kendaraan yang mel<strong>in</strong>tasi jalan <strong>in</strong>i frekuens<strong>in</strong>ya cukup pad at.<br />

5.1.1.2. Iklim<br />

Data curah hujan yang diambil dari hasil pencatatan D<strong>in</strong>as Tanaman<br />

Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Muara Enim tahun 2008 (Muara Enim Dalam<br />

Angka 2009) disajikan pada Tabel1.<br />

Menurut Schmidt <strong>dan</strong> Ferguson (1951), Kabupaten Muara Enim<br />

mempunyai type hujan tergolong A (basah). T<strong>in</strong>gkat kebasahan <strong>in</strong>i dicerm<strong>in</strong>kan<br />

oleh bulan basah (>100 mmlbulan) yang te~adi selama 11 bulan <strong>dan</strong> tanpa bulan<br />

ker<strong>in</strong>g « 60 mm/bulan).<br />

Menurut Troyer (1976) distribusi curah hujan tergolong A. Pola hujan A<br />

<strong>in</strong>i, meng<strong>in</strong>dikasikan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara musim<br />

penghujan dengan musim kemarau. Musim penghujan te~adi pada bulan<br />

Agustus sampai April yang mencapai puncaknya pada bulan Desember, Maret<br />

<strong>dan</strong> April. Musim kemarau te~adi pada bulan Mei sampai Juli <strong>dan</strong> mencapai<br />

puncaknya pada bulan Juli.<br />

Tabel 1. Curah hujan bulanan,pola <strong>dan</strong> tipe hujan,serta zona agroklimat di<br />

K a b upa t en Muara E nrm '<br />

Curah Hari Hujan<br />

Karasteristik I klim<br />

Bulan<br />

Hujan (mm) Chari) Schmidt <strong>dan</strong> Ferguson (1951) Oldem2n ·et (3 1. ( ! ~s: ; .<br />

Jan 289 15 Bulan Basah Bulan Basall<br />

Feb 210 12 Bulan Basah Bulan Basah<br />

Mar 416 16 Bulan Basah Bulan Basah<br />

Apr 340 13 Bulan Basah Bulan Basah<br />

Mei 149 8 Bulan Basah Bulan Lembab<br />

Jun 115 6 Bulan Lembab<br />

Bulan Lembab<br />

Jul 63 5 Bulan Basah<br />

Bulan Ker<strong>in</strong>g<br />

Ags 263 11 Bulan Basah<br />

Bulan Basah<br />

Sep 213 10 Bulan Basah<br />

Bulan Basah<br />

Okt 304<br />

15 Bulan Basah<br />

Bulan Basah<br />

Nap 236 13 Bulan Basah<br />

Bulan Basah<br />

Des 355 13 Bulan Basah<br />

Bulan Basah<br />

-ahunan 2.954 137 BB = 11, BK =0 BB =9, BK =1<br />

~JIT\ber<br />

: D<strong>in</strong>as Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hartikultura Kabupaten Muara Emm tahun 2008 (Muara<br />

Enim Dalam Angka 2009)<br />

14


• •<br />

Zonasi iklim suatu wilayah didasarkan pada jumlah bulan basah <strong>dan</strong> bulan<br />

ker<strong>in</strong>g. Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan >200 mm/bulan <strong>dan</strong> bulan<br />

ker<strong>in</strong>g adalah bulan dengan curah hujan


·.. <br />

Berdasarkan hasil <strong>in</strong>terpretasi citra landsat <strong>dan</strong> radar yang didukung oleh<br />

peta geologi, data OEM (Digital Elevation Model) <strong>dan</strong> hasil pengamatan lapang,<br />

daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 grup landform utama, yaitu: (1)<br />

Aluvial, (2) Volkanik, (3) TektoniklStruktural, <strong>dan</strong> (4) Grup Aneka. R<strong>in</strong>cian<br />

landform <strong>dan</strong> relief di daerah penelitian disajikan pad a Tabel 2.<br />

Tabel 2. R<strong>in</strong>cian landform <strong>dan</strong> relief di daerah penelitian<br />

Landfonn Relief Bahan Induk Luas<br />

Simbol Uraian (Iereng) Ha %<br />

Au112n Dataran Banjir Agak datar Endapan liat 1.374 0,70<br />

(1-3%)<br />

Au1121f Tanggul Sungai Datar Endapan liat 807 0,41<br />

«1%)<br />

Au1122f Rawa Belakang Sungai Datar Endapan liat 952 0,49<br />

«1%)<br />

Au15n Jalur Aliran Agak datar Endapan liat 13.612 6,96<br />

(1-3%)<br />

Vd31n Dataran Volkan Agak datar Dasit 34.010 17,40<br />

(1-3%)<br />

Vd31u Dataran Volkan Berombak Dasit 110.410 56,47<br />

(3-8%)<br />

Vd31r Dataran Volkan Bergelombang Dasrt: 29.045 14,86<br />

(8-15%)<br />

Tfq11n Dataran Tektonik Agak datar Batuliat <strong>dan</strong> Batupasir I 1.467 0, S<br />

(1-3%)<br />

Tfq11u Dataran Tektonik Berombak Batuliat <strong>dan</strong> Batupasjr 2A 59 - -<br />

(3-8%)<br />

Xl Pemukiman - - I 1.199 0.61<br />

X3 Tubuh Air - - 154 0 ,03<br />

X5 Pertambangan - - 22J 0,0 1<br />

Jumlah 1195.510 100,00<br />

1) Grup Aluvial (A)<br />

Grup aluvial di daerah penelitian merupakan landform muda (resen) yang<br />

·erbentuk dari proses fluvial (aktivitas sungai) <strong>dan</strong> anak-anaknya. Relief grup <strong>in</strong>i<br />

_m umnya datar (lereng


(2) Grup Volkanik (V)<br />

Grup Volkanik di daerah penelitian tergolong wilayah terluas. Landform <strong>in</strong>i<br />

terbentuk karena aktivitas volkan/gunung berapi telah lanjut. Bahan <strong>in</strong>duk tanah<br />

penyusun landform <strong>in</strong>i adalah batuan dasit. Grup volkanik di daerah penelitian<br />

berupa data ran volkanik tua (V31) dengan bentuk wilayah atau relief bervariasi<br />

dari agak datar (Iereng 1-3%) sampai bergelombang (Iereng 8-15%). Penyebaran<br />

grup volkanik <strong>in</strong>i seluas 173.464 Ha atau 88,72%.<br />

(3) Grup TektoniklStruktural (T)<br />

Landform <strong>in</strong>i terbentuk karena a<strong>dan</strong>ya proses tektonik berupa<br />

pengangkatan <strong>dan</strong> pelipatan, ditunjukkan oleh lapisan-Iapisan geologi yang<br />

terlipat. Bahan <strong>in</strong>duk penyusun landform <strong>in</strong>i adalah batuliat <strong>dan</strong> batupasir dengan<br />

relief agak datar (Iereng 1-3%) sampai berombak (Iereng 3-8%). Penyebaran grup<br />

<strong>in</strong>i seluas 3.926 Ha atau 2,01 %.<br />

(4) Grup Aneka Bentuk (X)<br />

Grup <strong>in</strong>i terdiri dari pemukiman (X2), tubuh air (X3) , <strong>dan</strong> pertambangan<br />

(X5). Penyebaran grup <strong>in</strong>i sangat sempit, total luasnya sekitar 1.375 Ha (0.70 I:).<br />

dengan r<strong>in</strong>cian pemukiman seluas 1.199 Ha (0,61%), tubuh air 154 Ha (<br />

<strong>dan</strong> pertambangan 22 Ha (0,01%).<br />

5.1.1.5. Penggunaan Lahan<br />

Berdasarkan hasil <strong>in</strong>terpretasi citra landsat <strong>dan</strong> pengamatan lapang, jenis<br />

enggunaan lahan di daerah penelitian terdiri dari: (a) belukar, (b) hutan tanaman<br />

. dustri (HTI), (c) kebun campuran, (d) kebun campuran/tegalan, (e) kebun karet,<br />

I<br />

perkebunan kelapa sawit, (g) pemukiman, (h) tubuh air, <strong>dan</strong> (i) pertambangan.<br />

~n cian jenis penggunaan lahan di daerah penelitian disajikan pada Tabel 3.<br />

3elukar (BI)<br />

Belukar merupakan kelompok tanaman hutan berbagai jenis vegetasi<br />

:=ngan diameter pohon


• •<br />

landform aluvial dengan relief datar sampai agak datar (Iereng 1-3%).<br />

Penyebarannya cukup sempit, meliputi areal seluas 3.886 Ha atau 1,99%.<br />

Tabel 3. R<strong>in</strong>cian jenis penggunaan lahan di daerah penelitian<br />

Simbol<br />

Uraian<br />

Luas<br />

Ha %<br />

BI Belukar 3.886 199<br />

HTI Hutan Tanaman Industri 73.431 3756<br />

Kc Kebun Campuran 2.597 133<br />

Kc/Tg Kebun Campuran/Tegalan 687 035<br />

Kr Kebun Karet 95.608 4890<br />

Ks Perkebunan Kelapa Sawit 17.925 9 17<br />

X2 Pemukiman 1.199 061<br />

X3 Tubuh Air 155 0,08<br />

X5 Pertambangan 22 001<br />

Total 195.510 100,00<br />

Hutan Tanaman Industri (HTI)<br />

Hutan Tanaman Industri dijumpai di bag ian barat daerah penelitian pada<br />

landform aluvial, volkanik, <strong>dan</strong> tektonik. Tanaman yang ditanam umumnya berupa<br />

Acacia Mangium. Kondisi HTI cukup terawat dengan baik. Penggun aa la a i'<br />

tersebar sangat luas, sekitar 73.431 Ha atau 37,56%.<br />

Kebun Campuran (Kc)<br />

Penggunaan lahan <strong>in</strong>i umumnya tersebar pada landform tanggul sungai,<br />

awa belakang sungai <strong>dan</strong> dataran volkanik. Vegetasi yang ditanam umumnya<br />

berupa tanaman durian, kelapa, mangga <strong>dan</strong> la<strong>in</strong>-la<strong>in</strong>. Luas penggunaan lahan <strong>in</strong>i<br />

adalah sebesar 2.597 Ha atau 1,33%.<br />

ebun CampuranlTega/an (KclTg)<br />

Kebun campuranfTegalan umumnya diusahakan oleh penduduk di daerah<br />

3 an ker<strong>in</strong>g <strong>dan</strong> sekitar tanggul sungai. Jenis tanaman yang ditanam pada lahan<br />

•sbun campuran adalah kelapa, rambutan, kopi, coklat <strong>dan</strong> pisang, se<strong>dan</strong>gkan<br />

:2da lahan tegalan berupa tanaman palawija Uagung <strong>dan</strong> kacang-kacangan).<br />

:::enggunaan lahan <strong>in</strong>i meliputi areal seluas 687 Ha atau 0,35%.<br />

18


·.,<br />

Kebun Karet (Kr)<br />

Kebun Karet umumnya diusahakan masyarakat dengan pemeliharaan<br />

cukup baik <strong>dan</strong> <strong>in</strong>tensif seh<strong>in</strong>gga lahan tidak ditumbuhi semak <strong>dan</strong> belukar. Kebun<br />

karet rakyat memiliki penyebaran pal<strong>in</strong>g luas di daerah penelitian, dijumpai<br />

terutama pada landform dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%)<br />

h<strong>in</strong>gga bergelombang (8-15%). Penggunaan lahan <strong>in</strong>i menempati areal seluas<br />

95.608 Ha atau 48,90%.<br />

Perkebunan Ke/apa Sawit (Ks)<br />

Kebun kelapa sawit di daerah penelitian umumnya dikelola oleh<br />

perusahaan dengan teknik pengelolaan <strong>in</strong>tensif <strong>dan</strong> modem. Penyebaran kebun<br />

kelapa sawit cukup luas, dijumpai di bagian utara <strong>dan</strong> timur daerah penelitian<br />

pad a landform dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%) h<strong>in</strong>gga<br />

bergelombang (Iereng 8-15%). Penggunaan lahan <strong>in</strong>i meliputi areal seluas 17.925<br />

Ha atau 9,17%.<br />

5.1.2. Keadaan Tanah<br />

Hasil identifikasi lapangan <strong>dan</strong> didukung oleh data a alisa la<br />

tanah di daerah penelitian diklasifikasikan menurut Taksonomi Ta nah S<br />

Staff, 2006) menjadi 3 Ordo yang menurunkan 7 Subgrup, yar () I<br />

(Typic Endoaquepts <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts), (2) Ultisols (Typic Kand iud , T ' _<br />

Kanhapludults, <strong>dan</strong> Typic Hapludults), <strong>dan</strong> (3) Oxisols (Typic HapludoxJ.<br />

Klasifikasi tanah di daerah penelitian disajikan pada Tabel 4.<br />

-abel 4. Klasifikasi tanah di daerah penelitian<br />

Ordo<br />

Subordo<br />

- ceptisols Aquepts<br />

Ude ts<br />

'5015 Udults<br />

_ '5015<br />

Udox<br />

Kandiudults<br />

Kanhapludults<br />

Ha ludults<br />

Ha ludox<br />

19


• •<br />

(1) Inceptisols<br />

Inceptisols merupakan tanah-tanah yang telah terjadi alterasi, perubahan<br />

wama, ada bentukan struktur, <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya akumulasi liat silikat tetapi belum<br />

memenuhi syarat argilik atau terdapat karatan pada tanah-tanah yang mempuyai<br />

berdra<strong>in</strong>ase terhambat. Penyebaran Inceptisols di daerah penelitian pada<br />

landform aluvial, tektonik <strong>dan</strong> volkanik dengan relief bervariasi dari datar sampai<br />

bergelombang.<br />

Oi daerah penelitian ditemukan Subordo Aquepts <strong>dan</strong> Udepts. Subordo<br />

Aquepts berkembang dari bahan aluvium (endapan liat) <strong>dan</strong> terdapat pada lahan<br />

datar atau cekung, seh<strong>in</strong>gga proses reduksi <strong>dan</strong> oksidasi dom<strong>in</strong>an, yang dicirikan<br />

dengan tanah yang sudah berkembang <strong>dan</strong> warna tanah terdapat karatan.<br />

Subordo <strong>in</strong>i menurunkan Grup Endoaquepts <strong>dan</strong> Subgrup Typic Endoaquepts.<br />

Se<strong>dan</strong>gkan Subordo Udepts mempunyai posisi lebih t<strong>in</strong>ggi dengan dra<strong>in</strong>ase baik,<br />

berkembang dari bahan sedimen <strong>dan</strong> volkan, memiliki rejim kelembaban tanah<br />

udik <strong>dan</strong> kejenuhan basanya kurang dari 60%. Subordo <strong>in</strong>i menurunkan Grup<br />

Dystrudepts <strong>dan</strong> Subgrup Typic Oystrudepts.<br />

Typic Endoaquepts - Tanah berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk endapan liat.<br />

Tanah <strong>in</strong>i mempunyai tipe penjenuhan endosaturation, yaitu tanah jenuh air pada<br />

seluruh penampangnya <strong>dan</strong> memberikan reaksi positrf terhadap aa dip .<br />

Penyebarannya se<strong>dan</strong>g, dijumpai terutama pada grup landform al ial ( aa-o<br />

banjir, rawa belakang sungai <strong>dan</strong> jalur aliran) dengan relief datar (lereng < ) 1<br />

sampai agak datar (Iereng 1-3%). Solum tanah tergolong se<strong>dan</strong>g sampai dala ,<br />

lapisan atas berwama kelabu (5Y 5/1) <strong>dan</strong> lapisan bawah berwama kelabu (5Y<br />

5/1) sampai kelabu terang (5Y 7/1), tekstur liat, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis,<br />

dra<strong>in</strong>ase terhambat. Reaksi tanah masam (pH 4,8-5,1), kandungan C-organik<br />

t<strong>in</strong>ggi (4,40%) di lapisan atas <strong>dan</strong> rendah sampai se<strong>dan</strong>g (1,13-2,15%) di lapisan<br />

bawah. Kandungan N rendah sampai se<strong>dan</strong>g (0,11-0,43%), P potensial se<strong>dan</strong>g<br />

(21-26 mg/100g), K potensial sangat rendah sampai rendah (7-12 mg/100g), P<br />

tersedia se<strong>dan</strong>g sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (9-32 ppm), Ca dapat tukar rendah sampai<br />

se<strong>dan</strong>g (5-7 cmolclkg), Mg dapat tukar t<strong>in</strong>ggi (3-5 cmolc!kg), K <strong>dan</strong> Na dapat tukar<br />

endah « 0,3 cmolclkg), kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (20-22 cmolclkg). Tanah <strong>in</strong>i<br />

sangat sesuai untuk budidaya padi sawah.<br />

Typic Oystrudepts - Tanah berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk batuliat <strong>dan</strong><br />

aatupasir. Penyebarannya cukup sempit, dijumpai terutama pada landform<br />

20


·.. <br />

dataran tektonik dengan relief agak datar (Iereng 100<br />

cm), wama tanah lapisan atas coklat gelap (10YR 3/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah coklat<br />

kekun<strong>in</strong>gan (10YR 5/6-5/8), tekstur lempung liat berpasir di lapisan atas <strong>dan</strong> liat<br />

berpasir sampai liat di lapisan bawah, struktur gumpal, konsistensi agak lekat di<br />

lapisan atas <strong>dan</strong> lekat di lapisan bawah, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah masam (pH<br />

5,0), kandungan C-organik se<strong>dan</strong>g di lapisan atas <strong>dan</strong> rendah di lapisan bawah,<br />

basa-basa dapat tukar <strong>dan</strong> kapasitas tukar kation rendah. Tanah <strong>in</strong>i umumnya<br />

dipergunakan untuk budidaya pertanian tanaman pangan maupun perkebunan.<br />

(2) Ultisols<br />

Ultisols adalah tanah-tanah yang telah berkembang lanjut, dicirikan oleh<br />

a<strong>dan</strong>ya horison iluviasi liat silikat yang memenuhi persyaratan argiliklkandik, <strong>dan</strong><br />

kejenuhan basa rendah «35%). Akibat t<strong>in</strong>gkat pelapukan yang <strong>in</strong>tensif dapat<br />

membentuk m<strong>in</strong>eral liat sekunder, yaitu kaol<strong>in</strong>it, gibsit, <strong>dan</strong> oksida-oksida Fe <strong>dan</strong><br />

AI. Tanah <strong>in</strong>i menurunkan empat subgrup, yaitu: Typic Pl<strong>in</strong>thudults, Typic<br />

Kandiudults, Typic Kanhapludults, <strong>dan</strong> Typic Hapludults.<br />

Typic Pl<strong>in</strong>thudults - Tanah <strong>in</strong>i dicirikan oleh a<strong>dan</strong>ya pl<strong>in</strong>tit dalam jumlah<br />

banyak pada satu atau lebih horizon di dalam kedalaman 150 em dar; permukaan<br />

tanah. Pl<strong>in</strong>thudults di daerah penelitian umumnya berkembang <strong>dan</strong> bahan <strong>in</strong>duk<br />

batuliat, batupasir, <strong>dan</strong> dasit. Penyebarannya se<strong>dan</strong>g, dijumpai pada landform<br />

dataran tektonik <strong>dan</strong> dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%)<br />

sampai berombak (Iereng 3-8%). Solum tanah umumnya dalam (100-150 cm).<br />

Wama tanah lapisan atas coklat gelap (10YR 3/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah coklat<br />

(7,5YR 4/4) sampai coklat kuat (7,5YR 5/6), tekstur lempung berpasir sampai<br />

lempung liat berpasir di lapisan atas <strong>dan</strong> liat berpasir sampai liat di lapisan bawah,<br />

struktur gum pal, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah masam<br />

(pH 4,7-5,1), kandungan C-organik lapisan atas bervariasi dari sangat rendah<br />

sampai rendah (0,41-1,73%). Kandungan N sangat rendah sampai rendah (0,04­<br />

,13%), P <strong>dan</strong> K potensial sangat rendah (2-6 mg/100g), P tersedia bervariasi dari<br />

"endah sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (7-96 ppm), Ca dapat tukar sangat rendah sampai<br />

"endah (0,24-2,53 cmolJkg), Mg dapat tukar sangat rendah sampai rendah (0,16­<br />

45 cmolJkg), K dapat tukar sangat rendah (0,03-0,08 cmoIJkg), Na dapat tukar<br />

21


· .. <br />

sangat rendah sampai se<strong>dan</strong>g (0,06-0,73 emolc/kg), kapasitas tukar kation sang at<br />

rendah sampai rendah (3-6 emole/kg). Tanah <strong>in</strong>i umumnya dipergunakan untuk<br />

budidaya pertanian tanaman perkebunan (karet <strong>dan</strong> kelapa sawit).<br />

Typic Kandiudults - Tanah <strong>in</strong>i berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk batuliat,<br />

batupasir, <strong>dan</strong> dasit. Penyebarannya sangat luas, dijumpai pad a landform data ran<br />

tektonik <strong>dan</strong> dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%) sampai<br />

bergelombang (Iereng 8-15%). Solum tanah umumnya sang at dalam (>150 em).<br />

Warna tanah lapisan atas coklat gelap (10YR 3/3) sampai eoklat (10YR 4/3) <strong>dan</strong><br />

lapisan bawah eoklat (7,5YR 4/4) sampai coklat kuat (7,5YR 5/6), tekstur lempung<br />

liat berpasir sampai liat di lapisan atas <strong>dan</strong> liat berpasir sampai liat di lapisan<br />

bawah, struktur gumpal, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah<br />

masam (pH 4,7-5,1), kandungan C-organik lapisan atas bervariasi dari sangat<br />

rendah sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (0,49-5,15%) <strong>dan</strong> lapisan bawah sangat rendah<br />

sampai rendah (0,37-1,01 %). Kandungan N sangat rendah sampai rendah (0,03­<br />

0,22%), P <strong>dan</strong> K potensial sangat rendah (2-14 mg/100g), P tersedia sangat<br />

rendah sampai rendah (2-6 ppm), Ca dapat tukar sangat rendah sampai rendah<br />

(0,49-2,15 emolc/kg), Mg dapat tukar sangat rendah sampai rendah (0,15-D,61<br />

cmole/kg), K <strong>dan</strong> Na dapat tukar sangat rendah sampai rendah « 0,2 cmo<br />

"


• •<br />

sampai t<strong>in</strong>ggi (2-16 ppm), Ca <strong>dan</strong> Mg dapat tukar sangat rendah « 0,7 cmolJkg),<br />

K <strong>dan</strong> Na dapat tukar sangat rendah sampai rendah « 0,2 cmolJkg), kapasitas<br />

tukar kation sang at rendah sampai rendah (4-10 cmoIJkg). Tanah <strong>in</strong>i umumnya<br />

dipergunakan untuk budidaya pertanian tanaman perkebunan (karet <strong>dan</strong> keJapa<br />

sawit) <strong>dan</strong> hutan tanaman <strong>in</strong>dustry (HTI).<br />

Typic Hap/udu/ts - Tanah <strong>in</strong>i berkembang dari bahan <strong>in</strong>duk batuliat <strong>dan</strong><br />

dasit. Penyebarannya cukup luas, dijumpai pada landform dataran tektonik <strong>dan</strong><br />

dataran volkanik dengan relief agak datar (Iereng 1-3%) sampai bergelombang<br />

(Iereng 8-15%). Solum tanah umumnya dalam (100-150 em). Wama tanah lapisan<br />

atas coklat (7,5YR 4/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah coklat (7,5YR 5/4) sampai coklat kuat<br />

(7,5YR 5/6), tekstur lempung liat berpasir di lapisan atas <strong>dan</strong> Hat berpasir sampai<br />

liat di lapisan bawah, struktur gumpal, konsistensi lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik.<br />

Reaksi tanah masam (pH 4,8-5,0), kandungan C-organik sangat rendah sampai<br />

rendah (0,44-1,60%). Kandungan N sangat rendah sampai rendah (0,04-0,13%),<br />

P <strong>dan</strong> K potensial sangat rendah (2-4 mg/100g), P tersedia sangat rendah sampai<br />

rendah (2-5 ppm), Ca <strong>dan</strong> Mg dapat tukar sangat rendah « 0,8 cmolJ!enyebarannya cukup sempit, dijumpai terutama pada landform dataran volkanik<br />

:engan relief berombak (Iereng 3-8%) sampai bergelombang (lereng 8-15%).<br />

:::-olum tanah umumnya dalam (100-150 em). Warna tanah lapisan atas coklat<br />

23


, . ..<br />

gelap (7,5YR 3/3) <strong>dan</strong> lapisan bawah berwarna coklat kemerahan sampai merah<br />

(5YR 4/6-5/6 <strong>dan</strong> 2,5YR 4/6 ), tekstur liat, struktur gumpal, konsistensi gembur,<br />

lekat <strong>dan</strong> plastis, dra<strong>in</strong>ase baik. Reaksi tanah masam (pH 5,0), kandungan C­<br />

organik sangat rendah sampai rendah, K <strong>dan</strong> P potensial sangat rendah, P<br />

tersedia sangat rendah, basa-basa dapat tukar (Ca, Mg, K, <strong>dan</strong> Na) sangat<br />

rendah, <strong>dan</strong> kapasitas tukar kation rendah sampai sangat rendah. Tanah <strong>in</strong>i<br />

umumnya dipergunakan untuk budidaya pertanian tanaman perkebunan (karet).<br />

5.1 ..2.1. Satuan Lahan<br />

Satuan lahan terdiri atas unsur landform, bahan <strong>in</strong>duk, bentuk wilayah <strong>dan</strong><br />

lereng, t<strong>in</strong>gkat torehan serta keterangan jenis tanahnya. Didaerah penelitian<br />

dijumpai 11 Satuan Lahan (Tabel 5).<br />

24


I Ul ,I" ~.I .<br />

I<br />

No Simbol Landform Bahan Induk Bentuk Wilayah Lereng (%) T<strong>in</strong>gkat Torehan Ket<strong>in</strong>ggian Luas<br />

(m) Ha %<br />

1 1Au112.nO Datam Banjir End.Liat Agak Datar 1 sd 3 Tdk Tertoreh 0-50 1.085 0,6<br />

2 1Au1121.f0 Tanggul Sungai End.Liat Datar


· .. <br />

5.1.3.Kesesuaian Lahan<br />

Pada penelitian <strong>in</strong>i komoditas yang d<strong>in</strong>ilai kelas kesesuaian lahannya<br />

adalah kelompok komoditas tanaman pangan <strong>dan</strong> penghasil biofuel (padi sawah,<br />

padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit, karet,<br />

jarak pagar <strong>dan</strong> kemiri. Untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari hasil<br />

penilaian kelas kesesuaian lahan untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g komoditas, <strong>dan</strong> untuk<br />

penyusunan pewilayahan komoditas, perlu disusun kesesuaian lahan terpilih yang<br />

disusun berdasarkan prioritas.<br />

Dalam penyusunan kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, hanya lahan-Iahan yang<br />

termasuk kelas Sesuai (kelas S) saja yang dipertimbangkan. Kemudian dalam<br />

menentukan kelas kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, prioritas diberikan pad a kelompok<br />

tanaman pangan, <strong>dan</strong> prioritas berikutnya diperuntukkan untuk tanaman<br />

perkebunan atau tanaman tahunan. Dengan demikian jika sesuatu lahan<br />

termasuk kelas Sesuai untuk kelompok tanaman pangan, tanaman perkebunan<br />

<strong>dan</strong> atau tanaman tahunan, maka prioritas dalam menentukan kelas kesesuaian<br />

lahan terpilih diberikan untuk tanaman pangan. Tabel 6 menyajikan hasil<br />

penilaian Kelas Kesesuaian Lahan di daerah penelitian.<br />

5.1.4.Pewilayahan Komoditas<br />

Pengembangan kawasan sentra produksi, khususnya untuk komcl(f las<br />

pertanian membutuhkan keterpaduan dalam perencanaan seh<strong>in</strong>gga efe .<br />

mengarahkan <strong>dan</strong> menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan <strong>dan</strong> acuan bagi<br />

Instansi atau Unit kerja teknis dalam menyusun rencana, dimana salah satu<br />

eterpaduan adalah keterpaduan spasial.<br />

Keterpaduan spasial dimaksudkan agar kawasan sentra produksi mampu<br />

enjadi pedoman yang memadukan ruang berbagai pengembangan komoditas<br />

ertanian pada wi/ayah tertentu. Dalam keterpaduan ruang tersebut dikaitkan<br />

3ntara pusat produksi <strong>dan</strong> pusat pengolahan <strong>dan</strong> pemasaran melalui pengadaan<br />

rasarana, atau fasilitas la<strong>in</strong> yang sal<strong>in</strong>g menunjang dalam satu lokasi. Hal yang<br />

~ nt<strong>in</strong>g dalam memadukan ruang adalah membentuk pewilayahan komoditas,<br />

:: ar terdapat keseragaman dalam mengelola kawasan-kawasan yang sejenis,<br />

seh<strong>in</strong>gga efektifrtas <strong>dan</strong> efisiensi dapat tercapai.<br />

26


No<br />

SPT<br />

Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan di Muara Enim<br />

Kelas Kesesuaian Lahan lIntllk tanaman<br />

Padi sawah Padigogo IJagung Ubikayu Ubi jalar Kedelc Kc Tanah Kip Sawit<br />

Karet Kemiri IJarak Pagar<br />

Luas<br />

Ha<br />

%<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

S2f<br />

S3m<br />

S2m<br />

N<br />

S2m<br />

S3nr<br />

N<br />

N<br />

N<br />

S3nr<br />

N<br />

S30a,f S30a,f S30a,f<br />

S2m S2m S2nr<br />

S30a S30a S30a<br />

N N N<br />

S2m S2m S2nr<br />

S2m S2nr S2nr<br />

S2m,eh S2nr,eh S2nr,eh<br />

S3nr,eh S3nr,eh S3nr,eh<br />

N N N<br />

S3m S3nr S3nr<br />

S3nr,eh S3nr,eh S3nr,eh<br />

S30a,f<br />

S2m<br />

S30a<br />

N<br />

S2m<br />

S2nr<br />

S2nr,eh<br />

S3nr,eh<br />

N<br />

S3nr<br />

S3nr,eh<br />

S30a.f S30a,f S30a<br />

S2m S2nr S2nr<br />

S30a S30a S30a<br />

N N S3nr<br />

S2nr S2m S2nr<br />

S2nr S2nr S2m<br />

S2nr,eh S2m,eh S2nr<br />

S3nr,eh S3m,eh S3m,eh<br />

N N S3nr,eh<br />

S3nr S3nr S3nr<br />

S3nr,eh S3nr,eh S3nr<br />

S3,oa S3,oa S3,oa<br />

S2nr S2nr S2nr<br />

S30a S30a S30a<br />

S3nr S3nr S3nr<br />

S2nr S2nr S2nr<br />

S2nr S2nr S2nr<br />

S2nr S2nr S2nr<br />

~3nr , e S3nr,eh S3nr,eh<br />

~3nr,e S3nr,eh S3nr,eh<br />

S3nr S3nr S3nr<br />

S3nr S3nr S3nr<br />

1.085<br />

807<br />

952<br />

13.899<br />

45.477<br />

51 .228<br />

47 .712<br />

14.936<br />

14.111<br />

1.467<br />

2.459<br />

1.200<br />

155<br />

22<br />

195.510<br />

0,6<br />

0,4<br />

0,5<br />

7,1<br />

23,3<br />

26,2<br />

24,4<br />

7,6<br />

7,2<br />

0,8<br />

1,3<br />

0,6<br />

0,1<br />

0,0<br />

100,0<br />

•<br />

"<br />

Keterangan :<br />

Kelas Kes Lahan :<br />

S1 = Sangat Sesuai<br />

S2 = Cukup Sesuai<br />

S3 =Sesuai Marg<strong>in</strong>al<br />

N = Tidak Sesuai<br />

Faktor Pembatas :<br />

nr =Ketersedian hara<br />

eh =8ahaya erosi<br />

rc = Media perakaran<br />

03 = Ketersed oksigen


Pewilayahan komoditas adalah suatu kesatuan fungsional kawasan yang<br />

mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditi pertanian tertentu yang potensial<br />

<strong>dan</strong> prosfektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi kawasan-kawasan sentra<br />

produksi <strong>dan</strong> aktifitas la<strong>in</strong> yang berkaitan dengan kegiatan pertanian <strong>dan</strong> budidaya<br />

komoditas unggulan. Pewilayahan komoditas di daerah penelitian seperti telah<br />

dikemukakan dalam bab metodologi, ditentukan atas dasar hasil penilaian<br />

kesesuaian lahannya untuk berbagai komoditas, keadaan lerengl wilayah secara<br />

umum, peta kawasan hutan, serta kondisi penggunaan lahan sa at <strong>in</strong>i. Tabel 7<br />

menyajikan pedoman penyusunan Pewilayahan Komoditas atas dasar<br />

penggunaanlahannya.<br />

Sesuai dengan pedoman seperti terlihat pad a Tabel 7, lahan yang pada<br />

saat <strong>in</strong>i penggunaan lahannya sebagai sawah atau tanaman perkebunan (karet,<br />

kelapa sawit, HTI) <strong>dan</strong> jika kelas kesesuaiannya termasuk Sesuai untuk<br />

komoditas yang bersangkutan, maka pewilayahannya tetap diperuntukan untuk<br />

tanaman-tanaman tersebut (padi sawah atau tanaman perkebunan). Se<strong>dan</strong>gkan<br />

ahan-Iahan la<strong>in</strong>nya, dimana penggunaan lahannya sela<strong>in</strong> yang disebutkan<br />

:ersebut, maka pewilayahan komoditasnya mengikuti hasil kesesuaian lahan<br />

:erpilih.<br />

II<br />

Tabel 7. Pedoman Pewilayahan Komoditas <strong>dan</strong> Ketersediaan Lahan atas<br />

dasarPenggunaanlahannya<br />

Penggunaan Lahan Pewilayahan Ketersediaan<br />

II Simbol Uraian<br />

Komoditas lahan<br />

S<br />

Sawah<br />

Sawah Tidak Tersedia<br />

T Tegalan X Tidak Tersedia<br />

Kr<br />

Karet<br />

Karet Tidak Tersedia<br />

KS Kelapa Sawit Kelapa Sawit Tidak Tersedia<br />

81 8elukar X<br />

Tersedia<br />

H<br />

Hutan<br />

X<br />

Tersedia<br />

Kc Kebun.Campuran Keb. Camp Tidak T ersedia<br />

. .<br />

Keterangan: X = Pewllayahan menglkutl Kelas Kesesualan Lahan Terplhh .<br />

28


·.,<br />

Tabel8 menyajikan hasil pewilayahan komoditas di daerah penelitian. Dari<br />

Tabel 8 terlihat bahwa di daerah penelitian terdapat 7 wilayah kelompok<br />

komoditas, yaitu kelompok Padi Sawah (536 ha atau % dari luas daerah<br />

penelitian), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi Kayu,Ubi Jalar (845 ha atau %),<br />

Kelompok Kebun Kelapa Sawit (15.689 ha atau %), Kelompok Kebun Karet<br />

(79.547 ha atau %), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri 3.624 atau %), Hutan<br />

Tanaman Industri (73.430 ha atau %), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi atau Hutan<br />

(20.528 ha atau %).<br />

Wi/ayah tanaman Padi Sawah<br />

Untuk kelompok tanaman Padi sawah, wilayahnya hanya dijumpai di<br />

Kecamatan Lubai 536 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar<br />

Untuk kelompok tanaman tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi<br />

Jalar, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamatan Rambang Dangku 688 ha,<br />

Kecamatan Rambang 86 ha <strong>dan</strong> Kecamatan Lubai 71 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Kelapa Sawit<br />

Untuk kelompok tanaman tanaman Kelapa Sawit, wilayah yang cu<br />

I as<br />

dijumpai di Kecamaan Lubai 11.171 ha, Kecamatan Rambang Da gk a.~ 52"" s<br />

<strong>dan</strong> Kecamatan Rambang, yaitu 66 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Karet<br />

Untuk kelompok tanaman tanaman Karet, wilayah yang cukup luas<br />

dijumpai di Kecamaan Lubai 44.310 ha, di Kecamatan Rambang 19.891 ha <strong>dan</strong><br />

Kecamatan Rambang Dangku 15.346 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri<br />

Untuk kelompok tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri, wilayah yang cukup luas<br />

dijumpai di Kecamaan Rambang Dangku 2.495 ha, Kecamatan Lubai 893 ha,<br />

::Jan Kecamatan Rambang 236 ha..<br />

29


•<br />

Tabel8 . Pewilayahan Komoditas Pertanian di Muara Enim<br />

Simbol<br />

PS<br />

TP-1<br />

TP-2<br />

TT-1<br />

TT-2<br />

Uraian<br />

Kecamatan<br />

Lubai Rambang Rambang Dangku Ha %<br />

Padi Sawah 0 536 0 536 0,3<br />

Kedelai , Kacang Tanah 0 0 0 0 0,0<br />

P. Gogo, Jagung,U.Kayu,U.Jalar 71 86 688 845 0,4<br />

Kelapa Sawit<br />

Karet<br />

11 .171<br />

44.310<br />

66<br />

19.891<br />

4.452<br />

15.346<br />

15.689<br />

79.547<br />

TT-3 Jarak Pagar, Kemiri 893 236 2.495 3.624 1,9<br />

HTI Hutan Tanaman Industri 15.523 25.244 32.663 73.430 37,6<br />

KK<br />

X<br />

Kawasan Konservasi 4.405 9.115 7.008 20.528 10,5<br />

La<strong>in</strong>-la<strong>in</strong><br />

TOTAL<br />

214<br />

76.587<br />

190<br />

55.364<br />

907<br />

63.559<br />

1.311 0,7<br />

195.510 100<br />

80 •<br />

4~,71<br />

• ..


• •<br />

5.1.5. Ketersediaan lahan<br />

Pewilayahan komoditas seperti diuraikan pad a bab 5.1.4 dapat dipakai<br />

untuk pedoman bagi para perencana atau pemakai untuk memilih lokasi lahanlahan<br />

yang dapat dikembangkan untuk komoditas yang di<strong>in</strong>g<strong>in</strong>kan. Namun untuk<br />

operasionalnya Pewilayahan Komoditas <strong>in</strong>i harus dihitung Ketersediaan lahannya<br />

untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah komoditas, agar dapat diketahui luasan yang betulbetul<br />

dapat dikembangkan untuk perluasan areal tanaman yang bersangkutan<br />

(Areal Extensifikasi).<br />

Untuk menghitung ketersediaan lahan pada mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah<br />

komoditas, maka hasil pewilayahan komoditas dioverlay lagi dengan penggunaan<br />

lahan saat <strong>in</strong>i. Tabel 7 menyajikan pedoman penyusunan Ketersediaan Lahan<br />

atas dasar penggunaan lahannya.<br />

Berdasarkan Tabel 7 tersebut, maka lahan yang dianggap tersedia untuk<br />

oerluasan areal bagi suatu komoditas, jika penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i berupa<br />

utan (H) ; belukar (BI), belukarlkaret (8VKr), semak (Sm), <strong>dan</strong> lahan kosong (Lk).<br />

31


• •<br />

5.2. Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara<br />

5.2.1.Keadaan Biofisik L<strong>in</strong>gkungan Daerah Penelitian<br />

5.2.1.1. Lokasi <strong>dan</strong> Perhubungan<br />

Lokasi penelitian terletak dikabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g prov<strong>in</strong>si Sumatera<br />

Utara tercakup dalam 10 Kecamatan diantaranya adalah Kecamatan<br />

Bangunpurba, Biru-Biru, Galang, Kutalimbaru, Namorambe, Pancurbaru,<br />

Patumbak, Sibolangit, S<strong>in</strong>embah Tanjung Muda Hilir, S<strong>in</strong>embah Tanjung Muda<br />

Hulu, <strong>dan</strong> Kecamatan Tanjung Morawa. Sebelah utara berbatasan dengan jalan<br />

utama atau prov<strong>in</strong>si yang menghubungkan kota Me<strong>dan</strong> Teb<strong>in</strong>gt<strong>in</strong>ggi <strong>dan</strong> Kota<br />

B<strong>in</strong>jai, sebelah selatan dibatasi oleh oleh batas kecamatan S<strong>in</strong>embah <strong>dan</strong> batas<br />

Kabupaten Karo, sebelah timur dibatasi oleh Sungai Ular <strong>dan</strong> sebelah barat<br />

dibatasi oleh batas kabupaten Langkat.<br />

Perhubungan darat antar prov<strong>in</strong>si bisa ditempuh melalui jalan utama atau<br />

jalan prov<strong>in</strong>si yang menghubungkan Me<strong>dan</strong>,Riau, Jambi <strong>dan</strong> Nanggro Aceh<br />

Darusalam. Angkutan udara dari <strong>dan</strong> ke Me<strong>dan</strong> dapat ditempuh melalui Bandara<br />

udara Polonia Me<strong>dan</strong> dengan pesawat keeil sampai besar, frekuensi pesawat<br />

terbang yang datang <strong>dan</strong> berangkat eukup padat. Lokasi penelitian daerah<br />

Kabupaten Deliser<strong>dan</strong>g mudah dijangkau dari ibukota prov<strong>in</strong>si Me<strong>dan</strong> maupun<br />

dari Ibukota Kabupaten di Lubukpakam melalui jalan darat menggunakan<br />

kendaraan roda empat ataupun roda dua. Kondisi jalan antar kecamatan <strong>dan</strong><br />

desa di daeran penelitian umumnya sudah diaspal <strong>dan</strong> lokasi penelitian mudah<br />

dijangkau.<br />

5.2.1.2. Geologi <strong>dan</strong> Bahan Induk<br />

Secara geologi daerah penelitian tercakup pada lembar peta Me<strong>dan</strong><br />

(0619) bagian timur nya merupakan aktivitas volkanik didom<strong>in</strong>asi oleh tuf toba<br />

masam <strong>dan</strong> batuan volkan, sebagian kedl berupa endapan alluvium. Tuf Toba<br />

masam terdiri dari berbagai tekstur <strong>dan</strong> komposisi la<strong>in</strong>nya, bahan <strong>in</strong>duk tanah <strong>in</strong>i<br />

tersebar luas didaerah penelitian, mulai dari ket<strong>in</strong>ggian 50 m sampai 500 m dari<br />

permukaan laut. Tuf Toba masam <strong>in</strong>i mudah di identifikasi dengan banyaknya<br />

32


• •<br />

fragment kuarsa ben<strong>in</strong>g <strong>dan</strong> berbentuk kristal dengan ukuran beberapa milimeter<br />

(dasit <strong>dan</strong> liparit).<br />

Bahan volkan yang bersusun andesitik <strong>dan</strong> piroklastik yang berasal dari<br />

pegunungan disekitar Sibolangit <strong>dan</strong> Brastagi batuan nya juga bersifat masam.<br />

Bahan endapan alluvial tersebar sempit disekitar sepanjang sungai yang dijumpai<br />

didaerah penelitian, bahan yang diendapkan sangat hiterogen berupa bahan<br />

kasar <strong>dan</strong> hal us.<br />

5.2.1.3. Fisiografi<br />

Keadaan fisiografi didaerah penelitian terdiri dari dua grup yaitu grup<br />

Aluvial Dan Grup Volkan loba masam, mas<strong>in</strong>g mas<strong>in</strong>g grup akan diuraikan<br />

seperti dibawah <strong>in</strong>i :<br />

Grup Aluvial ( A).<br />

Grup Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar <strong>dan</strong> halus yang berumur<br />

uda (kuarter : Qal <strong>dan</strong> Qh). Didaerah penelitian yang termasuk grup a"uvial<br />

aDalah daeran dataran banjir disekitar jalur aliran sungai (A 15 - n) .<br />

.:Jrup Tuf Toba masam (Q ).<br />

~rup<br />

::<br />

<strong>in</strong>i terbentuk oleh ignimbrite berupa ashflow hasil dari erupsi volkan loba.<br />

- "ran abu masam <strong>in</strong>i (dasit <strong>dan</strong> liparit) membentuk endapan sangat tebal <strong>dan</strong><br />

• 3<strong>dan</strong>g ka<strong>dan</strong>g melebur (welded) terutama didekat <strong>dan</strong>au loba. Disamp<strong>in</strong>g itu<br />

an abu volkan <strong>in</strong>i mengisi sebagian besar pelembahan sampai dengan<br />

· = 'nggian tertentu yang kenampakannya menyerupai teras - teras dengan<br />

=--:=UTl1ukaan serba horizontal. Grup loba masam dibedakan kedalam landform<br />

_e-uasarkan ket<strong>in</strong>ggian, bahan <strong>in</strong>duk tanah, lereng <strong>dan</strong> torehan (Vd.114 - c2),<br />

_ ad .114 - h3), (Vd.115 - h2), (2 Vd. 115 - h2), (Vd.116 - r1), (Vd .116 - c2).<br />

33


·.. <br />

5.2.1.4. Penggunaan Lahan<br />

Penggunaan Lahan di daerah penelitian Kabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g Prov<strong>in</strong>si<br />

Sumatera Utara disusun berdasarkan hasil <strong>in</strong>terpretsi citra landsat tahun 2009<br />

<strong>dan</strong> pengamatan dilapang. Secara garis besar penggunaan lahan di daerah<br />

penelitian dibagi kedalam 9 tipe penggunaan lahan diantaranya adalah sebagai<br />

berikut:<br />

Belukar<br />

Belukar merupakan kelompok tanaman hutan berbagai jenis vegetasi<br />

dengan diameter pohon < 30 em dengan ket<strong>in</strong>ggian 5 - 10m. Belukar merupakan<br />

peralihan antara semak <strong>dan</strong> hutan, pad a umumnya daerah belukar <strong>in</strong>i merupakan<br />

hutan yang sudah ditebang atau mengalarni penjarangan. Luas belukar yang ada<br />

di daerarah penelitian Tanjungmorawa Dan Lubuk Pakam Kabupaten Simalungun<br />

Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 9.371 ha atau 7,6 persen, tersebar luas di daerah<br />

penelitian.<br />

Kebun karet<br />

Kebun karet yang dimaksud adalah kebun karet rakyat yang<br />

pemeliharaannya tidak <strong>in</strong>tensif, seh<strong>in</strong>gga bercampur dengan tanaman kayu hutan<br />

membentuk belukar. Masyarakat setempat secara tradisional menanam karet<br />

pada waktu berla<strong>dan</strong>g, pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik, seh<strong>in</strong>gga areal<br />

tersebut menjadi belukar. Mereka akan kembali ke la<strong>dan</strong>g setelah tanaman karet<br />

tersebut eukup untuk diambil getahnya. Luas kebun karet yang ada di daerah<br />

penelitian 828 ha atau 0,7 persen.<br />

Hutan.<br />

Kawasan hutan di daerah penelitian eukup luas, walaupun sebagian<br />

kawasan telah berubah menjadi semak belukar akibat kebakaran hutan <strong>dan</strong><br />

la<strong>in</strong>nya. Menurut kesepakatan tataguna lahan kesepakatan tahun .., areal hutan<br />

dikelompokan kedalam beberapa kawasan, yaitu: hutan l<strong>in</strong>dung, hutan suaka<br />

alam <strong>dan</strong> wisata, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi, <strong>dan</strong><br />

hutan penelitianl penddikan. Jenis kayu yang diproduksi dari hutan eukup<br />

beragam, antara la<strong>in</strong> meranti, kapur, keru<strong>in</strong>g, nyatoh, <strong>dan</strong> bengkirai . Sebagian<br />

34


· ~<br />

besar hutan yang ada didaerah penelitian merupakan areal Hak Penguasaan<br />

Hutan ( HPH ) yang telah dieksploitasi seh<strong>in</strong>gga sudah berupa hutan sekunder.<br />

Luas hutan yang ada di daerah penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam<br />

Kabupaten Simalungun Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 26.017 ha atau 21,0 persen,<br />

tersebar merata di daerah penelitian<br />

Kebun campuran<br />

Kebun campuran umumnya terdapat di sekitar pemukiman dengan<br />

komoditas utama antara la<strong>in</strong> buah- buahan (rambutan, durian, dukuh kelapa,<br />

karet, pisang, mangga, <strong>dan</strong> sawit). Luas kebun campuran yang ada di daerah<br />

penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam Kabupaten Sima lung un Prop<strong>in</strong>si<br />

Sumatera Utara 46.944 ha atau 38,0 persen, tersebar di bag ian utara, tengah <strong>dan</strong><br />

selatan daerah penelitian.<br />

Perkebunan ke/apa sawit<br />

Perkebunan kelapa sawit dikelola oleh perusahaan - perusahaan besar<br />

dengan teknik pengelo/aan <strong>in</strong>tensif <strong>dan</strong> modern. Po/a kepemi/ikan lahan<br />

perkebunan ke/apa sawit <strong>in</strong>i ada dua macam, yaitu Perkebunan swasta atau<br />

BUMN, Perkebunan <strong>in</strong>ti rakyat (PIR) <strong>dan</strong> kemitraan sebagai plasma. Luas<br />

perkebunan ke/apa sawit di daerah penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam<br />

Kabupaten Simalungun Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 25.103 ha atau 20,3 persen ,<br />

tersebar di bagian utara <strong>dan</strong> selatan daerah penelitian.<br />

Kebun sawit rakyat<br />

Kebun sawit rakyat adalah kebun sawit rakyat yang pengelolaannya<br />

diusahakan oleh masyarakat setempat, dengan teknik pengelolaan belum<br />

se<strong>in</strong>tensif perusahaan - perusahaan yang ada di wilayahnya. Kepemilikannya<br />

juga relatif sempit <strong>dan</strong> tidak terlalu luas kebanyakan


• •<br />

Tegalan<br />

Budidaya tanaman pangan lahan ker<strong>in</strong>g berupa tegalan atau la<strong>dan</strong>g, pada<br />

umumnya tegalan dibuka dengan menebang hutan atau bellikar karet tua.<br />

Biasanya tegalan <strong>in</strong>i menempati areal tidak terlalu luas <strong>dan</strong> penyebarannya<br />

terpencar - pencar. Komoditas yang diusahakan terdiri dari padi gogo, jagung,<br />

kacang tanah, cabe, pisang, semangka, kacang panjang <strong>dan</strong> mentimun. Luas<br />

tegalan di earah penelitian Tanjungmorawa, Lubuk Pakam Kabupaten<br />

Simalungun Prop<strong>in</strong>si Sumatera Utara 8.087 ha atau 6,5 persen.<br />

Sawah<br />

Sawah didaereah penelitian hanya dijumpai setempat-setempat dengan<br />

luasan yang tidak terlalu luas. Luas keseluruhan mencapai 1.212 ha atau 1<br />

persen dari luas daerah penelitian.<br />

Hutan belukar<br />

Hutan <strong>dan</strong> belukar terbentuk sebagai akibat la<strong>dan</strong>g yang dit<strong>in</strong>ggalkan atau<br />

bekas penebangan hutan. Diantara tanaman semak belukar yang ser<strong>in</strong>g dijumpai<br />

berupa vegetasi alang - alang, rumput merdeka yang bercampur dengan<br />

tanaman perdu <strong>dan</strong> tanaman hutan la<strong>in</strong>nya yang diameter pohonnya


·.. <br />

5.2.2. Keadaan Tanah<br />

Hasil <strong>in</strong>dentifikasi dilapang <strong>dan</strong> analisis laboratorium, tanah yang dijumpai<br />

di daerah Kabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g, Prov<strong>in</strong>si Sumatera Uatara. Di klasifikasikan<br />

kedalam Soil Taxonomy (USDA tho 2006), terdapat 3 Ordo yang menurunkan 12<br />

subgrup, yaitu <strong>in</strong>ceptisols (Typic Epiaquepts, Aeric Epiaquepts, Typic<br />

Endoaquepts, Typic Dystrudepts,Aquic Dystrudepts, Humic Dystrudepts, Andic<br />

Dystrudepts Oxic Dystrudepts, Lithic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Eutrudepts). <strong>dan</strong><br />

Ultisols (Typic Kanhapludults, <strong>dan</strong> Typic Hapludults) seperti tercantum dalam<br />

tabel. <strong>dan</strong> uraiannya berikut di bawah <strong>in</strong>i :<br />

TabeI10.. Klasifikasi Tanah di Daerah Penelitian Deli Ser<strong>dan</strong>g<br />

Ordo Subordo Grup Subgrup<br />

Oxisols Udoxs Hapludoxs Xanthic Hapludoxs<br />

Inceptisols Aquepts Epiaquepts Typic Epiaquepts<br />

Endoaquepts<br />

Typic Endoaquepts<br />

Udepts<br />

Dystrudepts<br />

Eutrudepts<br />

Tpic Dystrudepts<br />

Andic Dystrudepts<br />

Humic Dystrudepts<br />

Oxic Dystrudepts<br />

Aquic Dystrudepts<br />

Lithic Dystrudepts<br />

Typic Eutrudepts<br />

Ultisols Udults Kanhapludults<br />

Hapludults<br />

Typic Kanhapludults<br />

Typic Hapludults<br />

37


· ...<br />

Xanthic HapJudoxs<br />

Tanah <strong>in</strong>i ditemukan pada daerah perbukitan volkan dicirikan oleh<br />

kedalaman tanah dalam (100 - 150 cm), terdapat horizon oxic; KTK liat < 16;.<br />

Warna tanah lapisan atas coklat gelap (7,5 YR 3/4 <strong>dan</strong> 7,5 YR 4/4) <strong>dan</strong> tanah<br />

lapisan bawah berwarna coklat kekun<strong>in</strong>gan (7,5YR 5/6 <strong>dan</strong> 10 YR 5/6), bertekstur<br />

lempung liat berpasir, struktur cukup se<strong>dan</strong>g, gumpal agak bersudut, konsistensi<br />

teguh sampai gembur, agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis. Dra<strong>in</strong>ase tanah baik. Sifat<br />

kimia menunjukan reaksi tanah sangat masam (pH 4,0 - 5,0) C organic sangat<br />

rendah sampai rendah (0,91 - 1,90 %), P20S rendah <strong>dan</strong> t<strong>in</strong>ggi (14 - 59 mg/100g),<br />

K20 se<strong>dan</strong>g sampai sangat t<strong>in</strong>ggi (38 - 114 mg/100g), Kapasitas tukar kation<br />

rendah (6,99 -8,51) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai sangat rendah (9 - 35 ).<br />

Typic Epiaquepts<br />

Kedalaman tanah sangat dalam (> 150 em), terdapat pada lahan sawah<br />

iririgasi sederhana <strong>dan</strong> sawah tadah hujan; tanah telah mengalami sedikit<br />

perkembangan. Tanah lapisan atas berwama kelabu gelap (7,5 YR4/1)<strong>dan</strong> tanah<br />

lapisan bawah berwarna kelabu (10 YR5/1 <strong>dan</strong> 10 YR6/1) terdapat banyak<br />

aratan berwama coklat kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/6) <strong>dan</strong> coklat kemerahan (5YR4/6);<br />

ektur tanah lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> tekstur tanah lapisan bawah<br />

empung liat berpasir; struktur tanah lemah pejal; konsistensi tanah lapisan atas<br />

'dak lekat <strong>dan</strong> tidak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah lapisan bawah agak lekat <strong>dan</strong><br />

agak plastis; dra<strong>in</strong>ase tanah terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah sedikit masam<br />

H 6,0 - 6,5), C organik sangat rendah (0,95 - 0,98 %), P20Stotal sang at t<strong>in</strong>ggi (78<br />

- 84 mg/100g), K20 total sangat t<strong>in</strong>ggi (69 - 74 mg/100g), Kapasitas tukar kation<br />

sangat rendah (7,45 - 7,82) <strong>dan</strong> kejenuhan basa sangat t<strong>in</strong>ggi (100 %).<br />

j eric Epiaquepts<br />

Kedalaman tanah dalam (100 - 150 em), terdapat pada lahan sawah<br />

'rigasi sederhana <strong>dan</strong> sawah tadah hujan; tanah telah mengalami sedikit<br />

:erkembangan. Tanah lapisan atas berwarna kelabu gelap (7,5 YR4/1) <strong>dan</strong> tanah<br />

apisan bawah berwama kelabu (10 YR5/1 <strong>dan</strong> 10 YR6/1) terdapat banyak<br />

ratan berwarna coklat kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/6) <strong>dan</strong> coklat kemerahan (5 YR4/6);<br />

·:=ktur tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> tekstur tanah lapisan bawah<br />

38


• a.<br />

liat berpasir; struktur tanah lemah pejal; konsistensi tanah lapisan atas agak lekat<br />

<strong>dan</strong> agak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah lapisan bawah lekat <strong>dan</strong> plastis; dra<strong>in</strong>ase<br />

tanah terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah masam (pH 4,9 - 5,0), C organik<br />

rendah (1,3 - 1,6 %), P205 total sang at t<strong>in</strong>ggi (91,8 - 98,1 mgl100g), K20 total sangat<br />

rendah (6,3 - 10,7 mgl100g), Kapasitas tukar kation rendah (7,90 - 8,78) <strong>dan</strong><br />

kejenuhan basa se<strong>dan</strong>g (46 - 47 %).<br />

Typic Endoaquepts<br />

Kedalaman tanah sangat dalam (> 150 em), terdapat pada lahan sawah<br />

iririgasi setengah teknis <strong>dan</strong> sederhana; tanah telah mengalami sedikit<br />

perkembangan dengan dieirikan oleh a<strong>dan</strong>ya horizon kambik; warna tanah lapisan<br />

atas kelabu gelap (5Y4/1) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna kelabu (10 YR5/1<br />

<strong>dan</strong> 10 YR6/1) terdapat sedikit karatan berwarna eoklat kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/6);<br />

tektur tanah lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> tekstur tanah lapisan bawah<br />

lempung liat berpasir; struktur tanah lemah pejal; konsistensi tanah lapisan atas<br />

tidak lekat <strong>dan</strong> tidak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah lapisan bawah agak lekat <strong>dan</strong><br />

agak plastis; dra<strong>in</strong>ase tanah terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah agak masam<br />

(pH 5,5 ), C organik sangat rendah (0,81 - 0,99 %), P205 total se<strong>dan</strong>g (21 - 38<br />

mg/100g), K20 total sangat t<strong>in</strong>ggi (63 - 69 mg/100g), Kapasrtas tukar ka:ion<br />

rendah (6,12 - 6,25) <strong>dan</strong> kejenuhan basa t<strong>in</strong>ggi (69 - 89%).<br />

Typic Oystrudepts<br />

Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 em), tanah telah<br />

mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon peneiri kambik; warna<br />

tanah lapisan atas berwarna coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR3/2)<br />

<strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna merah kekun<strong>in</strong>gan (5YR4/6 <strong>dan</strong> 2,5 YR5/6);<br />

tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> bawah liat konsistensi gembur dilapisan atas <strong>dan</strong><br />

teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah sangat masam (pH 4,4 - 4,7)<br />

C organic sangat rendah sampai rendah (0,64 - 1,81 %), P205 se<strong>dan</strong>g (20 - 27<br />

mg/100g), K20 rendah (14 - 18 mg/100g), Kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (20,44­<br />

23,36) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai sangat rendah (10 - 32 %).<br />

39


Aquic Oystrudepts<br />

Kedalaman tanah dalam (100 - 150 cm), tanah telah mengalami<br />

perkembangan mempunyai horizon kambik; warna tanah lapisan atas berwarna<br />

coklat (10 YR 3/4 <strong>dan</strong> 10 YR4/4); <strong>dan</strong> warna tanah lapisan bawah berwarna coklat<br />

kekun<strong>in</strong>gan (10 YR5/4 <strong>dan</strong> 10 YR5/6), terdapat warna karatan kelabu <strong>dan</strong> kelabu<br />

gelap (10 YR5/1, 10 YR4/1); tekstur tanah lapisan atas lempung <strong>dan</strong> lapisan<br />

bawah lempung berliat; struktur tanah lemah se<strong>dan</strong>g gum pal agak bersudut;<br />

konsistensi tanah lapisan atas agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis <strong>dan</strong> konsistensi tanah<br />

lapisan bawah lekat <strong>dan</strong> plastis; dra<strong>in</strong>ase agak terhambat; t<strong>in</strong>gkat kemasaman<br />

tanah masam (pH 5,4 - 5,3) C organic rendah (1,07 - 1,76 %), P20S sangat<br />

rendah (8 - 9 mg/100g), K20 rendah (12 - 13 mg/100g), Kapasitas tukar kation<br />

rendah (7,76 -8,05) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa se<strong>dan</strong>g sampai t<strong>in</strong>ggi (55 - 79 %).<br />

Humic Oystrudepts<br />

Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 cm) , tanah telah<br />

mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik <strong>dan</strong><br />

memiliki epipedon umbric; warna tanah lapisan atas berwarna coklat <strong>dan</strong> coklat<br />

gelap (10 YR3/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR3/2) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwama coklat (10<br />

YR4/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR4/3); tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat<br />

berpasir konsistensi gembur di lapisan atas, <strong>dan</strong> teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat<br />

kemasaman tanah masam (pH 5,1 - 5,3) C organic t<strong>in</strong>ggi sampai sangat t<strong>in</strong>ggi<br />

(2,51 - 5,66 %), P20Srendah (11 - 19 mg/100g), K20 se<strong>dan</strong>g (31 - 39 mg/100g),<br />

Kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (15,99 -23,57) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai<br />

se<strong>dan</strong>g (32 - 59 %).<br />

Andic Oystrudepts<br />

Kedalaman tanah dalam (100 - 150 em), tanah telah mengalami<br />

perkembangan mempunyai horizon kambik bersifat andic, warna tanah lapisan<br />

atas berwama coklat gelap(7,5 YR 3/2); <strong>dan</strong> wama tanah lapisan bawah berwarna<br />

coklat kuat (7,5 YR4/6 <strong>dan</strong> 10 YR5/6) ; tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan<br />

bawah lempung liat berpasir ; struktur tanah lemah se<strong>dan</strong>g gumpal agak bersudut;<br />

konsistensi tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis ;<br />

dra<strong>in</strong>ase baik; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah masam (pH 5,3 - 5,4), C organic rendah<br />

(1,07 - 1,76 %), P20S sangat rendah (8 - 9 mg/100g), K20 rendah (12 - 13<br />

40


• •<br />

mg/100g), Kapasitas tukar kation rendah (7,76 -<br />

se<strong>dan</strong>g sampai t<strong>in</strong>ggi (55 - 79 %).<br />

8,05), <strong>dan</strong> Kejenuhan basa<br />

Oxic Oystrudepts<br />

Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 cm), tanah telah<br />

mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik, KTK<br />

liat < 24; warna tanah lapisan atas berwarna coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3<br />

<strong>dan</strong> 7,5 YR3/2) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna coklat kekun<strong>in</strong>gan (7,5YR4/6<br />

<strong>dan</strong> 10 YR5/6); tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> bawah lempung Hat berpasir;<br />

konsistensi gernbur dilapisan atas <strong>dan</strong> teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat<br />

kemasaman tanah sangat masam (pH 4,8 - 4,9) C organic sangat rendah sampai<br />

rendah (0,42 - 1,11 %), P205 sangat rendah (8 - 9 mg/100g), K20 sangat rendah<br />

(3 - 8 mg/100g), Kapasitas tukar kation rendah (5,55 -7,27) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa<br />

rendah sampai sangat rendah (11 - 36 %).<br />

Lithic Dystrudepts<br />

Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman <strong>dan</strong>gkal (35 - 50 cm), tanah telah<br />

mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik; warna<br />

tanah lapisan atas berwama coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3 ) <strong>dan</strong> tanah<br />

lapisan bawah berwarna merah kekun<strong>in</strong>gan (5YR4/6); tekstur tanah lapisan atas<br />

liat <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berkerikil konsistensi gembur dilapisan atas <strong>dan</strong> teguh<br />

dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah sangat masam (pH 4,4 - 4,7) C<br />

organic sangat rendah sampai rendah (0,64 - 1,81 %), P205 se<strong>dan</strong>g (20 - 27<br />

mg/100g), K20 rendah (14 - 18 mg/100g), Kapasitas tukar kation se<strong>dan</strong>g (20,44­<br />

23,36) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai sangat rendah (10 - 32 %).<br />

Typic Eutrudepts<br />

Tanah <strong>in</strong>i mempunyai kedalaman dalam (100 - 150 cm), tanah telah<br />

mengalami perkembangan dicirikan dengan a<strong>dan</strong>ya horizon penciri kambik; warna<br />

tanah lapisan atas berwama coklat <strong>dan</strong> coklat gelap (10 YR3/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR3/2)<br />

<strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna coklat (10 YR4/3 <strong>dan</strong> 7,5 YR4/3); tekstur<br />

tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpair, konsistensi gembur<br />

dilapisan atas <strong>dan</strong> teguh dilapisan bawah; t<strong>in</strong>gkat kemasaman tanah agak<br />

masam (pH 5,5 - 5,6) C organic sangat rendah sampai rendah (0,94 - 1,20 %),<br />

41


• a.<br />

P 2 05 t<strong>in</strong>ggi (40 - 48 mg/100g), K 2 0 se<strong>dan</strong>g (31 - 33 mg/100g), Kapasitas tukar<br />

kation rendah (8,71 -11,43) <strong>dan</strong> Kejenuhan basa sangat t<strong>in</strong>ggi (84 - 94 %).<br />

Typic Kanhapludults<br />

Tanah <strong>in</strong>i ditemukan pada daerah perbukitan volkan dicirikan oleh<br />

kedalaman tanah dalam (100 - 150 em), terdapat pen<strong>in</strong>gkatan liat pada horizon<br />

dibawahnya; mempunyaihorison kandik, KTK liat < 16;. Warna tanah lapisan atas<br />

eoklat gelap (7,5 YR 3/4 <strong>dan</strong> 7,5 YR 4/4) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna<br />

merah kekun<strong>in</strong>gan (5YR 4/6 <strong>dan</strong> 5 YR 5/6), tanah lapisan atas bertekstur lempung<br />

liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat, struktur eukup kuat, gumpal agak bersudut,<br />

konsistensi teguh lekat <strong>dan</strong> plastis. Dra<strong>in</strong>ase tanah baik. Sifat kimia menunjukan<br />

reaksi tanah masam (pH 5,3 - 5,4) C organic sangat rendah sampai rendah (0,34<br />

- 1,08 %), P 2 05 rendah sampai sangat rendah (7 - 12 mg/100g), K20 sangat t<strong>in</strong>ggi<br />

(135 - 198 mg/100g), Kapasitas tukar kat ion rendah (6,41 -6,56) <strong>dan</strong> Kejenuhan<br />

basa sangat rendah (8 - 15 %).<br />

Typic Hapludults<br />

Tanah <strong>in</strong>i ditemukan pad a daerah perbukitan volkan tua dicirikan oleh<br />

edalaman tanah sang at dalam (100 - 150 em), terdapat pen<strong>in</strong>gkatan liat pada<br />

orizon dibawahnya. Warna tanah lapisan atas eoklat gelap (7 ,5 YR 3/4 <strong>dan</strong> 7,5<br />

R 4/4) <strong>dan</strong> tanah lapisan bawah berwarna eoklat gelap kekun<strong>in</strong>gan (10 YR 4/4<br />

_an 10 YR 5/6), tanah lapisan atas bertekstur lempung berdebu <strong>dan</strong> tanah lapisan<br />

:awah liat berdebu, struktur eukup se<strong>dan</strong>g, gumpal agak bersudut, konsistensi<br />

;embur <strong>dan</strong> teguh, agak lekat <strong>dan</strong> agak plastis. Dra<strong>in</strong>ase tanah baik. Sifat kimia<br />

-enunjukan reaksi tanah masam (pH 5,0 - 5,3), C organik rendah sampai sang at<br />

- dah (0,78 - 1,35 %), P 2 05 total sangat rendah sampai rendah (12 - 20<br />

-g/100g), K 2 0 total rendah sampai sangat rendah (10 - 12 mg/100g), Kapasitas<br />

- ar kation rendah (9,78 - 9,99), <strong>dan</strong> Kejenuhan basa rendah sampai se<strong>dan</strong>g (33<br />

- "'2 %).<br />

42


• •<br />

5.2.2.1. Satuan Lahan<br />

Satuan lahan terdiri atas unsur landform, bahan <strong>in</strong>duk, bentuk wilayah <strong>dan</strong><br />

lereng, serta keterangan jenis tanahnya. Didaerah penelitian dijumpai 30 Satuan<br />

Lahan (TabeI11).<br />

5.2.2.2. Uraian Satuan Lahan<br />

Lokasi Penelitian daerah Kabupaten Deli Ser<strong>dan</strong>g Sumatra Utara<br />

dibedakan atas 30 Satuan Lahan, dengan uraian mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g Satuan Lahan<br />

sebagai berikut:<br />

Satuan Lahan 1. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform jalur aliran sungai,<br />

bentuk wilayah agak datar (Iereng 1- 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk aluvium. Penggunaan<br />

lahan adalah sawah. Penyebarannya terdapat pada jalur aliran sungai . Luasnya<br />

3.113 ha atau 2.52 % dari luas lokasi lokasi penelitian. Klasifikasi tanah pada<br />

Satuan Lahan 1 adalah Typic Epiaquepts <strong>dan</strong> Typic Endoaquepts . Tanah Typic<br />

Epiaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam tektur lapisan atas lempung<br />

berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berpasir , kemasaman tanah sedikit masam (pH<br />

6,0 - 6,5). Tanah Typic Endoaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam,<br />

tekstur lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berpasir.<br />

kemasasaman tanah agak masam ( pH 5,5 ).<br />

Satuan Lahan 2. Satuan lahan <strong>in</strong>; terletak pada landform dataran Volkan, bentuk<br />

wilayah agak datar (Iereng 1- 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan volkan dasit tuf toba<br />

masam. Penggunaan lahan adalah karet <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />

terdapat pada daerah dataran volkan daerah Jaharum Kecamatan Galang.<br />

Luasnya 1.112 ha atau 0.90 % dari luas lokasi lokasi penelitian. Klasifikasi tanah<br />

::>ada Satuan Lahan 2 adalah Aquic Dystrudepts, Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic<br />

:)ystrudepts Tanah Aquic Dystrrudepts dra<strong>in</strong>ase agak terhambat solum dalam<br />

:ektur lapisan atas lempung <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung <strong>dan</strong> liat berlempung ,<br />

emasaman tanah masam (pH 5,3 - 5,4). Tanah Typic Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik<br />

~olum<br />

dalam, tekstur lapisan atas Iiat berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah liat <strong>dan</strong><br />

empung berliat, kemasasaman tanah masam ( pH 5,3 - 5,5 ).Tanah Typic<br />

_ strudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu ,<br />

_pisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />

43


Tabel11. Satuan Lahan di Daerah Penelitian Deli Ser<strong>dan</strong>g, Sumatera Utara<br />

No SP<br />

-<br />

Klasifikasi Tanah<br />

(Soil Taxonomy, 2008)<br />

Kompleks<br />

1 Typic Epiaquepts<br />

Typic Endoaquepts<br />

Asosiasi<br />

2 Aquic Dystrudepts<br />

Typic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

3 Typic Hapludults<br />

Typic Kanhapludults<br />

Kompleks<br />

4 Typic Hapludults<br />

Typic Kanhapludults<br />

Konsosiasi<br />

5 Typic Hapludults<br />

Kompleks<br />

6 Typic Hapludults<br />

Xanthic Hapludox<br />

Kompleks<br />

7 Typic Hapludults<br />

Typic Kanhapludults<br />

Kompleks<br />

8 Typic Hapludults<br />

Xanthic Hapludox<br />

Proporsi<br />

D<br />

F<br />

D<br />

F<br />

D<br />

F<br />

D<br />

F<br />

P<br />

D<br />

F<br />

D<br />

F<br />

D<br />

F<br />

Jalur aliran<br />

Landform<br />

Dataran volkan<br />

Lungur volkan<br />

Lungur volkan<br />

Lungur volkan,<br />

agak tertoreh<br />

Lereng volkan bawah<br />

Lereng volkan bawah<br />

Lereng volkan bawah<br />

agak tertoreh<br />

Bentuk wilayah<br />

(Lereng%)<br />

Agak datar<br />

(1-3)<br />

Agak datar<br />

(1-3)<br />

Agak datar<br />

(1-3)<br />

Berombak<br />

(3-8)<br />

Bergelombang<br />

(8-15 )<br />

Agak datar<br />

(1-3)<br />

Berombak<br />

(3-8)<br />

Bergelombang<br />

(8-15)<br />

Bahan <strong>in</strong>duk<br />

T<strong>in</strong>ggi<br />

TemR.atimJ_<br />

Luas<br />

Ha %<br />

Endapan halus < 400 3.113 2,52<br />

Dasit < 400 1.112 0,90<br />

Dasit < 400 2.711 2,19<br />

Dasit < 400 2.200 1,78<br />

Dasit < 400 547 0,44<br />

Dasit < 400 1.304 1,05<br />

Dasit < 400 3.498 2,83<br />

Dasit<br />

< 400 3.567 2,88<br />

• .. <br />

- -- ­ - ---­<br />

-<br />

-


Tabel 11 (Lanjutan)<br />

-<br />

Kompleks<br />

9 Typic Hapludults<br />

Typic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

10 Typic Dystrudepts<br />

Typic Hapludults<br />

Kompleks<br />

11 Typic Dystrudepts<br />

Typic Hapludults<br />

Kompleks<br />

12 Typic Hapludults<br />

Typic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

13 Typic Hapludults<br />

Xanthic Hapludox<br />

Typic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

14 Typic Dystrudepts<br />

Typic Hapludults<br />

Kompleks<br />

15 Typic Hapludults<br />

Typic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

16 Typic Dystrudepts<br />

Humic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

17 Lithic Dystrudepts<br />

Typic Dystrudepts<br />

0 Lereng volkan bawah,<br />

F cukup tertoreh<br />

0 Lereng volkan bawah,<br />

F agak tertoreh<br />

0 Lereng volkan bawah,<br />

F cukup tertoreh<br />

0 Lereng volkan bawah,<br />

F agak tertoreh<br />

0 Kaki volkan<br />

F<br />

T<br />

0 Kaki volkan,<br />

F agak tertoreh<br />

0 Kaki volkan,<br />

F agak tertoreh<br />

0 Lereng atas volkan,<br />

F agak tertoreh<br />

0 Lereng atas volkan,<br />

F cukup tertoreh<br />

Bergelombang<br />

(8-15)<br />

Berbukit kecil<br />

(15-25)<br />

Berbukit kecil<br />

(15-25)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Agak datar<br />

( 1-3)<br />

Berombak<br />

(3-8)<br />

Bergelombang<br />

(8-15)<br />

Bergelombang<br />

(8-15)<br />

Berbukit kecil<br />

(15-25)<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

Andesit<br />

Andesit<br />

< 400<br />

< 400<br />

< 400<br />

< 400<br />

< 400<br />

< 400<br />

< 400<br />

400 -700<br />

400 - 700<br />

-<br />

2.050<br />

323<br />

9.931<br />

482<br />

8.364<br />

4.619<br />

10.983<br />

63<br />

1.471<br />

1,66<br />

0,26<br />

8,03<br />

0,39<br />

6,76<br />

3,74<br />

8,88<br />

0,05<br />

1,19<br />

•<br />

II'


Tabel 11 (Lanjutan)<br />

Kompleks<br />

18 Typic Dystrudepts<br />

Andic Dystrudepts<br />

Lithic Dystrudepts<br />

Asosiasi<br />

19 Typic Eutrudepts<br />

Lithic Dystrudepts<br />

Asosiasi<br />

20 Andic Dystrudepts<br />

Lithic Dystrudepts<br />

Asosiasi<br />

21 Typic Epiaquepts<br />

Typic Endoaquepts<br />

Kompleks<br />

22 Andic Dystrudepts<br />

Humic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

23 Typic Dystrudepts<br />

Andic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

24 Typic Dystrudepts<br />

Andic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

25 Typic Dystrudepts<br />

Andic Dystrudepts<br />

Asosiasi<br />

26 Typic Hapludults<br />

Humic Dystrudepts<br />

0<br />

F<br />

T<br />

0<br />

F<br />

0<br />

F<br />

P<br />

M<br />

0<br />

F<br />

0<br />

F<br />

0<br />

F<br />

0<br />

F<br />

0<br />

F<br />

Lereng atas volkan,<br />

cukup tertoreh<br />

Lereng atas volkan,<br />

sangat tertoreh<br />

Lereng atas volkan,<br />

sangat tertoreh<br />

Lereng tengah volkan<br />

Lereng tengah volkan,<br />

cukup tertoreh<br />

Lereng tengah volkan,<br />

agak tertoreh<br />

Lereng tengah volkan,<br />

cukup tertoreh<br />

Lereng tengah volkan,<br />

sangat tertoreh<br />

Lereng bawah volkan,<br />

agak tertoreh<br />

-<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Bergunung<br />

(>45)<br />

Agak datar<br />

(1-3)<br />

Berbukit kecil<br />

(15-25)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Bergelombang<br />

(8-15)<br />

-<br />

Andesit<br />

Andesit<br />

basalt<br />

Andesit<br />

Andesit<br />

Andesit<br />

Andesit<br />

Andesit<br />

Andesit<br />

Dasit<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

7.946<br />

5.169<br />

12.659<br />

137<br />

1.162<br />

5.032<br />

1.079<br />

6.509<br />

1.004<br />

6,43<br />

4,18<br />

10,24<br />

0,11<br />

0,94<br />

4,07<br />

0,87<br />

5, 26 1<br />

0,81<br />

I<br />

I<br />

• ..


Tabel 11 (Lanjutan)<br />

Kompleks<br />

27 Typic Hapludults<br />

Xanthic Hapludox<br />

Kompleks<br />

28 Typic Hapludults<br />

Oxic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

29 Andic Dystrudepts<br />

Typic Hapludults<br />

Lithic Dystrudepts<br />

Kompleks<br />

30 Andic Dystrudepts<br />

Typic Hapludults<br />

Lithic Dystrudepts<br />

0<br />

F<br />

0<br />

F<br />

0<br />

F <br />

T <br />

0<br />

F <br />

T <br />

Lereng bawah volkan,<br />

cukup tertoreh<br />

Lereng bawah volkan,<br />

agak tertoreh<br />

Lereng bawah volkan ,<br />

cukup tertoreh<br />

Lereng bawah volkan,<br />

sangat tertoreh<br />

Berbukit kecil<br />

(15-25)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Berbukit<br />

(25-45)<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

Dasit<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

400 - 700<br />

3.577<br />

15.166<br />

3.766<br />

Dasit 400 - 700 3.921<br />

2,89<br />

12,26 I<br />

I<br />

3,05 I •<br />

3,17<br />

'"<br />

X3<br />

Total<br />

Tubuh air<br />

193<br />

123.658<br />

I<br />

0,16 '<br />

100,00


Satuan Lahan 3. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform Lungur volkan, bentuk<br />

wilayah agak datar (Iereng 1- 4%) , dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf toba<br />

masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat<br />

pada daerah lungur volkan sekitar daerah pasar delapan Kecamatan Patumbak<br />

<strong>dan</strong> daerah Lau Bakeri Kecamatam Kutalimbaru. Luasnya 2.711 ha atau 2.19 %<br />

dari luas lokasi lokasi penelitian. Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 3 adalah<br />

Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Kanhapludults. Tanah solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase<br />

baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat<br />

berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). dra<strong>in</strong>ase baik, solum<br />

tanah dalam, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir lapisan bawah liat;<br />

kemasaman tanah masam ( pH 5,4 ).<br />

Satuan Lahan 4. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform dataran lungur volkan,<br />

bentuk wilayah berombak (Iereng 3-8%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf<br />

toba masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya<br />

terdapat di daerah Sibiru-biru Kecamatan Biru - Biru . Luasnya 2.200 ha atau<br />

1.78 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 4 adalah subgrup<br />

:anah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Kanhapludults, solum tanah dalam , dra<strong>in</strong>ase<br />

aik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawa Hat<br />

erdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). Tanah Typic<br />


• •<br />

Satuan Lahan 6. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng volkan bawah,<br />

bentuk wilayah agak datar (Iereng 1 - 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<strong>dan</strong> tuf<br />

toba masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> sawah.<br />

Penyebarannya terdapat di daerah Sukarende <strong>dan</strong> Kutalimbaru . Luasnya 1.304<br />

ha atau 1.05 % dari luas lokasi. Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 6 adalah<br />

subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Xanthic Hapludoxs. Tanah Typic Hapludults<br />

solum tanah dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu<br />

,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ­<br />

5,3) . Tanah Xanthic Hapludoxs dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah sangat dalam, tekstur<br />

tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir; kemasaman tanah<br />

masam ( pH 5,0 ).<br />

Satuan Lahan 7. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />

bentuk wilayah berombak (Iereng 3 - 8%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf<br />

toba masam . Penggunaan lahan adalah belukar, karet, sawit <strong>dan</strong> kebun<br />

campuran. Penyebarannya terdapat di daerah Duriansembilang. Luasnya 3.498<br />

ha atau 2.83 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 7 adalah<br />

subgrup tanah : Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Kanhapludults . Tanah Typic<br />

Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas<br />

lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah<br />

masam ( pH 5,0 - 5,3) ..Tanah Typic Kanhapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah<br />

dalam, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir lapisan bawah liat;<br />

kemasaman tanah masam ( pH 5,4 ).<br />

Satuan Lahan 8. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />

bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<br />

<strong>dan</strong> tuf toba masam . Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> tegalan<br />

Penyebarannya terdapat di daerah Namolandur Kecamatan Namorambe <strong>dan</strong><br />

Kutalimbaru. Luasnya.:t ha atau % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan<br />

Lahan 8 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Xanthic Hapludoxs. Tanah<br />

Typic Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas<br />

empung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah<br />

asam ( pH 5,0 - 5,3) . Tanah Xanthic Hapludoxs dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah<br />

49


• a.<br />

sangat dalam, tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir;<br />

kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />

Satuan Lahan 9. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />

bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong><br />

tuf toba masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran, . Penyebarannya<br />

terdapat di daerah Kutalimbaru . Luasnya 2.050 ha atau 1.66 % dari luas lokasi .<br />

Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 9 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults<br />

<strong>dan</strong> Typic Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase<br />

baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat<br />

berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3).Tanah Typic<br />

Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu ,<br />

lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />

Satuan Lahan 10. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />

bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<br />

<strong>dan</strong> tuf toba masam pasir. Penggunaan lahan adalah kebun campuran.<br />

Penyebarannya terdapat di daerah Bangunpurba . Luasnya 323 ha atau 0.26 %<br />

dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 10 adalah subgrup tanah :<br />

Typic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Hapludults . Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase ba ik,<br />

solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat<br />

berdebu, pH sangat masam (pH 4,4) . Tanah Typic Hapludults solum tanah<br />

dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah<br />

lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3).<br />

Satuan Lahan 11. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng volkan bawah,<br />

bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit .<br />

Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> kelapa sawit. Penyebarannya<br />

terdapat di daerah Bangunpurba, S<strong>in</strong>embah muda hilir, Namorambe <strong>dan</strong><br />

Kutalimbaru. Luasnya 9.931 ha atau 8.03 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />

pada Satuan Lahan 11 adalah subgrup tanah: Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase<br />

baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat<br />

<strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4). Tanah Typic Hapludults solum<br />

50


· .. <br />

tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah<br />

lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3).<br />

Satuan Lahan 12. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landfonn lereng volkan bawah,<br />

bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit .<br />

Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />

Tiga juhar . Luasnya 482 ha atau 0.39 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada<br />

Satuan Lahan 12 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts.<br />

Tanah Typic Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan<br />

atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman<br />

tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum<br />

dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat<br />

berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />

Satuan Lahan 13. Satuan lahan <strong>in</strong>i terfetak pada landfonn kaki volkan, bentuk<br />

wilayah agak datar (Iereng 1 - 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tuf toba<br />

masam. Penggunaan lahan adalah kebun campuran, tegalan sawit <strong>dan</strong> hutan .<br />

Penyebarannya terdapat di daerah Batulokong, Patumbak, Durian sembilang <strong>dan</strong><br />

Pancurbatu . Luasnya 8.364 ha atau 6.76 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />

pada Satuan Lahan 13 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults, Xanthic<br />

Hapludoxs <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults solum tanah dalam ,<br />

dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu ,tanah lapisan bawah<br />

liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 - 5,3). Tanah Xanthic<br />

Hapfudoxs dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah sangat dalam, tekstur tanah lapisan atas<br />

<strong>dan</strong> fapisan bawah lempung fiat berpasir; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />

Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong><br />

liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4)<br />

Satuan Lahan 14. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform kaki volkan, bentuk<br />

wilayah berombak (Iereng 3 - 8%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong> tyuf toba .<br />

Penggunaan lahan adalah belukar, karet, kelapa sawit, tegalan <strong>dan</strong> kebun<br />

campuran. Penyebarannya terdapat di daerah Galang <strong>dan</strong> Kutalimbaru . Luasnya<br />

4.619 ha atau 3.74 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 14<br />

adalah subgrup tanah: Typic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Hapludults. Tanah Typic<br />

51


. ~<br />

Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu ,<br />

lapisan bawah /iat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH 4,4).Tanah Typic<br />

Hapludults solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas<br />

lempung berdebu ,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah<br />

masam ( pH 5,0 - 5,3).<br />

Satuan Lahan 15. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform kaki volkan, bentuk<br />

wi/ayah bergelombang (Iereng 8 - 15 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />

Penggunaan lahan adalah kelapa sawit <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />

terdapat di daerah 8angunpurba <strong>dan</strong> S<strong>in</strong>embah muda hilir . Luasnya 10.983 ha<br />

atau 8.88 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 15 adalah<br />

subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults<br />

solum tanah dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung berdebu<br />

,tanah lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ­<br />

5,3). Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas<br />

liat <strong>dan</strong> liat berdebu , lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat berdebu, pH sangat masam (pH<br />

4,4)<br />

Satuan Lahan 16. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan,<br />

bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit.<br />

Penggunaan lahan adalah tegalan. Penyebarannya terdapat di daerah<br />

Bandarbaru Sibolangit . Luasnya 63 ha atau 0.05 % dari luas lokasi . Klasffikasi<br />

tanah pada Satuan Lahan 16 adalah subgrup tanah: Typic Dystrudepts <strong>dan</strong><br />

Humic Dystrudepts. Tanah Typic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam,<br />

tekstur lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong> liat, lapisan bawah liat, pH sangat masam<br />

(pH 4,4).Tanah Humic Dystrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur<br />

tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung berpasir<br />

<strong>dan</strong>lempung liat berpasir ,kemasaman tanah masam ( pH 5,1).<br />

Satuan Lahan 17. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng at as volkan,<br />

bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit<br />

. Penggunaan lahan adalah hutan. Penyebarannya terdapat di daerah Sibolangit<br />

. Luasnya 1.471 ha atau 1.19 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan<br />

_ahan 17 adalah subgrup tanah: Lithic Dystrudepts <strong>dan</strong> Typic Dystrudepts.<br />

52


• •<br />

Tanah Lithic Dystrudepts solum tanah <strong>dan</strong>gkal, dra<strong>in</strong>ase baik <strong>dan</strong> agak cepat,<br />

tekstur tanah lapisan atas lempung Hat berdebu tanah lapisan bawah berbatu,<br />

kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Typic Dystrudepts solum tanah<br />

dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas liat <strong>dan</strong> liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan<br />

bawah liat , kemasaman tanah sangat masam ( pH 4,4 ).<br />

Satuan Lahan 18. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan,<br />

bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), <strong>dan</strong> bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit.<br />

Penggunaan lahan adalah Hutan <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya terdapat<br />

di daerah Kutalimbaru <strong>dan</strong> sibolangit. Luasnya 7.946 ha atau 6.43 % dari luas<br />

lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 18 adalah subgrup tanah: Typic<br />

Dystrudepts, Andic Dystrudepts <strong>dan</strong> Lithic Dystrudepts. Tanah Typic Dystrudepts<br />

solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung liat<br />

berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lempung berliat ,<br />

kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Andic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik,<br />

solum dalam, tekstur lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lempung liat berdebu,<br />

lapisan bawah lempung liat berpasir reaksi tanah masam (pH 5,4) . Tanah Lithic<br />

Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase tanah baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas<br />

lempung liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah sangat berbatu, kemasaman tanah<br />

masam ( pH 5,0).<br />

Satuan Lahan 19. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan ,<br />

bentuk wi/ayah berbukit (Iereng 25 - 45%), <strong>dan</strong> bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit <strong>dan</strong><br />

basaltik. Penggunaan lahan adalah hutan. Penyebarannya terdapat di daerah<br />

Sibolangit. Luasnya 5.169 ha atau 4.18 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada<br />

Satuan Lahan 19 adalah subgrup tanah: Typic Eutrudepts <strong>dan</strong> lithic Dystrudepts.<br />

Tanah Typic Eutrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan<br />

atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat<br />

berdebu , kemasaman tanah agak masam ( pH 5,5 ). Tanah Lithic Dystrudepts<br />

dra<strong>in</strong>ase tanah baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas lempung liat<br />

berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah sangat berbatu, kemasaman tanah masam ( pH 5,0).<br />

53


• •<br />

Satuan Lahan 20. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng atas volkan,<br />

bentuk wilayah bergunung (Iereng > 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />

Penggunaan lahan adalah hutan . Penyebarannya terdapat di daerah S<strong>in</strong>embah<br />

tanjung muda hulu, Sibolangit Dan Kecamatan Kutalimbaru . Luasnya 12.659 ha<br />

atau 10.24% dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 20 adalah<br />

subgrup tanah: Andic Dystrudepts <strong>dan</strong> Lithic Dystrudepts. Tanah Andic<br />

Dystrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas<br />

lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> lempung liat berpasir<br />

memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti menyabun,<br />

kemasaman tanah sedikit masam ( pH 6,0 )Tanah Lithic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase<br />

tanah baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berdebu<br />

<strong>dan</strong> lapisan bawah sangat berbatu, kemasaman tanah masam ( pH 5,0).<br />

Satuan Lahan 21. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng tengah volkan,<br />

bentuk wilayah agak datar (Iereng 1 - 4%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit.<br />

Penggunaan lahan adalah sawah tadah hujan . Penyebarannya terdapat di<br />

daerah Kutalimbaru . Luasnya 137 ha atau 0.11 % dari luas lokasi . Klasifikasi<br />

tanah pada Satuan Lahan 21 adalah subgrup tanah: Typic Epiaquepts <strong>dan</strong> Typic<br />

Endoaquepts. Tanah Typic Epiaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam<br />

tektur lapisan atas lempung berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong><br />

lempung berpasir , kemasaman tanah sedikit masam (pH 6,0 - 6,5). Tanah Typic<br />

Endoaquepts dra<strong>in</strong>ase sangat terhambat solum dalam, tekstur lapisan atas<br />

lempung berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat berlempung,<br />

kemasasaman tanah agak masam ( pH 5,5 ).<br />

Satuan Lahan 22. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng tengah volkan,<br />

bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25 %), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit<br />

. Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />

Bamdarbaru Sibolangit . Luasnya 1.162 ha atau 0.94% dari luas lokasi .<br />

Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 22 adalah subgrup tanah: Andic<br />

Dystrudepts <strong>dan</strong> humic Dystrudepts . Tanah Andic Dystrudepts solum tanah<br />

dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan<br />

bawah liat berdebu <strong>dan</strong> lempung liat berpasir, memiliki sifat andic bila difirid<br />

dengan tangan tanah seperti menyabun, kemasaman tanah masam ( pH 5,3 ).<br />

1<br />

54


• a.<br />

Tanah Humic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas<br />

lempung liat berpasir , lapisan bawah lempung berpasir <strong>dan</strong> lempung liat berpasir<br />

,pH masam (pH 5,1) .<br />

Satuan Lahan 23. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng tengah volkan,<br />

bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />

Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />

Sugau Sukamulya Hulu <strong>dan</strong> B<strong>in</strong>gkawang . Luasnya 5.032 ha atau 4.07 % dari<br />

luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 23 adalah subgrup tanah: Typic<br />

Dystrudepts <strong>dan</strong> Andic Dystrudepts . Tanah Typic Dystrudepts solum tanah agak<br />

dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas lempung liat berdebu <strong>dan</strong><br />

lapisan bawah lempung berliat <strong>dan</strong> liat, kemasaman tanah masam ( pH 5,0) .<br />

Tanah Andic Dystrudepts solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan<br />

atas lempung liat berdebu <strong>dan</strong> lapisanbawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat<br />

berdebu, memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti menyabun,<br />

kemasaman tanah masam (pH 5,4).<br />

Satuan Lahan 24 Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng tengah volkan,<br />

bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />

Penggunaan lahan adalah kebun campuran. Penyebarannya terdapat di daerah<br />

Pancurbatu . Luasnya 1.079 ha atau 0.87 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />

pada Satuan Lahan 24 adalah subgrup tanah: Typic Dystrudepts <strong>dan</strong> Andie<br />

Dystrudepts . Tanah Typic Dystrudepts solum tanah agak dalam , dra<strong>in</strong>ase baik ,<br />

tekstur tanah lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong> liat <strong>dan</strong> lapisan bawah liat <strong>dan</strong> liat<br />

berdebu, kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Andic Dystrudepts solum<br />

tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir <strong>dan</strong><br />

lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu, memiliki sifat andic bila<br />

difirid dengan tangan tanah seperti menyabun, kemasaman tanah masam ( pH<br />

5,4 )<br />

Satuan Lahan 25. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng tengah volkan,<br />

bentuk wilayah berbukit (lereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan andesit .<br />

Penggunaan lahan adalah hutan. Penyebarannya terdapat di daerah<br />

Sukamakmur sibolangit <strong>dan</strong> Biru - biru . Luasnya 6.509 ha atau 5.26 % dari luas<br />

55


• •<br />

lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 25 adalah subgrup tanah: Typic<br />

Dystrudepts <strong>dan</strong> Andic Dystrudepts . Tanah Typic Dystrudepts solum tanah agak<br />

dalam , dra<strong>in</strong>ase baik , tekstur tanah lapisan atas liat <strong>dan</strong> lempung berliat <strong>dan</strong><br />

lapisan bawah Hat, kemasaman tanah sangat masam ( pH 4,5). Tanah Andic<br />

Dystrudepts -solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas<br />

lempung liat berpasir <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu,<br />

memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti menyabun,<br />

kemasaman tanah masam ( pH 5,4).<br />

Satuan Lahan 26. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng bawah volkan ,<br />

bentuk wilayah bergelombang (Iereng 8 - 15%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit <strong>dan</strong><br />

tuf toba masam. Penggunaan lahan adalah belukar <strong>dan</strong> kebun campuran.<br />

Penyebarannya terdapat di daerah S<strong>in</strong>embah tanjung muda hulu <strong>dan</strong> S<strong>in</strong>embah<br />

tanjung muda hilir . Luasnya 1.004 ha atau 0.81 % dari luas lokasi . Klasifikasi<br />

tanah pada Satuan Lahan 26 adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Humic<br />

Dystrudepts. Tanah Typic Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan<br />

atas liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu, lapisan bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat , pH<br />

masam (pH 5,0) Tanah Humic Dystrudepts dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur<br />

lapisan atas lempung liat berpasir , lapisan bawah lempung berpasir <strong>dan</strong> lemp 9<br />

liat berpasir ,pH masam (pH 5,1) .<br />

Satuan Lahan 27. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng bawah vol an .<br />

bentuk wilayah berbukit kecil (Iereng 15 - 25%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit<br />

Penggunaan lahan adalah kelapa sawit <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />

terdapat di daerah Bandar gugung <strong>dan</strong> Simada- mada . Luasnya 3.577 ha atau<br />

2.89 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 27 adalah subgrup<br />

tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Xanthic Hapludoxs. Tanah Typic Hapludults dra<strong>in</strong>ase<br />

baik, solum dalam, tekstur lapisan atas liat berpasir <strong>dan</strong> liat berdebu, lapisan<br />

bawah liat berdebu <strong>dan</strong> liat ,pH masam (pH 5,0) .Tanah Xanthic Hapludoxs<br />

dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah sangat dalam, tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan<br />

awah lempung liat berpasir; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />

56


·" <br />

Satuan Lahan 28. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pad a landform lereng bawah volkan ,<br />

bentuk wilayah berbukit I (Iereng 15 - 25%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />

Penggunaan lahan adalah kebun campuran <strong>dan</strong> belukar. Penyebarannya<br />

terdapat di daerah 8angunpurba <strong>dan</strong> S<strong>in</strong>embah tanjung muda hilir . Luasnya<br />

15.166 ha atau 3.05% dari luas lokasi . Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 28<br />

adalah subgrup tanah: Typic Hapludults <strong>dan</strong> Oxic Oystrudepts. Tanah Typic<br />

Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas lempung berdebu ,<br />

lapisan bawah liat berdebu ,pH masam (pH 5,0) . Tanah Oxic Oystrudepts<br />

dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas <strong>dan</strong> lapisan bawah lempung liat berpasir,<br />

kemasaman tanah sangat masam ( pH 4,8 - 4,9 ).<br />

Satuan Lahan 29. Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landform lereng bawah volkan ,<br />

bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />

Penggunaan lahan adalah belukar <strong>dan</strong> kebun campuran. Penyebarannya<br />

terdapat di daerah S<strong>in</strong>embah tanjung muda hilir, S<strong>in</strong>embah tanjung muda hulu<br />

<strong>dan</strong> biru -biru . Luasnya 3.766 ha atau 3.05 % dari luas lokasi . Klasifikasi tanah<br />

pada Satuan Lahan 29 adalah subgrup tanah: Andic Oystrudepts, Typic<br />

Hapludults <strong>dan</strong> Lithic Oystrudepts. Tanah Andic Oystrudepts solum tanah dalam,<br />

dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan bawah<br />

liat berpasir , memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan tanah seperti<br />

menyabun, kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Typic Hapludults<br />

dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas lempung berdebu , lapisan<br />

bawah liat berdebu , pH masam (pH 5,0) .Tanah Lithic Oystrudepts dra<strong>in</strong>ase<br />

baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong> lapisan<br />

bawah berbatu; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />

Satuan Lahan 30. . Satuan lahan <strong>in</strong>i terletak pada landfom1 lereng bawah volkan ,<br />

bentuk wilayah berbukit (Iereng 25 - 45%), dari bahan <strong>in</strong>duk batuan dasit.<br />

Penggunaan lahan adalah belukar . Penyebarannya terdapat di daerah ,<br />

S<strong>in</strong>embah tanjung muda hulu . Luasnya 3.921 ha atau 3.17 % dari luas lokasi .<br />

Klasifikasi tanah pada Satuan Lahan 30 adalah subgrup tanah: Andic<br />

Oystrudepts, Typic Hapludults <strong>dan</strong> Lithic Oystrudepts. Tanah Andic Oystrudepts<br />

solum tanah dalam, dra<strong>in</strong>ase baik, tekstur tanah lapisan atas lempung liat berpasir<br />

<strong>dan</strong> lapisan bawah lempung berliat ,memiliki sifat andic bila difirid dengan tangan<br />

57


• •<br />

tanah seperti menyabun, kemasaman tanah masam ( pH 5,0). Tanah Typic<br />

Hapludults dra<strong>in</strong>ase baik, solum dalam, tekstur lapisan atas lempung berdebu,<br />

lapisan bawah liat berdebu ,pH masam (pH 5,0) . Tanah Lithic Dystrudepts<br />

dra<strong>in</strong>ase baik, solum tanah <strong>dan</strong>gkal, tekstur tanah lapisan atas liat berdebu <strong>dan</strong><br />

lapisan bawah berbatu; kemasaman tanah masam ( pH 5,0 ).<br />

58


• •<br />

5.2.3.Kesesuaian Lahan<br />

Padapenelitian <strong>in</strong>i komoditas yang d<strong>in</strong>ilai kelas kesesuaian lahannya<br />

adalah kelompok komoditas tanaman pangan <strong>dan</strong> penghasil biofuel (padi sawah,<br />

padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit, karet,<br />

jarak pagar <strong>dan</strong> kemiri. Untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari hasil<br />

penilaian kelas kesesuaian lahan untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g komoditas, <strong>dan</strong> untuk<br />

penyusunan pewilayahan komoditas, perlu disusun kesesuaian lahan terpilih yang<br />

disusun berdasarkan prioritas.<br />

Dalam penyusunan kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, hanya lahan-Iahan yang<br />

termasuk kelas Sesuai (kelas S) saja yang dipertimbangkan. Kemudian dalam<br />

menentukan kelas kesesuaian lahan terpilih <strong>in</strong>i, prioritas diberikan pada kelompok<br />

tanaman pangan, <strong>dan</strong> prioritas berikutnya diperuntukkan untuk tanaman<br />

perkebunan atau tanaman tahunan. Dengan demikian jika sesuatu lahan<br />

termasuk kelas Sesuai untuk kelompok tanaman pangan, tanaman perkebunan<br />

<strong>dan</strong> atau tanaman tahunan, maka prioritas dalam menentukan kelas kesesuaian<br />

lahan terpilih diberikan untuk tanaman pangan. Tabel 12 menyajikan hasil<br />

penilaian Kelas Kesesuaian Lahan di daerah penelitian.<br />

5.2.4.Pewilayahan Komoditas<br />

Pengembangan kawasan sentra produksi, khususnya untuk komoditas<br />

pertanian membutuhkan keterpaduan dalam perencanaan seh<strong>in</strong>gga efektif<br />

mengarahkan <strong>dan</strong> menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan <strong>dan</strong> acuan bagi<br />

Instansi atau Unit kerja teknis dalam menyusun rencana, dimana salah satu<br />

keterpaduan adalah keterpaduan spasial.<br />

Keterpaduan spasial dimaksudkan agar kawasan sentra produksi mampu<br />

menjadi pedoman yang memadukan ruang berbagai pengembangan komoditas<br />

pertanian pada wilayah tertentu. Dalam keterpaduan ruang tersebut dikaitkan<br />

antara pusat produksi <strong>dan</strong> pusat pengolahan <strong>dan</strong> pemasaran melalui pengadaan<br />

prasarana, atau fasilitas la<strong>in</strong> yang sal<strong>in</strong>g menunjang dalam satu lokasi. Hal yang<br />

pent<strong>in</strong>g dalam memadukan ruang adalah membentuk pewilayahan komoditas,<br />

agar terdapat keseragaman dalam mengelola kawasan-kawasan yang sejenis,<br />

seh<strong>in</strong>gga efektifitas <strong>dan</strong> efisiensi dapat tercapai.<br />

59


- - -- -- - --<br />

- - bel - - - Lahan di- Deli - Serd<br />

- ­ - -0<br />

No<br />

Kelas Kesesuaian Lahan untuk tanaman<br />

SPT Padi sawah Padigogo Jagung Ubikayu Ubi jalar Kedele Kc Tanah KIp Sawit Karet Kemiri Jarak Pagar<br />

Ha<br />

Luas<br />

%<br />

1 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />

2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />

3 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />

4 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />

5 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />

6 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />

7 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />

8 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />

9 S3,t S2 S2 S2 S2 S2 S2<br />

10<br />

11<br />

N<br />

N<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

S3<br />

12 N S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />

13 N S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />

14 N S3 S3 S3 S3 S3 S3<br />

15<br />

16<br />

N<br />

N<br />

S3<br />

N<br />

S3<br />

N<br />

S3<br />

N<br />

S3<br />

N<br />

S3<br />

N<br />

S3<br />

N<br />

17 N N N N N N N<br />

18 N N N N N N N<br />

19 N N N N N N N<br />

20<br />

21<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

N<br />

22 N N N N N N N<br />

23 N N N N N N N<br />

24 N N N N N N N<br />

25 N N N N N N N<br />

26 N N N N N N N<br />

27 N N N N N N N<br />

28 N N N N N N N<br />

29 N N N N N N N<br />

30 N N N N N N N<br />

X3<br />

TOTAL<br />

-<br />

S3 S3 S3 S3<br />

S3 S3 S3 S3<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S2 S2 S2 S2<br />

S3 S3 S3 S3<br />

S3 S3 S3 S3<br />

S3 S3 S3 S3<br />

S3 S3 S3 S3<br />

S3 S3 S3 S3<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

N N N N<br />

l---<br />

3.113<br />

1.112<br />

2.711<br />

2.200<br />

1.304<br />

3.498<br />

8.364<br />

4.619<br />

137<br />

547<br />

3.567<br />

2.050<br />

10.983<br />

63<br />

1.004<br />

323<br />

9.931<br />

1.471<br />

1.162<br />

3.577<br />

482<br />

7.946<br />

5.169<br />

12.659<br />

5.032<br />

1.079<br />

6.509<br />

15.166<br />

3.766<br />

3.921<br />

193<br />

123.658<br />

2,52<br />

0,90<br />

2,19<br />

1,78<br />

1,05<br />

2,83<br />

6,76<br />

3,74<br />

0,11<br />

0,44<br />

2,88<br />

1,66<br />

8,88<br />

0,05<br />

0,81<br />

0,26<br />

8,03<br />

1,19<br />

0,94<br />

2,89<br />

0,39<br />

6,43<br />

4,18<br />

10,24<br />

4,07<br />

0,87<br />

5,26<br />

12,26<br />

3,05<br />

3,17<br />

016<br />

100<br />

Keterangan :<br />

Kelas Kes Lahan :<br />

Sl :: Sangat Sesuai<br />

S2 :: Cukup Sesuai<br />

S3 :: Sesuai Marg<strong>in</strong>al<br />

N :: Tidak Sesuai<br />

Faktor Pembatas :<br />

nr :: Ketersedian hara<br />

eh:: Bahaya erosi<br />

rc:: Media perakaran<br />

oa :: Ketersed oksigen<br />

•<br />

If'


• •<br />

Pewilayahan komoditas adalah suatu kesatuan fungsional kawasan yang<br />

mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditi pertanian tertentu yang potensial<br />

<strong>dan</strong> prosfektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi kawasan-kawasan sentra<br />

produksi <strong>dan</strong> aktifitas la<strong>in</strong> yang berkaitan dengan kegiatan pertanian <strong>dan</strong> budidaya<br />

komoditas unggulan. Pewilayahan komoditas di daerah penelitian seperti telah<br />

dikemukakan dalam bab metodologi, ditentukan atas dasar hasil penilaian<br />

kesesuaian lahannya untuk berbagai komoditas, keadaan lerengl wilayah secara<br />

umum, peta kawasan hutan, serta kondisi penggunaan lahan saat <strong>in</strong>i. Tabel 13<br />

menyajikan pedoman penyusunan Pewilayahan Komoditas atas dasar<br />

penggunaan lahannya.<br />

Sesuai dengan pedoman seperti terlihat pada Tabel 13, lahan yang pada<br />

sa at <strong>in</strong>i penggunaan lahannya sebagai sawah atau tanaman perkebunan (karet,<br />

kelapa sawit, HTI) <strong>dan</strong> jika kelas kesesuaiannya termasuk Sesuai untuk<br />

komoditas yang bersangkutan, maka pewilayahannya tetap diperuntukan untuk<br />

tanaman-tanaman tersebut (padi sawah atau tanaman perkebunan). Se<strong>dan</strong>gkan<br />

lahan-Iahan la<strong>in</strong>nya, dimana penggunaan lahannya sela<strong>in</strong> yang disebutkan<br />

tersebut, maka pewilayahan komoditasnya mengikuti hasil kesesuaian lahan<br />

terpilih.<br />

Tabel 13. Pedoman Pewilayahan Komoditas <strong>dan</strong> Ketersediaan Lahan atas<br />

dasarPenggunaan lahannya<br />

Simbol<br />

Penggunaan lahan<br />

Uraian<br />

Pewilayahan<br />

Komoditas<br />

Ketersediaan<br />

lahan<br />

S<br />

T<br />

Kr<br />

KS<br />

BI<br />

Sawah<br />

Tegalan<br />

Karet<br />

Kelapa Sawit<br />

Belukar<br />

Sawah<br />

X<br />

Karet<br />

Kelapa Sawit<br />

X<br />

Tidak Tersedia<br />

Tidak Tersedia<br />

Tidak Tersedia<br />

Tidak Tersedia<br />

Tersedia<br />

H<br />

Kc<br />

Hutan<br />

Kebun.Campuran<br />

X<br />

Keb. Camp<br />

Tersedia<br />

Tidak Tersedia<br />

. .<br />

Keterangan: X = Pewllayahan menglkutl Kelas Kesesuaian Lahan Terplhh .<br />

Tabel 14 menyajikan hasil pewilayahan komoditas di daerah penelitian.<br />

Dari Tabel 14 terlihat bahwa di daerah penelitian terdapat 8 wilayah kelompok<br />

61


• •<br />

komoditas, yaitu kelompok Padi Sawah (1.371 ha atau % dari luas daerah<br />

penelitian), kelompok Kedelai, Kacang Tanah (5.121 ha atau %), Kelompok Padi<br />

Gogo,Jagung,Ubi Kayu,Ubi Jalar (2.373 ha atau %), Kelompok Kebun Kelapa<br />

Sawit (22.243 ha atau %), Kelompok Kebun Karet (828 ha atau %), Kelompok<br />

Jarak Pagar, Kemiri (359 atau %), Kebun Campuran (17.269 ha atau %), <strong>dan</strong><br />

Wilayah Konservasi atau Hutan (72 .875 ha atau %).<br />

Wi/ayah tanaman Padi Sawah<br />

Untuk kelompok tanaman Padi sawah, wilayah yang cukup luas dijumpai di<br />

Kecamatan Galang 727, Kecamatan Patumbak, yaitu 236 ha, <strong>dan</strong> di Kecamatan<br />

STM Hilir 129 ha. Yang lannya terdapat di Kecamatan Kuta Limbaru 107 ha,<br />

Namorame 78 ha <strong>dan</strong> terahir Kecamata Biru-Biru 38 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah<br />

Untuk kelompok tanaman tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah,<br />

wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamatan Kuta Limbaru, yaitu 1.229 ha,<br />

Kecamatan Namorame 1.018 ha , <strong>dan</strong> STM Hilir 868 ha. Yang la<strong>in</strong>nya di<br />

Kecamatan Biru-Biru 822 ha, Kecamatan Patumbak 604 ha, Kecamatan Pancur<br />

Batu 519 Ha, terkecil penyebarannya yaitu di Kecamatan Galang 6i ha.<br />

Wi/ayah tanaman Tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar<br />

Untuk kelompok tanaman tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi<br />

Jalar, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamaan 1.381 ha, Kecamatan STM<br />

Hilir 364, Kecamatan Pancur Batu 318 ha <strong>dan</strong> di Kecamatan Biru-Biru, yaitu 310<br />

ha.<br />

Wi/ayah tanaman Kelapa Sawit<br />

Untuk kelompok tanaman tanaman Kelapa Sawit, wi/ayah yang cukup luas<br />

dijumpai di Kecamaan Galang 9.818 ha, Kecamatan B Purba 7.192 ha,<br />

Kecamatan STM Hilir, yaitu 3.883 ha, Kecamatan Tanjung Morawa 965 ha, <strong>dan</strong><br />

Kecamatan Kuta Limbaru 203 ha. Se<strong>dan</strong>gkan yang terkeci I di Kecamatan<br />

Patumbak 169 ha <strong>dan</strong> Pancur Batu 11 ha.<br />

62


­<br />

Tabel14. Pewil -- - -h_. _- K.. - - dit _. - Pert - _. di Deli - - Serd - - ~- - - -<br />

IKecamatan<br />

Simbol Uraian B Puma Biru2<br />

Galang<br />

Kt limbaru Namorame Pc Batu Patumbak Sb Langit STM Hilir STM Hulu Tj .Morawa<br />

Ha<br />

TOTAL<br />

PS<br />

PadlSawah 0 38<br />

727<br />

107 78 56 236 0 129 0 0<br />

1.371<br />

•<br />

II'<br />

TP-1<br />

Kedelai, Kacang Tanah 0 822<br />

61<br />

1.229 1.018 519 604 0 868 0 0<br />

5.121<br />

TP-2<br />

P. Gogo. Jagung,U.Kayu,U.Jalar 0 310<br />

0<br />

1.381 0 318 0 0 364 0 0<br />

2.373<br />

TT-1<br />

Kelapa Sawit 7.192 0<br />

9.818<br />

203 2 11 169 0 3.883 0 965<br />

22.243<br />

TT-2<br />

Karet<br />

0 0<br />

828<br />

0 0 0 0 0 0 0 0<br />

828<br />

TT-3<br />

Jarak Pagar. Kemlri 0 0<br />

0<br />

0 0 0 0 288 71 0 0<br />

359<br />

Kc<br />

Kebun Campuran 3.898 1.411<br />

1.075<br />

624 2.737 3.993 230 188 1.820 1.293 0<br />

17.269<br />

KK<br />

Kawasan Konservasi 5.091 6.464<br />

0<br />

10.550 1.685 2.643 0 18.603 14.546 13.293 0<br />

72.875<br />

X<br />

La<strong>in</strong>-la<strong>in</strong> 0 247<br />

100<br />

151 134 76 215 0 103 0 193<br />

1.219<br />

TOTAL<br />

123.658<br />

-


• •<br />

Wi/ayah tanaman Karet<br />

Untuk kelompok tanaman tanaman Karet, wilayah yang cukup luas hanya<br />

dijumpai di Kecamaan Galang 828 ha, di Kecamatan la<strong>in</strong>nya tidak dijumpai dalam<br />

luasan yang nyata.<br />

Wi/ayah tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri<br />

Untuk kelompok tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri, wilayah yang cukup luas<br />

dijumpai di Kecamaan Sibo Langit 288 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan STM Hilir, yaitu 71 ha,<br />

di Kecamatan la<strong>in</strong>nya tidak dijumpai.<br />

5.2.5. Ketersediaan Lahan<br />

Pewilayahan komoditas seperti diuraikan pada bab 5.2.6 dapat dipakai<br />

untuk pedoman bagi para perencana atau pemakai untuk memilih lokasi lahanlahan<br />

yang dapat dikembangkan untuk komoditas yang di<strong>in</strong>g<strong>in</strong>kan. Namun untuk<br />

operasionalnya Pewilayahan Komoditas <strong>in</strong>i harus dihitung Ketersediaan lahannya<br />

untuk mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah komoditas, agar dapat diketahui luasan yang betulbetul<br />

dapat dikembangkan untuk perfuasan areal tanaman yang bersangkutan<br />

(Areal Extensifikasi).<br />

Untuk menghitung ketersediaan lahan pada mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g wilayah<br />

komoditas, maka hasil pewilayahan komoditas dioverlay lagi dengan penggunaan<br />

lahan sa at <strong>in</strong>i. Tabel 13 menyajikan pedoman penyusunan Ketersediaan Lahan<br />

atas dasar penggunaan lahannya.<br />

Berdasarkan Tabel 13 tersebut, maka lahan yang dianggap tersedia untuk<br />

perluasan areal bagi suatu komoditas, jika penggunaan lahan sa at <strong>in</strong>i berupa<br />

hutan (H); belukar (BI), belukarlkaret (BIIKr), semak (Sm), <strong>dan</strong> lahan kosong (Lk).<br />

Tabel 15 menyajikan hasil perhitungan ketersediaan lahan untuk<br />

pengembangan pertanian, yaitu seluas 813 ha ( % dari luas daerah penelitian),<br />

se<strong>dan</strong>gkan sisanya 122.845 ha ( %) tidak tersedia untuk perluasan areal<br />

pertanian. Untuk tanaman Padi Sawah tersedia 132 ha ha ( %), Kedelai <strong>dan</strong> atau<br />

Kacang Tanah 32 ha ( %), Pad; Gogo, Jagung, Ubi Kayu <strong>dan</strong> Ubi jalar 307 ha (<br />

%),Kelapa sawit 58 ha ( %), <strong>dan</strong> Jarak Pagar, Kemiri 284 ha ( %).<br />

64


• •<br />

Wi/ayah tanaman Padi Sawah<br />

Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman Padi sawah, hanya dijumpai<br />

di Kecamatan Galang 119 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan Namorame 13 Ha.<br />

Wi/ayah tanaman Tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah<br />

Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Kedelai <strong>dan</strong> atau<br />

Kacang Tanah, hanya dijumpai di Kecamatan Galang 25 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan<br />

Kuta Limbaru 7 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Tanaman Padi Gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar<br />

Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Padi Gogo, Jagung,<br />

Ubi Kayu, Ubi Jalar, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamatan Kuta<br />

Limbaru 283 ha, yang la<strong>in</strong>nya di Kecamatan Pancur 8atu 24 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Kelapa Sawit<br />

Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Kelapa Sawit,<br />

wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamaan Kta Limbaru 40 ha, Kecamatan<br />

Patumbak 15 ha, <strong>dan</strong> Kecamatan STM Hilir 3 ha.<br />

Wi/ayah tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong> Kemiri<br />

Ketersediaan lahan untuk kelompok tanaman tanaman Jarak Pagar <strong>dan</strong><br />

Kemiri, wilayah yang cukup luas dijumpai di Kecamaan Sibo Langit 213 ha,<br />

se<strong>dan</strong>gkan yang la<strong>in</strong>nya hanya terdapat di Kecamatan STM Hilir, yaitu 71 ha.<br />

65


Tabel15. Ket d' Lah Untuk Pert di Deli Serd<br />

Simbol<br />

PS<br />

Uraian<br />

Lahan Tersedla Untuk :<br />

PadiSawah<br />

IKecamatan<br />

B Puma Biru2 Galang Kt Limbaru Namorame Pc Batu Patumbak Sb Langit STM Hilir STM Hulu Tj.Morawa TOTAL<br />

Ha<br />

0<br />

0<br />

119<br />

0<br />

13<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

132<br />

•<br />

Ii'<br />

TP-1<br />

Kedelai , Kacang Tanah<br />

0<br />

0<br />

25<br />

7<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

32<br />

TP-2<br />

P. Gogo, Jagung,U.Kayu,U.Jalar<br />

0<br />

0<br />

0<br />

283<br />

0<br />

24<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

307<br />

j<br />

TT-1<br />

Kelapa Sawit<br />

0<br />

0<br />

0<br />

40<br />

0<br />

0<br />

15<br />

0<br />

3<br />

0<br />

0<br />

58<br />

I<br />

I<br />

TT-2<br />

Jarak Pagar. Kem<strong>in</strong><br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

0<br />

213<br />

71<br />

0<br />

0<br />

284<br />

Sub Total<br />

813<br />

Lahan Tldak Tersedla<br />

LTT<br />

122.845<br />

TOTAL<br />

123.658


·"<br />

VI.KESIMPULAN DAN SARAN<br />

6.1. Kesimpulan<br />

A.Sumatera Selatan<br />

(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Sumatera Selatan terdiri dari Aluvium,<br />

Tuf Volkanl Dasit <strong>dan</strong> Batuan Sedimen Masam<br />

(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan kebun karet (95.608<br />

ha) <strong>dan</strong> Hutan Tanaman Industri (73.431 ha). Yang la<strong>in</strong>nya adalah Kebun<br />

Kelapa Sawit (17.925 ha)m Belukar (3.886 ha), Kebun Campuran (2.597<br />

ha) <strong>dan</strong> Kebun Campuran campur tegalan (687 ha).<br />

(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Endoaquepts, Dystrudepts,<br />

Pl<strong>in</strong>thudults, Kandiudults, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />

terluas adalah Hapludults.<br />

(4) Daerah penelitian di Muara Enim terbagi atas 7 wilayah komoditas, yaitu<br />

yaitu ke/ompok Padi Sawah (536 ha), Kelompok Pad; Gogo,Jagung,Ubi<br />

Kayu,Ubi Jalar (845 ha ), Kelompok Kebun Kelapa Sawit (15.689),<br />

Ke/ompok Kebun Karet (79.547 ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359<br />

3.624 ha), Hutan Tanaman Industri (73.430 ha), <strong>dan</strong> Wi/ayah Konservasi<br />

atau Hutan (20.528 ha).<br />

(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />

Muara Enim sudah tidak ada, karena /ahannya sudah semuanya dipakai<br />

untuk lahan pertanian.,<br />

B.Sumatra Utara<br />

(1) Bahan <strong>in</strong>duk dearah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terdiri <strong>dan</strong> Aluvium, Dasit<br />

<strong>dan</strong> Andesit.<br />

(2) Penggunaan lahannya sebahagian besar merupakan belukar (9.371 ha),<br />

kebun karet (828 ha), hutan (26.017 ha), Kebun Cmpuran (46.944 ha),<br />

Perkebunan Ke/apa Sawit (25.103 ha), Ke/apa Sawit Rakyat (1.387 ha),<br />

Tegalan (8.087 ha), Sawah (1 .212 ha), <strong>dan</strong> Belukar (3.455 ha).<br />

67


· .. <br />

(3) Tanah yang teridentifikasi sementara adalah Epiaquepts, Endoaquepts,<br />

Dystrudepts, Eutrudepts, Kanhapludults, Halpludults <strong>dan</strong> Hapludox. Yang<br />

terluas adalah Hapludults.<br />

(4) Daerah penelitian di Deli Ser<strong>dan</strong>g terbagi atas 8 wilayah komoditas, yaitu<br />

yaitu kelompok Padi Sawah (1 .371 ha ), kelompok Kedelai, Kacang Tanah<br />

(5.121 ha), Kelompok Padi Gogo,Jagung,Ubi Kayu,Ubi Jalar (2.373 ha),<br />

Kelompok Kebun Kelapa Sawit (22.243 ha), Kelompok Kebun Karet (828<br />

ha), Kelompok Jarak Pagar, Kemiri (359 ha), Kebun Campuran (17.269<br />

ha), <strong>dan</strong> Wilayah Konservasi atau Hutan (72.875 ha).<br />

(5) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian di daerah penelitian<br />

Deli Ser<strong>dan</strong>g, terdapat seluas seluas 813 ha, se<strong>dan</strong>gkan sisanya 122.845<br />

ha tidak tersedia untuk perluasan areal pertanian. Untuk tanaman Padi<br />

Sawah tersedia 132 ha, Kedelai <strong>dan</strong> atau Kacang Tanah 32 ha, Padi<br />

Gogo, Jagung, Ubi Kayu <strong>dan</strong> Ubi jalar 307 ha, Kelapa sawit 58 ha, <strong>dan</strong><br />

Jarak Pagar, Kemiri 284 ha ..<br />

6.2. Saran<br />

Untuk mendapatkan data yang lebih r<strong>in</strong>ei, perlu dilakukan penelitian yang lebih<br />

detil, yaitu pemetaan tanah pada skala peta 1 : 50.000 atau yang lebih besar.<br />

68


• a.<br />

DAFTAR PUSTAKA <br />

Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek <strong>dan</strong> Arah<br />

Pengembangan Komoditas Pertanian: T<strong>in</strong>jauan Aspek Sumberdaya Lahan.<br />

Departemen Pertanian.<br />

Ba<strong>dan</strong> Litbang Pertanian. 2005. Prospek <strong>dan</strong> arahan pengembangan agribisnis:<br />

t<strong>in</strong>jauan aspek kesesuaian lahan. Ba<strong>dan</strong> Litbang Pertanian, Dep. Pertanian.<br />

Barbosa, P.M., M.A. Casterada and J. Herrero. 1996. Performance of Several<br />

Landsat 5 Thematic Mapper Image Classification Methods for Crop Extent<br />

Estimates <strong>in</strong> an Irrigation District. International Journal of Remote Sens<strong>in</strong>g.<br />

Volume 17 Number 18, 18 December 1996, pp:3665-3674.<br />

Balai Penelitian Tanah. 2003. Pedoman pengamatan Tanah di Lapang. Ba<strong>dan</strong><br />

Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Pertanian. Deptan.<br />

Biro Perencanaan Dep. pertanian. 2001. Kebijakan pewilayahan komoditas<br />

pertanian. hal. 11-20. Oalam D. Djaenud<strong>in</strong> et al. (eds) Pros. Sem<strong>in</strong>ar<br />

Nasional Pengelolaan Sumberdaya Lahan <strong>dan</strong> Pupuk. Cisarua Bogor 30-31<br />

Oktober 2001. Puslitbang Tanah <strong>dan</strong> Agroklimat, Bogor.<br />

Burrough, P. 1989. Pr<strong>in</strong>ciple of Geographical Information Systems for Land<br />

Resources Assessment. Clarendon Press, Oxford, UK. 193p.<br />

CSRfFAO. 1983. Reconnaissance land resource surveys at 1: 250.000 scale.<br />

Atlas Format Procedure. AGOFIINSf78/006 Manual 4 Version 1. Centre for<br />

Soil Research, Bogor.<br />

Djaenud<strong>in</strong>, D., Y. Sulaeman, <strong>dan</strong> A. Abdurachman. 2002. Pendekatan<br />

pewilayahan komoditas pertanian menurut pedo-agroklimat di Kawasan<br />

Timur Indonesia. Jumal Litbang Pertanian 21 (1):1-10.<br />

Djaenud<strong>in</strong>, D., Marwan H., Subagyo, H., <strong>dan</strong> A. Hidayat. 2003. Petunjuk teknis<br />

evaluasi lahan untuk komoditas pertanian. Edisi Pertama. Balai Penelitian<br />

Tanah, Puslitbang Tanah <strong>dan</strong> Agroklimat, Bogor. 154p.<br />

FAO. 1996. Agro-ecological zon<strong>in</strong>g guidel<strong>in</strong>es. FAO Soil Bullet<strong>in</strong> No. 73. Rome.<br />

FAO. 2007. Land evaluation, towards a revised framework. Revised edition. Land<br />

and Water Discussion Paper 6, FAO/UN, Rome, Italy.<br />

FAO. 1976. A framework for land evaluation. FAO-UN, Rome, Italy.<br />

Goosen, D. 1967. Aerial photo <strong>in</strong>terpretation <strong>in</strong> soil survey. FAO Soils Bullet<strong>in</strong><br />

NO.6. FAO, Rome.<br />

Lee, K.S., G.B. Lee, and E.J. Tayler. 1988. Thematic mapper and digital elevation<br />

model<strong>in</strong>g of soil characteristics <strong>in</strong> hilly terra<strong>in</strong>. Soil Sci. Soc. Am.J. 52:1104­<br />

1107.<br />

Marsoedi, DS., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, Sarwono H., J. Hof, <strong>dan</strong><br />

E. R. Jor<strong>dan</strong>s. 1997. Pedoman klasifikasi landform. Laporan Teknis no. 5.<br />

Versi 3. LREP II Project, CSAR, Bogor.<br />

69


· .. <br />

Mulder, M.A., and G.F. Epema. 1986. The thematic mapper: a new tool for soil<br />

mapp<strong>in</strong>g <strong>in</strong> arid areas. ITC Journal 1986-1 :24-29.<br />

Mulyani, A., <strong>dan</strong> I. Las. 2008.Potensi sumberdaya lahan <strong>dan</strong> optimalisasi<br />

pengembangan komoditas penghasil bio-energi di Indonesia. Jurnal Litbang<br />

Pertanian 27(1 ):31-41.<br />

Puslitbangtanak. 2000. Atlas sumberdaya tanah eksplorasi Indonesia skala<br />

1 :1.000.000. Ba<strong>dan</strong> Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.<br />

Rossiter, D. and Van Wambeke. 1997. Automated Land Evaluation System<br />

(ALES). User's manual, Version 4.6. Cornell University, Ithaca, New York.<br />

Sofyan Ritung <strong>dan</strong> Achmad Hidayat.2002. Laporan Akhir Penyusunan<br />

Pewilayahan Komoditas <strong>dan</strong> Ketersediaan Lahan Ker<strong>in</strong>g Prop<strong>in</strong>si Sumatera<br />

Barat. Pusat Penelitian <strong>dan</strong> Pengembangan Tanah <strong>dan</strong> Agroklimat. Bogor<br />

Soil Survey Staff. 2006. Keys to soil taxonomy, 9th. Ed. USDA Natural Resources<br />

Conservation Service. Wash<strong>in</strong>gton DC .<br />

Subagjo, H. 1995. Status kemajuan <strong>dan</strong> strategi <strong>in</strong>ventarisasi sumberdaya lahan<br />

di Indonesia. haI.129-152. Pros. Pertemuan Teknis Puslit Tanah <strong>dan</strong><br />

Agroklimat. Cisarua, 10-12 Januari 1995.<br />

Soil Survey Division Staff. 1993. Soil survey manual. USDA Handbook No. 436.<br />

Wash<strong>in</strong>gton, DC<br />

Van Zuidam, R. 1986. Air photo-<strong>in</strong>terpretation for terra<strong>in</strong> analysis and<br />

geomorphologic mapp<strong>in</strong>g. Smits Publ. The Hague, The Netherlands.<br />

Van Wambeke and T. Forbes. 1986. Guidel<strong>in</strong>es for us<strong>in</strong>g soil taxonomy <strong>in</strong> the<br />

name of map unit. SMSS Technical Monograph No.6, Cornell University,<br />

Ithaca, NY.<br />

70


• •<br />

Lampiran 1. Daftar Tim Peneliti<br />

No<br />

Nama lengkap <strong>dan</strong><br />

gelar<br />

Posisi<br />

dalam<br />

Kegiatan<br />

Unit<br />

Kerja<br />

Jabatan<br />

Fungsional<br />

Bi<strong>dan</strong>g<br />

Keahlian<br />

Alokasi<br />

Waktu<br />

(Jam/M<strong>in</strong>ggu)<br />

1<br />

Dr.lr. Achmad Hidayat<br />

MSc<br />

Pen. Jawab<br />

Kegiatan<br />

BBSDLP<br />

Peneliti<br />

Utama<br />

Evaluasi<br />

Lahan<br />

10<br />

2 Ir. Suratman Anggota BBSDLP Peneliti Pem/RS 10<br />

3 Edy Yatno SP. MSc Anggota BBSDLP Peneliti Pem/RS 10<br />

4 Usep Suryana SP Anggota BBSDLP PNK<br />

Evaluasi<br />

Lahan<br />

10<br />

5 Drs Ropik MSi Anggota BBSDLP PNK GIS 10<br />

6 Hapid Hidayat A Md Anggota BBSDLP<br />

7 Arir Syarifud<strong>in</strong> SP Anggota BBSDLP<br />

8 Kusmen Kusnadi Anggota BBSDLP<br />

9 Lia Amalia AM ,d Anggota BBSDLP<br />

10 Dachlan ZE Anggota BBSDLP<br />

11 Yani Nurhayani Anggota BBSDLP<br />

Teknisi<br />

Litkayasa<br />

Teknisi<br />

Litkayasa<br />

Teknisi<br />

Litkayasa<br />

Teknisi<br />

Litkayasa<br />

Teknisi<br />

Litkayasa<br />

Teknisi<br />

Litkayasa<br />

Pemetaan 10<br />

Pemetaan 10<br />

Pemetaan 8<br />

GIS 8<br />

Adm<strong>in</strong>istrasi 8<br />

Adm<strong>in</strong>istrasi 8<br />

12 Tenaga Daerah (2) Pendamp<strong>in</strong>g - - -<br />

13 Pm (2) BBSDLP<br />

Teknisi<br />

Litkayasa<br />

-<br />

71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!